Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sesuatu pendirian atau keyakinan. Oleh karena itu, di dalam tindakan sosial
bahasa maka segala jenis kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh” (Keraf,
1993:1).
gagasan dan maksud dengan perkataan lain, manfaat yang paling besar dari
Semakin terampil seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas pula jalan
pikirannya. Semua itu dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan berlatih.
(Tarigan, 1986:1).
banyak orang yang tidak menyadari dan beranggapan bahwa kelengkapan alat
bicara sudah cukup menjamin seseorang melakukan tindak tutur yang baik.
lain yang memungkinkan orang lain dapat mengerti apa yang diucapkan dan
mau berbuat seperti apa yang dinginkan oleh pembicara. Demikian halnya
ini tidak mudah dicapai tanpa adanya suatu proses melalui praktik dan latihan.
3
praktik dan banyak latihan” (Tarigan, 1986:1). Tanpa adanya latihan dan
orang, tetapi juga karena penulis sering mendengar keluhan di sekolah bahwa
bentuk monolog maupun dialog. Hal ini dapat dilihat pada siswa yang biasanya
tulisan dibandingkan dengan secara lisan. Sering terjadi siswa yang memunyai
nilai bagus dalam menjawab soal-soal secara tertulis tetapi kurang aktif dalam
berbicara di kelas.
4
SMP Negeri 2 Balocci dan selain itu pertimbangan biaya dan kemudahan
akomodasi. Selain itu pula, di tempat tersebut belum ada yang mengangkat
masalah tersebut.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
yang dihadapi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Balocci dalam pembelajaran
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoretis
5
bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Balocci Kabupaten Pangkep,
maka diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi guru dalam memilih dan
berbicara.
b. Manfaat praktis
ini harapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi pihak yang akan
meneliti hal-hal yang relevan. Dan menjadi bahan masukan yang positif
sebagai salah satu bentuk pemecahan masalah yang muncul dalam kegiatan
Bahasa Indonesia.
BAB II
6
A. Tinjauan pustaka
1. Pengertian berbicara
bersikap serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia
berbicara berasal dari kata “bercakap”, kemudian menjadi bicara yang berarti
6
7
lisan kepada orang lain. Menurut Tarigan (1986: 15) berbicara merupakan
dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting dalam kontrol sosial.
secara lisan. Oleh karena itu, retorika pada hakikatnya senantiasa berkaitan
melalui latihan, orang tidak mungkin dapat berbicara dengan benar bila ia tidak
diinginkan.
2. Keterampilan berbicara
gagasan, maksud sering menggunakan bahasa lisan atau dalam bentuk ucapan
perkataan lain.
dinyatakan.
memiliki empat unsur pokok, yaitu rasional yang baik, etika dan nilai moral,
3. Tujuan berbicara
perorangan.
umumn, yaitu :
1. Memberitahukan, melaporkan.
10
2. Menjamu, menghibur.
melaporkan dan menjamu begitu pula mungkin bila sekaligus menghibur dan
bersama.
lingkungannnya segera.
auditory apparatus).
11
yang nyata dan apa yan diterima sebagai dalil. Brook (dalam
pikiran (a thought).
mata.
empat keterampilan utama yang merupakan ciri pribadi yang dewasa (a nature
personality), yaitu :
1. Keterampilan sosial.
2. Keterampilan simantik.
3. Keterampilan fonetik.
3. Apabila mengatakannya.
2. Menguasai materi.
3. Memahami pendengar.
4. Memahami situasi.
8. Menguasai pendengar.
1. Menentukan maksud.
4. Mengumpulkan bahan.
mengemukakan enam langkah yang harus dilalui dan dikuasai ole seseorang
1. Memilih topik.
5. Mengujicobakan.
6. Menyajikan.
15
6. Jenis-jenis berbicara
a. Situasi
situasi, dan lingkungan tertentu. Menurut Logan, dkk. (dalam Tarigan, 1986:
