Professional Documents
Culture Documents
Modul C
Korosi
Oleh :
Kelompok : 16
Anggota (NIM) :
Satrio Swandiko Prillianto (13108012)
Wafi Ihtikamiddin (13108035)
Rawinder Singh (13108049)
Rais Rijal (13108056)
Wirana (13108083)
Suselo Suluhito (13108095)
Zakiy Nur R (13108097)
Jenis-jenis korosi :
1. Pitting : Korosi yang menimbulkan lubang-lubang kecil (mengalir dari permukaan kea
rah bawah
2. Intergranular Corrosion : Korosi yang terjadi pada batas butir. Energi yang terdapat pada
batas butir adalah yang tertinggi diantara bagian butir tersebut. Sehingga korosi lebih
mudah terjadi.
3. Errosion Corrosion : Korosi yang terjadi akibat aliran fluida. Aliran fluida yang turbulen
menyebabkan material terkorosi. Biasanya terjadi pada belokan pipa, bagian pada pipa
yang berubah diameternya, dsb.
4. Crevice Corrosion : Biasa terjadi di celah-celah sambungan. Korosi jenis ini diakibatkan
oleh ion O2 yang terjebak pada celah tersebut. Perbedaan konsentrasi ion O 2 yang ada
pada udara disekitar material inilah yang menyebabkan mudah terjadinya korosi.
Material Al & Stainless Steel merupakan material yang relatif tahan karat dibandingkan
material lain. Hal ini diakibatkan oleh peristiwa yang disebut passivasi. Proses
berlangsungnya adalah sebagai berikut :
“ ketika reaksi oksidasi terjadi, maka Al akan berikatan dengan O2 membentuk Al2O3.
Sementara itu, ion Fe pada stainless steel akan berikatan pula dengan O 2 membentuk
Fe2O3. Kedua lapisan oksida yang terbentuk merupakan lapisan oksida yang kontinu.
Lapisan oksida ini mampu menutupi seluruh permukaan Al/stainless steel sehingga
material tersebut tidak mengalami korosi. Akan tetapi lapisan oksida ini bisa tergerus.
Jika lapisan ini tergerus maka material akan bereaksi membentuk oksida lagi. Jika hal ini
berlangsung terus-menerus, maka material yang bersangkutan akan berkurang sedikit
demi sedikit dan habis. Passivasi ini bisa juga digolongkan sebagai teknik galvanizing
yang terjadi (secara alami) pada Al & Stainless Steel.
III. Prosedur Percobaan
STAR
T
END
IV. DATA PRAKTIKUM
III. Analisis
Dari data massa Fe mengalami perubahan dari 7,44 gram menjadi 7,41 gram sedangkan Karbon
tidak mengalami perubahan (inert). Dapat disimpulkan bahwa impressed current dapat
mencegah terjadinya korosi pada logam (dalam hal ini logam Fe).
Pada keempat percobaan lainnya salah satu spesimen pada tiap percobaan mengalami
perubahan (massanya berubah). Hal ini menunjukkan bahwa pada percobaan tersebut telah
terjadi korosi. Berikut analisis dari keempat percobaan tersebut.
Dari data percobaan, kita dapat menentukan laju korosi, yaitu besarnya pengurangan material
akibat reaksi kimia per satuan waktu (CPR : Corrosion Penetration Rate).
Untuk kebanyakan aplikasi adalah suatu penetrasi korosi kurang dari sekitar 20 mpy ( 0.50
mm/yr) yang bisa diterima.
𝐾𝑊
𝐶𝑃𝑅 =
𝜌𝐴𝑡
Dimana :
Fe dan Zn + HCl
A: Zn Zn2+ + 2e-
Fe dan Cu + HCl
A: Fe Fe2+ + 2e-
A: Fe Fe2+ + 2e-
Berdasarkan data percobaan, logam Fe mengalami perubahan massa yaitu dari 7,51 gram
menjadi 7,43 gram. Hal ini seharusnya tidak terjadi karena pada anoda Na yang mengalami
oksidasi (Na lebih mudah teroksidasi). Kesalahan ini mungkin terjadi karena penghitngan massa
awal dan massa akhir.
