You are on page 1of 16

Dasar Penulisan Resep

Maya Dian R., S. Farm., Apt


RESEP
Resep à permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker untuk membuat
dan atau menyerahkan obat kepada pasien.
Yang berhak menulis resep
- dokter,
- dokter gigi (terbatas pengobatan gigi dan mulut),
- dokter hewan (terbatas pengobatan hewan).
Contoh Resep
Dr.Tukul Arwana (1)
(1) Dokter Umum
SIP 025/DKK/DU/11.04/2007
 
Kantor/RS : Rumah :
RSJ Arwana Jl. Genuk Perbalan Smg
(2) Semarang,……………
(3)
R/ Amoxicillin cap 500 mg no X (4)
S 3 dd 1 cap (5)
-------------------------------ξ (6)
Pro : Tn. X
Umur : 45 tahun
Obat Jangan Diganti Tanpa Seijin Dokter
BAGIAN RESEP
Dalam resep harus memuat :
INSCRIPTIO (1-3)
1. Nama, alamat, dan nomor ijin praktek dokter
2. Tanggal penulisan resep
3. Tanda R/ atau recipe pada bagian kiri setiap penulisan resep
INVOCATIO/PRAESCRIPTIO (4)
1.Nama setiap obat atau komposisi obat
- remedium cardinale à obat pokok
- remedium adjuvans
- corrigens saporis/coloris/odoris
- constituen/vehikulum
2. Jumlah bahan obat dalam resep
- Satuan berat (mg, mcg, gram)
- Satuan isi ( tetes, ml)
3. Cara pembuatan yang dikehendaki
SIGNATURE (5 & 7)
- Aturan pemakaian obat yang tertulis
- Pro/Nama pasien disertai identitas pasien (umur, alamat)
SUBSCRIPTIO (6)
- Tanda tangan atau paraf dokter penulis
resep sesuai dengan perundang
undangan yang berlaku
ISTILAH DALAM RESEP
1. aa = ana = sama banyak
2. d.i.d = da in dimidio = berikan separuhnya
3. s.u.e = Signa Usus Eksternus
4. m.f = Misce Fac
5. q.s = quantum suficit
6. s.3 d.d = signa ter de die = berikan 3 x sehari
7. s.1.d.d = signa semel de die = berikan 1 x sehari
8. s.u.c = Signa Usus Cognitus
9. C =Cohlear=15 ml
10. cth = sendok teh =5 ml
11. p. c = Post Coenam
12. a.c = Ante Coenam
13. s.i.m.m= signa in manum medicine
14. gtt. ad. aures = guttae ad aures = tetes telinga
15. gtt. opth
16. ods/dext.et.sin
17. d.t.d
18. iter
19. o.m
20. p.r.n/s.o.s
21. cito/P.I.M
ATURAN UMUM MENULIS RESEP
1. Dokter yang menandatangi resep bertanggung jawab terhadap resep
2. Resep harus dapat dibaca, sekurangnya oleh petugas apotek
3. Resep ditulis dengan tinta
4. Tanggal resep ditulis jelas
5. Umur pasien ditulis jelas
6. Hindari menggunakan angka desimal
7. Satuan isi gunakan ml, bukan cc
8. Jumlah obat tanpa satuan berat, dianggap gram
9. Gunakan bahasa latin/singkatan latin yang lazim
SALINAN RESEP
Salinan resep à salinan tertulis dari resep/apograph/ exemplum/afschrift.
Salinan resep selain memuat semua keterangan yang termuat dalam resep asli
harus memuat pula :
a. Nama dan alamat apotek
b. Nama dan nomor SIK apoteker
c. Tanda tangan atau paraf apoteker
d. Tanda det / detur untuk obat yang sudah diserahkan atau ne det / ne detur untuk
obat yang belum diserahkan
e. Nomor resep dan tanggal pembuatan
Salinan Resep dibuat karena :
1. Atas dasar permintaan dokter/iterasi
2. Atas dasar permintaan pasien
PENYIMPANAN RESEP
• Penyimpanan Resep Oleh Dokter
- Blangko disimpan
- Dokumentasi resep
• Penyimpanan Resep Oleh Apoteker
- Disimpan minimal 3 tahun
CONTOH
 Seorang dokter memberi obat parasetamol pada anak yang sedang
demam.Usia anak tersebut 6 bulan, dengan BB 7 kg TB 65 cm.Hitunglah dosis
yang harus diberikan pada anak tersebut, jika diketahui dosis dewasa 500 mg 3-4
kali sehari!
