You are on page 1of 5

Syarat Limbah b3: mudah meledak, mudah terbakar, reaktif, korosif, beracun.

Limbah B3 menurut sumbernya:

- Limbah b3 dari sumber tidak spesifik


Limbah bukan dari proses utamanya, tapi dari pemeliharaan alat, pencegahan korosi,
pengemasan, pencucian.dll
Contoh:
a. Pelarut terhalogenasi: tetrakloroetin
b. Pelarut yg tidak terhalogenasi: dimetilbenzena, aseton
c. Asam/basa: amonium hidroksida
d. Yg tidak spesifik lainnya: PCB’s, lead, scrap, limbah minyak, diesel industri
- Limbah b3 dari sumber spesifik
Limbah hasil sisa proses produksi suatu industri yg dapat ditentukan berdasarkan kajian ilmiah
- Limbah b3 dari bahan kimia kedaluarsa, yumpahan, bekas kemasan, dan buangan produk yg
tidak memenuhi spesifikasi.

Pertimbangan pemilihan proses pengolahan limbah B3:

- Pertimabngan teknologi: kinerja, keluwesan, kehandalan, keamanan, operasi.


- Pertimbangan lingkungan

PROSES PENANGANAN LIMBAH B3 SEBELUM DIOLAH

A. Fisika-kimia: untuk mengurangi daya racun limbah B3 dan/atau menghilangkan


sifat/karakteristik limbah B3 dari berbahaya menjadi tidak berbahaya
Tehnikny:
- Coagulation >< Flocculation >< Flotation
- Sand Filtration (Multi media filtration )
- Slow sand filtration
- Rapid sand filtration
- Water filtration

- Stabilitas/solidifikasi -> suatu tahapan proses pengolahan limbah B3 untuk mengurangi potensi
racun dan kandungan limbah B3 melalui upaya memperkecil/membatasi daya larut dan
pergerakan/penyebaran daya racun sebelum limbah tersebut dibuang ke tempat penimbunan
akhir.
Tujuan: untuk mengubah watak fisik dan kimia dengan cara penambahan senyawa pengikat B3
agar pergerakan senyawa B3 ini terhambat atau terbatasi dan membentuk massa monolit dg
struktur yg kuat.
BAHAN ADITIF STABILISASI/SOLIDIFIKASI
./ Bahan pencampur: gipsum, pasir, lempung, abu terbang
./ Bahan perekat/pengikat: semen, kapur, dan tanah liat.
- Insinerator
Dg bantuan panas mendestuksi senyawa organik atau menstabilkan senyawa anorganik.
Dg syarat: limbah senyawa organik tuk flash point < 40 derajat C dan

- Penimbunan:
persyaratan lokasi:
a. bebas banjir, bukan daerah genangan, jarak dg air permukaan
b. litologi batuan berbutir sangat halus
c. scrara geologis aman, stabil, tidak rawan bencana dan diluar kawasan lindung
d. tdk merupakan daerah resapan air terutama utk air minum, jika terdapat akuifer minimal
terdapat jarak 4 meter.
Persyaratan limbahnya:
a. sebagai alternatif terakhir (final disposal)
b. memenuhi baku mutu TCLP
c. kekuatan tekan 10kg/cm2
d. kandungan senyawa organik
Persyaratan rancang bangun
a. lapisan pelindung
b. leak detection
c. lapisan penutup
d. ground water well monitoring

- Penimbunan
Tipe penimbunan: landfill kelas 1 ( double synthetic liner), klo klas 2 = 1, klas 3= clay liner, dn
deep well injection
Operasi landfill:
a. Meminimalisasi leachete generation
b. Pengolahan licit (baku mutu)
c. Call system
d. Pemantuan kebocoran
e. Pemantauan air tanah
f. Pasca operasi (30 th after clossure) -> pernyataaan dari perusahaan
g. Verifikasi selama erection dan commissioning

