Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Olahraga softball di Indonesia mulai dikenal masyarakat ini dibuktikan dengan terdapatnya kegiatan-
kegiatan softball hampir di setiap provinsi. Terlebih lagi di setiap daerah kabupaten dan kota, softball
cukup dikenal oleh anak sekolah tidak hanya SMA namun SMP dan SD juga sekarang sudah banyak
yang berpartisipasi bahkan para orang tua banyak yang terlibat dengan kegiatan softball ini. Di sekolah
kegiatan olahraga ini resmi dijadikan dalam kegiatan ektrakurikuler sehingga memudahkan siswa
dalam memilih olahraga ini. Dengan banyaknya yang berpartisipasi, terutama untuk usia dini maka
pembinaan akan berjalan lancar dan berkesinambungan, sehingga usia prestasi akan lebih panjang dan
relatif stabil. Dengan pembinaan usia dini yang benar dan terarah, maka bukan hal yang tidak mungkin
di kemudian hari prestasi softball dan baseball di Indonesia akan melambung namanya. Sebab di usia
dinilah suatu gerakan atau teknik harus terbentuk dengan tepat dan sempurna, maka kepada para
pelatih baik usia dini, junior, maupun pelatih senior diharapkan bukan saja menguasai program latihan
atau dengan banyaknya variasi model latihan tetapi juga harus dibekali unsur biomekanika yang
berguna untuk menganalisis suatu gerakan atau teknik secara detail dan terarah.
Dibawah ini perkenanlah saya sebagai penulis untuk menyampaikan aspirasi yang berhubungan dengan
semua gerakan softball dan baseball, secara prinsip teknik gerakan softball dan baseball hampir sama.
Saya sadar bahwa mungkin masih terdapat banyak kekurangan dalam menganalisis gerakan, namun itu
semua saya persembahkan untuk dunia per-softball-an di Indonesia yang selama ini saya mengamati
dan terjun langsung sebagai atlit kurangnya pemahaman tentang manfaat biomekanika. Seperti
bagaimana mamaksimalkan power dari tenaga yang minimal, itu semua terjadi ketika saya menonton
kejuaraan dunia Softball Putra bulan Juli lalu di Saskatoon Canada. Bagaimana tim Jepang bisa
mengatasi bola hasil lemparan yang sangat cepat, saya sebut kenapa tim Jepang? Karena Tim Jepang
secara struktur anatomis sama dengan tim Indonesia atau dari Asia. Waktu itu Tim Jepang bisa
mengatasinya dengan baik, bahkan secara keseluruhan Jepang rank 5 dunia sungguh suatu prestasi
yang cukup membanggakan untuk ukuran Asia. Jepang punya sejarah yang baik pula yaitu pada
kejuaraan dunia yang sebelumnya pernah menempati rank 2 dunia. Menurut pengamatan saya, tim
Jepang bisa mengatasi selain latihan keras dan mempunyai pengalaman Jepang mempunyai
keunggulan dalam hal memanfaatkan momentum dan timing yang tepat sehingga lemparan pitcher
yang sangat cepat dapat diatasi dengan baik.
Sebelum membahas tentang aplikasi Biomechanics secara luas dalam dunia olahraga, ada baiknya
dipahami terlebih dahulu pengertian tentang Biomekanik itu sendiri.Mengapa demikian, karena pada
saat sekarang ini disinyalir masih banyak pembina olahraga, pelatih teknik, mahasiswa dan bahkan
para pemerhati yang belum begitu memahami dengat tepat tentang hakikat dari biomekanik. Di
Indonesia masih banyak sekali pelatih teknik sama sekali belum mengerti apa itu biomekanik. Orang
yang telah belajar saja masih sangat sulit untuk mengaplikasikannya, apalagi yang tidak belajar sama
sekali. Bagaimana mungkin mereka dapat melatih teknik dengan baik dan benar, Jangankan berkreasi
menciptakan teknik baru, dalam menganalisis, “mendiagnosis”, atau mengevaluasi kesalahan gerak
saja tidak tepat. Kemudian membetulkannya. Jelas hasilnya pun tidak sempurna.Biomekanika
(Biomechanics) merupakan salah satu ilmu pokok ilmu keolahragaan, apabila dilihat dari asal katanya
terdiri dari dua suku kata yaitu Bio dan Mechanics jadi secara bahasa dapat diartikan mekanika mahluk
hidup dalam hal ini manusia.Jadi secara istilah biomekanika adalah ilmu yang mempelajari tentang
gerak benda-benda hidup/mati, serta gaya-gaya yang bekerja dan efek yang dihasilkannya melalui
pendekatan ilmu mekanika.Sedangkan mekanika sendiri adalah bagian dari pembahasan dalam ilmu
fisika yang mempelajari bagaimana tenaga dapat menghasilkan satu gerak tertentu.
MANFAAT BIOMEKANIKA
Secara umum manfaat yang didapat dalam mempelajari Biomekanika Olahraga adalah untuk
memperbaiki teknik dengan melakukan analisis yang dilakukan dan mencegah cidera
olahraga.Application of Biomechanics : Improved Performance, Preventing of Treating Injury.Jadi dua
manfaat utama mempelajari biomekanika adalah memperbaiki penampilan dan mencegah cidera.
Selain itu ada beberapa manfaat lain selain dua manfaat utama yang disebutkan diatas, yaitu :
1. Membantu dalam proses mempelajari atau mengajarkan satu teknik tertentu.
2. Dapat menciptakan teknik baru dalam upaya memaksimalkan prestasi yang sudah didapat.
3. Memahami desain alat-alat atau perlengkapan olahraga yang dipakai dan disesuaikan dengan
kebutuhan dari cabang olahraga yng dimaksud.
4. Dapat dipakai dalam pemanduan bakat untuk mencari bibit yang potensial untuk
dikembangkan prestasinya secara optimal.
Dengan manfaat yang sudah disampaikan diatas, pencapaian prestasi yang optimal dapat diwujudkan,
dengan menggabungkan dengan disiplin ilmu yang lainnya dalam cakupan ilmu olahraga.Biomekanika
digunakan juga oleh berbagai disiplin ilmu yang berbeda termasuk ilmu faal, biologi, medicine, dan
mekanika. Biomekanika yaitu termasuk dalam ilmu fisika atau ilmu alam, sedangkan bentuk-bentuk
parameter yang diukur adalah : (1) Gaya (Force); (2) Jarak (Distance); (3) Kecepatan (Velocity).
Analisis biomekanika dapat mengukur karakteristik dari suatu keterampilan atau merupakan dasar dari
pelaksanaan suatu keterampilan.
