You are on page 1of 10

Daftar Tugas dan Wewenang Lembaga- lembaga Non- Struktural di Indonesia.

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) adalah lembaga independen
yang dibentuk dalam rangka mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang.
Lembaga ini memiliki kewenangan untuk melaksanakan kebijakan pencegahan dan
pemberantasaan pencucian uang sekaligus membangun rezim anti pencucian uang di
Indonesia. Hal ini tentunya akan sangat membantu dalam upaya menjaga stabilitas sistem
keuangan dan menurunkan terjadinya tindak pidana asal (predicate crimes). PPATK didirikan
pada tanggal 17 April 2002, bersamaan dengan disahkannya Undang-Undang No. 15 Tahun
2002 Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.

Tugas PPATK adalah :

1. Mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, mengevaluasi informasi yang diperoleh oleh


PPATK.
2. Memantau catatan dalam buku daftar pengecualian yang dibuat oleh Penyedia jasa
keuangan.
3. Membuat pedoman mengenai tata cara pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan.
4. Memberikan nasihat dan bantuan kepada instansi yang berwenang tentang informasi
yang diperoleh oleh PPATK.
5. Mengeluarkan pedoman dan publikasi kepada Penyedia jasa keuangan tentang
kewajibannya yang dan membantu dalam mendeteksi perilaku nasabah yang
mencurigakan.
6. Memberikan rekomendasi kepada Pemerintah mengenai upaya-upaya pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana pencucian uang.
7. Melaporkan hasil analisis transaksi keuangan yang berindikasi tindak pidana pencucian
uang kepada Kepolisian dan Kejaksaan.
8. Membuat dan memberikan laporan mengenai hasil analisis transaksi keuangan dan
kegiatan lainnya secara berkala 6 bulan sekali kepada Presiden, Dewan Perwakilan
Rakyat dan lembaga yang berwenang melakukan pengawasan terhadap penyedia jasa
keuangan.
9. Memberikan informasi kepada publik tentang kinerja kelembagaan sepanjang
pemberian informasi tersebut tidak bertentangan dengan undang-undang ini.

Wewenang PPATK adalah :

1. Meminta dan menerima laporan dari Penyedia Jasa Keuangan.


2. Meminta informasi mengenai perkembangan penyidikan atau penuntutan terhadap
tindak pidana pencucian uang yang telah dilaporkan kepada penyidik atau penuntut
umum.
3. Melakukan audit terhadap penyedia jasa keuangan mengenai kepatuhan kewajiban
sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang dan terhadap pedoman pelaporan
mengenai transaksi keuangan.
4. Memberikan pengecualian kewajiban pelaporan mengenai transaksi keuangan yang
dilakukan secara tunai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf b.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), adalah komisi di Indonesia yang dibentuk pada
tahun 2003 untuk mengatasi, menanggulangi dan memberantas korupsi di Indonesia. Komisi ini
didirikan berdasarkan kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002
mengenai Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Tugas KPK adalah:

1. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana


korupsi;
2. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana
korupsi;
3. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi;
4. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi; dan
5. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

Wewenang KPK adalah :

1. Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi;


2. Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi;
3. Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada
instansi yang terkait;
4. Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang
melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi; dan
5. Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), adalah sebuah lembaga independen di


Indonesia yang dibentuk untuk memenuhi amanat Undang-Undang no. 5 tahun 1999 tentang
larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.

Tugas KPPU adalah :

1. melakukan penilaian terhadap perjanjian yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek


monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 4
sampai dengan Pasal 16;
2. melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku usaha yang
dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 17 sampai dengan Pasal 24;
3. melakukan penilaian terhadap ada atau tidak adanya penyalahgunaan posisi dominan
yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha
tidak sehat sebagaimana diatur dalam Pasal 25 sampai dengan Pasal 28;
4. mengambil tindakan sesuai dengan wewenang Komisi sebagaimana diatur dalam Pasal
36;
5. memberikan saran dan pertimbangan terhadap kebijakan Pemerintah yang berkaitan
dengan praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
6. menyusun pedoman dan atau publikasi yang berkaitan dengan Undang-undang ini;
7. memberikan laporan secara berkala atas hasil kerja Komisi kepada Presiden dan Dewan
Perwakilan Rakyat.

