You are on page 1of 43

ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU P30003 IBU NIFAS NORMAL HARI KE-3


DI BPS SITI NURWATININGSIH, Amd.Keb
BENDO MAGETAN

Sebagai Syarat memenuhi Tugas Pengalaman Belajar


Praktek dan Praktek Klinik Kebidanan

Oleh :

GRESSTA ERDINA NAVARETTA


NIM P27824208017

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN MAGETAN
MAGETAN
2010
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan Pada Ibu P30003 Ibu Nifas Normal Hari ke-3
Di BPS Ny. Siti Nurwatiningsih, Amd.Keb
Bendo Magetan

Disetujui, Februari 2010

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Praktek

RAHAYU SUMANINGSIH, SST SITI NURWATININGSIH, Amd.Keb


NIP. 19690612 200212 2 001 NIP. 19600528 198207 2 001

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan ini, “Asuhan Kebidanan Pada Ibu P30003 Ibu Nifas Normal Hari ke-3 Di BPS
Ny. Pristi Wahyuni, Amd.Keb Bendo Magetan “ dapat tersusun dengan baik.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pengalaman belajar
praktek lapangan di Prodi Kebidanan Magetan.
Dalam penyusunan laporan ini, penyusun mendapat bantuan, pengarahan dan
bimbingan. Untuk itu kami pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Nani Surtinah, SST,M.Pd, selaku Kaprodi Kebidanan Magetan.
2. Ibu Rahayu Sumaningsih, SST, selaku Pembimbing Akademik.
3. Ibu Siti Nurwatiningsih, Amd.Keb, selaku Pembimbing Praktek.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan penyusunan laporan ini.
Penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penyusun
memohon kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.

Magetan, Februari 2010

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
BAB I LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN ................................................................................... 1
B. FISIOLOGI NIFAS ............................................................................ 1
C. PERIODE NIFAS ............................................................................... 3
D. PENGELOLAAN ............................................................................... 4
E. PENGKAJIAN DATA ....................................................................... 6
F. PELAKSANAAN ............................................................................... 22
G. EVALUASI ........................................................................................ 23
BAB II TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN ................................................................................... 24
B. DIAGNOSA KEBIDANAN ............................................................... 32
C. PERENCANAAN .............................................................................. 32
D. PELAKSANAAN ............................................................................... 34
E. EVALUASI ........................................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN
- Masa nifas adalah masa pulihnya kembali dari persalinan selesai alat-alat
kandungan kembali seperti prahamil, yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 1998 : 115).
- Masa nifas adalah waktu penyembuhan dan perubahan yang diperlukan waktu
kembali pada keadaan tidak hamil dan penyesuaian terhadap penambahan
keluarga baru (Hamilton, 1995 : 281).
- Masa nifas adalah kala puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari,
merup[akan waktu yang diperlukan untuk pulihnta alat kandungan pada
keadaan yang normal (Mochtar, 1998 : 190).

B. FISIOLOGI NIFAS
1. Involusio
Adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat-alat kandungan
dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga mencapai keadaan seperti
sebelum hamil.
a. Involution rahim menurut Manuaba (1998 : 192) :
Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami
kontraksi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga menutup pembuluh
darah besar yang bermuara pada bekas implantasi plasenta. Otot rahim
terdiri dari 3 lapis otot yang membentuk anyaman sehinga pembuluh
darah dapat tertutup sempurna, dengan demikian terhindar dari perdarahan
post partum. Pada involusi rahim, jaringan ikat dan jaringan otot
mengalami proses proteolitik. Berangsur-angsur akan mengecil sehingga
pada akhir kala nifas besarnya seperti semula, dengan 30 gram. Proses
pretelitik adalah pemecahan protein yang akan dikeluarkan melalui urine.
Dengan penimbunan air saat hamil akan terjadi pengeluaran urin setelah
persalinan, sehingga pemecahan protein dapat dikeluarkan.
Involusio TFU Berat Uterus
Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram
7 hari (1 minggu) Pertengahan pusat-sympisis 500 gram
14 hari (2 minggu) Tidak teraba 350 gram
42 hari (6 minggu) Sebesar hamil 2 minggu 50 gram
56 hari (8 minggu) Normal 30 gram

b. Involusi tempat Plasenta


Bekas implantasi plasenta segera setelah plasenta lahir seluas 12 x 15 cm,
permukaan kasar dimana pembuluh darah besar bermuara, kesembuhan
sempurna pada saat akhir masa puerperium (Manuaba, 1998 : 192).
c. Perubahan pembuluh darah rahim
Pada pembuluh darah terjadi pembentukan trombose, disamping
pembuluh darah tertutup karena kontraksi otot rahim. (Manuaba, 1998 :
192).
d. Perubahan pada serviks dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan, bentuk serviks agak menganga seperti
corong berwarna merah kehitaman, konsistensi lunak, kadang-kadang
terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bias
masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2 – 3 jari dan setelah
7 hari hanya dapat dilalui 1 jari (Mochtar, 1998 : 116).
e. Ligament – Ligamen
Ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu
persalinan setelah bayi secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih
kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi
retroflexi, karena ligament rotundum menjadi kendur (Mochtar, 1998 :
116).
2. Lochea
- Adalah secret yang berasal dari kavum dan vagina dalam masa nifas.
- Pada hari pertama dan kedua lochea rubra (cruenta) terdiri atas darah segar
bercampur sisa selaput ketuban, sel desodua, sisa vernik kaseosa lanuga,
dan mekonium.
- Lochea sanguinolenta yaitu pada hari ke-3 samapai hari ke-7 berupa darah
bercampur lender.
- Lochea serosa yaitu pada hari ketujuh sampai 19, lockea cair tidak
berdarah lagi warna agak kuning.
- Lochea alba yaitu lebih dari 2 minggu, berupa cairan putih.
- Lokiostasis yaitu lochea yang tidak lancer keluar (Prawirohardjo, 2007 :
241)
3. Laktasi
- Kolostrum dihasilkan sampai hari kedua atau ketiga dan selanjutnya akan
diproduksi ASI – payudara akan mengeras, membesar dan bertambah
berat setelah ASI diproduksi. Ibu mungkin merasa kurang nyaman selama
1 – 2 hari. Setelah ASI mengalir dan bayi menyusui secara teratur, maka
payudara menjadi lebih lunak dan terasa lebih nyaman.
- Menyusui juga memberikan keuntungan bagi ibu dan keluarganya, karena
mencegah terjadinya perdarahan akibat stimulasi produksi oksitosin.
Oksitosin menyebabkan uterus berkontraksi dan membantu pengeluaran
ASI ketika bayi menghisap payudara. (Depkes RI, 1999 : 72)