Sediaan apa yang cocok untuk diberikan, dan buatlah signa atau petunjuk
pemakaian yang jelas!
Diketahui : Parasetamol sirup 160 mg/5 ml
Parasetamol drop 60 mg/0,6 ml
Parasetamol tablet 500 mg
OBAT DAN PERUNDANG-UNDANGAN ASPEK LEGAL DAN ETIKA
MAYA DIAN RAKHMAWATIE, APT
OBAT MENURUT PER-UU
PerMenKes 917/MENKES/PER/X/1993
 Obat Bebas
 Obat Bebas Terbatas
 Obat Wajib Apotek
 Obat Keras
 Obat Golongan Narkotika
 Obat Golongan Psikotropika
OBAT BEBAS
 Obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter di apotek, toko obat, toko biasa
 Logo lingkaran hijau tepi hitam
 Contoh : antasida, oralit
OBAT BEBAS TERBATAS
 Dapat dibeli tanpa resep dokter di apotek dan toko obat terdaftar
 Logo lingkaran biru dengan tepi hitam
 Ada tanda peringatan di tiap kemasan
 P1, P2, P3, P4, P5, dan P6
 Contoh : Obat Flu
OBAT WAJIB APOTEK
PERMENKES 924/MENKES/PER/X/1993
 Obat Wajib Apotek adalah obat keras
 OWA dapat diserahkan oleh apoteker tanpa resep dokter
 Macam dan jumlah obat yang dapat diberikan terbatas
 OWA 1, OWA 2, OWA 3
 Contoh : Bacitracin 1 tube
Clindamycin 1 tube
OBAT KERAS
 Obat yang hanya dapat diserahkan dengan resep dokter
 Logo lingkaran merah dengan tulisan K ditengahnya, tepi lingkaran
berwarna hitam
 Contoh : semua antibiotika, preparat hormon, dan lainnya
NARKOTIKA
Diatur dalam UU No 22 Tahun 1997
 Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam
golongan-golongan
PENGGOLONGAN NARKOTIKA
 Golongan I
Untuk tujuan ilmu pengetahuan, tidak untuk terapi
Contoh : heroin
 Golongan II
Dapat digunakan untuk terapi
Contoh : fentanil, morfin
 Golongan III
Banyak digunakan dalam terapi
Contoh : kodein
PEREDARAN NARKOTIKA
 Menkes memberi ijin khusus kepada pabrik obat tertentu yang telah
memiliki ijin
 Narkotika wajib disimpan dan dilaporkan penggunaannya secara khusus
 Menkes memberi ijin pada 1 PBF milik negara untuk mendistribusikan
narkotika
 Narkotika dapat disalurkan ke :
- apotek
- RS
- puskesmas
- BP pemerintah
 Penyerahan narkotika hanya dapat dilakukan oleh :
- apotek
- RS
- puskesmas
- balai pengobatan
- dokter
 Apotek hanya dapat menyerahkan narkotika kepada :
- RS
- puskesmas
- apotek lain
- balai pengobatan
- dokter
- pasien à atas resep dokter
 Penyerahan narkotika oleh dokter hanya dapat dilaksanakan dalam hal :
- menjalankan praktek dokter dan diberikan melalui suntikan à yang diperoleh
dari apotek
- menolong orang sakit dalam keadaan darurat melalui suntikan
- menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada apotek
PSIKOTROPIKA
UU No 5 tahun 1997
 Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melaui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku
PENGGOLONGAN PSIKOTROPIKA
 Golongan I
Tidak digunakan dalam terapi Contoh : amfetamin
 Golongan II
Boleh diresepkan, contoh : Amfetamine
 Golongan III
Boleh diresepkan, contoh : pentobarbital
 Golongan IV
Boleh diresepkan, contoh : diazepam, chlordiazepoksida
PEREDARAN PSIKOTROPIKA
 Penyaluran dari pabrik farmasi ke PBF, RS
 Penyaluran dari PBF ke :
- PBF lain
- apotek
- RS
- lembaga pendidikan
 Penyerahan psikotropika oleh dokter hanya dapat diberikan kepada :
- apotek lain,
- rumah sakit,
- puskesmas,
- balai pengobatan,
- dokter,
- pasien atas resep dokter
 Penyerahan psikotropika oleh dokter hanya dapat dilaksanakan dalam hal :
- menjalankan praktek dokter dan diberikan melalui suntikan à yang
diperoleh dari apotek
- menolong orang sakit dalam keadaan darurat melalui suntikan
- menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada apotek
JAMU, HERBAL, FITOFARMAKA
A. Jamu = secara empiris berkhasiat
