You are on page 1of 24

MAKALAH

ILMU SOSIAL DASAR


MASALAH SOSIAL SEBAGAI EFEK PERUBAHAN
( KASUS LINGKUNGAN )

DI SUSUN OLEH :

Nama : Nindya Anggi Wulandari


NPM : 19110055
Kelas : 1KA34

Program Sarjana : Sistem Informasi


Universitas Gunadarma Kampus ”J” Kalimalang

Page | 1
MataKuliah : Ilmu Sosial D a sar

Dosen : Muhammad Burhan Amin

Topik Tugas : Masalah Sosial Sebagai Efek Perubahan

Kelas : 1KA34

Dateline T ugas : 11 November 2010

Tanggal Penyerahan & Upload Tugas : 11 November 2010

PERNY ATAAN

Dengan ini kam i menyatakan bahwa seluruh pekerjaan da lam tugas ini kami buat sendiri tanpa
meniru atau mengutip dari t im / pihak lain.

Apabila terbu kti tidak ben ar, kami siap menerima konsekuensi un tuk mendapat nilai 1/100
untuk mata kuliah ini.

Peny usun

NPM Nam a Leng kap Tanda Tangan


19110055 NINDYA ANGGI WULANDARI

Program Sarjana S1 Sistem Informasi

UNIVERSITAS GUNADARMA

Page | 2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, Sehingga Makalah
Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar ini dapat saya selesaikan guna sebagai salah satu tugas yang diberikan
dosen mata kuliah Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu mata kuliah softskill.
Sebelumnya, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengampu
mata kuliah Ilmu Sosial Dasar yang telah memberi kesempatan kapada saya untuk mengumpulkan
tugas makalah ini. Tugas makalah yang berjudul “Masalah Sosial Sebagai Efek perubahan”. Sebuah
makalah yang mengupas hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial yang ada di
lingkungan masyarakat, tentunya di lingkungan sekitar kita.
Saya sadar, bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saya terus
mengharapkan bimbingan dari dosen pengampu mata kuliah Ilmu Sosial Dasar. Agar dilain waktu,
tugas – tugas yang diberikan oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar dapat saya
kerjakan lebih baik lagi. Harapan saya, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembacanya.
Akhirnya saya ucapkan terima kasih. Akhir kata. Wassalamualaikum.

Bekasi, 11 November 2010


Penulis

MASALAH SOSIAL SEBAGI EFEK PERUBAHAN

Page | 3
( KASUS LINGKUNGAN HIDUP )
BAB I PENDAHULUAN

A. Intensitas dan kompleksitas masalah sosial


Salah satu contoh masalah social yang dapat menjadi efek perubahan atau kasus
lingkungan hidup yaitu Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses
peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F)
selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan
abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah
kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah
dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains
nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak
setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global
akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1]
Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda
mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim
yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100,
pemanasan dan kenaikan muka air lautdiperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari
seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. [1] Ini mencerminkan
besarnya kapasitas panas dari lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain
seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, [2]
serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah
terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

Page | 4
1.1 Latar Belakang
Semenjak manusia pada jaman purbakala sampai dengan jaman sekarang, manusia telah
mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya yang telah kita kenal
dengan berbagai jaman seperti jaman meolitikum, neolitikum. Peradaban manusia telah
mengalami kemajuan sampai sekarang. Selama perkembangan itu, manusia menjalani
kehidupan bergantung pada pertanian dan agrikultur. Dengan orientasi kehidupan tersebut,
manusia selalu berusaha menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang
bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia pula.Dan pada saatnya, perkembangan
manusia telah mengalami jaman revolusi industri yang menggantungkan kehidupan manusia
pada bidang perindustrian. Dengan orientasi hidup tersebut, dunia agrikultur pun mengalami
kemunduran perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan manusia pun mengalami perubahan,
terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan yang terjadi ini
menghasilkan dampak baik positif maupun negatif. Salah satu dampak revolusi industri yang
telah terjadi dan masih terus berlanjut pada masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban
manusia adalah dampaknya bagi lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri. Ekspansi
usaha yang dilakukan oleh para pelaku industri seperti pembangunan pabrik-pabrik dan
pembuatan produksi dengan kapasitas besar dengan mengesampingkan perhatian terhadap
dampaknya bagi lingkungan secara perlahan namun pasti telah mengakibatkan kelalaian yang
pada akhirnya akan merugikan lingkungan tempat tinggal manusia serta manusia dan
kehidupannya. Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar
bagi lingkungan dan dunia secara global akibat usaha perindustrian yang dilakukan dan telah
berkembang pesat ini. Dampak negatif ini adalah terjadinya pemanasan di dunia dan sering
disebut sebagai Global Warming. Namun, masalah Global Warming sebagai masalah lingkungan
ini masih diperdebatkan kebenarannya oleh beberapa pihak yang menganggap Global Warming
adalah alasan yang diciptakan untuk membatasi laju perkembangan perindustrian. Walaupun
masih terdapat perdebatan mengenai kebenaran keadaan Global Warming di antara para ahli
lingkungan tersebut, namun masalah Global Warming ini tidaklah dapat dipungkiri untuk diteliti
dan ditelaah lebih lanjut demi kelangsungan kehidupan manusia. Untuk itu, Karya Tulis yang
dibuat ini akan memperlihatkan dan menjelaskan kebenaran mengenai masalah pemanasan
Global ini dengan berdasarkan studi literature dari berbagai sumber yang terpercaya dan
kompeten. Pembahasan dan penjelasan yang dilakukan pun akan ditinjau dari sudut pandang
pihak yang pro dan pihak yang kontra. Dalam Karya Tulis ini pun akan menyajikan fakta-fakta
yang memperkuat keberadaan masalah pemanasan Global ini.
1.2 Penyebab dan Dampak dari kerusakan lingkungan

Page | 5
Faktor penyebab kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu Faktor Alam
dan Faktor Manusia.
a. Kerusakan Lingkungan Hidup Faktor Alam
Bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan
dampak rusaknya lingkungan hidup. Salah satunya adalah gelombang tsunami yang
memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias. Peristiwa alam lainnya yang
berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain : Letusan gunung berapi, Gempa
bumi, dan Angin topan. Peristiwa-peristiwa alam tersebut yang menimbulkan kerusakan pada
lingkunga hidup.
b. Kerusakan Lingkungan Hidup Faktor Manusia
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan
kelestarian lingkungan hidup. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak
diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Manusia
merupakan salah satu kategori faktor yang menimbulakan kerusakan lingkungan hidup.
Bentuk kerusakan yang di timbulkn oleh manusia adalah:
 Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak
adanya kawasan industri.
 Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan
kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
 Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung juga
membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
 Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
 Perburuan liar.
 Merusak hutan bakau.
 Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
 Pembuangan sampah di sembarang tempat.
 Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
 Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.

