You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Sejarah Perkembangan Geometri


Geometri Euclides merupakan suatu kerangka pikir yang memuat geometri yang disusun
oleh seorang ahli matematika dari Yunani yaitu Euclides pada abad ke 3 SM. Sekumpulan buku
yang ditulis Euclides yang terutama memuat Geometri berjudul “The Element”.
Setelah Euclides, ada banyak ahli matematika lain yang juga mengembangkan Geometri
antara lain Rene Descartes yang mengembangkan Geometri Analitik (Geometri yang dibahas
secara aljabar dengan menggunkaan kordinat) seperti yang sering dipelajari pada sekolah
menengah yaitu persamaan garis lurus dalam variabel x dan y.
Setelah Rene Descartes, Geometri terus dikembangkan antara lain dalam bentuk “Geometri
Transformasi” (Geometri yang dibahas menggunakan konsep-konsep transformasi), selain itu
juga dikembangkan “Geometri Vektor” yaitu geometri yang dibahas dengan menggunakan
vektor. Selanjutnya dimungkinkan juga adanya penggabungan dari dua hasil pengembangan
geometri seperti misalnya “Geometri Analitik Vektor”, yaitu geometri yang dibahas secara
aljabar dengan menggunakan vektor.
Geometri Analitik, Geometri Transformasi dan Geometri Vektor pada dasarnya masih
merupakan Geometri Euclides tetapi dibahas dengan cara tertentu dan dari sudut pandang
tertentu.

1.2. Objek-objek dalam ilmu Geometri


Setiap ilmu mempunyai objek dan metode. Objek-objek di dalam Geometri bersifat abstrak,
artinya objek-objek tersebut merupakan benda-benda pikiran dimana benda-benda tersebut hanya
bisa dibayangkan dalam pikiran, meskipun dapat digambarkan dalam bentuk model atau alat
peraga, tetapi sebenarnya model atau alat peraga tersebut hanya mewakili beberapa sifat-sifat
objek dengan menghilangkan sifat-sifat ideal dari objek itu sendiri.
Objek-objek dari ilmu geometri adalah titik, garis, bidang, sudut, segitiga, dan bangun-
bangun geometri yang lain yang mana objek-objek tersebut merupakan suatu objek yang
dipikirkan “sempurna” di dalam kerangka pikir euclides.

Diktat Belajar Mahasiswa Mata Kuliah Geometri 1


Anggara Rustiansa B.
Objek-objek yang utama disebut dengan unsur-unsur ruang. Yang dimaksud dengan unsur-
unsur ruang adalah titik, garis lurus, dan bidang datar. Di dalam geometri, unsur-unsur ruang
tersebut tidak didefinisikan sekalipun objek-objek tersebut bisa dideskripsikan atau dijelaskan.
Di dalam geometri, ruang dipandang sebagai himpunan semua titik-titik. Adapula
penjelasan atau deskripsi dari unsur-unsur ruang diberikan sebagai berikut:
1. Titik
Penjelasan deskripsi dari titik adalah sebagai berikut :
- Titik merupakan sesuatu yang menunjukkan lokasi
- Titik tidak mempunyai ukuran (tidak mempunyai luas, tidak mempunyai tebal, dan kecil
tak berhingga)
- Titik diwakili oleh gambar titik, atau wakil titik. Gambar titik disebut “noktah” misalnya (
• A) untuk mewakili titik A.
- Noktah merupakan benda konkrit yang bisa dilihat, sedangkan titik merupakan benda
abstrak.
2. Garis Lurus
Penjelasan deskripsi dari garis lurus adalah sebagai berikut :
- Garis lurus bersifat lurus sempurna
- Garis tidak mempunyai luas dan tidak mempunyai tebal. Garis hanya mempunyai
panjang.
- Panjang garis tidak terbatas pada arah yang satu maupun pada arah yang lain.
- Garis diberi nama dengan menggunakan dua titik yang ada pada garis itu, atau dengan
menggunakan huruf kecil.
Contoh : g
A B Garis AB atau garis g
Bagian-bagian dari suatu garis :
Sinar Garis : Bagian dari garis, dengan salah satu titik batasnya tertentu (disebut titik
pangkal), sedangkan titik batas yang lain (titik ujung) tidak tertentu. Misalnya sinar garis

AB : A B
Ruas Garis : Bagian dari suatu garis yang kedua batasnya tertentu. Kedua batas itu disebut
titik-titik ujung dari ruas garis tersebut. Misalnya sinar garis AB :

A B

Diktat Belajar Mahasiswa Mata Kuliah Geometri 2


Anggara Rustiansa B.
3. Bidang Datar (sering disingkat “bidang” saja)
Penjelasan deskripsi dari Bidang Datar adalah sebagai berikut :
Bidang merupakan objek geometri yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Mempunyai luas tetapi tidak mempunyai tebal.
- Luasnya tidak terbatas, baik ke arah yang satu maupun ke arah yang lain, sesuai dengan
posisi bidang datar tersebut.
- Dianggap rata sempurna.
Gambar atau wujud (representasi konkret) bidang datar dibuat dalam bentuk jajar genjang,
baik jajar genjang yang umum maupun jajar genjang yang khusus (persegi panjang).

