You are on page 1of 9

Golongan darah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Langsung ke: navigasi, cari

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis
karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis penggolongan
darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini
sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang
dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi
transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung
dalam darahnya, sebagai berikut:

• Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum
darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima
darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.

• Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari
orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif

• Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B
serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan
golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah
ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-
positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.

• Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi
antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif
dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan
disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat
menerima darah dari sesama O-negatif.

Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun di
beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A
lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan
dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.

Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan
Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.
Daftar isi
[sembunyikan]

• 1 Frekuensi
• 2 Pewarisan
• 3 Rhesus
• 4 Golongan darah lainnya
• 5 Kecocokan golongan darah
• 6 Lihat pula

• 7 Pranala luar

[sunting] Frekuensi

Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras.
Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang
berbeda-beda.

Populasi O A B AB
Suku pribumi Amerika Selatan 100% – – –
Orang Vietnam 45.0% 21.4% 29.1% 4.5%
Suku Aborigin di Australia 44.4% 55.6% – –
Orang Jerman 42.8% 41.9% 11.0% 4.2%
Suku Bengalis 22.0% 24.0% 38.2% 15.7%
Suku Saami 18.2% 54.6% 4.8% 12.4%

[sunting] Pewarisan

Tabel pewarisan golongan darah kepada anak


Ibu/Ayah O A B AB
O O O, A O, B A, B
A O, A O, A O, A, B, AB A, B, AB
B O, B O, A, B, AB O, B A, B, AB
AB A, B A, B, AB A, B, AB A, B, AB

[sunting] Rhesus
Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor Rhesus
atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini
pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di permukaan
sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh pada
permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini
seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling
umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula
beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B.

Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor
dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen
Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau
di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat mempengaruhi janin pada saat kehamilan.

[sunting] Golongan darah lainnya


• Diego positif yang ditemukan hanya pada orang Asia Selatan dan pribumi Amerika.
• Dari sistem MNS didapat golongan darah M, N dan MN. Berguna untuk tes kesuburan.
• Duffy negatif yang ditemukan di populasi Afrika.
• Sistem Lutherans yang mendeskripsikan satu set 21 antigen.
• Dan sistem lainnya meliputi Colton, Kell, Kidd, Lewis, Landsteiner-Wiener, P, Yt atau
Cartwright, XG, Scianna, Dombrock, Chido/ Rodgers, Kx, Gerbich, Cromer, Knops,
Indian, Ok, Raph dan JMH.

[sunting] Kecocokan golongan darah


Tabel kecocokan RBC
Gol. darah resipien Donor harus
AB+ Golongan darah manapun
AB- O- A- B- AB-
A+ O- O+ A- A+
A- O- A-
B+ O- O+ B- B+
B- O- B-
O+ O- O+
O- O-
Tabel kecocokan plasma
Resipien Donor harus
AB AB manapun
A A atau AB manapun
B B atau AB manapun
O O, A, B atau AB manapun
http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah

Manfaat Mengetahui Golongan Darah


Ketika orang bertanya, “Golongan darahnya apa?” Kemudian jawabannya bisa golongan darah
A, B, AB atau O. Sebenarnya apa sih golongan darah dan perlunya kita mengetahui golongan
darah kita?

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis
karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dengan kata lain, golongan
darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah
merah.

Ada dua jenis penggolongan darah yang paling penting, yaitu penggolongan ABO dan Rhesus
(faktor Rh). Selain sistem ABO dan Rh, masih ada lagi macam penggolongan darah lain yang
ditentukan berdasarkan antigen yang terkandung dalam sel darah merah. Di dunia ini sebenarnya
dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai.

Salah satunya Diego positif yang ditemukan hanya pada orang Asia Selatan dan pribumi
Amerika. Dari sistem MNS didapat golongan darah M, N dan MN yang berguna untuk tes
kesuburan. Duffy negatif yang ditemukan di populasi Afrika. Sistem Lutherans mendeskripsikan
satu set 21 antigen.

Dan sistem lainnya meliputi Colton, Kell, Kidd, Lewis, Landsteiner-Wiener, P, Yt atau
Cartwright, XG, Scianna, Dombrock, Chido/ Rodgers, Kx, Gerbich, Cromer, Knops, Indian, Ok,
Raph dan JMH.