C. PERIODE NIFAS
Nifas dibagi dalam 3 periode menurut Mochtar (1998 : 115) :
1. Puerperium dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2. Puerperium Intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6 – 8 minggu.
3. Remote Puerperium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila
selama hamil/waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat
sempurna bias berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.
D. PENGELOLAAN
1. Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan
perasaan kesejahteraan mereka. Segera setelah mereka cukup kuat untuk
berjalan, bantu ibu untuk mandi Instruksikan padanya untuk mencuci putting
susu pertama kali, kemudian tubuh dan terakhir perineum. Sediakan pembalut
yang bersih (Hamilton, 1995 : 278).
2. Istirahat
Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan,
sarankan untuk kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan serta
untuk tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur, kurang istirahat akan
mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
a. Mengurangi ASI yang diproduksi.
b. Memperlambat proses infolusi dan memperbanyak perdarahan.
c. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan
dirinya sendiri (Saifuddin, 2002 : N – 25).
3. Latihan
Diskusikan pentingnya otot-otot perut dan panggul kembali normal. Ibu akan
merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga
mengurangi rasa sakit pada punggung. Jelaskan bahwa latihan beberapa menit
setiap hari sangat membantu memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar
panggul (latihan kegel). Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan otot-
otot pantat dan panggul serta tahan sampai 5 hitungan. Kendorkan dan ulangi
sebanyak 5x (Saifuddin, 2002 : N – 25).
4. Gizi
Ibu menyusui harus
a. Mengkonsumsi tambahan sebanyak 500 kalori/hari.
b. Makan dengan diit berimbang protein, mineral dan vitamin yang cukup.
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap
kali menyusui)
d. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat besi setidaknya selama 40
kali setelah persalinan.
e. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bias memberikan vitamin A
pada bayi melalui ASI (Saifuddin, 2002 : N – 25).
5. Menyusui
ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah diberna, member
perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih dan siap untuk diminum,
cara untuk meningkatkan sulpat ASI :
a. Untuk bayi
1) Menyusui bayi tiap 2 jam, siang dan malam dengan lamanya menyusui
5 – 10 menit disetiap payudara.
2) Bangunkan bayi, lepaskan baju yang menyebabkan rasa gerah dan
duduklah selama menyusui.
3) Pastikan bayi menyusui dengan posisi menempel yang baik dan
dengarkan suara menelan yang aktif.
4) Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman serta minumlah setiap
kali menyusui.
5) Tidurlah bersebelahan dengan bayi.
b. Untuk ibu menurut Saifuddin, 2002 : N – 26
1) Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum.
2) Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan
mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan.
3) Yakinkan bahwa ia dapat memproduksi susu lebih banyak dengan
melakukan hal-hal diatas.
6. Perawatan payudara
a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama putting susu.
b. Menggunakan BH yang menyokong payudara.
c. Apabila putting susu lecet oleskan colostrums/ASI yang keluar pada
sekitar putting susu setiap kali selesai menyusui.
d. Payudara selalu disokong bila terasa penuh dengan cara menetekkan pada
bayi atau dengan cara menampungnya pada sebuah gelas bersih dan
tertutup.
(Saifuddin, 2002 : N – 27)
7. Senggama
Secara fisik aman untuk memenuhi hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jarinya kedalam vagina tanpa
rasa sakit atau nyeri. Begitu darah berhenti dan ibu tak merasa nyeri, aman
untuk memenuhi melakukan hubugan seksual kapan saja. Banyak budaya
yang mempunyai tradisi menunda hubungan seksual sampai masa waktu
tertentu, misalnya 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan (Saifuddin, 2002 :
N – 27).
8. Keluarga Berencana
a. Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum
ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menetapkan sendiri kapan dan
bagaimana ingin merencanakan tentang keluarga.
b. Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovum) sebelum ia
mendapatkan lagi haidnya selama meneteki (amenorhoe laktasi). Oleh
karena itu metode amenorhoe laktasi dapat terjadinya kehamilan baru.
c. Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko menggunakan
kontrasepsi tetap aman, terutama apabila ibu sudah haid lagi (Saifuddin,
2002 : N – 28)

