You are on page 1of 20

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

BANK KUSTODIAN SEBAGAI PENANGGUNG JAWAB

REKSADANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF (KIK)

Oleh:
Aditya Tri Rahmadi (08330004887)
Arkhei Rahman S. (08330004903)
Danny Syahril A. (08330004911)
Debrian Ruhut S. (08330004915)
Emi Putri Bardini (08330004923)
Galih Prasetyo (08330004935)
Husni Iswanto (08330004947)
Ruzam Almas (08330004987)
Tino Rahmat Riyadi (08330004995)
Wakhid Ansori (08330005003)
Yudha Pradana (08330005007)

JULI 2009
A. ORIENTASI – INTRODUKSI REKSA DANA

1 Pengertian Reksadana
Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Dimana dalam reksadana terdapat kumpulan saham-saham, obligasi-obligasi atau
sekuritas lainnya yang dimiliki oleh sekelompok pemodal dan dikelola perusahaan
investasi profesional. Dana yang diinvestasikan pada reksadana dari pemodal akan
disatukan dengan dana yang berasal dari pemodal lainnya untuk menciptakan kekuatan
membeli yang jauh lebih besar dibanding mereka harus melakukan investasi sendiri.
Sebab, dengan reksadana dapat memiliki ratusan sekuritas yang berbeda, kesuksesan
reksadana tidak hanya tergantung pada satu atau dua saham. Dana yang berasal dari para
pemegang reksadana ini, dikelola oleh para profesional yang senantiasa memperhatikan
pasar serta menyesuaikan portofolio untuk mencapai kinerja yang paling baik. Terdapat
tiga unsur penting dalam reksadana yaitu adanya kumpulan dana masyarakat atau pool of
funds, investasi dalam bentuk portofolio efek, dan manajer investasi sebagai pengelola
dana.
Kata reksadana berasal dari istilah Mutual Fund. Fund berarti dana, dan mutual
berarti saling menguntungkan. Di Indonesia kemudian dipilih kata dana dan reksa, kalau
digabung menjadi danareksa. Tetapi kemudian dipilih reksadana untuk menghindari
kerancuan arti dengan perusahaan Danareksa yang sudah memasyarakat sekarang ini.
Definisi Reksadana menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun 1995 :
“Reksadana (mutual fund) adalah institusi jasa keuangan yang menerima uang dari
para pemodal yang kemudian menginvestasikan dana tersebut dalam bentuk portofolio
yang terdiversifikasi pada efek / sekuritas”.
Jadi, reksadana merupakan suatu wadah investasi secara kolektif untuk ditempatkan
dalam portofolio efek berdasarkan kebijakan investasi yang ditetapkan oleh institusi jasa
keuangan. Kegiatan investasi reksadana dapat ditempatkan pada berbagai instrumen efek,
baik di pasar uang maupun pasar modal. Hal ini menunjukkan bahwa reksadana bersifat
fleksibel, karena mampu memberikan berbagai pilihan dan alternatif bagi para investor
sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya dalam berinvestasi.
Sama halnya, dengan sarana investasi lainnya, reksadana selain menghasilkan tingkat
keuntungan tertentu (return) juga mengandung unsur resiko (risk) yang patut
dipertimbangkan. Hanya bedanya resiko yang terkandung dapat diperkecil karena
investasi tersebut dapat didiversifikasi atau disebar dalam bentuk portofolio.
Jadi jelaslah sekarang bahwa reksadana adalah suatu instrumen investasi sedangkan
Danareksa adalah suatu perusahaan investasi.

2 Jenis - Jenis Reksadana


Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Bab IV Bagian
Kesatu Bentuk Hukum dan Perizinan Pasal 18 Ayat 1 bentuk hukum Reksadana dapat
berbentuk Perseroan atau Kontrak Investasi Kolektif (KIK).

a. Reksadana Berbentuk Perseroan.