Sistem ABO

Karl Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang


menemukan 3 dari 4 golongan darah dalam sistem
ABO pada tahun 1900 dengan cara memeriksa
golongan darah beberapa teman sekerjanya.
Percobaan sederhana ini pun dilakukan dengan
mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para
donor.

Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar


antigen A dan B, dikenal dengan golongan darah A
dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki
antigen, dikenal dengan golongan darah O).
Kesimpulannya ada dua macam antigen A dan B di
sel darah merah yang disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak ada reaksi yang disebut
golongan O.
Kemudian Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli yang masih kolega dari Landsteiner
menemukan golongan darah AB pada tahun 1901. Pada golongan darah AB, kedua antigen A
dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah sedangkan pada serum tidak ditemukan
antibodi.

Dalam sistem ABO, golongan darah dibagi menjadi 4 golongan:

Sel Darah
Golongan Plasma
Merah
A Antigen A Antibodi A
B Antigen B Antibodi B
Antigen A Tidak ada
AB
&B antibodi
Tidak ada Antibodi Anti
O
antigen A & Anti B

Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau ras.
Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang
berbeda-beda.

Tabel distribusi golongan darah

Populasi O A B AB
Suku
pribumi
100% - - -
Amerika
Selatan
Orang
45.0% 21.4% 29.1% 4.5%
Vietnam
Suku
Aborigin
44.4% 55.6% - -
di
Australia
Orang
42.8% 41.9% 11.0% 4.2%
Jerman
Suku
22.0% 24.0% 38.2% 15.7%
Bengalis
Suku
18.2% 54.6% 4.8% 12.4%
Saami

Tabel pewarisan golongan darah kepada anak


Ibu/Ayah O A B AB
O O O, A O, B A, B
O, A,
O, A, B,
A O, A B,
A AB
AB
O, A, B,
B O,A,B,AB O,B
B AB
A, A, B, A, B,
AB A, B, AB
B AB AB

Rhesus Faktor

Rh atau Rhesus (juga biasa disebut Rhesus Faktor) pertama sekali ditemukan pada tahun 1940
oleh Landsteiner dan Weiner. Dinamakan rhesus karena dalam riset digunakan darah kera rhesus
(Macaca mulatta), salah satu spesies kera yang paling banyak dijumpai di India dan Cina.

Pada sistem ABO, yang menentukan golongan darah adalah antigen A dan B, sedangkan pada
Rh faktor, golongan darah ditentukan adalah antigen Rh (dikenal juga sebagai antigen D).

Jika hasil tes darah di laboratorium seseorang dinyatakan tidak memiliki antigen Rh, maka ia
memiliki darah dengan Rh negatif (Rh-), sebaliknya bila ditemukan antigen Rh pada
pemeriksaan, maka ia memiliki darah dengan Rh positif (Rh+).

Penting Untuk Transfusi

Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke
sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan kondisi medis seperti
kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya
organ pembentuk sel darah merah.

Singkatnya berdasarkan panduan dari apa yang telah dilakukan oleh Landsteiner, pada 1907
sejarah mencatat kesuksesan transfusi darah pertama yang dilakukan oleh Dr. Reuben Ottenberg
di Mt. Sinai Hospital, New York.

Berkat keahlian Landsteiner pula banyak nyawa dapat diselamatkan dari kematian saat terjadi
Perang Dunia I, dimana transfusi darah dalam skala lebih besar mulai dilakukan. Kemudian, Karl
Landsteiner memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang Fisiologi dan Kedokteran pada tahun
1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah ABO.

Dalam transfusi darah, kecocokan antara darah donor (penyumbang) dan resipien (penerima)
adalah sangat penting. Darah donor dan resipien harus sesuai golongannya berdasarkan sistem
ABO dan Rhesus faktor.
Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi
imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. Hemolisis adalah
penguraian sel darah merah dimana hemoglobin akan terpisah dari eritrosit.

