You are on page 1of 11

Laporan Percobaan M-2

Penentuan Orde Reaksi dan Tetapan Laju Reaksi


Artika Wizarani (10507012), Griya Fatwa Solihin (10508002), Micha Mahardika (10508004), Listiana Oktavia
(10508006), Diani Alendhita (10508007), Yudha Hanny Prasetya (10508008), Muhammad Aini Halid Harmaen
(10508010)

Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung

Email ketua kelompok : griyaitb2008@yahoo.com

Asisten

Habibburrahman, Audisny Apristiaramitha

Abstrak

Kinetika reaksi penyabunan etil asetat dipelajari dengan mengukur konsentrasi ion hidroksida selama
reaksi berlangsung. Konsentrasi ion hidroksida diukur dengan dua cara yaitu konduktometri dan
titrasi. Konduktometri berdasarkan pada hantaran yang diukur oleh suatu larutan. Pada suhu tetap
nilai hantaran suatu larutan beragntung pada konsentrasi ion dalam larutan. Titrasi berdasarkan
sejumlah analit tertentu dan sejumlah titran yang saling menetralkan satu sama lain. Titik akhir titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna yang disesuaikan dengan indikator yang digunakan dalam
titrasi tersebut.

Kata kunci : orde reaksi, tetapan laju reaksi, titrasi, konduktometri

PENDAHULUAN

Laju reaksi pada zaman awal perkembangannya percobaan. Pada percobaan kali ini penentuan
hanya dituliskan sebagai r=k [ A ]α [B ]β [C ]γ … orde reaksi dan tetapan laju reaksi menggunakan 2
dengan α,β,γ merupakan bilangan bulat. Pada awal (dua) metode yaitu metode titrasi dan metode
perkembangan, laju reaksi diasumsikan konduktometri. Prinsip titrasi yaitu berdasarkan
sesederhana itu. Namun seiring berjalannya jumlah ion OH- yang bereaksi. Pada waktu
waktu, diketahui bahwa laju reaksi tidak tertentu, penentuan dari basa dalam campuran
sesederhana itu. Laju reaksi dapat berbentuk reaksi oleh asam akan mengehentikan reaksi.
penjumlahan, pengurangan, pembagian, serta nilai Jumlah basa dapat diketahui dengan mentitrasi
dari α,β,γ tidak selalu merupakan bilangan bulat sisa asam oleh larutan satandar baku. Prinsip
namun dapat pula berbetuk pecahan. Hal ini konduktometri adalah pada suhu tetap hantaran
disebabkan reaksi melalui jalur yang tidak suatu larutan bergantung pada konsentrasi ion dan
sederhana, melainkan melalui mekanisme- kemobile-an ion dalam larutan.
mekanisme yang seringkali tidak sederhana. Dari dua metode yang ada yaitu konduktometri
Orde reaksi merupakan banyaknya faktor dan titrasi akan ditentukan orde reaksi antara etil
konsentrasi zat reaktan yang mempengaruhi pada asetat dengan NaOH. Selain itu juga dibuktikan
kecepatan reaksi. Pada penentuan orde reaksi, nilai tetapan laju reaksi.
tidak dapat diturunkan dari persamaan reaksi.
Orde reaksi hanya dapat ditentukan berdasarkan

Pada metode titrasi, larutan NaOH 0,02M dan


larutan etil asetat 0,02M masing-masing
Percobaan dimasukkan ke dalam erlenmeyer tertutup. Dibuat
dua perbandingan, perbandingan pertama yaitu
Pada percobaan kali ini digunakan 2 (dua) metode volume NaOH:volume Etil asetat = 50ml:50ml, dan
yaitu metode titrasi dan metode konduktometri: perbandingan kedua yaitu volume NaOH:volume
Etil asetat = 100ml:50ml. Kemudian masing-masing
1. Metode Titrasi
erlenmeyer dipanaskan hingga mencapai suhu

