You are on page 1of 5

pada prinsipnya, sistem respirasi burung mirip dengan sistem respirasi pada mammalia.

perbedaannya,
burung memiliki 6 pasang kantung udara (saccus pneumatikus). kantung udara ini terbentuk sebagai
semacam perluasan dari paru-paru. namun, pertukaran gas tetap terjadi di dalam paru-paru sedangkan
kantung udara berfungsi menampung udara cadangan.
pada saat burung terbang, mekanisme perbesaran rongga dada tidak dapat dilakukan karena tulang dada dan
tulang rusuk merupakan tempat perlekatan untuk otot-otot terbang. aliran udara ke dalam paru-paru terjadi
ketika burung mengepakkan sayap. pada sayap diangkat keatas, kantung udara di ketiak mengembang
sehingga terjadi proses inspirasi. ketika sayang turun, kantung udara di antara tulang korakoid
mengembang dan kantung udara ketiak terjepit sehingga udara mengalir ke dalam kantung udara di antara
tulang korakoid melewati paru-paru. saat itulah terjadi proses pertukaran gas.
Sebagian besar burung dapat terbang. Pada saat terbang, sayap burung digerakkan oleh otot-otot dada itu
mengganggu proses pernafasan. Oleh karena itu, burung memiliki pundi-pundi udara merupakan kantong
yang kenyal dan tipis.
Alat pernafasan burung terdiri atas hidung, batang tenggorok, paru-paru, dan pundi-pundi udara (kantong
udara).  Pundi-pundi udara berguna untuk menyimpan udara yang digunakan pada saat terbang, dapat
memperkeras suara saat berkicau, meringankan tubuh pada saat terbang, menyelubungi  alat-alat dalam
tubuh untuk mencegah kedinginan, dan menjaga kestabilan suhu badan. Pada umumnya, pundi-pundi udara
berjumlah  sembilan buah. Kesembilan buah pundi-pundi udara itu adalah sebagai berikut :
1. Sepasang pundi-pundi udara di pangkal leher. Pundi-pundi udara ini berguna untuk memperkeras
suara
2. Satu buah pundi-pundi udara  di antara tulang selangka. Pundi-pundi ini kemudian bercabang-
cabang membentuk pundi-pundi udara dan sayap.
3. Sepasang pundi-pundi udara di dada depan yang berada dalam ruang dada bagian depan
4. Sepasang pundi-pundi udara di dada belakang yang berada dalam ruang dada bagian belakang
5. Sepasang pundi-pundi udara diperut yang merupakan rongga tubuh dan dikelilingi oleh lingkaran
usus.
Pernafasan burung pada saat istirahat tidak sama dengan pernafasan pada saat terbang. Pada saat istirahat,
tulang-tulang rusuk bergerak ke bawah sehingga rongga dada membesar. Hal ini menyebabkan paru-paru
mengembang sehingga udara masuk ke paru-paru melalui alat pernapasan. Pada waktu masuk ke paru-paru,
sebagian oksigen diikat oleh darah dan sebagian yang lain dialirkan ke pundi-pundi udara sebagai
cadangan; keadaan ini merupakan fase pengambilan udara.
Untuk fase pengeluaran udara, dapat dijelaskan sebagai berikut; otot-otot dada yang berlaksasi
menyebabkan rongga dada dan paru-paru mengecil kembali, akibatnya, udara di dalam pundi-pundi udara
dikeluarkan melalui paru-paru.
Pada saat terbang dan mengepakkan sayapnya, tulang-tulang dada dan tulang-tulang rusuk merupakan 
pangkal pelekatan otot-otot bekerja keras untuk terbang. Oleh karena itu, burung tidak menghirup udara
melalui hidung. Pengambilan dan pengeluaran udara tidak dilakukan oleh paru-paru seperti pada saat
istirahat, tetapi melalui pundi-pundi udara. Dengan kata lain, udara yang masuk ke paru-paru berasal dari
udara cadangan yang terdapat pada pundi-pundi udara. Itulah yang menyebabkan burung dapat memenuhi
oksigen yang diperlukan selama terbang. Namun, sisa pernapasannya dikeluarkan melalui hidung.
