You are on page 1of 10

Makalah Manajemen Pemasaran

Judul : MEMPOSISIKAN TAWARAN KITA KEPASAR MELALUI SIKLUS


DAUR HIDUP PRODUK DAN PENGEMBANGAN TAWARAN PRODUK BARU
KE PASAR

Setiap produk baru yang diluncurkan ke pasar akan melewati suatu daur hidup produk
dengan berbagai persoalan dan peluang yang berubah-ubah. Riwayat suatu penjualan dari
kebanyakan produk mencakup empat tahap :

1. Tahap Perkenalan
2. Tahap Pertumbuhan (growth)
3. Tahap Kedewasaan (maturity)
4. Tahap Kemunduran (decline)

Konsep daur hidup bisa dimanfaatkan oleh manajer agar bisa memahami dinamika
produk dan pasar. Manfaat sesungguhnya bisa beragam tergantung dari situasi
pengambilan keputusan. Sebagai alat perencanaan, konsep daur hidup produk bisa
membantu memperjelas tantangan-tantangan pemasaran pada setiap tahap dan alternative
strategi apa saja yang bisa digunakan perusahaan. Sebagai alat pengendalian, konsep ini
membantu perusahaan dalam membandingkan prestasi dengan produksi sejenis dimasa
lalu.

Sebenarnya pola daur hidup produk adalah selalu berubah-rubah, karena sulit menduga
lamanya suatu tahap dan para manajer sendiri sering tidak bisa memastikan pada tahap
apa produk mereka saat ini berada. Suatu produk mungkin kelihatannya mencapai tahap
kedewasaan, padahal hanya mencapai saat mendatar pada tahap pertumbuhan untuk
sementara sebelum menaiknya kurva untuk kedua kalinya. Pola daur hidup merupakan
alat strategi pemasaran, bukan seperti siklus hidup organism yang alami dan pasti. Pola
daur hidup menjadi akibat dari berbagai strategi pemasaran yang telah ditentukan
perusahaan. Jika penjualan suatu produk menurun, manajer jangan segera mengambil
kesimpulan bahwa produk sudah jelas masuk ke tahap kemunduran, karena masih
dimungkinkan diambil langkah-langkah strategi pemasaran untuk menaikkan kembali
penjualan.

Berikut akan diuraikan empat tahap Daur Hidup Produk beserta contoh strategi
implementasi memposisikan tawaran produk kepasar (perusahaan-perusahaan industry)
berupa Fasilitas Kepabeanan dan pengembangan produk baru berupa fasilitas Kawasan
Berikat ke pasar (perusahan-perusahaan industry di Jawa Barat).

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dalam hal ini Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat
mengeluarkan/menerbitkan suatu produk/jasa berupa pemberian Fasilitas Kepabeanan
dan Cukai. Berbagai macam fasilitas kepabeanan dan cukai telah di keluarkan
pemerintah, tetapi untuk mempersempit pembahasan maka akan di uraikan hanya berupa
pemberian fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor dan pengembangan produk fasilitas
berupa Kawasan Berikat.
Kami uraikan terlebih dahulu fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) dan
Kawasan Berikat (KB) ini sebelum mengimplementasikan kedalam pokok pembahasan
utama.

Pemberian fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor


(KITE) diberikan oleh pemerintah melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada
perusahaan-perusahaan produsen yang kegiatan produksinya memerlukan bahan baku
impor dan hasil produksinya terutama adalah ekspor. Fasilitas yang diberikan adalah
berupa fasilitas pembebasan Bea Masuk & Cukai serta PPN & PPnBM tidak dipungut
dan fasilitas pengembalian. Untuk mendapatkan fasilitas ini perusahaan wajib memiliki
NIPER (Nomor Induk Perusahaan). Cara mendapatkan NIPER adalah perusahaan
mengajukan DIPER (Daftar Isian Perusahaan), kemudian Tim KITE Kanwil DJBC Jawa
Barat melakukan penelitian administrasi dan lapangan dan membuat Berita Acara.
Persetujuan/penolakan akan diberikan paling lambat 3 hari sejak tanggal Berita Acara.
Setelah mendapatkan NIPER, perusahaan produksen dapat melakukan kegiatan impor
yang memperoleh fasilitas pembebasan pungutan Negara berupa bea masuk dan pajak
dalam rangka impor dengan cara terlebih dahulu menaruh jaminan sebesar pungutan
Negara tersebut. Apabila barang impor telah diolah/dirakit/dipasang pada barang lain
telah dilakukan ekspor maka jaminan yang telah dibayarkan tadi bias di cairkan kembali.

