You are on page 1of 5

18  Teknoin, Volume 13, Nomor 2, Desember 2008, 11-22

ISSN: 0853-8697

FAKTOR DAN PENJADUALAN SHIFT KERJA

Lientje Setyawati Maurits1) dan Imam Djati Widodo2)


1)
Program Studi Ilmu Kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada
2)
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

ABSTRACT
Work shift has negative effect in physical and mental health, work performance and
job accident. Disturbance of circadian rhythms is indicated as source of the problems.
This article explores some researches related to the impacts of work shift and
establishes basic principles of work shift scheduling that considers human need and
limitation.
Keywords: work shift, circadian rhythms, accident, fatique.

PENDAHULUAN Salah satu faktor penyebab utama


kecelakaan kerja yang disebabkan oleh
Keselamatan dan kesehatan kerja
manusia adalah stress dan kelelahan (fatique).
merupakan suatu masalah penting dalam
Kelelahan kerja memberi kontribusi 50%
setiap proses operasional, baik di sektor
terhadap terjadinya kecelakaan kerja
tradisional maupun moderen (Silalahi &
(Setyawati, 2007). Kelelahan bisa disebabkan
Silalahi, 1991). Menurut ILO (2003), setiap hari
oleh sebab fisik ataupun tekanan mental.
rata-rata 6000 orang meninggal akibat sakit
Salah satu penyebab fatique adalah ganguan
dan kecelakaan kerja atau 2,2 juta orang per
tidur (sleep distruption) yang antara lain dapat
tahun. Sebanyak 350.000 orang per tahun di
dipengaruhi oleh kekurangan waktu tidur dan
antaranya meninggal akibat kecelakaan kerja.
ganguan pada circadian rhythms akibat jet lag
Kecelakaan kerja juga berakibat pada biaya;
atau shift kerja (Wicken, et al, 2004). Sharpe
1000 miliar USD atau 20 kali dana bantuan
(2007) menyatakan bahwa pekerja pada shift
umum yang diberikan ke negara berkembang.
malam memiliki resiko 28% lebih tinggi
Biro Statistik Buruh (Bureau of Labour
mengalami cidera atau kecelakaan. Dari
Statistics) Amerika melaporkan terdapat 5703
beberapa catatan kecelakaan kerja yang
kecelakaan fatal atau 3,9 per 100.000 pekerja
terjadi, gangguan tidur dan kelelahan menjadi
di tahun 2006 (Industrial Engineer, 2007).
dua faktor yang paling penting dari kesalahan
Berdasarkan data ILO tahun 2003, angka manusia. Enam puluh persen kecelakaan di
keselamatan kerja Indonesia masih sangat Angkatan Udara (AS) disebabkan oleh
buruk, yaitu berada pada peringkat 26 dari 27 kelelahan (Palmer et al, 1996). Empat
negara yang diamati. Pada tahun tersebut, kecelakaan terbesar pusat listrik tenaga nuklir
terdapat 51523 kasus kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor manusia pada waktu
terdiri dari 45234 kasus cidera kecil, 1049 permulaan shift pagi. Bahkan diperkirakan
kasus kematian, 317 kasus catat total dan 200.000 kecelakaan mobil (di AS) per tahun
5400 cacat sebagian (Suardi, 2005). juga disebabkan oleh kelelahan dan ganguan
Secara umum, terdapat dua golongan tidur (Harrison & Horne, 2000).
penyebab kecelakaan yaitu (1) tindakan/ Kecelakaan dan kesehatan kerja selalu
perbuatan manusia yang tidak memenuhi akan berhubungan dengan kelelahan, shift dan
keselamatan (unsafe human acts) dan (2) waktu kerja. Beberapa penelitian berusaha
keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe menerangkan aspek-aspek dari shift dan
condition). Dari beberapa penelitian yang telah waktu kerja. Shift dan kerja malam hari adalah
dilakukan, faktor manusia menempati posisi kondisi yang dapat menghambat kemampuan
yang sangat penting terhadap terjadinya adapatasi pekerja baik dari aspek biologis
kecelakaan kerja yaitu antara 80-85% maupun sosial. Shift kerja malam berpengaruh
(Suma’mur, 1993). (1) negatif terhadap kesehatan fisik, mental