E. PENGKAJIAN DATA
1. Data Subyektif
a. Biodata
1) Usia produksi yang baik adalah 20 – 35 tahun untuk usia 35 tahun atau
multi gravid akan beresiko terhadap kontraksi uterus dan perdarahan
yang terjadi. Bila itu telah dirawat diruang post partum selama kala IV
(Hamilton, 1995 : 286).
2) Pendidikan
Pendidikan rendah atau tidak berpendidikan akan sulit menerima
penjelasan yang diberikan meskipun pada akhirnya insting keibuan
akan lebih berperan dalam perawatan bayinya (Ibrahim, 1996 : 28).
3) Pekerjaan
Pekerjaan ibu yang terlalu berat pada masa kehamilan akan
berpengaruh terhadapa fisik ibu yaitu fisik ibu akan menjadi lemah
dan perjalanan masa nifas yang abnormal.
4) Status Perkawinan
Remaja yang hamil diluar nikah menghadapi berbagai masalah
psikologis yaitu rasa takut, kecewa, menyesal dan rendah diri terhadap
kehamilannya sehingga berusaha untuk menghilangkannya dengan
jalan abortus (Manuaba, 1998 : 26).
5) Alamat
Dengan diketahui alamat, bidan dapat mengetahui tempat tinggal klien
dan lingkungannya. Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga
kemungkinan bila ada ibu-ibu yang namanya sama.
b. Keluhan Utama
Akibat dari proses involusi akan menimbulkan rasa mules, saat pertama
ASI diproduksi akan menimbulkan rasa nyeri pada payudara, ibu akan
merasa letih karena tenaganya telah banyak terkuras saat persalinan, ibu
akan mengalami gangguan eliminasi. (retensio urine) yang disebabkan ibu
takut untuk melakukan mobilisasi dini (Wiknjosastro, 199 : 236).
c. Riwayat Kesehatan
Keadaan kesehatan ibu dengan penyakit jantung, DM, hipertensi, ginjal,
GO, akan mempengaruhi masa nifas tersebut :
1) Penyakit DM sering menyebabkan infeksi nifas serta menghambat
penyembuhan jalan lahir.
2) Penyakit jantung tingkat IV ibu dilarang menyusui bayinya
3) Ibu dengan pre eklamasi cenderung mengalami karena Antonia
uteri/inertia uteri.
4) Ibu dengan TBC, hepatitis harus diisolasi dan tidak dianjurkan
menyusui bayinya.
5) Ibu dengan infeksi clamiolia,Taxoplasmosis, GO diperbolehkan
menyusui bayinya (Wiknjosastro, 2007 : 519).
6) Ibu dengan anemia akan beresiko perdarahan post partum, karena
otonia uteri (Wiknjosastro, 2007 : 450).
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dari pihak keluarga ibu maupun suami yang tinggal seatap tidak ada yang
menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, dan penyakit menurun
yaitu DM, jantung, ginjal, hipertensi dan asma (Ibrahim, 1993 : 56)
Ibu nifas yang memiliki keluarga yang yinggal dengan ibu dengan
penyakit menular akan berpotensi tertular penyakit tersebut (Wiknjosastro,
2007 : 519)
e. Riwayat Kebidanan
1) Haid
Kembalinya haid pada klien post partum yang tidak menyusui masa
infertile kira-kira berlangsung 6 minggu (Saifuddin, 2002 : 26).
Pengeluaran lochea rubra (warna merah) pada hari 1 dan 3, lochea
sanguinolenta (warna kecoklatan hari 3 – 7), lochea serosa (warna
kekuningan hari 7 – 14), lochea alba (setelah hari ke – 14) warna putih
(Manuaba, 1998 : 193).
2) Riwayat Kehamilan
- Pada TM I sering ditemukan emesis ringan, fatique, sering BAK.
- Pada TM II mengeluh sulit tidur, pegal di daerah panggul, rasa
tegang sewaktu-waktu di perut, oedem kaki yang menghilang di
pagi hari.
- Pada TM III mengeluh nyeri pinggang, sering BAK, obstipasi,
oedem tungkai dank ram kaki.
- ANC ditempat pelayanan kesehatan minimal 4x (Depkes RI,
1993 : 168).
- Mulai pergerakan janin usia 20 minggu. TT diberikan 2x dengan
interval minimal 4 minggu. Nasehat yang diberikan meliputi gizi
bumil, personal hygiene, aktifitas, prawatan payudara tanda
kehamilan resiko tinggi, pentingnya ANC, imunisasi (Sarwono,
2002 : N – 2 – N – 4 ).
- Terapi yang didapat
a) Pemberian Fe.
Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan
Fe pada ibu hamil dan nifas, karena pada kehamilan dan nifas
kebutuhannya meningkat.
b) Pemberian tablet multivitamin yang mengandung mineral.
Tujuan adalah untuk memenuhi kebutuhan akan bergizi
vitamin dan mineral bagi ibu dan janin selama hamil dan nifas.
(Depkes RI, 1994 : 16)
3) Riwayat persalinan
- Kala I : Untuk primi 13 jam, multi 7 jam. His pembukaan
serviks sampai terjadi pembukaan lengkap 10cm, mulai kuat,
teratur dan sakit.
- Kala II : Untuk primi 2 jam, multi 1 jam, persalinan spontan dan
BBL sehat serta normal.
- Kala III : Plasenta lahir spontan, lengkap primi ½ jam, multi ¼
jam.
- Kala IV : 2 jam post partum perdarahan tidak boleh >500cc.
apabila dalam persalinan berlangsung normal tanpa penyulit maka
dalam masa nifas akan berlangsung normal pula, tetapi persalinan
harus berakhir dengan tindakan maka secara otomatis akan
mempengaruhi masa nifasnya. Misalnya pada kasus partus lama
biasanya akan terjadi retensio urin karena terjadi oedema pada
spinter uretranya.
(Manuaba, 1998 : 239)
4) Riwayat Nifas Sekarang
Pada riwayat nifas ini perlu dikaji adalah bagaimana dengan keadaan 2
jam PP, data ini perlu dikaji karena pada masa ini perdarahan post
partum yang normal harus didapatkan :
- Keadaan umum ibu baik.
- TTV dalam batas normal.
- Tensi : 100/70 mmHg – 140/90 mmHg.
- Nadi 60 – 90 x/menit.
- Suhu 36,5 – 37,5oC.
- Pernafasan : 16 – 20 x/menit.
- TFU satu / 2 jari atau setinggi pusat.
- Laklasi, ASI sudah keluar.
- Kontraksi baik, tidak ada peradarahan abnormal, pengeluaran
pervaginaan tidak lebih dari 400 – 500 cc.
(Manuaba, 1998 : 166)
5) Riwayat KB
Perlu ditanyakan pada ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti KB
yaitu jenis kontrasepsi yang dipakai, efek samping, alas an
pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai lagi) lamanya
penggunaan kontrasepsi (Depkes RI, 1994 : 16).
f. Pola Kebidanan sehari-sehari
1) Nutrisi
Makanan yang dimakan ibu menyusui tidak dengan langsung
mempengaruhi kuantitas ASI. Karena dalam tubuh ibu, biasanya
terdapat persediaan zat gizi yang dapat digunakan sewaktu-waktu
(Ibrahim, 1987 : 26).
2) Ibu menyusui diberi kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bias
memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASInya. Total kalori
2800 KKal, protein 100 gr, calk 2 mg, Fe 15 mg, Vit B 2 3mg, vit C
150 mg, riboflavin 3 mg, vit D 800 mg (RDA, 1998). Tiap hari harus
ada kelompok makanan dasar yaitu makanan harian, daging, protein,
mineral. Pada ibu nifas terutama bagi ibu yang menyusui harus
mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari dalam bentuk makanan
seimbang, minum sedikitnya 3 liter air setiap hari, porsi makanan ibu
nifas untuk membantu proses penyembuhan luka dan laktasi
(Saifuddin, 2002 : N – 25).
3) Eliminasi
Pada masa post partum kandung kemih cepat terisi karena diuresi dan
cairan intravena ibu nifas dapat berkemih spontan dalam 6 jam, BAB
biasanya tertunda selama 2 – 3 hari setelah melahirkan karena enema
pra persalinan, diit cairan, obat-obat analgesic selama persalinan dari
perineum yang sangat sakit (Hamilton, 1995 : 288).
4) Istirahat tidur
Terganggu karena mules, nyeri perineum dan pembendungan ASI
kebutuhan istirahat ibu + 8 – 10 jam sehari untuk siang dan malam
(Hamilton, 1995 : 259).
5) Personal hygiene
Ibu harus menjaga kebersihan seleruh tubuhnya, terutama kebersihan
daerah genetalia dengan sabun dan air, membersihkan daerah vulva
atau cebok harus dilakukan dengan benar dari depan ke belakang,
pembalut harus sering diganti bila kotor, kebersihan buah dada
diperhatikan, pakaian yang dipakai oleh ibu sebaiknya yang bersih dan
mudah menyerap keringat (Saifuddin, 2002 : N – 24).
Perawatan mammae dilakukan 2x sehari bersamaan mandi. Putting
dikompres dengan kapas diberi minyak selama 5 – 15 menit,
kemudian diurut dari pangkal kearah putting dengan satu tangan
menopang mammae urut dengan sisi ulnar tangan kea rah aerola, bilas
dengan air hangat dan dingin, kemudian pangkal BH yang menopang
(Saifuddin, 2002 : N – 24).
6) Aktifitas
Mobilisasi dini sangat dianjurkan bagi ibu setelah melahirkan karena
memiliki keuntungan sebagai berikut :
- Ibu merasa lebih sehat dan kuat.
- Fungsi usus dan kandung kemih akan lebih baik.
- Memungkinkan kita mengajarkan ibu memelihara anaknya
(Saifuddin, 2002 : N – 25). Early ambulation dimulai sejak 2 jam
PP dimulai dari miring kiri, kanan, duduk, lalu berjalan disekitar
tempat tidur, bila tidak ada keluhan mulai berjalan seperti
biasanya, ketika kekuatan abdomen dan dasar pelvic telah baik
dimulai dengan senam post partum.
7) Hubunagan Seksual
Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami
istri sampai masa waktu tertentu, misalnya 40 hari atau 6 minggu
setelah persalinan, keputusan bergantung pada pasangan yang
bersangkutan (Sarwono, 2002 : N – 27)
8) Ketergantungan
Pada ibu yang memiliki ketergantungan terhadap obat-obatan, rokok
yang dapat mempengaruhi ASI nya (Wiknjosastro : 1999 : 154).
9) Latar Belakang Sosial Budaya
a. Menghindari makanan berpotensi seperti ikan atau telur.
b. Penggunaan bebat perut pada nifas (2- 4 jam pertama).
c. Penggunaan kantong es atau pasir untuk menjaga uterus
berkonsentrasi.
d. Memisahkan bayi dari ibunya untuk masa yang lama pada 1 jam
pertama setelah kelahiran (Saifuddin, 2002 : N – 29).
e. Memberikan MPASI untuk bayi sebelum 6 bulan.
f. Membuang kolostrum/ASI jolong.
g. Member ramuan pada tali pusat. Kebiasaan pijat dan minum jamu
tradisional dapat mempengaruhi proses nifas terutama dalam
proses laktasi (Hamilton, 1995 : 28)
10) Riwayat Psikologi
Ibu merasa bangga dan bahagia dengan kelahiran anaknya yang sangat
diharapkan. Ibu dan keluarga akan beradaptasi dengan penambahan
anggota keluarga (Hamilton, 1995 : 28).
a. Taking in.
- Tingkah laku ibu tergantung orang lain dan hanya nifas pada
dirinya sendiri.
- Terjadi pada 1 – 2 hari PP.
- Mengenang pengalaman melahirkan.
- Pasif .
b. Taking hold
- Terjadi perpindahan dan tergantung menjadi mandiri
- Terjadi 3 – 10 hari PP
- Focus lebih besar
- Mandiri dalam self care
- Terbuka untuk penyuluhan
- Kurang percaya diri
c. Letting go
- Terjadi perpindahan dari mandiri keperan ibu.
- Terjadi pada hari ke 7 – 10.
- Menerima tanggung jawab peran.
- Kemandirian.
- Menyesuaikan dengan keluarga tempat tinggal bayi.
(Hamilton, 1995 : 293 – 294)