1
yang sama. Enam labu erlenmeyer lain dimasukkan mencapai kondisi yang konstan. Kemudian sel
20 ml larutan HCl 0,02M. Setelah mencapai suhu dibilas dengan KCl 0,1000 M dan ditentukan
yang sama, larutan etil asetat dicampurkan hantarannya dalam larutan KCl. Kemudian larutan
kedalam larutan NaOH sesuai dengan NaOH 0,02 M dan etil asetat 0,02 M kedalam
perbandingannya. Stopwatch dinyalakan saat masing-masing erlenmeyer tertutup dan
dilakukan pencampuran. Setelah 3menit reaksi, 10 dipanaskan hingga mencapai suhu yang sama.
ml larutan campuran dipipet kedalam larutan HCl. Volume perbandingan NaOH:etil asetat =
Diaduk dan ditetesi indikator phenoftalein. Lalu 50ml:50ml dan 100ml:50ml. Setelah mencapai
kelebihan HCl ini dititrasi dengan larutan standar suhu yang sama, larutan etil asetat dicampurkan
NaOH 0,02M secepat mungkin. Pengerjaan ke dalam larutan NaOH secara cepat. Stopwatch
dilakukan kembali pada menit ke 8,15, 25, 35, 45, dijalankan saat kedua larutan dicampurkan.
55. Kemudian hantaran dan suhu campuran diukur.
Pengukuran dilakukan pada menit ke 8, 15, 25, 35,
2. Metode Konduktometri 45, 55, dan tak hingga. Dan untuk waktu tak hingga
larutan campuran dipanaskan selama 30 menit lalu
Pada metode konduktometri, sel dicuci dengan air. diukur hantarannya.
Lalu ditentukan hantarannya dalam air hingga

HASIL DAN DISKUSI

Pada percobaan kali ini akan ditentukan nilai orde 45 17,9


reaksi antara etil asetat dengan NaOH. Berikut
55 17,6
adalah reaksi yang terjadi antara NaOH dengan etil
asetat :
Kemudian ditentukan a dan b. Nilai a dan b
-
CH3COOC2H5 (aq) + OH (aq) → C2H5OH (aq) + merupakan konsentrasi terkoreksi volume. a dan b
CH3COO- (aq) yang didapat bernilai sama yaitu 0,01. Setelah
diketahui nilai a dan b, maka dapat ditentukan nilai
Untuk menentukkan nilai orde reaksi dan tetapan x yang didapat dari persamaan berikut x=
laju reaksi digunakan 2 (dua) metode yaitu metode Lo−¿ 1
a , dengan Lo= L NaOH. Sehingga
titrasi dan metode konduktometri. Dari setiap Lo−L 2
metode tersebut digunakan kombinasi volume etil didapat nilai x sebagai berikut :
asetat dan volume NaOH yang berbeda. Yang
pertama adalah volume NaOH:volume etil astet = t(s) Vt(ml) x
1:1 dan yang kedua adalah 2:1. Berikut adalah hasil
3 16,5 0,003
yang didapatkan :
8 16,7 0,0034
 Metode titrasi 15 18,4 0,0068
 Pada volume NaOH:volume Etil 25 17,4 0,0048
asetat = 1:1
35 17,7 0,0054
t(s) Vt(ml) 45 17,9 0,0058
3 16,5 55 17,6 0,0052
8 16,7
Untuk menentukan nilai orde dari reaksi antara etil
15 18,4 asetat dengan NaOH, pertama-tama dengan cara
25 17,4 mengalurkan kurva antara t dengan (a-x). Sehingga
35 17,7 didapat kurva polinomial sebagai berikut :

2
0.01

0.01 titrasi 50:50


0.01

0.01

0
a-x
0

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
t(s)

Dengan persamaan diturunkan, nilai turunan


y=-0,0000003x3+0,0000231x2- pertamanya = -r. Sehingga dari
0,0006372x+0,009206. persamaan ini, dapat ditentukan
Kemudian persamaan polinomial nilai r, sebagai berikut:

t(s) Vt(ml) x a-x=b-x r lnr ln(a-x)