- Lahan urug (landfill) / bapedal kep-04/bapedal/09/1995


a. Perlakuan sebelum limbah ditimbun
Tujuan: untuk memenuhi beberapa dampak yg mungkin timbulselanjutnya
Perlakuannya: dg stabilisasi/solidifikasi yg bertujuan untuk menngurangi potensi racun dan
kandungan limbah B3 melalui upaya membatasi daya larut dan daya racunnya

b. Faktor pemilihan lahan urug


- Hidrogeologi, meliputi tanah dan air permukaan
- Geologi lingkungan, meliputi batuan dasar dan bencana alam
- Pengaruh terhadap floran dan fauna
- Topograafi, meliputi iklim dan curah hujan
- Keselamatan operasi
- Penyebaran penyakit
- Pengaruh terhadap rantai makanan
c. Aspek yg dipertimbangkan dalam merancang lahan urug
- Type dan volume yg akan ditimbun
- Harapan hidup lahan urug slema aktif beroperasi
- Topografi dan karakteristik tanah di lokasi dan sekitarnya
- Kondisi iklim sepanjang tahun
- Air permukaan dan air tanah sekitar
- Pengumpulan dan pengoolahan aliran di permukaan
- Tanah penutup yg diperlukan untuk penahanan individual
- Antisipasi kualitas dan volume lindi
- Pemulihan sistem pengumpulan dan pengolahan lindi
- Pemantauan tanah dan air permukaan selama operasi dan sesudahnya
- Pemilihan sistem ventilasi utk gas produk
- Pemilihan lapisan membran fleksibel dan lapisan impermeable
- Perencanaan penutupan dan sesudah penutupan
- Dampak bagi kesehatan manusia dan lingkungan
d. Pemantauan selama operasi dan sessudah penutupan
- Selama operasi dan pasca operasi, lahan urug harus dilengkapi dg sistem pemantauan kualitas
air tanah dan air permukaan di sekitar lokasi
- Sistem pemantauan tsb berupa sumur pantau pada upstream dan downstream lokasi lahan
urug, serta pemantauan air permukaan di sekitar lokasi
- Sampel air kemudian dianalisis dan hasilnya dibandingkan dg baku mutu yg telah ditentukan.
Jika sampel air yg diambil tidak memenuhi baku mutu, maka harus dievaluasi serta perbaikan
lahan urug.
e. Parameter yg harus diukur: pH, TOC (disaring), konduktifitas, mangan, besi, amonium
(sebagai N), klorida, dan natrium.

Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat


bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun
dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada
banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi,
strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak
beracun

Karakteristik limbah cair dibagi menjadi tiga bagian (Lumenta, 1989):


a. Karakteristik FISIK: ditentukan berdasarkan jumlah padatan terlarut, tersuspensi ( koloid dan
biasa), dan total padatan, alkalinitas, kekeruhan, warna, salinitas, daya hantar listrik, bau, dan
temperatur.
b. Karakteristik kimia: ditentukan dg BOD dan COD serta logam-logam berat yg terkandung dalam
limbah.
- BOD: pemeriksaan: analisis BOD dlm limbah didasarkan atas reaksi oksidasi zat-zat organis dg
Oksigen dalam air (melalui stimulasi bakteri )
- Definisi: merupakan kebutuhan O2 bagi sejumlah bakteri untuk menguraikan (mengoksidasi)
semua zat2 organik yang terlarut maupun tersuspensi dalam air menjadi bahan organik yg lebih
sederhana.
- COD: analisis COD menekankan kebutuhan oksigen akan kimia, karena senyawa senyawa yg
diukur tidak dapat dipecahkan secara biokimia.
- Definisi: merupakan jumlah O2 yg dibutuhkan untuk mengoksidasi zat2x anorganis dan organis
menjadi struktur yg lebih sederhana.
c. Karakteristik Biologis

a. pH, adalah derajat keasaman limbah cair yang diukur dengan menggunakan pH meter.

b. BOD (Biological Oxygen Demand), adalah banyaknya oksigen yang diperlukan untuk

menguraikan benda organic oleh bakteri pada suhu 200C selama 5 hari, dengan satuan

mg/L.

c. COD (Chemical Oxygen Demand), adalah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan

bahan-bahan organik secara kimiawi, dinyatakan dengan satuan mg/L.

d. TSS (Total Suspended Solid), adalah berat zat padat yang tersuspensi atau tak terlarut dalam

volume tertentu dari limbah cair, dinyatakan dengan mg/L.

e. Kandungan bakteri, adalah bakteri golongan E. coli yang terdapat secara normal dalam urin

dan tinja manusia. Sumber bakteri patogen dalam limbah rumah sakit berasala dari tinja

manusia yang sakit. Untuk menganalisa bakteri tersebut dalam limbah cair cukup sulit,

sehingga parameter mikrobiologinya digunakan perkiraan terdekat jumlah golongan E. coli

(most probable number) dalam 100 mL limbah cair serta perkiraan terdekat jumlah Koliform

tinja dalam 100 mL limbah cair.

You might also like