Professional Documents
Culture Documents
MASA UMAYYAH
Ekspansi kebarat secara besar-besaran dilanjutkan dijaman Al-Walid Ibn Abd Abdul
Malik (705M-714M). Masa pemerintahan Walid adalah masa ketentraman, kemakmuran
dan ketertiban. Umat islam merasa hidup bahagia, tidak ada pemberontakan dimasa
pemerintahanya. Dia memulai kekuasaannya dengan membangun Masjid Jami’ di
Damaskus. Masjid Jami’ ini dibangun dengan sebuah arsitektur yang indah, dia juga
membangun Kubbatu Sharkah dan memperluas masjid Nabawi, disamping itu juga
melakukan pembangunan fisik dalam skala besar.
Pada masa pemerintahannya terjadi penaklukan yang demikian luas, penaklukan ini
dimulai dari Afrika utara menuju wilayah barat daya, benua eropa yaitu pada tahun
711M. Setelah Al Jazair dan Maroko dapat ditaklukkan, Tariq Bin Ziyad pemimpin
pasukan islam dengan pasukannya menyebrangi selat yang memisahkan antara Maroko
dengan Benua Eropa dan mendarat disuatu tempat yang sekarang dikenal nama Bibraltar
(Jabal Tariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan, dengan demikian Spanyol menjadi
sasaran ekspansi.
Selanjutnya Ibu Kota Spanyol Kordova dengan cepatnya dapat dikuasai, menyusul
setelah itu kota-kota lain seperti Sevi’e, Elvira, dan Toledo yang dijadikan ibu kota
Spanyol yang baru setelah jatuhnya Kordova. Pasukan islam memperoleh dukungan dari
rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa. Pada masa inilah
pemerintah islam mencapai wilayah yang demikian luas dalam rentang sejarahnya, dia
wafat pada tahun 96H / 714M dan memerintah selama 10 tahun.
Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik ditimur maupun barat. Wilayah
kekuasaan islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah itu
meliputi Spanyol, Afrika utara, Syiria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia kecil,
Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan Purkmenia, Ulbek, dan Kilgis
di Asia Tengah.
Khususnya dibidang Tashri, kemajuan yang diperoleh sedikit sekali, sebab kurangnya
dukungan serta bantuan pemerintah (kerajaan) waktu itu. Baru setelah masa khalifah
Umar Bin Abd Al-Aziz kemajuan dibidang Tashri mulai meningkat, beliau berusaha
mempertahankan perkembangan hadits yang hampir mengecewakan, karena para
penghafal hadits sudah meninggal sehingga Umar Bin Abd Al-Aziz berusaha untuk
membukukan Hadits.
Meskipun keberhasilan banyak dicapai dinasti ini, namun tidak berarti bahwa politik
dalam negeri dapat dianggap stabil. Muawiyah tidak mentaati isi perjanjiannya dengan
Hasan Ibn Ali ketika dia naik tahta yang menyebutkan bahwa persoalan pergantian
pemimpin setelah Muawiyah diserahkan kepada pemilihan umat islam. Deklarasi
pengangkatan anaknya Yazid sebagai putra mahkota menyebabkan munculnya gerakan-
gerakan oposisi dikalangan rakyat yang mengakibatkan terjadinya perang saudara
beberapa kali dan berkelanjutan.
Sistem Ekonomi
Bidang-bidang ekonomi yang terdapat pada jaman Bani Umayyah terbukti berjaya
membawa kemajuan kepada rakyatnya yaitu:
Diantara usaha positif yang dilakukan oleh para khilafah daulah Bani Umayyah dalam
mensejahterakan rakyatnya ialah dengan memperbaiki seluruh system pemerintahan dan
menata administrasi, antara lain organisasi keuangan. Organisasi ini bertugas mengurusi
masalah keuangan negara yang dipergunakan untuk:
- Perlengkapan perang
Disamping usaha tersebut daulah Bani Umayyah memberikan hak dan perlindungan
kepada warga negara yang berada dibawah pengawasan dan kekuasaannya. Masyarakat
mempunyai hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dan kesewenangan. Oleh
karena itu, Daulah ini membentuk lembaga kehakiman. Lembaga kehakiman ini dikepalai
oleh seorang ketua Hakim (Qathil Qudhah). Seorang hakim (Qadli) memutuskan perkara
dengan ijtihadnya. Para hakim menggali hukum berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah Nabi.
Disamping itu kehakiman ini belum terpengaruh atau dipengaruhi politik, sehingga para
hakim dengan kekuasaan penuh berhak memutuskan suatu perkara tanpa mendapat
tekanan atau pengaruh suatu golongan politik tertentu.
Disamping itu, kekuasaan islam pada masa Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam
pengembangan peradaban seperti pembangunan di berbagai bidang, seperti:
- Muawiyah mendirikan Dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda
dengan peralatannya disepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan
bersenjata.
- Arsitektur semacam seni yang permanent pada tahun 691H, Khalifah Abd Al-Malik
membangun sebuah kubah yang megah dengan arsitektur barat yang dikenal dengan “The
Dame Of The Rock” (Gubah As-Sakharah).
- Pembuatan mata uang dijaman khalifah Abd Al Malik yang kemudian diedarkan
keseluruh penjuru negeri islam.
- Pembuatan panti Asuhan untuk anak-anak yatim, panti jompo, juga tempat-tempat
untuk orang-orang yang infalid, segala fasilitas disediakan oleh Umayyah.
- Pengembangan angkatan laut muawiyah yang terkenal sejak masa Uthman sebagai
Amir Al-Bahri, tentu akan mengembangkan idenya dimasa dia berkuasa, sehingga kapal
perang waktu itu berjumlah 1700 buah.
Pada masa Umayyah, (Khalifah Abd Al-Malik) juga berhasil melakukan pembenahan-
pembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa arab sebagai bahasa
resmi administrasi pemerintahan Islam.
Salah satu kemajuan yang paling menonjol pada masa pemerintahan dinasti Bani
Umayyah adalah kemajuan dalam system militer. Selama peperangan melawan kakuatan
musuh, pasukan arab banyak mengambil pelajaran dari cara-cara teknik bertempur
kemudian mereka memadukannya dengan system dan teknik pertahanan yang selama itu
mereka miliki, dengan perpaduan system pertahanan ini akhirnya kekuatan pertahanan
dan militer Dinasti Bani Umayyah mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat
baik dengan kemajuan-kemajuan dalam system ini akhirnya para penguasa dinasti Bani
Umayyah mampu melebarkan sayap kekuasaannya hingga ke Eropa.
Secara garis besar formasi kekuatan tentara Bani Umayyah terdiri dari pasukan berkuda,
pasukan pejalan kaki dan angkatan laut.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan membawanya
kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain adalah:
1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru (bid’ah)
bagi tradisi Islam yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas.
Ketidak jelasan sistem pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang
tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana.
2. Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-
konflik politik yang terjadi di masa Ali. Sisa-sisa Syi'ah (para pengikut Abdullah bin
Saba’ al-Yahudi) dan Khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka seperti
di masa awal dan akhir maupun secara tersembunyi seperti di masa pertengahan
kekuasaan Bani Umayyah. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot
kekuatan pemerintah.
3. Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia Utara
(Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam,
makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah
mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Disamping itu, sebagian
besar golongan mawali (non Arab), terutama di Irak dan wilayah bagian timur lainnya,
merasa tidak puas karena status mawali itu menggambarkan suatu inferioritas, ditambah
dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan pada masa Bani Umayyah.
4. Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup
mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban
berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan. Disamping itu, para Ulama banyak
yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat kurang.