3 16,5 0,003 0,007 -0,00049    
8 16,7 0,0034 0,0066 -0,00021    
15 18,4 0,0068 0,0032 0,000258 -8,26138885 -5,7446
25 17,4 0,0048 0,0052 0,00108 -6,83051649 -5,2591
35 17,7 0,0054 0,0046 0,002082 -6,17428222 -5,3817
45 17,9 0,0058 0,0042 0,003264 -5,72470993 -5,47267
55 17,6 0,0052 0,0048 0,004626 -5,37599786 -5,33914

rt= k[a-x]m + [b-x]n Setelah didapat nilai orde reaksi, selanjutnya dapat
ditentukan nilai tetapan laju reaksi. Nilai tetapan
Operasi logaritma natural mendapatkan ln rt= ln k laju reaksi didapatkan dari nilai gradien kurva
+m ln (a-x) + n ln (b-x). Untuk nilai r yang negatif, 1
perhitungan tidak dapat dilanjutkan. Karena a-x=b- antara t dengan ( ).
(a−x)
x maka persamaan menjadi ln rt = ln k + (m+n) ln
(a-x).
Dari percobaan, didapat 5 persamaan. Dari kelima
persamaan dicari nilai (m+n). (m+n) merupakan
t(s) x a-x=b-x 1/(a-x)
orde reaksi total. Jadi dapat dicari nilai (m+n) yang
paling mendekati 2. Dari percobaan didapat nilai 3 0,003 0,007 142,8571
(m+n) yang paling mendekati nilai 2 adalah 2,611 8 0,0034 0,0066 151,5152
dengan galat sebesar 30%. Pemilihan orde pada 15 0,0068 0,0032 312,5
kurva polinomial ini sangat berpengaruh untuk
25 0,0048 0,0052 192,3077
perhitungan selanjutnya. Praktikan telah mencoba
kurva polinomial dari orde 2 sampai orde 6 dan 35 0,0054 0,0046 217,3913
orde 3 ini yang memberikan nilai paling mendekati 45 0,0058 0,0042 238,0952
nilai orde sebenarnya yaitu 2.

3
55 0,0052 0,0048 208,3333
Kurva yang didapat :

penentuan K titrasi 1:1


250
f(x) = 2.32 x + 134.66
200 R² = 1
150
1/(a-x) 100

50

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
t (s)

Dari persamaan kurva linier yang bahwa tetapan laju reaksi adalah
didapat. Dapat ditentukan 2,3179.

 Pada volume NaOH: volume Etil asetat = 2:1

t(s) Vt(ml) NaOH. Sehingga didapat nilai x


sebagai berikut :
3 13,8
8 14,2 t(s) Vt(ml) x
15 15,1 3 13,8 0,000933
25 15,3 8 14,2 0,001733
35 15,4 15 15,1 0,003533
45 15,5 25 15,3 0,003933
55 15,5 35 15,4 0,004133
45 15,5 0,004333
Kemudian ditentukan a dan b. a
dan b merupakan konsentrasi 55 15,5 0,004333
terkoreksi volume. Nilai a yang
didapat bernilai 0,006667
sedangkan nilai b yang didapat Untuk menentukan nilai orde
bernilai 0,013333. Setelah dari reaksi antara etil asetat
diketahui nilai a dan b, maka dengan NaOH, pertama-tama
dapat ditentukan nilai x yang dengan cara mengalurkan kurva
didapat dari persamaan berikut antara t dengan (a-x). Sehingga
didapat kurva polinomial sebagai
Lo−¿ 1
x=a , dengan Lo= L berikut :
Lo−L 2

4
titrasi 2:1
0.01
0.01
0.01 f(x) = − 0 x³ + 0 x² − 0 x + 0.01
0
a-x 0
0
0
0
0 10 20 30 40 50 60
t(s)