Pengisian udara ke dalam pundi-pundi udara pada burung dilakukan pada saat melayang dan hinggap.
Burung mengisap udara  udara mengalir lewat bronkus ke pundi-pundi hawa bagian belakang 
bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di paru-paru mengalir ke pundipundi hawa  udara di pundi-
pundi belakang mengalir ke paru-paru  udara menuju pundipundi hawa depan.
Kecepatan respirasi pada berbagai hewan berbeda bergantung dari berbagai hal, antara lain, aktifitas,
kesehatan, dan bobot tubuh.
Burung memiliki paru-paru yang tidak membesar atau berkontraksi seperti paru-paru mamalia. Mereka
memiliki kantung-kantung udara yang memompa udara ke paru-paru. Itu sebabnya burung bisa terbang
lebih tinggi dibanding kelelawar, yang seperti mamalia lainnya terpaksa mengembangkan paru-parunya
untuk mendapatkan proses bernafas yang efisien. Kantung-kantung udara ini juga membuat tulang burung
lebih ringan sehingga terbang pun lebih mudah.
pada burung, aliran udara cuma satu arah. Udara baru datang pada ujung yang satu, dan udara yang telah
digunakan keluar melalui lubang lainnya. Hal ini memberikan persediaan oksigen yang terus-menerus bagi
burung, yang memenuhi kebutuhannya akan tingkat energi yang tinggi.Dalam hal burung, bronkhus
(cabang batang tenggorokan yang menuju paru-paru) utama terbelah menjadi tabung-tabung yang sangat
kecil yang tersebar pada jaringan paru-paru. Bagian yang disebut parabronkhus ini akhirnya bergabung
kembali, membentuk sebuah sistem peredaran sesungguhnya sehingga udara mengalir dalam satu arah
melalui paru-paru…. Meskipun kantung-kantung udara juga terbentuk pada kelompok reptil tertentu,
bentuk paru-paru burung dan keseluruhan fungsi sistem pernapasannya sangat berbeda. Tidak ada paru-
paru pada jenis hewan bertulang belakang lain yang dikenal, yang mendekati sistem pada unggas dalam hal
apa pun.

Aliran udara searah dalam paru-paru burung didukung oleh suatu sistem kantung udara. Kantung-kantung
ini mengumpulkan udara dan memompanya secara teratur ke dalam paru-paru. Dengan cara ini, selalu ada
udara segar dalam paru-paru. Sistem pernafasan yang rumit seperti ini telah diciptakan untuk memenuhi
kebutuhan burung akan jumlah oksigen yang tinggi.
Semakin tinggi seekor burung terbang maka semakin tipis/sedikit oksigen yang tersedia di udara maka
paru-paru burung harus dapat memasok sejumlah besar oksigen yang dibutuhkan untuk terbang.
Burung memiliki alat pernapasan berupa paru-paru dan kantong-kantong udara berdinding tipis yang
terhubung dengan paru-parunya. Ketika kantong-kantong udara digembungkan, tubuh burung sangat
ringan. Kantong udara itu juga digunakan oleh burung untuk mengambil oksigen sebanyak mungkin.
Pada burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-paru. Paru-paru burung berjumlah
sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk. Selain paru-paru, burung
memiliki 8 atau 9 perluasan paru-paru atau kantung-kantung udara berselaput tipis (air sacs/sakus
pneumatikus) yang menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap.Di kantung-kantung udara (air sacs) tidak
terjadi difusi gas pernapasan; kantung-kantung udara hanya berfungsi sebagai penyimpan cadangan oksigen
dan meringankan tubuh. Karena adanya kantung-kantung udara maka pernapasan pada burung menjadi
efisien. Kantung-kantung udara terdapat di pangkal leher (servikal), ruang dada bagian depan (toraks
anterior), antara tulang selangka (korakoid), ruang dada bagian belakang (toraks posterior), dan di rongga
perut (kantong udara abdominal).