1. Pendekatan kuantitatif; termasuk menggambarkan suatu gerak tubuh yang bagiannya dalam
istilah numeric. Pengamat dengan menggunakan pendekatan kuantifikasi menjelaskan atau
membuat uraian situasi yang sebenarnya. Namun tidak ekonomis bagi seoarang pelatih
menganalisa setiap gerak secara kuantitatif, oleh karena alat-alat serba mahal. Menganalisa
kuantitatif sangat dianjurkan.
2. Pendekatan kualitatif; menyatakan gerak tidak menggunakan terminology angka-angka (tanpa
mengukur atau menghitung setiap bagian tubuh). Evaluasi kualitatif suatu keterampilan
didasarkan pada ketepatan menggunakan suatu dalil, atau hukum dan pengaruhnya pada sebuah
gerak. Dalam situasi melatih analisa gerak umumnya didasarkan atas pengamatan. Menggunakan
peragaan dengan gambar hidup dan video merupakan alat yang dianjurkan untuk membantu
memperbaiki proses melatih. Pelatih menggunakan film atau video untuk merekam gerakan anak
asuhannya, agar kekeliruan gerak yang terjadi dapat dilihat oleh atlit pada saat masih segar
sehingga mudah diingat mengenai apa yang harus diperbaiki.
SIFAT-SIFAT KETERAMPILAN
Kendala-kendala Gerakan.
Suatu pola gerakan yaitu suatu rangkaian gerakan anatomis yang mengandung elemen-elemen umum
dari suatu konfigurasi spasial, seperti gerak bagian anggota tubuh yang berlangsung pada bidang yang
sama. Contoh pola gerak jalan, berlari, melompat, melempar, memukul dan menangkap.Pola-pola
gerak umum ini tidak dibatasi oleh pengaruh-pengaruh dari luar.Apabila suatu pola gerak umum
disesuaikan kepada kendala-kendala dari suatu kegiatan tertentu atau olahraga dinamakan
keterampilan.Misalnya dalam gerakan memukul bola dengan batt adalah suatu keterampilan yang
didalamnya ada pola gerak umum memukul. Apabila suatu tipe tertentu dari suatu keterampilan yang
sama dilaksanakan dengan gerak yang berbeda dinamakan teknik. Gaya narik dan gaya big swing
(slugger) adalah dua macam teknik memukul. Perbedaan gerak bagian anggota badan yang digunakan
untuk melaksanakan kedua teknik memukul tersebut dan masing-masing teknik menggunakan
serangkaian gerak bagian-bagian anggota badannya.Didalam masing-masing teknik memukul dapat
mengubah waktunya atau gerakannya.Penyesuaian terhadap suatu teknik ini dinamakan style. Contoh
dari gerakan memukul adalah gaya (style) narik dan gaya (style) big swing.
Keterampilan, teknik, dan style berkembang oleh karena adanya kendala atau keterbatasan-
keterbatasan yang ada pada suatu event atau pada diri atlit. Ada dua jenis kendala yaitu seagai berikut :
1. Kendala pada event (cabang olahraga) seperti peraturan suatu pertandingan, peralatan tertentu
yang digunakan dan lingkungan.
2. Kendala pada tubuh atlit yang menyangkut ukuran, kekuatan otot, power, daya tahan,
kelentukan dan tingkat keterampilan. Kendala-kendala tersebut diatas mengharuskan atlit
memilih gerak suatu keterampilan dari mekanis yang paling penting sesuai untuk mencapai
prestasi yang maksimal.
Suatu analisa biomekanika dan dalam memfokuskan perhatian untuk meningkatkan efektivitas
suatu penampilan/prestasi gerak perlu dikaitkan dengan tujuan gerak.Tiap-tiap cabang olahraga,
keterampilan olahraga atau gerakan dapat diklasifikasikan sesuai dengan tujuan mekanika
utamanya.
Tujuan utama itu selalu dinyatakan dalam terminology mekanika : misalnya tujuan melakukan
Batting dalam softball yaitu memukul bola sederas mungkin dan seimpact mungkin (ketepatan
dalam memukul baik Timing maupun impact bola). Tujuan tersebut merupakan tujuan utamanya
karena jika bola jatuh keluar lapangan maka dinyatakan foulball, Tujuan kedua dari batting
adalah memukul bola agar melaju dengan kecepatan maksimum dan dapat mengarahkan
ketempat tertentu didalam lapangan permainan, dengan begitu otomatis dapat menyulitkan
lawan dalam menangkap bola hasil pukulan tersebut dan dalam keadaan tertentu dapat
mendorong teman, serta selamat di base yang dituju.
Keterampilan-keterampilan yang mempunyai TMU sama atau termasuk dalam klasifikasi yang
serumpun untuk meningkatkan mutu keterampilannya melalui penerapan konsep, dalil-dalil,
dan hokum yang sama. Pengetahuan dalil-dalil dan konsep-konsep biomekanika memungkinkan
pelatih dapat menggunakan untuk berbagai keterampilan yang berbeda tanpa perlu mempelajari
tiap keterampilan tersebut secara khusus.
1. Berlari (Sprint)
Apa yang terjadi pada saat berlari? Gaya apa saja yang mempengaruhi saat berlari ?Bagaimana cara
menghentikan lari dengan tiba-tiba dengan aman dan efektif ? dan banyak lagi pertanyaan-pertanyaan
lain yang berhubungan dengan sprint.
Ketika seorang pemain melakukan pukulan, harus dengan segera berlari secepat mungkin menuju base
pertama dan dikatakan sebagai batter base runner. Sesaat setelah memukul posisi badan sudah
dipastikan dalam keadaan labil, oleh karena itu setelah menimpan atau melemparkan batt, segera posisi
badan condongkan ke muka atau ke base yang dituju. Seperti pada prinsip biomekanik : Kalau hendak
bergerak dengan seketika/cepat ke suatu arah, badan harus dalam posisi labil, jadi titik berat harus
dipindahkan ke depan sehingga hampir dekat dengan titik tumpu. Dianggap bahwa dalam keadaan
diam itu pada saat melakukan pukulan kemudian langsung berlari menuju base yang dituju.
Gaya Postulat; dalam aktivitas olahraga kita mengenal gaya postulat (propulsive force) ialah gaya yang
menyebabkan gerakan positif atau laju, misalnya gaya dorong dari tungkai waktu berlari (menolakkan
kaki ke tanah) gaya ini disebut juga gaya dinamis.
Menguraikan Gaya
Sebuah gaya dapat diuraikan (dipilah, dipecah) menjadi 2 buah komponen. Kedua komponen ini harus
sedemikian besar dan sedemikian arahnya, hingga membentuk jajaran genjang.Contoh : Pelari A
kecepatannya dan Pelari B kecepatannya .
Pada gambar diatas, V dapat diuraikan menjadi komponen Vx dan Vy.
diuraikan menjadi komponen dan
diuraikan menjadi komponen dan
Dengan cara menganalisis vector V, maka kalau sudut α makin kecil (lebih condong), komponen Vx
nya akan lebih besar ( > ). Dengan demikian makin condong badan saat berlari setelah start, makin
besar kecepatan gerak kedepannya.