1. Tukar pengalaman.
2. Percakapan.
3. Menyampaikan berita.
4. Menyampaikan pengumuman.
1. Ceramah.
3. Interview.
5. Bercerita.
16
b. Tujuan
yaitu :
1. Berbicara menghibur.
2. Berbicara mengimformasikan.
3. Berbicara menstimulasi.
5. Berbicara mengerakkan.
c. Metode penyampaian
pembicaraanya, yaitu :
d. Jumlah penyimak
yaitu:
1. Berbicara antarpribadi.
17
e. Peristiwa khusus
khusus berbicara atau pidato dapat digolongkan atas enam jenis, yaitu:
1. Pidato presentasi.
2. Pidato penyampaian.
3. Pidato perpisahan.
4. Pidato perjamuan.
5. Pidato perkenalan.
6. Pidato nominasi.
dapat ditinjau sebagai suatu seni dan juga sebagai suatu ilmu. Jika berbicara itu
dipandang sebagai suatu ilmu, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain :
4. Diftong-diftong,
5. Konsonan-konsonan,
6. Bunyi-bunyi bahasa,
7. Pantologi ujaran.
berbicara.
perluya penggunaan ekspresi yang jelas dan efektif bagi komunikasi yang
19
pembicara.
mulai berbicara.
pendengar.
20
harus diucapkan secara tepat dan jelas. Kalimat efektif dan pilihan
belit tetapi langsung pada sasaran (Arsjad & Mukti, 1998 : 31-32).
dan kegairahan serta kejelasan dalam berbicara. Dalam hal ini, ada beberapa
21
faktor yang harus diperhatikan oleh pembicara, yaitu kebahasaan dan faktor
nonkebahasaan.
c. Pilihan kata (diksi). Pilihan kata hendaknya tepat jelas dan bervariasi.
a. Pola komunikator
prose belajar.
komunikas restoris.
b. Pola resipiens
2. Struktur pesan.
23
dengan logis.
diigat
3. Pesan. Semakin besar kesan atau pengaruh emosi yang kuat terhadap
perkembangan kepribadian seseorang, baik itu dari faktor fisik maupun faktor
kejiwaan (phsikis), baik itu diruang formal maupun non formal (lingkungan
berbicara, yaitu :
1) Malu kepada teman, dengan alasan bahwa teman lebih pintar, teman
oleh guru.
b. Rasa takut
1. Takut salah,
tidak menguasai tema, takut membuat kesalahan, takut mendapat kritik, takut
c. Kurang percaya diri, karena ada perasaan gugup, bimbang, dan kaku dalam
157-158).
bahasa pertama/ bahasa ibu dan dialek daerah. Semua ini kadang-kadang
Selain itu, kelengkapan buku menjadi masalah bagi seorang guru dalam
untuk kelas lain. Dari keadaan tersebut di atas dapat menghambat kelancaran
Kata kurikulum berasal dari bahasa latin currikulum yang berarti ’jalur
b. Penguasaan metode
menerapkan berbagai metode, agar siswa terlatih dan mahir dalam berbicara.
Adapun kriteria penilaian terhadap siswa terbagi ke dalam dua aspek linguistik
yaitu bagaiman siswa dalam berbicara, apakah siswa tersebut bersifat tentang,
cara-cara mengajar dan teknik penyajian materi yang harus dikuasai. Hal
kepada siswa di dalam kelas baik secara individual maupun secara kelompok,
mudah diserap, dipahami, dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Makin
baik metode mengajar yang diterapkan, makin efektif pula pencapaian dan
tujuan pembelajaran.
c. Penguasaan pendekatan
siswa.
1. Fasilitator,
2. Komunikator
3. Organisator
4. Penasihat
5. Manajer
d. Perencanaan pembelajaran
SMP Negeri 2 Baloci Kabupaten Pangkep pada semester genap tahun pelajaran
30
sekolah.
