Professional Documents
Culture Documents
6
BANJARMASIN GAYA
2.1. Pendahuluan
Dalam materi ini akan dibahas sifat dan pengaruh bermacam-macam
gaya yang bekerja pada suatu mekanisme.
Gaya didefinisikan sebagai aksi suatu benda terhadap benda lainnya,
baik aksi dari luar (eksternal) maupun dari dalam (internal).
2.2. Prasyarat
Meteri gaya ini diperuntukkan bagi mahasiswa(i) teknik mesin yang
telah mengikuti materi pengantar.
2.4. Gaya
Gaya didefinisikan sebagai aksi suatu benda terhadap benda lainnya.
Gaya merupakan besaran vektor, karena akibat yang ditimbulkannya
bergantung pada arahnya.
θ
θ
P
Tarikan kabel P
Aksi dari suatu tarikan kabel pada penggantung sebesar P, akibat yang
ditimbulkannya tergantung pada besarnya P, sudut θ dan lokasi titik kerja
A.
Perubahan salah satu dari tiga spesifikasi di atas, akan mengubah akibat
yang terjadi pada penggantung. Jadi spesifikasi lengkap dari aksi suatu gaya
harus mencantumkan besar, arah dan titik kerjanya, yang dalam hal ini
diperlakukan sebagai suatu vektor tetap.
Aksi sebuah gaya pada suatu benda dapat digolongkan ke dalam dua
pengaruh yakni pengaruh luar (eksternal) dan pengaruh dari dalam (internal).
Untuk penggantung pada gambar 2.1. pengaruh luar dari P terhadap
penggantung adalah reaksi atau gaya yang dikenakan pada penggantung
oleh tumpuan dan baut yang diakibatkan oleh aksi gaya P. Internal force
pada suatu benda ada dua macam, yakni gaya terapan dan gaya reaktif.
Pengaruh dalam P terhadap penggantung adalah tegangan dan regangan
dalam yang dihasilkan, yang tersebar ke seluruh bahan penggantung.
Hubungan antara gaya dalam dan regangan meliputi sifat-sifat bahan dari
Jika gaya-gaya bersifat konkuren yang artinya jika mereka bekerja pada titik
yang sama, maka resultannya adalah jumlah vektor. Karenanya resultan R
beberapa gaya konkuren F1, F2, F3, … adalah :
R = F1 + F2 + F3 + … = Σ Fi
Jika gaya-gaya itu sebidang, katakanlah dalam bidang XY, kita dapatkan
R = uxRx + uyRy
Dengan :
Rx = Σ Fix Ry = Σ Fiy
F1
Gambar 2.3. Metode Jajaran Genjang
Jika kedua gaya yang konkuren tersebut terletak pada bidang yang sama
tetapi bekerja pada dua titik yang berbeda, dengan prinsip transmisibilitas
jumlah vektor R pada titik temu A. Resultan R ini dapat menggantikan F1 dan
F2 tanpa mengubah pengaruh luar pada benda yang dikenai aksi tersebut.
F2
R
F1
Gambar 2.4. Prinsip Transmisibilitas
Hukum segitiga juga dapat dipakai untuk memperoleh R, tetapi kita harus
memindahkan garis kerja gaya salah satu dari gaya-gaya tersebut.
R
F2
F1
Gambar 2.5. Hukum Segitiga
Untuk gaya-gaya yang lebih dari dua, kita dapat menggunakan Poligon.
F2 F3
F1 F4
R
Gambar 2.6. Metode Poligon
Dengan menggunakan metode poligon , besar dan arah untuk resultan gaya
kita dapatkan dengan benar, namun tempat (titik tangkap) dari resultan gaya
tersebut tidak tepat. Untuk hal tersebut kita dapat menggunakan metode
garis bantu.
1 F1 F3 1
F2 2 F1
4 F2
3 R 3
2 4 F3
R
Gambar 2.7. Metode Garis Bantu
Fy
θ
Fx i x
Gambar 2.8. Penguraian vektor gaya
dimana Fx dan Fy adalah komponen-komponen vector dari F. Selanjutnya
setiap dua komponen vektor dapat ditulis sebagai suatu skalar dikalikan
vektor satuan yang sesuai. Jadi, dalam vektor-vektor satuan i dan j dapat
dituliskan :
F = Fxi + Fyj
dimana vektor-skalar Fx dan Fy merupakan komponen-komponen skalar x
dan y.
Untuk gambar 2.8., komponen-komponen vektor x dan y adalah positif dan
dihubungkan dengan besar dan arah F dengan :
Fx = F cos α F = √ (Fx2 + Fy2)
Fy = F sin α tan θ = Fy/Fx
Persamaan di atas bukan merupakan cara yang baik untuk menggantikan
pemahaman vektor jajaran genjang dan untuk proyeksi yang benar dari
sebuah vektor pada sumbu acuannya. Sketsa yang tergambar rapi selalu
dapat membantu menjelaskan geometrinya dan menghindari kesalahan.
Penyelesaian Grafis
Jajaran genjang untuk penjumlahan vektor gaya-gaya T dan P dibuat
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar di bawah ini.
Skala yang dipakai disesuaikan.
Perhatikan bahwa sudut α harus
ditentukan terlebih dahulu sebelum
membuat jajaran genjang. Dari gambar
yang diberikan :
BD 6 Sin 60 0
tan α = = = 0,866 ⋅ ⋅ ⋅ ⋅maka α = 40,9 0
AD 3 + 6Cos 60
o
Penyelesaian Geometrik
Segitiga untuk penjumlahan vektor T dan P ditunjukkan dalam gambar
dibawah ini.
Sudut α dihitung seperti di atas. Hukum cosinus
memberikan :
R2 = 6002 + 8002 – 2(600)(800)Cos40,90
= 274300
R = 524 N
Dari hukum sinus, kita dapat menentukan sudut
θ yang menunjukkan kemiringan R. Jadi :
600 525
= ⋅ ⋅ ⋅→ Sin θ = 0,750 ⋅ ⋅ ⋅→ θ = 48,6 0
Sin θ Sin 40 ,9 0
Penyelesaian Aljabar
Dengan menggunakan sistem koordinat x-y pada gambar yang
diberikan, kita dapat menuliskan :
Rx = ∑Fx = 800 – 600cos40,90 = 346 N
Ry = ∑Fy = - 600sin40,90 = -393 N
Besar dan arah gaya resultan R seperti yang ditunjukkan dalam
gambar adalah :
R = R x2 + R y2 = 346 2 + ( −393 ) 2 = 252 N
Ry 393
θ = tan −1 = tan −1 = 48,6 0
Rx 346
2.8. Kesimpulan
Gaya didefinisikan sebagai aksi suatu benda terhadap benda lainnya.
Gaya merupakan besaran vektor, karena akibat yang ditimbulkannya
bergantung pada arahnya.
Aksi sebuah gaya pada suatu benda dapat digolongkan ke dalam dua
pengaruh yakni pengaruh luar (eksternal) dan pengaruh dari dalam (internal).
Untuk penyelesaian persoalan yang berhubungan dengan gaya, ada
berbagaimacam metode yang dapat diterapkan baik menggunakan
matematis maupun secara grafis, atau gabungan kedua-duanya.
2.9. Soal-Soal
1. Komponen y dari gaya F yang dikenakan seseorang pada gagang
kunci Inggris adalah 350 N. Tentukan komponen x dan besar F.
4. Tentukan resultan R dari dua buah gaya yang ditunjukkan dengan (a)
menerapkan kaidah jajaran genjang untuk penjumlahan vektor dan (b)
menjumlahkan komponen skalarnya.