Menurut penelitian Slatter-Hammil dalam buku Biomekanika (Hidayat, Imam) sikap atau posisi untuk
dapat bergerak dengan cepat ke suatu arah adalah sebagai berikut :
• Kedua kaki jaraknya selebar bahu
• Tidak goyah (stagger)
• Berat badan terbagi rata pada kedua tumpuan kaki
• Berat pada masing-masing tumpuan kaki tersebar rata antara bola kaki sampai tumit
• Lutut ditekuk antara 90 – ; besar sudut ini tergantung pada unsur kekuatan otot
quadriceps, makin kuat otot ini, makin dalam tekanan lutut/makin mendekati .
dalam 1 detik pertama ia menempuh 10 meter dan pada satu detik berikutnya 10 meter juga dan
seterusnya.Panjang lintasan yang ditempuh atau jarak apabila lintasannya lurus diberi lambang
“s”, waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut diberi lambing “t”, dan untuk
kecepatan diberi lambang “v”.Dari contoh diatas dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut :
atau
V (velocity) = kecepatan
S (Spatium) = jarak
T (Time) = waktu.
• Gerak Lurus tidak beraturan yaitu gerak sebuah benda sepanjang garis lurus dan jarak yang
ditempuh per satu satuan waktu tidak sama. Pada setiap detik terjadi penambahan atau
pengurangan jarak yang dilalui atau ada perbedaan kecepatan. Apabila jarak yang dilalui tiap
detik bertambah atau terjadi penambahan kecepatan atau percepatan.
Percepatan diberi lambang “a” yaitu bertambahnya kecepatan per satu satuan waktu.Apabila
percepatannya negatif maka dinamakan gerak diperlambat.
Gerak Percepatan beraturan apabila bertambah pecepatan per satu satuan waktu sama besar
(tetap).
Gerak Percepatan tidak beraturan apabila bertambahnya percepatan per satu satuan waktu tidak
sama besar.
Percepatan rata-rata diberi lambang a “a bar” yaitu bertambahnya percepatan per detik.
Perubahan kecepatan
Percepatan rata-rata =
Waktu untuk menempuh jarak tersebut
Adakalanya seorang runner dalam keadaan tertentu harus melakukan ektra base baik two bases,
three bases atau pun homerun. Semua gerakan ini terjadi ketika bola hasil pukulan dalam keadaan
bola hidup namun memungkinkan untuk melaju maksimal sampai base yang terdepan. Pada
situasi seperti ini, seorang pelari harus benar-benar memperhitungkan arah lengkungan lari,
menginjak base dengan tetap memperhatikan dan mendengarkan instruksi dari coach. Seperti
gambar dibawah ini :
Gambar 3. Lintasan lari. Gambar 4. Pengaruh gaya yang terjadi pada saat lari
menikung.
Berlari pada tikungan akan menyebabkan badan kita terdorong keluar. Untuk mengimbanginya, badan
kita harus condong ke arah dalam (Ke titik pusat). Makin tajam tikungannya makin condong badan kita
ke arah dalam.
jadi :
Tangens α yang besarnya merupakan merupakan kecondongan badan untuk mengimbangi gaya
sentrifugal. Kalau berat atlit 80 kg dan larinya dengan kecepatan 10 m/dtk, berapa kecondongan badan
pada tikungan jalan dengan jari-jari 11 m, dan berapa kalau jari-jarinya 20m? apa benar pada tikungan
yang lebih tajam, kecodongannya lebih besar?
Pada tikungan : r = 11 m; B = 80 kg; V = 10 m/dtk; g = 10 m/
Kecondongan : jadi α =
Kecondongan : jadi α =
Agar diperoleh kecondongan yang memadai, tumpuan kaki harus cukup kuat/tidak selip. Artinya gaya
gesek kaki/sepatu koefisiennya harus besar, misalnya sol sepatu yang bergerigi atau spike adalah usaha
untuk memperbesar koefisien gesekan.
Seorang Batter baserunner sesaat setelah melakukan pukulan harus dengan secepat mungkin berlari
menuju base yang dituju (kecuali melakukan pukulan homerun). Runner harus mempunyai kecakapan
dan terampil untuk mengantisipasi kecepatannya sendiri manakala masuk ke base, tergantung dari
situasi apakah memungkinkan harus diakhiri sliding atau hanya berhenti dengan menahan kaki saja.
Semua gerakan masuk ke base itu memerlukan pemikiran-pemikiran atau naluri dari runner tersebut
apakah perlu untuk melakukan sliding atau tidak?
Dalam hal ini prinsip-prinsip dari biomekanik sangat diperlukan untuk membantu para runner safe di
base tanpa beresiko cidera. Seperti yang diutarakan sebelumnya bahwa kalau hendak bergerak dengan
seketika/cepat ke suatu arah, badan harus dalam posisi labil, jadi titik berat harus dipindahkan ke
depan sehingga hampir dekat dengan titik tumpu, berbeda dengan gerakan mendekati base (ready
position to sliding).
Gaya resistan/gaya tahanan adalah gaya yang menyebabkan gerakan negatif atau hambatan gerak
(drag), misalnya gaya tahan dari tungkai waktu mendaratkan kaki ke tanah.
Kalau kita dalam keadaan bergerak (lari) dan tiba-tiba hendak berhenti (dengan seketika), maka badan
kita dalam keadaan labil harus menjadi stabil, begitu juga terjadi pada saat akan melakukan sliding.
Badan dicondongkan kebelakang, berarti jarak horizontal diperbesar.Badan direndahkan berarti jarak
vertical diperkecil.Pada saat bergeser ditanah, paha dan seluruh badan dikenakan permukaan tanah
(rata dengan permukaan tanah), berarti bidang tumpuan diperbesar dan gesekan diperbesar pula, seperi
merebahkan badan atau telengkup (tiger slide). Seperti pada gambar 6 berikut dibawah ini :
Dalam melakukan gerakan slide tentu harus di sesuaikan dengan situasi yang paling menguntung baik
untuk terhindar dari cidera maupun untuk tim, berikut hasil penelitian mengenai analisi biomekanik
pada saat sliding dengan dua macam gaya/style (Bent Lent dan Tiger slide). Dalam penelitian ini
membuktikan bahwa masing-masing dari kedua gerakan tersebut yang dapat menghasilkan kecepatan,
kecepatan akselerasi dilihat table dibawah ini :
Penelitian ini dilakukan hasil kerjasama antara 4 Universitas terkemuka di Taiwan, dengan
menggunakan sample sebanyak 15 orang pemain College. Semua pemain ini mempunyai pengalaman
5 tahun dalam hal melakukan running dan sliding.Cara pengambilan datanya diambil memakai kamera
khusus untuk menganalisis kinestetik gerakan sliding. Setiap pemain melakukan sliding head first dan
feet first sebanyak masing-masing 3 kali dari setiap gerakan tersebut, dengan interval istirahat 3 menit.
