You are on page 1of 37

c 


  c  c
   c c !

Perubahan Wujud

Suatu zat tidak selalu tetap berada dalam wujudnya.Namun, suatu ketika zat dapat mengalami
perubahan wujud menjadi wujud lain. Sebagai contoh, air dapat membeku menjadi es, atau
menguap menjadi gas (uap air). Sebaliknya, es juga dapat mencair dan dapat mencair dan uap air
dapat mengembun menjadi air. Pernahkah kalian berfikir,mengapa hal itu bisa terjadi?

Zat dapat berubah wujud karena adanya pengaruh suhu. Pada dasarnya,perubahan suhu zat akan
menyebabkan terjadinya perubahan susunan partikel-partikel zat tersebut. Dalam hal ini, jika
suatu zat padat dipanaskan hingga mempunyai suhu yang tinggi, maka jarak antarpartikel zat
tersebut akan semakin renggang seiring dengan semakin tingginya suhu. Pada suhu
tertentu,susunan partikel zat tersebut menyebabkan zat berubah menjadi cair. Jika pada keadaan
cair, suhu zat terus dinaikkan melalui pemanasan, maka jarak antarpartikel zat tersebut akan
sangat renggang, dan memungkinkan zat tersebut berubah wujud menjadi gas. Bagaimana hal ini
bisa terjadi? Untuk mengetahui jawabannya, perhatikan gambar dan bacalah penjelasan berikut
ini!

Didinginkan

Padat ----- Cair ----- Gas

Dipanaskan

Ketika suatu zat dipanaskan, maka partikel-partikel zat tersebut akan menyerap energi
panas(kalor). Energi panas ini kemudian digunakan oleh partikel-partikel tersebut untuk bergetar
dengan cepat dan bergerak saling menjauh, sehingga pada keadaan tertentu keadaan zat tersebut
akan berubah wujud menjadi cair dan kemudian dari cair menjadi gas.

Sementara itu, ketika suatu zat didinginkan, maka partikel-partikel zat tersebut mengalami
kekurangan energi, sehingga gaya tarik antarpartikel lebih kuat. Akibatnya jarak anrtarpartikel
zat lebih rapat dibandingkan dengan sebelumnya. Keadaan tersebut menyebabkan perubahan
wujud zat, yaitu dari gas menjadi cair, dari cair menjadi padat.
Pada dasarnya, perubahan wujud zat
terdiri dari
membeku,mencair,menguap,mengemb
un,menyublim, dan mendeposit.
Berikut ini penjelasan lebih lanjut
tentang perubahan wujud yang terdiri
dari membeku, mencair, dan menguap.
Sedangkan, mengembun, menyublim,
dan mendeposit tidak akan dibahas
lebih lanjut dalam buku ini. Akan
tetapi, untuk memberikan gambaran
tentang proses-proses perubahan
wujud zat tersebut, perhatikan gambar
berikut ini!

a. Membeku

Membeku adalah proses perubahan wujud suatu zat dari cair menjadi padat. Sebagai contoh,
pada suhu tertentu air dapat membeku menjadi es. Proses membekunya suatu zat biasanya terjadi
pada suhu yang rendah. Suhu ketika suatu zat cair berubah wujud menjadi padat dinamakan titik
beku. Setiap benda memiliki titk beku yang berbeda-beda Titik beku merupakan sifat fisika
benda yang dapat digunakan utnuk meramalkan bentuk zat pada suhu tertentu.

b. Mencair

Mencair atau meleleh adalah proses perubahan wujud suatu zat dari padat menjadi cair. Sebagai
contoh, lilin akan mencair atau meleleh ketika dibakar, es yang dibiarkan di udara terbuka akan
mencair. Proses mencair atau meleleh juga sering disebut dengan istilah lain, yaitu melebur.

Suhu ketika suatu zat mulai mencair disebut dengan titik cair, titik leleh, atau titik lebur. Akan
tetapi, yang paling umum digunakan adalah titik lebur.

Dengan mengetahui titik lebur suatu zat, maka kita dapat mengetahui kemurnian suatu zat.
Untuk zat-zat murni, pada umumnya memiliki titik lebur yang lebih tinggi dibandingkan ketika
zat tersebut telah tercampur dengan zat lain. Berdasarkan hal inilah, maka untuk memperoleh
logam yang murni, maka bijih logam yang dihasilkan dari proses tambang dipanaskan dalam
dapur pemanasan sampai melebur dan kemudian melalui proses lebih lanjut akan diperoleh
logam yang murni.

c. Menguap

Menguap adalah proses perubahan wujud suatu zat dari bentuk cair menjadi gas atau uap. Suhu
ketika suatu zat cair berubah menajdi uap disebut dengan titik uap.
Ketika suatu zat cair dipanaskan pada tekanan normal (1 atm), maka pada suhu tertentu akan
terlihat pada seluruh bagian zat cair timbul gelembung-gelembung yang bergerak ke atas dan
kemudian pecah saat mencapai permukaan. Pada keadaan yang demikian, zat cair dikatakan
mendidih. Ketika suatu zat cair mendidih, maka hampir tiap bagian zat segera berubah menjadi
uap. Berdasarkan hal ini, maka titik uap sering disebut dengan titik didih. Sebagai contoh, air
murni mendidih ketika mencapai suhu + 100 pada tekanan normal (1 atm), dan pada keadaan
tersebut partikel-partikel air akan berubah menjadi gas.

--Faktor lain yang mempengaruhi perubahan wujud--

Disamping suhu, faktor yang mempengaruhi proses perubahan bentuk adalah tekanan udara.
Sebagai contoh, tekanan udara di dataran tinggi ( misalnya pegunungan ) dan di dataran
rendah(misalnya pantai) berbeda, sehingga titik didih air pada kedua tempat tersebut juga
berbeda.

--Balon Udara--

Tahukah kalian, mengapa balon udara bisa terbang?

Balon udara diisi dengan gas yang mempunyai massa jenis lebih kecil dibandingkan dengan
massa jenis udara luar. Dengan demikian, gas dalam balon tersebut cenderung berada pada posisi
di atas udara. Hal inilah yangmenyebabkan adanya gaya ke atas dan membuat balon terbang
melayangke atas. Untuk batas-batas tertentu, gaya ke atas ini masih dapat melebihi gaya tarik
bumi, sehingga yang tidak terlalu berat, balon tersebut masih dapat bergerak naik.

--Atom--

Atom, molekul dan ion berukuran sangat kecil, dan tidak dapat dilihat dengn mata telanjang.
Akan tetapi,para ilmuwan berhasil menemukan cara yang luar biasa untuk melihat partikel-
partikel tersebut. Hal ini tentu saja dengan menggunakan alat bantu, yaitu sebuah mikroskop
yang dikenal dengan istilah scanning electron microscope. Mikroskop jenis ini
dapatmenghasilkan perbesaran hingga jutaan kali dari ukuran partikel yang dilihat.Mikorsko ini
telah berhasil digunakan untuk melihat atom-atom tunggal dari uusur uranium dan
thorium.(sumber :Complete Chemistry)

--Minuman Isotonik--

Jika cairan dalam tubuh tdak digantisetelah bekerja atau berolahraga, maka tubuh akan
mengalami kekurangan cairan (dehidrasi). Minuman isotoni atau yang dikenal dengan sebutan
isotonic drinks, biasanya berbentuk cairan yang mengandung energi danmerupakan elektrolit,
yaitu larutan yang terdiri atas ion-ion. Larutan elektrolit ini dibutuhkan untuk mengganti garam
atau in tubuh yang hilang dalam bentuk keringat. ion-ion dalam tubuh manusia membantu proses
penyerapan zat makanan. Oleh karena itu, dengan hilangnya sebagian ion-ion tubuh akan
menyebabkan tubuh menjadi lemah. Maka dari itu penting sekali mengkonsumsi minuman
isotoni setelah bekerja dan berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuh.(sumber : www.info-
sehat.com)
ë Oktober 2007
Perubahan Wujud Zat

Pada saat tertentu, umumnya zat berada dalam satu wujud zat saja. tetapi, zat berubah dari wujud

yang satu ke wujud yang lain.

Perubahan dari wujud padat menjadi wujud zat cair disebut melebur atau meleleh. Misalnya,
mentega berbuah menjadi minyak ketika dimasukkan ke dalam penggorengan. Ini artinya
perubahan dari padat ke cair membutuhkan kalor (energi).