Dengan y = -0,0000001x3 + diturunkan, nilai turunan


0,0000081x2 - 0,0003257x + pertamanya = -r. Sehingga dari
0,0067448 . Kemudian persamaan ini, dapat ditentukan
persamaan polinomial nilai r, sebagai berikut:

t(s) Vt(ml) x a-x b-x r ln r ln (a-x) ln (b-x)


3 13,8 0,000933 0,005734 0,0124 -0,0003     -4,3901
8 14,2 0,001733 0,004934 0,0116 -0,0002     -4,4568
15 15,1 0,003533 0,003134 0,0098 -0,00002     -4,6254
25 15,3 0,003933 0,002734 0,0094 0,0003 -8,2290 -5,9020 -4,6670
35 15,4 0,004133 0,002534 0,0092 0,0006 -7,4040 -5,9780 -4,6886
45 15,5 0,004333 0,002334 0,009 0,0010 -6,8970 -6,0602 -4,7105
55 15,5 0,004333 0,002334 0,009 0,0015 -6,5206 -6,0602 -4,7105

rt= k[a-x]m + [b-x]n ini yang memberikan nilai paling


mendekati nilai orde sebenarnya
Operasi logaritma natural yaitu 2.
mendapatkan ln rt= ln k +m ln (a- Setelah didapat nilai orde reaksi,
x) + n ln (b-x). Untuk nilai r yang selanjutnya dapat ditentukan
negatif, perhitungan tidak dapat nilai tetapan laju reaksi. Nilai
dilanjutkan. tetapan laju reaksi didapatkan
Dari percobaan, didapat 4 dari nilai gradien kurva antara t
persamaan. Dari kelima 1
persamaan dicari nilai (m+n). dengan ( ).
(a−x)
(m+n) merupakan orde reaksi
total. Jadi dapat dicari nilai (m+n)
yang paling mendekati 2. Dari
t(s) x a-x 1/(a-x)
percobaan didapat nilai (m+n)
yang paling mendekati nilai 2 3 0,000933 0,005734 174,3983258
adalah 4,3229 dengan galat 8 0,001733 0,004934 202,6753141
sebesar 116%. Pemilihan orde 15 0,003134 0,003533 319,0810466
pada kurva polinomial ini sangat 25 0,002734 0,003933 365,7644477
berpengaruh untuk perhitungan
selanjutnya. Praktikan telah 35 0,002534 0,004133 394,6329913
mencoba kurva polinomial dari 45 0,002334 0,004333 428,4490146
orde 2 sampai orde 6 dan orde 3 55 0,002334 0,004333 428,4490146

5
Kurva yang didapat:

penentuan K 2:1
450
400 f(x) = 2.81 x + 288.78
R² = 0.93
350
300
250
a/(a-x) 200
150
100
50
0
10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
t (s)

Dari persamaan kurva linier yang bahwa tetapan laju reaksi adalah
didapat. Dapat ditentukan 2,8142.

 Metode konduktometri 1
 , dengan Lo= L NaOH.
Pada volume NaOH = volume etil 2
asetat Sehingga didapat nilai x sebagai
berikut :
L
t (detik) (μMHOS)
482 1400
960 1390
L
1561 1100
t (detik) (μMHOS) x
2100 1000
482 1400 0,004225
2698 1000
960 1390 0,004366
3299 900
1561 1100 0,008451
~ 990
2100 1000 0,009859
Kemudian ditentukan a dan b. a 2698 1000 0,009859
dan b merupakan konsentrasi 3299 900 0,011268
terkoreksi volume. Nilai a dan b ~ 990 0,01
yang didapat bernilai sama yaitu
0,01. Setelah diketahui nilai a Untuk menentukan nilai orde
dan b, maka dapat ditentukan dari reaksi antara etil asetat
nilai x yang didapat dari dengan NaOH, pertama-tama
Lo−¿ dengan cara mengalurkan kurva
persamaan berikut x=a
Lo−L antara t dengan (a-x). Sehingga
didapat kurva polinomial sebagai
berikut :

