You are on page 1of 6

Latar Belakang

Enron adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston,


Texas, Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan pada 1930 sebagai Northern Natural
Gas Company, sebuah konsorsium dari Northern American Power and Light Company,
Lone Star Gas Company, dan United Lights and Railways Corporation. Kepemilikan
konsorsium ini secara bertahap dibubarkan antara 1941 hingga 1947 melalui penawaran
saham kepada publik. Pada 1979, Northern Natural Gas mengorganisir dirinya sebagai
perusahaan induk, Internorth, yang menggantikan Northern Natural Gas di New York
Stock Exchange. Enron sebelum tahun 2001 mempekerjakan sekitar 21.000 orang
pegawai dan merupakan salah satu perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang listrik,
gas alam, bubur kertas dan kertas, serta komunikasi (wikipedia.co.id).
Pada 2 Desember 2001, Enron mengajukan permohonan perlindungan Chapter 11
akibat kebangkrutan yang melanda perusahaan tersebut. Kebangkrutan ini disebabkan
kegagalan pada proses bisnis dan manajemen (Eiteman, dkk, 2007). Juga akibat adanya
penipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif
(wikipedia.co.id).
Jeffrey Skilling menjelaskan kebangkrutan Enron disebabkan terganggunya
proses bisnis akibat credit rating perusahaan menurun pada November 2001. Hal ini
dikarenakan sebagai perusahaan trading, membutuhkan rating nilai investasi untuk
melakukan perdagangan dengan perusahaan lain. Tidak ada nilai yang baik, maka tidak
akan ada perdagangan (Eiteman, dkk, 2007).
Terjadinya penurunan nilai rating investasi perusahaan disebabkan hutangnya
yang terlalu besar, yang sebelumnya tidak tercatat dalam neraca (off balance sheet)
kemudian diklasifikasikan ulang sehingga tercatat dalam neraca (on balance sheet).
Hutangnya tidak hanya sebesar $13 juta tetapi bertambah hingga sebesar $38 juta.
Klasifikasi ulang dilakukan karena terdapat banyak special purpose entity (SPEs) dan
kerjasama yang tidak tercatat dalam neraca yang memiliki banyak hutang. Sehingga
terjadi ketidakcocokan saat dilakukan konsolidasi ulang yang kemudian menyebabkan
nilai ekuitas perusahaan jatuh (Eiteman, dkk, 2007).
Pada kasus Enron ini, lembaga-lembaga eksternal juga ikut bertanggung jawab
terjadinya kasus tersebut. Diantaranya;
1. Auditor. Arthur Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar) adalah
kantor akuntan Enron. Tugas dari Andersen adalah melakukan pemeriksaan dan
memberikan kesaksian apakah laporan keuangan Enron memenuhi GAAP (generally
accepted accounting practices). Andersen, disewa dan dibayar oleh Enron. Andersen
juga menyediakan konsultasi untuk Enron, dimana hal ini melebihi wewenang dari
akuntan publik umumnya. Selain itu Andersen mengalami konflik kepentingan akibat
pembayaran yang begitu besar dari Enron, $5 juta untuk biaya audit dan $50 juta
untuk biaya konsultasi.
2. Konsultan hukum. Konsultan hukum Enron, khususnya Vinson & Elkins juga
disewa oleh Enron. Konsultan hukum ini bertanggungjawab untuk menyediakan opini
hukum atas strategi, struktur, dan legalitas umum atas semua yang dilakukan oleh
Enron. Sama dengan Andersen, saat ditanyakan mengapa tidak ikut menghalangi ide
dan aktivitas ilegal Enron, konsultan hukum ini menjelaskan bahwa Enron tidak
memberikan informasi yang lengkap, khususnya tentang kepemilikan di SPEs.
3. Regulator. Enron sebagai perusahaan yang melakukan perdagangan di pasar
energi diawasi oleh Federal Energy Regulatory Commission (FERC), akan tetapi
FERC tidak melakukan pengawasan secara mendalam. Hal ini dikarenakan Enron
melakukan aktivitasnya dalam perdagangan listrik tidak di satu negara, yaitu antar