Page | 6
BAB II
PERMASALAHAN MASALAH SOSIAL

2.1 Mengenal Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Setempat


1. Masalah-masalah kependudukan
Masyarakat yang tinggal atau mendiami suatu wilayah tertentu disebut penduduk. Jumlah
penduduk yang mendiami suatu wilayah menentukan padat tidaknya di wilayah tersebut. Kita
akan membahas beberapa masalah kependudukan yang terjadi di negara kita.
Masalahmasalah kependudukan yang terjadi di Indonesia antara lain persebaran penduduk
yang tidak merata, jumlah penduduk yang begitu besar, pertumbuhan
penduduk yang tinggi, rendahnya kualitas penduduk, rendahnya pendapatan per kapita,
tingginya tingkat ketergantungan, dan kepadatan penduduk.
􀂙 Persebaran penduduk yang tidak merata
Wilayah negara kita sangat luas. Penduduk yang tinggal di wilayah negara kita tidak merata.
Ada daerah yang sangat padat, namun ada juga daerah yang sangat jarang penduduknya.
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sangat padat. Menurut sensus tahun 2000, setiap satu
kilometer persegi didiami lebih dari dua belas ribu orang. Ini sangat berbeda dengan Provinsi
Kalimantan Barat. Di sana hanya ada 27 orang yang mendiami wilayah seluas satu kilometer
persegi.
􀂙 Jumlah penduduk yang begitu besar
Jumlah penduduk Indonesia sangat banyak. Indonesia menduduki urutan keempat negara
terbanyak jumlah penduduk setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk
Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 adalah 205,8 juta jiwa.
􀂙 Pertumbuhan penduduk yang tinggi
Jumlah penduduk Indonesia sudah sangat banyak. Jumlah ini akan terus bertambah karena
pertumbuhan jumlah penduduk juga tinggi. Hal ini disebabkan oleh angka kelahiran lebih
tinggi dibandingkan dengan angka kematian.
􀂙 Kualitas penduduk rendah
Indonesia memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Ini mempengaruhi kualitas atau mutu
penduduk Indonesia. Masyarakat Indonesia kurang memiliki keahlian dan keterampilan
dalam bekerja. Akibatnya, masyarakat mengalami kesulitan mendapatkan pekerjaan yang
bagus.
􀂙 Rendahnya pendapatan per kapita

Page | 7
Pendapatan per kapita artinya rata-rata pendapatan penduduk setiap tahun. Pendapatan per
kapita penduduk Indonesia masih rendah. Remdahnya pendapatan per kapita rendah
berkaitan erat dengan banyaknya masyarakat miskin.
􀂙 Tingginya tingkat ketergantungan
Penduduk yang tidak tidak bekerja disebut penduduk yang tidak produktif. Biasanya
penduduk yang tidak bekerja adalah yang telah berusia lanjut atau masih anak-anak dan
remaja. Mereka ini disebut usia nonproduktif. Penduduk nonproduktif menggantungkan
hidupnya pada penduduk produktif (bekerja). Karena usia nonproduktif tinggi, maka tingkat
ketergantungan di Indonesia cukup tinggi.
􀂙 Kepadatan penduduk
Beberapa kota besar di Indonesia sangat padat. Tingginya kepadatan penduduk menyebabkan
masalah-masalah sosial seperti pengangguran,
kemiskinan, rendahnya pelayanan kesehatan, meningkatnya tindak kejahatan, pemukiman
kumuh, lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat, dan sebagainya.
Pemerintah terus berupaya mengatasi masalah-masalah kependudukan di atas. Upaya yang
sudah dijalankan pemerintah antara lain sebagai berikut.
1. Menekan laju pertumbuhan penduduk melalui program keluarga berencana.
2. Melaksanakan program transmigrasi.
3. Meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan.
4. Membuka lapangan kerja sebanyak mungkin, dan sebagainya.
2. Tindak kejahatan
Contoh tindak kejahatan adalah pencurian, perampokan, penjambretan, pencopetan,
pemalakan, korupsi, pembunuhan, dan penculikan. Banyaknya tindak kejahatan menciptakan
rasa tidak aman. Perampokan dan penodongan menggunakan senjata api sering terjadi di kota
besar. Di desa pun sering terjadi pencurian. Misalnya, ada yang mencuri ternak, hasil
pertanian, hasil hutan, dan sebagainya.
Tindak kejahatan pencurian dan perampokan sering disebakan oleh masalah kemiskinan dan
pengangguran. Karena itu, pemerintah dan masyarakat harus berusaha keras untuk
menciptakan lapangan kerja. Selain itu, kualitas dan pemerataan pendidikan harus ditingkat-
kan untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian warga. Sementara itu, aparat keamanan,
terutama polisi harus mampu memberantas tindak kejahatan. Masyarakat diharapkan
membantu polisi.
3. Masalah sampah

