Professional Documents
Culture Documents
Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung
Asisten
Abstrak
Kinetika reaksi penyabunan etil asetat dipelajari dengan mengukur konsentrasi ion hidroksida selama
reaksi berlangsung. Konsentrasi ion hidroksida diukur dengan dua cara yaitu konduktometri dan
titrasi. Konduktometri berdasarkan pada hantaran yang diukur oleh suatu larutan. Pada suhu tetap
nilai hantaran suatu larutan beragntung pada konsentrasi ion dalam larutan. Titrasi berdasarkan
sejumlah analit tertentu dan sejumlah titran yang saling menetralkan satu sama lain. Titik akhir titrasi
ditandai dengan adanya perubahan warna yang disesuaikan dengan indikator yang digunakan dalam
titrasi tersebut.
PENDAHULUAN
Laju reaksi pada zaman awal perkembangannya percobaan. Pada percobaan kali ini penentuan
hanya dituliskan sebagai r=k [ A ]α [B ]β [C ]γ … orde reaksi dan tetapan laju reaksi menggunakan 2
dengan α,β,γ merupakan bilangan bulat. Pada awal (dua) metode yaitu metode titrasi dan metode
perkembangan, laju reaksi diasumsikan konduktometri. Prinsip titrasi yaitu berdasarkan
sesederhana itu. Namun seiring berjalannya jumlah ion OH- yang bereaksi. Pada waktu
waktu, diketahui bahwa laju reaksi tidak tertentu, penentuan dari basa dalam campuran
sesederhana itu. Laju reaksi dapat berbentuk reaksi oleh asam akan mengehentikan reaksi.
penjumlahan, pengurangan, pembagian, serta nilai Jumlah basa dapat diketahui dengan mentitrasi
dari α,β,γ tidak selalu merupakan bilangan bulat sisa asam oleh larutan satandar baku. Prinsip
namun dapat pula berbetuk pecahan. Hal ini konduktometri adalah pada suhu tetap hantaran
disebabkan reaksi melalui jalur yang tidak suatu larutan bergantung pada konsentrasi ion dan
sederhana, melainkan melalui mekanisme- kemobile-an ion dalam larutan.
mekanisme yang seringkali tidak sederhana. Dari dua metode yang ada yaitu konduktometri
Orde reaksi merupakan banyaknya faktor dan titrasi akan ditentukan orde reaksi antara etil
konsentrasi zat reaktan yang mempengaruhi pada asetat dengan NaOH. Selain itu juga dibuktikan
kecepatan reaksi. Pada penentuan orde reaksi, nilai tetapan laju reaksi.
tidak dapat diturunkan dari persamaan reaksi.
Orde reaksi hanya dapat ditentukan berdasarkan
1
yang sama. Enam labu erlenmeyer lain dimasukkan mencapai kondisi yang konstan. Kemudian sel
20 ml larutan HCl 0,02M. Setelah mencapai suhu dibilas dengan KCl 0,1000 M dan ditentukan
yang sama, larutan etil asetat dicampurkan hantarannya dalam larutan KCl. Kemudian larutan
kedalam larutan NaOH sesuai dengan NaOH 0,02 M dan etil asetat 0,02 M kedalam
perbandingannya. Stopwatch dinyalakan saat masing-masing erlenmeyer tertutup dan
dilakukan pencampuran. Setelah 3menit reaksi, 10 dipanaskan hingga mencapai suhu yang sama.
ml larutan campuran dipipet kedalam larutan HCl. Volume perbandingan NaOH:etil asetat =
Diaduk dan ditetesi indikator phenoftalein. Lalu 50ml:50ml dan 100ml:50ml. Setelah mencapai
kelebihan HCl ini dititrasi dengan larutan standar suhu yang sama, larutan etil asetat dicampurkan
NaOH 0,02M secepat mungkin. Pengerjaan ke dalam larutan NaOH secara cepat. Stopwatch
dilakukan kembali pada menit ke 8,15, 25, 35, 45, dijalankan saat kedua larutan dicampurkan.
55. Kemudian hantaran dan suhu campuran diukur.
Pengukuran dilakukan pada menit ke 8, 15, 25, 35,
2. Metode Konduktometri 45, 55, dan tak hingga. Dan untuk waktu tak hingga
larutan campuran dipanaskan selama 30 menit lalu
Pada metode konduktometri, sel dicuci dengan air. diukur hantarannya.
Lalu ditentukan hantarannya dalam air hingga
2
0.01
0.01
0
a-x
0
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
t(s)
rt= k[a-x]m + [b-x]n Setelah didapat nilai orde reaksi, selanjutnya dapat
ditentukan nilai tetapan laju reaksi. Nilai tetapan
Operasi logaritma natural mendapatkan ln rt= ln k laju reaksi didapatkan dari nilai gradien kurva
+m ln (a-x) + n ln (b-x). Untuk nilai r yang negatif, 1
perhitungan tidak dapat dilanjutkan. Karena a-x=b- antara t dengan ( ).
(a−x)
x maka persamaan menjadi ln rt = ln k + (m+n) ln
(a-x).
Dari percobaan, didapat 5 persamaan. Dari kelima
persamaan dicari nilai (m+n). (m+n) merupakan
t(s) x a-x=b-x 1/(a-x)
orde reaksi total. Jadi dapat dicari nilai (m+n) yang
paling mendekati 2. Dari percobaan didapat nilai 3 0,003 0,007 142,8571
(m+n) yang paling mendekati nilai 2 adalah 2,611 8 0,0034 0,0066 151,5152
dengan galat sebesar 30%. Pemilihan orde pada 15 0,0068 0,0032 312,5
kurva polinomial ini sangat berpengaruh untuk
25 0,0048 0,0052 192,3077
perhitungan selanjutnya. Praktikan telah mencoba
kurva polinomial dari orde 2 sampai orde 6 dan 35 0,0054 0,0046 217,3913
orde 3 ini yang memberikan nilai paling mendekati 45 0,0058 0,0042 238,0952
nilai orde sebenarnya yaitu 2.