VI. KESIMPULAN
TUGAS TAMBAHAN
3. Biological corrosion yaitu korosi yang disebabkan oleh bakteri, contohnya pada
stainlessteel, alumunium alloy, copper alloy pada lingkungan yang memiliki derajat
keasaman 4-9 pH dan temperatur 10derajat C – 50 derajat C. Bakterinya terbagi 2 yakni
aerobic dan anaerobic, pada kapal laut dan konstruksi bangunan lepas pantai bakteri
anaerobik lebih banyak berperan dalam proses korosi, sedangkan bakteri aerobik
menyerang stainless steel pada sambungan menyebabkan naiknya laju pitting. Gambar di
bawah ini menunjukkan korosi pada stainless steel 316 pada sambungannya.
Rais Rijal 13108056
Bab IV
Analisis
Pada percobaan korosi, secara kasat mata dan fisik kita dapat menentukan logam itu terkorosi atau tidak
dengan cara sebagai berikut :
Li-K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Mn-Zn-Cr-Fe-Ni-Sn-Pb-H-Cu-Hg-Ag-Au
Semakin ke kanan maka akan bersifat katodik atau akan mengalami reduksi begitu juga sebaliknya
semakin ke kiri maka akan bersifat anodik atau akan mengalami oksidasi.
Pada percobaan Fe dengan Cu, sesuai teori Fe sebagai anoda dan Cu sebagai katoda karena sesuai
dengan letaknya pada deret volta, Fe terletak lebih kekiri dibanding Cu. Pada percobaan Fe dengan Zn
sesuai deret volta, Fe terletak lebih kekanan dibanding Zn maka Fe akan bertindak sebagai katoda dan
Zn sebagai anoda. pada anoda akan terjadi aliran elektron dan pengurangan massa, jadi dapat
disimpulkan, logam yang akan dilindungi harus terletak lebih ke kanan pada deret galvani.
Pada Fe yang berada pada HCl, H+ yang tereduksi. 2H+ + 2e- H2. Sedangkan pada Fe yang
berada pada NaCl, yang tereduksi adalah H2O. H2O + ½O2 + 2e- 2OH-Bukan Na yang tereduksi
karena Na terletak pada logam alkali dan ia tidak bisa direduksi karena sangat aktif/anodic (pada
Tabel Galvanik, Na terletak jauh di bawah). Dapat diketahui dari perhitungan standard potensial
reduksi antara Fe - H dan Fe - H2O, yang memiliki selang nilai yang lebih besar adalah Fe – H2O.
V o H 2O V o Fe 0,401 (0,440)
0,841
V H V Fe
o o
0,000 (0,440)
0,440
Dan diketahui juga bahwa risiko korosi galvanik logam-logam yang berdekatan pada deret galvanik
bila digabung, kecil. Sehingga yang mengalami oksidasi adalah Fe pada NaCl.
Sacrificial Anode
Pada percobaan (1) sacrificial anode antara besi dan tembaga (Fe (3) dan Cu), kita mendapatakan
pengurangan massa pada Fe (3) dan sebaliknya pada Cu mengalami pertambahan massa. Permukaan
besi juga terdapat pengotor atau yang sering kita kenal dengan karat. Pada rangkaian ini anoda sebagai
tempat terjadinya oksidasi dan katoda sebagai tempat terjadinya reduksi dan kita tahu bahwa material
yang lebih anodik akan mengalami oksidasi sedangkan yang katodik akan mengalami reduksi. Artinya
akan ada aliran elektron dari anoda menuju katoda. Dalam hal ini Besi menjadi anoda dan mengalami
reaksi oksidasi sehingga massa besi menjadi berkurang. Sebaliknya Tembaga yang menjadi katoda
mengalami pertambahaan massa.
