You are on page 1of 5

c  c  

Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan struktur organisasi sesuai


dengan tujuan organisasi, sumber daya -sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang
melingkupinya.
Pengorganisasian dilakukan untuk mencapai sasaran strategis dari sebuah organisasi yang
harus dimulai dengan beberapa tahap, salah satunya yaitu proses mendesain organisasi.
Pola hubungan spesifik dalam proses ini disebut struktur organisasi.
Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme -mekanisme formal dengan mana
organisasi dikelola. Struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas pekerjaan dibagi,
dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal (Robbins,1996:166).
Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hu bungan-
hubungan di antara fungsi -fungsi, bagian -bagian atau posisi -posisi maupun orang -orang
yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggungjawab yang berbeda -beda
dalam suatu organisasi.

Struktur organisasi mengandung unsur -unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi,


sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan
kerja (Handoko,2003:169).
Teori mengatakan bahwa ada pengaruh dari struktur organisasi terhadap kinerja karyawan
di suatu perusahaan, ter gantung pada bentuk struktur organisasi yang dipakai perusahaan
tersebut.
Struktur organisasi perusahaan cenderung berbeda. Struktur organisasi yang lazim
digunakan adalah struktur sederhana, birokrasi dan struktur matriks.
Secara spesifik, struktur hendak nya mengikuti strategi. Jika manajemen membuat suatu
perubahan yang penting dalam strategi organisasi, struktur akan perlu dimodifikasikan untuk
mengakomodasikan dan mendukung perubahan ini (Chandler, dalam Robbins:183).
Bentuk struktur organisasi yang ber aneka cenderung mempengaruhi dimana tiap -tiap
bentuk struktur organisasi mempunyai kekuatan dan kelemahannya masing -masing.
PDAM Tirtamusi Palembang mempunyai bentuk struktur organisasi yang bersifat fungsional,
sehingga pembagian tugas jelas mengingat bes arnya probabilitas pengembangan
spesialisasi.
Hal ini menunjukkan bahwa struktur organisasi yang digunakan PDAM cenderung ke arah
birokrasi, dimana struktur dengan tugas -tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai lewat
spesialisasi, aturan dan pengaturan yang sangat formal, tugas -tugas yang dikelompokkan
ke dalam departemen -departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang
sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando (Robbins:176)
Struktur-struktur birokrasi umumnya ditanda i oleh adanya semacam inertia, sehingga
seringkali menolak perubahan sekalipun perubahan tersebut akan meningkatkan efisiensi.
Sekalipun terbentuk, strukturnya cenderung bertahan selama beberapa waktu tertentu,
sangat kecil dipengaruhi oleh teknologi baru dan sering kurang peka terhadap perubahan
dalam prosedur pelaksanaan pekerjaan yang memungkinkan organisasi bekerja lebih baik
(Blau dan Meyer,1987:47 -48).
Sebagai perusahaan yang menyediakan barang dan jasa berupa penyediaan air bersih
yang dipergunakan u ntuk keperluan sehari -hari, untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan
masyarakat Kodya Palembang dan sekitarnya, PDAM Tirtamusi mempunyai misi antara lain:
³Menyediakan pelayanan air bersih yang sehat serta memenuhi persyaratan kesehatan bagi
warga kota Palembang´.
Untuk mencapai misi tersebut perusahaan harus peka terhadap perubahan -perubahan yang
terjadi di masyarakat dan terhadap perubahan prosedur pelaksanaan pekerjaan khususnya
dalam mencapai misi perusahaan.
Berdasarkan hal tersebut, dapat ditarik kesimp ulan bahwa PDAM Tirtamusi Palembang
dengan struktur organisasi fungsional cenderung kurang peka terhadap perubahan, dimana
untuk mencapai misi, perusahaan dituntut untuk cepat tanggap terhadap perubahan yang
terjadi.
Hal ini berkaitan dengan hasil kinerja karyawan baik secara individual, kelompok maupun
organisasi agar dapat meningkatkan efisiensi perusahaan dan memungkinkan organisasi
bekerja lebih baik, sehingga kinerja perusahaan meningkat.
Berdasarkan uraian dan fenomena di atas, penulis bermaksud menga dakan penelitian
dengan judul:
³Pengaruh Sruktur Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Tirtamusi Palembang´
Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ditarik permasalahan berupa bentuk struktur organisasi
yang cenderung berbeda di setiap pe rusahaan, dimana PDAM Tirtamusi Palembang
menggunakan struktur organisasi fungsional yaitu cenderung ke arah birokrasi yang ketat,
sehingga cenderung kurang peka terhadap perubahan, dimana perubahan tersebut
cenderung bisa mempengaruhi kinerja karyawan dal am menghadapi dan menyikapi
peraturan dan prosedur berdasarkan perspektif struktur organisasi.Oleh karena itu rumusan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah ³Bagaimana Pengaruh Struktur
Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Tirtamusi Pal embang?


 c  

Untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh dari struktur organisasi terhadap kinerja


karyawan PDAM Tirtamusi Palembang.

  c  

Dapat menambah pengetahuan penulis mengenai struktur organisasi serta pengaruhn ya
terhadap kinerja karyawan secara lebih mendalam.


Dapat dijadikan bahan informasi, acuan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam
melaksanakan kebijakan perusahaan mengenai permasalahan yang dibahas dalam
penelitian ini.

 
Dapat dijadikan sebagai dasar dan bahan acuan serta literatur untuk penelitian sejenis
lainnya.