Fasilitas pembebasan dan pengembalian diberikan untuk :

- Barang/bahan asal impor untuk diolah/dirakit/dipasang pada barang lain untuk


tujuan ekspor diberikan pembebasan bea masuk dan tidak dipungut pajak dalam rangka
impor.

- Barang/bahan asal impor untuk diolah/dirakit/dipasang pada barang lain yang


telah dibayar bea masuk dan pajak dalam rangka impor-nya untuk tujuan ekspor dapat
diberikan pengembalian

- Terhadap hasil olahan yang bahan bakunya asal impor yang diserahkan ke
Kawasan Berikat dapat diberikan pembebasan bea masuk dan tidak dipungut pajak dalam
rangka impor atau pengembalian jika bea masuk dan pajak dalam rangka impor telah
dibayar.
- Terhadap hasil produksi barang jadi 25% dari realisasi ekspor dapat dijual ke
pasar bebas dengan membayar bea masuk dan pajak dalam rangka impor.

- Terhadap hasil produksi sampingan, sisa hasil produksi,barang jadi yang rusak
dan bahan baku asal impor dapat dijual ke pasar bebas dengan membayar bea masuk dan
pajak dalam rangka impor.

Pengembangan dari produk fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) dan
Kawasan Berikat (KB) adalah berupa Kawasan Berikat (KB). Fasilitas Kawasan Berikat
pelayanan lebih maksimal karena pungutan Negara berupa bea masuk dan pajak dalam
rangka impor sama sekali tidak dibayar, tetapi hanya ditangguhkan artinya barang tidak
dikenakan pungutan Negara dan pajak dalam rangka impor selama barang tersebut
diekspor kembali sehingga tidak diperlukan lagi jaminan pembayaran bea masuk dan
pajak dalam rangka impor tadi. Di setiap perusahaan pengguna fasilitas Kawasan Berikat
menyediakan ruangan yang memadai untuk ditempati petugas bea cukai yang akan
memberikan pelayanan secara maksimal kepada perusahaan. Perusahaan dapat meminta
pelayanan kepabeanan melalui petugas bea cukai yang selalu stand by di perusahaan,
sehingga perusahaan tidak perlu mendatangi Kantor Pelayanan Bea Cukai yang letaknya
jauh dari perusahaan untuk mendapatkan pelayanan ekspor impor. Dengan adanya
petugas yang selalu stand by ini akan menghemat waktu dan biaya pengurusan kegiatan
kepabeanan.

Perlu kami sampaikan bahwa fasilitas kepabeanan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor ini
adalah pelayanan public, maka target utama adalah bukan kepada profit oriented tetapi
lebih utama kepada kepuasan pelayanan dan tujuan secara nasional yaitu untuk
pencapaian tujuan pembangunan berupa :

- Memajukan industry dalam negeri

- Membuka lapangan kerja

- Mempengaruhi terhadap penerimaan Negara

Saat ini pelayanan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) dilakukan di
Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat jalan Asia Afrika 114 Bandung, sedangkan pelayanan
fasilitas Kawasan Berikat ditangani oleh Kantor Pelayanan Bea Cukai Gedebage.

Berikut diuraikan tahap-tahap daur hidup produk secara umum beserta korelasinya
dengan produk pelayanan yang ditawarkan pemerintah melalui Kantor Wilayah DJBC
Jawa Barat berupa fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE).

I. TAHAP PERKENALAN

Pada tahap ini pertumbuhan penjualan lambat karena produk baru saja diperkenalkan di
masyarakat konsumen. Biaya sangat tinggi sehingga produk tidak menghasilkan
keuntungan sama sekali. Untuk memperkenalkan suatu produk baru, memerlukan waktu
yang sangat lama sekali untuk mengisi ke jalur distribusi dan mendorongnya pada
berbagai pasar. Jumlah keuntungan yang diperoleh selama tahap ini sangat sedikit atau
bahkan merugi yang diakibatkan oleh rendahnya hasil penjualan yang disertai dengan
tingginya biaya distribusi dan promosi.