Page | 8
Salah satu masalah sosial yang dihadapi masyarakat adalah sampah. Masalah sampah sangat
mengganggu, terutama kalau tidak dikelolah dengan baik. Bagaimana dengan pengelolaan
sampah di lingkunganmu? Bagi masyarakat pedesaan, sampah mungkin belum menjadi
masalah
serius. Tapi, tidak demikian dengan masyarakat yang tinggal di kota atau di daerah padat
penduduk. Masyarakat kota dan daerah padat penduduk menghasilkan banya sekali sampah.
Sampah segera menumpuk jika tidak segera diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
sampah. Pemerintah, dalam hal ini adalah Dinas Kebersihan, memikul tang-gung jawab
dalam mengelola sampah. Sampah yang menumpuk menimbulkan bau tidak sedap. Sampah
yang ditumpuk dapat menjadi sumber berbagai penyakit menular. Misalnya, muntah berak
(muntaber), penyakit kulit, paru- paru, dan pernapasan. Karena itu, kalau kamu perhatikan, di
lingkungan tempat tinggalmu ada selalu ada petugas sampah. Setiap bulan orang tuamu
membayar iuran sampah. Pernahkah kamu mengalami keadaan di mana sampah tidak
diangkut lebih dari satu minggu? Lingkungan menjadi bau, bukan? Bagaimana Pak RT dan
masyarakat di lingkunganmu memecahkan masalah ini? Masalah lain berkaitan dengan
sampah adalah kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan. Di banyak tempat banyak
warga yang biasa membuang sampah ke sungai dan saluran air. Sungai dan aliran air menjadi
mampet. Akibatnya, sering terjadi banjir jika hujan lebat.
Semua warga masyarakat harus ikut serta mengelola sampah. Warga bisa mengurangi
masalah sampah dengan tertib mengelola sampah. Kita biasakan untuk memisahkan sampah
plastik dari sampah basah. Kemudian kita menaruh sampah di tempat semestinya.
4. Pencemaran lingkungan
Kamu sudah pernah belajar masalah pencemaran di Kelas 3. Apakah kamu masih ingat
macam-macam pencemaran? Ada pencemaran air dan pencemaran udara. Apa yang
menyebabkan pencemaran air seperti sungai, danau, waduk, dan laut? Perairan bisa tercemar
karena ulah manusia, misalnya membuang sampah ke sungai dan menangkap ikan dengan
menggunakan pestisida. Sungai, danau, atau waduk juga menjadi tercemar kalau pabrik-
pabrik membuang limbah industri ke sana. Pencemaran mengakibatkan matinya ikan dan
makhluk lainnya yang hidup di air. Akhirnya, manusia juga menderita kerugian.
Pencemaran udara disebabkan asap kendaraan bermotor dan asap pabrik-pabrik. Kamu yang
tinggal di kota pasti menghadapi masalah ini setiap hari. Kalau kamu habis jalan-jalan, coba
usaplah wajahmu dengan kapasbersih. Apa yang kamu lihat pada kapas itu? Kapas itu akan
menjadi hitam karena kotoran yang ada di wajahmu. Kotoran itu berasal dari debu dan asap

Page | 9
kendaraan bermotor. Udara yang kita hirup adalah udara yang sangat kotor. Bayangkan apa
yang terjadi dengan paru-paru kita, kalau kita menghirup udara yang sangat kotor seperti itu.
Berbagai cara telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi pencemaran udara. Misalnya,
membuat taman kota dan menanam pohon sebanyak-banyaknya. Kita sebagai warga negara
sebaiknya ikut serta dalam program ini. Selain itu, kalau kita memiliki kendaraan bermotor,
usahakan supaya kendaraan tersebut layak dipakai. Jangan sampai kendaraan milik kita
mengeluarkan banyak asap. Kalau bepergian ke mana-mana, sebaiknya menggunakan
kendaraan umum. Jumlah kendaraan di jalan jadi berkurang.
5. Kebakaran
Masalah sosial lainnya yang juga sering dihadapi warga masyarakat di lingkunganmu adalah
kebakaran. Siapa yang pernah melihat kebakaran? Kebakaran apa yang kamu saksikan itu?
Apakah rumah atau hutan dan semak belukar? Apa yang terjadi ketika kebakaran? Api
melahap segala sesuatu dengan cepat, bukan? Kebakaran yang terjadi di masyarakat
umumnya merupakan kebakaran pemukiman. Sebuah rumah terbakar dan menjalar ke rumah-
rumah di sekitarnya. Penyebabnya antara lain kompor meledak dan sambungan arus pendek
(korsleting) listrik. Karena itu, masyarakat harus sangat hatihati dengan dua hal ini.
Kebakaran pemukiman kumuh dan padat penduduk umumnya merusak sebagian bahkan
seluruh rumah yang ada di sana. Ini disebabkan karena bahan-bahan yang dipakai untuk
membangun rumah memang mudah terbakar. Selain itu, jalan masuknya sempit sehingga
sulit dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran.
Kebakaran pemukiman sangat menyusahkan warga. Kita harus berusaha mencegah terjadinya
kebakaran di lingkungan kita. Caranya antara lain sebagai berikut.
1. Merawat kompor supaya layak pakai dan tidak bermasalah.
2. Merawat jaringan listrik. Kabel yang mulai mengelupas diganti.
3. Mematikan kompor setelah memasak.
4. Berhati-hati menggunakan lilin dan korek api.
Kebakaran hutan sering terjadi pada musim kemarau. Asap kebakaran hutan banyak sekali.
Asap kebakaran hutan mengganggu kesehatan dan lalu lintas. Selain itu, kawasan hutan akan
semakin berkurang. Kalau terjadi kebakaran, segera menghubungi Dinas Pemadam
Kebakaran terdekat. Warga juga harus saling membantu memadamkan api. Dan yang juga
penting adalah mencegah terjadinya kekacauan atau aksi pencurian yang biasanya ikut terjadi
pada saat terjadi kebakaran.
6. Rusaknya atau buruknya fasilitas umum

