You are on page 1of 27

ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU NIFAS P20002 POST SC HARI KE-3


DENGAN BENDUNGAN ASI
DI RUANG MAWAR A RSUP dr. SOEDONO MADIUN
MADIUN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Pengalaman Belajar


Praktek dan Praktek Klinik Kebidanan

Disusun Oleh:

GRESSTA ERDINA NAVARETTA


NIM P27824208017

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN MAGETAN
MAGETAN
2010
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas P20002 Post SC Hari Ke-3


dengan Bendungan ASI di Ruang Mawar A RSUP dr. Soedono Madiun
Madiun

Telah disetujui tanggal:

Mengetahui,

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Praktek

RAHAYU SUMANINGSIH, SST SRI LESTARI AMUMPUNI


NIP. 19690612 200212 2 001

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan ini, “Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas P20002 Post SC Hari Ke-3 dengan
Bendungan ASI di Ruang Mawar A RSUP dr. Soedono Madiun “ dapat tersusun
dengan baik.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pengalaman belajar
praktek lapangan di Prodi Kebidanan Magetan.
Dalam penyusunan laporan ini, penyusun mendapat bantuan, pengarahan dan
bimbingan. Untuk itu kami pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Nani Surtinah, SST,M.Pd, selaku Kaprodi Kebidanan Magetan.
2. Ibu Rahayu Sumaningsih, SST, selaku Pembimbing Akademik.
3. Ibu Sri Lestari, Amd.Keb, selaku Pembimbing Praktek.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan laporan ini.
Penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penyusun
memohon kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.

Magetan, 2010

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
BAB I LANDASAN TEORI
A. NIFAS ................................................................................................. 1
B. SECTIO SESARIA ............................................................................. 3
C. BENDUNGAN ASI ........................................................................... 3
D. PENGKAJIAN DATA ....................................................................... 4
E. PERENCANAAN .............................................................................. 8
F. PELAKSANAAN ............................................................................... 11
G. EVALUASI ........................................................................................ 11
BAB II TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN ................................................................................... 12
B. PERENCANAAN .............................................................................. 18
C. PELAKSANAAN ............................................................................... 19
D. EVALUASI ........................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
LANDASAN TEORI

A. NIFAS
1. Masa Nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa
nifas yaitu 6-8 minggu. (Mochtar, 1998: 115)
2. Periode Nifas
a. Puerperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan-jalan.
b. Puerperium intermedial adalah kepulihan menyelurug alat-alat genetalia
yang lamanya 6-8 minggu.
c. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan utuk pulih dan sehat
sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu, bulan atau
tahunan.
(Mochtar, 1998: 115)
3. Fisiologi Nifas
a. Yang dimaksudkan fisiologi nifas adalah hal-hal yang terjadi dan bersifat
karakteristik dalam masa nifas, artinya memberi ciri adanya masa nifas.
(Ibrahim Jilid III, 1993: 10)
1) Involusi rahim
Perubahan sebagai kembalinya alat kandungan atau jalan lahir setelah
bayi dilahirkan hingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil.
Proses involusi terjadi karena:
- Autolysis
- Aktivitas otot
- Ischemia
(Ibrahim Jilid III, 1993: 12)
Involusi TFU Berat Uterus\
Plasenta lahir Settnggi Pusat 100 gram
7 hr (1 minggu) Pertengahan pusat-symphisis 500 gram
14 hr (2 minggu) Tidak teraba 350 gram
42 hr (6 minggu) Sebesar hamil 2 minggu 50 gram
[
56 hr (8 minggu) Normal 30 gram
2) Involusio bekas plasenta
3) Perubahan warna serviks
Warna serviks sendiri merah kehitaman, karena penuh pembuluh
darah. (Wiknjosastro, 2007: 238)
4) Ligament-ligamen berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali,
sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang. (Mochtar, 1998: 116)
5) Perubahan pada endometrium
6) Aktivitas otot
Otot-otot uterus berkontraksi segera post partum. Pembuluh darah
yang berada diantara anyaman otot-otot uterus akan terjepit dan
menghentikan perdarahan. (Wiknjosastro, 2007: 238)
7) Luka-luka jalan lahir
Umumnya tidak seberapa luas akan sembuh per primam.
(Wiknjosastro, 2007: 239)
b. Lochea
Adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa
nifas.
- Lochea rubra berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, vernik kaseosa, lanugo dan mekoneum selama 2 hari PP.
- Lochea sanguinolenta berwarna merah kuning berisi darah dan lender,
hari 3-7 PP.
- Lochea serosa berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari
7-14 PP.
- Lochea alba, cairan putih, setelah 2 minggu. (Mochtar, 1998: 116)
- Lochea purulenta.
- Lochea static.
c. Laktasi
Untuk melengkapi masa laktasi sejak dari kehamilan telah terjadi
perubahan pada kelenjar mammae, yaitu:
- Poliferasi jaringan, terutama kelenjar dan alveoli mammae dan lunak.
- Terdapat kolostrum.
- Hipervaskularisasi.
- Pengaruh LH atau prolaktin yang merangsang air susu.
(Wiknjosastro, 2007: 239-240)