Reksadana berbentuk Perseroan adalah Emiten yang kegiatan usahanya menghimpun
dana dengan menjual saham, dan selanjutnya dana dari penjualan saham tersebut
diinvestasikan pada berbagai jenis Efek yang diperdagangkan di Pasar Modal dan Pasar
Uang. Sebagaimana suatu badan hukum PT, maka reksadana yang berbentuk perseroan
memiliki suatu anggaran dasar, pemegang saham, pengurus atau direksi, kekayaan
sendiri, dan kewajiban-kewajiban. Pendirian reksadana perseroan dilakukan dengan
terlebih dahulu mendirikan badan hukum perseroan (PT) yang didirikan khusus untuk
melakukan usaha reksadana. Efek yang dikeluarkan oleh reksadana perseroan disebut
saham, pengelolaan portofolio dilakukan oleh manajer investasi berdasarkan kontrak
dengan bank kustodian. Reksadana perseroan selanjutnya dapat melakukan penawaran
umum kepada masyarakat setelah mendapatkan izin usaha dari Bapepam dan
menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam setelah memperoleh izin
tersebut.

b. Reksadana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK)


Reksadana KIK pada prinsipnya bukanlah badan hukum sendiri. Kontrak Investasi
Kolektif adalah kontrak antara manajer investasi dan bank kustodian yang mengikat
pemegang unit penyertaan di mana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola
portofolio investasi kolektif dan bank kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan
penitipan kolektif. Reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif menghimpun dana
dengan menerbitkan unit penyertaan (trust unit) kepada masyarakat pemodal dan
selanjutnya dana tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di
pasar modal dan pasar uang. Oleh karena itu reksadana KIK dapat diartikan sebagai
wadah dimana investor dapat ikut melakukan investasi dalam suatu portofolio efek milik
bersama yang dikelola oleh manajer investasi yang telah mendapat izin dari Bapepam.
Pembentukan reksadana KIK lebih sederhana daripada reksadana perseroan,
perusahaan efek atau pihak lain yang telah memperoleh izin usaha sebagai manajer
investasi dari Bapepam dapat membentuk reksadana KIK. Manajer investasi mengajukan
pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum reksadana KIK kepada Bapepam
dengan menyampaikan dokumen sebagi berikut:
a) Kontrak investasi kolektif yang dibuat oleh manjaer invesatsi dan bank
kustodian secara notarial
b) Prospektus
c) Pendapat konsultan hukum
d) Laporan keuangan awal.

Selain itu menurut peraturan Bapepam reksadana juga dapat dibagi menjadi 3 macam :
1) Reksadana Konvensional (Sesuai Peraturan Bapepam No. IV.C.3)
Berdasarkan konsentrasi portofolio reksadana, reksadana dibedakan menjadi beberapa
jenis :
1. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds)
Reksadana Pendapatan Tetap adalah reksadana yang melakukan investasi
sekurang-kurangnya 80% (delapan puluh perseratus) dari aktivanya dalam bentuk efek
bersifat utang. Reksadana ini mengkhususkan pada efek yang memberikan pendapatan
secara tetap.
2. Reksadana Saham (Growth Funds)
Reksadana Saham adalah reksadana yang melakukan investasi sekurang-
kurangnya 80% (delapan puluh perseratus) dari aktivanya dalam efek bersifat ekuitas.
Reksadana ini mengupayakan untuk memperoleh capital gain dalam jangka panjang.
3. Reksadana Pasar Uang (Money Market Funds)
Reksadana Pasar Uang adalah reksadana yang hanya melakukan investasi pada
efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1(satu) tahun. Reksadana ini
mengutamakan investasi pada jenis-jenis efek di pasar uang dengan orientasi
pendapatan jangka pendek.
4. Reksadana Campuran (Balanced/Mixed Funds)
Reksadana Campuran adalah reksadana yang melakukan investasi dalam efek
bersifat ekuitas dan efek bersifat utang yang perbandingannya tidak termasuk
Reksadana Pendapatan Tetap dan Reksadana Saham. Reksadana ini mengutamakan
penganekaragaman jenis efek dengan proporsi yang seimbang antara efek ekuitas dan
efek utang.