1. Sudut pandang
2. Kejelasan konsep
4. Menarik minat
5. Menumbuhkan motivasi
8. Memantapkan nilai-nilai
Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu dari dua kegiatan yang
searah. Rumusan kegiatan belajar mengajar dapat berupa uraian singkat yang
g. Penilaian
dan ujian akhir. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran
dalam satuan bahasan atau kompetensi tertentu. Ulangan ini terdiri ata
seperangkat soal yang harus dijawab oleh para peserta didik dan tugas-tugas
terstruktur yag berkaitan dengan konsep yang sering dibahas. Ulangan minimal
dilakukan tiga kali dalam setiap semester. Ulangan harian ini terutama
32
berbicara.
B. Kerangka pikir
33
untuk mampu dan terampil dalam berbicara dengan baik secara monolog
maupun dialog dihadapan umum atau di depan banyak orang, secara formal.
baik yang dihadapi oleh siswa maupun oleh guru dalam pembelajaran
Kurikulum SMPN 2 Balocci
keterampilan berbicara.
Kabupaten Pangkep
Masalah yang dihadapi oleh siswa dalam pembelajaran keterampilan
Bahasa dan Sastra Indonesia
berbicara ini, secara garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi dua faktor
yakni: faktor internal dan eksternal. Kedua faktor inilah yang selanjutnya
Keterampilan Berbahasa
diidentifikasi dan dianalisis secara rinci untuk mendapatkan gambaran tentang
Sebagai konsep dasar atau kerangka pikir dalam penelitian ini adalah:
Faktor Faktor
Internal Eksternal
Siswa Siswa
Analisis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
35
B. Desain Penelitian
C. Definisi Variabel
yaitu: Masalah atau kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran baik
dengan baik.
1. Populasi 35
gejala yang terjadi (Ali, 1985: 54). Dalam penelitian ini, yang dijadikan
populasi adalah keseluruhan sebanyak 91 siswa dan satu orang guru mata
36
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, untuk lebih jelas dapat dilihat pada
tabel berikut:
No Kelas Jumlah
1 VIIIII A 31 orang
2 VIIIII B 30 orang
3 VIIIII C 30 orang
Jumlah 91 orang
2. Sampel
dari 100 orang, lebih baik diambil semua. Sehingga penelitiannya adalah
penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah sujeknya di atas 100 orang dapat
diambil antara 10%-15% atau 20%-25%. Karena populasi kurang dari 100,
sampel. Selain siswa, guru juga dijadikan sampel karena teknik pengumpulan
berbicara.
2. Wawancara
dengan guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia, untuk memperoleh data
3. Angket
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Balocci Kabupaten Pangkep. Angket ini
dipergunakan untuk penelitian. Data yang diperoleh dari angket siswa dibahas
melalui teknik identifikasi respons dari sampel. Begitu pula data yang
BAB IV
Data dalam penelitian ini dianalisis sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan pada bab terdahulu. Adapun data yang dianalisis adalah data hasil
39
wawancara dengan guru bidang studi bahasa dan sastra Indonesia dan data
Kabupaten Pangkep.
39
efektif, guru harus lebih meningkatkan cara mengajarnya dengan
perhatian siswa.
ini, maka guru tidak dapat mengetahui tercapai tidaknya tujuan yang
dengan keadaan pada saat itu. Berikuti ini hasil wawancara peneliti dengan
guru bidang studi bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 2 Balocci
Kabupaten Pangkep.
41
mata pelajaran bahasa Indonesia, siswa kurang memiliki buku paket sehingga
Indonesia, selain itu juga tingkat kekerapan siswa dalam membaca buku di
materinya.
