You are on page 1of 6

201

Perkembangan
Sistem Periodik
kimia
Gama Aldilaga P.
9-c
9

Gama A.P.
9-C
11/4/2010
Perkembangan sistem periodik unsur
Pada pengelompokan unsur-unsur secara sederhana berdasarkan pada sifat fisika
yang mudah dikenal, seperti logam, titik didih, leleh. Selanjutnya pengelompokan
unsur berkembang tidak lagi berdasarka pada sifat fisika saja tetapi berdasarkan
pada sifat fisika, kimia, dan kenaikan massa atom unsur.
Berikut ini salah satu upaya pengelompokan unsur dari para ilmuwan:

1. Ahli kimia yang bersal dari Arab dan Persia


Para ahli kimia yang berasal dari arab dan persia pada awalnya mengelompokkan
zat-zat berdasarkan sifat logam dan non logam.
Berikut ini ditampilkan tabel Sifat logam dan non logam
Sifat logam Sifat non logam
Mengkilap
Umumnya berupa padatan pada suhu kamar

Mudah ditempa /dibentuk


Penghantar panas yang baik Tidak mengkilap
Dapat brupa padaan, cair, dan gas pada suhu kamar
Sulit dibentuk dan rapuh
Buka penghantar panas yang baik

2. Antoine Lavoiseir
Lavoiseir mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan pada sifat kimia yaitu : gas,
non logam, logam dan tanah

3. John Dalton
Dalton mengelompokkan unsur-unsur yang jumlahnya 36 unsur (pada waktu itu
diketahui 36 unsur) berdasarkan kenaikan massa atonya. Hal ini berdaarkan pada
teorinya yang mnyatkan bahwa unsur dari atom yang bebeda mempunyai sifat dan
massa atom yang berbeda pula, Masa atom tersebut adalah perbandingan assa
atom unsur terhadap massa atom unsur hidrogen.

4. Jons Jacob Berzelius


Para ilmuwan pada waktu itu menemukan kesalahan yang dialkukan olh dalton yaitu
pada pengukuran unsur Oksigen yang seharusnya massanya 16 kali massa
hidrogen tetapi Dalton menghitung massa oksigen yatu, 7 kali massa hidrogen.
Selanjutnya Berzelius berhasil membuat dan mempublikasikan daftar massa atom
unsur-unsur dengan akurat. Dari daftar tersebut para ilmuwan yang lain berusaha
mengelompokkan unsur-unsur berdsarkan pada hubungan antara sifat dan massa
atom unsur.
Berikut ini pengelompokkan unsur berdsarkan pada kemiripan sifat-sifatnya dan
melihat adanya hubungan antara sifat dan massa atom unsur

1. Triad Dobereiner

Pada tahun 1829 Dobereiner mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan kemiripan


sifat-sifatnya. Tiap kelompok terdiri dari 3 unsur, sehingga pengelompokan yang
dilakukannya dinamakan dengan triad Dobereiner. Di dalam triad, unsur ke-2
mempunyai sifat yang berada diantara sifat unsur ke-1 dan ke-3.

Sebagai contoh, triad yan terdiri dari unsur lithium (li) dengan no massa 7, natrium
dengan no massa 23, dan kalium dengan no massa 39. Ketiga unsur trebut
mempunyai kemiripan sifat seperti ditampilkan pada tabel berikut :

Sifat Li, Na dan K Keterangan

-Tampak -Merupakan logam mengkilap tapi lunak


-Titik leleh -Rendah dibandingkan logam
-Titik didih -Rendah dibandingkan logam
-Kerapatan -Rendah dan terapung di air
-Kereaktifan -Dapat bereaksi secara hebat dengan air

Selain itu Dobereiner juga menemukan bahwa ternyata masa unsur ke-2 merupan
rata-rata dari unsur ke-1 dam ke-3, hal ini terlihat dari massa Na yaitu :
Massa Na =
=
= 23
2. Oktaf Newland
Pada tahun 1865, mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan pada kenaikan massa
atom, namun dari sifat-sifat unsur tersebut ia memgamati adanya pengulangan atau
keperiodikan sifat unsur. Sifat unsur yang ke 8 mirip dengan sifat unsur yang ke-1,
demikian seterusnya sifat unsur ke-9 memiliki sifat yang mirip dngan unsur ke-2.
Karena terjadi pengulangan sifat seperti itu, maka hal trsebut disebut dengan Hukum
Oktaf. Berikut ini tabel hukumoktaf :

Do Re Mi Fa Sol La Si
1 2 3 4 5 6 7
H Ll Be B C N O
F NA Mg Al Si P S
Cl K Ca Cr Ti Mn Fe
Co,Ni Cu Zn Y In As Se
Br Rb Sr Ce,La Zr Di, Mo Ro, Ru
Pd Ag Cd U Sn Sb I
Te Cs Ba Ta W Nb Au
Pt, Ir Os V Tl Pb Bi Th

3. Sistem Periodik meyer


Pada tahun 1864, Lothar Meyer melakukan eksperimen yaitu mengamati hubungan
antara kenaikan massa atom denan sifat unsur. Hal tersebut dilakukan dengan
membuat kurva volume atom versus massa atom atom, grafik tersebut ditampilakna
di bawah ini :

Dari grafik tersebut, ia melihat adanya keteraturan pada unsur-unsur dengan sifat
yang mirip. Sebagai contoh, lithium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), dan Rubidium
(Rb) berada pada puncak. Yang lebih penting adalah ia mengamti jumlah unsur-
unsur diantara puncak-puncak tersebut berbeda-beda. Dengan demkian,
pengulangan pada hukum oktaf tidak berlaku.
1. Sistem Periodik Mendeleev
Ahli kima yang berasal dari Rusia yaitu Dmitri Mendeleev pada awalnya mencoba
mengelompokkan unsur-unsur denga mencari informasi sebanyak mungkin tentang
unsur tersebut. Ia juga senang bermain kartu, selanjutnya ia menuliskan nama serta
massa atom dari setiap unsur pada kartu, dan ia menyusun kartu-kartu unsur
tersebut menurut kenaikan nomor atomnya.
Dari kartu unsur yang ia buat, ia melihat adanya pengulangan sifat unsur.
Berdasarkan hal tersebut ia mencoba membuat pengelompokan dan mengamati hal-
hal yang tak terduga. Kartu – kartu unsur dengan sifat yang mirip terletak pada
kolom yang sama, sebagai contoh unsur Na dan K merupakan logam yang reaktif,
menempati kolom yang sama. Demikian pula halnya dengan unsur F dan Cl adalah
non-logam yang sangat reaktif.
Dari pengamatan yang ia lakukan, pada tahun 1869 Mendeleev membuat sistem
periodiknya yang pertama. Ia mengelopokkan unsur-unsur berdasarkan kenaikan
nomor atom dan kemiripan sifat dari unsur. Unsur-unsur yang memiliki sifat yang
mirip ditempatkan pada kolom yang disebut dengn golongan, sedangkan
pengulangan sifat akan berada dala 1 baris selanjutnya disebut dengan periode.
Pada tahun 1871 ia menyempurnakan sistem periodik yang telah ia buat, sistem
periodik tersebut ditampilkan pada gambar di bawah ini :
Seperti telah dijelaskan Sisem Periodik Modern adalah menyempurnakan sistem
periodik yang telah disusun oleh Mendeleev, Kemiripan sifat dari unsur-unsur dala
golonan terlkait dengan konfigurasi elektron dari unsur tersebut, selain itu juga
ternyata unsur-unsur dalam satu golongan memiliki elektron valensi yang sama.
Berikut ini gambar sistem periodik modern

You might also like