Professional Documents
Culture Documents
Gagasan atau ide yang diambil melalui suatu pemikiran secara rasional
tersebut tentu saja tidak semua orang dapat dan mampu melakukannya. Oleh
sebab itu suatu gagasan yang bermanfaat bagi praktek kehidupan sehari-hari
melalui pemberian suatu hak kepada pemilik gagasan dan ide tersebut untuk
Intelektual atau disebut dengan HaKI (setelah tahun 2001 diganti dengan
HKI).
Namun pada dasarnya yang dilindungi oleh HKI adalah ide atau gagasan
yang nantinya diwujudkan dalam suatu bentuk karya intelektualitas, yang bisa
intelektual juga dapat diartikan sebagai Hak Milik Intelektual dari istilah
1
M. Djumhana dan R. Djubaedillah, Hak Milik Intelektual Sejarah Teori dan Prakteknya di
Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993, hlm. 16
2
Belanda ‘’milik intelektuil’’. Selain itu, hak kekayaan intelektual dapat pula
bahwa Hak Intelektual merupakan hak yang serupa dengan hak milik.
(untuk kepentingan moral dan materi) yang diperoleh dari ciptaan ilmiah,
kesusastraan atau artistik dalam hal dia sebagai pencipta. Dari pemikiran ini
dilindungi karena memiliki hak alami yang muncul dari proses pemikiran
2
Mahadi, Hukum Benda dalam sistem hukum Perdata Nasional, Bina Cipta, Jakarta,
1983,
hlm. 14-17
3
Rachmadi Usman, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual, Alumni, Bandung, 2003, hlm. 1
3
suatu gagasan dan ide menjadi suatu karya intelektual. Secara nalar-nya bahwa
oleh orang lain sesuai izin dari pemiliknya, sehingga ini disebut sebagai hak
Indonesia berperan serta dalam kerja sama di bidang HKI dimulai sejak
tahun 1950 diikuti dengan penandatanganan konvensi Paris pada tahun 1997
kategori watch list, tingkatan yang paling rendah. Artinya, negara yang masuk
dalam daftar ini cukup diawasi karena tingkat pelanggaran HKI. Kemudian
pada tahun 2003 berangsur menjadi kategori priority watch list, pada tingkat
pengawasannya. Lain dari pada itu, usaha Indonesia untuk masuk dalam
4
saja digantikan tetapi dengan adanya tekad dan tuntutan rakyat maka
peraturan yang ada pada zaman Hindia Belanda dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku, diubah dengan peraturan produk dalam negeri yang juga telah
misalnya;
Terpadu.
konstruksi sistem hukum Barat dirasa kurang cocok bagi bangsa Indonesia,
apalagi di Indonesia telah ada hukum adat yang dulunya memang tidak dapat
diberlakukan karena Indonesia adalah negara jajahan, tetapi untuk saat ini
Indonesia telah bebas dalam menentukan arah, tujuan, dan pandangan bangsa.
Telah diakui bahwa banyak aspek dari hukum Barat yang kurang sesuai
HKI di Indonesia. Perbedaan dua sistem hukum ini terletak pada prinsip
universal yang melekat dan ada dalam hukum Adat, dimana hukum ini lebih
hukum Adat makin banyak karya seseorang ditiru dan dipakai oleh pihak lain,
maka akan semakin baik pula bagi pemilik karyanya. Sebab disini lebih
ditonjolkan adanya prinsip bahwa semakin banyak yang memakai suatu karya
maka semakin akan dikenal pemilik karya, dan akan semakin berguna pula
4
Ahmad Ubbe-Media HaKI, identitas hukum nasional dalam perspektif reformasi hukum
-Lokakarya Penguatan Peran Kelembagaan Sosial , BPHN Dept.Kehakiman dan HAM, 8-10
Desember 2003
6
luasnya.