Indonesia kelas VIII setiap minggunya. Menurut guru bidang studi, waktu ini
1) Malu kepada teman, dengan alasan bahwa teman belajar lebih pintar,
mengalami gangguan psikis seperti gugup, tidak jelas jika berbicara atau
2. Takut ditertawakan
c. Kurang rasa percara diri, karena ada perasaan gugup, bimbang dan kaku
Masalah lebih banyak bersumber dari diri siswa, yaitu hal-hal yang
berkaitan dengan faktor psikis siswa, walaupun faktor eksternal ada, namun
berbicar bila hal itu dibandingkan dengan faktor eksternal. Faktor dalam diri
terutama dalam kegiatan berbicara adalah adanya perasaan kurang percara diri,
eksternal yaitu, dipengaruhi oleh dialek daerah atau bahasa Ibu dan keadaan
faktor tersebut menjadi masalah bagi siswa. Dngan adanya masalah yang
dihadapi siswa dalam kegiatan berbicara, maka sasaran yang ingin dicapai
pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek berbicara, yaitu siswa mampu dan
dihadapi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Balocci Kabupaten Pangkep dalam
berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar, informasi tentang priblematik
44
Pangkep ini dapat diketahui melalui pertanyaan dan informasi siswa. Data
tentang pertanyaan dan informasi siswa tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Indonesia
bahasa Indonesia, dan 0% responden yang sama sekali tidak menyenangi mata
bahwa 1,10% responden yang sangat tertarik , 11% responden yang tertarik
Indonesia, dan 2,20% responden yang sangat tidak tertarik materi pelajaran
yang tertarik materi pelajaran bahasa Indonesia daripada materi pelajaran yang
lain.
bahasa Indonesia.
bahasa Indonesia pada siswa kela VIII SMP Negeri 2 Baloci Kabupaten
47
1,09% yang menyatakan sangat mudah dan tidak seorang pun yang
perpustakaan
ragu-ragu, 26,37% responden menyatakan tidak setuju, dan tak seorang pun
kehidupan sehari-hari
ragu, 14,29% reponden yang menyatakan bahwa tidak setujuh, dan 4,40%
sekolah
dan 7,69% siswa menyatakan bahwa sangat tidak sering menggunakan bahasa
malu.
setuju kalau faktor malu adalah salah satu penyebab kurang aktifnya dalam
berbicara, 20,88% siswa yang menyatakan ragu-ragu kalau faktor malu adalah
tidak setuju jika malu dianggap sebagai penyebab kurang aktifnya dalam
berbicara, dan 25,27% siswa menyatakan sangat tidak setuju kalau malu
Tabel 11. Persepsi Siswa tentang Faktor Penyebab Kurang Aktifnya Siswa
dalam Kegiatan Keterampilan Berbicara karena Takut
No Informasi Siswa Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Setujuh 1 1,10
2 Setujuh 22 24,18
3 Ragu-Ragu 15 16,48
4 Tidak Setujuh 46 50,55
5 Sangat Tidak Setujuh 7 7,69
Jumlah 91 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2010
yang menyatakan sangat setujuh bahwa faktor penyebab kurang aktifnya siswa
53
dalam berbicara adalah rasa takut, 24,18% responden yang menyatakan setuju,
menyatakan tidak setuju, dan 7,69% responden yang menyatakan sangat tidak
setuju jika faktor penyebab kurang aktifnya siswa dalam berbicara adalah rasa
takut.
kurang aktif dalam kegiatan keterampilan berbicara adalah faktor rasa takut
11) Faktor penyebab siswa kurang aktif dalam kegiatan keterampilan berbicara
Tabel 12. Faktor Penyebab Siswa Kurang Aktif dalam Berbicara karena
Kurang Pengalaman
setuju, dan 6,59%% responden menyatakan sangat tidak setuju jika faktor
pengalaman
probelmatik yang dihadapi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Baloci, Kabupaten
12) Faktor utama lain yang mempengaruhi siswa kurang aktif dalam kegiatan
kurang percaya diri. Terlihat dari tabel di atas, responden mengaku percaya diri
sebanyak 50,55%.
menyatakan kurang menarik, dan tidak seorang pun menyatakan tidak menarik
berbicara karena tidak memiliki buku paket, 1,10% menyatakan sangat setuju,
4,40%.
tidak menarik.