Perubahan dari wujud cair menjadi wujud padat disebut membeku. Misalnya, air menjadi es
dalam lemari es. Ini artinya perubahan ini melepas kalor (energi)

Perubahan dari wujud cair menjadi wujud gas disebut menguap. Contohnya, air menjadi uap air
ketika dipanaskan. Ini berarti perubahan ini membutuhkan kalor (energi).

Perubahan dari wujud gas menjadi cair disebut mengembun. Contohnya, embun di pagi hari
terbentuk karena perubahan uap air di udara menjadi air. Perubahan ini tidak memerlukan kalor
(melepas) kalor.

Perubahan dari wujud padat menjadi wujud gas disebut menyublim. Contohnya, penguapan
kapur barus. perubahan ini membutuhkan kalor.

Perubahan dari wujud gas menjadi wujud padat disebut mengkristal (menyumblim).
Contohnya, perubahan uap air menjadi salju. Perubahan ini tidak memerlukan energi atau
melepas kalor.
Diposkan oleh fisikasmp di 20.24
Label: Perubahan Wujud Zat
!
Pelajaran Fisika : Kalor dan Perubahan Wujud
Ú!Ú!Ú!Ú!"!#!
c!

##$#!%
&!'!(!$!!

http://klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/pelajaran-fisika/pelajaran-
fisika-kalor-dan-perubahan-wujud/

oleh Rahadian

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa energi kalor dapat mengubah wujud suatu benda, dalam
hal ini saya akan menggunakan air sebagai contohnya.
Air dalam suhu yang amat rendah (-40o Celcius ) akan berbentuk sebagai es yang berwujud
padat, sedangkan pada suhu 0o Celcius air akan mengalami perubahan wujud dari padat ( es )
menjadi cair. Suhu air akan terus mengalami kenaikan ketika dipanaskan, yang pada akhirnya
hinga di titik 100o Celcius akan mengalami perubahan wujud dari cair menjadi gas ( uap air ).

Untuk lebih jelasnya silahkan lihat gambar dibawah :

Gambar diatas menunjukkan grafik perubahan wujud air mulai dari fase es pada suhu -40o
Celcius hingga menjadi uap air pada suhu 120o Celcius.
Perhatikan grafik yang diberi warna merah dan hijau !! Hal ini dimaksudkan untuk
membedakan antara fase dimana air mengalami kenaikan suhu dan fase dimana air mengalami
perubahan wujud.
Pelu diingat bahwa :
1. Ketika air mengalami perubahan wujud maka air TIDAK mengalami perubahan suhu.
2. Sedangkan, ketika air mengalami perubahan suhu maka air TIDAK mengalami perubahan
wujud.

dikarenakan hal ini maka kita mengenal dua jenis rumus untuk menghitung besarnya energi
kalor.
energi kalor dilambangkan dengan huruf Q dengan satuan Joule ( J ).

‰ = M. C. ǻ T ( digunakan untuk menghitung energi kalor pada fase kenaikan suhu )

ket :
M = Massa ( Kg )
C = Kalor Jenis ( J/KgC )
ǻ T = Perubahan Suhu ( C )

Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1
derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter.

‰ = M. L ( digunakan untuk menghitung energi kalor pada fase perubahan wujud )

ket :
M = Massa ( Kg )
L = Kalor Laten ( J/Kg )

Kalor Laten adalah kalor yang digunakan untuk mengubah wujud suatu zat. Kalor laten ada dua
macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg)

contoh soal :

Tentukan energi kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan es yang memiliki massa 2 Kg dan
bersuhu -20o Celcius hingga menjadi air yang bersuhu 70o Celcius ( Kalor jenis air = 4.200
Joule/kg°C, Kalor lebur es = 334.000 J/kg, Kalor jenis es= 2.090 Joule/kg°C )

Pembahasan :
Untuk mengerjakan soal ini, maka kamu harus mengetahui bahwa ada tiga fase yang terjadi :
1. Fase perubahan suhu es dari -20o C menjadi es bersuhu 0o C.
2. Fase perubahan wujud es menjadi air pada suhu 0o C.
3. Fase perubahan suhu air dari 0o C menjadi es bersuhu 70o C.

Maka kita harus menghitung satu per satu energi kalor dari setiap fase.
6ase :
Q1 = M. C. ǻ T
Q1 = 2 x 2.090 x 20 << menggunakan kalor jenis es bukan kalor jenis air
Q1 = 83.600 Joule
6ase 2 :
Q2 = M. L
Q2 = 2 x 334.000
Q2 = 668.000 Joule

6ase ë :
Q3 = M. C. ǻ T
Q3 = 2 x 4.200 x 70 << baru menggunakan kalor jenis air
Q3 = 588.000 Joule

Maka kita jumlahkan hasil dari ketiga fase tersebut dan didapatkan hasil akhir senilai :
83.600 + 668.000 + 588.000 = 1.339.600 Joule

Kalor dan Perubahan Wujud zat

Posted on November 11, 2008 - Filed Under SUHU DAN KALOR |

Pengertian Kalor

Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk
mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda
tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga
sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.

Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu
benda(zat) bergantung pada 3 faktor

# &&!) !
 
&!) !*!
&!
 
 c !& c !

Sehingga secara matematis dapat dirumuskan :

Q = m.c.(t2 - t1)

Dimana :

Q adalah kalor yang dibutuhkan (J)


m adalah massa benda (kg)

c adalah kalor jenis (J/kgC)

(t2-t1) adalah perubahan suhu (C)

Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis

ð *!+ ,! ,  ! !


 !& c !
ð *!+ ,! ,  ! !
, c!  !*!
$!
& !+ ,! ,  ! !
*!
! ! !-!.!/!0!  !.!/!1!2
, !0! c!*! !3,!  !1! c!
*!
!3,!

Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu kapasitas kalor
(H) dan kalor jenis (c)

Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1
derajat celcius.

H = Q/(t2-t1)

Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1
derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter.

c = Q/m.(t2-t1)

Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk persamaan baru

H = m.c

Analisis grafik perubahan wujud pada es yang dipanaskan sampai menjadi uap. Dalam grafik ini
dapat dilihat semua persamaan kalor digunakan.
Keterangan :

Pada Q1 es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es, setelah suhu sampai pada 0 C
kalor yang diterima digunakan untuk melebur (Q2), setelah semua menjadi air barulah terjadi
kenaikan suhu air (Q3), setelah suhunya mencapai suhu 100 C maka kalor yang diterima
digunakan untuk berubah wujud menjadi uap (Q4), kemudian setelah berubah menjadi uap
semua maka akan kembali terjadi kenaikan suhu kembali (Q5)

Untuk mencoba kemampuan silakan kkerjakan latihan soal dengan cara klik disini.

M  ngan antara kalor dengan energi listrik

Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk kebentuk yang lain.
Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi maka energi listrik dapat berubah menjadi energi kalor
dan juga sebaliknya energi kalor dapat berubah menjadi energi listrik. Dalam pembahasan ini
hanya akan diulas tentang hubungan energi listrik dengan energi kalor. Alat yang digunakan
mengubah energi listrik menjadi energi kalor adalah ketel listrik, pemanas listrik, dll.

Besarnya energi listrik yang diubah atau diserap sama dengan besar kalor yang dihasilkan.
Sehingga secara matematis dapat dirumuskan.

W=Q

Untuk menghitung energi listrik digunakan persamaan sebagai berikut :

W = P.t

Keterangan :

W adalah energi listrik (J)


P adalah daya listrik (W)

t adalah waktu yang diperlukan (s)

Bila rumus kalor yang digunakan adalah Q = m.c.(t2 - t1) maka diperoleh persamaan ;

P.t = m.c.(t2 - t1)

Yang perlu diperhatikan adalah rumus Q disini dapat berubah-ubah sesuai dengan soal.

