Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan
hidayahNya lah saya dapat menyelesaikan makalah Pengantar Ilmu Pertanian yang berjudul
“Budidaya Tanaman Kopi”, ini.
Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini.
Saya berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi rekan-rekan mahasiswa serta
pihak-pihak yang berkepentingan.
Untuk kesempurnaan makalah yang akan datang, kiranya saran dan pendapat yang
konstruktif dari pembaca amat saya harapkan.
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
Sudah beberapa abad lamanya, kopi menjadi bahan perdagangan, karena kopi dapat
diolah menjadi minuman yang lezat rasanya. Dengan kata lain kopi adalah sebagai penyegar
badan dan pikiran. Karena kopi menjadi bahan perdagangan, maka dalam menyukseskan
pelita ini, perkebunan kopi mendapat kepercayaan dan tugas berat dari pemerintah untuk
menghasilkan kopi sebagai bahan ekspor.
Tanaman kopi sebenarnya bukan tanaman asli Indonesia, melainkan jenis tanaman
yang berasal dari Afrika. Tanaman kopi dibawa ke Indonesia, khususnya Jawa pada tahun
1696. Di Jawa, tanaman kopi mendapat perhatian lebih pada tahun 1699 , karena kopi dapat
berkembang dengan baik. Setelah diketahui bahwa tanaman kopi ini hasilnya terus meningkat
maka perluasan tanaman terus ditingkatkan, terutama di pulau Jawa. Selanjutnya tanaman itu
lebih dipaksakan lagi dengan adanya “Culturstelsel”, mulai saat iru banyak pengusaha kopi
yang memperluas usahanya dalam lapangan perkebunan kopi.
Awalnya penanaman kopi perkebunan ini banyak terdapat di Jawa Tengah, yakni
daerah Semarang, Sala, dan Kedu, dan di Jawa Timur terutama di daerah Basuki dan Malang.
Hingga meluas ke daerah Sumatera seperti Lampung, Palembang, Padang dan sebagainya.
Namun saat produksi kopi melimpah, perkebunan kopi Indonesia terserang penyakit
kopi yang dikenal dengan “Hemileia Vastatrix”. Makalah ini akan memuat semua hal tentang
kopi, dari cara pembiakan secara generatif hingga pembiakan secara vegetatif.
BAB II
PEMBAHASAN
IKLIM
Faktor iklim besar sekali pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi. Faktor iklim
mencangkup :
a. Daerah penyebaran, tinggi tempat, suhu
Kopi adalah suatu jenis tanaman yang terdapat di daerah tropis dan subtropis yang
membentang di sekitar garis equator, dan dapat hidup pada dataran rendah sampai
dataran tinggi.
b. Curah hujan dalam satu tahun
Pengaruh curah hujan terhadap tanaman kopi, yang penting bukanlah banyaknya,
melainkan pemerataan atau pembagian curah hujan tersebut dalam masa satu tahun.
Batas minimal dalam satu tahun sekitar 1.000-2.000 mm, sedang yang optimal sekitar
1.750-2.500 mm. di Indonesia curah hujan mencapai 2.500-3.500 mm.
Curah hujan yang melampaui batas juga baik, akan tetapi bila letak daerah itu semakin
tinggi, biasanya musim keringnya amat pendek. Padahal musim kering yang agak
panjang juga sangat diperlukan untuk memperoleh produksi yang tinggi. Tanaman
kopi memerlukan musim kering maksimal 1½ bulan sebelum masa berbunga lebat.
c. Angin
Pohon kopi tidak tahan terhadap goncangan angin kencang, terlebih di musim
kemarau. Karena angin itu akan mempertinggi penguapan, angin juga dapat
mematahkan dan merebahkan pohon pelindung yang tinggi, sehingga merusak
tanaman dibawahnya. Untuk mengurangi kerasnya goncangan angin, ditepi-tepi
perkebunan dapat ditanami pohon penahan angin.
d. Pengaruh iklim terhadap produksi tanaman.