Wewenang KPPU adalah :

1. menerima laporan dari masyarakat dan atau dari pelaku usaha tentang dugaan
terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
2. melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan usaha dan atau tindakan pelaku
usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan
usaha tidak sehat;
3. melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus dugaan praktek
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang dilaporkan oleh masyarakat atau
oleh pelaku usaha atau yang ditemukan oleh Komisi sebagai hasil penelitiannya;
4. menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaan tentang ada atau tidak adanya
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
5. memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
undang-undang ini;
6. memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yang dianggap
mengetahuipelanggaran terhadap ketentuan undang-undang ini;
7. meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli, atau
setiap orang sebagaimana dimaksud huruf e dan huruf f, yang tidak bersedia memenuhi
panggilan Komisi;
8. meminta keterangan dari instansi Pemerintah dalam kaitannya dengan penyelidikan dan
atau pemeriksaan terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan undang-undang ini;
9. mendapatkan, meneliti, dan atau menilai surat, dokumen, atau alat bukti lain guna
penyelidikan dan atau pemeriksaan;
10. memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak pelaku usaha
lain atau masyarakat;
11. memberitahukan putusan Komisi kepada pelaku usaha yang diduga melakukan praktek
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
12. menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif kepada pelaku usaha yang melanggar
ketentuan Undang-undang ini.
Ombudsman Republik Indonesia

Ombudsman Republik Indonesia (sebelumnya bernama Komisi Ombudsman Nasional)


adalah lembaga negara di Indonesia yang mempunyai kewenangan mengawasi
penyelenggaraan pelayanan publik baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara negara dan
pemerintahan, termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha
Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta atau perseorangan yang
diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang sebagian atau seluruh dananya
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah. Lembaga ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008
tentang Ombudsman Republik Indonesia yang disahkan dalam Rapat Paripurna DPR RI pada
tanggal 9 September 2008.

Tugas Ombudsman Republik Indonesia adalah:

1. Menerima Laporan atas dugaan Maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan


publik.
2. Melakukan pemeriksaan substansi atas Laporan.
3. Menindaklanjuti Laporan yang tercakup dalam ruang lingkup kewenangannya.
4. Melakukan investigasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan Maladministrasi dalam
penyelenggaraan pelayanan publik.
5. Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan lembaga negara atau lembaga
pemerintahan lainnya serta lembaga kemasyarakatan dan perseorangan.
6. Membangun jaringan kerja.
7. Melakukan upaya pencegahan Maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan
publik.
8. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh undang-undang.

Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi ( BPMIGAS )

Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) adalah lembaga
yang dibentuk Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 16 Juli 2002 sebagai pembina dan
pengawas Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) didalam menjalankan kegiatan eksplorasi,
eksploitasi dan pemasaran migas Indonesia.

Tugas dan Wewenang BPMIGAS adalah :


1. Membina kerja sama dalam rangka terwujudnya integrasi dan sinkronisasi kegiatan
operasional KKKS
2. Merumuskan kebijakan atas anggaran dan program kerja KKKS
3. Mengawasi kegiatan utama operasional kontraktor KKKS
4. Membina seluruh aset KKKS yang menjadi milik negara
5. Melakukan koordinasi dengan pihak dan/atau instansi terkait yang diperlukan dalam
pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu

Badan Reintegrasi Aceh (BRA)

Badan Reintegrasi Aceh (BRA) atau Badan Reintegrasi-Damai Aceh adalah lembaga resmi
pemerintah yang mengurus masalah reintegrasi dalam proses perdamaian di Aceh. Didirikan
pada tanggal 15 Februari 2006 dengan SK Gubernur Aceh.

Tugas dan Wewenang BRA adalah :

1. Mengoptimalkan penyebaran informasi di antara stakeholders (pihak-pihak yang


berkepentingan) serta menjaga keseragaman visi berkaitan dengan implementasi Nota
Kesepahaman serta tantangan yang harus dihadapi selama proses berlangsung;
2. Menyediakan tempat serta mekanisme penyelesaian masalah secara bersama-sama.
3. Memberikan dukungan atas terlaksananya koordinasi dan membuat perencanaan
menyangkut transisi dari konflik ke kondisi damai.

Dewan TIK Nasional (DeTIKNas)

Dewan TIK Nasional (DeTIKNas) adalah lembaga nonstructural yang dipimpin oleh
Presiden Indonesia dan beranggotakan 11 menteri, dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden
RI No.20 tahun 2006 tertanggal 13 November 2006 dengan masa kerja 3 tahun.

Tugas dan Wewenang DeTIKNas adalah :

1. merumuskan kebijakan umum dan arahan strategis pembangunan nasional melalui


pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi
2. melakukan pengkajian dalam menetapkan langkah-langkah penyelesaian permasalahan
strategis yang timbul dalam rangka pengembangan teknologi informasi dan komunikasi
3. melakukan koordinasi nasional meliputi dengan instansi Pemerintah Pusat/Daerah,
Badan Usaha Milik Negara/ BadanUsaha Milik Daerah, dunia usaha, lembaga
profesional, dan komunitas teknologi informasi dan komunikasi, serta masyarakat pada
umumnya
4. memberikan persetujuan atas pelaksanaan program teknologi informasi dan komunikasi
yang bersifat lintas departemen agar efektif dan efisien
Komisi Hukum Nasional

Komisi Hukum Nasional dibentuk melalui Keputusan Presiden no 15 tahun 2000 tanggal
18 Februari 2000. Pembentukan Komisi Hukum Nasional (KHN) ini adalah guna mewujudkan
sistem hukum nasional untuk menegakkan supremasi hukum dan hak-hak asasi manusia
berdasarkan keadilan dan kebenaran dengan melakukan pengkajian masalah-masalah hukum
serta penyusunan rencana pembaruan di bidang hukum secara obyektif dengan melibatkan
unsur-unsur dalam masyarakat.