Dalam melakukan gerakan sliding, harus membuat suatu keputusan yang sangat tepat dan cepat,
apakah perlu melakukan sliding atau tidak. Ketika melakukan sliding khususnya sliding gaya tiger
(tiger slide), para slider harus menguasai prinsip memecah jatuh.
3. Memukul (Batting)
Batting merupakan unsur penting dalam mencetak run (point) sehingga dapat memenangkan
pertandingan, tanpa batting suatu tim softball tidak mungkin dapat memenangkan pertandingan. Jadi
batting adalah suatu modal dasar yang harus dipunyai oleh setiap pemain softball/baseball.
Pada kali ini penulis akan menganalisa dari gerakan batting, gaya apa saja yang dapat mempengaruhi
pada saat seorang batter melakukan batting?, bagaimana cara mengantisipasinya? Bagaimana posisi
batt? Dan sebagainya.
Posisi Batt.
Dibawah ini adalah gambar bagaimana pengaruh posisi batt terhadap work atau efisiensi kerja ketika
akan melakukan pukulan.
Gambar diatas menunjukkan bahwa R adalah gravitasi/titik berat yang mempengaruhi batt, sedangkan
RA adalah jarak titik tumpu dengan titik berat, semakin jarak dekat jarak titik tumpu terhadap titik
berat semakin ringan. Posisi A dianggap jaraknya 2, maka pada posisi ini seorang batter akan merasa
berat sehingga tidak terjadi efisiensi kerja. Pada posisi B dianggap jaraknya 1 sehingga bobot batt akan
merasa lebih ringan, disini terjadi efisiensi kerja. Apalagi pada posisi C dianggap jaraknya 0, sehingga
terjadi efisien kerja yang baik. Namun untuk dapat melakukan swing yang sempurna dalam arti dapat
mengantisipasi bola dengan cepat dan tepat, maka posisi B-lah yang mempunyai kecocokan dalam
mengantisipasi bola. Kenapa? Karena datangnya bola sangat dinamis (atas, bawah, kiri, kanan, belok,
pelan dsb) dan memerlukan gerakan swing secepat dan setepat mungkin.
Pada gerakan swing atau ayunan batt terjadi gerak rotasi, kecepatan dari gerak melingkar ini disebut
kecepatan rotasi, atau kecepatan sudut, atau kecepatan angular dan diberi lambang ω (omega). Kalau
lintasan yang ditempuh oleh gerak linier dinyatakan dengan jarak S, maka lintasan yang ditempuh
gerak angular dinyatakan dengan besar sudut θ (theta).
Satu radian = besarnya sudut dimana busurnya sama dengan jari-jarinya. Kalau keliling lingkaran = 2r,
sudut lingkaran . Bila besar busur = r, maka besarnya sudut ialah 1 radian.
π = 3,14;2π = 6,28.
Perhatikan gambar dibawah ini.Kertas yang digambar yang satu jari-jarinya ada kotak putih (1) dan
kotak hitam (2).Kalau kertas tersebut diputar pada titik tengahnya (porosnya), kedua kotak itu
berputar.Kalau kotak putih berputar 2 kali, maka kotak hitam pun berputar 2 kali. Ini berarti kecepatan
rotasi (ω)nya sama besar. Apakah kecepatan linier (V) nya juga sama besar? Jari-jari dari kotak (2)
lebih besar dari (1), ini berarti pada waktu yang sama atau putaran yang sama, jarak yang ditempuh (2)
lebih besar daripada (1). Jadi kecepatan rotasi yang sama, kecepatan liniernya tidak sama. V dari (2)
lebih besar (1).
Seperti halnya pada gerakan memukul bola softball atau baseball, kalau perkenaan bola lebih
mendekati ujung dari batt (pada gambar A), maka kecepatan bola lebih besar dari pada kalau perkenaan
lebih dekat ke pangkal (Pada B).oleh karena > , maka V di A lebih besar V di B.
B. Pada suatu gerak rotasi, kecepatan sudut dari titik materi yang mengikuti gerak tersebut berbanding
terbalik dengan jari-jarinya.
Dibawah ini gambar sebuah diagram menunjukkan tingkat penyerapan getaran yang diakibatkan
momentum bola terhadap batt dan juga daya pantul dari berbagai bahan dasar dari tongka pemukul,
seperti composite, titanium, multi-wall, single wall dan sebagainya.
Gambar 11. Perbedaan penyerapan getaran dari ke-4 bahan dasar dari batt.
Momen Inertia
Momen inertia dapat diartikan sebagai hambatan, kalau momen inertianya besar maka hambatannya
besar. Momen inertia adalah suatu besar yang ditentukan oleh : 1) massa dari benda; 2) Posisi dari
terhadap poros-porosnya. Sehingga didapat rumus : J = m x . J = momen inertia; r = jari-jari.
Perhatikan contoh berikut ini :
= 48 = 112
Perhatikan gambar diatas, A dan B beratnya sama (10 + 5 + 2 = 17 kg) lempeng besi 1, 2, 3. Pada A
same dengan B, Tetapi momen inertianya A = 48, B = 112. Setelah benda itu diputar pada porosnya
(P), Pada A terjadi momen inertia yang lebih kecil, lebih ringan memutarnya dari pada B. Sekali benda
tersebut berputar dengan kecepatan sudut yang sama, (B) berputar lebh lama dari pada (A). Ini berarti
bahwa kecenderungan untuk mempertahankan kecepatan sudutnya pada B lebih besar dari pada A.
Gambar 13. Dengan lengan/sikut ditekuk akan mengurangi momen inertia dan menambah
kecepatan sudut posisi pemukul kanan.
Gambar 14. Dengan lengan/sikut ditekuk akan mengurangi momen inertia dan menambah
kecepatan sudut posisi pemukul kidal.
Aksi Kontra.
Gerakan aksi kontra dilakukan oleh anggota tubuh lain yang berlawanan dengan propulsive force,
sehingga :
- Dapat memperbesar stabilitas
- Gerakan propulsive force menjadi lebih ritmik.
- Dan arahnya dapat lebih terkontrol.
Gambar 15. Gerakan aksi kontra yang terjadi pada saat memukul
Macam-macam Impact
Impact dapat terjadi pada satu garis dan dua garis lurus :
1. Antara dua benda yang bergerak searah; yang lebih cepat, menabrak yang lebih lambat.
2. Benda yang bergerak menabrak benda lain yang diam. Setelah berbenturan, yang diam bergerak.
3. Antara dua benda yang bergerak berlawan arah, yang satu bergerak dengan kecepatan positif,
yang lain negatif.
