You are on page 1of 12

RASA TAKUT MURID SMA INSAN KAMIL

TERHADAP BINATANG TERTENTU


DAN CARA MENGATASINYA

Oleh Ghalih Wirahadi Akbari, Muhamad Iqbal

SMA INSAN KAMIL


BOGOR
2010

1
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
menganugrahkan segala nikmat dan petunjuk-Nya. Sholawat serta salam senantiasa
terlimpah pada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis mampu
menyelesaikan karya ilmiah ini dengan seizin-Nya.
Laporan karya ilmiah ini membahas mengenai rasa takut murid SMA INSAN
KAMIL terhadap binatang tertentu dan cara mengatasinya dan penulis mencoba
membahas hal tersebut dalam lapora berjudul “Rasa takut murid SMA INSAN
KAMIL terhadap binatang tertentu dan cara mengatasinya” Pada kesempatan
ini penulis dengan hati tulus ikhlas ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada umi Neti sebagai pengajar serta pembimbing kami.
Akhirnya semoga laporan ini bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Penulis memohon maaf atas segala kesalahan yang diperbuat.

Bogor, 18 Agustus 2010

Penulis

2
DAFTAR ISI

3
RASA TAKUT MURID SMA INSAN KAMIL
TERHADAP BINATANG TERTENTU
DAN CARA MENGATASINYA

Oleh Ghalih Wirahadi Akbari, Muhamad Iqbal

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap orang pasti memiliki rasa takut atau fobia terhadap suatu hal. Salah
satunya rasa takut terhadap hewan tertentu. Rasa takut ini dapat muncul karena
trauma terhadap pengalaman buruk, atupun datang dengan sendirinya. Namun
sebenarnya rasa takut tersebut dapat diatasi bahkan dihilangkan. Dengan karya
ilmiah ini, ingin diketahui apa sajakah hewan yang umumnya ditakuti oleh murid SMA
Insan kamil, dan bagaimana cara mengatasinya?

1.2 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan, untuk :
1.2.1 Mengetahui jenis-jenis hewan yang umumnya ditakuti oleh murid
SMA Insan Kamil.
1.2.2 Mengetahui bagaimana cara mengatasi rasa takut terhadap hewan
tertentu.

1.3 Rumusan Masalah


1.3.1 Apa sajakah jenis-jenis hewan yang umumnya ditakuti oleh
murid SMA Insan Kamil?
1.3.2 Bagaimana cara mengatasi rasa takut terhadap hewan tertentu?

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian dari Rasa Takut atau Fobia

4
Fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena.
Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi
sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu
sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya.
Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia.
Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap fobia
biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang
berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara
dibayangan mental seorang pengidap fobia subjek tersebut menjadi benda yang
sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.

Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut.
Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut
berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana
mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang
yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain
terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrim
seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya.

Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan


emosi (mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut
tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang
tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan
agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur
kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal
mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus
ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat
berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin
meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respon tersebut akan dipakai terus
menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita fobia
menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktif. Fobia merupakan salah satu dari
jenis jenis hambatan sukses lainnya. Berikut ini adalah istilah dari beberapa jenis fobia
khususnya fobia terhadap hewan ;

5
* Ailurophobia - takut / tidak suka kucing.
* Fobia Hewan - takut binatang tertentu, suatu kategori fobia spesifik.
* Apiphobia - takut / tidak suka lebah (juga dikenal sebagai Melissophobia).
* Arachnofobia - takut / tidak suka laba-laba.
* Chiroptophobia - takut / tidak suka kelelawar.
* Cynophobia - takut / tidak suka anjing.
* Entomophobia - takut / tidak suka serangga.
* Equinophobia - takut / tidak suka kuda (juga dikenal sebagai Hippophobia).
* Herpetophobia - takut / tidak suka reptil.
* Ichthyophobia - takut / tidak suka ikan.
* Musophobia - takut / tidak suka tikus.
* Ophidiophobia - takut / tidak suka ular.
* Ornithophobia - takut / tidak suka burung.
* Scoleciphobia - takut / tidak suka cacing.
* Zoophobia - istilah generik untuk fobia binatang.

2.2 Pengertian dari Hewan

Hewan atau binatang atau margasatwa atau satwa saja adalah kelompok
organisme yang diklasifikasikan dalam kerajaan Animalia atau Metazoa, adalah salah
satu dari berbagai makhluk hidup yang terdapat di alam semesta. Hewan dapat terdiri
dari satu sel (uniselular) atau pun banyak sel (multiselular).