2) Reksadana Terstruktur (Sesuai Peraturan Bapepam No. IV.C.4)


1. Reksadana Terproteksi (Capital Protected Fund)
Memberikan proteksi atas investasi awal melalui mekanisme pengelolaan
portofolionya pada saat jatuh tempo. Investasi di efek utang dengan peringkat layak
investasi.
2. Reksadana Dengan Penjaminan (Guaranted Fund)
Memberikan jaminan atas nilai investasi awal pada saat jatuh tempo. Penjaminan
bukan oleh manajer investasi, tetapi melalui penjaminan pihak ketiga, seperti bank dan
asuransi. Investasi di efek utang dengan peringkat layak investasi sekurang-kurangnya
80% dari Nilai Aktiva Bersih (NAB).
3. Reksadana Indeks (Index Fund)
Reksadana yang portofolio efeknya terdiri dari efek yang menjadi bagian dari
suatu indeks yang menjadi acuannya. Sekurang-kurangya 80% dari NAB
diinvestasikan pada efek yang merupakan bagian dari kumpulan efek yang ada dalam
indeks tersebut.
Pembobotan masing-masing efek antara 80% sampai 120% dari pembobotan atas
masing-masing efek dalam indeks yang menjadi acuan dan tingkat penyimpangan dari
kinerja reksadana indeks terhadap kinerja indeks yang menjadi acuan.

3) Reksadana Syariah
Reksadana Syariah adalah reksadana sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
pasar modal dan peraturan pelaksanaannya yang akad maupun cara penerbitannya
memenuhi prinsip-prinsip syariah di pasar modal. Reksadana syariah merupakan
reksadana yang membatasi diri untuk berinvestasi hanya pada efek yang tidak
bertentangan dengan syariah. Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-
MUI) telah mengatur investasi pada reksadana syariah dalam fatwa DSN-MUI No.20
/DSN-MUI/IV/2001.

3 Sifat-sifat Reksadana
Berdasarkan sifat operasionalnya, reksadana dapat dibedakan dalam dua jenis :
A. Reksadana Terbuka
Reksadana terbuka dapat berbentuk perseroan atau KIK. Reksadana terbuka adalah
Reksadana yang dapat menawarkan dan membeli kembali saham-saham atau unit
penyertaan dari investor sampai dengan sejumlah saham atau unit penyertaan yang telah
dikeluarkan. Reksadana terbuka merupakan reksadana dimana investor dapat menjual
saham atau unit penyertaannya langsung kepada manajer investasi. Harga saham atau unit
penyertaan ditentukan oleh harga penutupan perdagangan pada hari bursa yang
bersangkutan. Oleh karenanya, investor tidak mengetahui harga jual atau beli dari saham
atau unit penyertaan dan akan diketahui pada hari berikutnya. NAB dalam reksadana
terbuka merupakan harga beli dan sekaligus harga jual bagi investor. Unit penyertaan
reksadana terbuka tidak dicatatkan pada bursa efek sebagaimana reksadana tertutup.

B. Reksadana Tertutup
Reksadana tertutup adalah reksadana yang tidak dapat membeli kembali saham-
saham atau unit penyertaan yang telah dijual kepada investor. Reksadana tertutup
merupakan reksadana dimana transaksi perdagangan saham atau unit penyertaan
dilakukan di bursa, sehingga NAB merupakan indikator harga, karena harga saham
reksadana tergantung pada permintaan dan penawaran di bursa efek. Harga saham
reksadana tertutup selalu dibawah NAB dan keberhasilan penjualan saham tergantung ada
tidaknya investor yang akan membelinya. Bila tidak ada investor lain yang membeli
saham tersebut maka investor tidak akan memperoleh dana secepatnya. Disamping itu,
jumlah saham atau unit penyertaan yang diterbitkan oleh reksadana sama jumlahnya dari
waktu ke waktu, terkecuali adanya tindakan perusahaan (corporate action). Reksadana ini
tertutup dalam hal jumlah saham yang dapat diterbitkan atau dalam hal menerima
masuknya pemodal baru.

