You are on page 1of 25

ASUHAN PADA AN ”B” USIA 9 BULAN DENGAN IMUNISASI

CAMPAK DI PUSKESMAS WONOSARI KABUPATEN


MALANG

TANGGAL 20 JANUARI 2009

Asuhan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek klinik


Kebidanan II Semester V

Oleh :

AKADEMI KENDEDES MALANG

2009
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta
Hidayahnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan “Asuhan Kebidanan pada
An. “B” usia 9 bulan dengan imunisasi campak di puskesmas Wonosari Malang”.
Penulis sadar bahwa penulisan asuhan Kebidanan ini tidak mungkin dapat
terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka
penulimengucapkan terimakasih kepada :
1. dr. Yulia Rachmawati selaku Kepala Puskesmas Wonosari.
2. Munasri,Amd.keb selaku Pembimbing Klinik Puskesmas Wonosari.
3. dr. Mulyohadi Sungkono, SpOG (K) selaku Pembina Yayasan Kendedes Malang
4. drg. Suharwati selaku Ketua Yayasan Kendedes MAlang
5. Indah Maulidiyah,SST;M. Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Kendedes
Malang
6. Irene bayu.S,Amd.keb;SKM selaku Pembimbing Akademi Kebidanan
Kendedes Malang
7. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril maupun marteriil

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah asuhan kebidanan ini masih


banyak kekurangan. Untuk itu mohon masukan serta saran yang membangun demi
perbaikan penulisan berikutnya dan semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Amin.

Malang, Januari 2009

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang
sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang (http://www.dkk-bpp.com-
sysinfokes kota Balikpapan).
Anak-anak adalah usia yang paling rentang karena dengan mudah
dapat terjangkit suatu penyakit, karena itu perlu diberikan perlingdungan sejak
dini. Salah satunya adalah dengan diberikan imunisasi agar anak tersebut dapat
terhindar dari suatu penyakit seperti Polio, Hepatitis, Campak, TBC dan lain-
lain.
Lebih dari 1,5 juta anak meninggal setiap tahun karena penyakit yang
sebenarnya sudah ada vaksinnya. Penyebabnya antara lain karena orang tua
lalai terhadap kewajibannya membawa anak ke dokter atau petygas kesehatan
untuk memberi imunisasi pada anaknya.
Dengan di buat asuhan kebidanan pada Bayi dengan imunisasi BCG ini
merupakan salah satu upaya dalam pemberian imunisasi pada bayi, karena
dengan adanya asuhan kebidanan ini diharapkan mandapatkan imunisasi yang
tepat n sesuia waktunya.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa dapat membuat asuhan kebidanan yang benar pada bayi yang
diberikan imunisasi
1.2.2 Tujuan khusus
a. Mengumpulkan data dan malakukan pengkajian
b. Menegakkan diagnosa dan masalah
c. Mengembangkan rencana tindakan
d. Melaksanakan Implementasi
e. Melakukan Evaluasi
1.3 Metode Penulisan
a. Studi kepustakaan dan prektek lapangan
b. Tehnik pengumpulan data
• Wawancara
• Observasi
• Pemeriksaan fisik
c. Sumber data
• Primer ( auto anamnesa )
- Subyektif
- Objektif
• Sekunder

1.4 Sistematika Penulisan


BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, Tujuan, Metode penulisan dan Sistematika
penulisan
BAB II : TINJAUAN TEORI
Berisi tentang konsep imunisasi, imunisasi Campak, tujuan
imunisasi Campak dan Tinjauan Manajemen Kebidanan Varney.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Berisi tentang Pengkajian, Identifikasi masalah dan diagnosa,
Identifikasi masalah potensial, Identifikasi kebutuhan segera,
Intervensi, Implementasi, Evaluasi.
BAB IV : PEMBAHASAN
Membahas ada tidaknya kesenjangan antara teori dan fakta
dilapangan.
BAB V : PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP IMUNISASI