2. Data Objektif
a. Keadaan umum : baik dan kesadaran komposmentis (Hamilton, 1995 :
281)
b. Tanda – tanda vital
140
- Tekanan darah : tidak boleh > /90 mmHg. Kenaikan diastole tidak
boleh > 30 mmHg dan kenaikan systole tidak boleh> 15 mmHg.
Periksa setiap 15 menit selama 1 jam atau sampai stabil, kemudian 30
menit untuk jam – jam berikutnya. Persalinan dan kelelahan, hal ini
akan normal kembali dalam 1 jam (Hamilton, 1995 : 282).
- Nadi : diperiksa setiap 15 menit selama 1 jam atau sampai stabil
kemudian setiap 30 menit untuk jam berikutnya.
- Suhu : periksa sekali pada 1 jam suhu tubuh mungkin meningkat bila
dehidrasi atau keletihan (Hamilton, 1995 : 282).
- Pernafasan : menunjukkan keadaan normal, teratur, cukup dalam
frekuensi + 18 x/menit apabila pernafasan tidak teratur, dangkal
berbunyi frekuensi rendah atau terlalu tinggi menunjukkan bahwa
keadaan jantung dan paru-paru tidak normal (Ibrahim, 1996 : 39).
c. Pemeriksaan Fisik
Kepala
 Muka : Muka lebih pucat, biru, menunjukkan tanda
kegelisahan setelah penyinaran warna muka
penderita maupun karena adanya perdarahan.
Apabila syanosis merupakan gejala awal
pekerjaan jantung dan paru-paru kurang baik
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan O2
dalam tubuh (Christina, 1996 : 39).
 Mata : Simetris, konjungtiva warna merah muda, bila
pucat (anemia), sclera putih, bila kuning ibu
terinfeksi hepatitis (Depkes RI, 2000 : 19).
 Dada dan Payudara : Hari pertama air susu mengandung kolostrum
yang merupakan cairan kuning lebih kental dari
air susu, mengandung protein albumin dan
globulin dan benda-benda kolostrum dengan
diameter 0,001 – 0,025. Payudara bengkak
sering terjadi pada hari ketiga atau keempat
sesudah ibu melahirkan (Sotjiningsih, 1997 :
107).
d. Abdomen
1) Tinggi fundus uteri dan kontraksi rahim
2) Segera setelah plasenta lahir TFU + 2 jari dibawah pusat.
3) Pada hari ke 5 TFU + 7 cm diatas simphisis atau setengah symphisis
pusat.
4) Sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba lagi diatas symphisis.
(Wiknjosastro, 2007 : 237).
e. Genetalia
1) Perineum utuh atau terjadi rupture.
Observasi perdarahan tiap 15 menit pada jam I dan 30 menit selama
jam II (Saifuddin, 2002 : N – 27).
2) Lochea rubra : hari 1 – 3, berwarna merah dan hitam.
3) Lochea sanguinolenta : hari 7 – 14, berwarna putih bercampur merah.
4) Lochea serosa : hari 7 – 14, berwarna kekuningang.
5) Lochea alba : setelah 14 hari berwarna putih.
(Manuaba, 1998 : 193)
f. Diagnose Kebidanan
P1/>1, post partum, hari ke 1 – 40 hari, KU baik/jelek, persalinan
normal/tidak, laktasi lancer/belum, involusi baik/tidak, lochea, kandung
kemih kosong/penuh, resiko ……., prognosa ………, dengan masalah …..
(Hamilton, 1995 : 295).
g. Perencanaan
Menurut Hamilton (1995 : 295-296) :
1. Diagnosa : P1/>1, post partum, hari ke 1-40 hari, KU baik/jelek,
persalinan normal/tidak, laktasi lancar/belum involusi baik/tidak,
lochea, kandung kemih kosong/penuh resiko …., prognosa.
Tujuan : Masa nifas dapat dilalui dengan baik tanpa ada penyulit
atau komplikasi.
Kriteria : - Keadaan umum ibu baik
T : 110/70 – 120/80 mmHg
N : 80 – 100 x/menit
S : 36 – 37 oC
R : 16 – 24 x/menit
- ASI keluar lancar
- Involusi normal sesuai harinya
- Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar
pertengan pusat dengan symphisis
- Lochea lancer dan normal
 Lochea rubra (merah) hari 1 – 2.
 Lochea sanguinolenta (keciklatan) hari 3 – 7.
 Lochea serosa (kekuningan) hari 7 – 14.
 Lochea alba (putih) hari 14.
- Eliminasi lancar (kandung kemih kosong)
- Keluhan nyeri berkurang, aktifitas sehari-hari dapat
dilakukan secara mandiri, ibu dapat mengatasi
masalah yang timbul.
- Keadaan umum bayi baik.
 R : 30 – 60 x/menit.
 S : 36,5 – 37,5 oC.
 Kulit kemerahan.
 Tangis kuat.
 Gerakan aktif.
 Menetek setiap saat.
Intervensi
a. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
R/ Ibu mengetahui keadaan dirinya dan lebih kooperatif dengan
tindakan yang akan dilakukan.
b. Jelaskan tentang fisioligis nifas.
R/ Ibu memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu
nifas.
c. Jelaskan patologi nifas.
R/ Deteksi dini adanya kelainan sehingga bias segera diatasi.
d. Beritahu ibu tentang kebutuhan dasar ibu nifas meliputi :
- Konseling mengenai nutrisi, eliminasi, istirahat, personal
hygiene, hubungan seksual dan KB.
- Pelatihan mengenai perawatan payudara dan senam nifas.
- Pelatihan mengenai perawatan anak meliputi memandikan
bayi, merawat tali pusat, ASI eksklusif, MP ASI, dan
imunisasi.
e. Observasi KU ibu dan TTV.
R/ Deteksi dini adanya kelainan gejala cardinal.
f. Observasi proses involusi, TFU, kontraksi uterus, pengeluaran
lochea.
R/ Memastikan ibu sedang dalam proses penyembuhan yang
aman.
g. Anjurkan mobilisasi dini
R/ Tirah baring lebih dari 8 jam PP merupakan faktor penyebab
trombosit dan trombo embolin.
h. Jelaskan dan anjurkan cara vulva hygiene yang benar.
R/ Mencegah infeksi dan memberikan rasa nyaman serta
mempercepat penyembuhan luka perineum.

