You are on page 1of 6

Reaksi-reaksi Kimia Unsur-unsur Periode 3

Kata Kunci: aluminium, alumunium, argon, fosfor, klor, klorida, magnesium, natrium, oksigen,
silikon, sulfur
Ditulis oleh Jim Clark pada 06-10-2007

Halaman ini menggambarkan reaksi dari unsur-unsur periode 3 dari natrium hingga argon
dengan air, oksigen dan klor.

Reaksi dengan Air

Natrium

Natrium mengalami reaksi yang sangat eksoterm dengan air dingin menghasilkan hidrogen dan
larutan NaOH yang tak berwarna.

Magnesium

Magnesium mengalami reaksi yang sangat lambat dengan air dingin, tetapi terbakar dalam uap
air. Lempeng magnesium yang sangat bersih dimasukkan ke dalam air dingin akhirnya akan
tertutup oleh gelembung gas hidrogen yang akan mengapungkan lempeng magnesium ke
permukaan. Magnesium hidroksida akan terbentuk sebagai lapisan pada lempengan magnesium
dan ini cenderung akan menghentikan reaksi.

Magnesium terbakar dalam uap air dengan nyala putih yang khas membentuk magnesium oksida
dan hidrogen.

Aluminium

Serbuk alumunium dipanaskan dalam uap air menghasilkan hidrogen dan alumunium oksida.
Reaksinya berlangsung relatif lambat karena adanya lapisan alumunium oksida pada logamnya,
membentuk oksida yang lebih banyak selama reaksi.

Silicon
Terdapat beberapa perbedaan dalam beberapa buku atau web mengenai bagaimana reaksi silikon
dengan air atau uap air. Sebenarnya hal ini tergantung pada silikon yang digunakan.

Umumnya silikon abu-abu yang berkilat dengan keadaan agak seperti logam hampir tidak
reaktif.

Banyak sumber menyatakan bahwa bentuk silikon ini bereaksi dengan uap air pada suhu tinggi
menghasilkan silikon dioksida dan hidrogen.

Tapi juga mungkin untuk membuatnya menjadi bentuk silikon yang lebih reaktif yang akan
bereaksi dengan air dingin menghasilkan produk yang sama.

Fosfor dan sulfur

Fosfor dan sulfur tidak bereaksi dengan air.

Klor

Klor dapat larut dalam air untuk beberapa tingkat membentuk larutan berwarna bijau. Terjadi
reaksi reversibel (dapat balik) menghasilkan asam klorida dan asam hipoklorit.

Aluminium

Alumunium akan terbakar dalam oksigen jika bentuknya serbuk, sebaliknya lapisan oksidanya
yang kuat pada alumunium cenderung menghambat reaksi.
Jika kita taburkan serbuk alumunium ke dalam nyala bunsen, maka akan kita dapatkan percikan.
Alumunium oksida yang berwana putih akan terbentuk.

Silikon

Silikon akan terbakar dalam oksigen jika dipanaskan cukup kuat. Dihasilkan silikon dioksida.

Fosfor

Fosfor putih secara spontan menangkap api di udara, terbakar dengan nyala putih dan
menghasilkan asap putih campuran fosfor (III) oksida dan fosfor (V) oksida.
Proporsinya bergantung pada jumlah oksigen yang tersedia. Dengan oksigen berlebih, produk
yang dihasilkan hampir semuanya berupa fosfor (V) oksida.

Untuk fosfor (III) oksida:

Untuk fosfor (V) oksida:

Sulfur

Sulfur terbakar di udara atau oksigen dengan pemanasan perlahan dengan nyala biru pucat. Ini
menghasilkan gas sulfur dioksida yang tak berwarna.

Klor dan Argon

Walaupun memiliki beberapa oksida, klor tidak langsung bereaksi dengan oksigen. Argon juga
tidak bereaksi dengan oksigen.

Reaksi dengan Klor

Natrium

Natrium terbakar dalam klor dengan nyala jingga menyala. Padatan NaCl akan terbentuk.

Magnesium

Magnesium terbakar dengan nyala putih yang kuat menghasilkan magnesium klorida.

Aluminium

Alumunium seringkali bereaksi dengan klor dengan melewatkan klor kering di atas alumunium
foil yang dipanaskan sepanjang tabung. Alumunium terbakar dalam aliran klor menghasilkan
alumunium klorida yang kuning sangat pucat. Alumunium klorida ini dapat menyublim (berubah
dari padatan ke gas dan kembali lagi) dan terkumpul di bagian bawah tabung saat didinginkan.
Silikon

Jika klor dilewatkan di atas serbuk silikon yang dipanaskan di dalam tabung, akan bereaksi
menghasilkan silikon tetraklorida. Silikon tetraklorida adalah cairan yang tak berwarna yang
berasap dan dapat terkondensasi.

Fosfor

Fosfor putih terbakar di dalam klor menghasilkan campuran dua klorida. Fosfor (III) klorida dan
fosfor (V) klorida (fosfor triklorida dan fosfor pentaklorida).

Fosfor (III) klorida adalah cairan tak berwarna yang berasap.

Fosfor (V) klorida adalah padatan putih (hampir kuning).

Sulfur

Jika aliran klor dilewatkan di atas sulfur yang dipanaskan, akan bereaksi menghasilkan cairan
berwarna jingga dengan bau tak sedap, disulfur diklorida, S2Cl2.