Misal : Jamu beras kencur, galian singset, lancar ASI, dll
B. Herbal : empiris berkhasiat, bahan sudah terstandarisasi
Misal : Teh hijau
C. Fitofarmaka : teruji klinik
Misal : X-gra, stimuno
OBAT PALSU
 Obat yang diproduksi oleh yang tidak berhak berdasarkan perundang-
undangan yang berlaku
 Obat yang tidak terdaftar
 Kadar obat yang berkhasiat menyimpang lebih dari 20% dari batas kadar
yang ditetapkan
PERMENKES 918/MENKES/PER/X/1993
 Pasal 1 (1)
Pedagang Besar Farmasi adalah Badan Hukum Perseroan Terbatas atau
koperasi yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran
perbekalan farmasi dalam jumlah besar sesuai ketentuan perundang-undangan
yang berlaku
 Pasal 1 (3)
Sarana pelayanan kesehatan adalah apotek, rumah sakit, dan unit
kesehatan lain yang ditetapkan oleh menteri, toko obat dan pengecer lain
 Pasal 14 (1)
PBF dilarang menjual perbekalan farmasi secara eceran baik ditempat
kerjanya atau di tempat lain
 Pasal 14 (2)
PBF dilarang melayani resep dokter
ASPEK ETIKA
 Rahasia resep
 Dokter tidak menjual obat kepada penderita
 Dokter tidak menyuruh penderita mengambil obatnya di apotek tertentu
 Dokter tidak menjual sampel obat ke apotek
 Dokter meminta imbalan kepada pabrik farmasi
 Penulisan resep tidak rasional
PP 51 TAHUN 2009
 Pasal 19 dan 20
Di pelayanan kesehatan seperti IFRS, puskesmas, klinik, praktek bersama
à pekerjaan kefarmasian dilakukan oleh apoteker dan tenaga teknis kefarmasian
 Pasal 22
Di daerah terpencil tidak terdapat apotek, dokter ber STR mempunyai
wewenang meracik dan menyerahkan obat kepada pasien
DOSAGE FORM ( Maya Dian Rakhmawatie )
SEDIAAN OBAT YANG TEPAT
D.O.K.T.E.R
R/
AGEN OBAT
diformulasikan à bentuk sediaan (dosage form)

- ketepatan dosis
- - stabilitas sediaan
SOLUTION/LARUTAN
Larutan à sediaan cair yang mengandung satu jenis atau lebih obat dalam pelarut
air suling
Larutan dapat dibagi menjadi :
1. Larutan steril, meliputi larutan penggunaan luar sebagai pengobatan luka
atau kulit terbuka, larutan intraperitonium (alat maupun larutannya harus steril)
2. Larutan tidak steril, meliputi larutan obat dalam, larutan obat untuk kulit utuh
SEDIAAN CAIR ORAL
• Solutio à small volume (drop)
à large volume (sirup)
- Obat larut,
- Absorpsi baik à cepat melalui dinding saluran cerna masuk ke peredaran
sistemik,
- Onset of action obat relatif cepat
Contoh : Parasetamol Sirup/Drop
• Suspensi
- kecepatan absorpsi obat sediaan suspense << solutio,
- terdapat partikel obat yang tidak larut
- kocok sebelum digunakan
Contoh : Chloramphenicol Suspensi
• Emulsi
- obat minum biasanya emulsi minyak dalam air
- onset of action relatif lebih lama dari solutio
* Dosis sediaan cair ditentukan jumlah drop atau menentukan sendok yang
digunakan (5 ml atau 15 ml)
ADVANTAGES AND DISADVANTAGES
• Drug available immediately for absorption
• Flexible dosing
• May be designed for any route of administration
• No need to shake container
• Facilitates swallowing in difficult cases

• Drug stability often reduced in solution


• Difficult to mask unpleasant tastes
• Bulky, difficult to transport and prone to container breakages
• Technical accuracy needed to measure dose on administration
• Measuring device needed for administration
• Some drugs poorly soluble
Sediaan farmasi larutan lainnya antara lain :
1. collyria (sediaan steril, jernih, bebas partikel asing, isotonis dan digunakan
untuk mencuci mata
2. Elixir, sediaan larutan obat dengan zat tambahan seperti gula, zat pengawet, zat
pewarna, dan pewangi, digunakan untuk obat dalam, sebagai pelarut utama adalah
etanol 90%.