2. Resiko nyeri.
Tujuan : Tidak dapat tanda-tanda
Kriteria :- Luka perineum bersih
- Tidak terdapat tanda-tanda infeksi, warna luka
tidak kemerahan, suhu normal, tidak bengkak.
Intervensi
a. Kaji catatan prenatal dan intranatal, perhatikan frekuensi
pemeriksaan vagina dan komplikasi seperti KPD, persalinan lama,
laserasi, hemoragic, dan tertahannya plasenta.
R/ Mengidentifikasi faktor resiko yang dapat menggangu
penyembuhan dan atau kemunduran pertumbuhan epitel
jaringan endomentrium dan member kecenderungan klien
terkena infeksi.
b. Pantau suhu, nadi sesuai indikasi, catat adanya tanda-tanda
menggigil, anoreksia, dan malaise.
R/ Peningkatan suhu sampai 38,3oC pada 2 dan 10 hari pertama PP
adalah bermakna.
c. Catat jumlah dan bau lochea atau perubahan kemajuan dari rubra
menjadi serosa.
R/ Lochea secara normal memiliki baud aging namun pada
endometritis lochea mungkin purulenta dan berbau busuk,
mungkin juga gagal dari lochea rubra, serosa sampai alba.
d. Inspeksi sisi perbaikan episiotomy setiap 8 jam. Perhatikan nyeri
tekan berlebihan, kemerahan, eksudat, oedema, kehilangan
perletakan atau adanya laserasi.
R/ Diagnosa dini dari infeksi lokal dapat mencegah penyebaran
pada jaringan uterus.
e. Anjurkan perawatan perineal dengan mencuci dari arah sympisis
ke anal dan mengeringkan lakukan random duduk 3 – 4 x sehari
atau setelah berkemih atau defekasi jika perlu.
R/ Pembersihan sering dari depan kebelakang (Sympisis kea rah
anal) membantu mencegah kontaminasi rectal memasuki
vagina dan uretra.
f. Anjurkan klien untuk mandi setiap hari/ganti pembalut yang basah
dan kotor minimal 3 – 4 x sehari atau jika basah.
R/ Dengan menjaga kebersihan akan mengurangi kemungkinan
terjadi infeksi.
g. Berikan informasi tentang makanan pilihan tinggi protein, vitamin
c dan zat besi, anjurkan klien untuk meningkatkan masukan cairan
sampai 200 ml/hari.
R/ Protein membantu meningkatkan penyembuhan dan regenerasi
jaringan baru, zat besi perlu untuk sintesis dinding sel,
peningkatan cairan membantu mencegah statis urin dan
masalah ginjal.
3. Tindakan nyaman (Nyeri).
Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi.
Kriteria : Ibu mengerti keadaan dirinya, rasa nyaman terpenuhi
minimal dapat terkondisi dengan keadaannya.
Intervensi :
a. Tentukan adanya laktasi dan ketidaknyamanan, tinjau ulang
persalinan dan catat kelahiran.
R/ Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan khusus dan intervensi
yang tepat.
b. Inspeksi perbaikan perineum dan episiotomy, perhatikan oedema,
ekimosis, nyeri tekan lokasi, eksudat purulen atau kehilangan
perlekatan jahitan.
R/ Dapat menunjukkan adanya trauma berlebihan pada jaringan
perineal atau terjadinya komplikasi yang memerlukan evaluasi
yang selanjutnya.
c. Berita kompres panas lembab diantara 38oC sampai 43,2oC selama
20 menit 3 – 4 x sehari setelah 24 jam pertama.
R/ Meningkatkan sirkulasi pada perineum, meningkatkan
oksigenasi dan nutrisi jaringan pada menurunkan oedema,
meningkatkan penyembuhan.
d. Ajarkan duduk dengan otot gluteal.
R/ Pengencangan gluteal saat duduk menurunkan stress dan
tekanan langsung pada perineum.
e. Kaji nyeri tekan uterus, tentukan adanya dan frekuensi after pains
faktor pemberat.
R/ Selama 12 jam PP kontraksi uterus kuat dan regular dan ini
berlanjut selama 2 – 3 hari berikutnya meskipun frekuensi dan
intensitasnya berkurang. Faktor – faktor yang memperberat
after pains meliputi multipara, overdistensi uterus.
f. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgetik.
R/ Analgetik mengurangi nyeri.
4. Kebutuhan kurang tidur.
Tujuan : Kebutuhan istirahat tidur terpenuhi.
Kriteria : - Ibu dapat mengganti kebutuhan tidurnya pada waktu
lain.
- Mata tidak sayu, mengantuk, tidak lemas dan ibu
Nampak lebih segar.
Intervensi :
a. Anjurkan ibu agar istirahat cukup.
R/ Mencegah keletihan
b. Sarankan ia untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga
secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau istirahat dapat
berakibat :
- Mengurangi produksi ASI
- Memperlambat proses involusi dan memperbanyak perdarahan.
- Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat
bayi dan dirinya sendiri.
c. Motivasi ibu melanjutkan aktivitas secara bertahap memberikan
jarak antara aktivitas mereka, dan untuk istirahat sebelum menjadi
keletihan.
R/ Ambulasi secara bertahap memberikan kesempatan kepada ibu
untuk melatih kembali otot-ototnya yang tegang selama
persalinan dan mencegah thrombosis.
d. Berikan ibu manfaat kebutuhan tidur.
R/ Tidur memberikan kesempatan pada otot-otot untuk istirahat
bukan hanya berarti mengurangi aktivitas otot-otot tetapi juga
meringankan ketegangan urat.

5. Eliminasi usus/kandung kemih.


Tujuan : Kebutuhan eliminasi (usus dan kandung kemih) dapat
terpenuhi
Kriteria : - Ibu mengetahui batas normal eliminasi dan
manfaatnya.
- Pola dan frekuensi eliminasi dalam batas normal
BAK : 4 – 5 x/hari
BAB : 1 – 2 x/hari
Intervensi :
a. Anjurkan ibu untuk meningkatkan asupan cairan yang adekuat dan
diit tinggi serat.
R/ Cairan yang cukup dan diit tinggi serat memperlancar proses
BAB.
b. Anjurkan ibu untuk melakukan kembali kegiatan makan dan
ambulasi secara teratur.
R/ Membantu regulasi BAB.
c. Anjurkan ibu minum yang banyak.
R/ Meningkatkan dieresis.
d. Kaji pola pengosongan kandung kemih, implementasikan
tindakan-tindakan memudahkan berkemih, intruksikan klien untuk
melakukan latihan kegel sesuai kondisi ibu dan tingkat diastasis.
R/ Kembalinya fungsi normal kandung kemih memerlukan waktu
4 – 7 hari dan overdistensi kandung kemih dapat menciptakan
perasaan dorongan dan ketidaknyamanan. latihan kegel
membantu penyembuhan dan pemulihan dari tonus otot dasar
panggul untuk :
- Membantu jahitan lebih merapat.
- Menambah sirkulasi ke jalan lahir.
- Mempercepat penyembuhan.
- Menandakan hemoroid dari varikositas vulva.
e. Kosongkan kandung kemih dengan melakukan rangsangan yaitu
dengan mengguyur vulva dengan air hangat dan kompres hangat,
dingin dengan suprapubis.
R/ Merangsang BAK.

6. Kurangnya perawatan diri


Tujuan : Ibu dapat melakukan perawatan diri.
Kriteria :- Ibu tampak bersih dan segar
- Ibu dapat melakukan teknik perawatan diri yang
benar.
- Ibu dapat beraktivitas secara bertahap.
Intervensi :
a. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya perawatan dini saat nifas.
R/ Meningkatkan motivasi ibu untuk melakukan perawatan dini.
b. Anjurkan ibu untuk mobilisasi secara bertahap dan merawat
kebersihan.
R/ Melatih otot-otot sehingga dapat beraktivitas secara bertahap
dan mampu menjaga kebersihan dirinya.
c. Bantu ibu dalam memenuhi kebutuhan perawatan dini.
R/ Ibu mampu merawat dirinya sendiri secara mandiri
d. Anjurkan ibu mandi berendam dan mandi siram sehingga
perdarahan melambat, menjaga agar tetap bersih, terutama putting
susu dan pireneum, air hangat biasanya sudah memadai, sabun bias
menimbulkan rasa gatal/mongering cuci tangan dengan sabun dan
air, mengganti dengan kain bantalan, menjaga agar pakaian dan
tempat tidur bersih.
R/ Menjaga kebersihan seluruh tubuh, member rasa amandan
nyaman serta menjaga, mencegah terjadinya infeksi.
e. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut/kain pembalut setidaknya
dua kali sehari.
R/ Memberi rasa nyaman.
f. Sarankan ibu cuci tangan dengan sabun dan air, sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminya.
R/ Menguji kemungkinan terjadi infeksi.

F. PELAKSANAAN
langkah pelaksanaan dalam asuhan dilakukan sesuai dngan rencana yang telah
ditetapkan, baik secara mandiri, kolaborasi/rujukan. Pelaksanaan tindakan
diupayakan dalam waktu yang singkat dan efektif, hemat dan berkualitas.
(Depkes RI, 1995 : 11).
G. EVALUASI
- Evaluasi adalah langkah akhir dari proses manajemen kebidanan.
- Tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana.
- Tujuan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan yang
dilakukan.
(Depkes RI, 1995 : 11)
Dalam evaluasi harus dicantumkan juga ;
S : Data subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil melalui anamnesa.
O : Data objektif
Menggambarkan pendokumentasian laboratorium tes, diagnose yang
dirumuskan dalam data focus untuk mendukung assessment.
A : Assesment
Menggambarkan hasil analisa data dan interpretasi data subjektif dan
objektif dalam suatu identifikasi.
1. Diagnosa/masalah
2. Antisipasi diagnose lain/masalah potensial
P : Planning
Menggambarkan perdokumentasian, perencanaan, tindakan, evaluasi
berdasarkan assessment.
(Depkes RI, 1995 : 7 – 10)
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN DATA
1. Pengumpulan Data
Tanggal : 3 Februari 2010, pukul 15.00 WIB
Tempat :
a. Data Subyektif
1) Biodata
Istri Suami
Nama : Ny.”Y” Tn.”H”
Umur : 32 tahun 26 tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMP SMP
Siku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pekerjaan : IRT Tani
Penghasilan :- Rp. 1.500.000,-/panen
Umur Menikah : 20 tahun 24 tahun
Lama/brp x menikah : 12 tahun/1x 12 tahun/1x
Alamat : Ds. Dukuh Kec. Bendo Magetan

