Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Landasan
Pengembangan kurikulum muatan lokal ini dilandasi oleh kebijakan-kebijakan
yang dituangkan dalam peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
1. Undang Undang No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan
Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Propinsi sebagai Daerah Otonom berimplikasi terhadap kebijaksanan pengelolaan
pendidikan dari yang bersifat sentralistik ke desentralistik. Pergeseran pengelolaan
tersebut memberikan kesempatan yang besar untuk berkembangnya kurikulum
muatan lokal disekolah, termasuk di Madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah
C. Pengertian
Kurikulum muatan lokal MI/MTs adalah seperangkat rencana dan pengaturan
tentang kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas daerah yang materinya tidak
dapat dikelompokan ke dalam mata pelajaran MI/MTs. Substansi dalam kurikulum
muatan lokal bervariasi dan yang disajikan oleh madrasah hanya satu satuan substansi,
seperti; Bahasa Daerah, Kesenian Daerah, Ketrampilan Khusus Daerah (BSNP, 2005).
Sedangkan tujuan kurikulum muatan lokal MI dan MTs, agar peserta didik:
a. mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial dan
budayanya.
b. memiliki bekal kemampuan dan ketrampilan serta pengetahuan mengenai
daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada
umumnya.
c. memiliki sikap dan prilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang
berlaku di daerahnya,
Jumlah 32 34 37
Dalam struktur kurikulum MI, bidang kajian Muatan Lokal berdiri sendiri
sebagai mata pelajaran. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas daerah yang tidak
dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi dalam muatan
lokal bervariasi dan yang disajikan oleh madrasah hanya satu satuan substansi,
seperti Bahasa Daerah, Kesenian Daerah, Ke Muhammadiyahan ataupun
Ketrampilan Khusus Daerah.
Jumlah 41 41 41
Keterangan
*) Mata pelajaran ditentukan sesuai dengan kebutuhan madrasah
*) Ditentukan oleh madrasah minimal 2 (dua) jam pelajaran dan maksimal 4
(empat) jam / minggu.
Berdasarkan tabel di atas bidang kajian Muatan Lokal berdiri sendiri sebagai
mata pelajaran. Dalam hal ini muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas daerah yang
materinya tidak dapat dikelompokkan kedalam mata pelajaran yang ada.
Substansi dalam muatan lokal bervariasi dan yang disajukan oleh sekolah hanya
satu satuan substansi, seperti Bahasa Daerah, Kesenian Daerah, Ke-
Muhammadiyahan, Ketrampilan Khusus Daerah.
TAHUN PELAJARAN :
MATAPELAJARAN :
KELAS :
MI/MTs. :
Standar Kompetensi :
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Keterangan:
1. Kolom kompetensi berisi kompetensi-kompetensi yang
diharapkan dikuasai peserta didik dari setiap matapelajaran muatan lokal yang
diajarkan di MI/MTs.
2. Kolom hasil belajar berisi hasil-hasil yang hendak dicapai oleh
peserta didik dari mata pelajaran yang diajarkan.
3. Kolom indikator merupakan karakteristik atau tanda-tanda yang
lebih khusus sebagai pentujuk pencaapaian kompetensi.
Salah satu ciri khas kurikulum muatan lokal adalah adanya peluang bagi
daerah dan madrasah untuk mengembangkan silabus sesuai dengan ciri khas
kondisi alam, sosial, budaya dan kebutuhan daerah / madrasah masing-
masing. Adapun tahapan yang harus diperhatikan dalam pengembangan
silabus matapelajaran muatan lokal di MI/MTs, adalah sebagai berikut:
c) Revisi
Draft silabus kurikulum muatan lokal yang telah dikembangkan
perlu diuji kelayakannya melalui analisis kualitas silabus, penilaian
ahli, dan uji lapangan. Berdasarkan hasil uji kelayakan kemudian
dilakukan revisi. Revisi ini pada prinsipnya perlu dilakukan secara
terus menerus dan berkesinambungan, sejak awal penyusunan draft
sampai silabus kurikulum muatan lokal tersebut dilaksanakan dalam
situasi belajar yang sebenarnya.
Ruang lingkup bahan ajar kurikulum muatan lokal secara garis besar
meliputi empat kelompok sebagai berikut:
1) Kelompok pendidikan lingkungan meliputi antara lain polusi,
kebersihan kota, tata kehidupan kota, pelestarian lingkungan dan lain-
lain.
2) Kelompok pendidikan sosial meliputi antara lain gotong royong,
budi pekerti, kemuhammadiyahan, Aswaja dan sebagainya.
3) Kelompok pendidikan budaya meliputi antara lain bahasa daerah,
adat istiadat, kesenian daerah dan lain-lain.