2.1.1 Definisi
Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten, jadi
imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara
memasukkan vaksin kedalam tubuh ( Suryanah, 1996 ; 88 ).
Iminisasi adalah suatu pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu
penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan
terhadap penyakit yang sedang mewabah (http://www.dkk-bpp.com-sysinfokes
kota Balikpapan).
2.1.2 Macam-macam kekebalan atau imunisasi dalam tubuh
a. Kekebalan aktif
Kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh. Tubuh menolak suatu penyakit
tertentu dimana prosesnya lambat tapi dapat bertahan lama(A.H Markum,
1997).
b. Kekebalan pasif
Kekebalan yang tidak dibuat sendiri, tapi kekebalan tersebut diperolah dari
zat peniolah antibodi, sehingga proses mendapatkan anribodi berlangsung
cepat(A.H Markum, 1997).
2.1.3 Vaksin
Vaksin adalah kuman atau racun yang dimasukkan kedalam tubuh bayi atau
anak yang disebut antigen(Suryana.1996:88 ).
Vaksin adalah suatu produk biologis yang terbuat dari kuman atau racun
(toxoid) yang telah dilemahkan atau dimatikan (UNICEF.2005:9).
2.2 Tujuan Imunisasi
2.2.1 Tujuan Umum
• Untuk mencegah terjadinya infeksi tertentu
• Apabila telah terjadi penyakit tidak akan terlalu menimbulkan
cacat atau kematian
(A.H Markum, 1997)
2.2.2 Tujuan Khusus
• Pemberian vaksi BCG untuk menbuat kekebalan aktif terhadap
penyakit tuberkolosis
• Tujuan pemberian vaksin DPT untuk memberikan kekebalan
aktif terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus
• Tujuan pemberian vaksin polio untuk mencegah mielitis
anterior acuta
• Kekebalan aktif terhadap penyakit campak
• Vaksin hepatitis untuk membuat kekebalan pada penyakit
hepatitis
(A.H Markum, 1997)
2.2.3 Sasaran
• Bayi umur 0 – 11 bulan
• Bayi umur 12 – 60 bulan
(A.H Markum, 1997)

2.3 Imunisasi Campak


2.3.1 Vaksin Campak merupakan vaksin virus hidup yang
dilemahkan. Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000
infective unit virus strain CAM 70 dan tidak lebih dari 100 mcg residu
kanamycin dan 30 mcg residu erythromycin. (Vademecum Bio Farma
Januari 2002).
2.3.2 Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
2.3.3 Syarat pemberian vaksin
• Pada bayi dan anak yang sehat
• Vaksin harus baik harus disimpan dalam lemari es
dan belum lewat masa berlakunya
• Pemberian vaksin dengan tehnik yang tepat
• Mengetahui jadwal vaksinasi dengan melihat umur
dan jenis imunisasi yang telah diterima
• Meneliti jenis vaksin yang telah diterima
• Memperhatikan dosis yang akan diberikan
(UNICEF, 2005).
2.3.4 Dosis dan cara pemberian
a. Sebelum di suntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus di
larutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml
cairan pelarut.
b. Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan
kiri atas, pada usia 9-11 bulan.
(UNICEF, 2005).
2.3.5 Kontraindikasi pemberian vaksin BCG
Individu yang mengidap penyakit immune deficiency atau
individu yang di duga menderita gangguan respon imun karena
leukimia, lymphoma.(Depkes RI, 2005 : 9).
2.3.6 Efek samping
Hingga 15 % pasien dapat mengalami demam ringan dan
kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah
vaksinasi.