2) Keluhan Utama
Ibu mengeluh jahitannya masih terasa nyeri.
3) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit dengan gejala
tekanan darah tinggi dan pusing yang hebat (hipertensi), sering
berdebar dan berkeringat pada malam hari, mudah lelah setelah
beraktivitas (jantung), sering makan, minum dan kencing (DM),
saat ada bagian tubuh yang terluka, darah sukar membeku
(hemofili), sesak napas dan mengi (asma), batuk lama tidak
sembuh-sembuh (TBC), mata dan seluruh bagian tubuh kuning
(hepatitis), keluar nanah dari alat kelamin, keputihan yang gatal
dan berbau (PMS).
b) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit dengan gejala
tekanan darah tinggi dan pusing yang hebat (hipertensi), sering
berdebar dan berkeringat pada malam hari, mudah lelah setelah
beraktivitas (jantung), sering makan, minum dan kencing (DM),
saat ada bagian tubuh yang terluka, darah sukar membeku
(hemofili), sesak napas dan mengi (asma), batuk lama tidak
sembuh-sembuh (TBC), mata dan seluruh bagian tubuh kuning
(hepatitis), keluar nanah dari alat kelamin, keputihan yang gatal
dan berbau (PMS).
- Pengobatan yang sedang dan pernah dialami :
Ibu mengatakan tidak sedang dan tidak pernah
mengalami/menjalani pengobatan untuk penyakit tertentu.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga baik pihak ibu maupun suami tidak ada yang
menderita penyakit dengan gejala seperti tekanan darah tinggi dan
pusing yang hebat (hipertensi), sering berdebar dan berkeringat
pada malam hari, mudah lelah setelah beraktivitas (jantung), sering
makan, minum dan kencing (DM), saat ada bagian tubuh yang
terluka, darah sukar membeku (hemofili), sesak napas dan mengi
(asma), batuk lama tidak sembuh-sembuh (TBC), mata dan seluruh
bagian tubuh kuning (hepatitis), keluar nanah dari alat kelamin,
keputihan yang gatal dan berbau (PMS).
4) Riwayat Kebidanan
a) Haid
Ibu mengatakan haid yang pertama kali pada usia 13 tahun, siklus
29 hari, lamanya 6-7 hari, banyaknya hari ke-1, yaitu 3 softex, hari
selanjutnya 2 softex, konsistensi encer. Pada hari pertama, ibu
mengeluh nyeri perut. Sebelum atau sesudah haid, ibu biasanya
mengeluarkan keputihan (tidak gatal, tidak berbau).
b) Riwayat kehamilan I
Ibu mengatakan selama hamil muda hanya mengeluh mual, tetapi
tidak berlebihan. Ibu rutin periksa ke bidan. Ibu mendapat
imunisasi TT 2x pada usia kehamilan 4 bulan dan 5 bulan. Ibu
mendapat tablet tambah darah, multivitamin dan calk dari bidan.
Ibu meminumnya secara teratur. Ibu mendapat penyuluhan tentang
kehamilannya. Ibu melaksanakan nasehat yang diberikan ooleh
bidan.
c) Riwayat kehamilan II
Ibu mengatakan selama hamil tidak mempunyai keluhan asa-asa.
Hanya pada TM II, ibu mengeluh sering kencing. Ibu mendapat
imunisasi TT 2x pada usia kehamilan 4 dan 5 bulan. Ibu mendapat
tablet Fe, multivitamin, yodium dari bidan. Ibu meminumnya
secara teratur. Ibu mendapat penyuluhan tentang nutrisi, istirahat,
perawatan payudara. Ibu telah melaksanakan nasehat tersebut.
d) Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan hamil ke-3, usia 9 bulan, saat hamil muda usia 2
bulan, ibu mengeluh mual. Saat hamil tua usia 9 bulan, ibu
mengeluh sering kencing. Ibu merasakan gerkan janin 4 bulan
yang lalu. Selama hamil, ibu periksa rutin ke bidan dan mendapat
multivitamin, tablet Fe 90 butir (1x1), calk, yodium 1x. Selama
hamil, ibu mendapat penyuluhan mengenai nutrisi ibu hamil,
kebutuhan istirahat, perawatan payudara, senam hamil dan ibu
telah melaksanakan penyuluhan.
e) Riwayat persalinan I
Ibu mengatakan melahirkan anak ke-1 di rumah bidan dengan
normal, langsung menangis, jenis kelamin perempuan, BB : 2.900
gram, PB : 48 cm, plasenta lahir spontan 17 menit kemudian,
perdarahan + 200 cc.
f) Riwayat persalinan II
Ibu mengatakan melahirkan anak keduanya di BPS dengan normal,
anak hidup, jenis kelamin laki-laki, BB : 3.500 gram, PB : 50 cm,
plasenta lahir spontan 15 menit kemudian, perdarahan + 175 cc.
g) Riwayat persalinan sekarang
Ibu melahirkan anak ke-3 pada tanggal 1 Februari 2010, pukul
12.33 WIB, lahir spontan, belakang kepala, hidup, jenis kelamin
laki-laki, BB : 3.500 gram,PB : 49 cm, tangis kuat, gerakan aktif,
plasenta lahir spontan, lengkap, pukul 12.45 WIB, perdarahan
+ 200 cc, ada kahitan perineum.
h) Riwayat nifas I
Nifas berjalan lancar, involusi normal, urutal lochea dari hari
pertama yaitu lochea rubra, sanguinolenta, serosa dan alba. Proses
laktasi normal, tidak ada masalah, anak menyusu sampau umur 2
tahun. Anak pertama sekarang berusia 12 tahun.
i) Riwayat nifas II
Nifas berjalan lancar, involusi normal, urutan lochea dari hari
pertama yaitu lochea rubra, sanguinolenta, serosa dan alba. Proses
laktasi normal, tidak ada masalah. Anak menyusu sampai umur 1,5
tahun. Anak kedua sekarang berusia3 tahun.
j) Riwayat KB
Ibu sebelumnya memakai KB suntik 3 bulan. Setelah kelahiran
anak ke-2, ibu memakai KB implant dan setelah melahirkan anak
ke-3 ini, ibu berencana kembali KB suntik, karena lebih praktis.
5) Pola kebiasaan sehari-hari
a) Nutrisi
Selama hamil : Makan 3x sehari, porsi sedang terdiri dari nasi,
tahu, tempe, telur, sayur (kangkungm bayam,
sawi), buah (jeruk, apel), dan minum susu untuk
ibu hamil 1 gelas /hari, minum air putih + 8
gelas /hari.
Selama nifas : Makan 3x sehari, porsi sedang dengan komposisi
nasi, sayur (sawi, bayam, wortel), lauk (ikan,
daging, tempe)), buah (pisang, apel, jeruk),
minum susu untuk ibu menyusui 1 gelas /hari,
munim air putih + 8 gelas /hari.
b) Eliminasi
Selam hamil : BAB teratur 1x /hari, konsistensi lunak, warna
kuning trengguli, tidak ada keluhan. BAK 4-5x
/hari, warna kuning jernih/tidak ada keluhan.
Selama nifas : Ibu sudah dapat BAK setelah 6 jam kelahiran
bayi, ibu belum bisa BAB.
c) Istirahat dan tidur
Selama hamil : Ibu tidur siang + 2 jam pukul 13.00 – 15.00 WIB,
tidur malam + 8 jam mulai pukul 21.00 – 04.30
WIB. Tidak gangguan saat tidur.
Selama nifas : Ibu tidur siang + 1 jam pukul 13.00 – 14.00 WIB.
Tidur malam + 7 jam mulai pukul 21.00 – 04.30
WIB. Ibu kadang-kadang terbangun untuk
meneteki bayinya.
d) Aktifitas
Selama hamil : Ibu melaksanakan kegiatan sehari-hari sebagai ibu
rumah tangga. Selama hamil, ibu biasanya jalan-
jalan dipagi hari.
Selama nifas : Ibu sudah mulai bergerak, mulai dari tidur miring
kiri dan kanan, lalu duduk dan berjalan-jalan.
e) Personal hygiene
Selama hamil : Ibu mandi 2x sehari, gosok gigi, keramas 2x
seminggu, ganti baju dan celana dalam 2x sehari,
membersihkan genetalia setiap hari selesai BAK
dan BAB. Melakuakn perawatan payudara rutin
setiap hari.
Selama nifas : Ibu mandi seperti biasa 2x sehari, gosok gigi, dan
ganti pakaian tiap selesai mandi, ganti pembalut
2-3x sehari, payudara bersih, saat ini ASI sudah
keluar.
f) Rekreasi
Selama hamil : Ibu mengisi waktu luangnya untuk ngobrol
bersama keluarga dan menonton TV, jalan-jalan
dipagi hari.
Selama nifas : Ibu mengisi waktu luangnya untuk mengobrol
bersama keluarga dan istirahat.
6) Riwayat Ketergantungan
Ibu maupun suami tidak ada yang merokok, minum-minuman keras,
mengkonsumsi obat-obatan terlarang serta jamu.
7) Latar Belakang Sosial Budaya
Selama hamil : Ibu tidak mempunyai pantangan makanan apapun,
tidak minum jamu, tidak pernah pijat.
Selama nifas : Ibu tidak mempunyai pantangan makanan tertentu,
tidak m inum jami, tidak pernah pijat perut,
menggunakan es, memberi makanan selain ASI pada
bayi sebelum 6 bulan, memberi ramuan pada tali
pusat.
8) Psikologi dan spiritual
Keluarga sangat bahagia atas kelahiran anak ketiganya. Sang kakak
juga sangat senang. Anggota keluarga lain selalu memberikan support
ketika ibu merawat bayi.
9) Kehidupan seksual
Selama hamil : 2 bulan menjelang persalinan, ibu tidak melakukan
hubungan seksual, karena takut mempengaruhi
kehamilannya.
Selama nifas : Ibu berencana melakukan hubungan seksual setelah
ber-KB.
b. Data Obyektif
1) Keadaan umum : baik, kesadaran komposmentis.
2) TTV
T : 120/80 mmHg
S : 36,60C
N : 80x /menit
R : 20x menit
3) Pemeriksan fisik
Kepala : Rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut,
kulit kepala bersih, tidak ada benjolan dan luka.
Muka : Tidak sembab, tidak pucat, ekspresi wajah meringis
menahan sakit.
Mata : Juling, conjunctiva palpebrae berwarna merah muda,
sklera putih, tidak oedem.
Hidung : Simetris, tidak ada polip dan secret yang keluar, tidak
ada pernapasan cuping hidung.
Mulut : Bibir merah, tidak pecah-pecah, tidak ada stomatitis,
tidak ada caries gigi, tidak ada beslah, tidak ada empiris.
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada sermen yang keluar.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe, tidak
ada bendungan vena jugularis.
Ketiak : Tidak ada pembesaran kelenjar lymfe.
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, pernapasan
teratur, tidak ada bunyi napas tambahan.
Payudara : Payudara membesar, puting menonjol, tidak lecet,
bersih, ASI keluar lancar, payudara tidak bengkak, tidak
abses, tidak ada benjolan abnormal, payudara tegang.
Abdomen : Terdapat striae albican, tidak ada luka bekas operasi,
TFU 3 jari bawah pusat, CU keras dan bundar, blass
kosong.
Genetalia : Pengeluaran lochea snguinolenta, warna kecoklatan,
setengah pembalut, bau amis, tidak ada varices, tidak
ada condiloma akumiinata dan matalata, vulva tidak
oedem, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini dan
skene, ada jahitan perineum.
Anus : Tidak ada hemoroid.
Ekstremitas :
- Atas : Simetris, tidak ada kelainan.
- Bawah : Simetris, tidak ada oedem, tidak ada varices, tidak ada
kelainan.