Iklim besar sekali pengaruhnya terhadap produktivitas tanaman kopi. Pengaruh iklim
mulai tampak sejak cabang-cabang primer menjelang berbunga, sampai dengan
berlangsungnya penyerbukan, pertumbuhan buah muda sampai buah menjadi tua dan
masak. Menjelang musim kemarau pada umumnya cuaca mulai terang, udara tidak
berawan. Karena hujan sudah mulai berkurang, berarti penyinaran matahari akan lebih
banyak, maka suhu akan meningkat pula. Cabang-cabang primer (plagiotrop) yang
sudah dewasa mulai mempersiapkan pertumbuhan bunga. Banyak atau lamanya
penyinaran merupakan stimulan bagi besar kecilnya persiapan pembungaan. Oleh
karena itu semakin banyak penyinaran, maka persiapan pembentukan bunga akan
semakin cepat. Sebaliknya bila penyinaran berkurang, persiapan menjadi lambat dan
jumlah persiapan bunga juga rendah.
2. Daun
Kopi mempunyai bentuk daun bulat telur, ujungnya agak meruncing sampai bulat.
Daun tersebut tumbuh pada batang, cabang dan ranting – ranting tersusun
berdampingan. Pada batang atau cabang-cabang yang tumbuhnya tegak lurus, susunan
pasangan daun itu berselang seling pada ruas-ruas berikutnya. Sedangkan daun yang
tumbuh pada ranting atau cabang yang mendatar, pasangan daun itu terletak pada
bidang yang sama, tidak berselang-seling.
Perbedaan besar kecil dan tebal tipisnya daun itu sangat dipengaruhi oleh jenisnya.
Permukaan daun kopi berbeda-beda, ada yang datar tetapi ada pula yang berbentuk
seperti talang. Daun dewasa berwarna tua (hijau tua), sedangkan daun yang masih
muda bewarna perunggu. Ukuran daun kopi ada yang memiliki panjang 10-20 cm,
lebar 1½-7½ cm, tetapi ada yang lebih besar atau lebih kecil. Umur daun rata-rata satu
tahun, setelah itu berguguran satu demi satu.
f. Pesemaian
Tempat Pesemaian
Tiap – tiap perkebunan mempunyai tempat khusus sebagai pesemaian tetap. Baik hal ini
dipakai sebagai penanaman secara umum maupun sulaman. Jika penaman itu diusahakan
secara intensif maka harus betul – betul di tempat yang memenuhi syarat.
Persyaratan yang dimaksud ialah :
• Tanah sedapat mungkin dipilih yang agak datar, subur, dan banyak yang mengandung
bunga tanah.
• Dekat perumahan dan sumber air, agar memudahkan pengamatan dan pemeliharaan dalam
musim kemarau, terutama dalam melakukan penyiraman.
• Ada pohon pelindung, agar bisa menahan terik matahari dan percikan air hujan yang lebat,
sehingga tidak merusak bibit.
• Terhindar dari bibit penyakit dan hama ; tempat – tempat yang akan dipergunakan sebagai
pesemaian sebaiknya diselidiki telebih dahulu terhadap kemungkinan adanya infeksi
penyakit dan hama. Sehingga apabila ada bibit penyakit atau hama harus diadakan
pencegahan dan pemberantasan.
Setelah mendapatkan tempat –tempat persemaian yang di anggap tepat, kemudian
tanah tersebut mulai dapat diadakan pencakulan, seterusnya ditanami pupuk hijau yang
dibiarkan selama kurang lebih 1 tahun. Dan 3 bulan persemaian itu dimulai, baiklah kalau
tempat – tempat itu disusun terlebih dahulu. Penanaman pohon pelindung dilakukan 1 tahun
sebelum pesemaian, setelah syarat – syarat tersebut terpenuhi, semua pekerjaan dapat dimulai
sesuai dengan urutan rencana.
Tingkat pesemaian
Menyemai ada dua tingkat, yakni :
a. Tingkat perkecambahan.
b. Dederan bibit, pemindahan dari perkecambahan.
a. Tingkat perkecambahan
Sebelum ditanam dipesemaian, semua biji dikecambahkan lebih dahulu. Pada tempat
perkecambahan dibentuk bedeng – bedengan dengan ukuran lebar 1,20m dan panjang 2,40m.
selanjutnya pada bedengan itu dilapisi pasir setebal 5 – 10 cm, dan diatas bedengan tersebut
diberi atap.
b. Cara mengecambahkan
semua biji dibenamkan pada lapisan pasir menghadap kebawah, artinya bagian
punggung diatas, dan bagian perut di bawah. Pembenaman dilakukan sedemikian rupa
sehingga bagian teratas kelihatan rata dengan lapisan pasir. Biji dibenamkan secara berderet
dalam satu baris, jarak antara baris larikan yang satu dengan lainnya ialah 5cm. sedang jarak
antara biji dengan biji adalah 2,5 cm.