4.Gargarisma (obat kumur)
5. Sirup, larutan pekat dari gula diambah obat atau zat pewangi dan merupakan
larutan jernih berasa manis
SEDIAAN PADAT ORAL
TABLET
• Tablet berbentuk lempeng
• Dibuat dengan cara kompresi
• Selain zat aktif, tablet ditambah zat pengisi (laktosa, kalsium sulfat) dan
zat tambahan lain
MACAM SEDIAAN TABLET
Tablet coated
Tablet dilapisi selaput dengan tujuan :
• Meningkatkan stabilitas bahan obat
• Menutupi rasa bahan obat tidak enak
• Memperbaiki tampilan tablet
Beberapa cara macam tablet salut antara lain :
• Tablet bersalut gula, biasa disebut dragee
• Tablet salut selaput (film coated)
• Tablet salut enterik (enteric coated), disalut dengan bahan atau zat
penyalut yang tidak hancur dalam suasana asam di lambung, tetapi hancur dalam
suasana relatif basa di usus.
SEDIAAN TABLET LAIN
• Tablet effervescent, tablet yang bila dimasukkan ke dalam air akan melarut
serta membebaskan CO2 yang berfungsi sebagai korigens (memperbaiki rasa)
• Lozenges, tablet dihisap seperti permen dengan memberikan efek lokal
pada mukosa mulut atau tenggorokan
• Tablet sublingual, diletakkan di bawah lidah, larut dengan cepat dan
obatnya diabsorpsi melalui mukosa.
• Tablet intrabuccal, dimasukkan di pipi bagian dalam.
• Tablet sustained release, dibuat dengan tujuan bahan obat dibebaskan dan
diabsorpsi sebagian demi sebagian atau penundaan penyerapan obat.
• Tablet Vaginal
KAPSUL
Kapsul à bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul keras atau lunak.
Tujuan obat dibuat bentuk kapsul adalah :
- menghindari rasa tidak enak
- menghindari bau yang tidak enak
(contoh : supertetra)
Kapsul :
1. kapsul gelatin yang bisa dibuka, biasanya berisi serbuk obat
2. kapsul lunak à kapsul tertutup berisi obat bentuk cair atau minyak
INHALER
Inhaler (MDI-Aerosol Metered-Dose Inhaler) à alat yang dapat menghantarkan
obat ke dalam tubuh melalui paru-paru.
Inhaler biasanya digunakan pada terapi penderita asma atau CPOD (Chronic
Obstructive Pulmonary Disease).
Pada MDI, obat biasanya berupa larutan atau suspensi yang mengandung
propelant. MDI melepaskan dosis tetap dalam bnetuk aerosol.
Prosedur dalam menggunakan MDI :
- pertama kali penderita menghembuskan nafasnya kuat-kuat
- kemudian letakkan pompa ke dalam mulut
- tekan pompa kemudian bernafas biasa
- Setelah itu tahan nafas kurang lebih 10 detik agar aerosol menempel pada
reseptor di bronkial atau di paru-paru.
NEBULIZER
• Nebulizer à tipe lain dari inhaler
• Nebulizer biasanya digunakan pada pasien di rumah sakit, oleh pasien
yang merasa kesulitan menggunakan inhaler seperti pasien dengan kasus serangan
asma berat
• Obat dalam nebulizer biasanya adalah bronkodilator seperti salbutamol
TRANSDERMAL
A. SALEP
- Sediaan semi padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai bahan
luar,
- Bahan obatnya larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang
cocok
- Salep tidak boleh berbau tengik,
- Biasanya mengandung obat keras tidak lebih dari 10%.