4. Benda yang bergerak menabrak dinding/tembok secara tegak lurus, dan setelah membentur
terpental kembali.
5. Impact terjadi pada 2 garis yang saling membuat sudut (tidak pada satu garis lurus).
PANTULAN
Yang terjadi pada saat melakukan pukulan atau Hit, itu merupakan 2 benda yang saling berlawanan
arah seperti pada no 3. Kebanyakan bola memang dibuat kenyal atau elastis, namun tetap berbeda
dengan bola softball atau baseball sesuai dengan fisiknya bola ini sangat keras, tetapi ketika terjadi
impact antara batt dengan bola itu akan terjadi perubahan bentuk dari aslinya. Setelah terjadi impact
dan bola langsung melayang baik ke udara maupun ke arah tanah, maka apa yang terjadi? Bola dengan
sendirinya akan kembali berubah bentuk menjadi yang semula (bulat kembali).
Pada saat bola mengenai batt dan membentur permukaan batt, bola akan memantul kembali ke depan
ditambah gaya dorong/ayunan/swing dari batt sehingga apabila kecepatan bola dan kecepatan batt
(kecepatan sudut batt) adalah sama, maka akan terjadi pantulan terhadap bola yang luar biasa. Saat
membentur batt, terjadi distorsi (bola tertekan dan berubah bentuk) = (A). Gaya ( ) yang menyebabkan
berubah bentuk (deformasi) atau terjadinya distorsi. Oleh karena ada gaya dari dalam, bola berusaha
kembali ke bentuk semula atau bentuk bentuk aslinya, yang disebut restitusi =(B). Gaya yang
merupakan kecenderungan untuk kembali ke bentuk semula disebut dengan restitusi.
ELASTISITASI BOLA
Gaya yang menyebabkan distorsi dan kecenderungan restitusi, merupakan suatu karateristik yang
disebut dengan elastisitas bola.
Pada dan terjadi gaya yang berlawanan arah dan bekerja pada satu garis lurus dan disebut pula gaya
tekan atau “Stress”. Kalau menyebabkan perubahan bentuk (deformasi) disebut tegangan “Strain”,
sedangkan yang menyebabkan pemulihan kembali disebut gaya elastis. Hukum Hooke dalam buku
Biomekanika (Hidayat, Imam) mengatakan :Deformasi yang terjadi pada bola, besar tekanannya
berbanding lurus dengan besarnya gaya per unit luasnya. Dengan kata lain besarnya gaya tekan
berbanding lurus dengan gaya gembung.
Kalau pada pegas, beban (θ) menyebabkan perubahan panjang dari per/pegas (ε), maka pada bola,
tekanan G menyebabkan perubahan bentuk pada permukaannya.
Pada per :
Pada Bola :
KOEFISIEN ELASTISITAS
Isaac Newton mengatakan :bila dua buah benda berbentura satu sama lain pada satu garis lurus,
maka perbedaan kecepatan setelah berbenturan berbanding lurus dengan perbedaan kecepatan
sebelumnya.
BOLA JATUH
Bola yang dilepas dari atas dan membentur lantai : untuk mengukur E, dan diganti dengan jarak.
μ
Sebelum benturan : = + 2 a s
μ
=0+2gh
KOEFISIEN RESTITUSI
Usaha restitusi (kembali ke bentuk semula) tidak sama untuk setiap bola, yang satu lebih cepat
daripada yang lain. Usaha restitusi ini ditentukan oleh koefisien
Pada bola softball misalnya, bola dijatuhkan dari ketinggian 2,5m pantulannya 0,5 m. Maka koefisien
restitusinya adalah Dari besarnya pantulannya kita dapat membedakan antara :
- E = 0; benturan yang tidak elastis sempurna (ketidakenyalan sempurna).
- E = 1; benturan yang elastis sempurna (kekenyalan yang sempurna).
- 1 > E > 0; benturan yang elastis sebagian.
Sebetulnya gerak lanjut atau followthrough adalah sifat-sifat yang terdapat dalam hukum Newton I.
Gerakan melempar, memukul bola, menendang, monolak (peluru), servis misalnya, sekali tubuh dan
anggota bergerak maka ia akan cenderung bergerak terus. Oleh karena itu gerak lanjut harus
dipertahankan dan dimanfaatkan, sebab adanya gerak lanjut menjadikan aktivitas kita lebih alamiah
dan lebih wajar. Akibat lebih lanjut dari followthrough adalah :
4. Melempar / Throwing
Melempar sama pentingnya dalam mematikan laju lawan dalam permainan softball maupun baseball,
baik ketika lawan menjadi batter maupun menjadi runner. Semua gerakan ini memerlukan tingkat
koordinasi dan akurasi yang tinggi.Prinsip dari gerakan melempar harus serangkaian gerak yang
dipecah menjadi beberapa segmen atau bagian.Atau bisa disebut juga gerak berantai.
Dengan memperhatikan gerakan melempar, pertama kali yang dilakukan pemain pada saat melempar
yaitu memindahkan berat badannya dari kaki belakang ke kaki depan. Jadi yang bekerja ialah tungkai
terlebih dahulu, dilihat dari tumpuannya bagian pangkal atau yang kuat bekerja lebih dahulu.Dari
pangkal berturut-turut ke segmen diatasnya terus sampai ke bagian ujung yaitu jari tangan.
Sebagai analoginya, cobalah pegang sebuah cemeti atau pecut/cambuk pada pangkalnya da saat
menebaskannya akan terdengar suara yang keras. Suara itu terjadi karena ujung cemeti menghimpun
kecepatan yang besar sekali, sejak dari pangkalnya sehinga mampu membelah udara dengan
cepat.Dilihat dari fisiknya cemeti ini mula-mula besar dan kuat namun makin keujung makin kecil dan
lentur sekali.
Gerakan mencambuk ini dimulai dengan mengayun terlebih dahulu ke belakang. Saat melenting ke
belakang, antara segmen-segmennya terjadi hyperflexi (banding dengan panjang awal/initial length
dari otot saat ditarik), misalnya back swing saat mengayun batt kebelakang sehingga kontrabilitas otot
meningkat. Begitu cambuk diayun kedepan, setiap segmen bergerak dari pangkal ujung, setiap segmen
bergerak dengan kecepatan yang makin lama makin meningkat. Sama halnya dengan segmen-segmen
saat orang melempar bola, mula-mula bagian yang kuat (tungkai) bekerja lebih dahulu; kemudian
bagian panggul berputar pada sumbu paha dari tungkai yang bertumpu; kemudian togok/torso berputar
pada sumbu ruas tulang belakang; dilanjutkan dengan memuntir atau memilin lengan atas; berikutnya
memutar lengan bawah pada sendi siku; dan terakhir lengan yang menekuk pada ruas pergelangan
tangan; dan ujung dari segmen adalah jari-jari tangan. Seperti terlihat gambar dibawah ini :
1. Mulailah mengerahkan kecepatan dari pangkal paha atau otot yang kuat/besar, kemudian secara
berurutan dan dengan saat yang tepat segmen berikutnya sampai ke ujung atau otot yang lemah.