4 Unit Penyertaan
Unit penyertaan reksadana pertama kali ditawarkan dengan harga yang sama dengan
harga Rp.1.000 sama dengan nilai aktiva bersih awal yaitu Rp.1.000 per unit penyertaan dan
biasanya ditentukan besarnya investasi minimum untuk pertama kali.
Rumus untuk menghitung banyaknya unit penyertaan adalah sebagai berikut :

Investment
NAV (1 + Fee)

UP = Banyaknya unit penyertaan


Investment = Uang yang akan diinvestasikan
Fee = Biaya transaksi penjualan
NAV = Nilai aktiva bersih reksadana

5 Redemption (Penebusan)
Hal ini perlu diketahui karena pemegang reksadana sewaktu-waktu dapat mengadakan
perubahan strategi investasinya sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal pembelian, informasi
yang harus diketahui adalah berapa batas minimum dan maksimum pembelian unit
penyertaan, harga serta cara pembayaran.
Sedangkan dalam hal penjualan kembali pemegang unit penyertaan harus mengetahui
bagaimana cara melakukannya, bagaimana penentuan harga dan biayanya, dan apakah ada
batasan penjualan kembali.
Untuk menghitung besarnya dana yang diterima kembali dari unit penyertaan, maka
digunakan rumus berikut:

Redemption = UP. NAV(1 - Fee)

UP = Banyaknya unit penyertaan


NAV = Nilai aktiva bersih reksadana
Fee = Biaya transaksi penjualan kembali (redemption)

6 Manfaat dan Resiko Reksadana


Reksadana memberikan keuntungan bagi investor. Para pemodal / pemegang reksadana
tanpa harus memonitor aktivitas perdagangan saham, investasi mereka diurus oleh pengelola
reksadana (manajer investasi). Beberapa keuntungan lain yang didapat dari investasi
reksadana adalah sebagai berikut :
a. Mendapat deviden dan bunga.
b. Distribusi laba kapital (capita/gain distribution)
c. Diversifikasi investasi dan penyebaran resiko.
d. Biaya rendah, karena reksadana merupakan kumpulan dari banyak pemodal dan
dikelola secara profesional, maka sejalan dengan besarnya kemampuan untuk
melakukan investasi tersebut akan menghasilkan pula efisiensi biaya transaksi.
Biaya transaksi akan menjadi rendah dibandingkan apabila investor individu
melakukan transaksi sendiri pada suatu bursa.
e. Harga reksadana tidak begitu tergantung dengan harga saham di bursa
f. Likuiditas terjamin. Pemodal dapat mencairkan kembali saham atau penyertaannya
setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing-masing reksadana sehingga
memudahkan investor mengelola kasnya. Reksadana terbuka wajib membeli
kembali saham / unit penyertaannya sehingga sifatnya sangat likuid.
g. Pengelolaan portofolio yang profesional.

