You are on page 1of 14

B.7 p.

1 Kedokteran
Posisi dan Fungsi Alquran Dalam Islam
TIU: Setelah mengikuti Pembekalan materi ini diharapkan
mahasiswa mampu menjelaskan posisi dan fungsi Alquran dalam
dunia Islam
TIK:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi Alquran sebagai petujuk
kehidupan, rahmatan lil ‘alamin, penjelas segala sesuatu, dan
tak ada sesuatu pun di dunia ini yang luput dari perhatian
Islam.
2. Mahasiswa dapat membaca ayat-ayat yang menjadi refernsi
dalam pebekalan
3. Mahasiswa dapat mengerti dan menjelaskan terjemah dari
ayat-ayat yang menjadi referensi tersebut.
4. Mahasiswa dapat menghipotesiskan bahwa Alquran maupun
as-Sunnah juga menjelaskan tentang penyakit, pengobatan,
dan cara-cara penyembuhan dari sakit

1. Posisi Alquran
- Alquran merupakan Kitab suci Dalam Islam.
- Alquran adalah kalamullah, yang diturunkan kepada Rasul
Utusannya, Muhammad Saw melalui perantara Malaikat Jibril untuk
pedoman hidup bagi manusia secara umum, khusnya bagi orang
beriman agar kehidupan mereka memperoleh kebenaran dan
kebahagiaan baik di dunia maupun akhirat.
- Kitab suci Alquran bagi kaum muslimin merupakan salah satu
rukun Iman. Pengertian rukun adalah sesuatu yang harus ada, tidak
boleh tidak ada, kalau tidak ada (mengimani Alquran), seseorang
tidak lagi disebut sebagai seorang beriman.
- Dengan demikian, bagi setiap muslim harus beriman terhadap
Alquran sebagai kitab suci.
2. Kandungan Naskah Alquran
Alquran terdiri atas 30 Juz (bagian). Tiap juz terdiri atas (yang
standar) 9 lembar, setiap lembar terdiri atas 2 halaman, tiap
halaman terdiri atas sejumlah ayat. Tiap ayat terdiri atas sejumlah
kalam (dalam bahasa Indonesia kalimat), tiap kalimat mengandung
sejumlah informasi, setiap informasi mengandung sejumlah
pemahaman oleh manusia, setiap pemahaman mengandung
sejumlah petunjuk, setiap petunjuk menuntut untuk diamalkan
dalam perbuatan kongkrit.

1
Pertanyaan reflektif : mengukur kualitas keberagamaan setiap
muslim
a. Seberapa banyak kita tahu informasi dan petunjuk dari
Alquran ?
b. Seberapa banyak yang kita tahu dari Alquran dan telah
menjadi habitat kita dalam pelaksanaannya ?
c. Seberapa banyak yang kita tahu tetapi belum konsisten
melaksanakannya ?
d. Seberapa banyak kita tahu petunjuk dari Alquran tetapi
belum melaksanakannya ?
e. Mengapa aku baru tahu ( sedikit ?) petunjuk dari
Alquran ?
f. Mengapa (belum banyak ?) petunjuk Alquran yang telah
menjadi habitat bagi ku ?

g. Bagaimana ke depan sikap ku terhadap Alquran sebagai


petunjuk hidup secara komrehensif ?
5. Fungsi Alquran
a. Alquran sebagai Rahmat bagi Alam Semesta
Surat al-Ambiya’ ayat 107 menyebutkan sebagai
berikut:

 
      
  

107. Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk
(menjadi) rahmat bagi semesta alam.

Pengertian rahmat adalah kasih sayang. Orang yang


memperoleh kasih sayang akan mendapat kebahagiaan.
Tebaran kebahagiaan yang dipromosikan oleh Alquran berlaku
bagi seluruh alam semesta.