Dsas Black

Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan atau
dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang
bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi keseimbangan termal (suhu kedua benda
sama). Secara matematis dapat dirumuskan :

Q lepas = Q terima

Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang menerima kalor adalah benda
yang bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut dijabarkan maka akan diperoleh :

Q lepas = Q terima

m1.c1.(t1 - ta) = m2.c2.(ta-t2)

Catatan yang harus selalu diingat jika menggunakan asasa Black adalah pada benda yang
bersuhu tinggi digunakan (t1 - ta) dan untuk benda yang bersuhu rendah digunakan (ta-t2). Dan
rumus kalor yang digunakan tidak selalu yang ada diatas bergantung pada soal yang dikerjakan.

s er artikel http://alljabbar.wordpress.com

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20101018023554AA6bdbS

gas >> cair : embun.. atw nitrogen yg di press jd liquid nitrogen


cair >> gas : uap air.. alkohol..
cair >> padat : air >> es batu.. apa aja deh yg dibeku2in~
padat >> gas: biang es, naphthalene balls (kapur barus)
gas >> padat: salju.. tabung pemadam yg isi karbon dioksida
susu menjadi es cream ---> membeku
parfum di semprotkan tinggal baunya saja ---> menyublim
es batu dicampur teh manis hangat ---> mencair
keju padat diatas kue pancake panas ---> mencair
adonan kue bolu dipanggang ---> membeku
bubuk kopi yang dilarutkan dalam air panas ---> menyublim
telur rebus yang direndam dalam cuka ---> menyublim (reducing zat kapur)
tanah basah setelah hujan menjadi kering setelah pemanasan matahari ---> menguap
darah segar yang menempel di bangku menjadi kering dan keras ---> membeku
lilin yang menyala ---> mencair
materi referensi:

uji coba dan kejadian alam sehari-hari


padat - cair = es mencair, gula yang di aduk di air panas
cair - padat = air yang membeku di kulkas, perubahan air menjadi salju di awan

cair - gas = air yang menguap


gas - cair = uap air yang mengembun di awan, embun pada daun di pagi hari

padat - gas = kapur barus yang dibiarkan


gas - padat = CO2 menjadi es kering , asap knalpot yang lama-lama menjadi kerak di knalpot!

perubahan gas menjadi padat disebut MENGHABLUR atau dalam bahasa inggris disebut
DEPOSITION alias DESUBLIMATION. contohnya: pembuatan ammonium sulfat dan
ammonium nitrat bahan pupuk

sementara contoh dalam bidang meteorologi a.l: perubahan uap air menjadi padat langsung tanpa
terlebih dahulu melewati fase cair sebagaimana proses terbentuknya salju di awan, atau
terjadinya frost di permukaan tanah atau Para petani sering menjumpai lapisan putih seperti
bedak dipermukaan daun.. itu adalah contoh2 sederhana dari desublimasi ini.

materi referensi:

http://en.wikipedia.org/wiki/Deposition_«
!

2.8 Tinjauan tentang wujud zat

2.8.1 Sifat zat berdasarkan wujudnya

1.Menyelidiki perubahan wujud suatu zat

Ada beberapa perubahan wujud suatu zat yaitu melebur, membeku, menguap, menyublim
dan mengembun.

a.Peleburan
Peleburan adalah suatu peristiwa perubahan wujud zat padat menjadi zat cair. Contoh
peleburan dalam kehidupan sehari-hari adalah seperti ketika kita memasukkan es ke dalam air
hangat maka kita akan mengamati bahwa es itu segera mencair setelah dimasukkan.

b.Pembekuan

Pembekuan adalah suatu peristiwa perubahan wujud zat cair menjadi zat padat. Contoh
pembekuan dalam kehidupan sehari-hari adalah seperti ketika kita memasukkan air ke dalam
ruang pembeku almari es dan kita tunggu berapa jam maka kita akan mengamati bahwa air yang
kita masukkan telah berubah menjadi es batu.

c.Penguapan

Penguapan adalah suatu peristiwa perubahan wujud zat cair menjadi gas. Contoh
penguapan dalam kehidupan sehari-hari adalah seperti ketika kita merebus. Air yang kita rebus
setelah beberapa saat akan mendidih dan banyak uap air di atas permukaan air yang mendidih
tersebut.

d.Penyubliman

Penyubliman adalah suatu peristiwa perubahan wujud zat padat menjadi gas. Contoh
penyubliman dalam kehidupan sehari-hari adalah seperti ketika kita meletakkan kapur barus di
ruangan terbuka dalam waktu yang cukup lama, kemudian kita mengamati kapur barus tersebut
ternyata ukuran kapur barus tersebut tidak tetap. Makin lama kapur barus tersebut menjadi kecil
ukurannya. Peristiwa penyusutan ini karena sebagian besar kapur barus telah berubah menjadi
gas.

e.Pengembunan

Pengembunan adalah suatu peristiwa perubahan wujud zat dari gas menjadi cair. Contoh
pengembunan dalam kehidupan sehari-hari adalah seperti ketika kita mengamati adanya titik-
titik air di luar gelas yang berisi air es. Titik-titik air pada gelas itu merupakan uap air di udara
yang berubah menjadi air.

Jadi pada dasarnya secara sederhana dapat dijelaskan bahwa suatu zat dapat berupa gas, cair,
atau padat.

2. Susunan dan gerak partikel wujud zat

Pada dasarnya terdapat tiga wujud zat, yakni: padat, cair dan gas. Wujud suatu zat pada
tekanan tetap bergantung pada suhunya. Sebagai contoh, air berupa es (wujud padat) pada suhu
rendah dan berupa wujud air (wujud cair) pada suhu kamar. Pada suhu yang lebih tinggi, air
berubah menjadi uap air (wujud gas).

Setiap wujud zat mempunyai sifat-sifat khusus yang dapat digunakan untuk mengenali zat
tersebut.
a. Padat

Setiap zat padat memiliki bentuk dan volume yang tetap, sebab partikel zat padat saling
berdekatan dan terikat kuat oleh gaya antar partikel tersebut. Hal ini menyebabkan volume zat
padat tidak dapat dimampatkan menjadi lebih kecil. Partikel-partikel itu mampu menggetarkan
tetangga dekatnya, namun partikel-partikel itu tidak mempunyai energi yang cukup untuk keluar
dari posisisnya atau melepaskan diri dari ikatannya.

Zat padat dapat berupa kristal atau amorf. Pada kebanyakan zat padat, partikel-
partikelnya tertata secara teratur dan berulang. Zat padat yang demikian disebut kristal. Jenis zat
padat yang berbeda, mempunyai bentuk kristal yang berbeda pula. Beberapa za zat padat, seperti
gelas dan beberapa jenis plastik dan lilin, memiliki susunan partikel yang tidak teratur. Zat padat
semacam ini disebut amorf. Susunan zat padat dapat diamati dengan difraksi sinar-X.

b. Cair

Seperti halnya zat padat, zat cair tidak dapat dimampatkan sehingga volumenya menjadi
lebih kecil. Seperti jika kita menekan ke bawah satu liter air dengan tangan kita, volumenya akan
tetap satu liter. Zat cair yang dituangkan ke dalam suatu wadah maka zat cair tersebut akan
berbentuk seperti wadah tempat zat cair tersebut dituangkan.

Menurut teori kinetik zat hal ini disebabkan partikel-partikel zat cair juga saling
berdekatan dan merapat. Berbeda dengan zat padat, partikel-partikel zat cair mempunyai energi
yang cukup untuk berpindah atau mengembara. Gerak partikel tersebut menyebabkan zat cair
mengalir dan mengambil bentuk seperti wadahnya.

c. Gas

Berbeda dengan zat padat maupun zat cair, gas dapat dimampatkan untuk mengisi ruang
yang lebih kecil. Gas memiliki bentuk dan volume yang tidak tetap. Gas juga dapat memuai dan
menyusut mengikuti ruang yang tersedia. Hal ini dapat dijelaskan melalui teori kinetik zat,
partikel-partikel gas mempunyai energi yang cukup untuk memisahkan diri dari pertikel-partikel
lainnya. Oleh karena itu partikel-partikel itu bebas bergerak ke segala arah sampai gas menyebar
merata ke seluruh wadahnya. Karena partikel-partikel gas tidak saling berdekatan dan merapat,
maka partikel-partikel itu dapat juga dimampatkan ke dalam ruangan yang lebih kecil.

2.8.2 Sifat Zat Penerapannya Dalam Kehidupan Sehari-Hari

a. Kohesi dan Adhesi

Telah kita ketahui zat cair tersusun dari partikel-partikel yang sangat kecil dan saling
tarik menarik. Gaya tarik menarik antara partikel zat yang sejenis pada suatu zat disebut gaya
kohesi. Gaya kohesi total pada permukaan zat terarah ke dalam. Hal ini menyebabkan tetes-tetes
zat cair tersebut cenderung berbentuk bola.
Partikel-partikel zat cair di permukaan zat cair tertarik ke dalam.Akibatnya di permukaan zat cair
menjadi teregang, seperti balon karet yang ditarik. Oleh sebab itu, zat cair memiliki tegangan
permukaan.