Tugas dan Wewenang KHN adalah :

1. Memberikan pendapat atas permintaan Presiden tentang berbagai kebijakan hukum


yang dibuat atau direncanakan oleh Pemerintah dan tentang masalah-masalah hukum
yang berkaitan dengan kepentingan umum dan kepentingan nasional.

2. Membantu presiden dengan bertindak sebagai Panitia Pengarah (Steering Committee)


dalam mendesain rencana umum pembaruan di bidang hukum yang sesuai dengan cita-
cita negara hukum dan rasa keadilan, dalam upaya mempercepat penanggulangan krisis
kepercayaan kepada hukum dan penegakkan hukum, serta dalam menghadapi
tantangan dinamika globalisasi terhadap sistem hukum di Indonesia.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi ( KNKT )

Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT adalah sebuah lembaga


independen yang dibentuk berdasarkan Keppres No. 105/1999.

Tugas dan Wewenang KNKT adalah :

1. Melakukan investigasi atas kecelakaan transportasi baik darat, laut maupun udara
2. Memberikan usulan-usulan perbaikan agar kecelakaan yang sama tidak lagi terjadi di
masa depan.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia ( KPAI )

Komisi Perlindungan Anak Indonesia ( KPAI ), adalah lembaga independen Indonesia


yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
dalam rangka meningkatkan efektifitas penyelenggaraan perlindungan anak. Keputusan
Presiden Nomor 36/1990, 77/2003 dan 95/M/2004 merupakan dasar hukum pembentukan
lembaga ini.

Tugas dan Wewenang KPAI adalah :


1. Melakukan sosialisasi seluruh ketentuan peraturan  perundang-undangan yang
berkaitan dengan perlindungan anak, mengumpulkan  data dan informasi,
menerima pengaduan masyarakat, melakukan penelaahan, pemantauan,
evaluasi dan pengawasan terhadap  pelanggaran perlindungan anak;
2. Memberikan laporan, saran, masukan dan pertimbangan kepada presiden 
dalam rangka perlindungan anak.
3. Mencermati isi pasal  tersebut maka tugas KPAI dapat dirinci lebih lanjut 
sebagai berikut:

 Melakukan  sosialisasi  dan advokasi  tentang  peraturan  perundang-


undangan  yang berkaitan dengan perlindungan anak.
 Menerima pengaduan  dan memfasilitasi pelayanan masyarakat terhadap 
kasus-kasus  pelanggaran hak anak kepada pihak-pihak yang berwenang.
 Melakukan pengkajian peraturan perundang-undangan, kebijakan
pemerintah, dan kondisi pendukung lainnya baik di bidang sosial,
ekonomi, budaya dan agama
 Menyampaikan dan memberikan  masukan, saran dan pertimbangan 
kepada berbagai pihak tertuama Presiden, DPR, Instansi pemerintah
terkait ditingkat  pusat dan daerah
 Mengumpulkan  data dan informasi tentang  masalah perlindungan anak
 Melakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan tentang perlindungan
anak termasuk laporan untuk Komita Hak Anak PBB (Committee on the
Rights of the Child) di Geneva, Swiss.
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), adalah sebuah lembaga independen di Indonesia yang
kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya yang berfungsi sebagai regulator
penyelenggaraan penyiaran di Indonesia. Komisi ini berdiri sejak tahun 2002 berdasarkan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran. KPI terdiri atas
Lembaga Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) dan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah
(KPID) yang bekerja di wilayah setingkat Provinsi.

Tugas dan Wewenang KPI adalah :

1. Pengaturan penyiaran yang diselenggarakan oleh Lembaga Penyiaran Publik.


2. Pengaturan penyiaran yang diselenggarakan oleh Lembaga Penyiaran Swasta.
3. Pengaturan penyiaran yang diselenggarakan oleh Lembaga Penyiaran Komunitas.

Komisi Pemilihan Umum (KPU)

Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah lembaga negara yang menyelenggarakan


pemilihan umum di Indonesia, yakni meliputi Pemilihan Umum Anggota DPR/DPD/DPRD,
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, serta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah.