Para ilmuwan mengklasifikasikan hewan kepada dua kelompok besar, yaitu hewan
bertulang belakang dan hewan tanpa tulang belakang.

• Hewan yang bertulang belakang disebut Vertebrata.


• Hewan tanpa tulang belakang disebut Invertebrata atau Avertebrata.

Hewan juga diklasifikasikan menurut makanan mereka.

• Hewan yang memakan daging dikenal sebagai hewan karnivora. Contoh: anjing,
kucing, harimau.
• Hewan yang memakan tumbuhan dikenal sebagai hewan herbivora. Contoh:
kambing, kuda.
6
• Hewan yang memakan daging dan tumbuhan dikenal sebagai hewan omnivora.
• Hewan yang memakan serangga dikenal sebagai hewan insektivora.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Jenis-Jenis Hewan yang Umumnya Ditakuti oleh Murid SMA Insan Kamil

Dari hasil wawancara yang kami lakukan terhadap beberapa responden, kami
mendapatkan data yaitu terdapat beberapa jenis hewan yang ditakuti oleh murid SMA
Insan Kamil. Mulai dari kecoa, tikus,ulat, katak, dan lain-lain. Selain itu, alasan
mengapa mereka bisa takut terhadap binatang tersebut juga bermacam-macam.
Namun tingkat rasa takut terhadap hewan tersebut juga tidak sama, ada yang sangat
takut hingga melihat gambarnya pun mereka tidak mau, dan ada juga yang hanya
sekedar jijik atau merasa geli melihatnya. Dan sebagian besar para responden juga
mengakui telah mengalami pengalaman buruk yang berkaitan dengan hewan yang
mereka takuti. Rincian data dapat dilihat pada tabel di bawah ini ;

Jumlah Murid yang


No Jenis Hewan Persentase
Takut
1 Anjing 1 7,69%
2 Bunglon 1 7,69%
3 Cacing 1 7,69%
4 Cecak 1 7,69%
5 Katak 1 7,69%
6 Kecoa 3 23,07%
7 Tawon 1 7,69%
8 Tikus Got 2 15,38%
9 Tokek 1 7,69%
10 Ulat 1 7,69%

7
3.2 Jenis Hewan yang Paling Ditakuti oleh Murid SMA Insan Kamil

Dari data pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hewan yang paling
ditakuti oleh murid SMA Insa Kamil adalah kecoa dengan persentase 23,07%. Terdapat
berbagai macam alasan yang mendasari rasa takut para responden terhadap binatang
ini. Mulai dari jijik, binatang kotor, bisa terbang, dan ada pula yang mengatakan
bahwa kecoa seperti bisa tahu terhadap orang yang takut terhadapnya dan suka
menghampiri. Bahkan kecoa tersebut sering merayap hingga naik ke badan. Dan
penyebab munculnya rasa takut terhadap kecoa ini juga bervariasi. Ada yang muncul
dengan sendirinya, ada yang sejak pertama kali melihat, dan ada juga yang berawal
dari pegalaman buruk yang mereka alami oleh kecoa tersebut. Pengalaman para
responden yang berkaitan dengan kecoa ini juga bermacam-macam, ada yang hanya
dilewati kakinya oleh kecoa, ada yang sampai naik ke badan dan leher, bahkan ada
pula yang sampai dikencingi matanya oleh kecoa saat dirinya sedang tidur. Selain itu,
ada responden yang mengakui bahwa dirinya lebih takut apabila melihat kecoa pada
saat terbang dibandingkan pada saat merayap.

3.3 Cara Mengatasi Rasa Takut Terhadap Hewan Tersebut

Beberapa orang memiliki ketakutan yang luar biasa terhadap sesuatu, baik itu
makanan, barang atau sifat. Orang fobia lebih banyak menghindari sumber
ketakutannya tapi sebenarnya diperlukan perawatan untuk melawan takut yang
berlebihan.

Menghindari sesuatu yang ditakutkan tidak akan menyelesaikan permasalahan.


Karena belum tentu orang tersebut bisa menghindari penyebab fobianya seumur
hidup. Diperlukan perawatan untuk melawan ketakutan yang berlebihan tersebut.

Rata-rata fobia yang dialami bisa disembuhkan meski diakui tak ada satu pengobatan
yang efektif untuk menyembuhkan semua fobia. Dalam beberapa kasus,
penyembuhan fobia dilakukan melalui kombinasi perawatan.