Bila dua zat yang berbeda saling bersentuhan, terjadi gaya tarik-menarik antara partikel-
partikel kedua zat pada daerah persentuhannya. Gaya tarik menarik antara partikel-partikel zat
yang tidak sejenis disebut gaya adhesi. Konsep kohesi dan adhesi inilah yang dapat menjelaskan
mengapa ketika kita meneteskan raksa di atas kaca datar maka raksa tersebut berbentuk bola.
Namun ketika kita meneteskan alkohol di atas permukaan kaca yang sama ternyata alkohol
tersebut tidak berbentuk bola, melainkan menyebar membasahi kaca.

b. Peristiwa kapilaritas

Kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya permukaan zat cair dalam pipa kapiler.
Pipa kapiler merupakan pipa dengan diameter kecil Peristiwa kapilaritas pada dasarnya berasal
dari gaya adhesi. Minyak tanah dapat naik melalui sumbu, karena gaya adhesi lebih besar
daripada gaya kohesi. Akibatnya minyak tanah membasahi dinding pori-pori sumbu dan
bergerak naik.

Perubahan Zat atau Benda Cair, Padat dan Gas - Pelajaran


Kimia dan 6isika
http://organisasi.org/perubahan_zat_atau_benda_cair_pada
t_dan_gas_pelajaran_kimia_dan_fisika
Thu, 18/05/2006 - 10:54pm ² godam64

1. Benda atau zat padat berubah menjadi benda cair


= Mencair atau Pencairan
Contoh :
- es krim yang berubah menjadi cair terkena suhu panas
- permen atau coklat yang mencair terkena suhu panas

2. Benda atau zat cair berubah menjadi benda padat


= Membeku atau Pembekuan
Contoh :
- membuat es kebo dari air sirup dalam plastik
- membuat agar-agar atau jelly

3. Benda atau zat padat berubah menjadi benda gas


= Menyublim atau Penyubliman atau Sublim
Contoh :
- kapur barus yang menyublim menjadi gas berbau wangi
- Biang es didalam kotak es tongtong untuk mendinginkan es

4. Benda atau zat gas berubah menjadi benda padat


= Menghablur atau Penghabluran atau hablur atau mengkristal atau pengkristalan
Contoh :
- pembuatan ammonium sulfat dan ammonium nitrat bahan pupuk

5. Benda atau zat gas berubah menjadi benda cair


= Mengembun atau Pengembunan
Contoh :
- Hujan di malam minggu berasal dari uap awan yang menjadi air
- Udara lembab dan dingin di pagi hari membuat embun di pucuk daun

6. Benda atau zat cair berubah menjadi benda gas


= Menguap atau Penguapan
Contoh :
- Air comberan menguap menjadi uap terkena sinar matahari
- Spirtus atau spiritus menguap saat terkena udara

Wujud Zat Kelima: Ultralow-surface-tension Regime


(Heinrich Jaeger) atau Bose-Einstein Condentation?
Posted March 13, 2010 by raggne in Science.
Di
sekolah dasar dahulu kala, kita belajar bahwa wujud zat (states of matter) ada tiga, yaitu padat
(solid), cair (liquid), dan gas. Zat padat memiliki sifat rigid, yaitu mempertahankan volume dan
bentuknya seperti bebatuan dan es. Zat cair mempertahankan volumenya tapi bentuknya
berubah-ubah sesuai dengan wadahnya. Air misalnya, menyerupai bentuk gelas ketika di dalam
gelas. Terakhir gas, baik volume dan bentuknya berubah-ubah sesuai dengan wadahnya. Udara
di dalam balon misalnya, volumenya bertambah ketika balon membesar, begitu juga bentuknya.

Yang membedakan satu dengan yang lain adalah jarak antarmolekul penyusun zat
tersebut.Pada zat padat, jarak antarmolekul penyusunnya sangat dekat (rapat) sehingga molekul-
molekulnya tidak dapat bebas bepergian. Ini seperti sebuah orang-orang yang berdesakan di
dalam lift sempit, mereka tidak dapat ke mana-mana kecuali berdiri di tempat. Kalau pun dapat
bergerak, hanya sedikit. Jika sebagian orang tadi keluar dari lift, maka sebagian yang tinggal
merasa lega dan dapat bergerak relatif lebih leluasa. Ini analogi dengan zat cair, yang jarak
antarmolekulnya relatif lebih besar daripada zat padat. Dengan demikian, sejumlah air dapat
berubah-ubah bentuknya menyesuaikan wadah yang ditempatiny. Terakhir, jika jarak
antarmolekul sangat jauh (renggang) sehingga molekul bebas bergerak, maka wujud zatnya
adalah gas seperti udara. Dia tidak dapat mempertahankan bentuk dan volumenya.
!

Diagram temperatur-energi pada perubahan fase wujud zat. Perubahan fase selalu melibatkan
panas, baik dilepas ataupun diterima, namun temperatur zat tidak berubah. Dalam gambar, kotak
merah menunjukkan proses perubahan fase.

Zat juga dapat berubah wujud dari satu ke yang lain. Namanya perubahan fase zat (phase
change). Wujud padat ke cair melewati proses pencairan (melting) seperti es mencair menjadi air
² kebalikannya disebut pembekuan (freezing). Wujud cair ke gas melewati proses penguapan
(vaporation) seperti air mendidih menjadi uap air ² kebalikannya disebut pengembunan atau
kondensasi (condensation). Wujud gas juga dapat menjadi padat lewat proses deposisi
(deposition) ² kebalikannya disebut penyubliman (sublimation) seperti pada kasus kapur barus.

Wujud zat dapat juga dibedakan berdasarkan interaksi antarmolekul penyuzun zat. Dalam
klasifikasi ini, pada zat padat interaksi tarik-menarik antarmolekul membuat posisi molekul-
molekul penyusunnya tetap dalam koordinat dimensi ruang. Pada zat cair, interaksi tarik-menarik
antarmolekul relatif lebih lemah sehingga posisi molekul-molekulnya berubah-ubah meskipun
tidak ekstrim. Sedangkan dalam gas, nyaris tidak terjadi interaksi antarmolekul gas sehingga
mereka bebas bergerak ke sana ke mari sehingga membuat gas tidak dapat mempertahankan
volume dan bentuknya.
!

Proses perubahan fase zat. Arah panah ke atas menunjukkan nilai entalpi yang semakin tinggi.
Entalpi adalah konsep dalam termodinamika yang menunjukkan total energi dalam plus total
energi dari tekanan dan volume zat.

Ada satu wujud tambahan berdasarkan interaksi antarmolekul penyusun, yaitu disebut plasma.
Plasma adalah gas yang terionisasi (memiliki muatan listrik) dan biasanya memiliki temperatur
yang tinggi. Interaksi ionik antar molekul-molekul bermuatan yang ada dalam plasma
memberikan plasma sifat-sifat yang berbeda dari tiga wujud lain. Inilah yang menjadi alasan
kenapa plasma disebut wujud zat keempat (the fourth state of matterial).

Di Bumi kita, plasma dapat ditemukan pada awan-awan bermuatan yang menghasilkan petir.
Malah, sebagian orang mendeskripsikan petir itu sendiri adalah plasma. Kilatan terang-
benderang yang kita saksikan dari petir adalah radiasi elektromagnetik (termasuk di dalamnya
cahaya tampak, gelombang radio, dan sinar-X) yang dipancarkan oleh plasma. Selain itu, plasma
pada petir membawa arus sampai 30.000 ampere dan memiliki temperatur sampai 28.000 kelvin.
Plasma juga ada di dalam tabung televisi (bukan monitor datar seperti pada laptop) dan lampu
neon.

Namun, sesungguhnya plasma lebih banyak terdapat di luar angkasa. Debu-debu kosmik yang
menjadi cikal-bakal bintang berwujud plasma. Materi penyusun angin surya (solar wind), inti
Matahari, bahkan planet Jupiter sebagian besar berwujud plasma. Karena banyaknya plasma
mengisi ruang di luar angkasa, plasma menjadi salah satu kunci untuk mempelajari Alam
Semesta kita. Dalam fisika, pengkajian plasma secara khusus dilakukan oleh cabang ilmu yang
disebut fisika plasma (plasma physics).

Apakah ada wujud zat kelima (the fifth state of material)? Jawabannya mungkin ada dan
mungkin berwujud butiran (granular) seperti butiran-butiran pasir yang jatuh dari sela-sela
tangan kita. Ini adalah fakta terbaru yang dipublikasi oleh Heinrich Jaeger (University of
Chicago) di majalah Nature edisi 25 Juni 2009.