- ion Fe2+ akan bereaksi dengan ion Cl- dari HCl : Fe2+ + 2Cl- FeCl2
Setelah percobaan didapat massa Fe sebesar 7,39gr dari 7,41gr yang berarti terdapat penambahan
massa, hal ini bertentangan dengan teori, karena harusnya massa Fe berkurang, sedangkan massa Cu
tetap pada 14,11gr, yang harusnya bertambah.
Percobaan (2) sacrificial anode antara antara besi dan zink (Fe (2) dan Zn), kita mendapatkan
pengurangan massa pada Zn yakni dari 17,37 gr menjadi 16,26 gr. Massa Fe ternyata tetap tidak ada
perubahan, yang berarti Fe dilindungi oleh Zn, yang terkorosi adalah Zn. Karena Zn lebih negatif
potensialnya Vo = -0,763 jika dilihat dari Tabel Galvanik, dibandingkan dengan Fe Vo = -0,440. Terbentuk
gelembung gas disekitar Fe, karena H+ tereduksi menjadi H, sehingga terbentuk gas H disekitar Fe yang
merupakan katoda. Secara teori zink yang seharusnya mengalami pengurangan massa sebagai akibat
dan besi yang mengalami pertambahan massa Karena bila kita lihat dalam deret volta, Zink lebih
reaktif dibanding besi yang seharusnya massa zink yang berfungsi sebagai anoda berkurang karena
melepas elektron dan massa besi sebagai katoda bertambah karena menerima elektron dari zink.
Disebut juga zink lebih anodic dibanding besi.
- ion Zn2+ akan bereaksi dengan ion Cl- dari HCl : Zn2+ + 2Cl- ZnCl2
Pada elektrolit NaCl massa Fe berkurang dari 7,51gr ke 7,43gr dan massa C dari 3,79gr bertambah
menjadi 7,80gr, hal ini sesuai dengan teori akan terjadi aliran elektron dari anoda ke katoda.
Impressed current
+ Power
A Supply
-
C Fe
HCl
Percobaan kedua yang dilakukan adalah impressed current. Material yang akan kita proteksi
pada percobaan ini adalah besi. Dari deret Volta, Fe berada di kiri C yang artinya Fe lebih reaktif
sehingga seharusnya Fe yang mengalami korosi. Ini dikarenakan adanya aliran eketron dari C ke Fe.
Pada percobaan ini, Fe dihubungkan dengan kutub negatif dari power supply, maka Fe mendapatkan
aliran elektron (e) sehingga Fe menjadi anoda dan ion H+ dari HCl tereduksi menjadi H maka secara
teoritik Fe tidak mungkin terkorosi karena ada arus pembalikkan dari power supply jika besar arusnya
sama besarnya.
Pada elektrolit HCl massa Fe berkurang dari 7,44 gr menjadi 7,41 gr. Massa karbon tetap 5,33 gr.
Bisa diambil kesimpulan bahwa pemberian arus listrik bisa menghindari Fe dari korosi.
KESIMPULAN
Korosi adalah penurunan kualitas secara mekanik, fisik atau penampilan dari suatu zat yang
diakibatkan karena adanya pengaruh interaksi lingkungan contoh: Fe lebih mudah mengalami
korosi pada lingkungan NaCl dibandingkan pada lingkungan HCl.
Proses korosi adalah proses elektrokimiawi, yaitu reaksi kimia yang melibatkan perpindahan
elektron dari satu spesi ke spesi yang lain.
Dengan menggunakan teknik sacrificial anode, material yang ingin kita lindungi dari korosi bisa
terjadi. Dengan menjadikan material pilihan kita tersebut sebagai katoda dan bukan menjadi
anoda. Karena Fe letaknya lebih ke kanan jika dibandingkan Zn pada Tabel Galvanik, maka yang
mengalami oksidasi adalah Zn.
Pada impressed current, dapat dikatakan bahwa untuk melindungi material yang kita inginkan,
bisa dengan menghubungkannya pada kutub negatif sumber listrik sehingga material tersebut
akan menjadi katoda dan akan terjadi reduksi di sana. Sedangkan untuk kutub positifnya, bisa
kita gunakan anoda inert seperti C pada percobaan.