Untuk memperkenalkan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor ke perusahaan-


perusahaan industry di wilayah Jawa Barat dibutuhkan waktu yang tidak sedikit dan
harus berkesinambungan dilakukan ke berbagai daerah.

Strategi Memposisikan Tawaran Produk Kita dalam Tahap Perkenalan

Dalam meluncurkan produk baru, manajer pemasaran bisa menetapkan setiap variable
pemasaran pada tingkat yang tinggi atau rendah, seperti dalam hal harga, promosi,
distribusi dan mutu produk. Bila pertimbangan pokok hanya pada harga dan promosi,
bisa dilakukan salah satu dari empat strategi :

Promosi
Tinggi Rendah
Tinggi Menyaring Cepat Menyaring Lambat
Harga
Rendah Penerobosan Cepat Penerobosan Lambat

Karena fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) merupakan pelayanan public
yang tidak mencari keuntungan secara financial tetapi untuk memenuhi kepentingan yang
hendak dicapai pemerintah, maka dalam contoh kasus berikut ini factor harga
dikesampingkan, hanya mengutamakan factor promosi saja.

1. a. Strategi Menyaring Cepat dilakukan dengan menetapkan harga tinggi dan


promosi gencar. Harga ditetapkan tinggi agar bisa diperoleh sebanyak mungkin
laba kotor per unit. Promosi diselenggarakan besar-besaran untuk meyakinkan
konsumen tentang nilai tinggi produk, walaupun dengan tingkat harga yang
mahal. Promosi ini dimaksudkan untuk mempercepat laju penerobosan pasar.
Strategi ini akan berhasil jika sebagian besar pasar potensial belum menyadari
kehadiran produk itu, pasar berminat membeli mampu membayar dengan harga
berapapun dan perusahaan menghadapi pesaing potensial yang ingin membangun
referensi atas mereknya.

Contoh implementasi :

Karena fasilitas KITE merupakan pelayanan public, maka hanya promosi yang gencar
dan intensif dilakukan, antara lain dilakukan penyuluhan, sosialisasi, mendatangi
perusahaan (jemput bola) untuk menyampaikan materi fasilitas KITE ini dan membuka
layanan live/online 24 jam melalui website atau petugas jaga siaga/piket.

1. b. Strategi Menyaring Lambat dipilih dengan menetapkan harga mahal dan


promosi yang rendah. Tujuan penetapan harga tinggi adalah agar bisa dihasilkan
setinggi mungkin laba kotor per unit, sedangkan rendahnya promosi dimaksudkan
agar biaya pemasaran tidak terlalu besar. Kombinasi ini diharapkan bisa
menjaring keuntungan yang besar. Strategi ini akan berhasil jika luas pasar
terbatas, sebagian besar pasar menyadari kehadiran produk ini, pembeli mau
membayar mahal dan persaingan potensial tidak tampak.

Contoh implementasi :

Promosi hanya dilakukan dengan mencetak brosur, pamphlet, sticker atau spanduk
dengan menonjolkan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh suatu perusahaan jika
menggunakan fasilitas KITE ini.

1. c. Strategi Penerobosan Cepat dilakukan dengan penetapan harga rendah


didukung promosi yang gencar. Dengan strategi ini diharapkan menghasilkan
penetrasi pasar yang paling cepat dan menjangkau market share yang luas. Akan
berhasil jika ukuran pasar sangat luas, pasar tidak menyadari kehadiran suatu
produk, kebanyakan konsumen sangat peka terhadap harga, ada indikasi
persaingan potensial yang hebat dan harga pokok produksi cenderung turun
mengikuti peningkatan skala produksi dan bertambahnya pengalaman produksi
yang diperoleh.