Page | 10
Coba sebutkan apa saja fasilitas umum di lingkunganmu? Beberapa fasilitas umum yang
mudah dijumpai adalah sarana transportasi (kereta api, bis, angkot, kapal laut, kapal terbang),
sarana pendidikan (sekolah), sarana kesehatan (Puskesmas, balai kesehatan ibu anak,
Posyandu, rumah sakit), dan sarana hiburan (rekreasi). Bagaimana keadaan fasilitas umum ini
di lingkunganmu? Apakah dalam keadaan baik atau rusak? Apa yang kamu lakukan kalau
melihat fasilitas umum dalam keadaan rusak?
engapa buruknya fasilitas umum menjadi masalah sosial? Fasilitas umum digunakan secara
bersama oleh masyarakat. Kalau fasilitas umum itu rusak, maka masyarakat tidak bisa
menggunakannya. Apa yang terjadi jika bis-bis dan angkot rusak? Apa yang terjadi ketika
kereta api rusak atau anjlok? Ratusan bahkan ribuan warga masyarakat terlantar. Mereka
tidak bisa bepergian ke tempat lain. Mereka juga pasti menderita kerugian yang sangat besar.
Coba kamu perhatikan keadaan fasilitas umum di lingkunganmu. Banyak fasilitas umum
dalam keadaan rusak atau tidak terpelihara,
bukan. Banyak sarana transportasi seperti bus, kereta api, dan kapal sudah tua dan kotor.
Demikian juga fasilitas-fasilitas sosial lainnya seperti telpon umum, WC umum, tempat
hiburan dan rekreasi, dan sebagainya.
Fasilitas umum memang dipelihara dan dijaga oleh pemerintah. Meskipun demikian,
masyarakat harus membantu merawat dan menjaga supaya tidak cepat rusak. Kalau ada
fasilitas umum yang rusak, hendaknya segera melapor ke pihak berwenang.
7. Perilaku tidak disiplin
Dalam hidup sehari-hari kita menjumpai banyak sekali perilaku tidak disiplin. Kita ambil
contoh keadaan di jalan raya. Salah satu penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas adalah
perilaku tidak disiplin. Contoh perilaku tidak disiplin di jalan raya antara lain sebagai berikut.
1. Menjalankan kendaraan melawan arus. Hal ini umumnya dilakukan pengendara sepeda
motor.
2. Mengendarai sepeda motor di tempat yang bukan semestinya, misalnya di trotoar dan jalur
cepat.
3. Pengandara mobil yang parkir sembarangan.
4. Angkot dan bis sering berhenti di sembarang tempat untuk menaikkan atau menurunkan
penumpang.
5. Pejalan kaki menyebrang jalan meskipun rambu untuk pejalan kaki menyala merah.
Banyak juga pejalan kaki yang menyeberang bukan pada tempat semestinya.

Page | 11
Masih banyak lagi contoh perilaku tidak disiplin dalam masyarakat. Misalnya perilaku tidak
disiplin menempatkan sampah, tidak disiplin membayar pajak, tidak disiplin dalam antre, dan
lain-lain. Coba kamu sebutkan tiga lagi contoh perilaku tidak disiplin di lingkunganmu.
8. Penyalahgunaan narkoba dan alkohol
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan berbahaya. Narkotika adalah obat
untuk menenangkan syaraf, menghilangkan rasa sakit, dan meningkatkan rangsangan,
contohnya morfin, heroin, dan kokain. Zat-zat yang tergolong narkoba umumnya dipakai
dalam dunia medis. Siapa pun yang menggunakannya untuk tujuan di luar tujuan pengobatan
(medis) tergolong tindakan yang salah. Penyalahgunaan narkoba menjadi masalah sosial yang
sangat serius. Pemakai narkoba akan kecanduan. Zat-zat itu perlahan-lahan merusak tubuh
pemakainya. Banyaknya peredaran narkoba dan penyalahgunaan narkoba sangat meresahkan.

Negara kita memiliki hukum yang sangat keras yang mengatur peredaran narkoba. Siapa
yang berani mengedarkan narkoba jenis apapun akan dihukum sangat berat. Mereka yang
menggunakannya pun bisa dihukum. Demikian pula penggunaan alkohol. Agama telah
melarang umatnya untuk mengkonsumsi alkohol. Negara kita juga memiliki undang-undang
yang melarang penjualan alkohol di sembarang tempat. Meskipun demikian, masih ada
banyak orang yang menyalahgunakan alkohol. Kamu tahu apa yang terjadi kalau orang
terlalu banyak minum alkohol? Orang itu akan mabuk. Dalam keadaan mabuk, orang bisa
melakukan apa saja, termasuk kejahatan. Keadaan ini tentu akan mengganggu ketertiban
masyarakat.
Apa yang harus dilakukan untuk menghindari penyalahgunaan narkoba dan alkohol? Masing-
masing kita menahan diri untuk tidak menggunakannya. Kita juga mengingatkan saudara-
saudara kita, teman, atau orang lain untuk menghindari hal ini. Kalau melihat ada
penyalahgunaan narkoba, kita bisa melapor ke pihak berwajib.
9. Pemborosan energi
Sumber energi berupa bahan bakar (minyak bumi, gas alam, dan batu bara) suatu ketika akan
habis. Sumber energi ini tidak dapat diperbarui.
Karena itu, kita harus hemat memakainya supaya sumbersumber energi ini tidak cepat habis.
Coba perhatikan keadaan di rumahmu? Apakah keluargamu termasuk orang yang menghemat
energi? Bagaimana keluargamu memakai listrik? Bagaimana keluargamu memakai bahan
bakar bensin atau solar? Apakah kamu memiliki mobil atau sepeda motor? Apakah dalam
menggunakan bahan bakar bensin dan solar, orang tuamu

Page | 12
termasuk orang yang boros. Kita bisa belajar menjadi hemat dalam menggunakan energi.
Contoh cara menghemat energi antara lain sebagai  berikut.
1. Mematikan lampu-lampu yang tidak diperlukan.
2. Bepergian naik kendaraan umum atau sepeda.
3. Memanfaatkan sumber energi alternatif misalnya dari tumbuhtumbuhan, angin, air, dan
matahari.
10. Kelangkaan barang-barang kebutuhan
Apa yang dirasakan ibumu ketika sulit mendapatkan beras? Tentu akan cemas, bukan? Dalam
masyarakat kita beberapa kali terjadi kelangkaan barang kebutuhan tertentu. Beberapa waktu
yang lalu masyarakat kesulitan mendapatkan kedelai. Akibatnya, kegiatan industri berbahan
baku kedelai, seperti industri tahu, tempe, susu kedelai, dan kecap terganggu. Barang-barang
kebutuhan yang sering langka antara lain minyak tanah dan minyak sayur. Kelangkaan
barang-barang kebutuhan sehari-hari meresahkan masyarakat. Oleh karena itu, kelangkaan
barang-barang termasuk
masalah sosial. Pemerintah mempunyai tugas memastikan bahwa persediaan barang-barang
kebutuhan sehari-hari cukup.