Masuknya udara yang kaya oksigen ke paru-paru (inspirasi) disebabkan adanya kontraksi otot antar tulang
rusuk (interkostal) sehingga tulang rusuk bergerak keluar dan tulang dada bergerak ke bawah. Atau dengan
kata lain, burung mengisap udara dengan cara memperbesar rongga dadanya sehingga tekanan udara di
dalam rongga dada menjadi kecil yang mengakibatkan masuknya udara luar. Udara luar yang masuk
sebagian kecil tinggal di paru-paru dan sebagian besar akan diteruskan ke kantung-kantung udara sebagai
cadangan udara.
Mekanisme Pernafasan
Proses pernapasan pada saat burung tidak terbang. Pada saat otot tulang rusuk berkontaksi, tulang rusuk
bergerak ke arah depan dan tulang dada bergerak ke bawah. Rongga dada menjadi besar dan tekanannya
menurun. Hal ini menyebabkan udara yang kaya dengan oksigen masuk ke dalam paru-paru dan
selanjutnya masuk ke dalam kantung-kantung udara. Pada waktu otot tulang rusuk mengendur, tulang rusak
bergerak ke arah belakang dan tulang dada bergerak ke arah atas. Rongga dada mengecil dan tekanannya
menjadi besar, mengakibatkan udara keluar dari paru-paru. Demikian juga udara dari kantung-kantung
udara keluar melalui paru-paru. Pengambilan oksigen oleh paru-paru terjadi pada waktu inspirasi dan
ekspirasi. Pertukaran gas hanya terjadi di dalam paru-paru.
Kantung Udara Pada Paru Paru Merpati
Udara pada kantung-kantung udara dimanfaatkan hanya pada saat udara di paru-paru berkurang, yakni saat
burung sedang mengepakkan sayapnya. Saat sayap mengepak atau diangkat ke atas maka kantung udara di
tulang korakoid terjepit sehingga oksigen pada tempat itu masuk ke paru-paru. Sebaliknya, ekspirasi terjadi
apabila otot interkostal relaksasi maka tulang rusuk dan tulang dada kembali ke posisi semula, sehingga
rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar dari tekanan di udara luar akibatnya udara dari
paru-paru yang kaya karbon dioksida keluar. Bersamaan dengan mengecilnya rongga dada, udara dari
kantung udara masuk ke paru-paru dan terjadi pelepasan oksigen dalam pembuluh kapiler di paru-paru.
Jadi, pelepasan oksigen di paru-paru dapat terjadi pada saat ekspirasi maupun inspirasi.
Ketika burung terbang gerakan otot dada dapat mengganggu pengambilan oksigen oleh paru-paru. Karena
itu, selain dengan bernapas dengan paru-paru, pada saat terbang burung bernapas dibantu dengan kantong
udara ( air sacs ).
Kantong udara mempunyai fungsi :
1. Membantu pernapasan pada waktu terbang.
2. Membantu memperbesar ruang siring sehingga dapat memperkeras suara.
3. Menyelubungi alat-alat dalam rongga tubuh hingga tidak kedinginan.
4. Membantu mencegah hilangnya panas badan yang terlalu besar.
Kecepatan Bernafas
Kecepatan bernafas pada bangsa burung tergantung pada ukuran badan, seks, rangsangan, dan berbagai
faktor lain. Pada umumnya bangsa burung yang lebih kecil mempunyai kecepatan (frekuensi) pernafasan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lebih besar, misalnya pada bangsa unggas jantan seperti
merpati, itik, angsa, kalkun, dan anak ayam adalah 28, 42, 20, 28, dan 16 kali/menit secara berturut-turut;
sedangkan yang betina 16, 110, 40, 49, dan 28 secara berturut-turut. Kecepatan bernafas bertambah bila
suhu badan meningkat. Pada anak ayam yang suhu badannya 43,5oC – 44,5oC , kecepatannya bisa
mencapai 140 – 170 kali/menit
Pernafasan Selama Terbang
Persediaan dan kecepatan oksigen (O2) berdifusi dalam paru-paru sangat penting artinya burung pada
waktu terbang. Pada waktu terbang konsumsi oksigen bisa 10 – 15 kali lebih banyak dibandingkan dengan
pada keadaan istirahat. Konsumsi itu juga tergantung pada kecepatan terbang. Pada kecepatan terbang 35
km/jam, oksigen yang diperlukan rata-rata 21,9 ml/g/jam atau 12,8 kali lebih banyak dibandingkan dengan
keadaan tidak terbang, dan pada kecepatan terbang 40 km/jam konsumsi oksigen 23ml/g/jam.