 ! c  
" 
Menggunakan Conclusive Research Design yaitu Riset Deskriptif yang bertujuan untuk
mendekripsikan suatu fenomen/populasi tertentu (Istijanto,2006).

c# 
PDAM Tirtamusi Palembang yang beralamat di Jl. Rambutan, Ilir Barat II Palembang.

#$
Populasi adalah seluruh karyawan yang bekerja di lokasi perusahaan tersebut, di mana
sampel diambil menggunakan Technic Probability Sampling yang memberikan peluang yang
sama bagi anggota populasi untuk menjadi sampel. Penulis menggunakan Technic Simple
Random Sampling dari masing -masing bagian dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu: n
=N
1+Ne2

%  c c  
& 
Variabel dependent (Y), yaitu kinerja karyawan PDAM Tirtamusi Palembang.
Variabel independent (X),yaitu struktur organisasi yang terbagi menjadi pembagian kerja
(X1), rantai komando (X2), sentralisasi (X3), dan formalisasi (X4).

!  !   !  c ! 

!
Data Primer
Data Sekunder

# !
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian Lapangan (Field Research)
- wawancara
- kuesioner
- observasi

 
Menggunakan kuesioner dengan skala bukan pembanding (non -comparative scale) dalam
bentuk skala LInkert dengan 5 kategori mulai dari ³sangat setuju´ hingga ³sangat tidak
setuju´.

 !
Analisis Kualitatif
Analisis Kuantitatif
Menggunakan dasar pendekatan angka, dimana data mentah akan diubah menjadi data
kuantitatif dengan pemberian kode, yaitu:
- sangat setuju 5
- setuju 4
- ragu-ragu 3
- Tidak setuju 2
- sangat tidak setuju 1
Teknik ini dilakukan dengan mengukur tingkat korelasi antar a variabel dependen dan
independen dengan menggunakan korelasi dan regresi berganda. Diolah dengan analisis
statistik yaitu SPSS dengan persamaan:
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e
 
 $ 
c#
Pengorganisasian
Merupakan proses penyusunan str uktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi,
sumber daya-sumber daya organisasi, dan lingkungan yang melingkupinya.

Struktur Organisasi
- Dapat didefinisikan sebagai mekanisme -mekanisme formal dengan mana organisasi
dikelola. Struktur organisasi menggambarkan posisi karyawan dalam perusahaan, siapa
atasan dan bawahan mereka, bagaimana aliran wewenang dan pertanggungjawaban,
pelaporan dan pelimpahan tugas (Istijanto,2006).
- Menurut Robbins(1996), para manajer perlu menangani 6 unsur utama ketika merancang
struktur organisasi mereka, yaitu:
a. Spesialisasi kerja atau pembagian tenaga kerja
b. Departementalisasi
c. Rantai Komando
d. Rentang Kendali
e. Sentralisasi atau Desentralisasi
f. Formalisasi


Pengalaman perusahan Oticon A S, pabrikan alat bantu pendengaran ketiga di dunia tahun
1987, dimana Oticon mengubah struktur yang tadinya ketat dan menyokong kematian
perusahaan sehingga rugi hingga 40 juta Dkk, menjadi struktur baru yang memberikan
keluwesan yang luar biasa yaitu meng hasilkan pengurangan separuh waktu ke pasar pada
produk baru, pertumbuhan penjualan 13 persen dalam tahun 1992 dan 23 persen tahun
1993. sementara itu laba meningkat mencapai rekor industri dalam tahun 1993 hingga 1994
dan karyawan menyukai struktur baru t ersebut (dikutip dalam Robbins,1996:165).
Tesis yang ditulis oleh Widodo(2000) menunjukkan hubungan antara pembagian kerja dan
kepuasan kerja karyawan, dimana pembagian kerja merupakan salah satu unsur
terbentuknya struktur organisasi sedangkan kepuasan ke rja sangat erat kaitannya bahkan
mendorong kinerja karyawan di suatu perusahaan.
Ada konsesus yang menyatakan bahwa pekerjaan yang terspesialisasi dan terstandardisasi
sangat efisien dan meningkatkan kontrol terhadap karyawan sehingga manajer puncak
dapat membedakan dan segera merasakan penghematan pekerjaan teknik.

#
Struktur Organisasi(X):

- Spesialisasi Kerja(X1)
- Rantai Komando(X2)
- Sentralisasi(X3)
- Formalisasi(X4)

Kinerja (Y):
Kualitas Kerja
Tanggung jawab terhadap pekerjaan
Sikap kooperatif
Kehadiran
Inisiatif karyawan

Ä#
Berdasarkan penelitian terdahulu dan kerangka konseptual penelitian yang dikemukakan di
atas serta latar belakang, tujuan,dan telaah teori yang menjadi acuan dalam penelitian ini,
maka dapat dirumuskan hipotesis yaitu:
³Struktur organisasi berpengaruh positif dan nyata terhadap kinerja karyawan PDAM
Tirtamusi Palembang´.

Ä 
³Struktur organisasi berpengaruh positif dan nyata terhadap kinerja karyawan PDAM
Tirtamusi Palembang´.


Semakin Baik pengaturan struktur organisasi perusahaan maka akan semakin baik juga
kinerja karyawan di perusahaan tersebut, dan sebaliknya semakin buruk pengaturan struktur
organisasi di suatu perusahaan maka akan semakin buruk pula kinerja karyawan yang d i
perusahaan yang bersangkutan.

You might also like