You are on page 1of 9

Lomba Penulisan Artikel

Peran Perpustakaan di Era Globalisasi


PENERAPAN PERPUSTKAAN
DIGITAL DI PERGURUAN TINGGI

Disusun Oleh :

MUHAMMAD JEVI RIAN AIPASHA ( A2D008040 )


Jurusan / Prodi ( S1 ) Ilmu Perpustakaan
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Diponegoro
2009

copyright©muhammad jevi rian aipasha Page 1


copyright©muhammad jevi rian aipasha Page 2
Penerapan Perpustakaan Digital di Perguruan Tinggi

Perpustakaan menempati posisi yang sangat penting dalam suatu


kehidupan Perguruan Tinggi. Dari perpustakaanlah diharapkan akan muncul
dukungan bagi kesuksesan teaching dan learning, serta penelitian. Namun
kondisi perpustakan di Indonesia khususnya diberbagai Perguruan Tinggi saat
ini, belum sebagaimana yang diharapkan. Disisi lain kebujakan baru pemerintah
tentang Kurikulum berbasis Kompetensi, yang memberikan wewenang dan hak
bagi setiap Perguruan Tinggi untuk mengembangkan kurikulumnya masing-
masing akan mendorong munculnya dinamika baru dalam teaching dan
learning. Kecendrungan baru ini akan menyebabkan mahasiswa dan dosen
harus akrab dengan perpustakaan. Kedepan perpustakaan dituntut untuk
mengembangkan kultur baru. Sehingga terlihat jelas bahwa kebutuhan sarana
dan prasarana layana secara tekhnis semakin meningkat dimasa mendatang.
Dalam kaitan inilah pengembangan paradigma baru perpustakaan yang
berbasis Aplikasi Teknologi Informasi, mendesak untuk segera dipersiapkan
dan diterapkan dari sekarang, sebagai solusi alternatif.

Kebanyakan orang beranggapan bahwa perpustakaan adalah sebuah


gedung atau ruangan yang didalamnya dipenuhi dengan jajaran rak-rak yang
terisi dengan buku-buku. Anggapan ini tidak terlalu salah, karena kata dasar
perpustakaan adalah Pustaka. Yang dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
berarti Kitab/buku. sedang dalam bahasa Inggris, perpustakaan adalah
Library,yang bersal dari kata latin liber atau libri yang artinya Buku. Dalam
bahasa belanda perpustakaan disebut juga bibliotheek, dan bahasa Perancis
bibliotheque. Semua istilah ini berasal dari kata biblia dari bahasa Yunani yang
artinya tentang buku, kitab. Dengan demikian tidaklah aneh apabil istilah
perpustakaan selalu dikaitkan dengan buku atau kitab.

copyright©muhammad jevi rian aipasha Page 3


Bisa kita tarik kesimpulan bahwa batasan perpustakaan adalah sebuah
ruangan atau bagian sebuah gedung yang digunakan untuk menyimpan buku
atau terbitan lain yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk
digunakan pembaca. Dalam pengertian buku dan terbitan lainnya termasuk
didalamnya, semua bahan cetak (buku, majalah, laporan, pamphlet, prosiding,
berbagai karya media audio-visual seperti film, slide, kaset, mikrofis dan lain-
lain.(Sulistyo-Basuki, 1991 dalam www.wordpress.com)

SEJARAH PERPUSTAKAAN

1. Sebelum tahun 1960: Perpustakaan Tradisional.


2. Pertengahan tahun 1960-1988 : perkembangan teknologi informasi dan
jaringan yang dapat mengolah dokumen menjadi lebih mudah dan efisien
dengan menggunakan perangkat lunak pengolah kata. Perpustakaan masih
berkembang semi modern dengan menggunakan katalog indeks.
3. Tahun 1990 : berkembang teknologi internet yang mampu mengakses
informasi dengan cepat. Katalog mengalami metamorfosis menjadi katalog
elektronik yang lebih mudah dan lebih cepat dalam pencarian kembali
koleksi yang disimpan di perpustakaan.
4. Tahun 1991 : Proyek TULIP (The University Licensing Project), kerjasama
beberapa universitas di Amerika dengan perusahaan Elsevier Science,
meneliti tentang sistem pengumpulan dan penyimpanan data serta teknik
pengaksesan perpustakaan digital.
5. September 1995 : Proyek NSF/ARPA/NASA merupakan lanjutan penelitian
Proyek TULIP. Istilah perpustakaan digital digunakan untuk pertama kali
dalam bidang pendigitalan dokumen dan pembangunan sistem untuk
dokumen digital.