Fungsi salep :
- sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit
- bahan pelumas pada kulit
- pelindung kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan larutan
berair
B. CREAM
C. TRANSDERMAL PATCH
Medicated adhesive patch, yang cara penggunaannya dengan cara ditempelkan
pada kulit. Contoh : salonpas (analgetik), nitrogliserin (obat jantung)
D. GEL
Suatu salep yang lebih halus, umumnya cair dan mengandung sedikit atau tanpa
lilin
E. OCULENTA (salep mata dengan bahan dasar biasanya vaselin.)
Syarat okulenta :
- tidak boleh mengandung bagian-bagian kasar,
- dasar salep tidak boleh merangsang mata dan harus memberi
kemungkinan obat tersebar dengan perantaraan air mata,
- harus steril
F. PASTA (salep yang mengandung lebih dari 50% zat padak (serbuk) )
INJEKSI
Injeksi à sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspense, atau serbuk yang
harus dilarutkan lebih dahulu sebelum digunakan.
Cara penggunaan injeksi atau penyuntikannya adalah :
a.Intrakutan/intradermal, disuntikkan kedalam kulit sebenarnya, untuk tujuan
diagnose, biasanya yang dipakai adalah ekstrak alergenik.
b. Subkutan/hipodermik, ke dalam jaringan dibawah kulit
b. Intra vena, disuntikkan langsung ke pembuluh darah
c. Intra muscular, disuntikkan masuk otot daging
d. Intrasisternal, disuntikkan ke dalam saluran sumsum tulang belakang pada
dasar otak
e. Intrakardial, langsung ke jantung
VAGINAL
a. vaginal suppositoria/ovula
b. Douche
Douche à alat yang digunakan untuk menyemprotkan air ke dalam tubuh untuk
pengobatan atau alasan higienitas. Vaginal douche biasanya terdiri dari air atau
bahan antiseptik.
Vaginal douche biasa digunakan oleh wanita agar vagina tetap bersih dan
terhindar dari bau yang tidak diinginkan, misalnya saat intercourse selama
menstruasi. Sekarang ini, douching biasa digunakan sebagai alat mencegah
kehamilan, walaupun tidak efektif.
Antiseptik yang digunakan dalam douching akan dapat menyebabkan
ketidakseimbangan bakteri di vagina dan meningkatkan kejadian infeksi.
Douching juga dapat menyebabkan bakteri masuk ke uterus dan tuba fallopi dan
menyebabkan problem infertilitas.
REKTAL
a. Suppositoria
Suppositoria à sediaan yang berbentuk peluru, digunakan lewat rektal/anus, dan
biasa digunakan untuk pasien inkooperatif dan menginginkan efek yang lebih
cepat dibandingkan oral.
Suppositoria biasanya digunakan untuk efek sistemik, antara lain obat wasir,
laksatif, analgetik.
Suppositoria digunakan à memasukkannya ke dalam rektal sepanjang 2/3 panjang
sediaan, tubuh dijaga berbaring paling tidak 30 menit, kemudian sediaan akan
meleleh dengan sendirinya. Basis yang digunakan pada sediaan suppo biasanya
adalah oleum cacao.
b. Enema
Enema à sediaan cair yang berbasis sorbitol atau gliserin, biasa digunakan
sebagai pencahar sperto microlax® dan laxarec®.
TETES MATA DAN TETES TELINGA
Tetes mata dan tetes telinga à sediaan berbentuk larutan steril yang digunakan
untuk diteteskan pada mata dan telinga.
Tetes mata mengandung :
- dekongestan seperti fenileprin untuk meredakan radang pada mata (mata
merah, gatal)
- antibiotika (untuk mata yang terkena infeksi)
- vitamin A
- mengandung tonik mata.
Sediaan tetes telinga mengandung :
- antibiotik (untuk infeksi)
- anestesi (lidokain)
- pembersih kotoran dalam telinga (NaCl, Na dokusinat).

You might also like