You are on page 1of 8

Keterangan :

Golongan I : Ag+, Pb2+, Hg22+


Golongan II : Hg2+, Cu2+, Bi3+, Cd2+ As3+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn4+
Golongan III : Fe2+, Fe3+, Al3+, Cr2+ Zn2+, Co2+, Ni2+, Mn2+
Golongan IV : Ba2+, Sr2+, Ca2+
Golonagn V : Mg2+, Na+, K+, NH4+
I.3 Pemisahan dan Identifikasi Kation Golongan I
Garam-garam klorida Ag+, Pb2+, Hg22+ tidak larut di dalam air sehingga dapat dipergunakan sebagai
dasar pemisahan golongan I dari golongan lainnya ( golongan II-V) . Bila ke dalam larutan contoh
ditambahkan asam klorida , maka kation-kation golongan I akan mengendap sebagai AgCl, PbCL2,
Hg2Cl2. PbCl2 dapal larut dalam air panas sehingga dapat digunakan untuk memisahkan dari AgCl dan
Hg2Cl2. Selanjutnya dilakukan uji spesisfik untuk ketiga kation tersebut.
Pb :
- sampel ditambahkan HCl terbentuk endapan putih PbCl2, tambahkan dengan NH3 tidak terjadi
perubahan ditambahkan air panas larut

- sampel ditambahkan NH3 sedikit terbentuk endapan putih Pb(OH)2, dengan NH¬3 berlebih tidak ada
perubahan
- sampel dengan NaOH sedikit terbentuk endapan putih Pb(OH)2, dengan NaOH berlebih larut
[Pb(OH)4]2-
- sampel ditambahkan KI sedikit terbentuk endapan kuning PbI2, dengan KI berlebih tidak ada
perubahan
- sampel ditambahkan K2CRO4 terbentuk endapan kuning PbCrO4, ditambahkan NH3 tidak ada
perubahan
- sampel ditambahkan KCN sedikit terbentuk endapan putih Pb(CN)2, dengan KCN berlebih tidak terjadi
perubahan
- sampel ditambahkan Na2CO3 terbentuk endapan putih PbCO3, dengan Na2CO3 mendidih tidak terjadi
perubahan
Hg (I) :
- sampel ditambahkan HCl terbentuk endapan putih Hg2Cl2, ditambahkan dengan NH3 terbentuk
endapan hitam Hg + HgNH2Cl ditambahkan air panas tidak terjadi perubahan
- sampel ditambahkan NH3 sedikit terbentuk endapan hitam, dengan NH¬3 berlebih tidak ada
perubahan
- sampel dengan NaOH sedikit terbentuk endapan hitam Hg2O, dengan NaOH berlebih tidak terjadi
perubahan
- sampel ditambahkan KI sedikit terbentuk endapan hijau Hg2I2, dengan KI berlebih menjadi abu-abu Hg
mengendap
- sampel ditambahkan K2CrO4 terbentuk endapan merah Hg2CrO4, ditambahkan NH3 terbentuk
endapan Hg hitam
- sampel ditambahkan KCN sedikit terbentuk endapan hitam Hg, dengan KCN berlebih tidak terjadi
perubahan
- sampel ditambahkan Na2CO3 terbentuk endapan putih kekuningan Hg2CO3, dengan Na2CO3
mendidih menjadi hitam terdapat endapan Hg
Ag :
- sampel ditambahkan HCl terbentuk endapan putih AgCl, tambahkan dengan NH3 menadi larut
[Ag(NH3)2]2-+, tambahkan air panas tidak terjadi perubahan
- sampel ditambahkan NH3 sedikit terbentuk endapan coklat Ag2O, dengan NH¬3 berlebih larut
[Ag(NH3)2]2-
- sampel dengan NaOH sedikit terbentuk endapan coklat Ag2O, dengan Na(OH) berlebih tidak terjadi
perubahan
- sampel ditambahkan KI sedikit terbentuk endapan kuning AgI, dengan KI berlebih tidak ada perubahan
- sampel ditambahkan K2CrO4 terbentuk endapan merah Ag2CrO4, ditambahkan NH3 larut [Ag(NH3)2]+
- sampel ditambahkan KCN sedikit terbentuk endapan putih AgCN, dengan KCN berlebih larut [Ag(CN)2]-
- sampel ditambahkan Na2CO3 terbentuk endapan putih kekuningan Ag2CO3 mengendap, dengan
Na2CO3 terbentuk endapan cokelat Ag2O