2.2 ANALISIS SWOT


Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif
(memberi gambaran). Karena itu, untuk mempermudah penjelasan pada urbanisasi pasca
lebaran ,analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang
kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat
baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata
sebuah alat analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau
yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi. Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar
yaitu :
1. S = Strength (kekuatan), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
organisasi atau materi yang sekarang ini yaitu urbansasi pasca lebaran.
2. W = Weakness (kelemahan),adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari
organisasi atau program pada saat ini.

Page | 13
3. O = Opportunity (kesempatan), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang di
luar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa depan.
4. T =Threat (ancaman), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang
datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan

2.3 KEKUATAN ( Strength )


Masyarakat pun dapat juga berpartisipasi dalam melestarikan wilayah pesisir yang
memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Wilayah pesisir merupakan daerah
pertemuan antara darat dan laut, ke arah darat meliputi : bagian daratan baik kering maupun
terendam air yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut, seperti pasang surut, angin laut, dan
perembesan air asin. Wilayah pesisir secara umum memberikan gambaran besar, betapa
kompleksitas aktivitas ekonomi dan ekologi terjadi di wilayah ini. Kompleksitas aktivitas
ekonomi, seperti : perikanan, pariwisata, pemukiman, perhubungan memberikan tekanan
yang cukup besar terhadap keberlanjutan ekologi wilayah pesisir, seperti : ekosistem
mangrove, padang lamun dan terumbu karang.
Peranan masyarakat menjadi bagian terpenting yang tidak terpisahkan dalam upaya
mengelola lingkungan pesisir dan laut. Pengelolaan lingkungan secara terpadu terbukti
memberikan peluang pengelolaan yang cukup efektif. Salah satu bentuk pengelolaan yang
cukup berpeluang memberikan jaminan efektifitas dalam pengimplementasiannya adalah
pengelolaan berbasis masyarakat (community based management).
Proses pengelolaan lingkungan ada baiknya dilakukan dengan lebih memandang
situasi dan kondisi lokal agar pendekatan pengelolaannya dapat disesuaikan dengan kondisi
lokal daerah yang akan dikelola. Pandangan ini tampaknya relevan untuk dilaksanakan di
Indonesia dengan cara memperhatikan kondisi masyarakat dan kebudayaan serta unsur-unsur
fisik masing-masing wilayah yang mungkin memiliki perbedaan disamping kesamaan. Peran
serta masyarakat dalam pengelolaan ini lebih dikenal dengan istilah pengelolaan berbasis
masyarakat.

Page | 14
2.4 KELEMAHAN ( Weakness )
Kelemahan yaitu bias juga berarti factor-faktor yang menimbulkan efek kasus
lingkungan , yaitu sebagai berikut :

 Global Warming. Pemanasan global dapat dipahami sebagai kejadian meningkatnya


temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi, sebagai akibat dari efek rumah
kaca. Dimana radiasi dari sinar matahari masuk dan terjebak di dalam atmosfer akibat
gas rumah kaca, sehingga menaikkan suhu permukaan bumi.
 Perubahan Iklim. Perubahan iklim sudah mulai dibicarakan pada tahun 1980
berdasarkan laporan Intergovernmental Panel On Climate Change (IPCC) yang
menyatakan bahwa telah terjadi perubahan iklim yang menunjukkan adanya dampak
negatif terhadap semua aspek kehidupan manusia, seperti : menghancurkan habitat
dan spesies langka.
 Terganggunya Kestabilan Ekosistem. Terjadinya konversi di hutan rawa gambut akan
mempengaruhi sistem hidrologi pada hutan tersebut. Ketika pohon ditebang akan
terjadi subsidensi sehingga tanah gambut yang sifatnya hidropobik tidak akan dapat
lagi menyerap air. Subsidensi pada hutan rawa gambut menyebabkan bakteri
pembusuk akan hidup ditanah gambut

2.5 PELUANG ( Opportunity )

Peluangnya yaitu manusia dapat melakuhan hal-hal yang positif yang dapat
mearawat lingkungan hidup agar tidak timbulnya masalah-masalah social yang
sebagai efek perubahan . yaitu dengan mengadakan :

Program Peningkatan Efektifitas Pengelolaan, Konservasi dan Rehabilitasi Sumber


Daya Alam.
Program Penataan Kelembagaan dan Penegakan Hukum, Pengelolaan Sumber Daya
Alam dan Pelestarian Lingkungan Hidup.
Progam Peningkatan Peranan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya alam
dan Pelestarian fungsi Lingkungan Hidup.
Program Pencegahan dan Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan
Hidup.

Page | 15
2.6 HAMBATAN ( Threats )

Yang menjadi hambatan yaitu pada factor manusianya juga . yang tidak mau ikut
merawat lingkungan hidup . banyak sekali sebab-sebab yang di karenakan factor manusia .
Namun seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa
depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia
membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup. Beberapa bentuk
kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain

- Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya
kawasan industri.

-   Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan
kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.

-    Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.

Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak
pada kerusakan lingkungan hidup, antara lain :

-          Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).

-          Perburuan liar.

-          Merusak hutan bakau.

-          Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.

-          Pembuangan sampah di sembarang tempat.

-          Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).

Terkadang perbuatan manusia sendiri yang membuat hal menjadi negative .