B. Pembahasan
pada bagian ini akan dibahas tentang problematik yang dihadapi siswa pada
bahasa Indonesia.
problematik atau masalah yang dihadapi siswa khususnya siswa kelas VIII
atau bahasa pertama. Hal ini disebabkan kerana pengaruh lingkungan, yaitu
karena adanya rasa malu, rasa takut, dan rasa kurang percara diri. Ketiga hasl
tersebut muncul karena siswa kurang dilatih dalam berbicara di depan umum,
metode yang digunakan guru sifatnya masih monoton, dan kurang motivasi
dan bakat yang tertanam dalam diri siswa. Oleh karena itu untuk mengatasi
kelas, dengan jalan banyak memberikan latihan dan praktik guru sebaliknya
menerapkan berbagai macam metode, agar siswa terlatih dan mahir dalam
berbicara.
berbicara adalah adanya faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal
59
yaitu faktor yang berasal dari luar siswa. Misalnya siswa kurang dilatih dalam
monoton. Faktor internal siswa yaitu, kurangnya motivasi dan bakat dalam diri
siswa.
BAB V
A. Simpulan
takut dan malu pada saat berbicara di depan kelas, adanya perasaan kurang
bimbang, dan kaku setiap mereka berbicara di depan kelas, tingkat kekerapan
mendukung.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
M
64
N
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
(daftar pertanyaan untuk guru)
5. Apakah dalam berbicara siswa masih dipengaruhi oleh dialek daerah atau bahasa
pertama?
6. Apakah dalm berbicara siswa mempunyai nada berbicara yang menyenangkan?
7. Apakah siswa kurang aktif dalam berbicara karena takut dan malu ditertawai?
8. Kendala-kendala apa sajakah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran
keterampilan berbicara?
Lampiran 2
ANGKET66
SISWA
Petunjuk I
Angket ini bertujuan untuk mengumpulkna data tentang kesulitan (problematik) yang
Anda hadapi serta hal yang dianggap mempuengaruhi kesulitan Anda dalam
berbicara. Untuk itulah, Anda diharapkan memberi jawabn yang sejujurnya sehingga
penelitian diperoleh secara seobjektif mungkin.
Petunjuk II
1. Tulislah Nama, NIS, dan kelas Anda.
2. Angket ini bukan ujian bagi Anda, melainkan untuk kepentingan peneliti.
66
3. Pilihlah jawaban yang tepat sesuai dengan keadaan Anda dengan memberi tanda
checklist (√).
4. Anda tidak perlu bekerjasama dalam mengisinya.
5. lingkarilah salah satu jawaban yang menurut Anda benar.
6. Jika ada yang kurang jelas tanyakan kepada peneliti.
Nama :
NIS :
Kelas :
3. Materi apakah yang paling Anda senangi dari pelajaran Bahasa Indonesia?
67
Menulis
Membaca
Berbicara
Menyimak
4. Bagaimana tanggapan Anda tentang materi berbicara di sekolah?
Sulit
Sangat Sulit
Mudah
Sangat Mudah
5. Apakah dalam berbicara Anda sering mengikutkan dialek daerah?
Sering
Sangat Sering
Jarang
67
Tidak Pernah
6. Hampir Seluruh anggota keluarga saya menggunakan bahasa Indonesia dalam
berkomunikasi sehari-hari:
Sangat setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju
7. Saya lebih sering menggunakan bahasa Daerah daripada Bahasa Indonesia dalam
berkomunikasi di luar lingkungan sekolah:
Sangat setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju
8. Saya kurang aktif dalam kegiatan keterampilan berbicara (bertanya, menjawab,
menggunakan pendapat, dan diskusi) karena saya merasa malu
Sangat setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju
12. Bagaimana tanggapan Anda terhadap guru yang mengajarkan keterampilan
berbicara di sekolah ?
Sangat menarik
Menarik
Kurang menarik
Tidak menarik
13. Apakah Anda sering membaca buku tentang keterampilan berbicara di
perpustakaan ?
Sangat sering Jarang
Sering Tidak pernah
14. Dalam kegiatan diskusi di kelas Anda seringkali melibatkan diri secara langsung
setiap pembicaraan?
Sering
Sangat sering Tidak pernah
Jarang
15. Saya kurang aktif dalam kegiatan keterampilan berbicara karena saya tidak
memiliki buku paket:
Sangat setuju Tidak Setuju
Setuju Sangat tidak setuj
Ragu-ragu
68