Winda Nur Cahyo


Teknoin, Volume 13, Nomor 2, Desember 2008, 11-22 19
ISSN: 0853-8697

dan sosial; (2) mengganggu psychophysiology memformulasikan suatu model seperti terlihat
homeostatis seperti circadian rhythms, waktu dalam Gambar 1.
tidur dan makan; (3) mengurangi kemampuan
Faktor pekerja merupakan faktor yang
kerja, dan meningkatnya kesalahan dan
sangat rentan terhadap kecelakaan kerja.
kecelakaan; (4) menghambat hubungan sosial
Beberapa penelitian berhasil mengidentifikasi
dan keluarga; dan (5) adanya faktor resiko
beberapa faktor manusia yang menyebabkan
pada saluran pencernaan, sistem syaraf,
kecelakaan kerja yaitu umur, kemampuan,
jantung dan pembuluh darah (Costa, 2003).
pengalaman, obat-obatan/alkohol, gender,
Dari banyaknya akibat negatif dari shift stres, kelelahan (fatique), dan motivasi kerja.
kerja, khususnya shift di malam hari, maka,
Banyak perusahaan beroperasi lebih dari 8
berdasarkan studi-studi yang telah dilakukan,
jam per hari untuk memenuhi kebutuhan pasar
artikel ini akan merumuskan penyusunan shift
dan karena keterbatasan sumber
kerja yang mempertimbangkan berbagai aspek
daya/fasilitas. Konsekuensinya, perusahaan
kesehatan dan keselamatan kerja.
harus melakukan shift kerja. Shift kerja adalah
periode waktu dimana suatu kelompok pekerja
dijadualkan bekerja pada tempat kerja tertentu.
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA,
Disamping memiliki segi positif yaitu
FATIQUE DAN SHIFT KERJA
memaksimalkan sumberdaya yang ada, shift
Kondisi keselamatan kerja yang optimal kerja akan memiliki resiko dan mempengaruhi
adalah sarana utama untuk mencegah pekerja pada:
kecelakaan kerja, cacat dan kematian akibat
1. Aspek Fisiologis
dari kecelakaan kerja. Keselamatan kerja
bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, Circadian rhythms adalah proses-proses
bahan, dan proses pengolahannya, landasan yang saling berhubungan yang dialami
tempat kerja dan lingkungannya serta cara- tubuh untuk menyesuaikan dengan
cara melakukan pekerjaan (Suma’mur, 1993). perubahan waktu selama 24 jam (Tayyari
Sedangkan kesehatan kerja berhubungan dan Smith, 1997). Circadian rhythms
dengan situasi dan lingkungan tempat kerja menjadi dasar fisiologis dan psikologis
yang menyebabkan gangguan kesehatan. pada siklus tidur dan bangun harian.
Fungsi dan tahapan fisiologis dan
Faktor
Alam psikologis memiliki suatu circadian rhythms
SISTEM KERJA
yang tertentu selama 24 jam sehari,
Sifat pekerja sehingga circadian rhythms seseorang
Manajemen Sifat pekerjaan Hazard Kecelakaan akan terganggu jika terjadi perubahan
Atau Kerja
Kesalahan Peralatan
jadwal kegiatan seperti perubahan shift
Rancangan kerja. Dengan terganggunya circadian
Lingkungan fisik
Kesalahan
rhythms pada tubuh pekerja akan terjadi
Lingkungan sosial Operator dampak fisiologis pada pekerja seperti
gangguan gastrointestinal, gangguan pola
Gambar 1. Sistem Keselamatan Kerja
tidur dan gangguan kesehatan lain.
Circadian rhythms berhubungan dengan
Beragam teori dan model telah suhu tubuh, tingkat metabolisme, detak
dikembangkan untuk menjelaskan dan jantung, tekanan darah, dan komposisi
memperkirakan kejadian kecelakaan kerja. kimia tertentu pada tubuh. Circadian
Umumnya pembahasan dari sebagian besar rhythms dipengaruhi oleh faktor lingkungan
diantaranya berhubungan dengan analisis seperti terang, gelap, dan suhu lingkungan.
faktor penyebab kecelakaan. Salah satu 2. Aspek Psikologis
diantaranya yang bersifat komprehensif
adalah pendekatan sistem yang memandang Stress akibat shift kerja akan
kecelakaan kerja sebagai akibat interaksi dari menyebabkan kelelahan (fatique) yang
berbagai komponen sistem. Komponen sistem dapat menyebabkan gangguan psikis pada
meliputi pekerja yang menjalankan pekerjaan, pekerja, seperti ketidakpuasan dan iritasi.
pekerjaan itu sendiri dan peralatan kerja. Tingkat kecelakaan dapat meningkat
Slappended dkk (Tayyari dan Smith, 1997)