2.2 KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN VARNEY


Adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab
dalam pelayanan pada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam
bidang kesehatan selama masa hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB.
I. PENGKAJIAN
Dilakukan dengan mengumpulkan semua data baik data subyektif
maupun data obyektif disertai hari/tanggal dan jam pada saat dilakukan
pengkajian, tanggal masuk rumah sakit, jam masuk rumah sakit, nomor
register.
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
a. Data Anak
Nama anak : Nama anak untuk mengenal, memanggil, dan
menghindari terjadinya kekeliruan
(Christina, 1993: 41).
Umur : Berguna untuk mengantisipasi diagnosa
masalah kesehatan dan tindakan yang
dilakukan (Modul Pelatihan Fungsional
Bidan di Desa, Depkes RI: 10).
Jenis kelamin : Untuk mencocokkan identitas kelamin sesuai
nama anak, serta menghindari kekeliruan
bila terjadi kesamaan nama anak dengan
pasien yang lain.
Anak ke : Untuk mengetahui paritas dari orang tua.
b. Biodata Orang Tua
Nama : Untuk mengenal/memanggil klien, serta
sebagai penanggung jawab terhadap anak.
Umur : Untuk mengetahui umur dari ibu serta
suami.
Agama : Perlu dicatat, karena hal ini sangat
berpengaruh di dalam kehidupan termasuk
kesehatan, dan akan mudah dalam mengatasi
masalah kesehatan pasien (Modul Pelatihan
Fungsional Bidan di Desa, Depkes RI: 10).
Suku : Untuk mengetahui dari suku mana ibu dan
suami berasal dan menentukan cara
pendekatan serta pemberian asuhan kepada
anak.
Pendidikan : Tingkat pendidikan sangat besar
pengaruhnya di dalam tindakan asuhan
kebidanan selain itu anak akan lebih terjamin
pada orang tua pasien (anak) yang tingkat
pendidikannya tinggi (Modul Pelatihan
Fungsional Bidan di Desa, Depkes RI: 10).
Pekerjaan : Jenis pekerjaan dapat menunjukkan tingkat
keadaan ekonomi keluarga dan juga dapat
mempengaruhi kesehatan (Modul Pelatihan
Fungsional Bidan di Desa, Depkes RI: 10).
Penghasilan : Mengetahui taraf hidup ekonomi dan
berkaitan dengan status gizi pada anak.
Alamat : Dicatat untuk mempermudah hubungan bila
keadaan mendesak dan dapat memberi
petunjuk keadaan tempat tinggal pasien
(Modul Pelatihan Fungsional Bidan di
Desa, Depkes RI: 10).
2. Keluhan Utama
Diisi sesuai dengan apa yang dikeluhkan ibu tentang keadaan
bayinya pada kasus asfiksia yang sering menjadi keluhan adalah
bayi tidak bernafas spontan atau bayi lahir tidak yang sehat atau
sakit.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui kondisi bayinya apakah dalam keadaan yang
sehat atau sakit.
4. Riwayat Perinatal dan Neonatal
Bayi lahir di bidan dengan normal, langsung menangis, air
ketuban jernih, warna kilit merah.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama :
- Anggota keluarga yang mempunayi penyakit tertentu
terutama penyakit menular seperti TBC, hepatitis dll.
- Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing
manis, kelainan pembekuan darah, jiwa, asma dll.
- Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan
kemungkinan hamil kembar adalah factor ras, keturunan,
umur wanita, dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang
pernah melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus
diwaspadai karena hal ini bisa menurun pada ibu (Manuaba,
2000: 265).
6. Riwayat Prenatal, Natal, Postnatal dan Neonatal
a. Prenatal
Untuk mengetahui kondisi Ibu selama hamil, adakah
komplikasi/tidak, periksa kehamilan dimana dan berapa kali,
serta mandapatkan apa saja dari petugas kesehatan selama
hamil.