Seperti halnya pada investasi lainnya, reksadana disamping mempunyai beberapa


keuntungan juga mempunyai beberapa resiko yang perlu dipertimbangkan. Resiko yang
terkandung dalam setiap tipe reksadana besarnya berbeda-beda. Semakin tinggi return yang
diharapkan semakin tinggi pula resikonya. Resiko yang terkandung dalam reksadana perlu
mendapat pertimbangan para pemodal.
Resiko tersebut antara lain :
a. Berkurangnya nilai unit penyertaan.
Resiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek yang menjadi bagian
portofolio reksadana yang mengakibatkan menurunnya nilai unit penyertaan.
b. Resiko Likuiditas.
Penjualan kembali (redemption) sebagian besar unit penyertaan oleh pemilik
kepada manajer investasi secara bersamaan dapat menyulitkan manajer investasi
dalam menyediakan uang tunai bagi pembayaran tersebut.
c. Resiko Politik dan Ekonomi.
Perubahan kebijakan dibidang politik dan ekonomi dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan, tidak terkecuali perusahaan yang telah listing dibursa efek. Hal
tersebut jelas akan mempengaruhi harga efek yang termasuk dalam portofolio
reksadana.
d. Aset perusahaan tidak dilindungi.
Aset perusahaan reksadana sebagian besar adalah sekuritas yang terdiri dan hak
dan klaim hukum terhadap perusahaan yang menerbitkan. Hak yang bersifat
intangible, tidak memiliki wujud fisik sekalipun pemilikan bisa dibuktikan oleh
surat-surat berharga yang disimpan pada kustodian. Perlindungan terhadap aset
reksadana dari resiko pencurian, kehilangan, penyalahgunaan adalah sangat
penting.
e. Nilai aset perusahaan tidak bisa ditetapkan secara tepat sehingga NAV dari suatu
saham reksadana tidak bisa dihitung dengan akurat.
f. Manajemen perusahaan melibatkan orang-orang yang tidak jujur.
Kejujuran dalam pengelolaan perusahaan reksadana, terutama kejujuran dalam hal
informasi yang diberikan perusahaan investasi kepada masyarakat. Para calon
pemodal reksadana harus diberikan informasi yang sejujurnya tentang kebijakan
kebijakan dan resiko-resiko investasi reksadana.
g. Perusahaan reksadana dikelola menurut kepentingan dari pemegang saham tertentu
/ kelompok.

7 Peraturan Pembayaran Pajak Bagi Reksadana

Peraturan perpajakan (PPh) untuk reksadana berbentuk perseroan dan


reksadana berbentuk KIK menetapkan bagian laba dari reksadana termasuk
pelunasan kembali unit penyertaan yang diterima pemilik bukan objek Pajak
Penghasilan (PPh). Keringanan tersebut dimaksudkan untuk menggairahkan
pertumbuhan reksadana (KIK) di Indonesia.

a) Peraturan Perundangan Pajak Reksadana Perseroan

Penghasilan Reksadana Perlakuan Pajak Penghasilan


Penghasilan Reksadana: Bukan Objek PPh:
Deviden Bukan Objek PPh
Bunga Obligasi PPh Final (20%)
Bunga Deposito PPh Final (0,1%)
Capital Gain PPh Tarif Umum
Capital Gain
Commersial Paper
Bentuk Laba yang diterima:
PT, Koperasi, BUMN, Yayasan Bukan Objek PPh
atau sejenis
Selain butir diatas PPh Tarif Umum
Orang Pribadi PPh Tarif Umum
Keuntungan yang diterima pemegang PPh Final (0,1%) untuk Reksadana
saham dari penjualan saham Tertutup dan PPh Umum bagi
Reksadana Terbuka karena tidak
dijual di Bursa

b). Peraturan Perundangan Pajak Reksadana Berbentuk KIK


Penghasilan Reksadana PPh Perlakuan Dasar Hukum
Deviden PPh Tarif Umum Paal 4 (1) UU
PPh
Bunga Obligasi Bukan Objek PPh Pasal 4 (3) huruf
1 UU PPh
Bunga Deposito PPh Final (20%) PP 2000
Capital Gain Saham PPh Final (0,1%) PP 41 tahun 1994
di Bursa
Surat utang lainnya PPh Tarif Umum Pasal 4 (1) UU
PPh
Bagian laba termasuk Bukan objek PPh Pasal 4 (3) huruf h
pelunasan kembali atas UU PPh
unit penyertaan yang
diterima oleh pemegang
unit
B. KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

1. Pengertian Kontrak Investasi Kolektif ( KIK )


Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK), yaitu kontrak antara manajer
investasi dan bank kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan dimana manajer
investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan bank kustodian
diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif dan melakukan
pengadministrasian. Dalam reksadana KIK, manajer investasi dan bank kustodian memiliki
kedudukan yang sejajar dan sama namun dengan tugas dan tanggung jawab yang berbeda.
Dalam konteks KUHPer, pada Pasal 1138 dikatakan bahwa suatu perjanjian mengikat
pihak-pihak yang berjanji. Meskipun dalam KIK investor tidak turut menandatangani namun
berdasarkan azas aksesi, dengan menandatangani prospektus, investor dianggap menyetujui
KIK tersebut. Oleh karena itu, manajer investasi berkewajiban memberitahukan hal tersebut
kepada investor bahwa dalam KIK terdapat risiko-risiko yang bagi investor.