Dengan sendirinya kekuatan dari segmen yang bersangkutan sangat dominan untuk
menghimpun kecepatan. Setiap segmen memberikan kontribusi kecepatan menurut gerakannya
yang khas.
2. Perpindahan kecepatan dari segmen ke segmen adalah sebagai berikut : setiap segmen
berikutnya mulai bekerja pada saat segmen sebelumnya mempunyai kecepatan maksimum (saat
percepatan dari segmen sebelumnya/awalnya berkurang atau berhenti, pada saat segmen
berikutnya akan bertambah). Prinsip kedua kedua ini dapat dianalogikan dengan memindahkan
perseneling mobil/motor dari 1 ke 2, atau dari 2 ke 3, atau dari 3 ke 4. Saat itu memindahkan
perseneling yang lebih tinggi, mobil/motor harus punya laju/kecepatan yang besar dengan
menginjak gas. Begitu kecepatan dirasa cukup, gas dilepas (artinya percepatan dihentikan), saat
itu pula perseneling dipindahkan.
3. Makin banyak segmen yang ikut ambil bagian (pada mobil 5 perseneling) makin besar
kecepatan yang dihimpun (multi-link system). Prinsip ini sesuai dengan pernyataan mengenai
prestasi sebagai berikut :Prestasi hanya mungkin terwujud apabila tenaga yang dikeluarkan
secara bertahap dan mampu meng-akumulasi hasilnya secara maksimal.
Gerak Proyektil
Apabila sebuah bola dilempar baik ke atas atau sejauh-jauhnya kedepan, maka akan membentuk
lintasan yang melengkung. Bola yang dilempar menyudut (dengan sudut elevasi α) menempuh lintasan
yang berbentuk parabola.
Disini terlihat bahwa jarak horizontal yang dapat dicapai dengan maksimal adalah bila sudut elevasinya
. Sudut , jarak yang dicapai sama dengan sudut , sudut jarak horizontalnya sama dengan sudut dan
seterusnya.
Sudut elevasi dan jarak horizontal yang disebut diatas hanya berlaku kalau saat lepas tingginya sama
dengan saat jatuh atau saat mendarat. Bila saat lepas (release) lebih tinggi dari pada saat
jatuh/mendarat, maka untuk mencapai jarak horizontal yang sebesar-besarnya, sudut elevasi harus
kurang dari . Gambar berikut akan dapat lebih memperjelas.
Kalau jatuh/mendarat di dataran A. Jarak paling jauh dapat dicapai bila sudutnya (lemparan I).Akan
tetapi bila jatuh/mendarat di dataran B, maka untuk memperoleh jarak yang sejauh-jauhnya, sudut
elevasinya harus kurang dari (lemparan II = ). Makin besar perbedaan tinggi antara saat lepas dengan
saat mendarat (misalnya di C) makin kecil lagi sudut elevasinya (lemparan III = ).
Bila gaya bekerja di luar titik berat benda, akan terjadi gerak tranlasi dan rotasi. Rotasi yang terjadi
pada benda bulat (bola sepak, bola tennis, Bola softball & bola baseball) disebut “spin”.
Spin pada bola akan mempengaruhi laju dan lintasan gerak bola :
a. Bola yang melaju tanpa spin, gerakannya di udara tidak stabil, (mengambang/floating, goyah,
tidak kokoh).
b. Bola yang melaju dengan spin yang tidak terlalu cepat, gerakannya di udara stabil, arahnya
tetap.
c. Bola yang melaju dengan spin yang cepat sekali, akan terjadi efek gerak dan mengubah arah
bola (efek Bernouille).
Efek Bernouille.
Perhatikan gambar dibawah ini.Bola bergerak dari kanan ke kiri.Udara yang menerpa bola merupakan
tahanan/tekanan yang arahnya dari kiri ke kanan.Tekanan ini disebut “tekanan dinamis”.
Lapisan udara di atas dan di bawah bola (boundary layers) merupakan tekanan statis. Bila pada bola
terjadi spin atas (top spin) seperti pada gambar maka pada kedua tekanan statis tersebut akan terjadi
perbedaan tekanan/kepadatan udara. Bila bola berputar, suatu lapisan tipis udara disekelilingnya ikut
bergeser dengan bola dan terbawa berputar. Adanya spin atas, partikel-partikel dibelakang bola akan
terjadi (1) naik ke atas dan partikel di depan (2) terbawa tekanan dinamis juga ke atas. Sebaliknya
partikel-partikel di bawah bola oleh pengaruh tekanan dinamis dan putaran spin terlempar ke belakang
bola.Akibat dari peristiwa tersebut, tekanan statis dilapisan atas menjadi positif sedangkan di lapisan
bawah menjadi negatif. Terjadilah gaya dari tekanan yang positif ke negatif atau bari atas ke bawah.
Gaya tersebut disebut gaya “Magnus”.
Asas Bernouille
Tekanan statis yang ditimbulkan oleh spin, mengikuti asas dari Bernouille. Asas tersebut mengatakan
:“Makin besar gaya angin atau makin besar tekanan dinamisnya, maka perbedaan tekanan statis
yang diakibatkannya akan semakin besar”. Dengan kata lain“Tekanan dinamis berbanding lurus
dengan perbedaan tekanan statisnya”. Ini berarti bahwa makin besar tekanan dinamis maka
perbedaan tekanan statis pada permukaan yang berseberangan (boundary layers) akan semakin besar,
dan gaya Magnus juga makin besar; berarti efek terhadap lintasan gerak akan semakin besar pula. Asas
Bernouille ini tidak hanya berlaku pada arus angin tetapi pada media lain, seperti lantai, dinding, air
dan sebagainya.
1. Spin atas atau spin depan (top spin/forward spin) akan menyebabkan bola tertekan ke bawah
hingga bola :
a) Jatuhnya lebih dekat;
b) Jatuhnya lebih cepat;
c) Sudut jatuhnya lebih besar;
d) Sudut pantulnya lebih kecil.
Spin atas ini juga terjadi pada hasil lemparan pitcher (pitching), bola akan mengakibatkan
cenderung turun ke bawah lebih cepat (Drop ball/Down ball), bahkan dengan spin yang sangat
cepat akan terjadi “break” (perubahan lintasan yang sangat cepat) yang bertujuan untuk
menyulitkan seorang batter pada saat memukul.