6
kondukto 1:1
0.01
0.01 f(x) = − 0 x⁴ + 0 x³ − 0 x² + 0 x − 0
0.01
0
0
a-x
0
0
0
0 0 10 20 30 40 50 60
0
t(s)

Dengan y = -0,00000002x4 + diturunkan, nilai turunan


0,00000309x3 - 0,00013143x2 + pertamanya = -r. Sehingga dari
0,00193027x - 0,00278081. persamaan ini, dapat ditentukan
Kemudian persamaan polinomial nilai r, sebagai berikut:

L
(μMHOS
t (detik) ) x a-x r ln r ln (a-x)
482 1400 0,017155 -0,00715 10,98729 2,396739  
960 1390 0,010423 -0,00042 79,0717 4,370355  
1561 1100 0,001958 0,008042 326,4777 5,788362 -4,82305
2100 1000 -0,00563 0,015634 781,2106 6,660845 -4,15832
2698 1000 -0,01406 0,024056 1637,914 7,401179 -3,72736
3299 900 -0,02252 0,032521 2972,371 7,997115 -3,42587

rt= k[a-x]m + [b-x]n orde 2 sampai orde 6 dan orde 4


ini yang memberikan nilai paling
Operasi logaritma natural mendekati nilai orde sebenarnya
mendapatkan ln rt= ln k +m ln (a- yaitu 2.
x) + n ln (b-x). Untuk nilai r yang Setelah didapat nilai orde reaksi,
negatif, perhitungan tidak dapat selanjutnya dapat ditentukan
dilanjutkan. nilai tetapan laju reaksi. Nilai
Dari percobaan, didapat 4 tetapan laju reaksi didapatkan
persamaan. Dari kelima dari nilai gradien kurva antara t
persamaan dicari nilai (m+n). 1
(m+n) merupakan orde reaksi dengan ( ).
(a−x)
total. Jadi dapat dicari nilai (m+n)
yang paling mendekati 2. Dari
t (detik) x a-x 1/(a-x)
percobaan didapat nilai (m+n)
yang paling mendekati nilai 2 482 0,017155 -0,00715 -139,764
adalah 1,976628 dengan galat 960 0,010423 -0,00042 -2366,67
sebesar 1,16%. Pemilihan orde 1561 0,001958 0,008042 124,3433
pada kurva polinomial ini sangat 2100 -0,00563 0,015634 63,96396
berpengaruh untuk perhitungan
selanjutnya. Praktikan telah 2698 -0,01406 0,024056 41,56909
mencoba kurva polinomial dari 3299 -0,02252 0,032521 30,74924

7
Kurva yang didapat:

kondukto 1:1
500
f(x) = 0.81 x − 2142.93
0
500 1000 1500 2000 2500 3000 3500
-500

1/(a-x) -1000

-1500

-2000

-2500
t(s)

Dari persamaan kurva linier yang tetapan laju reaksi adalah


didapat, dapat diketahui nilai 0,8108.

 Pada volume NaOH= 2 volume Kemudian ditentukan a dan b. a


etil asetat dan b merupakan konsentrasi
terkoreksi volume. Nilai a yang
L didapat bernilai 0,006667
t (detik) (μMHOS) sedangkan nilai b yang didapat
489 2100 bernilai 0,013333. Setelah
921 2000 diketahui nilai a dan b, maka
dapat ditentukan nilai x yang
1576 1900
didapat dari persamaan berikut
2167 1900 Lo−¿ 1
2812 1900 x=a , dengan Lo= L
Lo−L 2
3334 1900 NaOH. Sehingga didapat nilai x
~ 1700 sebagai berikut :