2. Kontrak Investasi Kolektif-Efek Beragun Aset ( KIK-EBA )


Bentuk KIK yang lainnya adalah KIK-Efek Beragun Aset (EBA). EBA adalah surat
berharga yang dapat berupa surat utang, surat partisipasi, atau turunannya yang diterbitkan
oleh penerbit EBA melalui sekuritisasi aset, yang pembayarannya terutama bersumber dari
kumpulan aset keuangan yang dijual oleh kreditor asal (originator) kepada penerbit EBA.
Melalui proses sekuritisasi aset, kreditor asal mendapatkan dana kembali tanpa harus
menunggu pelunasan pinjaman dari para peminjam (debitor). Dengan begitu, dana tersebut
dapat digunakan oleh originator tersebut untuk mendukung ekspansi ataupun memperbaiki
struktur keuangan.
Efek Beragun Aset merupakan efek yang diterbitkan karena adanya Kontrak Investasi
Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) yang portofolionya terdiri dari aset keuangan yang
timbul dari adanya piutang yang sudah ada maupun piutang yang akan timbul dikemudian
hari.
3. Pihak Yang Terlibat Dalam KIK-EBA
Sedangkan KIK-EBA merupakan kontrak antara manajer investasi dan bank kustodian
yang mengikat pemegang EBA, dimana manajer investasi diberi kewenangan untuk
mengelola portofolio investasi kolektif dan bank kustodian diberi wewenang untuk
melakukan administrasi dan penitipan kolektif. KIK-EBA dapat timbul dari adanya
sekuritisasi aset tagihan dari perusahaan tertentu dirubah menjadi aset yang lebih likuid
melalui penciptaan surat berharga.
Selain MI dan BK, ada beberapa pihak yang terlibat dalam penerbitan KIK-EBA, yaitu:
a. Originator atau Kreditor awal yaitu pihak yang mengalihkan aset tagihannya kepada
para pemegang EBA secara kolektif dimana aset tersebut diperoleh originator karena
adanya tagihan kepada pihak ketiga.
b. Debitor atau pelanggan yaitu pihak penerima kredit dari originator yang wajib
memenuhi kewajiban pembayaran kepada kreditor baru atau investor.
c. Penyedia Jasa atau servicer yaitu pihak yang meyediakan jasa untuk memproses dan
mengawasi pembayaran yang dilakukan debitur, melakukan tindakan awal berupa
peringatan dan atau hal lain sesuai dengan kontrak. Biasanya original yang berbentuk
bank juga merangkap sebagai servicer.
d. SPV/SPC yaitu pihak yang membeli sejumlah aset tagihan dari originator dan
menerbitkan EBA untuk dijual kepada Investor.
e. Lembaga Pemeringkat Efek yaitu pihak yang melakukan pemeringkatan atas efek yang
diterbitkan.
f. Lembaga Sarana Peningkatan Kredit atau Credit Enhancer yaitu pihak yang memberi
jaminan pembayaran guna mendukung peningkatan kualitas EBA.
g. Investor yaitu pihak yang membeli EBA.
h. Pihak pendukung seperti konsultan hukum, akuntan public, notaries, dll.
4. Definisi Pengurus Dalam KIK
Berdasarkan penjelasan Pasal 2 ayat (1) huruf b UU PPh, pengertian badan adalah
sekumpulan orang dan /atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha
maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan
komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah
dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya,
lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif.
Terkait dengan Pasal 32 ayat (1) UU KUP, dalam menjalankan hak dan kewajiban
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, kontrak investasi
kolektif diwakili oleh pengurus yaitu orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang dalam
menentukan kebijaksanaan dan /atau mengambil keputusan dalam rangka menjalankan
kegiatan perusahaan.
5. Aspek Perpajakan KIK-EBA

