You are on page 1of 2

Hakikat 

Syukur
October 2, 2007 at 2:26 am (Artikel Islami)

Oleh : Rifqi Fauzi

”Ada dua kenikmatan yang membuat kebanyakan manusia


terpedaya (terhalang dari mendapat kebaikan dan pahala), yaitu kesehatan dan
waktu luang.” (HR Bukhari).

Syukur yang mempunyai arti mengakui nikmat Allah SWT


tidak saja dikerjakan hanya dengan cara mengucapkan Hamdalah ketika
mendapatkan nikmat dari-Nya. Hadis di atas menunjukan hakikat syukur yang
sebenarnya. Kebanyakan manusia tidak menggunakan kesehatan dan waktu luang
untuk beribadah dan mengerjakan hal-hal yang positif. Hal ini mengandung
pengertian syukur yang sebenarnya adalah pengejewantahan nikmat Allah SWT
yang diberikan kepada hamba-Nya.

Bukti mensyukuri nikmat harta adalah


membelanjakannya di jalan Allah SWT. Bukti mensyukuri nikmat kekuasaan
adalah menjadi pemimpin yang adil dan berusaha sekuat tenaga mensejahterakan
rakyatnya. Bukti mensyukuri nikmat ilmu adalah mengamalkannya dan
mengajarkannya kepada orang lain.

Begitupun bukti mensyukuri nikmat-nikmat yang lain


adalah mempergunakannya hanya untuk beribadah kepada Allah. Karena, seluruh
kebaikan di dunia ini merupakan ibadah kepada Sang Khalik. Dalam Alquran
Allah SWT telah banyak memberikan pelajaran tentang orang-orang yang diadzab
karena tidak mensyukuri nikmat nikmat-Nya.

Di antaranya, Fira`un ditenggelamkan bersama bala


tentaranya karena kufur terhadap nikmat kekuasaan, Qarun ditenggelamkan ke
dalam perut bumi bersama harta bendanya karena kufur terhadap nikmat harta,
Allah juga mengadzab Hamman karena kufur nikmat kepintaran yang Allah
berikan terhadapnya.

Semua ini merupakan bukti dari firman-Nya,


”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih.” (QS Ibrahim [14]:7).

Langkah awal menjadi hamba yang bersyukur adalah


berdoa kepada Allah SWT. Secara langsung, Allah SWT mengajarkan doa tersebut
di dalam Alquran, ”Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat-Mu
yang Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat
berbuat amal saleh yang Engkau ridhai, berilah kebaikan kepadaku dengan
(memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu
dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS Al Ahqaf
[46]: 15). Wallahu a`lam bi ash-Shawab

You might also like