Winda Nur Cahyo


20  Teknoin, Volume 13, Nomor 2, Desember 2008, 11-22
ISSN: 0853-8697

dengan meningkatnya stres, fatique, dan (2005) menyatakan bahwa shift kerja dalam
ketidakpuasan akibat shift kerja ini. waktu lama akan mengganggu circadian
rhythms yang akan menimbulkan gangguan
3. Aspek Kinerja
pada kinerja kognitf. Tomei dkk (2006)
Dari beberapa penelitian baik di Amerika menyatakan bahwa ada kecenderungan
maupun Eropa, shift kerja memiliki meningkatnya kecemasan dan agresivitas
pengaruh pada kinerja pekerja (Tayyari pada akhir suatu shift. Aspek demografi seperti
&Smith, 1997). Kinerja pekerja, termasuk umur dan jenis kelamin banyak menyita
tingkat kesalahan, ketelitian dan tingkat perhatian peneliti terutama dalam
kecelakaan, lebih baik pada waktu siang pengaruhnya pada shift kerja. Harma dkk
hari dari pada malam hari, sehingga dalam (2006) membuktikan bahwa walaupun shift
menentukan shift kerja harus diperhatikan berhubungan dengan tidur, mengantuk
kombinasi dari tipe pekerjaan, sistem shift subyektif, kinerja dan kehidupan sosisl, tetapi
dan tipe pekerja. umur hanya berpengaruh pada perubahan
4. Domestik dan sosial banyaknya tidur, rasa mengantuk subyektif
dan kewaspadaan psikomotorik. Tidak ada
Shift kerja akan berpengaruh negatif hubungan langsung antara perbedaan umur
terhadap hubungan keluarga seperti dengan rasa mengantuk dan kinerja pada shift
tingkat berkumpulnya anggota keluarga malam. Gustafsson (2002) menyatakan bahwa
dan sering berakibat pada konflik keluarga. berkurangnya kualitas tidur pada pekerja
Secara sosial, shift kerja juga akan wanita berpengaruh terhadap stres, mudah
mempengaruhi sosialisasi pekerja karena terinfeksi, ada perubahan mood dan somatic
interaksinya terhadap lingkungan menjadi disstress. Oginska & Pokorski(2006)
terganggu. menyatakan bahwa wanita membutuhkan
waktu tidur lebih lama dari laki-laki. Wanita
Banyak penelitian model shift kerja juga memiliki kecenderungan mudah
dilakukan untuk mengurangi pengaruh negatif mengalami kelelahan, perubahan mood dan
dari shift kerja tersebut. ILO membedakan 3 masalah kognitif, juga diutarakan bahwa umur
tipe shift kerja yaitu diskontinu, semikontinu berbanding terbalik dengan lama waktu tidur.
dan kontinu. Shift juga dibagi menjadi 2
Penentuan kecepatan rotasi shift kerja
kelompok yaitu shift permanen/tetap dan
juga berpengaruh terhadap aspek fisik
dengan rotasi. Dua model shift konvensional
maupun mental pekerja (Lack & Chamonux,
yang umum dilakukan adalah:
2004) karena adanya korelasi antara circadian
ƒ Continental Rota: 2-2-3 (2)/2-3-2(2)/3-2- rhythms dan ritme waktu tidur (Henning et al,
2(3) 1998). Kostreva et. al (2002) mengkaji secara
numeris circadian rhythms dalam penyusunan
ƒ Metropolitan Rota: 2-2-2(2)
shift kerja dan mendukung hasil Czeisler
Rotasi yang digunakan pada penulisan diatas (1992) yang menyatakan bahwa perubahan
menunjukkan: pagi-siang-malam (libur). shift kerja harus perlahan, dan pola rotasi maju
dengan waktu rotasi 2 minggu dengan waktu
libur rata-rata 2 hari/minggu. Wu dan Wang
FAKTOR DAN PENJADUALAN SHIFT KERJA (2002) mengidentifikasi waktu kerja yang
Beberapa peneliti melakukan studi tentang optimal berdasarkan beban kerja fisik (dengan
shift kerja. Costa (2003) mengidentifikasi VO2, %VO2max, dan RVO2). Shift kerja yang
faktor-faktor utama yang mempengaruhi lama (>10 jam) seharusnya dengan
kesehatan pekerja dan toleransi shift kerja, pengerjaan beban kerja yang lebih ringan dari
seperti interaksi antar individu, kondisi sosial, intensitas shift 8jam. Batas beban kerja untuk
dan organisasi kerja dalam menyusun suatu shift kerja 4 jam dapat diberikan VO2max 10%
shift kerja. lebih dari yang disarankan untuk shift kerja 8
jam. Perbedaan inter-individual juga perlu
Beberapa studi mengenai pengaruh shift dipertimbangkan dalam pengaturan shift kerja
kerja terhadap kinerja pekerja dan faktor-faktor (Dongen, 2006). Berger dkk (2006)
yang mempengaruhinya juga telah dilakukan. menyatakan bahwa tambahan durasi shift
Shift berpengaruh negatif terhadap (extended-duration shift), yang didefinisikan
kemampuan dan kinerja pekerja. Rough dkk bekerja lebih dari 24 jam terus menerus, akan