Page | 16
BAB III

PENANGANAN MASALAH BERBASIS MASYARAKAT

Proses pengelolaan lingkungan ada baiknya dilakukan dengan lebih memandang


situasi dan kondisi lokal agar pendekatan pengelolaannya dapat disesuaikan dengan kondisi
lokal daerah yang akan dikelola. Pandangan ini tampaknya relevan untuk dilaksanakan di
Indonesia dengan cara memperhatikan kondisi masyarakat dan kebudayaan serta unsur-unsur
fisik masing-masing wilayah yang mungkin memiliki perbedaan disamping kesamaan. Peran
serta masyarakat dalam pengelolaan ini lebih dikenal dengan istilah pengelolaan berbasis
masyarakat.
Konsep pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan pesisir dan laut berbasis masyarakat
memiliki beberapa aspek positif, yaitu :
 Mampu mendorong timbulnya pemerataan dalam pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan.
 Mampu merefleksikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat lokal yang spesifik.
 Mampu meningkatkan manfaat lokal bagi seluruh anggota masyarakat yang ada.
 Mampu meningkatkan efisiensi secara ekonomis maupun teknis.
Penanggulangan kerusakan lingkungan pesisir dan laut berbasis masyarakat diharapkan
mampu menjawab persoalan yang terjadi di suatu wilayah berdasarkan karakteristik sumber
daya alam dan sumber daya manusia di wilayah tersebut.
Tujuan khusus penanggulangan kerusakan lingkungan pesisir dan laut berbasis masyarakat
dalam hal ini dilakukan untuk :
 Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menanggulangi kerusakan
lingkungan.
 Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berperan serta dalam pengembangan
rencana penanggulangan kerusakan lingkungan secara terpadu yang sudah disetujui
bersama.
 Membantu masyarakat setempat memilih dan mengembangkan aktivitas ekonomi
yang lebih ramah lingkungan.
 Memberikan pelatihan mengenai sistem pelaksanaan dan pengawasan upaya
penanggulangan kerusakan lingkungan pesisir dan laut berbasis masyarakat.

Page | 17
Kasus lain penanganan masalah kerusakan lingkungan oleh masyarakat seperti masalah
sampah. Setiap aktifitas manusia pasti menghasilkan sampah yang jumlah dan volumenya
sebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang atau material yang kita gunakan
sehari-hari. Kompleksitas penanganan persampahan semakin meningkat seiring dengan
berkembangnya suatu kota. Kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan lagi dengan makin
rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat adalah suatu pendekatan pengelolaan
sampah yang didasarkan pada kebutuhan dan permintaan masyarakat, direncanakan,
dilaksanakan, dikontrol dan dievaluasi bersama masyarakat. Dalam pengertian ini pemeran
utama dalam pengelolaan sampah adalah masyarakat.  Konsep penanganan sampah yang baik
adalah penanganan sampah yang dimulai dari sumbernya. Sumber sampah yang berasal dari
masyarakat, sebaiknya dikelola oleh masyarakat yang bersangkutan agar mereka bertanggung
jawab terhadap sampahnya sendiri.
Berbasis masyarakat bukan berarti dalam pengoperasiannya selalu harus dilakukan oleh
masyarakat, tetapi boleh juga dilakukan oleh lembaga atau badan profesional yang mampu
dan diberi mandat oleh masyarakat. Yang penting adalah apa yang layak dan realistis
dilakukan untuk memecahkan masalah sampah yang dihadapi oleh masyarakat tersebut.
Dalam pelaksanaannya, pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat sangat beragam
tergantung siapa yang mengambil inisiatif, ditingkat mana kita mulai dan siapa saja yang
dilibatkan. Program pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat merupakan sinergi
kekuatan dana dari pemerintah daerah dipadukan dengan kekuatan sosial masyarakat serta
kekuatan teknologi dari para ahli.
4.1 Mengembangkan Sistem Sosial Yang Responsif
Sistem sosial yang responsif pun dapat ikut menanggulangi masalah kerusakan lingkungan
yang ada. Seperti contoh, banjir besar tahun 2002 dan 2007 merupakan pengalaman pahit
bagi warga Jakarta. Penyebabnya karena curah hujan yang sangat tinggi. Dalam
menanggulangi banjir yang setiap tahun terjadi, Pemerintah Provinsi DKI selalu berupaya
membangun kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam memelihara lingkungan, terutama
di daerah dekat sungai. Memang hal tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Butuh waktu tidak sebentar untuk mendisiplinkan masyarakat terhadap kepedulian
lingkungan yang berdampak terjadinya banjir. Misalnya, tidak membuang sampah ke sungai.
Menanggulangi banjir di Jakarta perlu peran aktif masyarakat. Pemprov DKI telah meminjam
dana kepada Bank Dunia sebesar Rp 1,2 triliun hanya untuk mengeruk kali di Jakarta yang
penuh sampah dan lumpur. Kalau tidak didukung oleh masyarakat dengan membuang
Page | 18
sampah ke sungai, maka usaha Pemprov DKI akan sia-sia. Jadi, upaya meminimalkan
terjadinya banjir sangat tergantung pada kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan
masing-masing.
Kasus yang sama lainnya mengenai semakin menurun kualitas air sungai Surabaya. Padahal
dari sungai Surabaya inilah dua juta orang menggantungkan kebutuhan air minumnya. Untuk
mengembalikan kualitas kali Surabaya, yaitu memperkuat kontrol masyarakat melalui
pengembangan transparansi dan peran serta masyarakat. Sungai Surabaya merupakan urat
nadi kebutuhan air warga Surabaya, diawal tahun 1960 masih banyak dijumpai puluhan jenis
ikan lokal yang dikonsumsi masyarakat. Setiap pagi dan sore pasti kita temui aktivitas
masyarakat bantaran, antara lain setiap sore sering dijumpai bocah pinggir kali bermain dan
mandi, nelayan menjaring ikan dan mancing bulus. Tingginya keanekaragaman hayati baik
flora maupun fauna, teridentifikasi 112 jenis tanaman yang berkhasiat obat, puluhan jenis
ular, serangga, dan merupakan sarang berbagai jenis burung air.
Industrialisasi yang tidak berwawasan lingkungan sejak tahun 1970 dengan membuang
limbah industrinya ke badan sungai Surabaya tanpa melalui proses pengolahan limbah
sehingga kualitas air limbahnya di bawah standar yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala
Daerah Tingkat I Jawa Timur Tahun 1989. Industri tersebut umumnya membuang limbah ke
sungai dalam bentuk cairan yang secara morfologis keruh dan berbau. Beberapa parameter
penting yang digunakan untuk memantau kualitas air antara lain :
 Kekeruhan. Kekeruhan akibat tingginya padatan terlarut dalam limbah yakni sebesar
100 ppm. Sedangkan padatan terlarut pada badan air sungai Surabaya mencapai 200 –
1500 ppm. Padatan terlarut yang tinggi akan menimbulkan kekeruhan yang dapat
mengakibatkan : menurunkan oksigen terlarut dalam badan air yang selanjutnya
menganggu suplai oksigen bagi organisme air dan menurunkan penetrasi cahaya
matahari yang masuk ke dalam badan air.
 Bahan organik. Beberapa industri juga membuang limbah yang kaya akan bahan
organik, terutama pabrik pulp dan kertas. Kandungan organik yang tinggi pada
perairan dapat meningkatkan eutrofikasi (pemupukan perairan) sehingga
menimbulkan peledakan populasi tumbuhan air, seperti algae, phytoplankton, dan
enceng gondok. Peledakan populasi ini berdampak pada meningkatnya kebutuhan
oksigen terlarut dalan air.
 Temperatur. Limbah yang dibuang oleh industri umumnya memiliki temperatur yang
tinggi, terutama industri yang melakukan proses fermentasi temperatur air limbahnya