negara.
4. Pasar ekuitas. Sebagai perusahaan publik, Enron diharuskan mengikuti
peraturan dari SEC. Akan tetapi dalam pengawasannya SEC, tidak melakukan
investigasi secara mendalam atau melakukan konfirmasi ulang terhadap Enron. SEC
hanya mengandalkan pada testimoni yang dibuat oleh lembaga lain seperti auditor
perusahaan (Arthur Andersen). Sedangkan NYSE mengharuskan Enron memenuhi
peraturan perdagangan di NYSE. Berbeda dengan SEC, NYSE tidak hanya
melakukan verifikasi firsthand.
5. Pasar hutang. Enron, seperti perusahaan lainnya menginginkan dan
membutuhkan sebuah nilai rating. Sehingga Enron membayar Standard & Poors serta
Moody’s untuk memberikan nilai rating. Rating ini dibutuhkan untuk sekuritas
hutang perusahaan yang diterbitkan dan diperdagangkan di pasar. Yang menjadi
masalah, perusahaan rating tersebut hanya melakukan analisis sebatas pada data yang
diberikan kepada mereka oleh Enron, operasional dan aktivitas keuangan Enron.
Terjadi perdebatan apakah perusahaan rating harus memeriksa total hutang
perusahaan atau tidak. Khususnya yang berkaitan dengan SPEs.
Meningkatnya defisit dalam arus kas perusahaan menyebabkan timbulnya
masalah manajemen keuangan yang mendasar pada Enron. Pertumbuhan perusahaan
membutuhkan adanya modal eksternal. Tambahan modal dapat diperoleh dari hutang
baru dan ekuitas baru. Ken Lay dan Jeff Skilling, enggan untuk menerbitkan jumlah besar
dari ekuitas baru. Karena akan mendilusi laba dan jumlah saham yang dipegang oleh
pemegang saham. Pilihan menggunakan utang juga terbatas, dengan tingkat utang yang
tinggi menyebabkan rating Enron hanya sebesar BBB, tingkat rating yang rendah oleh
lembaga pemberi rating (Eiteman, dkk, 2007).
Andrew Fastow bersama dengan asistennya membuat SPEs, alat yang digunakan
dalam jasa keuangan. SPEs memiliki dua tujuan penting, pertama; menjual aset-aset yang
bermasalah ke rekanan. Enron menghilangkan aset tersebut dari neraca, mengurangi
tekanan akibat utang dan menyembunyikan kinerja buruk investasi. Hal ini dapat
mendatangkan dana tambahan untuk membiayai kesempatan investasi baru. Kedua;
memperoleh pendapatan untuk memenuhi laba yang disyaratkan oleh Wall Street.
SPEs dibiayai dari tiga sumber; (1) ekuitas dalam bentuk saham tresuri, (2)
ekuitas dalam bentuk minimum 3% dari aset yang berasal dari pihak ketiga yang tidak
berhubungan, (3) jumlah yang besar dari utang bank. Modal ini berada pada sisi kanan
neraca SPEs, akan tetapi pada sisi kiri modal digunakan untuk membeli aset dari Enron.
Hal ini menyebabkan harga saham SPEs berkaitan dengan harga saham Enron. Saat
saham SPEs naik, maka saham Enron ter-apresiasi. Sedangkan saat harga saham SPEs
turun, maka harga saham Enron ter-depresiasi (Eiteman, dkk, 2007).
Menurunnya harga saham Enron hingga $47 per lembar saham pada bulan Juli
2001, menyebabkan investor curiga. Hal ini menyebabkan Sherron Watkins, wakil
presiden Enron mencoba memperingatkan Kenneth Lay dengan membawa 6 lembar surat
yang menjelaskan proses akuntan yang tidak wajar sehubungan dengan SPEs dan
memperingatkan akan kecurangan proses akuntan. Akan tetapi peringatan Sherron
Watkins tidak dihiraukan oleh Ken Lay, sehingga terjadilah tsunami di Enron. Harga
sahamnya jatuh hingga tersisa $1 per lembar saham yang menyebabkan Enron bangkrut
(Velasquez, 2006).Pada Bulan Februari 2002, Sherron Watkins dipanggil oleh DPR
untuk menjelaskan skandal Enron, tentang aktivitas akuntansi perusahaan. Kemudian
Sherron Watkins menjelaskan semua permasalahan tersebut, dan menyebabkan dirinya
dijuluki sebagai courageous whistleblower (Velasquez, 2006).
Analisis
Pada kasus ini dapat kita lihat bahwa Enron mengadopsi model SWM
