Professional Documents
Culture Documents
c
ccc
c
Oleh :
Leni Trisnawati
Umi Azizah
c c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
c
cc
c
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang mana berkat, rahmat,
taufik serta hidayah-nyalah sampai akhirnya R R R R
R
R
ini dapat disusun dan di selesaikan.
Sholawat serta salam tak lupa kami panjatkan kepada junjungan Nabi
Muhammad Saw yang telah membawa kita dari jaman kegelapan menuju jaman yang
terang benderang.
Penulis
c
Penderita hipertensi yang tidak terkontrol sewaktu waktu bisa jatuh kedalam
keadaan gawat darurat. Diperkirakan sekitar 1-8% penderita hipertensi berlanjut
menjadi ³Krisis Hipertensi´, dan banyak terjadi pada usia sekitar 30-70 tahun. Tetapi
krisis hipertensi jarang ditemukan pada penderita dengan tekanan darah normal tanpa
penyebab sebelumnya.
Pengobatan yang baik dan teratur dapat mencegah insiden krisis hipertensi menjadi
kurang dari 1 %.
Krisis Hipertensi adalah keadaan yang sangat berbahaya, karena terjadi kenaikan
tekanan darah yang tinggi dan cepat dalam waktu singkat. Biasanya tekanan diastolik
lebih atau sama dengan 130 mmHg dan menetap lebih dari 6 jam, disertai dengan
gangguan fungsi jantung, ginjal dan otak serta retinopati tingkat III ± IV menurut
Keith-Wagner (KW).
1.| Tujuan
a.| Tujuan Umum
Setelah membaca asuhan kepertawatan klien dengan krisis hipertensi
ini mahasiswa dapat memahami apa yang dimaksud dengan krisis
hipertensi dan hal-hal yang menyangkut asuhan keperawatannya.
cc c
!$ &$#"
Krisis hipertensi adalah suatu keadaan klinis di mana tekanan darah menjadi
sangat tinggi dengan kemungkinan adanya kerusakan organ seperti otak (stroke),
ginjal, dan jantung. Krisis hipertensi sangat sering terjadi pada pasien hipertensi
lama yang tidak rutin atau lalai meminum obat antihipertensinya.
!1"&$ $''
Bentuk manapun dari hipertensi yang menetap, baik primer maupun
sekunder, dapat dengan mendadak mengalami percepatan kenaikan dengan
tekanan diastolik meningkat cepat sampai di atas 130 mmHg dan menetap lebih
dari 6 jam.
Hal ini dapat menyebabkan nekrosis arterial yang lama dan tersebar luas,
serta hiperplasi intima arterial interlobuler nefron-nefron. Perubahan patologis
jelas terjadi terutama pada retina, otak dan ginjal.
Pada retina akan timbul perubahan eksudat, perdarahan dan udem papil.
Gejala retinopati dapat mendahului penemuan klinis kelainan ginjal dan
merupakan gejala paling terpercaya dari hipertensi maligna.
Otak mempunyai suatu mekanisme otoregulasi terhadap kenaikan
ataupun penurunan tekanan darah. Batas perubahan pada orang normal adalah
sekitar 60-160 mmHg. Apabila tekanan darah melampaui tonus pembuluh darah
sehingga tidak mampu lagi menahan kenaikan tekanan darah maka akan terjadi
udem otak. Tekanan diastolik yang sangat tinggi memungkinkan pecahnya
pembuluh darah otak yang dapat mengakibatkan kerusakan otak yang
irreversible.
Pada jantung kenaikan tekanan darah yang cepat dan tinggi akan
menyebabkan kenaikan after load, sehingga terjadi payah jantung. Sedangkan
pada hipertensi kronis hal ini akan terjadi lebih lambat karena ada mekanisme
adaptasi.
Penderita feokromositoma dengan krisis hipertensi akan terjadi pengeluaran
norefinefrin yang menetap atau berkala.
c cc c
cc c
cc
cc
Krisis Hipertensi (KH) biasanya secara klinis mudah dilihat tanda dan gejalanya.
Tanda dan Gejala
a| Tanda umum adalah:
1. Sakit kepala hebat
2. nyeri dada
3. pingsan
4. tachikardia > 100/menit
5. tachipnoe > 20/menit
6. Muka pucat
a| Tanda Ancaman Kehidupan
Gejala KH:
1. Sakit Kepala Hebat
2. nyeri dada
3. peningkatan tekanan vena
4. shock / Pingsan
'| Pengkajian
Pengkajian dengan pendekatan ABCD.