Winda Nur Cahyo


Teknoin, Volume 13, Nomor 2, Desember 2008, 11-22 21
ISSN: 0853-8697

meningkatkan tingkat kesalahan. Lima kali a. Penggantian shift kerja sebaiknya


tambahan durasi shift per bulan akan dengan pola rotasi maju dengan waktu
meningkatkan kelelahan sampai 300% dan rotasi kurang dari 2 minggu dan
berakibat fatal. dengan waktu libur rata-rata 2
hari/minggu
Waktu untuk mengembalian kebugaran
dari kelelahan akibat kerja menjadi bagian b. Lama shift kerja sebaiknya tidak lebih
yang penting dalam penyusunan shift kerja dari 8 jam, jika lebih dari jam tersebut
dan berhubungan dengan jadwal dan jam beban kerja sebaiknya dikurangi
kerja. Jadual dan jam kerja akan berhubungan
c. Pada pekerja dengan shift malam
dengan kebutuhan pengembalian kebugaran
dianjurkan ada waktu tidur siang
berbeda antara pria dan wanita (Jensen et al,
sebelumnya dan bila melaksanakan
2003; Jensen et al., 2002). Untuk mengurangi
pekerjaan dengan pertimbangan
tingkat kesalahan, Berger dan Hobbs (2006)
khusus sebaiknya dilaksanakan
menyarankan untuk melakukan tidur siang
sebelum jam 4 pagi agar kesalahan
pada pekerja shift malam, menghilangkan
dapat dikurangi
kerja lembur hingga lebih 12 jam dan
mengerjakan tugas sebelum jam 4 pagi untuk d. Aspek demografis seperti jenis kelamin
shif malam. Pada waktu akhir shift malam dan umur perlu diperhatikan dalam
setelah jam 4 pagi, terjadi perubahan tingkat penyusunan shift kerja
cortisol, suhu badan dan tingkat melatonin
yang akan berpengaruh pada kinerja pekerja.
Tidur sebentar dalam tugas shift malam DAFTAR PUSTAKA
berdampak positif untuk mengurangi kelelahan ------, (2007). Fatal Work Injuries down,
tanpa mengurangi kinerja (Arora dkk, 2006). Industrial Engineer.
Waktu istirahat juga dapat mengurangi
musculoskeletal discomfort (MSD), gangguan Arora, V., Dunphy, C., Chang, V.Y, Ahmad, F.,
mata, mood dan kinerja pekerja (Galinsky dkk, Humphrey, H.J., Meltzer, D. (2006). The
2000). Effect on-Duty Naping on Intern Sleep
Time Fatique, Annals of internal Medicine,
144(11), 793-802.
KESIMPULAN Bennefond, A., Harman, M., Hakola, T.,
1. Terdapat dua golongan penyebab Sallinen, M., Kandolin, I., dan Virkkala, J.
kecelakaan yaitu tindakan/perbuatan (2006). Interaction of age with shift-related
manusia dan keadaan lingkungan. Faktor sleep-wakefulness, sleepiness,
manusia menempati posisi yang sangat performance and social life, experimental
penting terhadap terjadinya kecelakaan aging research, 32, 185-208.
kerja yaitu antara 80-85% dan kelelahan Berger, A. M., dan Hobbs, B. (2006a). Impact
kerja memberi kontribusi 50% terhadap of shift work on health and safety on
terjadinya kecelakaan kerja. nurses and patients, Clinical Journal of
2. Shift kerja berpengaruh (1) negative Ocology Nursing, 10(4), 465-480.
terhadap kesehatan fisik, mental dan Berger, L. K., Ayas, N., Cade, B.E., Cronin, J.
sosial; (2) mengganggu psychophysiology W., Rosner, B., Spiizer, F., E., Czeisler, A.
homeostatis seperti circadian rhythms, (2006). Impact of extended-duration shifts
waktu tidur dan makan; (3) mengurangi on medical errors, adverse events and
kemampuan kerja, dan meningkatnya attentional failures, Plos Medicine, 3(12),
kesalahan dan kecelakaan; (4) e487.
menghambat hubungan sosial dan
keluarga; dan (5) adanya faktor resiko Costa, G. (2003) Factors Influencing health of
pada saluran pencernaan, sistem syaraf, workers and tolerance to shift work, Theory
jantung dan pembuluh darah Issues in Ergonomic Science, 4, 263-288.
3. Beberapa poin yang perlu diperhatikan Czeisler, C. A., Moore-Ede, M. C. And
dalam penyusunan shift kerja antara lain: Coleman, R. C. 1982, Rotating Shift Work
Schedules That Disrupt Sleep Are