(Shareholder Wealth Maximization), dengan asumsi bahwa pasar efisien. Ini
mengandung makna, harga saham selalu tepat memproyeksikan harapan akan return dan
risiko yang dipersepsikan oleh investor. Model SWM ini fokus pada maksimalisasi nilai
jangka panjang, bukan hanya jangka pendek. Sedangkan Enron lebih berfokus pada
tujuan jangka pendek untuk memenuhi komitmen dengan Wall Street. Fokus jangka
pendek oleh manajemen dan investor ini disebut dengan impatient capitalism.
Pertanyaan dan jawaban:
1. Manakah dalam sistem pengelolaan perusahaan, baik internal maupun eksternal
yang menjadi penyebab utama kegagalan Enron?
Internal
Masalah yang berasal dari BOD yang bersinergi dengan Andy Fastow membentuk
SPEs. SPEs ini digunakan sebagai perusahaan pengalihan utang Enron dan aset Enron
yang bermasalah. Tujuan SPE yaitu;
 Menjual aset Enron yang bermasalah untuk mendapatkan dana investasi
baru
 Menjual investasi yang bermasalah ke rekanan dengan tujuan untuk
menghasilkan pendapatan sesuai dengan target dari Wall Street
Eksternal
 Auditor: Arthur Andersen bersikap tidak independen dalam mengaudit
laporan keuangan Enron
2. Jelaskan bagaimana seharusnya pemegang saham individu
dan komponen dari sistem pengelolaan perusahaan mencegah masalah pada Enron
atau menyelesaikan masalah sebelum terjadi krisis?
Untuk mencegah masalah:
 Auditor: melakukan audit sesuai dengan kode etik profesi akuntan dan
GAAP. Audit forensik – Audit investigatif
 Legal counsel: seharusnya melakukan investasi secara detail dan
menyeluruh pada manajemen, khususnya yang menyangkut aspek legalitas pada
kepemilikan dari SPEs.
 Regulator: bertanggungjawab mengawasi perusahaan secara mendalam,
penerbitan peraturan dan UU khususnya dalam GCG
 Equity market: seharusnya tidak langsung percaya pada nama besar/
reputasi besar KAP Arthur Andersen tetapi juga melakukan analisis laporan keuangan
intensif dan investigasi secara mendalam tidak hanya berdasar pada hasil audit.
 Debt market: memberi rating perusahaan sesuai dengan hasil investigasi
yang mendalam
 Bank and Bankers: bersikap independen dalam memberikan pinjaman
kepada perusahaan dan menganalisis hubungan kepemilikan antar perusahaan
Menyelesaikan masalah yang terjadi:
 Menerbitkan peraturan yang jelas untk mengatur transparansi pengungkapan
transaksi keuangan antar perusahaan (regulator)
 Tuntutan hukum terhadap manajemen Enron yang bertanggung-jawab atas
terjadinya permasalahan ini
 Dibubarkannya firma KAP Arthur Andersen
 Jasa audit KAP dipisah dengan jasa konsultan perusahaan untuk independensi
KAP
 Banyak kasus auditor mengaudit laporan keuangan perusahaan tidak bekerja
dibawah pengawasan komite audit (KA) dan tidak bebas dari pengaruh manajemen
senior perusahaan – sehingga perlu KA dari eksternal seperti akademisi dan praktisi
akuntansi.
3. Jika semua perusahaan publik di Amerika menjalankan operasinya seperti
Enron, mengapa orang akan berpikir hal ini akan menjadi isolated incident, dan
bukan contoh dari banyak kegagalan?
 Karena masalah Enron melibatkan pihak-pihak internal maupun eksternal dalam
bentuk kecurangan yang sistemik. Sehingga sulit mengungkapkan kecurangan yang
Enron lakukan. Hal inilah yang mendorong pemerintah Amerika mengeluarkan
Sarbanes Oxley Act 2002, pada tanggal 30 Juli 2002.

INTERNATIONAL FINANCE
The Failure of Corporate Governance at Enron

Adlin Fathar Siregar (084903


Alin Riona Hapsari (08490
Frida Unsiyati (0849023)
R. Darmawan Siswanto Pramana (0849046)

MASTER OF MANAGEMENT
FACULTY OF ECONOMICS AND BUSINESS
GADJAH MADA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2009

You might also like