>| Airway
1. yakinkan kepatenan jalan napas
2. berikan alat bantu napas jika perlu (guedel atau nasopharyngeal)
3. jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli anestesi dan
bawa segera mungkin ke ICU
>| Breathing
1.kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximeter, untuk
mempertahankan saturasi >92%.
2. Berikan oksigen dengan aliran tinggi melalui non re-breath mask.
3. Pertimbangkan untuk mendapatkan pernapasan dengan menggunakan
bag-valve-mask ventilation
4. Lakukan pemeriksaan gas darah arterial untuk mengkaji PaO2 dan
PaCO2
5. Kaji jumlah pernapasan / Auskultasi pernapasan
6. Lakukan pemeriksan system pernapasan
7. Dengarkan adanya bunyi krakles / Mengi yang mengindikasikan kongesti
paru
>| Circulation
1. Kaji heart rate dan ritme, kemungkinan terdengan suara gallop
2. Kaji peningkatan JVP
3. Monitoring tekanan darah
4. Pemeriksaan pKG mungkin menunjukan:
1. Sinus tachikardi
2. Adanya Suara terdengar jelas pada S4 dan S3
3. right bundle branch block (RBBB)
4. right axis deviation (RAD)
5. Lakukan IV akses dekstrose 5%
6. Pasang Kateter
7. Lakukan pemeriksaan darah lengkap
8. Jika ada kemungkina KP berikan Nifedipin Sublingual
9.Jika pasien mengalami Syok berikan secara bolus Diazoksid,Nitroprusid
>| Disability
a. kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU
b. penurunan kesadaran menunjukan tanda awal pasien masuk kondisi ekstrim
dan membutuhkan pertolongan medis segera dan membutuhkan perawatan
di ICU.
>| pxposure
1. selalu mengkaji dengan menggunakan test kemungkinan KP
2.jika pasien stabil lakukan pemeriksaan riwayat kesehatan dan pemeriksaan
fisik lainnya.
3. Jangan lupa pemeriksaan untuk tanda gagal jantung kronik
Pengobatan yang baik dan teratur dapat mencegah insiden krisis hipertensi menjadi
kurang dari 1 %.
Krisis Hipertensi adalah keadaan yang sangat berbahaya, karena terjadi kenaikan
tekanan darah yang tinggi dan cepat dalam waktu singkat. Biasanya tekanan diastolik
lebih atau sama dengan 130 mmHg dan menetap lebih dari 6 jam, disertai dengan
gangguan fungsi jantung, ginjal dan otak serta retinopati tingkat III ± IV menurut
Keith-Wagner (KW).
Beberapa keadaan yang termasuk keadaan darurat hipertensi atau krisis hipertensi
akut adalah :
1. pnsefalopati Hipertensi.
2. Hipertensi Maligna.
3. Hipertensi dengan komplikasi :
a. Gagal jantung kiri akut
b. Perdarahan intra kranial
c. Perdarahan pasca operasi
d. Aortic dessection.
4. pklamsia.
5. Feokromositoma.
c
-!$'*0%
. Krisis hipertensi adalah keadaan darurat yang mengancam jiwa penderita yang
-!$)$#%, &$#%0($#"
1. Disiplinlah dalam meminum obat antihipertensi anda
Kedisiplinan dalam meminum obat antihipertensi anda akan mencegah terjadinya
krisis hipertensi ini. Keitdakdisiplinan dalam meminum obat juga dapat
menyebabkan resistensi obat. Dimana diperlukan dosis yang lebih besar untuk
menurunkan tekanan darah anda ke angka yang ideal.
2. Sebaiknya anda memiliki pengukur tekanan darah sendiri
Alat pengukur tekanan darah elektronik dapat diperoleh dengan harga paling
murah sekitar Rp 300.000,00. Alat ini akan sangat membantu anda memantau
tekanan darah anda di rumah. Dan dapat member peringatan dini bila tekanan
darah anda terlalu tinggi.
3. Kontrol secara teratur
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan penyakit lain seperti penyakit ginjal,
mata, pembesaran jantung, bahkan stroke. BIla anda penderita penyakit darah
tinggi anda lebih mudah terkena penyakit-penyakit tersebut. Maka dari itu rajinlah
memeriksakan diri anda untuk memantau kesehatan anda.
4. Ubah gaya hidup
Banyak pasien Hipertensi merasa cukup dengan pemberian obat anti hipertensi.
Perlu diketahui pemberian obat antihipertensi hanyalah salah satu aspek dalam
penanganan hipertensi. Anda juga harus berperan aktif dalam menjaga gaya hidup
anda. Makanlah dengan pola makan yang sehat, berhenti merokok, berolahraga,
kurangi garam dan vetsin.
c
c
cc