B. SECTIO SESARIA
1. Seksio sesaria ialah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka
dinding perut dan dinding uterus. (Wiknjosastro, 2007: 862)
2. Indikasi untuk melakukan seksio sesaria ialah:
- Disproporsi janin panggul
- Gawat janin
- Plasenta previra
- Bekas SC
- Kelainan letak (letak lintang, sungsang)
- Pre eklamsia
(Wiknjosastro, 2007: 863)
3. Komplikasi
- Infeksi puerperalis
- Perdarahan
- Komplikasi lain, seperti luka kandung kencing, embolise paru-paru.
- Kurang kuatnya parut pada dinding uterus.
(Wiknjosastro, 2007 : 870)

C. BENDUNGAN ASI
1. Pembendungan air susu adalah penyempitan duktus laktiferus atau oleh
kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan
pada puting susu.
2. Tanda dan gejala
- Mammae bengkok dan terasa panas sampai suhu badan meningkat.
(Manuaba, 1998 : 317)
- Payudara panas, bengkak, keras dan nyeri. (Mochtar, 1998: 423)
- Mammae panas serta keras pada peranaan dan nyeri suhu badan telah
naik. (Wiknjosastro, 2007: 700)
3. Penanganan
- Penanganan pembendungan dilakukan dengan jalan menyokong mammae
dengan kutang dan memberikan analgetika.
- Sebelum bayi menyusu, pengeluaran air susu dengan pijatan yang ringan
dapat diusahakan.
Kadang-kadang perlu diberikan stil bestrol 3x1 mg selama 2-3 hari untuk
buat sementara waktu mengurangi pemberdayaan dan memungkinkan air
susu dikeluarkan dengan pijatan. (Wiknjosastro, 2007: 700)
Kompres dingin untuk mengurangi statis pembuluh darah vena dan
mengurangi rasa nyeri. Bila dilakukan selang seling dengan kompres
panas untuk melancarkan pembuluh darah.
Menyusui lebih sering dan lebih lama pada payudara yang terkena untuk
melancarkan aliran ASI dan menurunkan tegangan payudara. (Suradi,
2004: 106-107)