Perpustakaan digital (Inggris: digital library atau electronic library atau virtual
library) adalah perpustakaan yang mempunyai koleksi buku sebagian besar
dalam bentuk format digital dan yang bisa diakses dengan komputer. Jenis

copyright©muhammad jevi rian aipasha Page 4


perpustakaan ini berbeda dengan jenis perpustakaan konvensional yang
berupa kumpulan buku tercetak, film mikro (microform dan microfiche), ataupun
kumpulan kaset audio, video, dll. Isi dari perpustakaan digital berada dalam
suatu komputer server yang bisa ditempatkan secara lokal, maupun di lokasi
yang jauh, namun dapat diakses dengan cepat dan mudah lewat jaringan
komputer. Istilah perpustakaan digital pertama kali diperkenalkan lewat proyek
NSF/DARPA/NASA: Digital Libraries Initiative pada tahun 1994.

Perpustakaan di era globalisasi dewasa ini serba digital, aktivitas dan


produk serta macam koleksi yang dirnilikinya diolah dalam bentuk serba digital.
Untuk memanfaatkannya, maka pengguna dan pustakawannya pun harus
mampu menggunakan komputer dan internet. Tanpa menguasai semuanya itu,
pengguna akan ketinggalan dan sulit untuk melakukan pemanfaatan layanan
serta fasilitas yang dimiliki oleh perpustakaan dimaksud. Begitu juga para
petugas dan pustakawan perpustakaan di era global, yang tepatnya kita kenal
dengan perpustakaan digital. Dengan demikian kemampuan dan
profesionalisme pustakawan sangat menentukan dalam melaksanakan
kiprahnya di dunia PERPUSDOKINFO era global.

Dalam pengembangan informasi dan teknologi yang semakin maju,


mobilitas informasi adalah peroiritas untuk menjadi salah satu kunci
kesuksesan dalam bekerja, belajar, dan lain sebagainya. Saya ambil contoh
dalam pengembangan perpustakaan digital di Perguruan Tinggi (PT).
Perpustakaan digital yang dapat di kembangkan di Perguruan Tinggi tidak
hanya dapat manfaaat dari kalangan intern Universitas / Institut / Sekolah tinggi
lainya. Tetapi juga memiliki manfaat yang banyak bagi masyarakat di luar
Perguruan Tinggi karena mereka dapat mengakses informasi dan koleksi
Perguruan tinggi tersebut melalui internet.

copyright©muhammad jevi rian aipasha Page 5


Dan selain itu, perpustakaan digiatal dalam Perguruan tinggi juga bisa
sebagai media promosi terhadap masyarakat di luar Perguruan tinggi tersebut.
Karena masyarakat dapat mengakses informasi dan koleksi tersebut dengan
mudah melalui internet. Tetapi sekali lagi perpustakaan digital juga memiliki
beberapa kekurangan. Yaitu :

• 1. Digitalisasi Dokumen

Pembuatan perpustakaan digital tidak menemui masalah selama dokumen


yang diterima berupa file elektronik. Masalah muncul pada saat dokumen yang
diterima berupa file non-elektronik, berupa kertas atau buku. Hal ini merupakan
masalah utama yang dibahas pada proyek-proyek penelitian, khususnya dalam
pembuatan perpustakaan digital dengan dokumen dari perpustakaan umum
atau dari grey literature

• 2. Hak Cipta

Hak cipta pada dokumen yang didigitalkan yang berupa mengubah dokumen
menjadi digital dokumen, memasukkan digital dokumen ke database,
mengubah digital dokumen ke hypertext dokumen. Hak cipta dokumen di
jaringan komunikasi. Solusi masalah hak cipta telah dikembangkan dalam
ECSM (Electronic Copyright Management System) yaitu sistem monitoring
penggunaan digital dokumen oleh pengguna secara otomatis.