3
55 0,0052 0,0048 208,3333
Kurva yang didapat :
50
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
t (s)
Dari persamaan kurva linier yang bahwa tetapan laju reaksi adalah
didapat. Dapat ditentukan 2,3179.
4
titrasi 2:1
0.01
0.01
0.01 f(x) = − 0 x³ + 0 x² − 0 x + 0.01
0
a-x 0
0
0
0
0 10 20 30 40 50 60
t(s)
5
Kurva yang didapat:
penentuan K 2:1
450
400 f(x) = 2.81 x + 288.78
R² = 0.93
350
300
250
a/(a-x) 200
150
100
50
0
10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
t (s)
Dari persamaan kurva linier yang bahwa tetapan laju reaksi adalah
didapat. Dapat ditentukan 2,8142.
Metode konduktometri 1
, dengan Lo= L NaOH.
Pada volume NaOH = volume etil 2
asetat Sehingga didapat nilai x sebagai
berikut :
L
t (detik) (μMHOS)
482 1400
960 1390
L
1561 1100
t (detik) (μMHOS) x
2100 1000
482 1400 0,004225
2698 1000
960 1390 0,004366
3299 900
1561 1100 0,008451
~ 990
2100 1000 0,009859
Kemudian ditentukan a dan b. a 2698 1000 0,009859
dan b merupakan konsentrasi 3299 900 0,011268
terkoreksi volume. Nilai a dan b ~ 990 0,01
yang didapat bernilai sama yaitu
0,01. Setelah diketahui nilai a Untuk menentukan nilai orde
dan b, maka dapat ditentukan dari reaksi antara etil asetat
nilai x yang didapat dari dengan NaOH, pertama-tama
Lo−¿ dengan cara mengalurkan kurva
persamaan berikut x=a
Lo−L antara t dengan (a-x). Sehingga
didapat kurva polinomial sebagai
berikut :
6
kondukto 1:1
0.01
0.01 f(x) = − 0 x⁴ + 0 x³ − 0 x² + 0 x − 0
0.01
0
0
a-x
0
0
0
0 0 10 20 30 40 50 60
0
t(s)
L
(μMHOS
t (detik) ) x a-x r ln r ln (a-x)
482 1400 0,017155 -0,00715 10,98729 2,396739
960 1390 0,010423 -0,00042 79,0717 4,370355
1561 1100 0,001958 0,008042 326,4777 5,788362 -4,82305
2100 1000 -0,00563 0,015634 781,2106 6,660845 -4,15832
2698 1000 -0,01406 0,024056 1637,914 7,401179 -3,72736
3299 900 -0,02252 0,032521 2972,371 7,997115 -3,42587
7
Kurva yang didapat:
kondukto 1:1
500
f(x) = 0.81 x − 2142.93
0
500 1000 1500 2000 2500 3000 3500
-500
1/(a-x) -1000
-1500
-2000
-2500
t(s)
L
t (detik) (μMHOS) L⁰=1/3 L` x a-x
489 2100 1133,333333 0,011378 -0,004711235
921 2000 2266,666667 0,010201 -0,003534176
1576 1900 2266,666667 0,009024 -0,002357118
2167 1900 2266,666667 0,009024 -0,002357118
2812 1900 2266,666667 0,009024 -0,002357118
3334 1900 2266,666667 0,009024 -0,002357118
~ 1700 2266,666667 0,00667 -0,0000030
Untuk menentukan nilai orde dengan cara mengalurkan kurva
dari reaksi antara etil asetat antara t dengan (a-x). Sehingga
dengan NaOH, pertama-tama
8
didapat kurva polinomial sebagai berikut :
KESIMPULAN
9
Dengan metode titrasi (vNaOH=vEtilasetat) Dengan metode konduktometri (vNaOH=v etil
didapat orde reaksi total = 2,61 dengan tetapan asetat) didapat orde reaksi total =1,976628 dengan
laju reaksi adalah 2,3179. tetapan laju reaksi adalah 0,8108.
UCAPAN TERIMAKASIH
Pertama-tama saya ucapkan terimakasih kepada ini. Terimakasih juga untuk teman-teman
Allah SWT atas ridho dan rahmat-Nya akhirnya kelompok 1, Griya, Listy, Dita, YHP, Aini dan Ka Tika
laporan percobaan M-2 ini dapat terselesaikan. yang telah mau bekerja sama dalam percobaan M-
Terimakasih juga untuk Asisten percobaan M-2, Ka 2 ini. Terimakasih juga untuk Eldwin yang telah
Habib dan Ka Disny yang telah membimbing saya memberikan menemani dikala sakit melanda.
dan kelompok saya menyelesaikan percobaan M-2
Referensi
Atkins, Peter W., Physical Chemistry, edisi ke-5. Barrow, Gordon M., Physical Chemistry, edisi ke-6.
W.H. Freeman and Company: New York. 1994. hal McGraw-Hill: New York. 1996. hal 732 – 735.
545 – 546.
Lampiran
10
Perbaikan tes awal
Judul percobaan
Penentuan orde reaksi dan tetapan laju reaksi
ln 1/r
1/t
−Ea
Y = mx + c dengan m =
RT
E + 2F → 3G, mol awal E = 10 mol; mol awal F = 20 mol. Setelah 10 menit, terbentuk 3 mol G.
K total = 10 L2gr-2 s-1. Tentukan orde reaksi total
Orde total = 3. Didapat dari satuan tetapan laju reaksi.
11