2. Analisa Data

No Diagnosa/Masalah Data Dasar


1. P30003, hari ke-3, DS :- Ibu mengatakan telah melahirkan anak ke-
involusi normal, 3 pada tanggal 01 Februari 2010, pukul
lochea normal, 13.33 WIB. Ibu mengatakan keluarga
laktasi normal, sangat bahagia atas kelahiran anaknya.
keadaan umum - Ibu sudah dapat BAK setelah 6 jam
ibu dan bayi baik kelahiran bayi, ibu belum BAB.
dengan masalah - Ibu mengatakan ASI sudah keluar dan bayi
nyeri jahitan menetek dengan kuat dan tidak rewel.
perineum. - Ibu mengeluh nyeri jahitan pada jalan
lahir.
DO :- Keadaan umum ibu baik, kesadaran
komposmentis, ekspresi wajah ibu
meringis menahan sakit.
- TTV
T : 120/80 mmHg
S : 36,60C
N : 80x /menit
R : 20x /menit
- Payudara membesar, puting susu
menonjol, puting tidak lecet, payudara
bersih, ASI keluar lancar, payudara tidak
bengkak atau abses, tidak ada benjolan
abnormal, payudara tegang.
- Abdomen : Terdapat striae albican, tidak
ada luka bekas operasi, TFU 3 jari bawah
pusat, CU keras, bundar, blass kosong.
- Genetalia : Pengeluaran lochea
sanguinolenta, warna kecoklatan, setengah
No Diagnosa/Masalah Data Dasar
pembalut, bau amis, tidak ada varices,
tidak ada condiloma akuminata dan
matalata, vulva tidak oedem, tidak ada
pembesaran kelenjar bartholini dan skene,
ada luka jahitan perineum (bersih dan
masih basah)
- Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada
oedem, tidak ada varices, tidak ada
kelainan.
- Keadaan umum bayi : baik, gerak aktif,
tangis kuat, tidak rewel, menetek 10x /hari.

B. DIAGNOSA KEBIDANAN
P30003, hari ke-3, involusi normal, lochea normal, laktasi normal, keadaan umum
ibu dan bayi baik dengan masalah nyeri jahitan perineum. Prognosa baik.

C. PERENCANAAN
1. Diagnosa/masalah :
P30003, hari ke-3, involusi normal, lochea normal, laktasi normal, keadaan
umum ibu dan bayi baik dengan masalah nyeri jahitan perineum.
Tujuan : Masa nifas dapat dilalui dengan baik tanpa ada penyulit atau
komplikasi.
Kriteria : - Keadaan umum ibu baik
T : 110/70 – 120/80 mmHg
N : 80-100x /menit
S : 36-37,50C
R : 16-24x /menit
- ASI keluar lancar.
- Involusi normal sesuai harinya.
- CU baik, teraba keras, bundar.
- TFU setelah plasenta lahir setinggi pusat, TFU 3 hari : 3 jari
bawah pusat.
- Lochea lancar dan normal :
o Lochea sanguinolenta (kecoklatan) hari 3-7.
o Lochea serosa (kekuningan) hari 7-14.
o Lochea alba (putih) hari ke 14.
- Eliminasi lancar (kandung kemih kosong).
- Keluhan nyeri berkurang, aktifitas sehari-hari dapat dilakukan
secara mandiri, ibu dapat mengatasi masalah yang timbul.
- Keadaan umum bayi baik :
o R : 30-60x /menit.
o S : 36,5 – 37,50C
o Kulit kemerahan.
o Tangis kuat.
o Gerakan aktif.
o Menetek setiap saat.
Intervensi :
a. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
R/ Ibu mengetahui keadaan dirinya dan lebih kooperatif dengan tindakan
yang akan dilakukan.
b. Jelaskan tentang fisiologi nifas.
R/ Ibu memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu nifas.
c. Jelaskan patologi nifas.
R/ Deteksi dini adanya kelainan, sehingga bisa segera diatasi.
d. Beritahu ibu tentang kebutuhan dasar ibu nifas, meliputi :
- Konseling mengenai : Nutrisi, eliminasi, istirahat, personal hygiene,
hubungan seksual dan KB.
- Pelatihan mengenai perawatan payudara dan senam nifas.
- Pelatihan mengenai perawatan anak, meliputi : Memandaikan bayi,
merawata tali pusat, ASI eksklusif, MP ASI dan imunisasi.
R/ Ibu dapat menjalankan aktifitas sehari-hari selama nifas dengan baik.
e. Observasi TTV
R/ Deteksi dini adanya kelainan, sehingga dapat segera diatasi.
f. Jelaskan penyebab nyeri jahitan perineum.
R/ Ibu mengerti penyebab nyeri pada jahitan perineum, sehingga ibu akan
merasa leih tenang.
g. Jelaskan cara mengatasinya.
R/ Agar ibu bisa mengatasi keluhan yang ada.
h. Motivasi ibu untuk terus menyusui.
R/ Dengan menyusui, maka involusi uteri akan lebih cepat.
i. Berikan obat analgetik sesuai kebutuhan bila perlu.
R/ Analgetik bekerja pada pusat otak lebih tinggi menurunkan persepsi
nyeri.
j. Anjurkan pada ibu untuk kontrol 2 minggu lagi.
R/ Untuk mengetahui involusi normal, masa nifas dapat dilalui dengan
baik.