b. Natal
Untuk mengetahui cara persalinan, ditolong oleh siapa,
apakah ada penyulit/tidak selama melahirkan seperti
perdarahan.
c. Post Natal
Untuk mengetahui berapa lama Ibu mengalami masa nifas
serta adakah komplikasi atau tidak. Baik berhubungan dengan
ibu maupun bayi.
d. Neonatal
Untuk mengetahui apakah bayi minum ASI atau PASI,
berapa berat badan lahir, panjang badan lahir, apakah saat
lahir bayi langsung menangis/tidak, serta adakah cacat/ tidak.
7. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi
Kebiasaan minum anak berapa cc sekali minum dalam sehari
dapat diketahui dari status gizi anak tersebut.

b. Eliminasi
BAB : Pada pasien asfiksia dapat terjadi infeksi bila
kebersihan kurang dijaga.
BAK : Pada pasien asfiksia dapat terjadi hipotermi jika
pada bayi yang lingkungannya basah atau lembab.
c. Istirahat
Berapa jam anak tersebut tidur.
d. Personal Hygiene
Pada pasien asfiksia personal hygiene tergantung pada
keadaan umumnya, terutama jika keadaan umumnya lemah.
e. Aktivitas
Untuk mengetahui aktivitas anak.
8. Riwayat Psikososial
Untuk mengetahui respon orang tua dan lingkungan maupun
sebaliknya terhadap kelahiran bayi.
9. Riwayat Budaya
Untuk mengetahui kebiasaan ibu/keluarga berobat jika sakit, serta
dapat dijadikan dasar dalam memberikan informasi yang
disampaikan dapat sesuai dengan adat yang dianut ibu.
10. Sosial
Untuk mengetahui kebiasaan anak dalam kepercayaan yang
dianut oleh keluarganya, adakah kebiasaan orang tua yang
dianggap kurang baik menurut kesehatan.
11. Riwayat Spiritual
Untuk mengetahui kebiasaan ibu dan keluarga dalam beribadah,
untuk memudahkan petugas kesehatan dalam pendekatan
terapeutik.

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum bayi lemah, tidak menangis atau tangisan
lemah, tonus otot lemas dan terkulai pada kasus asfiksia
tetapi pada riwayat asfiksia hal tersebut sudah tidak terjadi.
b. Kesadaran pada umunya menurun tetapi pada riwayat
asfiksia hal tersebut sudah tidak terjadi.
c. Denyut jantung tidak ada atau perlahan (kurang dari 100
kali/menit atau lebih dari 60 kali/menit) tetapi pada riwayat
asfiksia hal tersebut sudah tidak terjadi.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
- Kepala : Simetris, tidak ada benjolan abnormal,
tidak ada caput sucsedaneum maupun
cephal hematum, rambut hitam menyebar
merata.
- Wajah : Simetris, kebiruan, tidak oedema.
- Mata : Simetris, sklera tidak kuning, konjungtiva
merah muda.
- Hidung : Simetris, tidak ada polip, ada pernafasan
cuping hidung, terpasang slang O2.
- Mulut : Simetris, agak kebiruan, tidak ada
labioschisis, tidak ada labiopalatoschisis.
- Telinga : Simetris, tidak ada serumen.
- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
pembesaran limphe.
- Dada : Simetris, terlihat refraksi dada, puting
susu menonjol.
- Perut : Tali pusat masih basah dan terbungkus kasa
betadin.
- Punggung : Simetris, tidak ada spina bifida.
- Ekstremitas
Atas : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun
syndaktil, pergerakan lemah, warna agak
kebiruan, terlihat keringat dingin tangan
kiri terpasang infus dextrosa 10%.
Bawah : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun
syndaktil, pergerakan lemah, warna agak
kebiruan, terlihat keringat.
- Integumen : Bersih, turgor cukup baik, pembuluh darah
tampak dan kulit transparan.
- Genetalia : Bersih, testis sudah turun ke scrotum uretra
berlubang.
- Anus : Bersih, tidak terdapat atresia ani dan tidak
ada atresia rekti.
b. Palpasi
- Kepala : Tidak teraba benjolan abnormal.
- Leher : Tidak terabapembesaran kelenjar tyroid,
tidak teraba pembesaran kelenjar limfe,
dan tidak teraba pembesaran vena
jugularis.
- Perut : Tidak teraba benjolan abnormal, tidak
terdapat pembesaran hepar.
- Ekstremitas :
Atas : Tidak teraba adanya retensi air (tidak
edema).
Bawah : Tidak teraba adanya retensi air (tidak
edema).
- Integumen : Bersih, turgor cukup baik, pembuluh darah
tampak dan kulit transparan.
c. Auskultasi
- Dada : Terdengar detak jantung 140 x/menit, tidak
ada wheezing, terdengar bunyi ronchi.
d. Perkusi
- Abdomen : Kembung
3. Pemeriksaan lain
a. Reflek
- Rooting : positif
- Morro : positif
- Menghisap dan menelan tidak terkaji karena bayi puasa
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH
DX : An.”.....” umur ....... dengan imunisasi Campak
DS : Suami ibu mengatakan sudah di imunisasi.....
DO : Data diperoleh dari hasil pemeriksaan
Masalah : Dampak yang ditimbulkan dari pemberian imunisasi Campak