Tugas dan Wewenang KPU adalah :

1. Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilihan Umum;


2. Menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik yang berhak sebagai peserta
Pemilihan Umum;
3. Membentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang selanjutnya disebut PPI dan
mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum mulai dari tingkat pusat sampai di
Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS;
4. Menetapkan jumlah kursi anggota DPR, DPRD I dan DPRD II untuk setiap daerah
pemilihan;
5. Menetapkan keseluruhan hasil Pemilihan Umum di semua daerah pemilihan untuk DPR,
DPRD I dan DPRD II;
6. Mengumpulkan dan mensistemasikan bahan-bahan serta data hasil Pemilihan Umum;
7. Memimpin tahapan kegiatan Pemilihan Umum.

Dalam Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 terdapat tambahan huruf:

1. Tugas dan kewenangan lainnya yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 3


Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), adalah sebuah lembaga mandiri di
Indonesia yang kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya dengan fungsi
melaksanakan kajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, investigasi, dan mediasi terhadap
persoalan-persoalan hak asasi manusia. Komisi ini berdiri sejak tahun 1993 berdasarkan
Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993, tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.
Komnas HAM mempunyai kelengkapan yang terdiri dari Sidang paripurna dan Subkomisi. Di
samping itu, Komnas HAM mempunyai Sekretariat Jenderal sebagai unsur pelayanan.

Tugas dan Wewenang Komnas HAM adalah :

1. Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai
dengan Pancasila, UUD 1945, dan Piagam PBB serta Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia.
2. Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya
pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai
bidang kehidupan.

Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan atau Komisi Nasional (Komnas)
Perempuan

Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan atau Komisi Nasional (Komnas)
Perempuan, adalah lembaga independen di Indonesia yang dibentuk sebagai mekanisme
nasional untuk menghapuskan kekerasan terhadap perempuan. Komisi nasional ini didirikan
tanggal 15 Oktober 1998 berdasarkan Keputusan Presiden No. 181/1998.

Tugas dan Wewenang Komnas Perempuan adalah :

1. Menjadi pusat sumber (informasi) tentang hak asasi perempuan sebagai HAM dan
kekerasan terhadap perempuan sebagai pelanggaran HAM;
2. menjadi negosiator dan mediator antara pemerintah dengan komunitas korban dan
komunitas pejuang hak asasi perempuan, dengan menitikberatkan pada kepentingan
korban;
3. menjadi inisiator perubahan serta perumusan kebijakan, termasuk perangkat dan
system hukum serta sistem dan kapasitas penanganan/pelayanan bagi korban yang
memberi perlindungan, pemenuhan dan pemajuan hak-hak perempuan;
4. menjadi pemantau dan pelapor tentang pelanggaran HAM berbasis jender secara
berkala dengan bekerja sama dengan institusi-institusi HAM lainnya;
5. menjadi fasilitator pengembangan dan penguatan jaringan di tingkat lokal, nasional dan
internasional untuk kepentingan pencegahan, peningkatan kapasitas penanganan dan
penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.

Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK)

Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK), yang keanggotaannya terdiri dari Menteri Keuangan
sebagai ketua merangkap anggota dan Gubernur Bank Indonesia sebagai anggota bertujuan
untuk menciptakan dan memelihara stabilitas sistem keuangan melalui pencegahan dan
penanganan krisis.

Tugas dan Wewenang KSSK adalah :

1. Mengevaluasi skala dan dimensi permasalahan likuiditas dan/atau solvabilitas


bank/lembaga keuangan bukan bank (LKBB) yang ditengarai Berdampak Sistemik
2. Menetapkan permasalahan likuiditas dan/atau masalah solvabilitas bank/lembaga
keuangan bukan bank (LKBB) Berdampak Sistemik atau tidak Berdampak Sistemik
3. Menetapkan langkah-langkah penanganan masalah bank/lembaga keuangan bukan
bank (LKBB) yang dipandang perlu dalam rangkapencegahan dan penanganan Krisis

Lembaga Sensor Film (LSF)

Lembaga Sensor Film (LSF), adalah sebuah lembaga yang bertugas menetapkan status
edar film-film di Indonesia. Sebuah film hanya dapat diedarkan jika dinyatakan "lulus sensor"
oleh LSF. LSF juga mempunyai hak yang sama terhadap reklame-reklame film, misalnya poster
film. Selain tanda lulus sensor, lembaga sensor film juga menetapkan penggolongan usia
penonton bagi film yang bersangkutan.

Komisi Informasi

Komisi Informasi, adalah sebuah lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan Undang-
Undang Keterbukaan Informasi Publik dan peraturan pelaksanaannya termasuk menetapkan
petunjuk teknis standar layanan Informasi Publik dan menyelesaikan Sengketa Informasi Publik
melalui Mediasi dan ajudikasi nonlitigasi yang untuk pertama kalinya berkerja mulai tanggal 1
Mei 2010 berkaitan dengan akan mulai diberlakukannya Undang Undang nomor 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik.

You might also like