Professional Documents
Culture Documents
DENGAN MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM (SSA)
I. TUJUAN
1. Mempelajari metode analisis Spektroskopi Serapan Atom (SSA)
2. Menentukan kandungan unsur Fe dalam tanaman bayam dengan metode analisis
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
Lampu katoda memproduksi sebuah sinar yang memilki spektra garis yang sempit
dan spesifik tergantung dari material katoda yang digunakan. Dalam lampu katoda, sebuah
katoda dan lapisan anoda ditutup dengan sebuah bahan gelas dan diisi dengan gas argon
maupun neon yang tekanannya dikurangi hingga 7,5 mBar (10 torr). Gas pengisi dipilih
untuk mengurangi interfensi spektra. Katoda dan anoda didisain guna menghasilkan sebuah
muatan garis spektra yang stabil dan sangat sempit (biasanya 0.001 nm).
b. Tabung Gas
Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas yang berisi gas
asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu ± 20000K, dan ada juga tabung gas
yang berisi gas N2O yang lebih panas dari gas asetilen, dengan kisaran suhu ± 30000K.
regulator pada tabung gas asetilen berfungsi untuk pengaturan banyaknya gas yang akan
dikeluarkan, dan gas yang berada di dalam tabung. Spedometer pada bagian kanan regulator
merupakan pengatur tekanan yang berada di dalam tabung. Gas ini merupakan bahan bakar
dalam Spektrofotometri Serapan Atom.
c. Burner
Burner merupakan bagian paling terpenting di dalam main unit, karena burner
berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan aquabides, agar tercampur merata,
dan dapat terbakar pada pemantik api secara baik dan merata. Lobang yang berada pada
burner, merupakan lobang pemantik api, dimana pada lobang inilah awal dari proses
pengatomisasian nyala api.
d. Monokromator
Berkas cahaya dari lampu katoda berongga akan dilewatkan melalui celah sempit
dan difokuskan menggunakan cermin menuju monokromator. Monokromator dalam alat
SSA akan memisahkan, mengisolasi dan mengontrol intensitas energi yang diteruskan ke
detektor. Monokromator yang biasa digunakan ialah monokromator difraksi grating.
e. Detektor
Detektor merupakan alat yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, yang
memberikan suatu isyarat listrik berhubungan dengan daya radiasi yang diserap oleh
permukaan yang peka. Fungsi detektor adalah mengubah energi sinar menjadi energi listrik,
dimana energi listrik yang dihasilkan digunakan untuk mendapatkan data. Detektor SSA
tergantung pada jenis monokromatornya, jika monokromatornya sederhana yang biasa
dipakai untuk analisa alkali, detektor yang digunakan adalah barier layer cell. Tetapi pada
umumnya yang digunakan adalah detektor photomultiplier tube. Photomultiplier tube terdiri
dari katoda yang dilapisi senyawa yang bersifat peka cahaya dan suatu anoda yang mampu
mengumpulkan elektron. Ketika foton menumbuk katoda maka elektron akan dipancarkan,
dan bergerak menuju anoda. Antara katoda dan anoda terdapat dinoda-dinoda yang mampu
menggandakan elektron. Sehingga intensitas elektron yang sampai menuju anoda besar dan
akhirnya dapat dibaca sebagai sinyal listrik. Untuk menambah kinerja alat maka digunakan
suatu mikroprosesor, baik pada instrumen utama maupun pada alat bantu lain seperti
autosampler.
f. Sistem Pembacaan
Sistem pembacaan merupakan bagian yang menampilkan suatu angka atau
gambar yang dapat dibaca oleh mata.
g. Ducting
Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa
pembakaran pada AAS, yang langsung dihubungkan pada cerobong asap bagian luar
pada atap bangunan, agar asap yang dihasilkan oleh AAS, tidak berbahaya bagi
lingkungan sekitar. Asap yang dihasilkan dari pembakaran pada AAS, diolah
sedemikian rupa di dalam ducting, agar ppolusi yang dihasilkan tidak berbahaya.