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Masalah potensial yang mungkin terjadi dari pemberian imunisasi Campak

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


-

V. INTERVENSI
DX : An.”...” umur ..... dengan Imunisasi Campak.
Tujuan :
Kriteria Hasil :
Masalah :
VI. IMPLEMENTASI
Dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat.
VII. EVALUASI
Dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan dan keberhasilan
dari asuhan yang telah diberikan dengan mengacu pada kriteria hasil.
BAB III
TINJAUAN KASUS

Hari/Tanggal Pengkajian : Selasa, 20 Januari 2009


Jam : 10.00 WIB

I. PENGKAJIAN

A. Data Subyektif
1. Biodata
a.Bayi
Nama anak : An ”K”
Usia : 9 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Anak ke : I
b. Orang Tua
Nama ibu : Ny.”L” Nama ayah : Tn.”E”
Umur : 22 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjan : Swasta
Penghasilan : - Penghasilan : ± Rp.1.000.000/bln
Alamat : Bumi Rejo Alamat : Bumi Rejo
2. Alasan datang ke puskesmas
Ibu mengatakan bayinya berumur 9 bulan dan waktunya mendapatkan
imunisasi Campak
3. Keluhan Utama
Pada saat pengkajian ibu mengatakan bayi tidak ada keluhan
4. Riwayat Kesehatan Sekarang.
Ibu mengatakan bayinya saat ini tidak sedang menderita penyakit
kuning, batuk dan pilek
5. Riwayat Kesehatan Keluarga.
Suami ibu mengatakan dari pihak ibu maupun suami tidak ada yang
menderita penyakit menular seperti penyakit kuning, penyakit TBC dan
penyakit tyroid serta dalam keluarga tidak ada yang mebderuta penyakit
menurun seperti darah tinggi, kencing manis, asma dan tdak ada yang
menderita penyakit kronis, serta tidak ada riwayat kembar.
6. Riwayat Kehamialn, Persalinan dan Nifas
a. Kehamilan
- Trimester I : Ibu mengatakan waktu hamil muda setiap bulan
periksa ke bidan mendapatkan multivitamin, ibu
mual dan kadang sampai muntah.
- Trimester II : Ibu mengatakan bahwa periksa ke bidan setiap
bulan dan mendapat suntik TT 1x pada usia
kehamilan 5 bulan, ibu mendapat multivitamin,
dan tablet tambah darah.
- Trimester III : Ibu mengatakan satu minggu yang lalu periksa
ke bidan dan mendapatkan multivitamin, satu
minggu kemudian merasa kenceng-kenceng,
suami membawa ibu ke bidan.
b. Persalinan
Ibu mengatakan pada tanggal 24 April 2008, jam : 05.00 WIB,
melahirkan secara normal di bidan. Berat badan 3000 gram, panjang
badan 50 cm, ari-ari lahir normal dan perdarahan tidak banyak
c. Nifas
Ibu mengatakan masa nifas berjalan normal, tidak ada keluhan,
perdarahan tidak ada. Ibu menyusui bayinya dengan baik.
7. Kebiasaan sehari-hari
Nutrisi
Setiap hari makan 3x sehari dengan komposisi nasi tim, sayur dan lauk-
pauk porsi 9 sendok makan peres. Minum susu formula 3 gelas sehari.
Eliminasi
BAB 1x sehari konsistensi lembek, warna kuning.
BAK 5-6x sehari warna jernih kekuningan
Istirahat
Anak tidur siang ± 2-3 jam, tidur malam ± 8-9 jam mulai pukul 20.00
wib – 06.00 wib.