D. PENGKAJIAN DATA
1. Pengumpulan Data
a. Data Subjektif
1) Biodata
Pada wanita yang umumnya lebih dari 40 tahun SC merupakan suatu
indikasi. (Sastrawinata, 1984: 261)
Indikasi untuk melakukan seksio sesaria ialah:
- Disproporsi janin-panggul
- Gawat janin
- Plasenta previra
- Pernah SC
- Kelainan letak
- Pre-eklamsia dan eklamsia (Wiknjosastro, 2007: 863)
Bila dilakukan tindakan SC, bayi tidak langsung dapat menyusu.
Apabila hal ini terus berlanjut, maka tidak akan terjadi pengosongan
payudara secara sempurna, sehingga terjadi pembendungan ASI.
Bendungan ASI bisa terjadi pada ibu yang bekerja di luar rumah.
2) Keluhan utama
Mammae panas serta keras pada perabaan dan nyeri, suhu badan telah
naik. (Wiknjosastro, 2007: 700)
Payudara bengkak sering terjadi pada hari ke-3 atau ke-4 setelah
melahirkan. (Suradi, 2004: 105)
Payudara pada daerah yang mengalami penyumbatan terasa nyeri dan
bengkak yang terlokalisasi. (Suradi, 2004: 107)
Mengeluh ketidaknyamanan atau nyeri yang diakibatkan oleh trauma
bedah atau insisi operasi, his pengiring. (Doenges, 2001)
Adanya bendungan ASI pada hari ke-4 post partum. (Cuningham,
1995)
3) Riwayat kesehatan
Bila wanita sangat mengeluh tentang adanya after pains atau mules,
dapat diberi analgetik atau sedative supaya dapat istirahat atau tidur
delapan jam post partum, wanita tersebut disuruh untuk menyusui
hanya untuk merangsang timbulnya laktasi, kecuali bila ada
kontraindikasi seperti wanita dengan tifus abdominalis, TBC aktif,
DM berat, dan puting tertarik ke dalam. (Wiknjosastro, 2007: 243)
4) Riwayat kebidanan
- Riwayat kehamilan
Perawatan sebelum lahir bertujuan untuk memelihara hygiene
payudara, melenturkan/menguatkan puting susu dan mengeluarkan
puting susu yang di atas atau masuk ke dalam. (Manuaba, 1998:
144)
Pada kehamilan yang lalu, ibu pernah mengalami kegagalan
menyusui, sehingga sikap pada masa lalu akan mempengaruhi pula
sikap ibu terhadap penyusuan sekarang. Sering terjadi pada primi
para. (Manajemen Laktasi Modul 7:8)
- Riwayat nifas
Payudara bengkak sering terjadi pada hari ketiga atau keempat
sesudah melahirkan. (Suradi, 2004: 105)
Pada permulaan nifas apabila bayi belum menyusu dengan baik
atau kemudian apabila kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan
sempurna, terjadi pembendungan ASI. (Wiknjosastro, 2007: 700)
5) Pola kebiasaan sehari-hari
- Nutrisi
Ibu yang dietnya buruk (Suradi, 2004: 109)
Ibu menyusui harus mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari,
makanan dengandiet berimbang untuk mendapatkan protein,
mineral dan vitamin yang cukup dan perlu diperhatikan kualitas
dan kuantitas karena mempengaruhi ASI. (Depkes RI, 2002: 47)
- Eliminasi
BAK sebaiknya 6 jam setelah post partum ibu sudah harus dapat
BAK. (Hamilton, 1995: 282)
BAB harus ada dalam 3 hari post partum. (Wiknjosastro, 2007:
242-243)
- Istirahat dan tidur
Kebutuhan istirahat/tidur + 8 jam untuk pemulihan keadaan ibu.
Bila istirahat kurang bisa mengurangi produksi ASI. (Depkes RI,
2002: 48)
- Personal hygiene
Buah dada dibersihkan dengan sabun dan air bersih, puting susu
diolesi dengan minyak pengules ditutup dengan kasa kemudian
memakai kutang yang sesuai besarnya agar dapat menahan buah
dada, sehingga bila buah dada membesar tidak tertekan oleh
kutang yang kurang sesuai. (Ibrahim, Jilid II, 1998: 68)
Ibu kurang perawatan payudara dan ibu memang tidak siap untuk
menyusui akan mengganggu kelancaran laktasi, sehingga terjadi
bendungan ASI. (Manajemen Laktasi Modul 7:2)
- Latar belakang sosial budaya
Adanya pantangan terhadap jenis makanan tertentu (telur + ikan)
yang berakibat ASI amis dan anggapan susu botol lebih terlihat
modern. (Manuaba, 1998: 193)
b. Data Objektif
1) KU : baik, kesadaran komposmentis
2) Tanda-tanda vital
- Nadi : Setelah perslainan mungkin lambat karena ibu dalam
keadaan istirahat normal 80-100 x/menit.
- Suhu : Bila terjadi peningkatan 380C berturut-turut selama 2
hari, kemungkinan terjadi infeksi. (Manuaba, 1998 :
192)
3) Pemeriksaan fisik
- Payudara : Satu atau kedua-duanya bengkak, pada palpasi
payudara terasa panas, keras dan ibu mengeluh nyeri.
(Mochtar, 1998 : 442)
- Uterus : Kontraksi uterus yang diikuti his pengiring
menimbulkan rasa nyeri, disebut sebagai nyeri ikutan,
terutama multi para TFU setelah hari ke 3-4 pasca
persalinan dipertengahan antara symphisis dengan
pusat. (Manuaba, 1998 ; 192)
- Abdomen : Pada abdomen luka ditutup kasa steril. (Doenges,
2001: 415)
- Genetalia : Pengeluaran lochea, yaitu sanguinolenta (3-7 hari)
berwarna putih bercampur merah. (Manuaba, 1998:
192)
2. Analisa Data
Data yang terkumpul kemudian dianalisa dengan metode berikut:
a. Menentukan hubungan sebab akibat.
b. Menentukan masalah yang terjadi.
c. Menentukan penyebab utamanya.
d. Menentukan tingkat resiko masalah.
(Doenges, 1995: 29)
3. Diagnosa Kebidanan
Ibu nifas P20002 Post SC hari ke-3 dengan bendungan ASI, masalah yang
terjadi:
a. Cemas sehubungan dengan tidak terpenuhinya bayi akan kebutuhannya.
b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan bendungan ASI pada
kedua peyudara.
c. Kurangnya pemenuhan kebutuhan (ASI) bagi bayinya sehubungan dengan
bendungan ASI.