Konsumsi oksigen paling tinggi pada waktu terbang menaik dan paling rendah pada waktu terbang
menurun. Beberapa peneliti mengasumsikan bahwa pernafasan (aliran udara paru-paru) ada hubungan
(sinkronisasi) dengan berbagai gerakan sayap pada waktu terbang. Pada waktu sayap bergerak ke bawah,
terjadi ekspirasi.
NB :
Inspirasi : udara kaya oksigen masuk ke paru-paru. Otot antara tulang rusuk (interkosta) berkontraksi
sehingga tulang rusuk bergerak ke luar dan tulang dada membesar. Akibatnya tekanan udara dada menjadi
kecil sehingga udara luar yang kaya oksigen akan masuk. Udara yang masuk sebagian kecil menuju ke
paru-paru dan sebagian besar menuju ke kantong udara sebagai cadangan udara.
Ekspirasi : otot interkosta relaksasi sehingga tulang rusuk dan tulang dada ke posisi semula. Akibatnya
rongga dada mengecil dan tekanannya menjadi lebih besar dari pada tekanan udara luar. Ini menyebabkan
udara dari paru-paru yang kaya karbondioksida ke luar.
Pundi-pundi udara ini merupakan alat bantu pernapasan, terutama pada saat terbang. Pada saat terbang,
burung menyimpan udara di dalam pundi-pundi tersebut. Pada saat burung tidak terbang, pernapasannya
dilakukan dengan cara menghirup udara melalui hidung, tenggorok, paru-paru, dan pundi-pundi udara.
Pada paru-paru inilah terjadi pengikatan oksigen dan pelepasan karbon dioksida serta uap air. Pada saat
terbang, burung bernapas dengan cara mengalirkan udara yang ada di dalam pundi-pundi udara melalui
gerakan sayapnya. Gerakan kedua sayapnya inilah yang menyebabkan pundi-pundi udara mengembang dan
mengempis sehingga udara dapat masuk ke dalam paru-paru.

1. Burung :
Burung bernapas dengan paru-paru. Selain paru-paru, pernapasan pada burung juga dibantu oleh pundi-
pundi (kantong) udara. Pundi-pundi udara ini merupakan alat bantu pernapasan, terutama pada saat
terbang. Pada saat terbang, burung menyimpan udara di dalam pundi-pundi tersebut.
Pada saat burung tidak terbang, pernapasannya dilakukan dengan cara menghirup udara melalui
hidung, tenggorok, paru-paru, dan pundi-pundi udara. Pada paru-paru inilah terjadi pengikatan oksigen dan
pelepasan karbon dioksida serta uap air. Pada saat terbang, burung bernapas dengan cara mengalirkan
udara yang ada di dalam pundi-pundi udara melalui gerakan sayapnya.
Gerakan kedua sayapnya inilah yang menyebabkan pundi-pundi udara mengembang dan mengempis
sehingga udara dapat masuk ke dalam paru-paru.
4. Sistem Pernapasan
a) Organ-organ Pernapasan pada Burung
Alat pernapasan burung perkutut (Geopelia Striata) sama seperti halnya jenis burung (aves) pemakan biji
bijian pada umumnya.
b) Sistem Pernapasan pada Burung
Pada burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-paru. Paru-paru burung berjumlah
sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk. Jalur pernapasan pada burung
berawal di lubang hidung. Pada tempat ini, udara masuk kemudian diteruskan pada celah tekak yang
terdapat pada dasar faring yang menghubungkan trakea. Trakeanya panjang berupa pipa bertulang rawan
yang berbentuk cincin, dan bagian akhir trakea bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan
bronkus kiri. Dalam bronkus pada pangkal trakea terdapat sirink yang pada bagian dalamnya terdapat
lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar. Bergetarnya selaput itu menimbulkan suara.
Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus yang merupakan bronkus sekunder dan dapat dibedakan
menjadi ventrobronkus (di bagian ventral) dan dorsobronkus ( di bagian dorsal). Ventrobronkus
dihubungkan dengan dorsobronkus, oleh banyak parabronkus (100 atau lebih).
Parabronkus berupa tabung tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak kapiler sehingga
memungkinkan udara berdifusi. Selain paru-paru, burung memiliki 8 atau 9 perluasan paru-paru atau
pundi-pundi hawa (sakus pneumatikus) yang menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Pundi-pundi
hawa berhubungan dengan paru- paru dan berselaput tipis. Di pundi-pundi hawa tidak terjadi difusi gas
pernapasan; pundi-pundi hawa hanya berfungsi sebagai penyimpan cadangan oksigen dan meringankan
tubuh. Karena adanya pundi-pundi hawa maka pernapasan pada burung menjadi efisien. Pundi-pundi hawa
terdapat di pangkal leher (servikal), ruang dada bagian depan (toraks anterior), antara tulang selangka
(korakoid), ruang dada bagian belakang (toraks posterior), dan di rongga perut (kantong udara abdominal).
Masuknya udara yang kaya oksigen ke paru-paru (inspirasi) disebabkan adanya kontraksi otot antartulang
rusuk (interkostal) sehingga tulang rusuk bergerak keluar dan tulang dada bergerak ke bawah. Atau dengan
kata lain, burung mengisap udara dengan cara memperbesar rongga dadanya sehingga tekanan udara di
dalam rongga dada menjadi kecil yang mengakibatkan masuknya udara luar. Udara luar yang masuk
sebagian kecil tinggal di paru-paru dan sebagian besar akan diteruskan ke pundi- pundi hawa sebagai
cadangan udara.
Udara pada pundi-pundi hawa dimanfaatkan hanya pada saat udara (OZ) di paruparu berkurang, yakni saat
burung sedang mengepakkan sayapnya. Saat sayap mengepak atau diangkat ke atas maka kantung hawa di
tulang korakoid terjepit sehingga oksigen pada tempat itu masuk ke paru-paru. Sebaliknya, ekspirasi terjadi
apabila otot interkostal relaksasi maka tulang rusuk dan tulang dada kembali ke posisi semula, sehingga
rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar dari tekanan di udara luar akibatnya udara dari
paru-paru yang kaya karbon dioksida keluar. Bersamaan dengan mengecilnya rongga dada, udara dari
kantung hawa masuk ke paru-paru dan terjadi pelepasan oksigen dalam pembuluh kapiler di paru-paru.
Jadi, pelepasan oksigen di paru- paru dapat terjadi pada saat ekspirasi maupun inspirasi. Kecepatan
respirasi pada berbagai hewan berbeda bergantung dari berbagai hal, antara lain, aktifitas, kesehatan, dan
bobot tubuh.
Bagan pernapasan pada burung adalah sebagai berikut.
Burung mengisap udara Þ udara mengalir lewat bronkus ke pundi-pundi hawa bagian belakang Þ
bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di paru-paru mengalir ke pundipundi hawa Þ udara di pundi-
pundi belakang mengalir ke paru-paru Þ udara menuju pundipundi hawa depan
udara yang ”dihirup” burung akan masuk ke ”kantung udara belakang” lalu ”lewat” di paru-paru (yang
telah bercabang-cabang lagi menjadi ”tabung” kecil bernama parabronkus –disinilah oksigen ”diserap” dan
diedarkan ke darah), dan kemudian ”dipompa” ke kantung udara depan” untuk kemudian keluar lewat
saluran nafas.
