Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Nama : Taruna Septiaji
NIM : B1J007062
Rombongan : VI
Kelompok :1
Asisten : Farida Anita Sari
A. Latar Belakang
Katak termasuk kelas amphibi yang belum mempunyai pusat pengatur suhu
bersifat ovipar dengan pembuahan yang terjadi di luar tubuh. Katak mengalami
metamorfosis dan hidup di air saat berbentuk larva (kecebong) dengan insang
pada semua anggota amphibi tidak sama prosesnya. Ada yang mengalami fase larva
dan ada yang tidak mengalami fase larva. Metamorfosis pada ordo Anura merupakan
biokimiawi individu.
perkembangan secara umum yaitu proses perkembangan dari bentuk larva ke bentuk
satuorgan aslinya rusak atau diambil pada individu yang sudah dewasa. Hewan yang
artinya menjadi individu yang relatif mampu hidup mandiri. Relatif disini, karena
Beberapa hewan yang sediaan makanan didalam telur tidak mencukupi untuk
mencapai hal tersebut, sehingga hewan tersebut harus melewati stadium untuk makan
B. Tujuan
II.TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Anonimous (2006), jenis-jenis metamorfosis :
seperti capung, belalang, jangkrik dan lainnya. Dikatakan tidak sempurna karena
hewan tersebut hanya melewati 2 tahapan, yaitu dari telur menjadi nimfa
B. Metamorfosis sempurna
menjadi dewasa. Dalam daur amfibi pada umumnya, telur diletakkan di dalam air.
Kecebong akan keluar dari telur, dan berenang bebas di dalam air. Kecebong
memiliki insang, ekor, dan mulut lingkaran kecil. Kecebong akan tumbuh, sampai ia
permukaan air untuk bernapas. Usus memendek untuk memenuhi diet karnivora.
Pada kodok, ekor terserap oleh tubuh, sebagai fase akhir dari metamorfosis
(Anonymous, 2007).
Katak mempunyai kulit yang digunakan sebagai sarana tambahan untuk pertukaran
gas. Paru-paru pada katak berupa kantung berdinding tipis dan mempunyai sistem
sekat sebelah dalam yang kaya akan pembuluh darah Bentuk paru-paru pada
Amphibia seperti kantung dan masih primitif. Beberapa bentuk paru-paru hewan
akuatik kemungkinan rata dan licin, tetapi pada katak di dindingnya tersusun atas
lipatan yang sangat banyak dengan alveoli untuk meningkatkan proses respirasi
(Kimball, 1992).
Sel-sel ini tersusun menjadi jaringan dan organ setiap organ tumbuh ke dalam ukuran
(Djuhanda, 1984). Setiap jaringan dan organ bertanggung jawab untuk mengkontrol
pertumbuhan. Setelah dalam bentuk dewasa jaringan itu menjadi lebih komplek,
(Manter, 1959).
A. Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu baskom sebagai medium,
milimeter blok, saringan pati, batu, dan kertas label.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah berudu katak, media air
B. Metode
a. Berudu dipilih yang berukuran sama dan pada stadium yang sama.
b. Diukur di atas milimeter blok baik panjang tubuh, panjang ekor maupun lebar
tubuh.
e. Setiap dua hari sekali diberi pakan bayam dan baskomnya dibersihkan.
f. Selama lima hari setelah perlakuan, diukur panjang tubuh, panjang ekor dan
lebar tubuhnya.
A. Hasil
B. Pembahasan
meliputi berkembangnya sebuah mulut yang lebar, hilangnya rahang stadium berudu,
reduksi intestine yang tadinya panjang menjadi pendek, reabsorpsi ekor dan sirip
dan dramatik
jaringan tiroid atau hormon kelenjar tiroid segera akan mengalami metamorfosis.
Efek langsung hormon kelenjar tiroid pada regresi ekor dapat mudah dilihat dalam
laboratorium dengan menggunakan blok kultur jaringan ekor in vitro, bila hormon
tiroid ditambahkan pada medium kultur histolisis yang karakteristik dan reduksi
produksi hormon tiroid yaitu (1) THR yang selalu ada dalam sel-sel hipotalamus,
menjadi lebih dipersiapkan untuk pituitaria. Ini kemungkinan tejadi ketika sistem
Tentu saja, perkembangan hubungan ini dari epithelium dua lapis sederhana sendiri
dikontrol tiroksin. Ini tidak terdiferensiasi pada hewan yang ditiroidektomi, tetapi
dengan meredam larva yang ditiroidektomi pada larutan tiroksin yang bertahap
waktu tiroksin lebih memacu produksi TRH dan TSH dibanding penghambatnya
(Brotowidjoyo, 1990).
Hasil pengamatan
yang dilakukan selama sebulan menunjukkan hasil sesuai dengan pustaka yang
dalam rongga mulut yaitu melalui selaput rongga mulut dan juga melalui kulit.
Permukaan kulit katak selalu basah dan lembab sehingga memungkinkan oksigen
Berdasarkan hasil praktikum pada saat masih berudu dan alat pergerakannya
menggunakan ekor maka usus atau perut terbentuk berukuran panjang seperti bentuk
obat nyamuk. Saat alat pergerakannya berupa ekor dan kaki belakang maka usus
terbentuk panjang seperti obat nyamuk dan pertunasan membra belakang mulai
terbentuk. Saat menjadi katak kecil dengan alat pergerakannya menggunakan kaki
depan dan belakang maka usus atau perutnya terbebtuk panjang dengan pertunasan
membra depan mulai terbentuk serta pertunasan membranya sudah terbentuk. Setelah
menjadi katak dewasa alat pergerakannya menggunakan kaki depan dan belakang
maka usus atau perut berubah menjadi pendek dan pertunasan membra depan serta
belakangnya terbentuk.
V.KESIMPULAN
sebagai berikut:
habitat.
hari ke-9 sampai hari ke-21 berudu yang masih tersisa berjumlah
VI.DAFTAR REFERENSI
Robert, T. Orr. 1976. Vertebrate Biology Fourth Edition, W.B. Sounders Company,
USA.