1.3 Pemisahan dan identifikasi Kation Golongan II


Apabila H2S dialiri ke dalam larutan contoh ( Golongan II-IV) yang telah diasamkan dengan HCl 0,3 M,
hanya sulfida golongan II saja yang dapat mengendap, sedangkan sulfida kation-kation golongan III-V
larut dalam HCl 0,3 M.
Sulfida-sulfida kation golongan II adalah:
As2S5, As2S3, HgS, CuS, Sb2S3, Sb2S5, SnS2, Bi2S3, PbS, CdS dan SnS.
Berdasarkan sifat kelarutan kation-kation golongan II di dalam pereaksi disulfida, maka:
- Kation yang larut : Hg, As, Sb, Sn
- Kation yang tidak larut : Cu, Pb, Bi, Cd
Selanjutnya dilakukan uji spesifik untuk masing-masing kation golongan II
Bi3+ :
- Setetes larutan contoh ditambahkan NH4OH terbentuk endapan yang tidak larut dalam kelebihan
pereaksi.
- Setetes larutan contoh ditambahkan dinatrium hidrogen phosfat, terbentuk endapan putih BiPO4.
- Sampel ditambahkan NH3 terbentuk endapan putih, dengan NH3 berlebih tidak larut
- Sampel ditambahkan NaOH sedikit terbentuk endapan putih, dengan NaOH berlebih tidak larut
- sampel ditambahkan KI tetes-tetes terbentuk endapan hitam, dengan KI berlebih endapan larut,
terbentuk ion tetraiodobismut yang berwarna jingga
Cu2+ :
- Setetes larutan contoh ditambahkan NH4OH terjadi endapan kemudian larut dalam kelebihan
pereaksi, larutan biru dari kompleks Cu(NH3)42+ ditambahkan pereaksi K4[Fe(CN)6]
- Sampel ditambahkan NH3 sedikit terbentuk endapan biru, dengan NH3 berlebih endapan larut
terbentuk warna biru tua
- Sampel ditambahkan NaOH terbentuk endapan biru Cu(OH)2, dengan NaOH berlebih endapan tidak
larut, dipanaskan terbentuk endapan hitam CuO
- Sampel ditambahkan KI terbentuk endapan putih tembaga iodida, tapi larutannya berwarna coklat tua
- Sampel ditambahkan kalium tiosianat terbentuk endapan hitam Cu(SCN)2
Cd2+ :
- Setetes larutan contoh ditambahkan NH4OH berlebih terbentuk endapan (NH4)42+, aliri H2S terbentuk
endapan kuning.
- Sampel ditambahkan NH3 tetes-tetes terbentuk endapan putih Cd(OH)2, dengan NH3 berlebih
endapan larut
- Sampel ditambahkan NaOH terbentuk endapan putih, dengan NaOH berlebih endapan tidak larut
- Sampel ditambahkan kalium tiosianat tidak membentuk endapan ( perbedaan dari tembaga),
- Sampel ditambahkan kalium iodida tidak membentuk endapan (perbedaan dari tembaga)
Pb2+ : idem golongan I
As3+ : Setetes larutan contoh ditambahkan setetes larutan AgNO3 terbentuk endapan kuning perak.
Endapan larut baik dalam asam nitrat maupun amoniak.
Arsenik III, As(III)
- Sampel ditambahkan larutan perak nitrat (AgNO3) terbentuk endapan kuning Ag3AsO3, ditambahakan
asam nitrat endapan larut atau ditambahakan ammonia endapan larut
- Sampel ditambahkan tembaga sulfat terbentuk endapan hijau arsenit
Arsenik (V), As(V)
- Sampel ditambahkan larutan erak nitrat (AgNO3) terbentuk endapan merah kecoklatanAg3AsO4,
ditambahkan asam endapan larutatau ditambahkan ammonia endapan larut (amonia) sedangkan sulfida
golongan IV-V larut. Untuk menghindari terjadinya endapan, Mg(OH)2 maka ditambahkan NH4Cl untuk
menekan ionisasi NH4OH . Berdasarkan sifat kelarutan kation golongan III terhadap NH4OH, maka:
- Yang mengendap (III A) : Fe3+, Cr3+, Al3+, Mn2+ sebagai hidroksida.
- Yang larut (III B) : Zn2+, Ni2+, Co2+, Mn2+ membentuk komp-leks.
Kemudian dilakukan uji spesifik untuk masing-masing kation :
Fe3+ : 1. Setetes larutan contoh ditambahkan larutan KSCN 2 M, terjadi warna merah darah
2. Setetes larutan contoh ditambah larutan K4[Fe(CN)6] terjadi warna biru
Al3+ : 1. Setetes larutan contoh ditambahkan larutan NH4OH terbentuk endapan putih gelatinous dari
Al(OH)3 larut sedikit dalam kelebihan pereaksi.
2. Larutan contoh ditambahkan larutan NaOH. Terbentuk endapan putih Al(OH)3, larut dalam kelebihan
pereaksi terbentuk ion tetra hidroksi aluminat.
3. Larutan contoh ditambahkan larutan Na2CO3, terbentuk endapan putih, endapan larut dalam
pereaksi berlebihan.
Stibium, Sb(II)
- Sampel ditambahkan larutan NaOH terbentuk endapan putih
- Sampel ditambahkan larutan NH3 terbentuk endapan putih
- Sampel ditambahkan larutan KI warna larutan menjadi merah
Stibium V, Sb (V)
- Sampel ditambahkan larutan KI dalam suasana asam terbentuk kristal iod memisah dan mengapun
diatas permukaan larutan, dipanaskan muncul up lembayung iod
Timah, Sn(II)
- Sampel ditambahkan larutan NaOH terbentuk endapan putih Sn(OH)2, dengan NaOH berlebih endapan
larut
- Sampel ditambahkan larutam merkurium klorida terbentuk endapan putih Hg2Cl2
Timah, Sn (IV)
- Sampel ditambahkan larutan NaOH terbentuk endapan putih seperti gelatin Sn(OH)4
- Sampel ditambahkan larutam merkurium klorida tidak ada endapan (perbedaan dengan timah (II))