L
t (detik) (μMHOS) L⁰=1/3 L` x a-x
489 2100 1133,333333 0,011378 -0,004711235
921 2000 2266,666667 0,010201 -0,003534176
1576 1900 2266,666667 0,009024 -0,002357118
2167 1900 2266,666667 0,009024 -0,002357118
2812 1900 2266,666667 0,009024 -0,002357118
3334 1900 2266,666667 0,009024 -0,002357118
~ 1700 2266,666667 0,00667 -0,0000030
Untuk menentukan nilai orde dengan cara mengalurkan kurva
dari reaksi antara etil asetat antara t dengan (a-x). Sehingga
dengan NaOH, pertama-tama

8
didapat kurva polinomial sebagai berikut :

kondukto 2:1 orde


0
0 0 1 f(x)2 = 0 x⁴
3 − 04x³ + 50 x² −60 x −70 8
0
0 kondukto 2:1 orde
0
a-x 0 Polynomial (kondukto 2:1
0 orde)
0
0
0
-0.01
t(s)

Namun perhitungan nilai orde tidak dapat dilanjutkan karena


reaksi dan tetapan laju reaksi nilai (a-x) bernilai negatif.

Dari kedua cara tersebut dapat diganti selama percobaan


ditarik kesimpulan bahwa berlangsung sehingga ditakutkan
metode yang paling baik adalah ada ion-ion lainnya dari larutan
metode konduktometri yang akan masuk ke dalam air
walaupun nilai orde reaksi dan dan mengganggu pembacaan.
nilai tetapan laju reaksi pada Kesalahan terbesar pada metode
volume NaOH=2 volume etil konduktometri adalah praktikan
asetat tidak dapat ditentukan lupa menentukan hantaran pada
karena nilai (a-x) bernilai negatif. waktu tak hingga sehingga
Namun metode konduktometri larutan dibuat dari awal lagi.
memberikan nilai orde reaksi Ditakutkan reaksi tersebut belum
yang sangat mendekati 2. selesai. Gunanya mengukur
Kesalahan lainnya yaitu hantaran pada waktu tak hingga
penguapan etil asetat, cairan ini sebagai asumsi bahwa reaksi
perendam elektroda, dan telah selesai. Suhu yang
perbedaan suhu ketika digunakan untuk memanaskan
mengukur hantaran pada waktu pada suhu tak hingga sangat
tak hingga. Etil asetat adalah panas.
senyawa volatil. Walaupun ketika Pada metode titrasi ada
pemanasan labu erlenmeyer beberapa faktor keslaahan
ditutup namun ketika dibuka diantaranya pipet yang dipakai
untuk pengukuran hantaran tidak dikalibrasi untuk larutan
maka ada sebagian etil asetat panas namun dikalibrasi untuk
yang menguap. Penguapan ini larutan pada suhu ruang. Selain
akan menyebabkan kesalahan itu juga, titrasi dilakukan tidak
dalam pengukuran hantaran. cepat sehingga banyak kesalahan
Selain itu, air yang dipakai untuk dari faktor waktu.
merendam elektroda ini tidak

KESIMPULAN

9
Dengan metode titrasi (vNaOH=vEtilasetat) Dengan metode konduktometri (vNaOH=v etil
didapat orde reaksi total = 2,61 dengan tetapan asetat) didapat orde reaksi total =1,976628 dengan
laju reaksi adalah 2,3179. tetapan laju reaksi adalah 0,8108.

Dengan metode titrasi (vNaOH=2vEtilasetat) Dengan metode konduktometri (vNaOH=2 v etil


didapat orde reaksi total = 4,32 dengan tetapan asetat) tidak didapatkan nilai orde reaksi dan nilai
laju reaksi adalah 2,8142. tetapan laju reaksi karena nilai (a-x) bernilai
negatif.