Lampiran
Tugas Tambahan
Analisis
Setelah dilakukan percobaan terjadi perubahan pada bentuk, warna, dan massa spesimen. Hal tersebut
menandakan telah terjadi reaksi kimia antara spesimen – spesimen tersebut.
Pada percobaan impressed current, massa awal dan massa akhir tidak terlalu berbeda jauh. Hal
ini menunjukkan bahwa percobaan cukup berhasil membuktikan bahwa impressed current dapat
mencegah korosi. Caranya dengan memberikan arus dari sumber eksternal yang berlawanan arah
terhadap arah arus naturalnya ketika tidak diberi arus dari luar sehingga tidak ada arus yang mengalir
dan tidak dapat terjadi korosi.
Pada keempat percobaan selain impressed current, terjadi proses korosi akibat perbedaan
potensial antara logam – logam yang dipasangkan. Dapat dilihat bahwa logam yang menjadi anoda akan
mengalami oksidasi sehingga terjadi korosi. Hal itulah yang menyebabkan terjadinya pengurangan
massa diakhir percobaan. Perbedaan potensial dan logam yang menjadi anoda dapat ditentukan dari
deret Volta :
Li K Ba Sr Ca Na Mg Al Zn Cr Fe Cd Co
Ni Sn Pb (H) Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au
oksidasi reduksi
(anodic) (cathodic)
Dari data yang diambil, kita dapat menentukan laju korosi, yaitu besarnya pengurangan material
akibat reaksi kimia per satuan waktu (CPR,Corrosion Penetration Rate).
𝐾𝑊
𝐶𝑃𝑅 =
𝜌𝐴𝑡
Dari percobaan ini, dapat dilihat bahwa yang mengalami korosi adalah logam yang menjadi
anoda. Pada tabel, dapat dilihat secara sepintas bahwa yang menjadi anoda adalah yang mengalami
pengurangan massa.
Fe dan Zn + HCl
A: Zn Zn2+ + 2e-
Fe dan Cu + HCl
A: Fe Fe2+ + 2e-
A: Fe Fe2+ + 2e-
Fe dan C + NaCl
*pada anoda, NaCl yang bereaksi karena pada deret volta Na lebih anodic daripada Fe
Fe dan Zn pada elektrolit HCl, Zn terkorosi karena harga potensialnya lebih negatif dari Fe.
𝐴/𝑂 ∶ 𝑍𝑛 → 𝑍𝑛2+ + 2𝑒 −
𝐾/𝑅 ∶ 2𝐻 + + 2𝐶𝑙 − + 2𝑒 − → 𝐻2 + 2𝐶𝑙 −
𝑍𝑛 𝑠 + 2𝐻𝐶𝑙 𝑎𝑞 → 𝐻2 𝑔 + 𝑍𝑛𝐶𝑙2 𝑎𝑞
Fe dan C pada elektrolit NaCl, tidak ada yang terkorosi karena yang bereaksi adalah NaCl dengan
H2O.
𝐴/𝑂 ∶ 𝐹𝑒 → 𝐹𝑒 2+ + 2𝑒 −
𝐾/𝑅 ∶ 2𝐻2 𝑂 + 2𝑒 − → 𝐻2 + 2𝑂𝐻 −
𝐹𝑒 𝑠 + 2𝐻2 𝑂 𝑙 → 𝐻2 𝑔 + 𝐹𝑒(𝑂𝐻)2 𝑎𝑞
𝐴/𝑂 ∶ 𝐹𝑒 → 𝐹𝑒 2+ + 2𝑒 −
𝐾/𝑅 ∶ 2𝐻 + + 2𝐶𝑙 − + 2𝑒 − → 𝐻2 + 2𝐶𝑙 −
𝐹𝑒 𝑠 + 2𝐻𝐶𝑙 𝑎𝑞 → 𝐻2 𝑔 + 𝐹𝑒𝐶𝑙2 𝑎𝑞
87.6 7.41 − 7.39 10−3
𝐶𝑃𝑅 = = 0.696 𝑚𝑚 𝑦𝑟
7.9𝑥15.6𝑥20.4167
BAB V
KESIMPULAN
1. Korosi terjadi karena adanya perpindahan electron. Korosi dapat terjadi jika ada komponen
berikut : larutan elektrolit, konduktor, dan katoda.