Klor dan Argon

Tidak bermanfaat bila kita membicarakan klor bereaksi dengan klor lagi dan argon tidak bereaksi
dengan klor.

Fosfor ialah zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforesens (pendaran yang terjadi
walaupun sumber pengeksitasinya telah disingkirkan).

Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti zink
sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4)yang dicampur
dengan mangan. Kegunaan fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katoda
(CRT) dan lampu pendar, sementara fosfor dapat ditemukan pula pada berbagai jenis mainan
yang dapat berpendar dalam gelap (glow in the dark). Fosfor pada tabung sinar katoda mulai
dibakukan pada sekitar Perang Dunia II dan diberi lambang huruf "P" yang diikuti dengan
sebuah angka.
Catatan: unsur kimia fosforus dapat mengeluarkan cahaya dalam keadaan tertentu, tetapi
fenomena ini bukan fosforesens, melainkan kemiluminesens.

Silikon
Sejarah
(Latin, silex, silicis, flint). Davy pada tahun 1800 menganggap silika sebagai senyawa ketimbang
suatu unsur. Sebelas tahun kemudian pada tahun 1811, Gay Lussac dan Thenard mungkin
mempersiapkan amorphous sillikon tidak murni dengan cara memanaskan kalium dengan silikon
tetrafluorida.

Pada tahun 1824 Berzelius, yang dianggap sebagai penemu pertama silikon, mempersiapkan
amorphous silikon dengan metode yang sama dan kemudian memurnikannya dengna membuang
fluosilika dengan membersihkannya berulang kali. Deville pada tahun 1854 pertama kali
mempersiapkan silikon kristal, bentuk alotropik kedua unsur ini.

Sumber
Silikon terdapat di matahari dan bintang-bintang dan merupakan komponen utama satu kelas
bahan meteor yang dikenal sebagai aerolites. Ia juga merupakan komponen tektites, gelas alami
yang tidak diketahui asalnya.

Silikon membentuk 25.7% kerak bumi dalam jumlah berat, dan merupakan unsur terbanyak
kedua, setelah oksigen. Silikon tidak ditemukan bebas di alam, tetapi muncul sebagian besar
sebagai oksida dan sebagai silikat. Pasir, quartz, batu kristal, amethyst, agate, flint, jasper dan
opal adalah beberapa macam bentuk silikon oksida. Granit, hornblende, asbestos, feldspar, tanah
liat, mica, dsb merupakan contoh beberapa mineral silikat.

Silikon dipersiapkan secara komersil dengan memanaskan silika dan karbon di dalam tungku
pemanas listrik, dengan menggunakan elektroda karbon. Beberapa metoda lainnya dapat
digunakan untuk mempersiapkan unsur ini. Amorphous silikon dapat dipersiapkan sebagai bubuk
cokelat yang dapat dicairkan atau diuapkan. Proses Czochralski biasanya digunakan untuk
memproduksi kristal-kristal silikon yang digunakan untuk peralatan semikonduktor. Silikon
super murni dapat dipersiapkan dengan cara dekomposisi termal triklorosilan ultra murni dalam
atmosfir hidrogen dan dengan proses vacuum float zone.

Kegunaan
Silikon adalah salah satu unsur yang berguna bagi manusia. Dalam bentuknya sebagai pasir dan
tanah liat, dapat digunakan untuk membuat bahan bangunana seperti batu bata. Ia juga berguna
sebagai bahan tungku pemanas dan dalam bentuk silikat ia digunakan untuk membuat enamels
(tambalan gigi), pot-pot tanah liat, dsb. Silika sebagai pasir merupakan bahan utama gelas Gelas
dapat dibuat dalam berbagai macam bentuk dan digunakan sebagai wadah, jendela, insulator, dan
aplikasi-aplikasi lainnya. Silikon tetraklorida dapat digunakan sebagai gelas iridize.

Silikon super murni dapat didoping dengan boron, gallium, fosfor dan arsenik untuk
memproduksi silikon yang digunakan untuk transistor, sel-sel solar, penyulingan, dan alat-alat
solid-state lainnya, yang digunakan secara ekstensif dalam barang-barang elektronik dan industri
antariksa.

Hydrogenated amorphous silicone memiliki potensial untuk memproduksi sel-sel murah untuk
mengkonversi energi solar ke energi listrik.

Silikon sangat penting untuk tanaman dan kehidupan binatang. Diatoms dalam air tawar dan air
laut mengekstrasi silika dari air untuk membentuk dinding-dinding sel. Silika ada dalam abu
hasil pembakaran tanaman dan tulang belulang manusia. Silikon bahan penting pembuatan baja
dan silikon karbida digunakan dalam alat laser untuk memproduksi cahaya koheren dengan
panjang gelombang 4560 A.

Sifat-sifat
Silikon kristalin memiliki tampatk kelogaman dan bewarna abu-abu. Silikon merupakan unsur
yang tidak reaktif secara kimia (inert), tetapi dapat terserang oleh halogen dan alkali.
Kebanyakan asam, kecuali hidrofluorik tidak memiliki pengaruh pada silikon.Unsur silikon
mentransmisi lebih dari 95% gelombang cahaya infra merah, dari 1,3 sampai 6 mikrometer.

Penanganan
Banyak yang bekerja di tempat-tempat dimana debu-debu silikon terhirup sering mengalami
gangguan penyakit paru-paru dengan nama silikosis.

You might also like