Pemilik rhesus negatif tidak boleh ditransfusi dengan darah rhesus positif. Jika dua jenis
golongan darah ini saling bertemu, dipastikan akan terjadi perang. Sistem pertahanan tubuh
resipien (penerima donor) akan menganggap rhesus dari donor itu sebagai benda asing yang
perlu dilawan. Di dunia, pemilik darah rhesus negatif termasuk minoritas.

Tabel kecocokan golongan darah

Gol
Darah Donor harus
Resipien
Golongan darah
AB+
mana pun
AB- O- A- B- AB-
A+ O- O+ A- A+
A- O- A+
B+ O- O+ B- B+
B- O- B-
O+ O- O+
O- O-

Tabel kecocokan plasma

Resipien Donor harus


AB AB manapun
A atau AB
A
manapun
B atau AB
B
manapun
O, A, B atau AB
O
manapun

Penting untuk Suami Istri

Selain hemolisis, ada kelainan genetik lain yang juga mengintai ibu (serta bayi yang tengah
dikandung, bila kasus terjadi pada wanita atau ibu hamil). Terutama jika ibu berdarah rhesus
negatif sedangkan suami berdarah rhesus positif. Masalah ini biasanya terjadi pada perkawinan
antar bangsa.

Secara genetik, rhesus positif dominan terhadap rhesus negatif. Anak dari pasangan beda rhesus
punya kemungkinan 50-100% berrhesus positif. Kemungkinan berrhesus negatif hanya 0-50%.
Artinya rhesus si anak lebih mungkin berbeda dengan si ibu.

Jika tidak cepat ditangani, perbedaan rhesus antara calon bayi dengan ibu ini akan menimbulkan
masalah. Lewat plasenta, rhesus darah janin akan masuk ke peredaran darah si ibu. Selanjutnya
ini akan menyebabkan tubuh si ibu memproduksi antirhesus. Lewat plasenta juga, antirhesus ini
akan melakukan serangan balik ke dalam peredaran darah si calon bayi. Sel-sel darah merah si
calon bayi akan dihancurkan.

Pada kehamilan permata, antirhesus mungkin hanya akan menyebabkan si bayi lahir kuning
(karena proses pemecahan sel darah merah menghasilkan bilirubin yang menyebabkan warna
kuning pada kulit).

Tapi pada kehamilan kedua, problemnya bisa menjadi fatal jika anak kedua juga memiliki rhesus
positif. Saat itu, kadar antirhesus ibu sedemikian tinggi, sehingga daya rusaknya terhadap sel
darah merah bayi juga hebat. Ini bisa menyebabkan janin mengalami keguguran.

Jika sebelum hamil si ibu sudah mengetahui rhesus darahnya, masalah keguguran ini bisa
dihindari. Sesudah melahirkan anak pertama, dan selama kehamilan berikutnya, dokter akan
memberikan obat khusus untuk menetralkan antirhesus darah si ibu. Dengan terapi ini, anak
kedua bisa diselamatkan.

Untuk alasan tersebut maka dianjurkan bagi pasangan yang akan menikah untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan pranikah (premarital health checkup) dan bagi ibu yang ingin memiliki
bayi dan atau yang telah dinyatakan positif hamil untuk segera memeriksa kesehatannya.

Namun, satu masalah yang tersisa adalah test laboratorium saat ini belum memungkinkan untuk
melihat perbedaan dengan lebih jelas antara genotip (Rh+/Rh-) dan (Rh+/Rh+), karena keduanya
menghasilkan Rhesus faktor yang sama yaitu Rh+.

Jadi, sudah tahu kan, bahwa golongan darah itu sangat penting untuk diketahui dan berguna
untuk kehidupan. Ketahui golongan darah anda sekarang juga.

Sumber: www.medicastore.com

http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=2017

Darah
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Darah manusia: a - eritrosit; b - neutrofil; c - eosinofil;


d - limfosit.

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi
yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap
virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau
hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.

Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat dalam peredaran
oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa saluran-saluran yang
menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah serangga mengangkut zat ke
jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolisme.

Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau insang ke
jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen.
Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen
langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut secara
bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada
hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata. Hemosianin, yang berwarna biru, mengandung
tembaga, dan digunakan oleh hewan crustaceae. Cumi-cumi menggunakan vanadium kromagen
(berwarna hijau muda, biru, atau kuning oranye).

You might also like