2. Dengan menggunakan teknik sacrificial anode, material yang ingin kita lindungi dari korosi
bisa terjadi. Dengan menjadikan material pilihan kita tersebut sebagai katoda, bukan
sebagai anoda.
3. Pada impressed current, untuk melindungi material yang kita inginkan, bisa dengan
menghubungkannya pada kutub negatif sumber listrik sehingga arus luar akan melawan
arus natural yang menyebabkan korosi.
Tugas setelah praktikum
1. SCE adalah standard calomel electrode) yaitu elektroda standar yang digunakan untuk
mengetahui apakah suatu logam bersifat anodik atau katodik pada rangkaian elektrokimia.
2. Analisis sudah pada bab IV.
3. Cara menentukan arus proteksi maksimum adalah dengan mengukur arus yang mengalir pada
konduktor di rangkaian elektrokimia, arus tersebut merupakan arus maksimumnya.
4. Bila memberikan arus proteksi berlebihan maka tidak akan terjadi apapun, karena electron
sudah tidak dapat menuju katoda dari anoda karena terhalang arus proteksi.
Tugas tambahan
a. Biological corrosion adalah korosi yang disebabkan karena adanya mikroba pada logam, mikroba
tersebut menghasilkan senyawa-senyawa yang korosif, sehingga logam tersebut bereaksi
dengan senyawa korosif dan terkorosi.
b. Pada reaksi antara Fe dan Cu dalam HCl terjadi reaksi
𝑎 ∶ 𝐹𝑒 → 𝐹𝑒 2+ + 2𝑒 −
𝑘 ∶ 2𝐻 + + 2𝐶𝑙 − + 2𝑒 − → 𝐻2 + 2𝐶𝑙 −
𝐹𝑒 𝑠 + 2𝐻𝐶𝑙 𝑎𝑞 → 𝐻2 𝑔 + 𝐹𝑒𝐶𝑙2 𝑎𝑞
Pada katoda terjadi reaksi reduksi HCl dan pada anoda terjadi reaksi oksidasi Fe.
c. Korosi merupakan senyawa, yaitu campuran antara logam dan non-logam. Keramik merupakan
campuran antara logam dan non-logam, berarti dapat dikatakan keramik telah terkorosi,
sehingga keramik memiliki ketahanan terhadap korosi yang tinggi di segala lingkungan terutama
pada temperatur ruangan.
Satrio 13108002
BAB IV
ANALISIS DATA
Setelah spesimen diangkat dari sel galvani, terjadi perubahan pada bentuk, warna, dan massa
spesimen. Hal tersebut menandakan telah terjadi reaksi antara kedua logam dan juga elektrolit sehingga
mengubah spesimen awal. Praktikum kali ini tidak terlalu sesuai dengan prosedur percobaan
sebenarnya, karena spesimen telah diangkat walaupun belum mencapai 24 jam, disebabkan karena
masalah non teknis.
Pada praktikum pertama mengenai impressed current, massa awal dan massa akhir tidak terlalu
berbeda jauh. Hal ini menandakan bahwa metode yang dilakukan sudah benar, karena impressed
current memang digunakan untuk mencegah korosi dengan memberikan arus yang berlawanan dengan
arah arus yang menyebabkan korosi, sehingga tidak ada arus yang mengalir dan tidak dapat terjadi
korosi.