Rincian tebaran rahmat Islam sebagaimana dijelaskan oleh


Alquran berlaku bagi seluruh alam semesta mencakup: Kasih
sayang secara fisik dan spiritual bagi individu, individu dalam
hubungannya dengan sosial, individu dan sosial dalam
kehidupannya di dunia, maupun seluruh makhluk di akhirat
kelak. Hanya saja khusus di akhirat kelak berlaku bagi yang
mengimani dan melaksanakan ajaran Alquran, inklusif as-
Sunnah as-Shahihah al-maqbulah, al-ma’mulah (hadis sahih,
yang dapat diterima sebagai pedoman hidup, dan yang dapat
diapresiasikan dalam perbuatan praksis)

2
b. Alquran sebagai penjelas segala sesuatu
Alquran Surat an-Nakhl ayat 89 menyebutkan sebagai
berikut:


  
          
    
    
        
      
        
    

  
89. (dan ingatlah) akan hari (ketika) kami bangkitkan pada
tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka
sendiri dan kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi
saksi atas seluruh umat manusia. dan kami turunkan
kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala
sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi
orang-orang yang berserah diri.

Salah satu esensi kandungan ayat tersebut adalah, Alquran


itu menjelaskan seluruh hal, bukan saja hanya bagi
kehidupan manusia, melainkan juga realitas. Alquran
mempertegas dalam surat al-Kahfi ayat 109 sebagai
berikut:
      
   
   
   
    
    
109. Katakanlah: sekiranya lautan menjadi tinta untuk
(menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah
lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku,
meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)".

Maksudnya pentunjuk-petnjuk Alquran itu jika diinfentarisir


dalam daftar dengan menggunakan daun di bumi ini dan
air lautan itu untuk tinta, lalu tinta itu habis, kemudian
dibuat tinta lagi seukuran itu dan berkali-kali, daftar
petunjuk itu belum cukup dibuat tinta sudah habis.

3
Mungkin saudara menanggapinya ngoyoworo, tetapi
perhatikan penyataan ini “setiap hari, wanita rata-rata
menyusun 75.000 kalimat dan mayoritasnya tak
terucapkan. Sementara itu laki-laki, setiap hari menyusun
65.000 kalimat (Bambang Nugroho, 2009: 5). Jika wanita
sanggup berumur 80 tahun betapa banyak pernyataan
yang ia buat. Jika pernyataan-pernyataan itu mayoritas
menyimpang dari syariah, tentu akan berakibat tidak baik
di kehidupan kelak.

Jika energi manusia untuk menyelami kandungan ajaran


Alquran oleh manusia dari generasi ke generasi yang
bertebaran di muka bumi ini, lalu hasil pemahamannya
dibukukan, akan membutuhkan berapa trilyun-trilyun
lembar kertas ?

c. Tidak ada gejala apa pun di dunia ini yang dialpakan


oleh Alquran
Alquran Surat al-An’am ayat 38 menyebutkan sebagai
berikut:
       
    
   
      
     
       
  
38. Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi
dan burung-burung yang terbang dengan kedua
sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. tiadalah
kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab[472],
Kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.

[472] sebahagian Mufassirin menafsirkan Al-Kitab itu


dengan Lauhul mahfudz dengan arti bahwa nasib semua
makhluk itu sudah dituliskan (ditetapkan) dalam Lauhul
mahfudz. dan ada pula yang menafsirkannya dengan Al-
Quran dengan arti: dalam Al-Quran itu Telah ada pokok-
pokok agama, norma-norma, hukum-hukum, hikmah-
hikmah dan pimpinan untuk kebahagiaan manusia di
dunia dan akhirat, dan kebahagiaan makhluk pada
umumnya.

4
Salah satu kandungan esensial dari ayat tersebut adalah
semua gejala kehidupan di dunia bagi manusia ini diatur
oleh Alquran. Dalam kehidupan manusia, kapan pun, di
mana pun, sedang apa pun tetap diatur oleh syariat
Islam, Jadi tidak ada kawasan netral agama, dan tidak
mengenal dikhotomi sakral (suci) dan profan (kehidupan
duniawi belaka) sebagaimana yang dikonsepsikan
dalam agama non Islam. Demikian juga ketetapan
hukum mubah dalam Islam perlu dipertanyakan
kembali. Menurut para pakar fikih, Mubah adalah
kawasan netral, tak berpahala dan tak berdosa, jadi
berada di kawasan luar agama. Implikasinya rata-rata
kebanyakan manusia setiap harinya berada di kawasan
liar dari agama. Tentu ini tidak benar.