Contoh implementasi :

Penyuluhan, sosialisasi yang telah dilakukan tersebut lebih digiatkan lagi dengan cara
menambah tim penyuluh, dengan menambah jam kegiatan ataupun ekspansi ke daerah
lain yang belum pernah diberikan penyuluhan sehingga para perusahaan akan semakin
banyak yang mengetahui dan paham akan pentingnya manfaat fasilitas KITE ini.

1. d. Strategi Penerobosan Lambat dilakukan dengan penentuan harga dan promosi


yang rendah. Harga rendah akan mempercepat diterimanya produk oleh
konsumen dan rendahnya promosi dimaksudkan agar tercapai lebih banyak laba
bersih bagi perusahaan. Biasanya permintaan sangat peka terhadap harga tetapi
kurang peka akan promosi. Strategi ini akan berhasil jika pasar sangat luas, pasat
sangat menyadari kehadiran produk, pasar peka terhadap tingkat hartga dan hanya
sedikit persaingan potensial.

Contoh implementasi :

Brosur, pamphlet, spanduk yang telah dicetak disebar ke daerah-daerah lain yang belum
mengetahui adanya fasilitas KITE.

II. TAHAP PERTUMBUHAN

Pada tahap ini pasar dengan cepat menerima produk baru sehingga penjualan melonjak
dan menghasilkan keuntungan yang besar. Melonjaknya hasil penjualan merupakan
tanda jelas berlangsungnya tahap pertumbuhan. Sebagian konsumen yang merupakan
pelopor merasa puas dengan produk baru tersebut kemudian diikuti mayoritas konsumen.
Biasanya akan memikat pesaing baru untuk ikut terjun ke pasar dengan mengenalkan ciri-
ciri produknya dan berakibat lanjut dengan meluasnya pasar. Bertambahnya pesaing akan
mendorong meluasnya saluran distribusi, hal ini harus diikuti pula dengan mebanjirnya
produk untuk mengisi saluran distribusi tadi.

Pada tahap ini terlihat dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan industry yang
sebelumnya perusahaan biasa segera mendaftarkan diri beralih menjadi pengguna
fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Strategi pemasaran dalam memposisikan tawran kita dalam tahap ini adalah untuk
mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat selama mungkin, dengan cara :

1. Meningkatkan mutu produk dan penambahan ciri serta model produk

Contoh implementasi :

Meningkatkan waktu pelayanan pengurusan NIPER

1. Memasuki segmen pasar yang baru

Contoh implementasi :

Menawarkan fasilitas KITE ini kepada perusahaan-perusahaan milik pemerintah


(BUMN).

1. Memanfaatkan saluran distribusi yang baru

Contoh implementasi : Jika selama ini pengenalan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan
Ekspor hanya melalui sosialisai/penyuluhan, maka bisa mencoba menggunakan cara baru
yaitu dengan bakti social atau dibarengi dengan konser music.

1. Menggeser paradigma konsumen dari membujuk minat ke paradigm keyakinan


atas produk sehingga mau membeli atau memanfaatkan produk

Contoh implementasi :

Meyakinkan kepada perusahaan-perusahaan yang telah memanfaatkan fasilitas KITE


dengan membandingkan perkembangan perusahaan sebelum dengan sesudah
menggunakan fasilitas KITE.

1. Penurunan harga pada saat yang tepat untuk menarik golongan konsumen lain
yang peka terhadap harga

Contoh implementasi : Dengan adanya pembebasan pungutan negara maka biaya untuk
pos tersebut bisa dimanfaatkan untuk hal-hal lain misalnya pengembangan produk lain
ataupun riset. Hasil dari pemanfaatan fasilitas juga telah dirasakan perusahaan sehingga
secara perlahan akan memerikan rekomendasi penggunaan fasilitas KITE ini kepada
rekan bisnisnya.

III. TAHAP KEDEWASAAN

Tahap dimana pertumbuhan penjualan mulai menurun karena produk sudah bisa diterima
oleh sebagian besar pembeli potensial. Jumlah keuntungan mantap, stabil atau menurun
biasanya disebabkan oleh meningkatnya biaya pemasaran untuk melawan persaingan
yang ketat.