Pada keempat praktikum selanjutnya, diinginkan massa spesimen yang berada pada anoda
berkurang sedangkan massa spesimen yang berada pada katoda bertambah setelah diangkat dari sel
galvani. Hal tersebut menandakan telah terjadinya korosi pada anoda dan pelapisan pada katoda. Hal
tersebut disebabkan karena anoda mengalami reaksi oksidasi yang melepaskan elektron dan katoda
mengalami reaksi reduksi yang menerima elektron. Untuk logam yang terkorosi dapat dilihat pada deret
volta, semakin ke kiri semakin mudah teroksidasi. Deret volta :
Li K Ba Sr Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb (H) Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au
Semakin negatif potensial elektroda standarnya, semakin mudah terkorosi.
Dari data yang diambil, kita dapat menentukan laju korosi, yaitu besarnya pengurangan material
akibat reaksi kimia per satuan waktu (CPR/Corrosion Penetration Rate).
𝐾𝑊
𝐶𝑃𝑅 =
𝜌𝐴𝑡
Untuk HCl+Fe dan Zn, yang terkorosi adalah Zn. Persamaan reaksinya :
𝑎 ∶ 𝑍𝑛 → 𝑍𝑛2+ + 2𝑒 −
𝑘 ∶ 2𝐻+ + 2𝐶𝑙 − + 2𝑒 − → 𝐻2 + 2𝐶𝑙 −
𝑍𝑛 𝑠 + 2𝐻𝐶𝑙 𝑎𝑞 → 𝐻2 𝑔 + 𝑍𝑛𝐶𝑙2 𝑎𝑞
Untuk NaCl+Fe dan C, tidak ada yang terkorosi, karena Na pada deret volta lebih anodic dari
pada Fe, sehingga pada anoda yang bereaksi adalah NaCl, sedangkan C merupakan inert, sehingga H2O
yang bereaksi pada katoda.
Pada reaksi ini seharusnya tidak terjadi laju korosi, tetapi ada perubahan massa awal dan akhir, hal
tersebut bisa saja disebabkan karena adanya pengotor.
Untuk HCl+Fe dan C, yang terkorosi adalah Fe, yang bereaksi pada katoda adalah H2O,
persamaan reaksinya :
𝑎 ∶ 𝐹𝑒 → 𝐹𝑒 2+ + 2𝑒 −
𝑘 ∶ 2𝐻2 𝑂 + 2𝑒 − → 𝐻2 + 2𝑂𝐻 −
𝐹𝑒 𝑠 + 2𝐻2 𝑂 𝑙 → 𝐻2 𝑔 + 𝐹𝑒(𝑂𝐻)2 𝑎𝑞
Laju korosinya
87.6 50
𝐶𝑃𝑅 = = 1.76 𝑚𝑚 𝑦𝑟
7.9𝑥15.42𝑥20.4167
Untuk HCl+Fe dan Cu, yang terkorosi adalah Fe, persamaan reaksinya :
𝑎 ∶ 𝐹𝑒 → 𝐹𝑒 2+ + 2𝑒 −
𝑘 ∶ 2𝐻 + + 2𝐶𝑙 − + 2𝑒 − → 𝐻2 + 2𝐶𝑙 −
𝐹𝑒 𝑠 + 2𝐻𝐶𝑙 𝑎𝑞 → 𝐻2 𝑔 + 𝐹𝑒𝐶𝑙2 𝑎𝑞
Laju korosinya
87.6 20
𝐶𝑃𝑅 = = 0.696 𝑚𝑚 𝑦𝑟
7.9𝑥15.6𝑥20.4167
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Korosi pada logam terjadi apabila terjadi reaksi oksidasi, melepas elektron pada logam
tersebut. Suatu korosi dapat terjadi apabila ada anoda, katoda, konduktor, dan elektrolit.
Komponen-ko,ponen tersebut harus ada untuk menghasilkan korosi, bila tidak ada satu atau
lebih, maka korosi tidak akan terjadi.