UCAPAN TERIMAKASIH

Pertama-tama saya ucapkan terimakasih kepada ini. Terimakasih juga untuk teman-teman
Allah SWT atas ridho dan rahmat-Nya akhirnya kelompok 1, Griya, Listy, Dita, YHP, Aini dan Ka Tika
laporan percobaan M-2 ini dapat terselesaikan. yang telah mau bekerja sama dalam percobaan M-
Terimakasih juga untuk Asisten percobaan M-2, Ka 2 ini. Terimakasih juga untuk Eldwin yang telah
Habib dan Ka Disny yang telah membimbing saya memberikan menemani dikala sakit melanda.
dan kelompok saya menyelesaikan percobaan M-2

Referensi

Atkins, Peter W., Physical Chemistry, edisi ke-5. Barrow, Gordon M., Physical Chemistry, edisi ke-6.
W.H. Freeman and Company: New York. 1994. hal McGraw-Hill: New York. 1996. hal 732 – 735.
545 – 546.

Lampiran

Pertanyaan Modul tetap agar konstan pada saat titrasi.


Seandainya titrasi ditunda, maka
 Kenyataan apakah yang membuktikan temperaturnya harus dinaikkan dengan
bahwa reaksi penyabunan etil asetat ini
pemanasan ulang.
adalah reaksi orde dua?
Reaksi penyabunan etil asetat merupakan
reaksi orde dua. Hal ini dapat dilihat dari  Terangkan tiga buah cara untuk
menentukan orde dari suatu reaksi kimia!
satuan tetapan reaksinya, M-1menit-1.
- Melihat satuan dari tetapan laju
Tetapan laju reaksi tidak bisa ditentukan
reaksinya
secara teoritis tetapi harus melalui
- Membandingkan waktu paruh, misalnya
percobaan.
1 3 3 1
nilai t dengan t dimana t = 3 t
 Turunan satuan-satuan yang digunakan 2 4 4 2
dalam sistem Internasional (SI) untuk - Membandingkan dua buah persamaan
hantaran jenis dan hantaran molar? laju reaksi yang diketahui datanya.
Hantaran jenis : ohm-1 cm-1 (Ώ cm-1)
Hantaran molar : S m2 mol-1 , S cm2 mol-1  Energi pengaktifan dapat ditentukan
secara percobaan. Terangkan prinsipnya
 Apakah akibatnya bila titrasi dari HCl tidak dan lukiskan pula persamaan-persamaan
dapat segera dilakukan? Seandainya yang diperlukan!
titrasi ini harus ditunda (misalnya sampai Energi pengaktifan adalah energi minimal yang
seluruh percobaan selesai), apakah yang diperlukan suatu pereaksi untuk
harus dikerjakan? melakukan reaksi. Harga energi
Apabila titrasi HCl tidak segera dilakukan pengaktifan akan tereduksi/dikurangi
maka temperatur campuran zat akan dengan penambahan katalis. Persamaan
menurun dan mempengaruhi hasil yang diperlukan : Ea = - RT ln (k/A).
tetapan laju rekasinya. Sehingga
temperatur campuran zat harus dijaga

10
Perbaikan tes awal

 Judul percobaan
Penentuan orde reaksi dan tetapan laju reaksi

 Prinsip titrasi dan konduktometri


Titrasi : sejumlah analit dan sejumlah titran saling menetralkan. Titik akhir titrasi ditandai
dengan adanya perubahan warna. Perubahan warna ditentukan oleh indikator yang dipakai.
Konduktometri : larutan dapat memberikan hantaran listrik yang dipengaruhi oleh kekuatan
ion dan kemobile-an ion tersebut dalam larutan. Hantaran ini kemudian dapat digunakan
untuk menghitung kosentrasi suatu spesi dalam larutan.

 Persamaan Arhenius, grafik dan keterangan


− Ea
K=A RT
e
Ea
ln K = ln A -
RT

ln 1/r

1/t

−Ea
Y = mx + c dengan m =
RT
 E + 2F → 3G, mol awal E = 10 mol; mol awal F = 20 mol. Setelah 10 menit, terbentuk 3 mol G.
K total = 10 L2gr-2 s-1. Tentukan orde reaksi total
Orde total = 3. Didapat dari satuan tetapan laju reaksi.

11

You might also like