Aktifitas
Anak suka bermain dengan teman sebayanya dan kadang bermain sendiri
di rumah.
Personal hygiene
Mandi 2x/hari ganti baju setiap hari dan setiap kali basah atau kotor.
Rekreasi
Anak kadang diajak ke tempat bermain oleh keluarganya.
8. Riwayat Psikososial dan Budaya
a. Riwayat Psikologis : Anak tidak rewel
b. Sosial : Anak tinggal serumah dengan orang tuanya,
hubungan keluarga harmonis
c. Budaya : Ibu mengatakan keluarga tidak percaya
tahayul, kebiasaan berobat jika sakit ke
petugas kesehatan, ibu juga tidak pernah
minum jamu.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- BB : 9,7 Kg TB : 61 cm
- Tanda-tanda vital :
RR : 36x/menit, reguler
Nadi : 100 x/menit, reguler
Suhu : 36 °C
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
- Kepala : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, rambut
hitam menyebar merata.
- Wajah : Simetris, tidak pucat, dan tidak kuning
- Mata : Simetris, sklera tidak kuning, konjungtiva tidak
anemis
- Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada pernafasan
cuping hidung
- Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada labioschisis, tidak
ada labiopalatoschisis, lidah bersih
- Telinga : Simetris, tidak ada serumen.
.- Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
pembesaran limfe.
- Dada : Simetris, gerak nafas teratur.
- Perut : tidak ada benjolan abnormal.
- Ekstremitas
Atas : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun
syndaktil
Bawah : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun
syndaktil
Reflek : +/+
- Integumen : Bersih, turgor baik
- Genetalia : Bersih, testis sudah turun ke scrotum
- Anus : Bersih, tidak terdapat atresia ani dan tidak ada
atresia rekti.
b. Palpasi
- Kepala : Tidak teraba benjolan abnormal.
- Leher : Tidak terabapembesaran kelenjar tyroid, tidak
teraba pembesaran kelenjar limfe, dan tidak teraba
pembesaran vena jugularis.
- Perut : Tidak teraba benjolan abnormal, tidak terana
pembesaran hepar.

- Ekstremitas :
Atas : Tidak teraba adanya retensi air (tidak edema).
Bawah : Tidak teraba adanya retensi air (tidak edema).
- Integumen : Bersih, turgor baik
c. Auskultasi
- Dada : COR : Nadi teratur 100x / menit
- Perut : Terdengar bising usus ± 12x / menit

d. Perkusi
- Abdomen : Tidak kembung

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH


DX : An.”B” umur 9 bulan dengan imunisasi Campak
DS : Ibu mengatakan anaknya berumur 9 bulan dan sudah waktunya diberi
imunisasi Campak
DO : - Ada KMS anak
- Umur anak 9 bulan
- BB anak 9,7 Kg
- TB anak 61 cm
- Jadwal imunisasi pada KMS

ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


-

V. INTERVENSI
Dx : An.”B” umur 9 bulan dengan imunisasi Campak
Tujuan : Anak mendapatkan kekebalan terhadap penyakit campak
Kriteria Hasil : Setelah mendapatkan imunisasi campak, bayi tidak terserang
penyakit campak
Intervensi
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga
R/ Ibu dapat lebih kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan
2. Lakukan penimbangan BB anak dan catat dalam KMS
R/ Memantau kenaikan BB anak
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
R/ Mengurangi jumlah bakteri dan membersihkan 80 % serta menghindari
terjadinya infeksi
4. Siapkan spuit 1 cc dan vaksin yang akan digunakan
R/ Memperlancar proses pemberian imunisasi
5. Larutkan vaksin kering dengan pelarutnya
R/ Untuk melarutkan vaksin campak dengan pelarutnya dan mempermudah
dalam penganbilan vaksin
6. Lakukan pengambilan vaksin dengan spuit sebanyak 0,5 ml
R/ Dosis yang digunakan harus tepat sesuai dengan dosis yang ditentukan
7. Atur posisi bayi dengan digendong atau ditidurkan, minta anggota keluarga
untuk memegangi bayinya
R/ Mempermudah proses penyuntikan
8. Bersihkan lokasi yang akan disuntik pada lengan kiri atas dengan kapas yang
telah dibasahi dengan air panas
R/ Untuk menghindari kerusakan vaksin
9. Lakukan penyuntikan secara subkutan pada lengan atas
R/ Tempat penyuntikan dan cara harus tepat
10. Buang spuit pada sampah medis
R/ Menghindari penyebaran kuman
11. Cuci tangan dibawah air mengalir sesudah tindakan
R/ Membunuh kuman 80 % dan menhindari penyebaran infeksi
12. Beritahu ibu bahwa bekas suntikan akan timbul bengkak dan mungkin
nantinya akan bernanah, hal ini wajar dan tidak perlu diberi apa-apa
R/ Menghindari kemungkinan terjadinya infeksi
13. Catat dalam KMS dan tentukan kunjungan imunisasi berikutnya
R/ Imunisasi dapat diberikan sesuai jadwal

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 20 Januari 2009
Jam : 10.15 WIB
Dx : An.”B” umur 9 bulan dengan imunisasi Campak
Implementasi :
1. Menjelaskan pada ibu bahwa anaknya akan diberikan imunisasi
campak
2. Menimbang BB yaitu dengan hasil 9700 gram dan mencatatnya dalam
KMS
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah dengan melakukan tindakan
bayi.
4. Mempersiapkan alat-alat dan vaksin
• 1 ampul vaksin kering
• Pelarut ( Nacl 0,9 % )
• Gergaji ampul
• Semprit 1cc
• Kapas alkohol
• Spuit 5 cc untuk mengoplos vaksin
5. Melarutkan vaksin dengan pelarutnya
6. Melakukan pengambilan vaksin sebanyak 0.5 cc
7. Mengatur posisi bayi yaitu posisi bayi ditidurkan dengan posisi miring
kiri
8. Melakukan disinfeksi dengan kapas alkohol.
9. Menyuntikan vaksin campak secara subkutan dan usahakan sedikit
mungkin melukai kulit, pertahankan jarum sejajar lengan atas bayi dan
masukan kedalam kulit, kemudian masukan vaksin seluruhnya dan cabut
jarum
10. Membuang sampah ketempat sampah medis
11. Mencuci tangan dengan sabun dan cuci dibawah air mengalir
12. Memberitahu ibu agar lokasi penyuntikan tidak ditekan
13. Menganjurkan ibu untuk control bila terjadi keluhan
14. Mencatat ke dalam KMS tanggal di berikan imunisasi campak dan
memberitahu ibu bahwa imunisasi ini adalah yang terakhir serta
menganjurkan ibu agar tetap rutin pergi ke posyandu menimbang BB anak
untuk mendeteksi pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