Jika ditinjau dari segi waktu, setiap detik ada aturan


yang harus diindahkan oleh setiap muslim. Beragama
harus non stop 24 jam sehari semalam, atau beragama
Islam secara kaffah.

Jika ditinjau dari segi posisi tubuh, dalam sehari


semalam posisi tubuh manusia hanya berada dalam tiga
posisi: berdiri, duduk, dan rebah tubuh. Dalam ketiga
posisi diatur ketat harus dalam koridor syar’i.

Jika ditinjau sebagai makhluk yang bermobilitas, setiap


muslim harus tetap bersyariah sejak dari tempat yang
paling suci (masjid) hingga tempat yang paling
dianggap kotor (wc). Ruang rentang antara masjid dan
wc begitu banyak yang secra kuantitas tidak terbatas,
bisa halaman masjid, halaman rumah, kamar tamu,
kamar tidur, ruang makan, dapur, alun-alun, pasar, mall,
pantai, gunung, tengah hutan, tengah laut, tengah
padang sahara, ruang pertunjukan, ruang kegiatan
ilmiah, ruang kegiatan ekonmi, ruang kegiatan hiburan,
bahkan di ruang angkasa dst-dst. Koredor syar’i harus
tetap lekat bagi setiap muslim.

d. Pernyataan Alquran Islam sebagai agama yang


sempurna. Alquran Surat al-Maidah ayat 3 menyebutkan
sebagai berikut:
 
     

5
  
  



  
     
     
  
     
  
   
    
    
  
   
    
    
     
       
     
3. Diharamkan bagimu (memakan) bangkai,
darah[394], daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang
terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam
binatang buas, kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya[395], dan (diharamkan bagimu) yang
disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga)
mengundi nasib dengan anak panah[396], (mengundi
nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. pada
hari ini[397] orang-orang kafir Telah putus asa untuk
(mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu
takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari
Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-
ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa
terpaksa[398] Karena kelaparan tanpa sengaja berbuat
dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.

[394] ialah: darah yang keluar dari tubuh, sebagaimana


tersebut dalam surat Al An-aam ayat 145.

6
[395] maksudnya ialah: binatang yang tercekik, yang
dipukul, yang jatuh, yang ditanduk dan yang diterkam
binatang buas adalah halal kalau sempat disembelih
sebelum mati.
[396] Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai
bulu. orang Arab Jahiliyah menggunakan anak panah
yang belum pakai bulu untuk menentukan apakah
mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak.
Caranya ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang
belum pakai bulu. setelah ditulis masing-masing yaitu
dengan: lakukanlah, Jangan lakukan, sedang yang
ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah
tempat dan disimpan dalam Ka'bah. bila mereka hendak
melakukan sesuatu Maka mereka meminta supaya juru
kunci ka'bah mengambil sebuah anak panah itu.
Terserahlah nanti apakah mereka akan melakukan atau
tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak
panah yang diambil itu. kalau yang terambil anak panah
yang tidak ada tulisannya, Maka undian diulang sekali
lagi.
[397] yang dimaksud dengan hari ialah: masa, yaitu:
masa haji wada', haji terakhir yang dilakukan oleh nabi
Muhammad s.a.w.
[398] Maksudnya: dibolehkan memakan makanan yang
diharamkan oleh ayat Ini jika terpaksa.