• 3. Penarikan Biaya

Masalah yang terjadi pada perpustakaan digital swasta yang menarik biaya
setiap mengakses dokumen. Solusi masalah ini akan dikembangkan pada
system electronic money.

copyright©muhammad jevi rian aipasha Page 6


Sangat terbukanya informasi, dan itulah tugas pustakawan yang harus
bisa menyaring berbagai macam informasi. Yang mana yang harus di berikan
kepada publik dan yang mana harus di simpan secara baik.

Salah satu tugas Perpustakaan Digital di Perguruan Tinggi adalah


sebagai sarana pengelolaan dan penyebaran informasi ilmiah di lingkungan
Perguruaan Tinggi dan akan di sebar informasi tersebut dalam bentuk digital
kepada intern maupun eksetrn kampus. Berdasarkan alasan tersebut, maka
pembangunan jaringan perpustakaan berbasis elektronik yang memungkinkan
kerjasama setiap perpustakaan dapat saling bertukar informasi melalui jaringan
global. Dengan tetap menyepakati peraturan tentang keamanan data, hak milik
intelektual/hak cipta dan hak akses.

Masing-masing Perpustakaan Digital diharapakan dapat memfasilitasi


pertukaran dan pemindahan data, dengan tidak menghilangkan kualitas
kandungan informasinya. Dari segi telekomunikasi, setiap pengembangan
Perpustakaan Digital Perguruan Tinggi telah memakai standar dan protokol
yang memungkinkan pertukaran data secara mudah, terutama untuk hal-hal
yang sudah disepakati.

Sebagai salah satu solusi akan dibentuk Katalog Induk. Masing-masing


Perpustakaan Digital Perguruan Tinggi diharapkan untuk menyiapkan format
pertanggungjawaban dalam penggunaan koleksi digital serta membuat
kesepakatan internal, bilateral, maupun multilateral.

Terus menerus berkomunikasi dan berbagi-pengalaman, mengadakan


pertemuan teknis untuk membahas kemungkinan pengembangan teknologi
distributed retrieving dan harvesting, segera membuat server katalog induk
bersama. Mengusulkan kepada DIKTI agar pengembangan Perpustakaan
Digital diberikan tempat khusus dalam kerangka proyek INHERENTS dan

copyright©muhammad jevi rian aipasha Page 7


dalam pengembangannya dimasukkan penelitian atau percobaan yang
berkaitan dengan teknologi retrieval.

Dengan adanya perpustakaan digital yang di terapkan dalam


Perguruaan Tinggi menjadi satu kemajuan khususnya dalam bidang
pandidikan, yaitu standar pendidikan Nasional Republik Indonesia. Memang
sudah ada beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia yang sudah menerapkan
perpustakaan digital, tetapi hanya Perguruan Tinggi yang sudah memiliki nama
besar dan yang Perguruaan tinggi yang berada di Kota Besar saja. Bila proses
penerpaan perpustakaan digital ini berhasil di lingkup Perguruan Tinggi secara
menyeluruh. Selanjutnya perpustakaan digital juga dapat di terapkan di
Perpustakaan Sekolah, mulai dari sekolah menegah atas sampai sekolah
dasar.

copyright©muhammad jevi rian aipasha Page 8


Daftar Pustaka

Black Paper (2009).”Perpustakaan Digital”.www.perpustakaan-digital.web.id/


Perpustakaan Digital Indonesia - Direktori Download.html (13 Desember 2009).

Ramadiani (2007). “Pengembangan Jaringan Perpustakaan Digital Menuju


Perpustakaan Perguruan Tinggi Bertaraf Internasional”.www.
perpustakaandigital.com/ index.php.html (13 Desember 2009).

Shopy (2009). “Perpustakaan Digital Sebagai Solusi Alternatif”.www.blog-at-


wordpress.com/ PERPUSTAKAAN DIGITAL, Sebagai solusi alternatif. «
Shofy’s Weblog.html (12 Desember 2009).

SULISTYO-BASUKI. 1999. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas


Terbuka.

Wikipedia Bahasa Indonesia (2009). “Perpustakaan Digital”.


www.wikipedia.com/ Perpustakaan_digital.html (13 Desember 2009).

copyright©muhammad jevi rian aipasha Page 9

You might also like