Proses pembentukan butiran-butiran pasir terjadi karena ketidakstabilan gaya atomik yang
menarik bijih-bijih pasir sehingga membentuk butiran ² ini berbeda dengan teori lama yang
mengatakan bahwa butiran pasir terbentuk setelah terjadi tumbukan antarbijih pasir. Proses ini
mirip pada air yang juga membentuk butiran ketika jatuh (seperti pada air hujan), hanya saja
pada butiran pasir melibatkan gaya tarik-menarik antarmolekul 100.000 kali lebih kuat.

Selain itu, Jaeger mendapatkan apa yang disebut ³daerah tegangan-permukaan-ultrarendah´


(ultralow-surface-tension regime), sebuah kondisi baru dalam ranah sains yang menentukan
dinamika wujud butiran. Ini membuat wujud butiran memiliki sifat-sifat yang berbeda dari
keempat wujud zat yang ada.

Misalnya saja, butiran pasir memiliki sifat zat padat dan zat cair pada waktu yang bersamaan.
Saat berjalan di pantai, tubuh kita ditopang oleh pasir pantai ² sifat pasir sebagai zat padat. Kita
dapat genggam pasir namun kemudian pasir itu dapat lolos dan jatuh dari sela-sela jari kita ²
sifat pasir sebagai zat cair. Contoh lain dapat kita lihat ketika sebuah benda jatuh ke atas pasir,
menghasilkan fenomena seperti benda dijatuhkan ke atas air (lihat video). Dalam kasus-kasus
lain, butiran pasir dapat berperilaku seperti padat, cair, gas, bahkan di antaranya.

Dikutip dari Wired Science, riset tentang wujud butiran ini dapat menguntungkan pihak industri.
Banyak produk jadi dan makanan melewati fase butiran. Selama ini pihak industri hanya
menggunakan metode trial-and-error untuk menangani proses mereka sehingga tingkat
kegagalannya tinggi. Keuntungan dari riset butiran pasir ini juga dapat dinikmati oleh riset
berteknologi tinggi seperti eksplorasi Mars dan Bulan oleh robot-robot NASA. Perubahan
kondisi sedikit saja, seperti temperatur, kelembaban, kondisi permukaan dapat menyebabkan
kerusakan fatal.

³Fisikawan kaya akan perkakas untuk berurusan dengan zat padat, cair, dan gas. Tapi, kita tidak
punya sebuah petunjuk kapan kategori klasik itu (padat-cair-gas) tidak dapat dipakai,´ ujar
Jaeger.

Sebenarnya, masih ada satu wujud zat lagi yang telah dikenal sebelum ini, yaitu kondensasi
Bose-Einstein ((ose-Einstein condentation). Wujud zat ini adalah gas yang didinginkan menuju
0 kelvin (nol kelvin = absolute zero). Pada keadaan ini, zat memiliki sifat-sifat unik yang tidak
dimiliki oleh wujud lainnya. Sebagian orang mengatakan bahwa kondensasi Bose-Einstein inilah
yang merupakan wujud zat kelima. Jika demikian, maka kita punya enam wujud zat. Wah,
jangan-jangan nanti ada juga wujud ketujuh, kedelapan, dan seterusnya? Semakin banyak
hapalan untuk anak sekolah, hehehe.

sumber: http://diary.febdian.net/2009/06/27/wujud-zat-kelima/

!
Industri penyempurnaan tekstil menggunakan banyak air dalam proses produksinya. Air
terutama dipakai sebagai media pelarut dan transfer zat-zat kimia yang akan diaplikasikan pada
bahan tekstil dan juga digunakan dalam jumlah besar di akhir proses untuk menghilangkan sisa-
sisa zat kimia maupun zat warna yang tertinggal pada bahan. Proses penyempurnaan tekstil
menghabiskan sekitar 50 - 240 liter air per kg bahan tergantung jenis serat, jenis proses yang
dikerjakan, dan mesin yang digunakan berikut tingkat efisiensinya1. Ini kurang lebih setara
dengan 6-7% biaya total produksi, meliputi biaya penyediaan air proses dan pengolahan limbah
(termasuk pemakaian kembali dan daur-ulang), dan diperkirakan akan terus meningkat dengan
semakin berkurangnya ketersediaan air dan ketatnya peraturan-peraturan lingkungan.

Pengembangan mesin-mesin pencelupan baru yang


memungkinkan konsumsi air hingga minimum masih belum memberikan solusi efektif karena
bagaimanapun masih memerlukan air dalam jumlah besar di tahap akhir proses, yaitu untuk
pembilasan dan pencucian (washing-off).

Pada sekitar tahun 1970 ± 1980-an solvent dyeing sempat menarik perhatian besar dari kalangan
industri maupun akademia di bidang pencelupan.2-4 Solvent dyeing adalah metoda pencelupan
serat-serat sintetik, terutama poliester, dengan menggunakan pelarut organik. Dua di antaranya
yang banyak diteliti untuk menggantikan air sebagai media pelarut dan transfer adalah piridin2
dan perkloroetilena3 (sering digunakan oleh industri pencucian sebagai pelarut untuk dry-
cleaning). Keduanya diketahui secara umum merupakan zat kimia beracun dan berbahaya bagi
kesehatan pekerja maupun lingkungan. Oleh karena itu, meskipun terbukti mampu memberikan
hasil pencelupan sangat baik untuk serat-serat sintetik, proses ini tidak pernah mencapai sukses
komersial dan pengembangannya pun telah sejak lama berhenti. Dengan demikian sepertinya air
memang merupakan kebutuhan mutlak dan tak tergantikan bagi proses kimia tekstil. Betulkah
demikian?

Hasil penelitian di Jerman pada awal dekade lalu5-7 menawarkan terobosan baru dengan
pendekatan yang juga sama sekali baru, yaitu pencelupan poliester dengan menggunakan
karbondioksida superkritik ± tanpa air ataupun pelarut cair lainnya. Sejak itu banyak penelitian
telah dilakukan untuk mengembangkan dan mengkomersialkan teknologi ini yang meliputi: (1)
perluasan aplikasinya untuk bahan tekstil dari serat selain selain poliester8-11, (2) kimia-fisika
pencelupan dalam hubungannya dengan sifat-sifat kimia-fisika zat warna12-14, (3) pengaruh
kondisi superkritik terhadap struktur serat15-18, dan (4) keteknikan prosesnya19-21, yaitu segala
sesuatu yang berhubungan dengan pengembangan mesin pencelupan superkritik.

Apakah yang dimaksud dengan superkritik? Bagaimana sifat-sifatnya dan apa keistimewaannya?
Mengapa karbon dioksida? Jawaban atas sederet pertanyaan tersebut akan menjadi pembuka
pembahasan kita mengenai pencelupan dengan karbon dioksida superkritik ± teknologi
pencelupan tanpa air.

6luida Superkritik

Kita pada umumnya mengenal dengan baik tiga wujud klasik materi, yaitu padat, cair dan gas.
Materi dapat mengalami perubahan keadaan dari satu wujud ke wujud lainnya tergantung suhu
dan tekanan yang dialaminya, dan ini biasanya digambarkan dengan suatu diagram yang biasa
dikenal sebagai diagram fase22. Pada diagram tersebut ada dua titik yang penting untuk
diperhatikan, yaitu titik tripel (triple point) dan titik kritik (critical point). Titik tripel adalah suhu
dan tekanan di mana fase padat, cair dan gas hadir bersamaan dalam suatu kesetimbangan yang
dinamik. Sedangkan titik kritik adalah suhu dan tekanan tertinggi di mana suatu zat masih dapat
mempertahankan kesetimbangan antara fase gas dan cairnya. Di atas titik ini materi berubah
wujud menjadi sesuatu yang bukan gas dan bukan pula zat cair. Secara termodinamika materi
tersebut sebetulnya dapat didefinisikan sebagai gas, atau lebih tepatnya gas yang dimampatkan,
karena terdiri hanya atas satu fase dan memenuhi seluruh bagian ruang penyimpannya. Akan
tetapi, sifat-sifatnya yang berbeda dari gas biasa memerlukan penyebutan yang berbeda dan
spesifik, sehingga digunakan istilah fluida superkritik (supercritical fluids ± SCF) yang
dipandang lebih sesuai. Gambar berikut di bawah ini memperlihatkan tahap perubahan fase
karbon dioksida dari cair dan gas menjadi fluida superkritik seiring dengan kenaikan suhu.23

Tabel berikut di bawah ini memperlihatkan perbandingan sifat-sifat fisika zat cair, gas dan fluida
superkritik.7,24 Bisa diamati bahwa fluida superkritik mempunyai gabungan sifat-sifat zat cair
dan gas. Berat jenisnya sepadan dengan berat jenis zat cair, sementara viskositasnya setara
dengan gas, dan tingkat difusinya berada di antara gas dan zat cair. Dengan sifat-sifat tersebut ia
dapat menembus materi padatan lebih cepat daripada pelarut dari zat cair dan mampu dengan
cepat pula membawa zat terlarut dari dan ke dalam padatan. Keistimewaan fluida superkritik
terutama ada pada sifat dan daya pelarutannya yang dapat diubah dan diatur menurut suhu dan
tekanannya. Ini merupakan kunci bagi aplikasinya sebagai media pelarut dan media transpor di
banyak proses industri.