D. PELAKSANAAN
Tanggal 03 Februari 2010, pukul 15.30 WIB
1. Diagnosa/masalah :
P30003, hari ke-3, involusi normal, lochea normal, laktasi normal, keadaan
umum ibu dan bayi baik dengan masalah nyeri jahitan perineum.
Implementasi :
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa ibu dan bayi
secara keseluruhan baik.
b. Menjelaskan tentang fisiologi nifas, antara lain :
 Involusi adalah proses kembalinya alat-alat kandungan dan jalan lahir
seperti sebelum hamil. Pada hari ke-10, uterus tidak akan teraba dari
luar.
 Laktasi : Produksi ASI akan lebih banyak sesudah hari ke-2 dan 3
masa nifas.
 Loche adalah cairan yang keluar dari rahim dan vagina :
- Lochea rubra (merah) hari 1-2.
- Lochea sanguinolenta (kecoklatan) hari 3-7.
- Lochea serosa (kekuningan) hari 7-14.
- Lochea alba (putih) hari ke 14.
c. Menjelaskan patologi nifas.
 Involusi tidak sesuai dengan harinya, uterus masih teraba dari luarpada
hari ke-10.
 Lochea tidak sesuai dengan harinya.
 Lochea berbau busuk dan keluar nanah.
 Payudara membengkak dan terjadi peradangan.
 Hipertermi karena adanya infeksi.
 Oedem tungkai, pusing yang hebat dan disertai pandangan mata kabur.
d. Memberitahu ibu tentang kebutuhan dasar ibu nifas, meliputi :
1) Konseling mengenai :
 Nutrisi
Pada ibu nifas, terutama bagi ibu yang menyusui harus
mengkonsumsi tambahan kalori (500 kalori) tiap hari dalam
bentuk makanan seimbang, minum sedikitnya 3 liter air setiap hari,
porsi makanan ibu nifas untuk membantu proses penyembuhan
luka.
 Eliminasi
Ibu nifas dapat berkemih spontan dalam 6 jam. BAB biasanya
tertunda selam 2-3 hari setelah melahirkan.
 Istirahat
Kebutuhan istirahat ibu + 8-10 jam sehari untuk siang dan malam.
Ibu harus mengusahakan istirahat ketika bayinya tidur.
 Personal hygiene
Ibu harus menjaga kebersihan seluruh tubuhnya, terutama
kebersihan daerah genetalia dengan sabun dan air.
Membersihkan vulva atau cebok harus dilakukan dengan benar
dari depan kebelakang, pembalut harus sering diganti bila kotor,
kebersihan buah dada diperhatikan, pakaian yang dipakai oleh ibu
sebaiknya yang bersih dan mudah menyerap keringat.
 Hubungan seksual
Aman untuk memenuhi hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jarinya ke dalam
vagina tanpa terasa sakit.
 KB
Jenis KB yang bisa digunakan adalah KB suntik, implan, pil KB
jenis progesteron saja atau kontap jika anak lebih dari 2.
2) Pelatihan mengenai :
 Perawatan payudara
Perawatan payudara dilakuakn 2x sehari bersamaan mandi.
Puting dikompres dengan kapas diberi minyak selama 5-15 menit,
kemudian diurut dari pangkal ke arah puting dengan satu tangan
menopang mammae, urut dengan sisi ulnar tangan ke arah areola,
bilas dengan air hangat dan dingin, kemudian pakai BH yang
meopang.
 Senam nifas
3) Pelatihan mengenai perawatan anak, meliputi :
 Memandikan bayi dengan air hangat.
 Merawat tali pusat dengan kasa steril tanpa diberi ramu-ramuan.
 ASI eksklusif sampai anak berusia 6 bulan tanpa makanan
tambahan.
 MP ASI setelah anak berusia 6 bulan.
 Imunisasi dilakuan sesuai jadwal.
e. Melakukan observasi KU dan TTV.
f. Menjelaskan penyebab nyeri pada jahitan perineum, yaitu disebabkan
karena jahitan belum kering dan belum menyatu, sehingga menyebakan
nyeri.
g. Menjelaskan cara mengatasinya, yaitu :
 Teknik distraksi
Bernapas pelan-pelan, mendengarkan lagu, membayangkan hal yang
indah dan merawat bayinya.
 Teknik relaksasi
- Menarik napas dalam dan mengisi paru-paru.
- Udara dihembuskan pelan-pelan sambil membiarkan tubuh kendor.
- Bernapas beberapa kali dengan irama normal.
- Menarik napas dalam lagi dan dihembuskan pelan-pelan dan
membiarkan hanya kaki dan telapak kaki kendor, minta ibu untuk
mengkonsentrasikan pikirannya pada kakinya.
- Ulangi langkah di atas, konsentrasi pindah ke lengan, perut,
punggung, dan lain-lain.
- Setelah rileks, anjurkan bernapas pelan-pelan, bila nyeri jadi hebar,
napas dangkal dan cepat.
- Memotivasi ibu untuk terus menyusui.
- Menganjurkan ibu kontrol 2 minggu lagi.

E. EVALUASI
Tangggal 03 Februari 2010, pukul 17.00 WIB.
Diagnosa : P30003, hari ke-3, involusi normal, lochea normal, laktasi normal,
keadaan umum ibu dan bayi baik dengan masalah nyeri jahitan perineum.
S : - Ibu mengatakan mengerti mengenai hasil pemeriksaan, penyebab nyeri
jahitan perineum.
- Ibu mengatakan telah memahami penjelasan mengenai fisiologi dan
patologi nifas, kebutuhan dasar ibu nifas.
- Ibu berjanji akan menyusui anaknya.
O : - Ekspresi wajah ibu terlihat tenang.
- Ibu dapat mengulang kembali mengenai fisiologis, patologi, dan
kebutuhan dasar ibu nifas, penyebab dan cara mengatasi nyeri jahitan
perineum.
- Ibu dapat memperagakan kembali perawatan payudara dan senam nifas.
- Ibu dapat memperagakan teknik relaksasi.
- Ibu langsung menyusui bayinya.
A : P30003, hari ke-3, masalah sebagian teratasi, pengetahuan ibu bertambah.
P : - Anjurkan ibu untuk tetap melaksanakanpenyuluhan yang telah diberikan
oleh petugas.
- Menganjurkan kunjungan ulang 7 hari lagi pada tanggal 10 Februari
2010.
- Menganjurkan ibu kontrol sewaktu-waktu jika keluhan bertambah atau
timbul keluhan lain.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 1995. Manajemen Kebidanan. Jakarta.

Doenges E, merilyn. 2010. Rencana Perawatan Maternal/Bayi Peroman untuk


Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien Edisi II. Jakarta : EGC.

Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6. Jakarta :


EGC.

Ibrahim S, Cristina. 1993. Perawatan Kebidanan Jilid I. Jakarta : Bhratara.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologis Jilid I. Jakarta : EGC.

Prawiroharjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP. Jakarta : Widya


Medika.

Sastrawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung : UNPAD.

You might also like