2. Spin bawah atau spin belakang (bottom spin/ back spin) akan menyebabkan bola tertekan ke
atas sehingga bola :
a) Jatuhnya lebih jauh;
b) Jatuhnya lebih lama.
Bottom spin atau spin bawah atau Riser Spin, apabila diterapkan pada lemparan pitching
hasilnya akan cenderung naik ke atas.
3. Spin dengan putaran samping prinsipnya adalah sama. Spin kiri/kanan atau searah/berlawanan
jarum jam, akan menyebabkan bola melengkung dan keluar dari garis lurusnya.
a) Spin kiri/melawan jarum jam (curve ball).
b) Spin kanan/searah jarum jam (screw ball).
Gambar 30. Spin kiri (curve ball) dan spin kanan (screw ball)
6. MENANGKAP (CATCHING)
Seorang pemain softball atau baseball tentu harus dibekali juga teknik atau cara menangkap yang
benar, baik hasil pitching, hasil lemparan dari teman satu tim dan dari hasil pukulan baik yang
melayang di udara atau deras menyusuri tanah atau bola yang mantul sangat keras. Bola melayang di
udara ada beberapa macam apalagi bola tersebut berputar baik yang disengaja atau yang tidak
disengaja.Seperti contoh hasil lemparan pitcher yang berpola yang pada dasarnya adalah untuk
menyulitkan seorang pemukul (batter), bola yang tidak berpola misalnya hasil dari pukul yang tidak
mudah untuk dilihat dari putarannya atau spin-nya.Hasil lemparan juga sangat tergantung dari teknik
melempar dari masing-masing orang, bagaimana ciri khas atau typical-nya. Kesemua jenis bola yang
melayang tadi, tentu kita tidak hanya belajar dari lempar tangkap saja tetapi ada gaya yang
mempengaruhi sehingga bola tersebut harus di antisipasi dan dikuasai oleh penangkap baik menjadi
seorang catcher atau seorang fielder. Bola yang bergerak sangat cepat harus ditangkap tanpa melukai
atau menciderai si penangkap ini sama saja dengan gerakan meredam impact. Gerakan menangkap ini
adalah seperti gerakan yang memanipulasi objek (bola), gaya yang berupa impact ini besarnya ada
yang sedang-sedang saja, ada yang cukup besar, bahkan ada yang sangat besar untuk ditahan. Oleh
karena itu untuk impact yang besar perlu gaya tersebut dikurangi dengan jalan meredam, menghisap
atau memecahkannya. Seperti nampak pada gambar dibawah ini :
Absorspi Gaya.
Absorspi gaya atau absorption of force merupakan suatu teknik gerak untuk meredam gaya. Gaya yang
datang kita lawan sedikit demi sedikit. Pada saat kita mendarat dari suatu ketinggian (dismount), atau
pada saat mendarat dari loncat jauh, jatuhnya harus mengeper dengan jalan menekuk lutut atau
pergelangan kaki. Fungsi menekuk lutut/pergelangan kaki adalah shock-absorper atau shock-breaker
(pegar/per) pada motor atau mobil. Seperti halnya kalau kita dibanting oleh lawan pada judo, pencak
silat dan sebagainya kita harus bisa memecah jatuh atau dengan jalan melebarkan/memperluas tumpuan
atau perkenaan badan dengan tanah.
Prinsip absorpsi pada saat menangkap bola, mula-mula tanga dijulurkan agak jauh di depan dada,
begitu bola menyentuh tangan/glove, segera tangan kita ditarik mendekati badan/dada. Lihat gambar
dibawah ini :
Bola yang bergerak mempunyai momentum sebesar m.V, konsep m.V = k.t menyatakan momentum
yang datang diterima dengan impuls yang sama besar. Jadi K.t = m.V atau , rumus ini
berarti K berbanding terbalik dengan t. V = kecepatan; m = massa; k = kekuatan gerak dan t = waktu
(lamanya kekuatan gerak). Ini menunjukkan bahwa K saat menerima bola makin kecil, kalau t makin
besar; artinya t besar kalau S-nya besar. Meredam bola disini sama dengan adanya kekekalan energi.
Bola yang bergerak dengan kecepatan V mempunyai tenaga gerak sebesar ½ .TKG (tenaga kerja
gerak) ini ditahan oleh tangan yang bergerak ke belakang sebesar TKT (tenaga kerja tempat).
7. PITCHING
Kunci sukses dalam keberhasilan defend terletak pada seorang penyaji bola atau disebut juga “pitcher”.
Baik tidaknya, atau keras tidaknya itu semua tergantung dari penguasaan skill/teknik dari seorang
pitcher. Pitcher harus mempunyai lemparan yang cepat, tempo, dan tepat serta harus bisa
mempermainkan atau menyulitkan seorang batter dengan kata lain dengan mengusainya lemparan dan
memberikan sesuai apa yang diminta oleh catcher sudah barang tentu batter akan merasa kesulitan. Jadi
keberhasilan yang dominan didalam defend itu tergantung dari pitcher, seperti menurut Kneer dan Cord
(1976:36) :“The pitcher is crucial to success in softball. The Initiation of activity begins with the
pitcher and probably seventy five percent of winning will defend upon pitching.”
Dalam hal ini akan membahas pengaruh apa saja yang terjadi ketika melakukan gerakan pitching ?,
gaya apa saja yang bisa menyulitkan batter ?, putaran bola yang bagaimana yang dapat mematikan
batter?
Keterangan :
menyebabkan, sedangkan m x v adalah akibat yang ditimbulkannya. Sebab akibat akan sama besar, (K
x t = m x v). Dilihat dari gerakan pitcher, kalau lengan ayun lebih panjang sehingga pegerahan
kekuatanya pun semakin lama sehingga impulsnya lebih besar.Impuls yang besar, otomatis momentum
yang dihasilkannya juga besar.
a. Perbedaan pembelajaran teknik lemparan windmill dengan windmill jumping. Berikut contoh
gambarnya :
A S
I.
X O Y
Arah lemparan, jarak pitcher’s plate ke home 14,02 m
A’ S’
II.
X’ O’
Y’
Gambar 34. Gaya Pitching windmill & windmill jumping yang mengakibatkan perbedaan jarak
tempuh bola yang dilemparkan.
Dengan memperhatikan gambar diatas, diketahui untuk menambah kecepatan bola itu bisa dihasilkan
dengan cara memperpendek jarak tempuh bola tersebut. Pada gambar I delivery-nya kecil (A) yaitu
XO, sehingga jarak tempuh bola sebesar S, sedangkan pada gambar II delivery-nya lebih besar (A’)
yaitu X’O’, sehingga jarak tempuhnya lebih kecil (S’) dibanding (S).
Jadi untuk memperbesar kecepatan, seorang pitcher harus dapat melangkahkan kaki sejauh-jauhnya,
dengan melangkah lebih jauh maka otomatis jarak tempuh bola akan semakin pendek, dengan catatan
tenaga seorang pitcher it dianggap sama.