Di Indonesia angka pembajakan juga masih sangat tinggi. Selain hal yang
berbagai pulau yang dapat dijangkau dengan mudah dan ada pula yang sulit
untuk dijangkau.
dianggap sebagai suatu maha karya yang hanya ada pada golongan tertentu
5
Waluyo-Media HaKI, Sosialisasi Hak Kekayaan Intelektual di Perguruan Tinggi-Dirjen
HKI, jakarta, 2004, hlm. 14
6
Achmad Zen-News Letter, Menyambut Millenium III TRIPs, Dimensi Baru HaKI dan
Kesiapan Kita-Yayasan PPH, Jakarta, 1999, hlm. 2
7
Hak cipta yang merupakan cabang dari HaKI adalah merupakan hak untuk
Istilah hak cipta berasal dari negara common law, yakni copyrights atau
negara Eropa dikenal dengan droit d’aueteur dan di Jerman dikenal sebagai
unheberecht.9.
pembuatan suatu karya melalui pola pikir intelektual dan rasio yang harus
7
Kompilasi Undang-undang HCPM dan Terjemahan Konvensi-Konvensi di Bidang HaKI-PT
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002:xxiv
8
Lindsey, dkk, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar-PT Alumni, Bandung, 2002, hlm.
6
9
Endang Purwaningsih, Perkembangan Hukum Intellectual Property Rights Kajian Hukum
terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual dan Kajian Komparatif Hukum Paten-Ghalia Indonesia,
Bogor, 2005, hlm. 1
10
OK Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual-PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2003, hlm. 2
8
karya tersebut oleh pihak lain sesuai dengan izin dari pemilik atau
sorotan dunia adalah lemahnya penegakan hukum. Hal ini penting karena
bertambah dan seakan tidak ada habisnya. Kini teknologi merupakan suatu
sarana yang merambah hampir ke seluruh sektor kehidupan. Mulai dari dunia
Misalnya saja jaringan internet, dengan jaringan internet ini orang dengan
Contoh lainnya terkait dengan dunia hiburan, mulanya orang hanya bisa
perkembangan teknologi film menjadi salah satu alternatif hiburan yang dapat
dinikmati mulai dari fasilitas layar tancap, bioskop, dan kemudian berangsur-
beralih ke produk media optikal. Tidak hanya terbatas pada karya seni
audiovisual (yang merupakan perpaduan antara seni peran dan suara), produk
media optikal juga merambah ke dalam dunia tarik suara. Masyarakat kini
dapat menikmati berbagai lagu atau musik yang dikemas melalui teknologi
LD (Laser Disc), VCD (Video Compact Disc), dan DVD (Digital Video Disc).
9
Bahkan dengan adanya fasilitas teknologi terbaru yang berupa flash disk atau
daya beli masyarakat, pengetahuan akan aturan yang ada, dan hasrat untuk
pelanggaran Hak Cipta, bentuk dan jenis pelanggaran Hak Cipta pada
dasarnya sangat beragam, hal ini disebabkan oleh objek-objek ciptaan yang
sangat banyak. Namun yang sering kali terjadi adalah pembajakan buku-buku,
produk media optikal, lagu atau musik, piranti lunak (soft ware) dan lain
sebagainya.
Fenomena penggunaan barang bajakan ini tentunya sudah tidak asing lagi
yang memang harganya lebih murah, CD/VCD bajakan yang tentunya bila
ware tanpa memiliki izin (lisensi) yang jelas, dan sebagainya. Selain itu ada
juga sebagian orang yang mencantumkan hasil karya tulis orang lain yang
Hal seperti ini sering terjadi karena memang ada pihak yang memfasilitasi
(penjual) dan cara mendapatkannya pun tidak sulit. Sebagai contoh para
menyediakan berbagai macam soft ware yang tidak resmi. Didukung pula
dirasa masih kurang menjamah para pengguna karya cipta, misalnya pada
disebutkan adanya sanksi bagi pelaku pembajakan. Padahal sasaran utama dari
cipta yang diakukan hanya dengan izin dari pemiliknya, sehingga muncul
pelaku usaha pun akan enggan membuat barang bajakan apabila konsumennya
(masyarakat) lebih memilih produk aslinya. Pada intinya semua itu terjadi
bagi masyarakat luas dan perlindungan terhadap semua pihak akan tercapai.
Yuridis Sosiologis)’’
penelitian tentang Hak Cipta lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh penulis
selama ini hanya dilakukan secara doktrinal atau normatifnya saja. Inilah yang
penelitian ini lebih berorientasi pada kajian yang sosiologis atau empiris.
12
B. Perumusan Masalah
sebagai berikut :
C. Tinjauan Pustaka
benda bergerak atau benda tidak bergerak yang termasuk di dalamnya ‘’hak’’.