5.2. Ada beberapa cara untuk mencegah korosi, dalam praktikum kali ini dicoba 2 cara, yaitu
impressed current dan sacrificial anode. Impressed current adalah cara untuk mencegah korosi
dengan metode memberikan arus yang arahnya kebalikan arah arus yang terjadi saat proses
korosi berlangsung, tujuannya agar tidak ada perpindahan elektron dari anoda ke katoda,
sehingga tidak terjadi korosi. Sacrificial anode metodenya adalah untuk melindungi logam yang
berada pada katoda dengan mengorbankan logam yang berada pada anoda dengan
membentuk sel galvani menggunakan kedua logam tersebut.
Tugas setelah praktikum
5. SCE adalah standard calomel electrode) yaitu elektroda standar yang digunakan untuk
mengetahui apakah suatu logam bersifat anodik atau katodik pada rangkaian elektrokimia.
6. Analisis sudah pada bab IV.
7. Cara menentukan arus proteksi maksimum adalah dengan mengukur arus yang mengalir pada
konduktor di rangkaian elektrokimia, arus tersebut merupakan arus maksimumnya.
8. Bila memberikan arus proteksi berlebihan maka tidak akan terjadi apapun, karena electron
sudah tidak dapat menuju katoda dari anoda karena terhalang arus proteksi.
Tugas tambahan
d. Biological corrosion adalah korosi yang disebabkan karena adanya mikroba pada logam, mikroba
tersebut menghasilkan senyawa-senyawa yang korosif, sehingga logam tersebut bereaksi
dengan senyawa korosif dan terkorosi.
e. Pada reaksi antara Fe dan Cu dalam HCl terjadi reaksi
𝑎 ∶ 𝐹𝑒 → 𝐹𝑒 2+ + 2𝑒 −
𝑘 ∶ 2𝐻 + + 2𝐶𝑙 − + 2𝑒 − → 𝐻2 + 2𝐶𝑙 −
𝐹𝑒 𝑠 + 2𝐻𝐶𝑙 𝑎𝑞 → 𝐻2 𝑔 + 𝐹𝑒𝐶𝑙2 𝑎𝑞
Pada katoda terjadi reaksi reduksi HCl dan pada anoda terjadi reaksi oksidasi Fe.
f. Korosi merupakan senyawa, yaitu campuran antara logam dan non-logam. Keramik merupakan
campuran antara logam dan non-logam, berarti dapat dikatakan keramik telah terkorosi,
sehingga keramik memiliki ketahanan terhadap korosi yang tinggi di segala lingkungan terutama
pada temperatur ruangan.
Rawinder 13108049
Analisis
Tugas Tambahan
1. Biological corrosion adalah korosi yang disebabkan karena adanya mikroba pada logam,
mikroba tersebut menghasilkan senyawa-senyawa yang korosif, sehingga logam
tersebut bereaksi dengan senyawa korosif dan terkorosi.
2. Korosi merupakan senyawa, yaitu campuran antara logam dan non-logam. Keramik
merupakan campuran antara logam dan non-logam, berarti dapat dikatakan keramik
telah terkorosi, sehingga keramik memiliki ketahanan terhadap korosi yang tinggi di
segala lingkungan terutama pada temperatur ruangan.
ANALISIS DATA
Pada logam Fe dan Cu dalam elektrolit HCl, massa Fe berkurang 0,02 gram dan massa
Cu tetap. Pengurangan massa Fe terjadi karena pada standard electrode potential Fe lebih anodic
dibandingkan Cu sehingga logam Fe terkorosi. Menurut table standard emf series, tegangan yang
akan timbul dari percobaan tersebut adalah sebesar -0,1 Volt(Callister, W. D. : Material Science
and Engineering Edisi 2 hal 568). Namun pada percobaan yang dilakukan tegangan yang timbul
overvoltage yaitu sebesar -0,3 Volt. Hal tersebut terjadi karena system tidak dalam keadaan
setimbang.
Pada logam Fe dan Zn dalam elektrolit HCl, massa Zn berkurang 1,11 gram dan massa
Fe tetap. Pengurangan massa Zn terjadi karena pada standard electrode potential Zn lebih anodic
dibandingkan Fe sehingga logam Zn terkorosi. Menurut table standard emf series, tegangan yang
akan timbul dari percobaan tersebut adalah sebesar 0,323 Volt(Callister, W. D. : Material
Science and Engineering Edisi 2 hal 568). Namun pada percobaan yang dilakukan tegangan
yang timbul overvoltage yaitu sebesar 0,54 Volt. Hal tersebut terjadi karena system tidak dalam
keadaan setimbang.