Ni2+ : 1. Larutan contoh ditambahkan setetes NaOAc 2 M dan setetes larutan dimetilglioksida, terjadi
endapan merah.
2. Larutan contoh ditambahkan larutan NaOH, terbentuk endapan hijau Ni(OH)2, tidak larut dalam
pereaksi berlebih.
3. Larutan contoh ditambahkan larutan NH4OH, terbentuk endapan hijau, Ni(OH)2 dapat larut dalam
pereaksi berlebih membentuk kompleks [Ni(NH3)6]2+ merupakan larutan biru tua.
Cr3+ : 1. Larutan contoh ditambahkan larutan NH4OH, terbentuk endapan gelatinous berwarna abu-abu
hiaju/ abu-abu biru dari Cr(OH)3, sedikit larut dalam pereaksi berlebih. Dalam keadaan dingin dengan
membentuk larutan lembayung atau merah jambu mengandung ion kompleks heksa aminkromat (III),
[Cr(NH3)6]3+. Bila larutan tersebut didihkan terbentuk Cr(OH)3 kembali.
2. Larutan contoh ditambahkan larutan Na2CO3, terbentuk endapan Cr(OH)3.
Co2+ : 1. Larutan contoh ditambahkan sedikit KSCN padat dan sedikit amil alkohol kemudian diaduk.
Warna biru pada amil alkohol menandakan adanya Co.
2. Larutan contoh ditambahkan larutan NaOH, dalam keadaan dingin menghasilkan endapan biru,
Ca(OH)NO3 . Ditambahkan alkali berlebih kemudian dipanaskan terbentuk endapan berwarna merah
jambu, Ca(OH)2 , akibat oksidasi berubah menjadi Co(OH)3 hitam.
3. Larutan contoh ditambahkan larutan KNO2 menjadi endapan kuning , K3[Co(NO2)6].
Co2+ : 1. Larutan contoh ditambahkan K4[Fe(CN)6] adanya endapan putih menandakan adanya Zn.
2. Larutan contoh ditambahkan larutan NaOH, terbentuk endapan seperti gelatin, Zn(OH)2. Endapan
tersebut dapat larut dengan pereaksi yang berlebih dan larut dalam asam.
3. Larutan contoh ditambahkan larutan dinatrium fosfat terbentuk endapan putih, Zn3(PO4)2.
Mn2+ : 1. Larutan contoh ditambahkan larutan NaOH, terbentuk endapan putih, Mn(OH)2, tidak larut
dalam pereaksi berlebih, jika dibiarkan endapan teroksidasi (udara) menjadi coklat MnO(OH)2.
2. Larutan contoh diasamkan dengan H2SO4 atau HNO3 ditambah 0,2-0,3 g kalium periodat (KIO4)
didihkan larutan selama 1 menit maka terbentuk permanganat yang berwarna ungu (MnO4-). Catatan :
Dalam pengujian ini harus bebas klorida.
3. Larutan contoh ditambahkan larutan amonium sulfida, terbentuk endapamn merah jambu, MnS.
Endapan mudah larut dalam asam-asam mineral (HCl) ini merupakan perbedaan dari Ni dan Co.
Endapan juga larut dalam asam asetat, ini merupakan perbedaan dari Ni, Co dan Zn.
Hg(II)
- sampel ditambahkan NH3 terbentuk endapan putih
- sampel ditambahkan NaOH sedikit terbentuk endapan merah kecoklatan, dengan NaOH berlebih tidak
larut
- sampel ditambahkan KI perlahan-lahan terbentuk endapan merah kerkurium (II) iodida, dengan KI
berlebih endapan larut