Oleh karena itu ‘’Hak’’ Kekayaan Intelektual juga masuk dalam kategori
barang, sehingga perlu dilindungi oleh hukum. Namun dalam hal ini tidak
sifatnya adalah immateriil atau tidak ada hak menguasai seperti dalam
tidak berwujud) yaitu kekayaan yang diperoleh dari hasil realisasi suatu ide
atau intelektual.11
Untuk mengetahui arti dari istilah Hak Kekayaan Intelektual, dapat dilihat
Djubaedillah, bahwa;
bidang teknoogi, ilmu pengetahuan, seni, dan sastra dapat dibagi lagi menjadi
beberapa cabang.
Rights (HakTerkait).
a. Paten
c. Varitas Tanaman
11
Liliana Sugiharto, Pemanfaatan Hak Cipta secara Tepat dalam Proses Pembelajaran
Menggunakan Multimedia, Gloria Juris vol. 4 No. 3-September 2004, hlm. 183
12
M. Djumhana dan R. Djubaedillah, Loc.cit
14
d. Desain Industri
f. Rahasia Dagang
Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 pengertian Hak Cipta itu sendiri adalah ‘’hak
diperuntukkan bagi pemegangnya sehingga tidak ada pihak lain yang bisa
peraturan perundangan. Adapun arti dari peristilahan di atas dapat dilihat pada
Cipta, yakni:
Dalam hal ini Pencipta berlaku juga sebagai Pemegang Hak Cipta
- Karya Cipta atau Ciptaan adalah hasil setiap karya Pencipta yang
sastra.
alat apa pun, termasuk media internet, atau melakukan dengan cara apa
pun sehingga suatu Ciptaan dapat dibaca, didengar, atau dilihat orang
lain.
Cipta)
Cipta.
Ide dasar dari tujuan perlindungan Hak Cipta adalah untuk melindungi
wujud hasil karya yang lahir karena kemampun intelektual menusia yang
digolongkan sebagai Ciptaan yang dilindungi oleh Hak Cipta dapat dilihat
b. ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu;
pengetahuan;
pantomim;
f. seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir,
seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan;
13
Lindsey dkk, Op.cit, hlm. 13
17
g. arsitektur;
h. peta;
i. seni batik;
j. fotografi;
k. sinematografi;
b. Hak Cipta dapat beralih atau dialihkan baik seluruhnya atau sebagian,
c. Hak yang dimiliki oleh pencipta, demikian pula hak yang tidak
ahli warisnya atau penerima wasiat, dan tidak dapat disita (Pasal 4)
Pada hakekatnya hak Pencipta yang terkandung dalam Hak Cipta terdiri
dari Hak Ekonomi atau Economic Right dan Hak Moral atau Moral Right,
- Hak Ekonomi
g. Droit de Suite
- Hak Moral
sejak masa Indonesia merdeka hingga era globalisasi saat sekarang ini, sudah
mengalami beberapa kali perubahan tetap saja masih banyak pelanggaran Hak
Cipta yang terjadi di masyarakat. Pelanggaran yang sering terjadi adalah yang
berupa pengumuman dan atau perbanyakan karya cipta tanpa melalui izin dari
pemilik hak tersebut. Tidak hanya itu yang menjadi permasalahan akhir-akhir
ini, para pengguna setia karya cipta bajakan pun sepertinya sudah mulai
mendominasi.
19
umumnya dan Hak Cipta pada khususnya, akhir-akhir ini, terlihat bahwa
karya cipta.
Bahkan sekarang tidak hanya para pengusaha karya bajakan saja yang
perbuatan itu. Hal ini tentunya perlu untuk dikritisi. Namun kadang kala
14
Erman Rajagukguk, Hukum dan Masyarakat, Bina Aksara, Jakarta, 1983, hlm. 74
15
Satjipto Rahardjo, Hukum dan Masyarakat, Angkasa, Bandung, 1986, hlm. 76
16
Liliana Sugiharto, Op.cit, hlm. 188
17
Theresia Nolda dkk, Perlindungan Hukum bagi Pemegang Hak Cipta atas Lagu yang di
Download di Internet, sosiosains vol. 17 No. 4 Oktober 2004, hlm. 736
20
secara aktif ikut serta menanggulangi gangguan tersebut, sesuai dengan kaidah
Namun hal ini tentu saja tidak begitu saja mudah untuk diterapkan, banyak
kendala dan hambatan yang menjadikan prinsip ini sulit untuk diikuti.