Setiap 1 m bisa memuat 2000-3000 biji, hal ini sangat tergantung pada besar kecilnya
biji atau jenisnya. Biji yang ditaburkan bisa dengan kulit biji tanduk atau tanpa kulit biji
tanduk.
Setelah selesai pembenaman, biji-biji tersebut diberi pasir lagi, tipis-tipis saja. Tempat
perkecambahan ini harus dijaga supaya tetap lembab. Untuk menjaga kelembapan biji-biji
tersebut, diatas bendengan yang tertutup pasir tadi diusahakan ditutup dengan lalang atau
jerami yang dipotong-potong antara 0,5-1 c, kemudian diadakan penyiraman dua atau tiga kali
sehari, tetapi tidak boleh terlalu basah, karena dapat menyebabkan biji menjadi busuk. Setelah
bibit itu berumur 4-8 minggu, biji akan berkecambah, kemudian dapat dipindahkan ke
persemaian atau tempat dederan.
Proses perkecambahan ini sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim. Di dataran rendah
yang beriklim panas dengan suhu 82oF, perkecambahan itu memakan waktu 3-4 minggu.
Sedang di dataran tinggi yang beriklim dingin perkecambahan makan waktu 6-8 minggu.
Selama proses perkecambahan, cotyledon-cotyledon dan embrio kecil membengkak dengan
mengisap endosperm, kemudian akar kecil dan hypocotyl tumbuh. Akhirnya hypocotyl
muncul dari tanah dengan bentuk membungkuk dan berdiri tegak dengan mengangkat
cotyledon-cotyledon yang masih tertutup oleh endosperm dan kulit ari serta endosperma.
Perumbuhan dalam tingkat demikian sering disebut soldatje. Karena dalam pertumbuhan
semacam ini tampak seperti serdadu.
Dalam pertumbuhan soldatje sementara berhenti tumbuh ±1 bulan.kemudian mulai
tumbuh lagi, yakni cotyledon membesar sehingga endosperma dan kulit ari sobek kemudian
endoscrap lepas. Selanjutnya, cotyledon terangkat seolah-olah masih melekat, kemudian
terpisah, tumbuh sepasang keeping yang disebut kepel. Semai dalam tingkat ini sudah
berumur 2-3 bulan, selanjutnyua dapat dipindahkan kepersemaian.
Kecambah yang dipindahkan kepersemaian harus dilakukan dengan hati-hati, supaya
akar tidak rusak. Pemindahan ini dapat dilakukan dengan songkel atau solet. Sebelum
dipindahkan ke persemaian harus diseleksibentuk perakarannya, karena akar yang bengkok
akan menghasilkan tanaman yang kerdil.
Setelah tanah atau lahan siap, semai dalam bentuk kepelan dapat dipindahkan. Kalau
semua itu ditanam sebagai zaailing yang lebih muda, jarak tanamannya dibuat 15x30 cm.
penanaman harus dilakukan secara hati-hati sekali, agar akar kepelan tidak rusak. Untuk
keperluan itu tempat-tempat yang akan ditanami hendaknya dibikin lubang terlebih dahulu
dengan menggunakan bamboo. Kemudian barulah bagian akar dan batang ditempelkan pada
salah satu sisi lubang dengan tangan kiri, dan tangan kanan melakukan pemadatan tanah
dengan hati-hati. Jarak antara daun kepelan ±3 cm.
Hal yang perlu dilakukan dalam pemeliharaan persemaian, yaitu :
• Penyiraman; penyiraman ini dilakukan 2 kali sehari, dan dijaga agar tanah bedengan tetap
lembab, tetapi tidak boleh terlalu basah.
• Penyiangan, rumput-rumput yang tumbuh disekitar bibit harus selalu dibersihkan. Pada
waktu bibit masih kecil, penyiangan tidak boleh dilakukan dengan menggunakan korekan,
cukup dengan dicabut saja.
• Pemupukan setelah semai ini berumur 3 bulan perlu dilakukan pemupukan yang pertama.
