You are on page 1of 2

10 Tata Krama UTAMA Pada Anak

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. : Nabi Muhammad saw pernah bersabda, “setiap
anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (tidak mempersekutukan Allah) tetapi
orangtuanya lah yang menjadikan dia seorang yahudi atau nasrani atau majusi
sebagaimana seekor hewan melahirkan seekor hewan yang sempurna. Apakah kau
melihatnya buntung?” kemudian Abu Hurairah membacakan ayat-ayat suci ini:
(tetaplah atas) fitrah Allah yang menciptakan manusia menurut fitrah itu. (Hukum-
hukum) ciptaan Allah tidak dapat diubah. Itulah agama yang benar. Tapi sebagian
besar manusia tidak mengetahui (QS Ar Rum [30]:30)

Benar kata pepatah like father like son. Karena apapun yang dilakukan orangtua
adalah pelajaran bagi seorang anak. Apa yang dikatakan, apa yang dilakukan, apa
yang diperbincangkan, dan apa yang menjadi perhatian utama orangtua selalu dalam
radar pantauan anak. Dan anak dengan mudahnya menyerap itu semua.

Bagaimana orangtua memperlakukan orang lain selalu dicermati oleh anak. Jangan
berharap anak bisa bicara sopan kepada pembantu dan sopir, jika dalam sehari-hari
orangtua sering membentak atau berkata kasar kepada mereka. Jangan berharap anak
bisa bersikap sopan dan santun kepada orang lain, jika orangtua seringkali
mengucapkan kata-kata kasar atau umpatan pada orang lain. Jangan berharap anak
mau menunggu giliran dan menghargai orang lain jika orangtua tidak pernah memberi
kesempatan anak untuk mengeluarkan pendapat. Jadi, berhati-hatilah dalam mendidik
anak karena anak merupakan titipan Allah SWT dan orangtua telah dipercaya untuk
mengemban amanah mulia ini. menginginkan anak yang memiliki tata karma.

Kapan Mulai Belajar Tata Krama?

Jangan terlambat mulai mengajarkan tata karma pada anak. Semakin dini kita mulai
mengajarkan tata krama pada anak, semakin mengasah keterampilan sosial anak.
Mulailah dari hal-hal kecil yang paling dekat dengan kehidupan dan aktivitas anak.
Jadilah teladan yang baik bagi anak-anak. Contohkanlah hal-hal yang baik dengan
perilaku kita, jika kita

Usia 2,5 tahun merupakan usia yang tepat untuk mengenalkan tata karma pada anak,
karena pada usia tersebut mereka sudah mulai bisa diajak berkomunikasi dua arah
meski masih dalam konteks sederhana, dan mereka juga mengalami peningkatan
dalam memori. Dan pada usia 2,5 tahun anak sangat senang meniru orang dewasa di
lingkungan sekitarnya. Tata karma sebenarnya sudah mulai dapat diajarkan pada usia
sebelumnya. Namun jangan berharap terlalu banyak, karena pada usia tersebut
kemampuan memori anak masih sangat pendek dan mereka masih disibukkan dengan
keterampilan-keterampilan dasar seperti berjalan dan melompat.

10 Dasar Tata Krama Untuk Anak

Tentu ada banyak tatakrama yang harus diajarkan pada anak. Tapi, inilah 10
tatakrama utama yang harus diajarkan pada anak. Menurut Dr. Dave M.D., dan Dr.
Dee Ph.D dalam Advice with Dr. Dave and Dr. Dee, yang dirangkum dalam parents
guide, 10 dasar tata karma yang sebaiknya orangtua tanamkan pada anak sejak dini
adalah:

1.Menunggu giliran bicara dan tidak memotong pembicaraan orang lain. Dengarkan
dengan penuh perhatian saat si kecil bicara dan jangan memotong pembicaraannya.
Ajarkan anak untuk bertanya setelah orang lain selesai berbicara.

2.Memanggil dengan nama yang baik. Memanggil nama bukan sebenarnya, misalnya
‘si pemalu’, ‘si kerempeng’, dan ‘si hitam’, meski hanya untuk bercanda, bisa
menggangu dan menyakiti perasaaan orang lain.

3.Menyapa tamu yang berkunjung ke rumah. Ajarkan sesuai dengan nilai-nilai yang
dianut dalam keluarga Anda tentang bagaimana menyambut tamu, apakah dengan
mengucapkan salam disertai mencium tangan, atau hanya sekedar mengucapkan
salam saja pada tamu yang berkunjung ke rumah.

4. Mengucapkan 4 KATA HORMAT: ‘Silahkan’, ‘Tolong’, ‘Maaf’, dan ‘Terima


kasih’ sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan pada orang lain. ‘Silahkan’
diucapkan untuk memberi kesempatan pada orang lain dengan sopan, sedangkan kata
‘Tolong’ diucapkan saat kita membutuhkan pertolongan orang lain. ‘Terimakasih’
diucapkan saat kita menerima bentuk apapun bantuan dari orang lain. Selanjutnya,
jika orang lain berterimakasih pada kita, biasakan mengucap ‘Terima kasih kembali’.
Sementara kata ‘Maaf’ diucapkan saat melakukan kesalahan pada orang lain.

5.Bertanggung jawab untuk selalu bersih. Di manapun kita berada, di rumah sendiri,
di rumah orang lain, atau dimanapun, harus selalu bertanggung jawab membersihkan
semua barang yang dipakai setelah aktivitas. Memulainya dalam keadaan bersih,
maka setelah selesai pun harus bersih.

6.Sportif. Dalam permainan menang kalah pasti ada, seperti halnya ketika bermain
bola, kartu, suit-suitan. Ajari anak untuk tetap bersikap rendah hati dan tidak pamer
saat menang, dan tidak marah atau ngambek saat kalah.

7.Menanggapi pendapat orang dengan besar hati. Jika seseorang memuji, ajarkan anak
untuk mengucapkan terimakasih dan tidak besar kepala. Demikian juga sebaliknya,
kritikan dari orang lain tidak ditanggapi dengan penuh kesedihan tapi dengan besar
hati.

8.Membukakan pintu untuk orang lain. Bantuan kecil seperti itu mempunyai arti yang
mendalam bagi orang lain, terutama bagi orang-orang yang sudah lanjut usia dan
orang sakit. Ajarkan juga pada anak untuk mengucap terimakasih jika ada orang lain
yang melakukan hal tersebut pada kita.

9.Etika keluar-masuk. Sebelum memasuki ruangan, gedung, atau lift, ajarkan anak
untuk membiarkan orang-orang dalam ruangan untuk keluar terlebih dahulu. Baru
kemudian kita masuk.

10.Menghargai perbedaan. Tunjukkan pada anak bahwa di luar keluarga kita terdapat
bermacam-macam perbedaan seperti KESUKAAN, hobi dan lain sebagainya. Ajarkan
anak untuk menghargai berbagai perbedaan tersebut.

Pelajaran tata karma adalah pelajaran seumur hidup, karena tata karma adalah satu hal
yang selalu harus kita miliki dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada kata sulit kalau
kita mau berusaha.

You might also like