Untuk aspek perpajakan KIK-EBA telah jelas diatur dalam bentuk Keputusan Dirjen
Pajak Nomor KEP-147/PJ/2003 tanggal 13 Mei 2003 tentang Pajak Penghasilan Yang
Diterima atau diperoleh KIK-EBA dan Para Investornya. Dalam keputusan tersebut
disebutkan secara jelas bahwa yang dikategorikan dalam transaksi KIK EBA adalah aset
keuangan yang berupa tagihan yang salah satunya adalah kredit pemilikan rumah (KPR).
Disamping itu pada pasal 2 jelas juga diuraikan bahwa pemegang unit penyertaan KIK
EBA, khususnya untuk jenis transaksi pass through perlakuan pajaknya akan diperlakukan
sama dengan anggota perkumpulan modal. Sedangkan atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh KIK EBA dari portofolio aset keuangan akan dikenakan pajak penghasilan
berdasarkan UU Pajak Penghasilan.

Dalam Pasal 5 diuraikan bahwa atas penghasilan yang diterima atau diperoleh pemegang
unit penyertaan KIK EBA arus kas tidak tetap, berupa bagian laba termasuk keuntungan
modal dari penjualan unit penyertaan, dikecualikan sebagai Objek Pajak berdasarkan pasal 4
ayat (3) huruf i Undang-undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah diubah terakhir dalam Undang-undang No.17 tahun 2000.

6. Aspek Akuntansi KIK-EBA

Semenjak adanya aturan tentang KIK EBA hingga saat ini, belum ada satupun transaksi
yang dapat diselesaikan (closing). Hal ini disebabkan oleh adanya pemahaman yang berbeda
dalam penerapan akuntansi untuk PSAK 50 dan 55, terutama terkait dengan Consolidation
Basis dan Derecognition.

Untuk isu consolidation basis, adalah tentang perlakuan atas laporan keuangan KIK EBA
harus dikonsolidasikan dengan laporan keuangan originator? Sedangkan untuk isu
derecognition, adalah derecognize untuk status transfer aset keuangan dari originator kepada
KIK EBA?
Perlu diingat bahwa KIK EBA sebagai suatu SPV/SPC dalam transaksi sekuritisasi dibentuk
untuk kepentingan investor, sehingga tidak di bawah kendali atau bahkan diatur aktivitasnya
oleh originator. Disamping itu, setelah ditransfernya aset keuangan, maka peran originator
berubah menjadi servicer (penyedia jasa) dan selanjutnya tidak ada lagi kepentingan
originator dalam transaksi tersebut. Peran servicer lah dalam mengelola aset keuangan
selanjutnya, sehingga untuk kegiatan dimaksud servicer akan menerima fee atas
pengelolaannya. Jika servicer mengelola secara baik aset keuangan tersebut, maka potensi
residual value*) yang diterima akan menjadi hak servicer. Sehingga hal-hal yang berkaitan
dengan permasalahan perlakuan akuntansi berkaitan dengan konsolidasi dan derecognition
dapat lebih mudah jika accounting advisor dapat memandang dari aspek tersebut di atas.

C. PENANGGUNGJAWAB REKSADANA KIK


1. Pengertian Bank Kustodian
Bank kustodian atau disingkat kustodian adalah suatu lembaga yang
bertanggung jawab untuk mengamankan aset keuangan dari suatu perusahaan ataupun
perorangan. Bank kustodian ini akan bertindak sebagai tempat penitipan kolektif dan dari
asset seperti saham, obligasi, serta melaksanakan tugas administrasi seperti menagih hasil
penjualan, menerima deviden, mengumpulkan informasi mengenai perusahaan acuan
seperti misalnya rapat umum pemegang saham tahunan, menyelesaikan transaksi
penjualan dan pembelian, melaksanakan transaksi dalam valuta asing apabila diperlukan,
serta menyajikan laporan atas seluruh aktivitasnya sebagai kustodian kepada kliennya.
Biasa juga disebut dengan bank kustodian 'global, apabila bank kustodian tersebut
mengelola aset yang berasal dari berbagai penjuru dunia dengan beragam jurisdiksi
melalui berbagai cabangnya diberbagai penjuru dunia. Aset yang tersebar demikian
biasanya dimiliki oleh dana pensiun
Bank Kustodian adalah Pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan harta
lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan
hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili pemegang rekening yang
menjadi nasabahnya.
Fungsi bank kustodian di Indonesia ada 3 yaitu :