Salah satu kandungan esensial dari ayat tersebut adalah


pernyataan Islam itu sebagai agama yang sempurna. Jadi
tidak perlu mencari agama lain di luar Islam. Memeluk
agama di luar Islam justru akan tertolak sama sekali.
Demikian firman Allah: (Q.S. Ali Imran/3 : 85)
     
   
    
 
85. Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka
sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya,
dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

e. Alquran sebagai jaminan kebenaran


Berpedoman kepada Alquran dijamin tidak pernah akan
tersesat, sebaliknya berpedoman kepada yang selain
Alquran belum ada jaminan kebenarannya, bisa-bisa

7
malah menyesatkan. Demikian sabda Nabi ketika beliau
berpidato dalam haji wada’ (haji perpisahan, tak lama
setelah itu beliau wafat) “Taraktu fiikum amraini.
Lantadhilluu abadaa maa intamassaktum bihimaa,
kitaaballlaahi wa sunnata Rasuulihi” (Aku tinggalkan
untuk kamu semua, yang kamu tidak pernah akan
tersesat selamanya selagi kamu berpegang keduanya,
yaitu kitabullah (Alquran) dan Sunnah-sunnah Utusan-
Nya – Al-Hadis.

6. Hipotesis
Jika Alquran menyatakan bahwa segala sesuatu telah
dijelaskan, tidak ada aspek kehidupan apapun yang dibiarkan
berada di luar kawasan Islam, bahwa Islam sebagai agama
yang sempurna, agama di luar Islam pasti tertolak, dan ada
jaminan kebenaran berpedoman dari Alquran, maka Alquran
pasti juga mengandung ajaran tentang penyembuhan dari
sakit, ajaran itu pasti sempurna dalam arti tuntas, dan dijamin
benar tidak pernah salah.
Implikasi
Dokter muslim harus berpedoman kepada Alquran dan as-
Sunnah dalam menjalani profesinya secara komplit. Wallaahu
a’lamu bi ash-shawab.

7. Penutup
Mudah-mudahan ada manfaatnya bagi kita semua, amin yaa
Rabbal’aalamiin.

Semarang
akhir sept 2009

B1.p1 kep S1
Konsep Agama dan Dimensi KehidupanBeragama
TIU: Setelah mengikuti pembelajaran bab ini Mahasiswa dihrapkan
mampu menjelaskan pengertitian agaa dan dimensi kehidupan
beragama.

8
TIK:
1. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep agama secara umum
dan agama Islam
2. Mahasiswa dapat menbedakan pengertian agama dan
beragama
3. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian Dimensi dan
dimensi agama Islam
1. Konsep Agama
Kata ‘agama’ berasal dari bahasa Sanskerta atau bahasa Pali
dari India, ‘a’ yang berarti ‘tidak’ dan ‘gama’ berarti ‘kacau’.
Dalam pengucapan bahasa Melayu bisa diucapkan ‘igama’ dan
‘ugama’, artinya sama saja, yaitu tidak kacau.
Yang dimaksudkan tidak kacau adalah
- tidak kacau dengan dirinya sendiri antara lahir dan batin
- tidak kacau antara seorang dengan orang lain (individu –
sosial)
- tidak kacau antara manusia dengan benda-benda (minerologi)
- tidak kacau dengan dunia tetumbuhan
- tidak kacau dengan dunia binatang
- tidakkacau dengan alam semesta
- tidak kacau denganlehidupansesudah mati

Kalau masih ada kekacauan berarti belum atau tidak beragama.


Yang dimaksud kacau adalah tidak ada, keserasian, kerukunan,
dan kedamaian.
Padanan kata ‘agama dalam bahsa Arab adalah asy-Syari’ah,
ath-Thariqah, ash-Shirath, al-millah, dan ad-Din.

Arti asal kata asy-syari’ah adalah ‘jalan’ atau jalan menuju


sumber mata air. Kemudian, yang dimaksudkan mata air adalah
kehidupan sebenarnya. Air merupakan jaminan kehidupan. Kata
ath-thariqah adalah padanan dari kata ‘asy-syari’ah’. Hanya saja,
dalam praktiknya kata ath-thariqah menunjuk jalan yang lebih
khusus yaitu jalan yang ditempuh orang-orang yang hendak
berhubungan dengan Tuhan yang disadari atau ingin berada di
dekat Tuhan sedekat-dekatnya dalam keadaan sadar.