Teknologi fluida superkritik sudah sejak lama dimanfaatkan untuk membantu proses industri
seperti ekstraksi pada industri makanan dan pemurnian pada industri farmasi, dan juga sebagai
teknik analisa, yaitu kromatografi fluida superkritik24. Karbon dioksida (CO2) menjadi pilihan
bagi banyak proses dengan teknologi fluida superkritik karena (1) tidak mudah terbakar, (2) tidak
beracun, (3) murah, dan (4) titik kritiknya relatif rendah, yaitu 31,3°C dan 72,9 atm (lihat Tabel
1). Air memiliki suhu dan tekanan kritik jauh lebih tinggi, yaitu 374,2°C dan 217,6 atm,
sedangkan propana (Tc = 96,8°C dan Pc = 42 atm) dan etana (Tc = 32,4°C dan Pc = 48,2 atm)
jelas mempunyai tekanan kritik lebih rendah tapi mudah terbakar. Keuntungannya yang lain
adalah ketersediaannya yang melimpah dari alam dan dari hasil produk-samping berbagai proses
industri serta mudah pula didaur-ulang. Ini semua boleh dibilang memenuhi kriteria kimia hijau
(green chemistry) yang mensyaratkan "carrying out chemical activities ± including chemical
design, manufacture, use, and disposal ± such that hazardous substances will not be used and
generated"25, yaitu agar segala kegiatan yang melibatkan zat-zat kimia ± termasuk perancangan,
pembuatan, pemakaian, maupun pembuangannya ±dikerjakan sedemikian rupa hingga tidak
memerlukan pemakaian ataupun menghasilkan zat-zat berbahaya.
m  
!

4
 & !  !
 ,  !  !

+
  !
 c ! !
!4
 c !
&
!
 !
 c !  !1 !

  !
!  !5 !  & $! !
,!
 c !  !
 !-!
4
 c !&

 ! ! &
!


c 

 !5 !   ,  $! !-!
 c!  !

 !  !
4
 c !&

 ! ! &
!

  !1 !  !
 c!
 !-!
!
 & !
( !
$! !  !
 !
 !  !&

c!   ,  !
4
 c ! ! !
& !&

!6* *c! +!  ! !
  ! !
&!+ ,!
 & !7&!+ ,!  & ! !
,!


c !&
c ,,!
,!
 c !
  !7&!
 c!  ! !  !
 !-!3!
 & !    $!! !
 c!
  !
 ! !!0!!
  !,&!4
 c !  !
! !-!
 !,&!
&
!
,  !0!!+ ,!
,!
 ,  ! !
 c!  !
 !-!

 !4
& ! ! &
!
,
  *
&&!8 c!&
 +! !  !
c !

 ! !,!c!7 !
&! ! !!+ ,!
,!
 ,  !  !& c ! !
!
5
 !
&!
 c !  ! ! &$!&c! !
 c !+ ,! !4
c  c! !  &!
+ ,!
& ! ! !!4
 cc! !
!
,! !  &! !c &9!
!
 c! !  &! !
,9! !  &!
  !
!  !5 !  & $! !
 &! !
 c!  !
 !,&!4
 c !&

 ! ! &
!& &!4
& !
&
 +$!
 c !  ! !,&!
 !  $! &
!
*&&!!
(  +!
 c !  !& , !
  ! ,!
c  ! !:
 !
 & !  !

 ,  $! &!  !

c!
c +!4
  !
&!
   !
& !


  ! !
  !
&!;
c!
! c! !
,
! &! &!
  ! !

, c!  !
! !-!
 !  !5

$!
 !,!
   !

 & ! !
,c& !,!:

!
 & !! !&
c ,,!
, !(!
c &!
, !  !
&&c!,!<!  ! !   ! !
&!
BICARA UMUM: Kapur Barus Alat
Awet Mumia Berasal Dari Daerah
Barus.

http://jeramaju.blogspot.com/2010/07/
bicara-umum-kapur-barus-alat-awet-
mumia.html!

Dari berbagai kajian, diyakini bahawa


kampung Islam di daerah pesisir Barat
Pulau Sumatera bernama Barus atau
disebut juga sebagai Fansur. Kampung
kecil ini merupakan sebuah kampung kuno yang berada di antara kota Singkil dan
Sibolga, sekitar 414 kilometer selatan Medan. Pada zaman Sriwijaya, kota Barus
masuk dalam wilayah medan namun ketika Sriwijaya mengalami kemunduran dan
digantikan oleh Kerajaan Aceh Darussalam, Barus juga turut masuk dalam wilayah
Aceh. Berkemungkinan besar Barus merupakan kota tertua di Indonesia malah di
seluruh kota di Nusantara kerana nama Barus sudah disebut-sebut sejak awal
Masehi oleh pengkaji-pengkaji Arab, India, Tamil, Yunani, Syiria, Armenia, China,
dan sebagainya.!

Sebuah peta kuno yang dibuat oleh Claudius Ptolomeus, salah seorang Gabenor
Kerajaan Yunani yang berpusat di Aleksandria Mesir, pada abad ke-2 Masehi, juga
telah menyebutkan bahawa di pesisir barat Sumatera terdapat sebuah bandar niaga
bernama Barousai (Barus) yang dikenali kerana menghasilkan wangian dari kapur
barus.!

Bahkan dikisahkan pula bahawa kapur barus yang diolah dari kayu kamfer dari
kota itu telah dibawa ke Mesir untuk dipergunakan bagi tujuan pengawetan mayat
pada zaman kekuasaan Firaun sejak Ramses II atau sekitar 5000 tahun sebelum
Masehi. Berdasarkan buku Nuchbatuddar karya Addimasqi, Barus juga dikenal
sebagai daerah terawal masuknya agama Islam di Nusantara iaitu sekitar abad ke-
7 Masehi.!

Bab 6. WUJUD ZAT (Kimia Dasar I)


 $!!5


!!$!4*&
! +!=858(!  !8:8(! ! >!!
c &?*
 *,&* -*  ?) c !

@
 & !  !& +$!
!  ! && !
 ! ,!  $!+ !  !,&$!  !
-!  !  !  !4 !  ! ! !  c&!
,
!& !&!  !& !! !
,!  ! !
 &!  !  &*&!   +!4
 !! !  c&!
,
!,&$!
  !  !  !-!
 ! c!
, !
 c& !
,
!
 c !&!  !
,!  !  &!
<&!
 +!
-

 , !
  &!
,&!  ,!+ ,!
&
$!
 +! 
 !*
c!

! c +!  !  !   !2!  !,&$!*
c!
!,+! !*
 !,&!
& , !
-$!  c!   !& ?& !&!,&! !  !  !&
 !&
!
, ,!
 !
**&&! +!5 !&!,&!
, ,!
 !!
?!A* 
!A!?!5 c !B!
?!B
  !4!?!3 c!*!<&! !
C !  !
 +!-?-!!
?!@
!  !%* 
!
!
?!B !  !   !
?!1 !  &! c!
@
!) !  !  ! && !
 !!
!& !!
D ,!
 ! !) !  !

!&
-!
c !c $!&
c ,,!*
 ?*
  +!&
 !

+ & ! ! !&  !&   !

!
!(*!!!  !
!!
D ,!
 ! !

 !) !  !
 !&
-!-
 $!&
c ,,!*
 ?*
 !

 !
 !
 !- !
2!) !-!,+! ! !*
 !-  !  !  !
  &!,
 !*
 ! !%* 
!


!&$!
!  !-  !  ! !
, !*
 ! ! !
 !

!
2!  &?  &!%* 
! $!*
 ! !
,
! !&
 !*
 ! +!C !-!  !
,$!