Kation golongan III


* Besi (II), Fe (II)
- sampel ditambahkan NaOH terbentuk endapan putih Fe(OH)2, dalam keadaan asam endapan larut,
terkena udara membentuk endapan coklat kemerahan, pada kondisi biasa, Fe(OH)2 nampak sebagai
endapan hijau kotor
* Besi III, Fe (III)
- sampel ditambahkan NH3 terbentuk endapan coklat merah seperti gelatin Fe(OH)3, dengan NaOH
berlebih endapan tidak larut ( perbedaan dari alumimiun dan kalium
- sampel ditambahkan larutam dinatrium hidrogen fosfat terbentuk endapan putih kekuningan FePO4
* Aluminium. Al
- sampel ditambahkan NaOH terbentuk endapan putih Al(OH)3, dengan NaOH berlebih endapan larut
- sampel ditambahkannatrium fosfat terbentuk endapan puith gelatin AlPO4
- sampel ditambahkan natrium asetat tidak terbentuk endapan, dengan natrium asetat berlebih dan
dididihkan terbentuk endapan bervolume besar Al(OH)2CH3COO
* Kromuim, Cr (III)
- sampel ditambahkan NH3 terbentuk endapan seperti gelatin warna abu-abu hijau sampai abu-abu biru
Cr(OH)3
- sampel ditambahkan natrium karbonat terbentuk endapan kromium (III) hidroksida
- sampel ditambahkan natrium fosfat terbentuk endapan hijau CrO4
* Cobalt, Co
- sampel ditambahkan NaOH terbentuk endapan hijau Ni(OH)2, dengan NaOH berlebih dan dipanaskan
terbentuk endapan merah jambu
- sampel ditambahkan kalium nitrit terbentuk endapan kuning K3[CO(NO2)6]
* Nikel, NI
- sampel ditambahkan larutan NaOH terbentuk endapan putih hijau Ni(OH)2, dengan NaOH berlebih
endapan tidak larut
- sampel ditambahkan larutam ammonia terbentuk endapan hijau Ni(ON)2, dengan ammonia berlebih
endapan larut
- sampel ditambahkan kalium nitrit tidak terbentuk endapan dengan adanya sam asetat (perbedaan dari
kobal)
* Mangan, Mn(II)
- sampel ditambahkan larutan NaOH terbentuk endapan putih Mn(OH)2, dengan NaOH berlebih
endapan tidak larut, dengan udra teroksidasi cepat membentuk endapan coklat MnO(OH)2
- sampel ditambahkan natrium fosfat terbentuk endapan merah jambu Mn(NH4)PO4
* Zink, Zn
- sampel ditambahkan NaOH terbentuk endapan putih seperti gelatin Zn(OH)2, dalam keadaan asam
endapan akan larutatau dengan NaOH berlebih endapan akan larut
- sampel ditambahkan NH3 terbentuk endapan putih, dengan NH3 berlebih endapan larut
- sampel ditambahkan hidrogen fosfat terbentuk endapan putih Zn3(PO4)2