Pupuk yang dipergunakan umumnya Urea/Za
Untuk bibit yang akan ditanam berasal dari bifid, diperlukan batang yang kuat dan
internodia (antara buku-buku) yang pendek. Ini dapat dicapai dengan memeotong pasangan-
pasangan daun yang keempat sampai pada batas-batas yang dikehendaki. Bila bibit itu
direncanakan akan disambung, maka tidak perlu diadakan pemotongan daun, sebab tanaman
memerlukan internodia yang panjang. Dengan begitu tidak akan menyulitkan penyambungan
2 . TEKNIK MENYAMBUNG
Maksudnya adalah : suatu usaha perbaikan mutu untuk mendapatkan lebih banyak pohon
dengan sifat-sifat pohon induknya. Atau untuk mempertahankan jenis telah teruji
keunggulannya , baik ketahanan terhadap hama dan penyakit maupun produktivitasnya.
Peristiwa ini adalah pembiakkan secara vegetatif dengan menyambung {mengenten} cabang-
cabang atau tunas pohon induk dari batang pohon induk dari batang pohon bagian bawah.
Pelaksanan yang harus diperhatikan di dalam penyambungan antara lain:
- Bibit yang akan disambung
Bibit atau calon batang bawah yang akan disambung dilakukan setelah berumur 1
tahun , batang bibit sudah sebesar pensil. Bibit yang umurnya belum mencapain 1 tahun ,
batangnya masih terlalu kecil sehingga besarnya bahan sambungan tidak sama. Hal ini
dimaksudkan agar proses penyambungan bisa dilakukan denga mudah.
- Musim menyambung
Saat yang baik bagi batang bawah maupun batang atas, yang disambung dengan
penyambungannya , ialah pada bulan-bulan November sampai April, yakni musim penghujan.
Setelah bulan April janganlah melakukan penyambungan lagi karena waktu itu merupakan
musim bunga yang pertama . Tidak berarti hal ini tidak mungkin. Baik kuncup legitium dari
entrijs cabang terutama telah mempersiapkan untuk berbunga , sehingga beberapa saat setelah
sambungan itu hidup segera akan tampak berbunga. Jika ini dilakukan dapat memperlambat
pertumbuhan batang . Selain itu jangan mengadakan penyambungan pada musim kemarau
karena pada waktu itu tanaman sedang dalam fase istirahat , sehingga prosentase persilangan
akan lebih kecil.
3 . JENIS ENTEN
Pada sambungan kopi ada dua jenis , yakni:
a). Enten pucuk atau sering disebut ‘Top-enten”
b). Enten cabang atau biasa disebut “Tak-enten”
Ada beberapa macam “Tak-enten”; antara lain yang banyak dipakai adalah:
- Enten cabang bentuk kipas (Waaier tak-enten)
- Enten cabang bentuk pecut (Sweep tak-enten)
Spleet Enten
Besarnya batang bawah atau onderstamp yang sudah memenuhi syarat dipotong
mendatar atau agak miring. Pemotongan dilakukan dengan gunting pangkas dan diulangi
pisau okulasi yang tajam, supaya lukanya bisa halus. Panjang pemotongan menurut keadaan
bibit, yakni antara 15-25 cm dari leher akar. Selanjutnya pada potongan itu dibelah
memanjang ke bawah sepanjang ± 3-4 cm dari ujung.
Entrijs yang telah tersedia diambil (dipotong) satu ruas yang ada bukunya, di atas
buku dipotong ± 1-2 cm. Kemudian di bawah buku dipotong secukupnya ± 7 cm dan dipotong
miring kanan dan kiri sehingga membentuk biji. Irisan atau potongan tadi disesuaikan dengan
panjangnya celah dan harus halus dan simetris. Kemudian entrijis dimasukkan ke dalam celah
dan dibalut, sesudah itu diberi pelumas dari paraffin dan ditutup dengan tabung kertas atau
kantong plastic.
Waktu memasukkan entrijs ke dalam celah, kambiumnya harus saling melekat, maka
harus diusahakan bahan yang sama besarnya. Apabila antara besarnya entrijs dan onderstam
tidak sama, maka salah satu dari sisi cambium harus saling melekat. Sebab bila salah satu sisi
cambium tidak melekat, sambungan itu tidak akan berhasil.