Page | 19
lebih dari 36 derajat Celcius, tingginya temperatur ini akan berdampak pada gangguan
sistem fisiologi organisme air terutama ikan yang sangat sensitive terhadap perubahan
suhu drastic.
 Kali Surabaya Bukan Tempat Sampah. Dampaknya pembuangan limbah yang
menimbulkan pencemaran kali Surabaya diindikasikan dengan seringnya terjadi
peristiwa kematian ikan secara masal. Air keruh, anyir dan sesekali dari dasar sungai
muncul gumpalan lumpur yang amis, PDAM pun harus meningkatkan penjernihan
bahan air minum. Sangat disayangkan, pemerintah dengan segala instansi yang
membawahi masalah lingkungan seolah-olah tidak ikut campur dan terkesan
melindungi industri pencemar menjadi bukti mereka tidak pernah benar-benar serius
menangani setiap permasalahan sungai Surabaya yang menjadi tanggung jawabnya.
4.2 Pemanfaatan Modal Sosial
Memanfaatkan modal sosial juga merupakan salah satu faktor penting dalam menanggulangi
masalah kerusakan sosial. Seperti kasus bencana banjir yang melanda Jakarta tahun anggaran
2008, Pemprov DKI telah mengalokasikan anggaran untuk penanggulangan banjir sebesar Rp
813,971 miliar. Itu berupa pengerukan kali, pekerjaan perbaikan pintu-pintu air, dan
percepatan pembebasan lahan BKT. Selain itu pemerintah telah menyiapkan anggaran dari
APBN / APBD untuk pembebasan tanah bangunan dan mempercepat proses pembayaran
ganti rugi.
Kasus yang sama yaitu banjir yang merendam Jakarta sepanjang akhir ini. Masalah ini
menghadang keluarga yang kembali ke rumahnya. Membersihkan kembali rumah dari
lumpur yang tertinggal dan mencegah terkena penyakit akibat banjir adalah tantangan di
depan mata. Penderitaan lebih berat lagi dirasakan mereka yang rumahnya rusak atau bahkan
hanyut diterjang air banjir yang mengalir deras seraya membawa sampah. Di kawasan RT /
RW 005 / 014 Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang berada di
bibir Sungai Pesanggrahan, rumah-rumah yang berjarak sekitar 50 meter dari bibir sungai
masih terendam.
Di dapur umum, dekat rumah para korban, masih ada kesibukan memasak oleh ibu-ibu.  Para
ibu yang tergabung di dalam organisasi Program Kesejahteraan Keluarga dan Suara Ibu
Peduli (SIP) juga ikut bahu-membahu membangun dapur umum. Pembagian kerja yang
disosialisasikan segera tampak dalam kerja di tingkat komunitas saat mengatasi banjir. Ketika
banjir surut, pembagian kerja yang jelas juga terjadi. Para ibu tetap terlibat dalam dapur
umum karena meskipun air surut, tetapi banyak rumah kehilangan barang.

Page | 20
Para ibu juga bertanggung jawab untuk urusan mencuci baju-baju yang kotor terkena lumpur.
Di daerah tersebut, meskipun ibu-ibu anggota SIP berjumlah 300 keluarga dari 700 keluarga
yang kebanjiran, tetapi bantuan yang datang untuk mereka dibagi bersama dengan keluarga
yang tidak menjadi anggota SIP dan koperasi simpan-pinjamnya. Di lingkungan RT tempat
tinggal, saling bantu juga tidak terbatas hanya di antara warga asli, tetapi juga meliputi
separuh dari 150 keluarga yang merupakan pendatang dan tinggal di rumah kos.
Orang Jakarta sering dikatakan mulai meluntur ikatan sosialnya dan menjadi lebih individual.
Banjir membuktikan ikatan sosial itu tidak meluntur, walaupun bentuk ikatan sosial itu
berubah dibandingkan dengan masa lalu. Ikatan sosial tersebut tidak lagi muncul dalam
bentuk kesertaan di dalam organisasi kemasyarakatan yang massal atau bahkan kesertaan di
dalam partai politik. Ikatan sosial itu tetap bertahan, tetapi dalam bentuk yang lebih informal
dan longgar.
Modal sosial menurut definisi Robert Putnam adalah keterhubungan di antara individu
melalui jaring sosial dan norma-norma saling memberi serta saling percaya di antara mereka
yang mengikat dan dapat membuat masyarakat mampu menghadapi tantangan dari luar dan
melangkah maju. Di dalam modal sosial ini, melalui bentuk jejaring sosialnya yang informal,
perempuan juga ikut menyumbang pada ikatan sosial di masyarakat. Di dalam pertemuan
arisan membicarakan kenaikan harga-harga sembako yang langsung memengaruhi mereka
dan kekecewaan mereka kepada pemimpin negeri ini. Membangun modal sosial adalah
proses tarik ulur yang harus ada saling percaya dan saling memberi di antara mereka.
Modal sosial bukanlah  dagangan politik. Nilai-nilai kebersamaan mesti dikembalikan kepada
bagaimana kebudayaan rakyat mempertahankan dirinya tanpa komando politik. Salah satu
modal sosial itu adalah tradisi bersih desa. Modal sosial seperti ini justru muncul bersama
dengan datangnya banjir yang melanda banyak daerah di negeri kita.
Kondisi lain akibat banyaknya bencana yang terjadi di Indonesia, pemerintah mempunyai
Undang-undang No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Pemerintah  juga
melalui BAPPENAS telah meluncurkan program nasional yakni Rencana Aksi Nasional
Pengurangan Risiko Bencana. Tujuan utamanya program ini adalah terwujudnya masyarakat
yang tangguh dalam menghadapi ancaman bencana.
Pada prinsipnya, anggaran pemerintah merupakan instrumen kebijakan paling penting. Di
samping itu anggaran juga mencerminkan komitmen dan pilihan-pilihan yang dibuat
pemerintah. Bahkan dapat menjadi alat yang digunakan pemerintah untuk mencapai  tujuan-
tujuan ekonomi dan pembangunan. Pemerintah juga dituntut untuk mendistribusikan