1.6 Pemisahan dan identifikasi Kation Golongan IV


Dasar pemisahan golongan IV adalah dengan penambahan (NH4)2CO3 ke dalam larutan basa yang
mengandung NH4Cl berlebih. Terbentuk endapan putih dari kation golongan IV, BaCO3, SrCO3 dan
CaCO3, selanjutnya dilakukan uji spesifik sebagai berikut:
Ba2+: 1. Larutan contoh ditambahkan asam oksalat terbentuk endapan putih Ba(COO)2, larut dengan
mudah dalam asam asetat encer ( perbedaan dari kalsium) dan asam mineral.
2. Larutan contoh ditambahkan larutan H2SO4 terbentuk endapan putih halus BaSO4, hampir tidak larut
dalam air dan dalam asam encer, tapi larut dalam H2SO4 pekat mendidih.
3. Larutan contoh ditambahkan larutan K2CrO4 terbentuk endapan kuning, BaCrO4. Endapan tidak larut
dalam asam asetat encer (perbedaan dari Sr dan Ca), tetapi larut dengan mudah dalam asam mineral
(HCl) terbentuk dikromat Cr2O72-.
4. sampel ditambahkan NH3 tidak terbentuk endapan, dengan udara luar menjadi kekeruhan
5. sampel ditambahkan larutam natrium karbonat terbentuk endapan putih BaCO3 yang larut dalam
asam asetat dan dalam asam mineral encer
6. sampel ditambahkan kalium kromet terbentuk endapan kuning BaCrO4,dengan asam saetat encer
endapan tidak larut (perbedaab dari stronsium dan kalsium)
Ca2+: 1. Larutan contoh ditambahkan NH4OH dan amonium oksalat terbentuk endapan putih,
Ca(COO)2. Endapan tidak larut dalam asam asetat, tapi larut dalam asam mineral (HCl).
2. Larutan contoh ditambahkan larutan K2CrO4, terbentuk endapan CaCrO4, jika ditambahkan asam
asetat akan melarut ( bandingkan dengan Ca2+).
3. Larutan contoh ditambahkan H2SO4 encer terbentuk endapan putih, CaSO4. Endapan larut dalam
H2SO4 pekat panas dan larut dalam amonium sulfat membentuk kompleks [Ca(SO4)2]2-.
4. sampel ditambahkan larutan NH3 tidak terbentuk endapan
5. sampel ditambahkan asam sulfat encer terbentuk endapan putih CaSO4
6. sampel ditambahkan kalium kromat tidak terbentuk endapan

Sr2+: 1. Larutan contoh ditambahkan H2SO4 encer terbentuk endapapan putih SrSO4. Endapan tidak
larut dalam amonium sulfat (perbandingkan dengan Ca2+) dan larut sedikit dalam HCl mendidih.
2. Larutan contoh ditambahkan larutan NH4OH dan amonium oksalat terbentuk endapan putih
Sr(COO)2. Endapan tidak larut dalam asam asetat, tapi sedikit larut dalam HCl.
3. Larutan contoh ditambahkan larutan K2CrO4, terbentuk endapan kuning SrCrO4, endapan larut dalam
asam asetat (perbedaan dari Ba2+) dan asam klorida (HCl).
4. sampel ditambahkan larutan ammonia tidak terbentuk endapan
5. sampel ditambahkan larutan asam sulfat encer terbentuk endapan putih SrSO4
6. sampel ditambahkan kalium kromat terbentuk endapan kuning SrCrO4, dengan asam asetat endapan
larut (perbedaan dari barium)

1.7 Identifikasi Kation Golongan V


Kation golongan V termasuk di dalamnya : Golonagn V : Mg2+, Na+, K+, NH4+.
Mg2+: 1. Larutan contoh ditambahkan larutan NaOH terbentuk endapan putih, Mg(OH)2 yang tidak larut
dalam pereaksi berlebih, tetapi mudah larut dalam garam amonium (NH4Cl).
2. Larutan contoh ditambahkan larutan NH4OH tambahkan larutan hidrogen fosfat terbentuk endapan
putih, Mg(NH4¬)PO4. Endapan larut dalam asam asetat dan HCl.
3. Larutan contoh ditambahkan pereaksi titan kuning dan setetes NaOH 2 M, terjadi endapan merah.
4. sampel ditambahkan NH3 terbentuk endapan putih seperti gelatin Mg(OH)2
5. sampel ditambahkan larutan ammonium karbonat terbentuk endapan putih magnesium karbonat
basa
K+ : 1. Larutan contoh ditambahkan pereaksi Na3Co(NO)2 6 M, terjadi endapan kuning.
2. Larutan contoh ditambahkan asam tartrat ( Natrium Hidrogen Tartrat, terbentuk endapan kristalin
putih, KHC4H4O6.
3. Sampel ditambahkan asam perklorat (HClO4) terbentuk kristalin putih KClO4
4. Sampel ditambahkan larutam merkurium klorida tidak ada endapan (perbedaan dengan timah (II)
Na+ : 1. Larutan contoh ditambahkan pereaksi ZnUOAc, terajdi endapan kuning.
2. Reaksi nyala.
NH4+: 1. Sedikit zat padat dipanaskan denagn 0,5 mL NaOH 6 N dalam tabung reaksi, cium bau yang
keluar. Letakkan sepotong kertas lakmus merah basah di atas mulut tabung reaksi terjadi endapan
warna biru.
2. Larutan contoh ditambahkan NaOH pekat di atas kaca arloji. Pindahkan setetes larutan atau suspensi
yang dihasilkan ke atas kertas saring dan tambahkan pereaksi Nessler. Dihasilkan noda atau cincin
berwarna kuning atau merah jingga.