Putaran lengan pada gerakan pitching seperti gambar diatas kedua-duanya sama dan gerakan yang
memanfaatkan gaya sentrifugal (yang mengarah keluar) dan gaya sentripetal (yang mengarah
kedalam). Efek dari gaya sentrifugal pada saat berputar memberikan banyak variasi, tetapi harus
memperhatikan faktor dari lepasnya bola. Ketepatan saat release (lepas bola dari lengan), itu
merupakan momen penting untuk menghasilkan lemparan yang sempurna.Perhatikan gambar berikut
dibawah ini.
Keterangan gambar :
1) Gerak lurus merupakan gerak inertial, dan tidak ada gaya lain ang mempengaruhinya. Gerak
kurvelinier, berarti ada gaya lain yang mempengaruhinya gerak lurus menjadi gerak kurva,
Yaitu Kp yang mengarah kedalam. Kp = gaya sentripetal.
2) Gerak rotasi dari A ke B. ditik A yang bekerja gaya G1 sedang dititik B yang bekerja gaya
G2.
3) Berubahnya gaya G1 menjadi G2 disebabkan oleh adanya gaya lain, yaitu Kp.
Hampir seluruh cabang olahraga memerlukan faktor ketepatan untuk memperoleh kemenangan seperti
basket, tennis, panahan dan sebagainya.Softball juga termasuk dalam cabang olahraga yang
memerlukan ketepatan dalam melempar bola secara akurat tidak hanya seorang pitcher semua
pemainnya pun harus mampu melemparkan bolanya secara tepat dan akurat. Berdasarkan hasil
wawancara penulis dengan Imam Hidayat mengenai ketepatan dalam melempar adalah sebagai berikut
:“Agar ketepatan melempar lebih baik maka perlu digunakan prinsip Flattening of the arch. Pada
prinsip ini, ketepatan ditentukan oleh besarnya sebaran (divergensi).Bahu yang bergerak sedikit
memiliki divergensi yang besar karena busurnya bergerak sedikit, sedangkan bahu yang bergerak
banyak memiliki divergensi yang kecil karena busurnya begerak banyak. Untuk menghasilkan
ketepatan yang baik, divergensi yang dimiliki oleh busur harus sekecil-kecilnya karena dengan
divergensi yang kecil akan memudahkan pengonrolan bola. Busur yang dimaksud disini adalah geran
lengan pitcher pada saat melemparkan bola ke bidang sasaran.Prinsip tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Kalau saat mengayun bahu tidak bergerak, maka divergensinya akan besar.
b. Kalau saat mengayun bahu bergerak sedikit, maka divergensinya akan berkurang besarnya.
c. Kalau saat mengayun bahu bergerak banyak, maka divergensinya akan lebih kecil dibandingkan
dengan bahu yang bergerak sedikit.
Untuk lebih jelasnya mengenai prinsip Flattening of the arch perhatikan gambar berikut ini :
A B C
Jadi dari ketiga gambar divergensi diatas jelas bahwa untuk mempengaruhi ketepatan pada saat
melempar sebaiknya bahu ikut bergerak (pada saat pengerahan kekuatan gerak), yang berfungsi agar
memudahkan dalam pengontrolan bola terhadap ketepatan lemparan ke bidang sasaran.
KESIMPULAN
Menganalisis dan mengkaji bagaimana suatu gerakan dapat dikuasai dengan sempurna, efektif dan
efisien.Itu semua perlu ketekunan dalam berlatih dan kritis bagaimana seorang pelatih dan guru agar
dapat atlitnya bisa menguasai teknik atau gerakan untuk menunjang keberhasilan baik dalam memukul,
melempar ataupun menangkap yang diharapkan meningkat secara signifikan. Di Indonesia sendiri
belum pernah diadakan semacam seminar atau lokakarya ilmiah khusus yang secara substansif
membahas tentang bagaimana meningkatkan dan untuk menyempurnakan gerakan-gerakan baik
softball maupun baseball atau bahkan bisa mendatang seorang expert atau ahli biomekanik dari negara
maju di bidang per-softball-annya sehingga diharapkan dapat membuka suatu khazanah baru bagi atlit,
pelatih, pemerhati dan semua insan softball-baseball di Indonesia dengan tetap berpedoman pada rules
atau peraturan yang resmi.
Menguasai permainan softball atau baseball tidak hanya dari latihan saja tetapi semua aspek tetap harus
diperhatikan, misalnya dari segi umur (little, junior, senior), lingkungan, psikologi, sport medicine dan
termasuk biomekanika.Jadi betapa penting kesemua aspek diatas mau tidak mau harus dipunyai oleh
seorang pelatih atau pembina. Dengan kesadaran akan pentingnya biomekanik kita sebagai atlit yang
dapat merasakan manfaatnya langsung dapat dengan mudah memperbaiki atau merubah suatu gaya
teknik atau gerakan yakni dengan menganalisis dari setiap gerakan tersebut. Memang penjelasan diatas
masih terdapat banyak kekurangan, tetapi paling tidak ini semua untuk informasi yang dapat dipunyai
oleh para insan softball-baseball. Mempelajari biomekanika berarti menyadari betul bahwa gerakan
kita apakah sudah benar atau tidak ?apanya yang salah? apa yang kurang? Bagaimana meningkatkan
atau menghasilkan power yang maksimal ?gaya apa saja yang mempengaruhi gerakan memukul ? dan
masih banyak lagi. Jadi semua penjelasan diatas mengenai analisis biomekanika ini mudah-mudah
dapat dimengerti dan dipelajari dan sesuai dengan pola pengembangan prestasi olahraga yaitu
“Training to Foundation, Training to Learning, Traning to Training, Training to Competition and
Training to Win”.
DAFTAR PUSTAKA
Bethell Dell. (1987). Petunjuk Lengkap Softball dan Baseball.Semarang : Dahara Prize.
Brockmeyer and Potter. (1989). Softball Step To Success.Canada : Leisure Press Champatgh,
Illnois.
Marian, Kneer and Cord. (1976). Softball Slow and Fast Pitch.Texas : Wm C Brown Company
Publishers.
National Softball Coaching Certification Program. (1977). Coaching Manual Level I – Technical.
Published by The Canadian Amateur Softball Association.
National Softball Coaching Certification Comitee. (1979). Coaching Manual Level II. Published by
The Canadian Amateur Softball Association.
Hidayat, Imam. (2003). Biomekanika. Pendekatan Sistem Pembelajaran Gerak. Bandung. PPS UPI.
www.athleticprecision.com
http://www.baseball-bats.net/
http://www.tibco.com/customers/featured_commu
nications_media.jsp
Journal of Applied
Biomechanics2001
Biodata Penulis :