VII. EVALUASI
Tanggal : 20 Januari 2009
Jam : 10.45 WIB
Dx : An.”B” umur 9 bulan dengan imunisasi Campak
S : Ibu mengatakan bahwa anaknya sudah mendapatkan imunisi Campak
O : - Tampak ada luka bekas suntikan pada lengan kiri atas anak
- Sudah tercatat dalam KMS
A : By.”B” umur 9 bulan dengan imunisasi Campak
P : - Memberitahu ibu untuk tidak mengusap-usap bekas luka suntikan
- Memberitahu ibu bahwa ini adalah imunisasi yang terakhir, dan
selalu rutin datang ke posyandu untuk menimbang BB anaknya.
- Menganjurkan ibu untuk kontrol bila terdapat keluhan

BAB IV
PEMBAHASAN

Imuinisasi adalah suatu pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit


dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang
sedang mewabah. (http://www.dkk-bpp.com-sysinfokes kota Balikpapan)
Disini penulis menyimpulkan bahwa imunisasi sangat menentukan
keberhasilan dalam mengurangi angka kesakitan dan kematian pada bayi. Hal ini juga
tidak lepas dari peran serta keluarga dalam keikutsertaanya aktif menbawa bayinya
dan memberikan imunisasi kapada bayinya sesuia jadwal ke petugas kesehatan
Vaksin Campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Setiap dosis
(0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 infective unit virus strain CAM 70 dan
tidak lebih dari 100 mcg residu kanamycin dan 30 mcg residu erythromycin.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada Asuhan Kebidanan pada By. “B”
Umur 9 bulan dengan Imunisasi Campak, penulis menyimpulkan :
a. Pada pengkajian data baik data subyektif dan obyektif, asuhan yang
diberikan sudah komprehansif untuk menegakkan diagnosa.
b. Pada identifikasi masalah / diagnosa, asuhan yang diberikan sudah sesuai
dan dapat menegakkan diagnosa
c. Pada identifikasi masalah potensial, dalam kasus ini tidak ditemukan
adanya masalah potensial.
d. Pada identifikasi kebutuhan segera, tidak dilakukan secara
komprehensif pada kasus ini tidak memerlukan kebutuhan segera yang harus
dilakukan jika terjadi masalah potensial.
e. Pada intervensi / perencanaan, asuhan yang diberikan sudah sesuai
dan menyeluruh sesuai teori dan prakteknya.
f. Pada Implementasi / penatalaksanaan asuhan sudah dilakukan, sesuai
dengan dengan intervensi yang telah dibuat . Asuhan dilakukan sesuai
dengan keadaan pasien.
g. Pada evaluasi asuhan yang diberikan sudah sesuai dan komprehensif.
h. Pada pendokumentasian sudah dilakukan sesuai data yang sudah didapat
dari asuhan yang diberikan.
5.2 Saran
a. Mahasiswa
Mahasiswa harus meningkatkan pengetahuannya dan keterampilannya agar
dapat melakukan atau memberikan konseling kepada klien dan mampu
memberikan pelayanan khususnya imunisasi sesuai dengan kebutuhan
klien

b. Pasien
Bagi bayi supaya memeriksakan imunisasi secara dini dan teratur agar
petugas kesehatan ( bidan atau dokter ) agar dapat mendeteksi adanya
komplikasi atau masalah dalam imunisasi.
c. Tenaga Kesehatan
Sebagai tenaga kesehatan khususnya bidan hendaknya memiliki pola fikir
manajemen asuhan kebidanan varney dalam menyelesaikan masalah
kebidanan dan senantiasa mengembangkan mutu pelayanan sesuai kemajuan
iptek, serta dapat memberikan pelayanan yang komprehensif walaupun dalam
waktu yang mungkin sangat singkat .
DAFTAR PUSTAKA

Darmowandono, Widodo. 1999. Imunisasi . Laboratorium UNAIR : Surabaya.


Direktorat Jendral PP. 2005. Pedoman Teknik Imunisasi Puskesmas. Depkes RI :
Jakarta.
Suryanah. 1996. Keperawatan Anak. Jakarta : EGC

You might also like