Arti kata ‘al-millah juga berarti agama atau asy-syari’ah, tetapi


kata ini lebih menunjuk kepada sikap mental ‘ingin selalu atau
cenderung terhadap sesuatu, kaitannya dengan agama sebagai
sumber ajaran.

9
Arti kata ‘ad-din’ adalah ‘wadl’un ilaahiyyun saaiqun lidzaawil
‘uquuli li sa’adati ad-daraini’ (pranata atau undang-undang
ketuhanan yang disampaikan kepada manusia yang berakal sehat
untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat). Di dalam Islam,
wujud undang-undang itu adalah wahyu atau kalamullah yang
kemudian dikodifikasikan dalam bentuk naskah ‘al-Qur’aanulkariim’.
Termasuk wahyu adalah hadis Nabi yang shohih. Atas dasar firman
Allah dalam Q.S. an-Najm/53 : 3-4). Dengan demikian, yang
dimaksud agama dalam Islam adalah Alquran dan as-sunnah itu
sendiri. Pelaksana undang-undang, dalam hal ini manusia, disebut
beragama.
2. Perbedaan antara Agama dan Beragama
Antara agama dan beragama dapat dibedakan, meskipun
tidak bisa dipisahkan. Dilihat dari aspek kebenaran, agama bersifat
mutlak dalam arti tidak boleh diubah dan memang tidak berubah
sepanjang zaman. Sekali undang-undang menyatakan ‘Qul Huwa-
llaahu Ahad’ akan begitu terus tidak boleh diubah upama ‘Qul
Huwa-llaahu alwaahid’. Secara prinsip kata ahad (Esa,satu)
semakna dengan kata ‘wahid (yang pertama, yang Esa). Karena
mutlak sifat kebenrannya, agama, maka kebenrana itu tidak perlu
diuji (untestable trust) dipercayai atas dasar iman. Yang dimaksud
‘iman’ adalah percaya secara penuh, tidak tercampur oleh
keraguan, tidak mempertanyakannya, dan tidak menentang.
‘Beragama’, dilihat dari sifat kebenrannya adalah relatif oleh
banyak faktor, terkadang subjektif, dan karenanya, bisa berubah,
boleh berubah, kadang-kadang harus diubah sejauh tidak
menghilangkan esensi setelah ada perubahan dari yang
sebelumnya. Pada Zaman Nabi, umpamanya, untuk memperoleh
kualitas gigi bersih cukup digosok dengan kayu siwak atau kayu
araq. Sekarang, untuk memperoleh kualitas gigi bersih harus
disikat dengan sikat gigi, menggunakan odol, dan berkumur
penghilang bau tak sedap dalam mulut. ‘Teknik’ yang berlaku pada
zaman dalam kasus membersihkan gigi zaman sekarang
tidakdikenalpada zaman Nabi saw, dengan demikian ada
perubahan metodis, dan ini adalah benar sepenuhnya.
Oleh karenakebenaran beragama bersifat relatif, biasa terjadi
perbedaan praktik keberagamaan antara daerah satu dengan
daerah yang lain. Paham resmi Muhamadiyah tidak mengenal
praktik upacara tahlilan, shalawat nariyahan, takhtiman al-Qur’an,
istighasahan, manaqiban, dan upacara-upacara peringatan
kematian (empatpuluhan, seratusan, seribuan, dan khaul), semua
ini menjadi tradisi yang amat subur bagi NU. ‘Khuruj’ bagi Jahulak
atau jamaah tabligh, tidak dilaksanakan oleh NU maupun

10
Muhammadiyah. Perbedaan praktik keberagamaan ini dapat
disatukan dalam konsep yang lebih makro ‘beribadah’
Implikasi perbedaan praktik keberagamaan dapat diambil dari
segi positifnya, yaitu pola keberagamaan yang bersifat moderat
dan tolerans. Masing-masing golongan hendaklah memberi peluang
pemikiran ‘mungkin dalam praktik keberagamaan di luar
golongannya ada kebenarannya dan di dalam golongannya ada
kemungkinan salah. Selanjutnya akan menimbulkan sifat hati-hati
menyikapi praktik keberagaman orang atau golongan lain.
Sebenarnya, praktik keberagamaan umat Islam Nyaris berbeda
dalam semua hal, kecuali dalam tiga perkara saja, yaitu: (1)Yang
dipertuhan adalah Allah swt, (2) Kitab sucinya al-Qur’an, dan (3)
Nabinya Muhammad saw binAbdullah .
Karena sifat kebenaran beragama relatif, maka kebenarannya
juga bersifat testable trust (kebenaran yang perlu diuji). Standart
pengujiannya adalah melalui al-Qur’an dan as-sunnah shohihah
dengan pemahaman yang benar, tepat, dan tidak tercampuri oleh
kepentingan pribadi atau kelompok.