! ! !
 +!
, ! c +!
<+! ! !*
 ! !) !-!
, !*
 !
 !

  !& !&! !
!
*
 ?*
  +! !& !&! $!) !-!  !  !
  !2
 ! !
 c !& c !c +!
+
  !
 c !%* 
!&
 !
4

& !
c!  !
 ,!@ !E  !C !  ! c ! !&
!  !@  !2  !!+ ,!
 &!*
c!2!5 
& +c$:5$! !

@c ! c! !


!&
!*
!* !  ! ! * * !v   !
!

!
!

!
!
!
!

!
!
!
!
!
!
!

Perubahan Fisika dan Kimia


2 &!*
c!C ! !#??#!

c -c
?&? +*,
?
&
c    ,? , ? ?
 c ?&?
 ??!

Perubahan 6isika

Suatu materi mengalami perubahan fisika, adalah perubahan zat yang bersifat sementara, seperti
perubahan wujud, bentuk atau ukuran. Perubahan ini tidak menghasilkan zat baru.

Jika kita memanaskan es, maka es tersebut akan berubah menjadi air, selanjutnya jika kita
panaskan terus maka air akan berubah menjadi uap air.

Peristiwa ini hanya menunjukan perubahan wujud dimana es, adalah air yang berbentuk padat,
dan air yang berbentuk cair, dan uap air adalah air yang berbentuk gas. Tampak bahwa zat masih
tetap air. Berbagai macam perubahan wujud adalah contoh perubahan fisika. Beberapa contoh di
bawah ini, adalah perubahan wujud yang mudah kita amati.

Proses membeku, perubahan dari zat cair menjadi zat padat karena terjadi penurunan suhu,
membuat es dan membuat agar-agar atau jelly adalah proses yang sering dilakukan oleh ibu kita.

Penyubliman adalah peristiwa perubahan zat padat berubah menjadi gas. Dalam kehidupan
sehari-hari mudah kita jumpai, misalnya kapur barus yang menyublim menjadi gas berbau
wangi. Menghablur merupakan peristiwa perubahan gas menjadi padatan, peristiwa ini sering
disebut juga dengan pengkristalan. Proses di laboratorium dapat dilakukan untuk membuat
kristal amonium sulfat yang berasal dari gas amonia dan belerang dioksida.
Perubahan wujud yang lain adalah menguap, mencair dan mengembun. Peristiwa ini dapat
diamati pada peristiwa hujan. Peristiwa ini diawali dengan penguapan air ke udara, selanjutnya
mencair kembali dan kembali ke permukaan bumi (Gambar 1.6).

Perubahan bentuk juga termasuk dalam perubahan fisika, misalnya gandum yang digiling
menjadi tepung terigu. benang dipintal menjadi kain dan batang pohon dipotong-potong menjad
kayu balok, papan dan triplek.

Perubahan Kimia

Perubahan kimia merupakan yang bersifat kekal dengan menghasilkan zat baru. Perubahan kimia
disebut juga reaksi kimia. Untuk mempermudah, dapat kita lakukan percobaan sederhana.

Batang kayu kita ambil dan dibakar, Batang kayu tersebut berubah menjadi abu, asap dan disertai
keluarnya panas. Abu, asap dan panas yang keluar tidak berubah kembali menjadi batang kayu.
Perhatikan Gambar 1.7.
Perubahan yang terjadi kekal dan menjadi ciri perubahan kimia, dengan kata lain, zat sebelum
bereaksi berbeda dengan zat sesudah bereaksi.

Beberapa contoh lain adalah :

# 4
  ! c ! $!
& !  !&*!
,c& !) !-!  !&!&
 !

,!+ ,!
 !
,,
 !
 !
* *!
 4*&
&!* *&*
&! !  c !+ ,!
!) !c !  $!
, c!$!,&! * !
*& !  !   !-c+! c!  !  c!
 !  !  ! *c  $!
 4
 & !  ! !
,c&! ! *c*!  !,&! * *& !

Wujud zat
2!E
! c&!8 *
&$!
&*
!
&!

(   !

1 ,& ,!
! %,&$!-!!

Wujud zat merupakan bentuk-bentuk berbeda yang diambil oleh berbagai fase materi berlainan.
Secara historis, pembedaan ini dibuat berdasarkan perbedaan kualitatif dalam sifat bulk Dalam
keadaan padatan zat mempertahankan bentuk dan volume; dalam keadaan cairan zat
mempertahankan volume tetapi menyesuaikan dengan bentuk wadah tersebut; dan sedangkan gas
mengembang untuk menempati volume apa pun yang tersedia.
!

2,! !
  ! *
 ! !  &&!&
!+ ,!

?
!

Perbedaan antara wujud zat saat ini didasarkan kepada perbedaan dalam hubungan antarmolekul.
Dalam keadaan padatan gaya-gaya intermolekul menjaga molekul-molekul berada dalam
hubungan spasial tetap. Dalam cairan, gaya-gaya antarmolekul menjaga molekul tetap berada
berdekatan, namun tidak ada hubungan spasial yang tetap. Dalam keadaan gas molekul lebih
terpisah dan gaya tarik antarmolekul relatif tidak mempengaruhi gerakannya. Plasma adalah gas
yang sangat terionisasi, yang terjadi pada suhu tinggi. Gaya-gaya antarmolekul yang diciptakan
oleh gaya tarik dan tolak ion-ion memberikan keadaan ini sifat-sifat berbeda, sehingga plasma
dideskripsikan sebagai wujud zat keempat.

Bentuk zat yang tidak terdiri dari molekul dan diatur oleh gaya-gaya lain juga dapat dianggap
sebagai wujud zat berbeda. Kondensat Fermion dan plasma kuark-gluon adalah contohnya.

Meskipun padatan, cairan, dan gas adalah wujud zat yang paling umum di Bumi, kebanyakan
materi baryon di alam semesta berada dalam wujud plasma panas, baik sebagai medium jarang
antarbintang maupun sebagai bintang rapat.

Wujud zat juga dapat didefinisikan menggunakan konsep transisi fase. Sebuah transisi fase
menandakan perubahan struktur dan dapat dikenali dari perubahan drastis dari sifat-sifatnya.
Menggunakan definisi ini, wujud zat yang berbeda adalah tiap keadaan termodinamika yang
dibedakan dari keadaan lain dengan sebuah transisi fasa. Air dapat dikatakan memiliki beberapa
wujud padat yang berbeda. [3]Munculnya sifat superkonduktivitas dihubungkan dengan suatu
transisi fase, sehingga ada keadaan superkonduktif. Begitu pula, keadaan kristal cair dan
feromagnetik ditandai oleh transisi fase dan memiliki sifat-sifat berlainan.

€sunting] Catatan kaki


# A!21!<** &
 !#!°   !2*%
!4c*
F!85@!?>>!
 A!(4!5 * !# !-  
°     !;F* !5-
-
!4 - * &!c!#G#!
85@!?##!
 A!:!6c !E
!c&
!2,!= °  
° 
!2&
&! ! !=
 !
#!

Perubahan Materi atau Zat - Secara 6isis / 6isika dan Kimia - Ilmu Kimia

c  
?&
%
 *,&* -*#
 c ?
?  ?) ?&
-?&&c !

Perubahan materi adalah perubahan sifat suatu zat atau materi menjadi zat yang lain baik yang
menjadi zat baru maupun tidak. Perubahan materi terbagi menjadi dua macam, yaitu :

1. Perubahan Materi Secara Fisika atau Fisis


Perubahan fisika adalah perubahan yang merubah suatu zat dalam hal bentuk, wujud atau
ukuran, tetapi tidak merubah zat tersebut menjadi zat baru.

Contoh perubahan fisis :


a. perubahan wujud
- es balok yang mencair menjadi air
- air menguap menjadi uap
- kapur barus menyublim menjadi gas, dsb
b. perubahan bentuk
- gandum yang digiling menjadi tepung terigu
- benang diubah menjadi kain
- batang pohon dipotong-potong jadi kayu balok dan triplek, dll
c. perubahan rasa berdasarkan alat indera
- perubahan suhu
- perubahan rasa, dan lain sebagainya
2. Perubahan Materi Secara Kimia
Adalah perubahan dari suatu zat atau materi yang menyebabkan terbantuknya zat baru.
Perubahan

Contoh perubahan kimia :


a. bensin biodiesel sebagai bahan bakar berubah dari cair menjadi asap knalpot.
b. proses fotosintesis pada tumbuh-tumbuhan yang merubah air, sinar matahari, dan sebagainya
menjadi makanan
c. membuat masakan yang mencampurkan bahan-bahan masakan sesuai resep menjadi masakan
yang dapat dimakan.
d. bom meledak yang merubah benda padat menjadi pecahan dan ledakan

Tambahan :
Pada perubahan fisika dapat dikembalikan dari bentuk hasil output menjadi imput, namun pada
perubahan kimia tidak dapat dikembalikan menjadi bentuk semula secara sempurna.

perubahan wujud yang terjadi pada air

!
ð ]  !
4
& !
 c !  ! !-!
 !  !2!
& ! !) !