E. PERENCANAAN
1. Diagnosa : Ibu nifas P20002 Post SC hari ke-3 dengan bendungan ASI,
involusi normal, laktasi kurang lancar, lochea normal, CU baik,
prognosa baik.
Tujuan : Setelah diberi asuhan kebidanan ibu dapat melewati masa nifas
tanpa komplikasi.
Kriteria : - Tanda-tanda vital normal
TD : 110/70 – 130/90 mmHg
N : 80 – 100 x/menit
S : 355 – 375 0C
R : 18 – 24 x/menit
- Laktasi lancar, payudara lembek dan tidak tegang.
- Kontraksi uterus baik.
- Lochea hari ke 3-7 : lochea sanguinolenta.
- Tidak ada pus
Intervensi :
a. Jelskan pada ibu tentang perubahan dan masalah yang mungkin terjadi
pada masa nifas dengan bendungan ASI.
R/ Akan menambah pengetahuan ibu, sehingga ibu memahami dan
kooperatif dalam perawatan.
b. Observasi keadaan umum ibu dan TTV.
R/ Untuk deteksi dini adanya suatu kelainan.
c. Jelaskan pada ibu tentang penyebab bendungan ASI.
R/ Ibu mengerti tentang penyebab bendungan ASI.
d. Anjurkan pada ibu untuk mengeluarkan ASI dan memberikannya pada
bayi.
R/ Kedua payudara dapat produktif.
e. Melakukan perawatan payudara bersama ibu.
R/ Membantu memperlancar proses laktasi.
f. Anjurkan pada ibu untuk makan-makanan yang bergizi.
R/ Membantu memperlancar ASI.
(Wiknjosastro, 2007: 243)
2. Masalah I : Cemas sehubungan dengan tidak terpenuhinya bayi akan
kebutuhan ASI.
Tujuan : Segera setelah diberi asuhan kebidanan, cemas berkurang.
Kriteria : Wajah ibu tenang, tidak gelisah.
Intervensi :
a. Jelaskan pada ibu tentang kegunaan ASI untuk bayinya.
R/ Menambah pengetahuan ibu tentang ASI yang sangat berguna untuk
bayi.
b. Beri dukungan pada ibu untuk mengeluarkan ASI-nya dan memberikan
pada bayinya.
R/ Dengan dukungan yang diberikan, ibu akan kooperatif dengan
tindakan yang dilakukan
c. Jelaskan pentingnya suasanya rileks dan pikiran tenang.
R/ Pikiran ibu mempengaruhi produksi ASI.
3. Masalah II : Gangguan rasa nyaman (nyerii) sehubungan dengan bendungan
ASI pada kedua payudara.
Tujuan : Setelah diberikan asuhan kebidanan, diharapkan rasa nyeri
berkurang.
Kriteria : - Nyeri berkurang.
- Payudara lembek, tidak penuh dan tegang.
- Proses laktasi lancar.
Intervensi :
a. Kaji tingkat nyeri pada kedua payudara ibu.
R/ Nyeri dalam keadaan lanjut merupakan tanda infeksi, sehingga
memerlukan pengawasan yang lebih lanjut.
b. Berikan penjelasan tentang penyebab rasa nyeri.
R/ Pengertian yang baik akan membuat ibu kooperatif dalam perawatan.
c. Berikan penyuluhan tentang perawatan payudara secara teratur untuk
mencegah terjadinya pembendungan.
R/ Pencegahan terhadap terjadinya bendungan ASI.
d. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI pada bayinya.
R/ Menurunkan ketegangan payudara, sehingga mengurangi rasa nyeri.
4. Masalah III: Kurangnya pemenuhan kebutuhan ASI bagi bayinya sehubungan
dengan bendungan ASI.
Tujuan : Segera setelah diberikan asuhan kebidanan, kebutuhan ASI bayi
terpenuhi.
Kriteria : - Tidak terjadi bendungan ASI.
- Bayi mendapat ASI cukup.
Intervensi :
a. Anjurkan ibu mengeluarkan ASI-nya untuk bayi.
R/ Kebutuhan ASI pada bayinya terpenuhi.
b. Kompres hangat payudara sebelum menyusui.
R/ Vasodilatasi pembuluh darah, sehingga meningkatkan produksi ASI.
c. Kalau perlu beri bantuan pompa susu dan hindari penggunaan susu botol.
R/ Akan merangsang produksi ASI dan tidak terjadi pembendungan ASI.
F. PELAKSANAAN
Langkah pelaksanaan di dalam proses manajemen kebidanan dilakukan oleh
bidan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pada langkah pelaksanaan ini,
bidan melakukan secara mandiri. Pada pelaksanaan penanganan kasus-kasus yang
didalamnya memerlukan tindakan di luar kekurangan bidan, perlu dilakukan
kegiatan kolaborasi/rujkan. Pada langkah pelaksanaan ini, intervensi dilakuakan
pada pasien/klien. Selama melakukan tindakan intervensi, bidan mengawasi dan
memonitor kemajuan kesehatan pasien/kliennya. Pelaksanaan tindakan selalu
diupayakan dalam waktu yang efektif, hemat dan berkualitas.
(Depkes RI, 1995: 11)