8
Seperti dikutip dari NHS, Rabu (6/1/2010) ada beberapa perawatan utama untuk
mengatasi fobia, yaitu:

Terapi berbicara.
Perawatan ini seringkali efektif untuk mengatasi berbagai fobia. Jenis terapi bicara
yang bisa digunakan adalah:
1. Konseling: konselor biasanya akan mendengarkan permaslahan seseorang, seperti
ketakutannya saat berhadapan dengan barang atau situasi yang membuatnya fobia.
Setelah itu konselor akan memberikan cara untuk mengatasinya.
2. Psikoterapi: seorang psikoterapis akan menggunakan pendekatan secara mendalam
untuk menemukan penyebabnya dan memberi saran bagaimana cara-cara yang bisa
dilakukan untuk mengatasinya.
3. Terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioural Therapy/CBT): yaitu suatu konseling
yang akan menggali pikiran, perasaan dan perilaku seseorang dalam rangka
mengembangkan cara-cara praktif yang efektif untuk melawan fobia.

Terapi pemaparan diri (Desensitisation) .


Orang yang mengalami fobia sederhana bisa diobati dengan menggunakan bentuk
terapi perilaku yang dikenal dengan terapi pemaparan diri. Terapi ini dilakukan secara
bertahap selama periode waktu tertentu dengan melibatkan objek atau situasi yang
membuatnya takut. Secara perlahan-lahan seseorang akan mulai merasa tidak cemas
atau takut lagi terhadap hal tersebut. Kadang-kadang dikombinasikan dengan
pengobatan dan terapi perilaku.

Menggunakan obat-obatan.
Penggunaan obat sebenarnya tidak dianjurkan untuk mengatasi fobia, karena
biasanya dengan terapi bicara saja sudah cukup berhasil. Namun, obat-obatan ini
dipergunakan untuk mengatasi efek dari fobia seperti cemas yang berlebihan.

Terdapat 3 jenis obat yang direkomendasikan untuk mengatasi kecemasan, yaitu:


1. Antidepresan: obat ini sering diresepkan untuk mengurangi rasa cemas,
penggunaannya dizinkan untuk mengatasi fobia yang berhubungan dengan sosial
(social phobia).
9
2. Obat penenang: biasanya menggunakan obat yang mengandung turunan
benzodiazepines. Obat ini bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan yang parah,
tapi dosis yang digunakan harus serendah mungkin dan penggunaannya sesingkat
mungkin yaitu maksimal 4 minggu. Ini dikarenakan obat tersebut berhubungan efek
ketergantungan.

3. Beta-blocker: obat ini biasanya digunakan untuk mengobati masalah yang


berhubungan dengan kardiovaskular, seperti masalah jantung dan tekanan darah
tinggi (hipertensi) . Karena berguna untuk mengurangi kecemasan yang disertai detak
jantung tak beraturan

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut.

• Terdapat 10 jenis hewan yang umumnya ditakuti oleh murid SMA Insan Kamil, yaitu
anjing, bunglon, cacing, cecak, katak, kecoa, tawon, tikus got, tokek, ulat.
• Dari 10 jenis hewan yang secara umum ditakuti oleh murid SMA Insan Kamil
tersebut, dapat disimpulkan bahwa hewan yang paling banyak ditakuti oleh murid
SMA Insan Kamil adalah kecoa dengan persentase 23,07%.
• Terdapat beberapa cara atau metode utama untuk mengatasi fobia tersebut yaitu
diantaranya melalui terapi berbicara, terapi pemaparan diri (desensitisation), dan
menggunakan obat-obatan, walaupun sebenarnya tidak terlalu dianjurkan.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, peneliti menyarankan :

10
• Sebaiknya, bagi para murid yang memiliki rasa takut yang sangat tinggi terhadap
hewan tertentu tidak membiarkan rasa takut tersebut dan tidak menghindari
binatang yang ditakutinya tersebut, melainkan lebih sering mengekspos diri
dengan hewan yang ditakutinya tersebut.
• Bagi para penderita fobia yang tingkat rasa takutnya sangat tingi hendaknya
jangan menganggap remeh dan lantas membiarkan saja rasa takut tersebut.
Karena secara umum, rasa takut ini amat menghambat hidupnya. Rasa takut
adalah wajar dan lumrah bagi setiap orang. Namun bila dirasa berlebihan dan terus
menerus, maka yang bersangkutan dapat terjebak pada kondisi fiksasi yaitu
terkunci mentalnya akibat tidak dapat mengatasi rasa takutnya tersebut. Penderita
penyakit phobia ini biasanya menjadi tidak produktif. Mereka biasanya tidak dapat
beraktivitas secara normal karena faktor yang ia takuti tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

12

You might also like