& !

,! &!
6* *c!!
  !
&!
ð ]  !
4
& !
 c !  !) ! !  !
 !-!2!
& ! !) !

  !

,!
 &!6* *c!!
&!
-!
ð ] 
 !
4
& !
 c !  ! !-!
 !,&!2!
& ! !) !

  !

,! &!
6* *c!!
&!!
ð ] 
!
4
& !
 c !  ! !,&!
 !-!2!
& ! !) !

& !

,! &!
6* *c!!
 c ! !!+ ,!+ ,!&
 ,!  c !
 !  !!
perubahan wujud zat

!
C ! c!&
&  !+ ,!

 !  ,!  !
!&&!
C !
 & !  +!  ! 
 !
 !) !  $!) !-!  !) !,&!&
 , !

 & !
   +!) ! 
 ! &! & $!&
+!  !-  !
C !  !
,!
 c $! ! !
 c !  !+ ,!
& !&

!&!

 c !

!) ! !+ ,!
& !
!4
 c !  !  ,!
 ! $!+ !
!
(!4
 c !=&!
4
 c !&! c!&  !
 c !+ ,!  !
,& !) !  !  !
& !  ? $!
  +!  !
 !
!
  !&
 !6* *c!
 c !&$! c!!
#!4
 c ! !  !  !
 !  !) !-! &
!  !  !  !:& +$!


,!
 c!
 ! +!
! &  !
! !
,,*
, ! !
 c !  !
!  !
!-!
 c !*!

,$!
!4
 c ! !  !-!
 !  !  ! &
! !:& +$!!
 !
&! !

!
&!4 !
 c ! !
 !

& !*!

,!
!4
 c ! !  !-!
 !  !,&! &
!
!6* *c +$!!
 ! !!

!  & !
 c ! ! !
 c !*!

,!
!4
 c ! !  !,&!
 !-! &
!
 !6* *c +$!
 ! !,!c!


!
!
 c ! !! ! !
 !!4
 c ! !  !

  !*!


&!*!
!4
 c ! !  !  !
 !  !,&! &
!  !6* *c +$!
,  ! !
 &!
 c ! !
 c !*!
>!4
 c ! !  !,&!
 !  !  ! &
!
    !6* *c +$!

 c ! !!
 !& !4
 c ! !  !

  !

,!  !

&!*!
!
4
 c !&!  ! &
  !*
c!
H!4

 ! &!*
c!) !
6* *c!! !& !
  +!
& !
,  $!
- !  !
+  !
!
H!4

& ! &!*
c!) !
6* *c!! !& !
  +!
& !

  !  !
,
  !

!
@!4
 c !!
4
 c !! c!
 c !+ ,!
,c& !&  !) !  !6* *c! !
 c !!
 ! !!
6* *c! !
 c !! ! !!
!
& ! * 
&
!&
,! c ! !
 c! !-!
 !&! * !*&
&!* *&
&&!
 !  c?  c !+ ,!
 c!$!& ! c$!  !&
, +!
 !  -!

  !& !+ ,!
-  ! c ? c !& !&
& !
&
!
 !& !+ ,!
 !   ! *!

!+ ,!
 c!
!  !
 !
-c !  !
 !
B c !4 !
 c !&!  ! 
  ! !
!c&!*  !
 ! $!  !
 !
 c !!  !  ! 
  !
 !
!&
 !&
-!&
  !

!
5
 ?5
 !B
  +!4
 c !!
4
 c !!  !    !*
c!

!c$! ! !!
H!4
  !
6* *c!! !& !
  !+ !  !
 &!
4 !
 c !! $!

,! &! 
 ! !) !&
c ,,!

!) !  !+ ! ,!

, ,! * !  !,&!+ ,!
&!&
,!&!
H!4
-  !
4
-  ! !) !  !
c!+ ,!
,c& !) !  !
6* *c!!   !c *& ! - !
, !&!* !

!   !  !!
H!( !1& !
6* *c!!
!
,&!  ,!!
 !( !& !
,   !
  +!
 c !!
!!&
c ,,!!  ! ,  !
 !
!
6?6!4
 c !!
4
 c !!  !   !
, !!
H!4

 !<&!

!
&!!&
 ,!
 ,& ,!! !  !
c !

 +!,

 ,?,

 ,!
,&! ! ! !  !
6* *c!!5 !& *  !  !
 ! &  !
! !!

 ,  !,&!+ ,! c& ! c!,&!c *,
$!  ! , !*&,
!
!
!& !

  !
 $!  ! , ! ,! * ! *& !
!
!& !
,c  !

  !
H!4

 !7  !
6* *c!!
&! !
!   !
, !   !* !+ ,!

!
 !
!* !+ ,!

 ! c!
H!4
 c !E !
6* *c!!
 ,! *  !+ ,!
 !c ! !
 c!
 !
 ,!*& !+ ,!
 !

c  !  ! * ! *& !  !
  !
H!4
 c !5 c !
4
 c !& c !+ ,!
 ! &! !  !  !
4
 c !!+ ,! &
 !
, !
 !& c ! &
!
&*
&$!-* *c!!*&
&!
 & !
! c! !  !
  !
4
 c !!+ ,! &
 !
, !
  !& c ! &
!
*
&$!-* *c +!!*&
&!
* *&
&&! !  c !  !
&!  !
H!
-
  !
&!4
 c !

&!! !+ ,!
 ,& ,!-
 $!-* *c +!
!
 !*
!$!
&!! ,! !
+ ,!
 ,& ,!  $!-* *c +!!
,
 , !  !
,
& !&

!
, !&
  !+ ,!
,  ! !
  , ! c!  !  ,  ! +!

-
  !
&!  ! 
c !
, !
,  !&
&  !+ ,!
 c!
c ! $!& +!

,  
,  , !&&!) ! !


+
!&
!&
 ,! !

!  !
, !

,   c!,&! * ! *& !+ ,! c& ! !&
 ,! !

!
  c !
%* 
!,&!
H!4
,
 !
&!
?!5 c !
&!/! !  ,,!& c $! !-
 ! ! 
!

&!
,
$!  +!   !
 ! 
!&
 !&
 ,!&
c ,,!

-
 !
 c !  !
&!!
?!* &
&!4

&!/!&
-!  $! !* &
&!

&$! !-
 !&  !
&!

 ,& ,!I! !
  !
, !! ! 
 !

&!: !
&!* &
&!


&
$!!! ! 
!

&! !
 !
?!1 &!4
  !5
c!/!&
 !
-! &!
  !&
c$!&
 !-
 !
-
  !
&!
6* *c!!+ !+ ,!& c!
* * ,! !
c!-
 !
 !  !+ !+ ,!&c!

!
+ !,
* * , $!
! &!
  !+ !+ ,!* !
, !!
c!
-!&
c ,,!!&  !

 !+ !
?! &!/! &! c!&
+!+ ,!  !

-
 !
-
  !
&!:
& ! &!

 !
!

, c!
-
  !
&$!
! &!  ! !

&!
6* *c! &!!!@
&!+ ,! ,  ! !
   !* ! !,&!  *,
!  !c *,
!
(* ! ,  !&
,! c !  !
   !  !  !&!   !
6* *c! &! **,&!!
)!&
!+ ,!
  ! !! c!

&!! !5
 ! !
H!**&! !
**&!  !
 !  !
&!! !*,!
, !*&,
!  ! !! ! !**&!+ ,!

 ! !*,!
&!  ! !   ! !**&!+ ,!
 ! !*,!& , !
 c+!
6* *c +!!!&

!+ ,! ! !
 !c ,,!
**&$!&

! ! &! c!6* *c! +!!
**&! !
  ! !  !  !  !
 c+ !
&
c  $!!&
 ,!
  !
 !  !  !   ! !&  
&&!&

!+ !  !
&$! 
!  !*!1*,!  ! !  !

,!**&!!

2*& !*
c! ! !>#!!
!

You might also like