Sistem Respirasi pada Burung
Alat pernapasan pada burung adalah paru-paru. Ukuran paru-paru relativ kecil dibandingkan ukuran tubuh
burung. Paru-paru burung terbentuk oleh bronkus primer, bronkus sekunder, dan pembuluh bronkiolus.
Bronkus primer berhubungan dengan mesobronkus. Mesobronkus merupakan bronkiolus terbesar.
Mesobronkus bercabang menjadi dua set bronkus sekunder arterior dan posterior yang disebut
ventrobronkus dan dorsobronkus dihubungkan oleh parobronkus. Paru-paru burung memiliki ±1000 buah
parabronkus yang bergaris tengah ±0,5 mm. Paru-paru burung memiliki perluasan yang disebut kantong
udara yang mengisi daerah selangka dada atas, dada bawah, daerah perut, daerah tulang humerus dan
daerah leher.

Berturut-turut dari luar ke dalam. Susunan alat pernapasan burung adalah sebagai berikut:
a. Lubang hidung,
b. Celah tekak pada dasar faring, berhubungan dengan trakea,
c. Trakea, berupa pipa dengan penebalan tulang rawan berbentuk cincin yang tersusun di sepanjang trakea,
d. Siring (alat suara), terletak di bagian bawah trakea. Dalam siring terdapat otot sternotrakealis yang
menghubungkan tulang dada dan trakea, serta berfungsi untuk menimbulkan suara. Selain itu terdapat juga
otot siringialis yang menghubungkan siring dengan dinding trakea sebelah dalam. Dalam rongga siring
terdapat selaput yang mudah bergetar. Getaran selaput suara tergantung besar kecilnya ruangan siring yang
diatur oleh otot sternotrakealis dan otot siringalis,
e. Bifurkasi trakea, yaitu percabangan trakea menjadi dua bronkus kanan dan kiri,
f. Bronkus (cabang trakea) terletak di antara siring dan paru-paru,
g. Paru-paru dengan selaput pembungkus paru-paru yang disebut pleura.
Pada burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-paru. Paru-paru burung berjumlah
sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk.
Mekanisme Pernapasan Pada Burung
Paru-paru burung berhubungan dengan kantong udara melalui perantaraan bronkus rekurens. Selain
berfungsi sebagai alat bantu pernapasan saat terbang, kantong udara juga membantu memperbesar ruang
siring sehingga dapat memperkeras suara. Kantong udara juga berfungsi mencegah hilangnya panas dengan
menyelubungi alat-alat dalam untuk mencegah kedinginan dan mengubah massa jenis tubuh pada burung-
burung perenang.
Perubahan massa jenis terjadi dengan cara memperbesar atau memperkecil kantong udara. Kantong udara
terdapat pada pangkal leher (servikal), ruang dada bagian depan (toraks anterior), antar tulang selangka
(korakoid), ruang dada bagian belakang (toraks posterior), rongga perut (saccus abdominalis), ketiak
(saccus axillaris).
Jalur pernapasan pada burung berawal di lubang hidung. Pada tempat ini, udara masuk kemudian
diteruskan pada celah tekak yang terdapat pada dasar faring yang menghubungkan trakea. Trakeanya
panjang berupa pipa bertulang rawan yang berbentuk cincin, dan bagian akhir trakea bercabang menjadi
dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Dalam bronkus pada pangkal trakea terdapat sirink (alat
suara yang terletak pada bagian bawah trakea) yang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa
selaput yang dapat bergetar. Bergetarnya selaput itu menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi menjadi
mesobronkus yang merupakan bronkus sekunder dan dapat dibedakan menjadi ventrobronkus (di bagian
ventral) dan dorsobronkus (di bagian dorsal). Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus, oleh
banyak parabronkus (100 atau lebih).

Pembuluh nadi yang keluar dari bilik kana hanya satu, yakni arteri pulmonis (pembuluh nadi paru -paru),
yang kemudian bercabang menuju paru-paru kiri dan kanan.
Ketika kantung udara itu mnggembung, karena sedang mengambil oksigen sebnyak mungkin, tubuh burung
menjadi sangat ringan.

You might also like