G. EVALUASI
Langkah akhir dari proses manajemen kebidanan adalah evaluasi. Evaluasi adalah
tindakan pengukuran antara keberhasilan dari rencana. Jadi, tujuan evaluasi
didalam manajemen kebidanan adalah untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan tindakan kebidanan yang dilakukan. (Depkes RI, 1995 : 11)
Dalam evaluasi harus dicantumkan juga :
S : Data subjektif
Informasi yang termasuk di dalam data subjektif dalam bentuk keluhan-
keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada
pasien/klien/dari dan tenaga kesehatan lainnya. (Depkes RI, 1995: 6)
O : Data objektif
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik, laboratorium
sederhana. (Depkes RI, 1995: 8)
A : Assesment
Kegiatan pengelolaan mencakup, menggabungkan dan menghubungkan satu
dengan yang lainnya, sehingga menunjukkan fakta. (APN, 2007: 9)
P : Planning
- Menentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan.
- Menentukan langkah-langkah tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan
yang akan dicapai.
- Menentukan kriteria evaluasi dan keberhasilan.
(Depkes RI, 1995: 11)
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. PENKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Data Subjektif
1) Biodata
Istri Suami
Nama : Ny.”R” Tn.”Y”
Umur : 31 tahun 35 tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan :- Swasta
Penghasilan :- Rp. 1.500.000,-/bulan
Status Menikah : Menikah 1x Menikah 1x
Alamat : Ds. Winong Gulun RT 20/RW 04
Maospati – Magetan
Tanggal Pengkajian : 09-06-2010, Pukul 07.30 WIB
Tempat Pengkajian : Ruang Mawar A RSUP dr. Soedono Madiun