Winda Nur Cahyo


22  Teknoin, Volume 13, Nomor 2, Desember 2008, 11-22
ISSN: 0853-8697

Improved By Applying Circadian Principles, students, and employees, Chronobiology


Science, 217, 460±463. International, 23(6): 1317–1328.
Dongen, H. P. (2006). Shift Work and inter- Palmer, B., Gentner, F., Schopper, A, &
individual difference in sleep and Sottile, A. (1996). Review and Analysis:
sleepiness, Chronobiology International, Scientific review of air mobility command
23(6), 1139-1147. and crew rest policy and fatique issues,
fatique Issue, 1-2.
Galinsky, T., Swanson, N. G., Sauter, S. L.,
Hurrell, J., Schleifer, L. M. (2000). A field Rouch, I., Wild, P., Ansiau, D., dan Marquie, J.
study of supplementary rest breaks for C. (2005). Shift experience, age and
data-entry operators, Ergonomics, 43(5), cognitive performance, Ergonomics,
622-638. 48(10), 1282-1293.
Gustafsson, U. M. (2002). Sleep Quality and Setyawati, L. M. (2007). Promosi Kesehatan
response to insufficient sleep in women on dan Keselamatan Kerja, Pelatihan Para
different work shifts, journal of clinical Medis Seluruh Jawa Tengah, RSU
nursing, 11, 280-288. Soeradji Klaten.
Harrison y. & Horne J. (2000). The impact of Sharpe, J. (2007). Shift work and long hours:
sleep depriviation on decision making: a risky business, Rock Product. January
review. Journal of experimental 2007, 11.
Psychology: applied, 6 (3), 236-358.
Silalahi, B. N.B.S., dan Silallahi, R. B. (1991).
Henning, J., Kieferdorf, P., Moritz, C., Huwe, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
S. And Netter, P. (1998). Changes In Kerja, PT Pustaka Binaman Pressindo,
Cortisol Secretion During Shiftwork: Jakarta.
Implications For Tolerance To Shiftwork?
Suardi R. (2005). Sistem manajemen
Ergonomics, 41, 610-621.
keselamatan dan kesehatan kerja,
ILO. (2003). Encyclopedia of Occupational Penerbit PPM, Jakarta.
Health and Safety, Geneva.
Suma’mur P. K. (1993). Keselamatan Kerja
Jansen, N. W. H., Kant, I. J. And Van Den dan Pencegahan Kecelakaan, Haji
Brandt, P. A. (2002). Need for recovery in Masagung, Jakarta.
the working population: description and
Tayyari F. dan Smith, J. L. (1997).
associations with fatigue and psychological
Occupational Ergonomics: Principles and
distress, International Journal of Behavioral
Applications, Chaman & Hall, London.
Medicine, 9, 322-340.
Tomei, G., Cherubini, E., Ciarrocca, M., Biondi,
Jansen, N. W. H., Kant, I. J. Van Amelsvoort,
M., Rosati, M., Tarsitani, L., Capozzella,
L., Nijhuis, F. and Van Den Brandt, P. A.
A., Monti, C., dan Tomei F. (2006). Short
(2003). Need for recovery from work:
communication: Assessment of subjective
evaluating short term effect of working
stress in the municipal police force at the
hours, patterns and schedule, Ergonomics,
start and at the end of the shift, Stress and
46(7), 664-680.
Health, 22, 239-247.
Kostreva, M., McNelis, E., Clemens, E. (2002).
Wicken, C. D., Lee, J. D., Liu, Y., Becker, S. E.
Using a Circadian rhythms model to
G., (2004). An Introduction To Human
evaluate shift schedule, Ergonomics,
Factors Engineering, Prentice Hall, New
45(11), 739-763.
Jersey.
Lack, G. and Chamonux, A. (2004). Biological
Wu, H.C. dan Wang, M. J. (2002). Relationship
and Psychological response to two rapid
between maximum acceptable work time
shiftwork schedules, Ergonomics, 47(12),
and physical workload, Ergonomics, 45(4),
1339-1349.
280-289.
Oginska H. dan Pokorski, J. (2006). Fatigue
and mood correlates of sleep lengthin
three age-social groups: school children,

Winda Nur Cahyo

You might also like