18
Henry Soelistiyo, Tindakan Pemerintah dalam Mengantisipasi Pelanggaran di Bidang
HaKI, News Letter-PPh No. 31/VIII/Desember/1997, hlm. 3
19
Soerjono Soekanto, Efektivikasi Hukum dan Peranan Sanksi, Remadja Karya, Bandung,
1985, hlm. 24
20
Emmy Pangaribuan dan Fadia F, Perlindungan Hukum atas Penerbit Buku Berdasarkan
Ketentuan UUHC 1997 terhadap Pembajakan Buku di Yogyakarta, Sosiohumanika No. 13,
September 2000, hlm. 628
21
perlindungan Hak Cipta tanpa penegakan hukum adalah tidak ada artinya.
atau tidak) serta bagaimana hukum itu dilaksanakan (tegak atau tidak). Kedua
hal ini berhubungan erat dengan tujuan dari diterapkannya Undang Undang
Hak Cipta.
21
Soerjono Soekanto, op.cit, hlm. 30
22
Andi Hamzah, Penegakan Hukum Lingkungan, Arikha Media Cipta, Jakarta, 1995, hlm.
61
22
Undang Hak Cipta adalah tindakan penegakan hukum Hak Cipta itu sendiri,
ini:
Lembaga Pembuat
Aturan
23
Satjipto Rahardjo, Op.cit, hlm. 27
23
24
Ibid, hlm 28
25
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, CV rajawali,
Jakarta, 1983
24
menerapkan hukum
dan diterapkan
5. Faktor kebudayaan
karena proses pengajuan perkaranya kini telah berubah dari delik aduan
menjadi delik biasa, sehingga dimana ada pelanggaran aparat penegak hukum
kejujuran, dan ketelitian dari aparat penegak hukum. Bila tidak maka hanya
yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi pembinaan Hak Cipta,
Dalam kasus ini pun pihak aparat mengalami kondisi yang kurang
Antipati sebagai sikap tindak atau perilaku lazimnya timbul karena pernah
Sikap tindak atau perilaku yang lahir dari pola interaksi yang
menafsirkan pesan.28
26
Emmy Pangaribuan dkk, Op.cit, hlm. 627
27
Soerjono Soekanto, Op.cit, hlm. 30
28
Setia Budi, www.damandiri.or.id, 6 Oktober 2006
26
Jadi satu hal lagi yang perlu mendapat perhatian ekstra, yaitu peranan
aparat kepolisian. Pada prinsipnya sistem yang ada sudah cukup mengatasi
terhimpun dalam suatu kode etik, kualitas sikap tindak yang berpedoman pada
Selain dari pihak aparat, peradilan juga merupakan elemen penting dari
Intelektual umumnya dan Hak Cipta pada khususnya, yang digunakan adalah
Dasar utama penggunaan pengadilan niaga ini adalah prinsip TRIPs dimana
untuk penyelesaian sengketa harus secara cepat dan profesional seperti yang
diamanatkan dalam TRIPs. Hal ini berkaitan dengan sifat ‘’hak-nya’’’ yang
dengan batas waktu proses penyelesaian yang tidak boleh lebih dari 90 hari
29
Soerjono Soekanto, Op.cit, hlm. 53
27
cita hukum harus diperjuangkan terus oleh siapa saja. Jadi walaupun ada
perbedaan kepentingan di antara para pihak, namun tujuannya harus tetap satu
D. Tujuan Penelitian
E. Kegunaan Penelitian
2. Menunjang Pembangunan
3. Pengembangan Kelembagaan
F. Metode Penelitian
1. Metode Pendekatan
2. Rancangan Penelitian
dokumentasi.
3. Spesifikasi Penelitian
4. Lokasi Penelitian
pendukung.
30
5. Populasi Penelitian
a. Fakultas ekonomi
b. Fakultas Hukum
c. Fakultas Pertanian
d. Fakultas Peternakan
antara lain:
Soedirman Purwokerto
karya cipta.
a. Data Primer, yaitu data yang bersumber dari hasil angket dan
metode, yakni:
kepada responden.
Dalam penelitian ini data yang telah dikumpulkan akan diolah dengan
menggunakan metode coding data, editing data, dan tabulasi data untuk
Dalam penelitian ini data yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk
Dalam penelitian ini data yang telah diolah akan dianalisis dengan
dan tabel silang analisis. Analisis kualitatif ditujukan kepada data yang
dengan teori, doktrin, dan norma hukum di lain pihak. Dengan dialog