2) Keluhan Utama
Ibu mengatakan nyeri pada pyudara dan semakin nyeri jika ditekan.
3) Riwayat Kesehatan Lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit dengan gejala batuk lama, jantung
berdebar. Ibu tidak pernah menderita penyakit tekanan darah tinggi,
penyakit kuning dan saat ini ibu tidak sedang dalam pengobatan
penyakit tertentu. Bila sakit, biasanya hanya batuk, pilek dan panas
dan sembuh dengan berobat ke Puskesmas.
4) Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu baru saja melahirkan melalui operasi SC di RSUP dr. Soedono
Madiun pada tanggal 06-06-2010, pukul 08.20 WIB. Selama 3 hari
dirawat di RSUP dr. Soedono Madiun ibu mendapatkan obat Amoxan
3x500 mg, Ferofat 1x1 tablet, Asam mefenamat 3x500 mg dan
vitamin C. Sekarang keadaan ibu sudah membaik, tetapi suhunya
meningkat dan nyeri payudara.
5) Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit dengan gejala
batuk lama, sesak napas, jantung berdebar-debar, penyakit tekanan
darah tinggi, penyakit kuning dan penyakit kencing manis.
6) Riwayat Kebidanan
 Haid
Menarce umur 11 tahun, siklus haid + 28-30 hari, lama 5-6 hari,
ganti pembalut 2-3 x/hari, konsistensi encer, warna merah segar,
tidak ada keluhan. Menjelang haid kadang-kadang ada keputihan
berwarna jernih, tidak berbau dan tidak gatal. Saat ini ibu belum
haid, karena masih dalam masa nifas hari ke-3.
 Kehamilan
- Riwayat kehamilan yang lalu
Ibu mengatakan tidak mempunyai masalah soal kehamilan.
Selama hamil periksa ke bidan 5x dan pada saat hamil
mendapat tablet Fe 1x1. Ibu mendapat penyuluhan tentang
nutrisi, istirahat dan KB.
- Riwayat nifas yang lalu
Ibu mengatakan nifas yang lalu normal, tidak ada penyulit
merawat tali pusat dengan kasa steril, meneteki anaknya hingga
usia 2 tahun. Sekarang usia 3 tahun.
- Riwayat KB
Ibu mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulanan setelah
anak pertama lahir selama 2 tahun. Lalu ibu ingin berhenti ber-
KB dan ½ tahun, kemudian ibu hamil anak ke-2. Rencananya
setelah anak ke-2 lahir, ibu ingin menggunakan KB suntik lagi.
- Riwayat kehamilan sekarang
Saat hamil yang ke-2 ini, ibu mengatakan telah memeriksakan
kehamilannya + 4x di bidan. Pada saat hamil muda, ibu
mengeluh mual dan mendapat vitamin B6. Saat hamil tua, ibu
mengeluh sering kencing. Ibu merasakan pergerakan janin 5
bulan yang lalu.
Ibu mendapatkan tablet Fe, calk, tablet yodium dan ibu
meminumnya dengan teratur. Selama hamil ibu mendapat
penyuluhan tentang nutrisi, bahaya kehamilan, tanda persalinan
dan KB.
- Riwayat persalinan sekarang
Ibu merasakan kenceng-kenceng sejak 05-06-2010, pukul
18.30 WIB dan mengeluarkan lendir bercampur darah tanggal
05-06-2010, pukul 20.00 WIB. Lalu ibu periksa ke bidan.
Setelah itu, ibu dianjurkan untuk melahirkan di RSUP
dr.Soedono, karena memiliki riwayat operasi seksio sesaria.
Ibu tiba di RSUP dr. Soedono tanggal 05-06-2010, Pukul 23.40
WIB. Bayinya perempuan BB : 3.200 gram, PB : 50 cm, LK :
34 cm, LD : 34 cm, LP : 31 cm, A-S : 6-7, anus (+).
7) Pola Kebiasaan Sehari-hari
 Nutrisi
Sebelum nifas : Ibu makan 3 kali sehari, porsi sedang dengan
komposisi nasi, lauk (tahu, tempe telur), sayur
(bayam, wortel, kangkung), buah, dan minum 6-8
gelas air putih /hari.
Selama nifas : Ibu makan 3 x/hari /porsi 1 piring dari RS,
komposisi nasi, lauk (daging, telur, tempe), sayur
(bayam, wortel), buah (pisang, jeruk, pepaya),
minum susu 1 gelas /hari, minum air putih + 8
gelas /hari.
 Eliminasi
Sebelum nifas : BAK 4-5 kali/hari, warna kuning jernih, tidak ada
keluhan.
BAB 1x saat pagi hari, warna kuning trengguli,
tidak ada keluhan.
Selama nifas : BAK 6-7 x/hari, warna kuning jernih, tidak ada
keluhan.
BAB 1 x/hari, konsistensi lunak, warna kuning
trengguli, tidak ada keluhan.
 Istirahat dan tidur
Sebelum nifas : Ibu bisanya tidur malam jam 21.00 – 05.00 WIB.
Tidur siang + 2 jam, tidak ada keluhan.
Selama nifas : Ibu biasanya tidur malam jam 21.00 – 05.00 WIB.
Tidur siang kadang-kadang, karena ibu merasakan
nyeri pada payudara.
 Aktivitas
Sebelum nifas : Ibu melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu
dan memasak, tetapi setelah hamil tua ibu lebih
banyak beristirahat.
Selama Nifas : Ibu belum melakukan pekerjaan rumah. Ibu bisa
duduk dan berjalan di ruangan untuk ke kamar
mandi.
 Rekreasi
Sebelum nifas : Ibu tidak mempunyai jadwal rekreasi khusus.
Selama nifas : Ibu hanya mengobrol dengan sesama pasien.
 Personal hygiene
Sebelum nifas : Ibu mandi 2 x/hari, gosok gigi setiap kali mandi,
ganti pakaian dan celama dalam tiap habis mandi,
keramas 2 x/minggu, cara cebok dari depan ke
belakang.
Selama nifas : Ibu hanya diseka 2 x/hari, gosok gigi dan ganti
baju 2 x/hari, belum keramas, ibu ganti softex
2-3 x/hari. Ibu belum melakukan perawatan
payudara.
8) Riwayat Ketergantungan
Ibu tidak pernah merokok/minum-minuman keras/beralkohol,
demikian pula dengan suami dan anggota keluarga lainnya.
9) Latar Belakang Sosial Budaya
Dalam keluarga tidak ada pantangan terhadap jenis makanan tertentu.
Tidak ada kebiasaan minum jamu setelah melahirkan.
10) Psikososial dan Spiritual
Keahiran bayi pertama ini sangat diharapkan oleh ibu dan
keluarganya. Ibu dan keluarga bersyukur kepada Tuhan atas kelahiran
bayi tersebut.

b. Data Objektif
1) KU baik, kesadaran komposmentis
TTV : TD : 120/70 mmHg S : 370C
N : 76 x/menit R : 20 x/menit
TB : 151,5 cm
Lila : 29 cm
BB : 70 kg
2) Pemeriksaan fisik
Kepala : Rambut hitam, tidak rontok, tidak mudah dicabut,
penyebaran merata.
Muka : Tidak pucat, tidak oedem, tidak sembab.
Mata : Simetris, tidak sembab, conjungtiva palpebra merah
muda, sclera berwarna putih.
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada pernapasan cuping hidung.
Dada dan : Tidak ada tarikan dinding dada, payudara keras dan
Payudara tegang teraba panas, puting susu menonjol tidak
lecet/perdarahan.
Abdomen : Simetris, terdapat luka bekas SC, TFU pertengahan
pusat dengan Px.
Genetalia : Simetris, tidak ada masalah, bersih dan keluar lochea
sanguinolenta.
Ekstremitas : Tidak ada varices dan tidak oedem.
3) Pemeriksaan penunjang
Hb : 8 gr %
4) Terapi yang didapat
- Amoxan : 3 x 500 mg
- Ferofat : 1 x 1 tablet
- Asam mefenamat : 3 x 500 mg
- Ketorulo lak
- Vitamin C 3x1
- Bioplacenta dan sufratul untuk perawatan luka.