V
α

Bidang datar biasanya diberi nama dengan huruf Yunani : α, β, γ, dan sebagainya, atau dengan
huruf besar latin V, W, M, N, dan sebagainya.

Titik, Garis, dan Bidang merupakan benda-benda pikiran, artinya benda-benda yang adanya
hanya dalam pikiran, karena sifatnya yang abstrak (misalnya garis lurus sempurna, tidak
mempunyai tebal, dan hanya mempunyai panjang), sehingga jika benda-benda abstrak tersebut
diwakilkan dengan menggunakan gambar maka akan menghilangkan beberapa sifat idealnya,
karena gambar yang dibuat tetap akan banyak memiliki kekurangan.
Sebagai objek-objek geometri, benda-benda pikiran tersebut berasal dari (dikonsepsikan
berdasarkan) benda-benda konkret, dengan melalui dua proses, yaitu :
1. Proses abstraksi
Dari berbagai macam sifat yang dimiliki oleh benda-benda konkret, yang diperhatikan
hanyalah sifat-sifat yang relevan untuk geometri, misalnya dari permukaan meja, kita bisa
mengkonsepsikan sebuah bidang datar. Untuk itu tentang permukaan meja itu, yang kita
perhatikan hanyalah wujud (bentuk permukaan) yang rata atau dianggap rata, warna atau
bahan pembuatnya, dll diabaikan.
2. Proses Idealisasi
Benda konkrit yang tidak sempurna lalu diidealisasikan (dianggap sempurna), agar
memenuhi syarat sebagai benda geometri. Misalnya permukaan meja yang dianggap
sebagai bidang yang rata sempurna meskipun sebenarnya tidak rata sempurna.

Diktat Belajar Mahasiswa Mata Kuliah Geometri 3


Anggara Rustiansa B.
1.3. Metode Dalam Ilmu Geometri
Metode yang digunakan dalam ilmu geometri, yang digunakan untuk membahas hal-hal
yang dibicarakan (termasuk objek-objek geometri) adalah metode deduktif aksiomatris yang
sering disingkat dengan istilah metode aksiomatris saja.
Metode deduktif aksiomatris adalah metode pembahasan yang menggunakan cara berpikir
deduktif, yang diawali dengan adanya beberapa konsep yang tidak didefinisikan (disebut konsep-
konsep pangkal atau pengertian-pengertian pangkal) dan sejumlah pernyataan yang diasumsikan
sebagai pernyataan yang benar tetapi tanpa dibuktikan (pernyataan semacam ini disebut dengan
pernyataan-pernyataan pangkal atau aksioma-aksioma atau bisds disebut juga postulat-postulat).
Adanya objek geometri yang berupa benda-benda pikiran bersama dengan metode yang
bersifat deduktif aksiomatris merupakan hasil pengembangan dari ilmu geometri tahap terakhir.
Sebelum perkembangan tahap terakhir ini dicapai, objek dan metode dari ilmu geometri
masih bersifat sederhana daripada objek dan metode ilmu geometri pada tahap terakhir tersebut.
Tahap-tahap perkembangan objek dan metode ilmu geometri adalah sebagai berikut :
Tahap Objek Metode
Benda-benda Konkret Empiris (berdasarkan pengamatan dan
I
(Benda-benda fisik) pengalaman)
Benda-benda pikiran Peralihan dari metode empiris ke
II
(bersifat abstrak) metode Deduktif Aksiomatris
Benda-benda pikiran
III Metode Deduktif Aksiomatris
(bersifat abstrak)

Struktur (susunan ilmu geometri)

Ilmu Geometri

Kelompok Kelompok
pengertian pangkal pernyataan pangkal
(aksioma-aksioma)
definisi
bukti
Pengertian bukan pangkal
Teorema (dalil)
definisi
bukti
Pengertian bukan pangkal
Dst. Teorema (dalil)
Dst.

Diktat Belajar Mahasiswa Mata Kuliah Geometri 4


Anggara Rustiansa B.

You might also like