Ada tiga taraf dalam tahap kedewasaan ini. Pada taraf pertama, kedewasaan pertumbuhan
(growth maturity), tingkat pertumbuhan penjualan mulai berkurang karena tidak ada lagi
saluran distribusi yang baru yang bias ditambah. Dalam taraf kedua, kedewasaan
mantap/stabil (stable maturity), penjualan perkapita menjadi datar karena jenuhnya pasar.
Pada taraf ketiga, kedewasaan mengusang (decaying maturity), nilai penjualan mutlak
mulai jatuh dan konsumen mulai bergerak ke produk lain atau produk pengganti.

Menurunnya tingkat pertumbuhan penjualan mengakibatkan kelebihan kapasitas dalam


industry. Hal ini selanjutnya menyebabkan persaingan menjadi sangat ketat dan intensif.
Para pesaing lebih sering menurunkan harga atau obral, mereka tingkatkan periklanan
dan berbagai cara untuk mengikat calon konsumen dan penyalur. Beberapa pesaing yang
lemah mulai mengundurkan diri dan akhirnya secara berangsur-angsur industry hanya
akan terdiri dari perusahaan-perusahaan yang mapan.

Pada tahap ini, sudah sangat sedikit perusahaan yang mendaftar sebagai pengguna
fasilitas KITE, karena sudah seluruh atau sebagain besar perusahaan di wilayah itu telah
menggunakan fasilitas KITE. Kalaupun ada pendaftar baru, biasanya adalah anak
perusahaan atau perusahaan dalam group yang telah menggunakan fasilitas KITE
sebelumnya. Perusahaan-perusahaan telah merasakan manfaat dari fasilitas KITE yang
diterimanya, sehingga tidak dimungkinkan pengembangan pengguna baru.

Strategi Memposisikan Tawaran dalam Tahap Kedewasaan

1. Memodifikasi pasar dengan cara meningkatkan jumlah pemakai produk dan


tingkat penggunaan per pemakai dengan cara : mengubah bukan pemakai menjadi
pemakai produk. Contoh dari perusahaan biasa dirubah menjadi perusahaan
pengguna fasilitas KITE.
2. Memasuki segmen pasar baru. Contoh jika tadinya hanya untuk perusahaan
swasta, fasilitas KITE juga ditawarkan ke perusahaan milik pemerintah/BUMN
3. Memodifikasi produk dengan cara melansir kembali prduk, memperbaiki mutu,
memperbaiki ciri-ciri khas dan perbaikan gaya. Contohnya dengan pelayanan
lebih cepat, kenyamanan dan keamanan ditingkatkan, diciptakan regulasi-regulasi
baru yang lebih simple.
4. Memodifikasi factor pendukung pemasaran meliputi harga melalui diskon,
menjamah distribusi yang baru, periklanan, promosi penjualan, penjualan
perorangan dan pelayanan. Contohnya dengan layananan pengaduan online atau
pelayanan 24 jam untuk kegiatan ekspor.

IV. TAHAP KEMUNDURAN

Dalam tahap ini penjualan menurun dengan tajam diikuti dengan menyusutnya
keuntungan. Beberapa factor yang menyebabkan penurunan penjualan diantaranya
perkembangan teknologi, perubahan selera konsumen atau meningkatnya persaingan.

Banyak perusahaan pengguna fasilitas KITE yang telah beralih menggunakan bentuk
fasilitas lain yang lebih menguntungkan yaitu fasilitas Kawasan Berikat (KB) karena
fasilitas Kawasan Berikat (KB) ini memberikan pelayanan yang lebih maksimal dan
perusahaan memperoleh keuntungan yang lebih dibidang waktu dan biaya. Banyaknya
perusahaan-perusahaan yang bangkrut ataupun diblokir fasilitas kepabeanan-nya karena
melakukan pelanggaran juga menjadi factor menyusutnya jumlah pengguna fasilitas
KITE secara kuantitif.

Strategi pemasaran dalam memposisikan tawaran produk kita dalam tahap ini
adalah :

1. mengidentifikasi produk yang lemah.