2. Analisa Data

No Diagnosa/Masalah Data Dasar


1. Nifas P20002 Post SC DS : - Ibu mengatakan melahirkan anak
hari ke-3 dengan keduanya pada tanggal 06-06-2010,
bendungan ASI, pukul 08.20 WIB per SC.
infolusi normal, - Bayi perempuan PB : 50 cm, BB :
laktasi kurang lancar, 3.200 gram.
lochea normal, CU - Ibu mengatakan payudaranya terasa
baik, keadaan umum nyeri dan lebih nyeri jika tersentuh.
baik. DO: - KU baik, kesadaran composmentis.
T : 120/70 mmHg
S : 370C
N : 76 x/menit
R : 20 x/menit
- TFU : pertengahan Px dan pusat.
- CU keras dan bundar.
- Laktasi belum terlalu lancar.
2. Gangguan rasa DS : Ibu mengatakan nyeri pada payudara dan
nyaman sehubungan lebih parah lagi jika tersentuh.
dengan bendungan DO: Payudara membesar dan tegang, keras
ASI. nyeri tekan.
3. Diagnosa Kebidanan
Nifas P20002 Post SC hari ke-3 dengan bendungan ASI, infolusi normal, laktasi
kurang lancar, lochea normal, CU baik, keadaan umum baik dengan masalah
gangguan rasa nyaman sehubungan dengan bendungan ASI.

B. PERENCANAAN
1. Diagnosa : P20002 Post SC hari ke-3 dengan bendungan ASI, infolusi normal,
laktasi kurang lancar, lochea normal, CU baik, keadaan umum
baik.
Tujuan : Setelah dilakukan perawatan payudara, bendungan ASI dapat
teratasi.
Kriteria : - Ibu tidak mengeluh nyeri.
- Tidak sakit pada payudara.
- ASI dapat keluar lancar.
- Suhu normal 36-37,50C
- Bayi dapat menetek dengan baik.
Intervensi :
a. Beri penjelasan pada ibu tentang perubahan pada masa nifas.
R/ Menambah pengetahuan ibu, sehingga ibu bisa bersikap kooperatif.
b. Lakukan observasi KU ibu, TTV, TFU, dan lochea.
R/ Deteksi dini jika terjadi kelainan.
c. Beri penjelasan pada klien tentang penyebab bendungan ASI.
R/ Ibu mengerti, sehingga ibu bersikap kooperatif.
d. Anjurkan ibu untuk mengeluarkan ASI secara teratur.
R/ Kedua payudara dapat produktif.
e. Melakukan perawatan payudara dengan ibu.
R/ Mempercepat laktasi.
f. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi.
R/ Membantu meningkatkan produksi ASI.
g. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi antiseptik.
R/ Menurunkan panas.
2. Masalah I : Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan bendungan
ASI pada payudara.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan, diharapkan rasa nyeri
berkurang.
Kriteria : - Nyeri berkurang
- Payudara lembek, tidak penuh dan tidak tegang.
- Proses laktasi lancar.
Intervensi:
a. Kaji tingkat nyeri pada payudara ibu.
R/ Nyeri dalam keadaan lanjut merupakan tanda infeksi.
b. Berikan penjelasan tentang penyebab nyeri.
R/ Agar ibu lebih kooperatif.
c. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI untuk bayinya.
R/ Menurunkan ketegangan payudara.