3. Dimensi Beragama
Kata ‘dimensi’ berarti ukuran (panjang, lebar, tinggi, luas) atau
matra. Dengan demikian, yang dimaksud Dimensi beragama
mencakup luas jangkauan beragama, dalam hal ini beragama Islam.
Jangkauan beragama Islam seluas jangkauan agama Islam itu
sendiri, yaitu:
a. Islam menjadi rahmat bagialam semesta.Dalam hal ini Allah
swt. Berfirman: Wamaa Arsalnaaka illaa rahmatan lil’aalamiin
(tidaklah Ku utus engkau Muhammad kecuali menjadi rahmat
bagi alam semesta, Q.S. al-Anbiya’/21 : 107). Kata rahmat
berarti kasih sayang. Orang atau apa saja yang memperoleh
rahmat akan menjadi senang dan bahagia, dan cakupan alam
semesta dapat digambarkan sebagai berikut: Di alam semesta
ini terdapat benda-benda angkasa dan ruang antar benda.
Matahari berjumlah satu milyard. Setiap matahari rata-rata
memilki satelit 400.000 benda angkasa. Bumi hanyalah satu
di antara satelit matahari. Selain itu masih ada bayi matahari
yang disebut sop cosmos (sop [sayur] alam semesta) yang
luas danpanasnya tak terukur oleh kepandaian manusia.
Wujud sop kosmos adalah zat alir yang darinya secara evolusi
bermilyard-milyard tahun cahaya akan melahirkan matahari-
matahari baru.
b. Dalam cakupan yang demikian luas itu, semua ada
penjelasannya. Dalam hal ini Allah berfirman: Wanazzalnaa

11
‘alaika al-kitaaba tibyaanan likulli syaiin (Dan Kami turunkan
kepadamu Muhammad al-Kitab [al-Qur’an] sebagai penjelas
terhadap segala sesuatu, Q.S. an-Nahl/16 : 89). Dalam bahsa
yang lain, Allah berfirman: “Maa farrathnaa filkitaabi min
syaiin(tidak Kami alpakan dalam Kitab itu segala sesuatu, Q.S.
alAn’am/6 : 38). Artinya segala sesuatu di alam semesta ini
diatur oleh Islam. Seandainya semua aturan Tuhan itu ditulis
dalam lembaran-lembaran kertas, semua air laut dan
dedaunan di bumi dibuat tinta untuk menuliskannya, tinta itu
sudah habis lalu membuat tinta lagi seukuran yang pertama,
tentu aturan itu belum selesai ditulis. Demikian antara
lainfirman Allah”Qul laukaana al-bahru midaadan likalimaati-
llaahi lanafidza al-bahru qabla antnfadza kalimaatu Rabbii
wlau ji’naa bimitslihii madadaa ( Katakan olehmu hai
Muhammad, seandainya lautan itu dijadikan tinta untuk
menuliskan kalimat Tuhanku pastilah habis sebelum kalimat
Tuhanku selesai ditulis, meskipun didatangkan lautan lagi
sebanyak itu, Q.S. al-Kahfi/18 : 108).
Dalam khusus kehidupan manusia, dimensi beragama mencakup
a. dunia batin atau dunia dalam (inner world) mencakup
kepercayaan, rasa, dan pemikiran) dan dapat dirumuskan
dalam bahasa yang singkat dan padat tasdiiqun bilqalbi
(membenarkan dalam hati); dan unia lahir (outer world)
mencakup pernyataan secara lisan dalam bentuk komitmen
(iqraarun bilisan) dan wa’amalun bil arkan atau biljawaarih
ysitu perbuatan dengan anggota badan dalam totalitas
kehidupannya. Ada Pola lain mengenai dimensi beragama
dalam kehidupan manusia, yaitu ibadah dan muamalah. Yang
dimaksudkan ibadah adalah upacara-upacara keagamaan
(thaharah, syahadad, salat, shaum, zakat, haji, mengurus
jenazah, ‘aqiqah, udhiyyah, doa, dan zikir). Yang dimaksud
muamalah adalah hubungan antar manusia. Dalam
keseluruhan pelaksanaan antara ibadah dan muamalah ini
ada hubungan timbal-balik dan saling merasuki. Setiap
melaksanakan ibadah selalu ada kandungan muamalahnya,
dan setiap melaksanakan muamalah selalu ada kandungan
ibadahnya. Inilah yang dimaksud bahwa diciptakan manusia
dan jin untuk mengabdi kepada Allah (Wamaa khalaqtu al-
jinna wa al-insa illaa liya’buduuni – Q.S. az-Zariayat :56).
Contoh: ketika melaksanakan salat (ibadah) ada unsur salam
dengan menoleh ke kanan dan ke kiri, maksudnya supaya
memperhatikan keadaan teman sejawatnya ada kesulitan
atau tidak dan jika ada supaya dibantu dalam megatasi