Plak enten
Cara mencari onderstamp dan entrijs pada penyambungan plak enten sama dangen
“Spleet enten”, hanya irisannya yang berbeda. Batang atas dan batang bawah diiris dengan
kemiringan yang sama, selanjutnya dilekatkan sehingga cambium yang satu dengan lainnya
saling melekat. Sesudah proses ini selesai kemudian baru dibalut, sedangkan perlakuan
selanjutnya sama seperti awal. Kedua cara penyambungan ini umumnya dilakukan di
persemaian atau permajaan
Cara Kina
Cara penyambungan ini dilakukan pada tanaman yang onderstampnya lebih besar
daripada entrijsnya, penyambungan cara ini banyak dilakukan di kebun. Ujntuk batang
bawah, pada ketinggian 10-15 cm dari leher akar diiris miring kebawah sepanjang ± 3 cm.
kemudian entrijs juga diiris miring tegak simetris, tetapi irisan pada entrijs hanya satu bidang
saja. Selanjutnya entrijs tai disisipkan pada irisan batang bawah dan dibalut.
Selanjutnya pada cara ini batang bawah baru diadakan pemotongan setelah sambungan
itu jelas hidup. Seandainya sambungan itu tidak berhasil dapat dipindahkan di lain bagian
batang yang sama.
b.Menyetek
keunggulan menyetek kopi yaitu :
1. Jenis-jenis unggul dapat langsung diperbanyak di bedengan tanpa menyambung.
2. Tanman akan berproduksi lebih awal ± umur 3 tahun
3. Tanaman dari stek lebih tahap terhadap gangguan cacing, karena dejak ditanam telah
banyak akarnya.
4. Tak usah memilih bifid dan bifid dapat kita hemat.
Disamping segi-segi yang menguntungkan, ada juga kekurangannya, yaitu :
1. karena tak ada akar tunggang, maka tak tahan terhadap goncangan angina
2. Biaya lebih mahal, banyak pemeliharaan dan banyak perlengkapan yang dibutuhkan.
2. Bahan Stek
Bahan stek dapat dicari di kebun-kebun yang secara kebetulan buahnya baik, dan
diambil dari wiwilan (tunas air). Untuk tanaman rakyat umumnya tidak ada kebun
entrijs (stek khusus)
3. Tenaga Penyemprot
Kalau stek telah ditanam pada plupuh atau kantong-kantong plastic, sejak ditanam
selalu diadakan penyiraman, tiap 2 jam sekali, mulai dari jam 9.00 sampai jam 15.00
4. Bedengan Pemeliharan
Dalam waktu satu bulan stek-stek yang hidup dapat dipindahkan ke bedengan
pemeliharaan. Bedengan pemeliharaan bentuknya sama dengan bedengan pesemaian.
Jarak antara bedengan yang satu dengan yang lainnya 0,5 m. jika jarak tanam dibuat
20 x 20 cm, maka untuk keperluan 1 ha harus disediakan 1.000-1.200 stek, dan
bedengan penyetek 50-60 m2
Bedengan penyetekan yang dipergunakan terus-menerus dalam satu periode
pemeliharaan tidaklah benar. Sebab presentase pasir yang tinggi pada media pertama,
akan memerlukan pupuk lebih banyak dan penyiraman yang dilakukan setiap hari.
Jadi sebaiknya dipisahkan antara bedengan penyetek dengan bedengan pemeliharaan.
Lain cara yaitu menggantikan bedengan pemeliharaan, dengan keranjang-keranjang
atau kantong-kantong plastic yang diisi tanah yang dicampur dengan kompos atau pupuk
kandang. Cara ini mudah dipindahkan tanpa merusak stek. Keranjang dapat ikut ditanam,
akan tetapi ada bahanyanya, karena tanaman akan diserang rayap.
Jika kerangjang tidak ikut ditanam, keranjang dipotong kebawah, sebelum ditanam.
Dengan cara ini akar-akar lebih cepat tumbuh. Dalam hal ini penggunaan keranjang akan
lebih baik hasilnya daripada yang menggunakan bedengan pemeliharaan.
Tanaman kopi termasuk salah satu tanaman penting untuk Indonesia, walaupun
sebenarnya kopi bukanlah tanaman asli Indonesia. Indonesia telah banyak memiliki kebun
kopi yang sudah tersebar dimana-mana. Untuk itu pemerintah mengembangkan perkebunan
kopi.
Tanaman kopi dapat dikembang biakkan dengan dua cara yaitu dapat dengan cara biji
atau perkembang biakan secara generatif atau dapat juga berkembang biak secara vegetatif
atau tanpa menggunakan biji.
PERKEMBANG BIAKKAN
TANAMAN KOPI
OLEH :
EKA AYU DHARMA YANTI GIRI
NIM : 0717351001