Alat :
Bahan :
I. DATA PENGAMATAN
• Berat sampel daun bayam : 0,5 gram
• Kurva Kalibrasi larutan standar :
Konsentrasi (ppm) Absorbansi
0.039131913
5 0.038904082
0.038508333
Rata-rata 0.03884811
0.072079167
15 0.072116666
0.072077081
Rata-rata 0.072090969
0.103008166
20 0.103677548
0.102412768
Rata-rata 0.103032827
0.135012507
25 0.134954169
0.135022923
Rata-rata 0.134996533
0.193014279
30 0.191808164
0.192237496
Rata-rata 0.192353308
• Absorbansi Sampel :
0.015982
Absorbansi
0.01644898
Sampel
0.016066667
Rata-rata 0.016165882
x = 1.02764705
I. PEMBAHASAN
Alat Spektrofotometri Serapan Atom merupakan suatu alat untuk mengukur kadar
unsur dalam suatu zat dengan prinsip atomisasi nyala. Unsur yang dapat diukur dengan
menggunakan alat ini adalah unsur logam yang mempunyai panjang gelombang spesifik.
Salah satunya adalah unsur Fe. Dalam percobaan ini dilakukan terhadap analisis terhadap
kandungan Fe dalam daun bayam. SSA tidak dapat mengukur kadar unsur bila sampelnya
berupa solid (padatan). Maka dari itu, sampel daun bayam ini harus dibuat dalam bentuk
liquid (cairan yang bening dan encer)atau dengan kata lain sampel dalam bentuk padat harus
di destruksi terlebih dahulu sebelum diukur menggunakan SSA.
Daun bayam dilarutkan dalam asam-asam kuat yaitu H2SO4 dan HNO3 hingga
terbentuk suatu cairan yang encer dan bening berwarna orange. Untuk mengukur kadar
sampel dengan SSA, maka diperlukan pengukuran terhadap larutan standar Fe dengan
berbagai variasi. Pengukuran ini digunakan untuk membuat kurva kalibrasi larutan standar
yang nantinya digunakan untu menentukan kadar Fe dalam sampel.
Secara ringkas cara kerja spektrofotometri serapan atom terdiri atas 2 langkah yaitu
atomisasi sampel dan absorpsi radiasi dari sumber sinar oleh atom bebas. Proses atomisasi
terjadi dalam komponen alat yang dinamakan atomizer. Atomizer terdiri dari nebulizer dan
burner. Sampel yang berupa cairan diambil dengan menggunakan selang kecil (disedot)
kemudian menuju nebulizer untuk dirubah dalam bentuk kabut. Setelah itu sampel
dipanaskan menggunakan burner dengan suhu tertentu sampai sampel berubah menjadi atom-
atom bebas pada keadaan ground state. Setelah itu, atom-atom bebas tersebut akan
mengabsorpsi radiasi dari sumber sinar yang berasal dari hollow cathode lamp (untuk
mngukur unsur yang berbeda maka digunakan lampu katode yang berbeda juga), sehingga
atom-atom bebas itu akan mengalami eksitasi. Jadi, energi radiasi yang bersal dari Hollow
cathode lamp (HCL) ada yang diserap oleh atom-atom bebas, dan ada juga yang diteruskan.
Benergi radiasi yang diteruskan inilah yang akan memasuki monochromator untuk diubah
menjadi cahaya monokromatis kemudian dilewatkan melalui sebuah celah dan dikur dengan
detektor. Besarnya intensitas cahaya yang diukur setelah melalui monokromator ini sebanding
dengan besarnya konsentrasi unsur dalam sampel. Dalam praktikum ini sampel berupa daun
bayam dan unsur yang diukur berupa Fe.
Setelah dilakukan pengukuran terhadap larutan standar, maka didapatkan kurva
kalibrasi konsentrasi versus absorbansi dengan persamaan garis y = 0,006x + 0,010. Hasil
pengukuran absorbansi terhadap sampel dimasukkan ke dalam persamaan di atas sebagai
variabel ‘y’ dan kemudian diketahui kadar Fe dalam daun bayam sebesar 1,0276 ppm.
II. KESIMPULAN
1. Spektrofotometri Serapan Atom bekerja berdasarkan absorbsi cahaya oleh atom bebas dan
besar absorbansinya berbanding lurus dengan konsentrasi unsur yang diukur.
2. Dari hasil pengukuran dengan SSA didapatkan konsentrasi atau kadar Fe dalam daun
bayam sebesar 1,0276 ppm
III. DAFTAR PUSTAKA
• Christina, Maria dkk. 2006. Petunjuk praktikum Instrumentasi Kimia. STTN-BATAN:
Yogyakarta
• elisa.ugm.ac.id/files/Arie_BS/.../03_Pendahuluan%20Spektroskopi.ppt
• staff.ui.ac.id/internal/130804826/.../ANFISKIMSSAatauAASDr.Harmita.pdf
• http://lab.uii.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=42&Itemid=80
• http://adityabeyubay359.blogspot.com/2009/06/spektrofotometer-serapan-atom-aas.html
Asisten, Praktikan,