- Bagian pembukuan dan pengolahan data menyiapkan data produk yang


menunjukkan kecenderungan yang berkaitan dengan luas pasar, bagian pasar, harga jual,
biaya dan keuntungan

- Menganalisa data tersebut untuk menetapkan produk-produk mana yang


meragukan sehingga perlu diteliti lebih lanjut. Hasil analisa ini dilaporkan kepada
manajer penanggung jawab dan manajer ini harus memberikan penilaian dan
pendapatnya. Sehingga akan diperoleh kesimpulan apakah tetap membiarkan,
memperbaiki atau menghapus produk dari pasaran.

1. menetapkan strategi pemasaran

Banyak perusahaan yang meninggalkan pasar yang sedang surut lebih awal dan sebagian
lagi masih bertahan. Keadaan ini malah menguntungkan terhadap perusahaan yang masih
bertahan karena minimnya produk saingan.

1. keputusan menghentikan produk jika setelah di evaluasi berulang-ulang produk


hanya akan merugikan perusahaan.

Contoh implementasi :

Tim pengkaji dari Kantor Pusat melakukan evaluasi berkala terhadap hasil pelaksanaan
pemberian fasilitas KITE dengan mempertimbangkan berbagai indicator misalnya
volume impor, volume ekspor, tumbuhnya industry-industri baru, terserapnya tenaga
kerja ataupun kuantiti devisa penerimaan Negara yang telah dicapai. Jika target-target
tersebut dapat dicapai, maka fasilitas KITE ini masih bisa diteruskan lagi. Sebaliknya jika
manfaat dari fasilitas KITE ini sudah tidak optimal dan tidak relevan lagi dengan
perkembangan jaman, maka fasilitas KITE ini dapat dihapuskan untuk dikaji ulang
bentuk fasilitas baru yang lebih cocok untuk diterapkan.

Setelah produk mengalami kemunduran, sama halnya fasilitas Kemudahan Impor Tujuan
Ekspor sudah banyak ditinggalakan perusahan-perusahaan industry, maka sebaiknya
fasiltas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor ini di tinjau ulang untuk ditemukan formula
pemberian fasilitas lain yang lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan pemerintah. Stelah terbentuk fasilitas baru, maka akan dimulai lagi proses
daur hidup produk dari awal lagi yaitu dari sejak pengenalan, pertumbuhan, kedewasaan
hingga akhirnya kemunduran lagi. Begitu seterusnya berulang sambil dipelajari strategi-
strategi pemasaran yang semakin cemerlang.

Sebagai inti dari pembahasan tentang Daur Hidup Produk secara umum dapat
digambarkan kedalam tabel berikut yang menggambarkan karakteristik, tujuan
pemasaran dan strategi pemasaran setiap tahap dalam daur hidup produk.

TAHAP
Perkenalan Pertumbuhan Kedewasaan Kemunduran
Karakteristik
Penjualan Penjualan rendah Meningkat dengan Puncak penjualan Menurun
cepat
Biaya Biaya per Biaya per Biaya per konsumen Biaya per konsumen
konsumen rendah konsumen sedang rendah rendah
Keuntungan Sedikit meningkat tinggi Menurun
Pelanggan Pelopor Pengadopsi Mayoritas Pengekor
Pesaing sedikit meningkat Tetap Menurun
Tujuan Pemasaran
- Mencipta minat danMemaksimalkan Memaksimalkan Kurangi
coba-coba bagian pasar keuntungan dan pengeluaran
mempertahankan
pasar
Strategi
Produk Tawarkan produk Tawarkan Diversifikasi merek Tarik produk yang
dasar perluasan produk, dan model lemah
pelayanan jaminan
Harga Ditambah biaya Untuk menerobos Untuk menyamai Pemotongan harga
pasar atau mengalahkan
pesaing
Distribusi Membangun Membangun Membangun jaringan Seleksi
jaringan selektif jaringan intensif lebih intensif meninggalkan jalur
yang lemah
Periklanan Ciptakan kesadaran Ciptakan kesadaran Kemukakan dengan Kurangi hingga
terhadap produk dan minat jelas perbedaan dan tahap
manfaat mempertahankan
pelanggan setia
Promosi Penjualan Gencar Kurangi untuk Naikkan untuk Kurangi sampai
memanafaatkan mendorong jumlah minimal
perimintaan pasar perpindahan merek
yang kuat

You might also like