C. PELAKSANAAN
Tanggal 9 Juni 2010, pukul 08.00 WIB
1. Diagnosa : P20002 Post SC hari ke-3 dengan bendungan ASI, infolusi
normal, laktasi kurang lancar, lochea normal, CU baik, KU
baik.
Implementasi :
a. Memberikan penjelasan pada ibu tentang :
1) Perubahan yang terjadi pada masa nifas.
- Kembalinya ukuran rahim secara berangsur-angsur seperti sebelum
hamil.
- Adanya pengeluaran cairan/lendir (lochea) berasal dari uterus.
- Adanya perubahan pada payudara (pengeluaran kolostrum dan
ASI).
2) Masalah yang mungkin timbul pada masa nifas misalnya urin,
bendungan ASI, infeksi, perdarahan abnormal.
b. Melakukan observasi
1) KU ibu baik
TD : 120/70 mmHg S : 370C
N : 76 x/menit R : 20 x/menit
2) TFU : pertengahan pusat sympisis.
3) Lochea sanguinolenta, bau khas, encer, tidak banyak.
c. Memberikan penjelasan pada ibu tentang penyebab bendungan ASI, yaitu
penyumbatan saluran ASI, akhirnya terjadi pembengkakan dan rasa sakit,
kadang disertai panas.
d. Menganjurkan ibu untuk mengeluarkan ASI secara teratur.
e. Melakukan perawatan payudara sambil mengajarkan pada ibu langkah-
langkahnya.
Tujuan : - Memelihara kebersihan payudara.
- Memperlancar sirkulasi darah.
- Memperlancar pengeluaran ASI.
- Mengatasi puting susu datar/terbenam.
Langkah-langkah :
1) Persiapan alat.
Minyak kelapa, handuk, waslap, kapas, air hangat dan air dingin dalam
Waskom.
2) Meletakkan handuk di punggung.
3) Membersihkan puting susu dengan kapas yang telah diberi minyak
kelapa.
4) Melincipkan telapak tangan dengan minyak kelapa, kedua telapak
tangan ditempatkan diantara payudara kea rah samping, ke bawah dan
melintang, sehingga tangan menyangga payudara selama 5 menit.
5) Mengompres dengan waslap yang telah dimasukkan dalam air hangat
untuk melebarkan pembuluh darah.
6) Mengurut payudara.
- Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan
kanan dikepalkan, kemudian tulang-tulang kepalan tangan kanan
payudara dari pangkal ke arah puting.
- Pengurutan kedua dengan sisi kelingking kanan.
- Masing-masing dilakuan 15-20 kali bergantian antara payudara
kanan dan kiri.
7) Membersihkan bekas minyak kelapa dengan waslap yang telah
dimasukkan pada air dingin.
2. Masalah I : Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan
bendungan ASI pada payudara.
Implementasi :
a. Mengkaji tingkat nyeri pada payudara ibu.
b. Memberikan penjelasan tentang penyebab nyeri, yaitu karena bendungan
ASI harus tetap dikeluarkan dan diberikan pada bayi.
c. Menganjurkan ibu untuk mengeluarkan ASI untuk bayinya.

D. EVALUASI
Tanggal 9 Juni 2010, Pukul 10.00 WIB
1. Diagnosa : P20002 Post SC hari ke-3 dengan bendungan ASI, infolusi normal,
laktasi kurang lancar, lochea normal, CU dan KU baik.
S : Ibu mengatakan telah mengerti penjelasan yang diberikan tentang
perubahan pada masa-masa nifas dan penyebab bendungan ASI dan cara
merawat payudara.
O : - Ibu mengulangi penjelasan yang diberikan.
- Ibu kooperatif dengan tindakan.
A : Post SC hari ke-3, ibu telah memahami penyuluhan yang diberikan.
P : - Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara di rumah.
- Anjurkan ibu untuk tetap melakukan nasehat yang telah diberikan.
- Evaluasi keadaan ibu selanjutnya.
2. Masalah II : Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan bendungan
payudara.
S : Ibu mengatakan sudah tidak merasa nyeri.
O : - Payudara lembek, tidak tegang.
- Tidak nyeri tekan payudara.
- ASI dapat dikeluarkan.
A : Masalah teratasi.
P : Lanjutkan intervensi C.

Tanggal 9 Juni 2010, Pukul 14.00 WIB


Diagnosa : P20002 Post SC hari ke-3 dengan bendungan ASI, infolusi normal,
laktasi kurang lancar, lochea normal, CU dan KU baik.
S : Ibu sudah tidak mengeluh nyeri.
O : KU baik, kesadaran komposmentis.
TD : 120/80 mmHg S : 370C
N : 72 x/menit R : 23 x/menit
A : Masalah teratasi.
P : Motivasi ibu untuk tetap melanjutkan intervensi.

Tanggal 10 Juni, Pukul 10.00 WIB


Diagnosa : P20002 Post SC hari ke-3 dengan bendungan ASI, infolusi normal,
laktasi lancar, lochea normal, CU dan KU baik.
S : Ibu sudah bisa menyusui bayinya dengan lancar.
O : KU baik, kesadaran komposmentis.
TD : 120/80 mmHg S : 364 0C
N : 76 x/menit R : 27 x/menit
A : Masalah teratasi.
P : - Motivasi ibu untuk tetap menyusui.
- Ibu sudah diperbolehkan pulang dari RS.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1995. Manajemen Kebidanan. Jakarta : Depkes RI

________. 2000. Modul Standar Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil untuk Petugas
Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Depkes RI

Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Ibrahim, Christina. 1993. Perawatan Kebidanan Jilid III. Jakarta: Diah Rakyat

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, KB, untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta: EGC

Sastrawinata, Sulaiman. 1984. Patologi. UNPAD Bandung

You might also like