Pada dua percobaan diatas menunjukkan bahwa, logam Fe akan terkorosi jika bersifat
anodic dari logam pasangannya. Sehingga untuk mencegah pengkorosian Fe di alam, logam
tersebut dipasangkan logam yang bersifat lebih anodic seperti Zn agar tidak terjadi korosi. Pada
kedua percobaan tersebut menghasilkan tegangan positif, sehingga reaksi berlangsung spontan.
Pada logam Fe dan pelat C dalam elektrolit NaCl, massa Fe berkurang 0,08 gram dan
massa C meningkat 4,01 gram. Peningkatan pada pelat C yang sangat significant mungkin
diakibatkan dari kesalahan pengambilan data. Pengurangan massa Fe terjadi karena logam ini
lebih anodic daripada pelat logam C sehingga Fe terkorosi kedalam larutan NaCl.
Pada logam Fe dan pelat C dalam elektrolit HCl, massa Fe berkurang 0,05 gram dan
massa C tetap. Pengurangan massa Fe terjadi karena logam ini lebih anodic daripada pelat logam
C sehingga Fe terkorosi kedalam larutan HCl.
Pada percobaan pelat Fe dan pelat C pada dua elektrolit yang berbeda, pelat Fe tetap
terjadi korosi. Hal tersebut menunjukkan larutan NaCl dan Larutan HCl bisa digunakan sebagai
elektrolit untuk mengkorosi Fe karena kedua larutan tersebut ionik. Kedua percobaan tersebut
menghasilkan tegangan positif sehingga reaksi berlangsung spontan.
Pada percobaan Impressment current(logam Fe dan pelat C dalam elektrolit HCl), massa
Fe berkurang 0,04 gram dan massa C tetap. Jika dibandingkan dengan percobaan yang sama
tanpa tambahan arus, percobaan impressments current terbukti dapat menahan korosi pada logam
Fe. Hal terjadi karena korosi akibat perpindahan electron dari Fe ke pelat C dilawan dengan
perpindahan electron yang arahnya berlawanan sehingga laju korosi tertahan.
KESIMPULAN
Logam yang bersifat anodic mudah terkorosi daripada logam yang bersifat katodic.
Setiap rangakaian korosi yang bersifat spontan selalu menghasilkan tegangan yang positif
Seluruh percobaan menunjukkan overvoltage karena system tidak dalam keadaan
setimbang
Elektrolit NaCl dan elektrolit HCl dapat menyebabkan logam terkorosi
Impressment current dapat menghambat laju korosi pada logam
SARAN
Sebaiknya saat pengambilan data dilakukan dengan cermat agar tidak terjadi kesalahan
data.
TUGAS SETELAH PRAKTIKUM
TUGAS TAMBAHAN
1. Biological corrosion terjadi ketika ada mahluk hidup semacam bacteri memakan minyak
bumi dan hasil pembuangan metabolismenya menghasilkan senyawa kimia yang bersifat
asam sehingga menyebabkan pitting pada baja dan alumunium.
2. Perbedaan korosi pada logam dan ceramics adalah ceramics jauh lebih sulit dibandingkan
dengan logam waulupun keramik mengandung campuran logam dan polymer.
3. Pada larutan yang mengandung Cu2+ yang diberi pelat logam Cu dan Fe, maka Cu2+
diberi electron dari Fe yang terkorosi sehingga Volume Cu bertambah. Hal ini biasanya
dilakukan pada pemurnian tembaga.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Callister, William D. Materials Science and Engineering.2nd edition. John Willey
& sons.inc.1990
Fontana. Corrosion Engineering.
Kalpakjian, Serope. Manufacturing Engineering and Technology. 5th edition.
Pearson.