12
kesulitan. Ketika sedang melaksanakan kerja bakti
membersihkan got diniati ibadah untuk membersihkan
lingkungan. Dalam hal ini Allah menyukai orang-orang yang
mensucikan diri (tubuh, jiwa, lingkungan diri – Inn-llaaha
yuhibbuat-tawwaabiina wa yuhibbu al-mutathahhiriin – Q.S.
al-Baqarah/2 : 222)
b. Hubungan antara manusia dengan manusia lain (individu –
sosial atau sebaliknya, sosial terhadap individu). dan individu
atau manusia pada umumnya dengan alam semesta. Alam
semesta mencakup: (1) minerologi atau jamadaad (benda-
benda statis seperti: batu, air,barang tambang dll), (2)
tetumbuhan (nabataat), dsm dunia binatang (hayamanaat).
c. Kehidupan dunia-akhirat. Dalam hal ini Allah berfirman:
“Rabbanaa Aatinaa fiad-dunyaa hasanah wa fil akhirati
hasanah wa qinaa ‘adzaabannraar (Ya Than kami,
anugerahilah kami kebahagiaan duniadan akhirat, Q.S.al-
Baqarah/2 : 201).
4. Mahmud Syaltut
Mahmut Syaltut menjelaskan bahwa dimensi beragama atau
tepatnya agama Islam ada dua macam, yaitu aqidah dan syariah.
Aqidah adalah dimensi keyakinan dan syariah adalah pelaksanaan
terhadap apa yang diyakini.
5. Harun Nasution
Harun Nasution menjelaskan Islam mengandung banyak aspek
kehidupan antara lain di samping aspek teologi juga mengandung
aspek: sejarah, politik, hukum, sosial dan lain-lain.
6. Para Orientalis dan Islamis yang anti Islam pun mengakui
bahwa dimensi Islam amat luas. H.A.R. Gibb
menyatakan:”Islam a much more than a syistem of theology.
It is a complite civilization ( Islam adalah sebuah sistem yang
lebih dari sekedar teologi. Islam merupakan sistem peradaban
secara komplit). Peradaban mencakup:ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, kindahan, ekonomi, politi, sosial
kemasyarakatan dan lain-lian.
7. Penutup
Keluasan matra atau dimensi Islam tidak dimiliki oleh agama
lain. Karena itu, kita yang telah berada di panggkuan Islam ini
hendaklah lebih yakin dan lebih giat lagi dalam melaksanakan
agama dan menjadi kaum beragama semaksimal yang dapat
kita wujudkan.

Penulis,

13
D a n u s i r i.

14

You might also like