1.8 Analisis Anion


Setelah dilakukan pengujian kation terlebih dahulu, baru dilakukan pengujian terhadap anion, relatif
sederhana karena gangguan-gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam larutan minimal (dapat
diabaikan).
Pada umumnya anion-anion dapat digolongkan sebagai berikut:
 Golongan I (Golongan sulfat): SO42+, CO32+, Cr2O42-, AsO43-, AsO33-, PO43-, SO32-, BO33-. Anion-
anion golongan ini mengendap dengan Ba2+ dalam suasana basa.
 Golongan II (Golongan halida): Cl-, Br-, S2-. Anion golongan ini mengendap dengan Ag+ dalam larutan
asam (HNO3).
 Golongan III (Golongan nitrat) : NO3-, NO2-, CH3COO-. Semua garam dari golongan ini larut.

1.9 Uji Spesisfik Anion


SO42- : Larutan contoh ditambahkan larutan BaCl2 , terjadi endapan putih. Coba larutkan dalam sedikit
asam klorida encer dan pekat , jika tidak larut menandakan adanya SO42-.
PO43- : Larutan contoh ditambahkan 2 tetes HNO3 6 M, kemudian tambahkan pereaksi amonium
molibdat . Panaskan, terjadi endapan kuning.
CO32- : Sedikit zat dicampurkan dengan K2Cr2O7 padat dan dimasukkan dengan tabung reaksi mikro,
tambahkan setetes H2SO4 2 M dan panaskan. Pada mulut tabung reaksi letakkan pipa atau batang kaca
yang dicelup dalam Ba(OH)2, adanya kekeruhan menandakan adanya CO32-.
CL- : Larutan contoh ditambahkan larutan AgNO3 dan setetes HNO3 2 M terjadi endapan putih.
Endapannya disentrifuge, dicuci dengan air suling kemudian pada endapan ini ditambahkan 10 tetes
(NH4)2CO3, larut kembali kemudian lautan dibagi 2 :
a. Ditambah setetes KBr 1 M, terjadi endapan kuning
b. Ditambah HNO3 6 M hingga bersifat asam terjadi endapan putih.
I- & Br- : Ion-ion ini dapat direaksikan dengan gas/larutan Cl2 terbentuk Br2 dan I2 yang mempunyai
nama khas di dalam CCl4.
Br2 dalam CCl4 terpisah coklat
I2 dalam CCl4 lapisan ungu
NO3- : Larutan contoh diasamkan dengan H2SO4 1 M dan dicampur dengan 3 tetes FeSO4 pekat ( yang
baru dibuat) . Kemudian diteteskan dengan hati-hati/menggunakan pipet H2SO4 pekat melalui dinding
tabung. Cincin pada batas menandakan adanya NO3-.
NO2- : Uji nitrit dapat dilakukan seperti pada nitrat tetapi H2SO4 pekat diganti dengan asam asetat, uji
nitrat memberikan cincin coklat.
CH3CO- : Larutan yang mengandung ion asetat, ditambahkan H2SO4 pekat (lewat dinding tabung) dan
etil alkohol, kemudian dipanaskan akan menghasilkan ester etil asetat yang baunya seperti pisang
ambon.
S2- : Larutan contoh ditambahkan larutan Pb asetat atau Pb nitrat menghasilkan endapan hitam, PbS.
CrO42- : Larutan contoh dimasukkan dengan asam asetat ditambahkan larutan BaCl2 terbentuk endapan
kuning BaCrO4.
AsO43- : Larutan contoh ditambahkan larutan magnesia (campuran MgCl2, NH4Cl, NH4OH) akan
membentuk endapan putih MgNH4AsO4. Karena PO43- juga memberikan AsO43- dengan
menambahkan asam asetat dan larutan AgNO3 pada endapan tersebut, sehingga enadpan berubah
menjadi coklat, Ag3AsO4.

You might also like