Page | 21
anggaran secara tetap sasaran. Masalah akan muncul ketika Pemerintah Daerah tidak mampu
mengelola dan mentranformasikan ketiga fungsi tersebut dengan efektif.
4.3 Pemanfaatan Institusi Sosial
Institusi sosial pun memeliki peran yang sangat penting bagi upaya perbaikan lingkungan
hidup. Seperti dalam peraturan pemerintah yaitu Undang-Undang Lingkungan Hidup
(UULH) yang menentukan bahwa setiap orang mempunyai hak atas lingkungan yang baik
dan sehat. Juga setiap orang mempunyai hak dan kewajiban untuk berperan serta dalam
pengelolaan lingkungan hidup, wajib memelihara dan mencegah serta menanggulangi
kerusakan dan pencemaran yang dapat merusak lingkungan.
Pemerintah harus menciptakan tempat-tempat yang menunjang lingkungan hidup, misalnya :
dengan menyediakan taman-taman, hutan buatan dan pepohonan untuk penghijauan sekaligus
untuk menyerap air. Sedangkan pihak swasta diminta untuk berpartisipasi dalam pengelolaan
dan pemeliharaan lingkungan, menciptakan kawasan hijau yang baik sekitar pabrik dan
perumahan karyawan.
Singapura sangat berhasil dalam menerapkan kesadarangan lingkungan masyarakatnya dan
tidak segan untuk menerapkan sangsi yang berat dengan denda sehingga masyarakat takut
membuat pelanggaran. Mereka telah banyak memetik hasil dari kesadaran tersebut bagi
pembangunan negaranya. Singapura telah berubah menjadi salah satu tujuan wisata
terpenting di dunia dan merupakan dambaan untuk dikunjungi karena kotanya terkenal
bersih, teratur dan dekat dengan lingungan yang ditata secara baik. Seharusnya kita belajar
dari negara tetangga kita itu dan menirunya tanpa berkecil hati.
Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan kerusakan dan pencemaran
serta pemulihan kualitas lingkungan telah menuntut dikembangkannya berbagai perangkat
kebijaksanaan dan program serta kegiatan yang didukung oleh sistem pendukung pengelolaan
lingkungan lainnya. Sifat keterkaitan dan keseluruhan  dari esensi lingkungan telah membawa
konsekuensi bahwa pengelolaan lingkungan, termasuk sistem pendukungnya tidak dapat
berdiri sendiri, akan tetapi terintegrasikan dan menjadi roh dan bersenyawa dengan seluruh
pelaksanaan pembangunan sektor dan daerah.
Pemerintah pusat pun memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah untuk ikut serta
membantu memperbaiki lingkungan hidup yang sudah rusak parah, yaitu dengan Undang-
undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan PP No. 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom, dalam bidang
lingkungan hidup memberikan pengakuan politis melalui transfer otoritas

Page | 22
BAB IV
KESIMPULAN

Dilihat dari analisis SWOT, bahwa benar masalah – masalah social dapat merubah
efek perubahan dan dapat menimbulkan kasus lingkungan . Mengingat berbagai macam
masalah yang sudah di uraikan dalam latar balakang, maka penerapan cara penangannan yang
cenderung reperesif tersebut perlu mengantisipasi kemungkinan munculnya maslah baru
seperti kejahatan yang teroganisasi melelui bentuk bebtuk sindikat , pasar gelap dan berbagai
upaya suap dilakukan untuk menembus brekade ketentuan hokum tersebut.
Pandangan dari latarbelakang yang berasal dari system dalam masyarakat , maka
penanganan masalah penyalahgunaan obat juga dilakukan dengan mengidentifikasi dan
menata jaringan komunikasi antar unsure yang terkait dengan masalah ini , seperti lembaga
pendidikan, lembaga yang berkaitan dengan penyaluran hobi, minat dan bakat.
Dengan komunikasi yang lancer baik, vertical dan horizontal dengan menghilangkan
penyumbat dalam berbagai saluran , maka berbagai aspirasi akan dapat tertampung , sehingga
dapat menghindarkan bentuk bentuk aktivitas pelarian di luar aturan system seperti
penyalahgunaan obat, dan kebiasaan mabuk tersebut.
Lebih dari penanganan masalah penyalahgunaan dan kecanduan obat ini perspektif
pembangunan masyarakat dapt didudukan sebagai bagian dari pembinaan sumber daya
manusia

Page | 23
REKOMENDASI

Banyak sekali yang terjadi masalah-masalah social di dalam lingkungan masyarakat


yang dapt menyebabkan juga kasus lingkungan . contohnya aja kerusakan lingkungan .
terjadinya kerusakan lingkungan itu juga penyebabnya di karenakan perbuatan manusia .
Contohnya :
Bentuk kerusakan yang di timbulkn oleh manusia adalah:
 Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak
adanya kawasan industri.
 Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan
kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
 Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.

Oleh Karena itu kita harus merawat dan melestarikan lingkungan yang ada di sekitar kita .
agar lingkungan menjadi nyaman dan tentram .

REFERENSI :

http://forum.cekinfo.com/showthread.php?t=1680
http://mahasiswa.ui.ac.id/kemahasiswaan/up3n.html
http://www.docstoc.com/docs/24282334/PERILAKU-MASARAKAT-DALAM-PERUBAHAN-SOSIAL
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global

Page | 24

You might also like