4) Kelompok pendidikan ketrampilan meliputi antara lain kerajinan
tangan, pertanian, kewirausahaan dan lain-lain.
5) Kelompok pendidikan muatan lokal sebagai penjabaran dari
kebutuhan daerah / madrasah karena tuntutan perkembangan zaman.
Penentuan bahan ajar muatan lokal dapat dilakukan dengan pola kerja
sama antara kepala madrasah, guru, orang tua peserta didik, tokoh
masyarakat atau masyarakat dalam merumuskan dan mengembangkan
bahan ajar kurikulum muatan lokal di madrasah. Dalam hal ini, terdapat
beberapa langkah yang harus ditempuh sebagai berikut:
1) Pada awal tahun ajaran, kepala madrasah bersama seluruh guru
menemukan dan menunjukkan unsur-unsur yang sersifat khas daerah
atau kebutuhan daerah setempat/ madrasah yang dianggap perlu
dimasukkan sebagai kurikulum muatan lokal. Kegiatan ini dapat
mengikutsertakan komite madrasah, orangtua murid dan tokoh
masyarakat.
2) Para guru menentukan unsur-unsur yang bersifat khas daerah
setempat/ madrasah yang dapat dipadukan dalam pokok bahasan yang
akan diajarkan.
3) Kepala madrasah mengkoordinasikan para guru untuk
memasukkan unsur-unsur yang perlu dimasukkan dalam program
c. Pembelajaran
b) Pelaksanaan pembelajaran
Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang tercapainya tujuan
kompetensi anak didik sebagaimana tertera dalam desain kurikulum
muatan lokal. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal:
yakni pre tes, proses, dan post tes (tes akhir).
1) Pre Tes
Pre tes dalam pelaksanaan pembelajaran berfungsi sebagai berikut.
♦ Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar.
2) Proses
Proses di sini dimaksudkan sebagai kegiatan dari pelaksanaan proses
pembelajaran, yakni bagaimana tujuan-tujuan pembelajaran
direalisasikan melalui modul. Proses pembelajaran perlu dilakukan
dengan tenang dan menyenangkan. Hal ini tentu saja menuntut
aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang
kondusif. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh
peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik maupun sosialnya.
3) Post tes
Umumnya pelaksanaan pembelajaran kurikulum muatan lokal diakhiri
dengan post tes. Post tes dalam pelaksanaan pembelajaran berfungsi
sebagai berikut.
♦ Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun
kelompok.
♦ Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat
dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi dan tujuan-tujuan
yang belum dikuasainya.
3. Evaluasi Pembelajaran
Madrasah melaporkan hasil penilaian kepada peserta didik, orang tua, dan
pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan menggambarkan kemajuan dan hasil
belajar pada kurun waktu tertentu. Isi laporan memuat deskripsi kemajuan dan
hasil belajar secara utuh dan menyeluruh. Hasil penilaian dapat digunakan untuk
mendiagnosis dan memberikan umpan balik.
A. Evaluasi
3. Hasil Didikan
Evaluasi pada hasil didikan dilakukan terhadap para lulusan (output) mencakup
aspek:
a. cognitive
evaluasi ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman peserta
didik MI dan MTs. setelah mengikuti pembelajaran muatan lokal terhadap
nilai-nilai substansi yang dikembangkan dalam kurikulum muatan lokal
madrasah.
b. psychomotic
evaluasi ini untuk mengetahui kualitas, kuantitas serta intensitas ketrampilan
penerapan terhadap nilai-nilai substansi yang kembangkan dalam kurikulum
muatan lokal di MI/MTs.
c. affective
evaluasi ini untuk mengetahui kedalaman rasa memiliki (handarbeni) para
peserta didik MI/MTs. terhadap nilai-nilai substansi yang dikembangkan
dalam kurikulum muatan lokal madrasah.
B. Umpan Balik
Nama Madrasah :
Matapelajaran :
Kelas/ Semester :
Standar Kompetensi :
Alokasi Sumber/
Materi Pokok Strategi Pembelajaran Penilaian Waktu Bahan
Kompetensi Hasil
Dan Uraian
Dasar Belajar Indikator
Materi Pokok Tatap Pengalaman Jenis Bentuk Contoh
Muka Belajar Tagihan Instrumen Instrumen
Ulangan Pilihan Soal 8 x 45 Buku
harian, Ganda, dll menit Bahasa
dll Jawa
Ket :
Standar Kompetensi : diambil dari kurikulum matapelajaran muatan lokal
Kompetensi Dasar : diambil dari kurikulum matapelajaran muatan lokal
Indikator : diambil dari kurikulum matapelajaran muatan lokal
Hasil Belajar : diambil dari kurikulum matapelajaran muatan lokal