a. Lembaga penitipan dan pengamanan. Semua dana dan Efek yang terkumpul dari
reksa dana disimpan dan berada dibawah pengawasan bank kustodian.
b. Administrasi. Menghitung Net Asset Value atau NAB (Nilai Aktiva Bersih) dari
setiap jenis reksadana KIK setiap akhir hari bursa yang untuk selanjutnya
diumumkan kepada masyarakat via koran atau internet.
c. Transfer agent. Melakukan pencatatan seluruh pembelian maupun penebusan
/pencairan (redemption) oleh masyarakat pemodal serta mencatat setiap account
nasabah. Disamping itu memberikan surat konfirmasi sebagai tanda bukti pembelian,
pencairan atau pemindahan (switching) antar jenis reksa dana.

2. Prospektus
Prospektus merupakan hal pertama yang harus dipelajari sebelum berinvestasi
atau membeli reksadana, bagi kebanyakan orang prospektus hanyalah bacaan yang agak
membosankan, tetapi di dalam prospektuslah semua tentang reksadana ada, termasuk
strategi investasi (tujuan investasi, jenis portfolio dan kebijakan investasinya), resiko dan
biaya,. Informasi yang terdapat dalam prospektus yang akan dijadikan acuan investor
dalam memilih manajer investasi serta reksadana yang sesuai dengan kebutuhannya.

3. Tugas Bank Kustodian


Berdasarkan peraturan Bapepam, bank kustodian memiliki kewajiban untuk
melakukan penitipan efek, melakukan administrasi atas kekayaan reksadana dan
melakukan laporan atas keadaan dan perkembangan kekayaan reksadana. Dalam
melaksanakan tugasnya sebagai bank kustodian PT. Bank BRI (Persero) Tbk belum
pernah melakukan kelalaian atas kewajibannya, namun terdapat beberapa masalah yang
biasa dihadapi oleh bank kustodian antara lain; kelalaian oleh bank kustodian,
pelanggaran manajer investasi terhadap KIK, pencairan sebelum jatuh tempo. Sebagai
bentuk tanggung jawab dalam rangka melindungi hak investor atau pemegang unit
penyertaan, maka dalam mengelola kekayaan reksadana bank kustodian bertanggung
jawab penuh terhadap segala kerugian atau resiko yang harus dihadapi akibat kelalaian
bank kustodian. Selaian itu bank kustodian harus memastikan bahwa manajer investasi
tidak melanggar ketentuan perundang-undangan maupun ketentuan yang tercantum
dalam KIK dan prospektus. Oleh karena itu bank kustodian perlu mempertahankan
profesionalisme dalam menjaga kekayaan reksadana serta melindungi kerahasiaan
mengenai segala informasi yang menyangkut portfolio reksadana ataupun informasi
tentang investor. Selain itu bank kustodian harus selalu mematuhi peraturan perundang-
undangan yang yang mengatur kegiatan kustodian.

4. Pihak Yang Paling Bertanggungjawab Dalam Kontrak Investasi


Kolektif

Dalam KIK-EBA, pihak yang paling bertanggung jawab untuk mewakili KIK-
EBA disebutkan secara tegas dalam Peraturan BAPEPAM Pasal IVB1 dan IVB2.
Peraturan tersebut secara jelas menunjuk MI untuk mewakili KIK-EBA apabila terjadi
permasalahan baik di muka pengadilan maupun di luar hal tersebut.
Meskipun telah ditunjuk secara jelas dalam peraturan Bapepam, Direktur Jenderal Pajak
melalui Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-147/PJ/2003 tentang Pajak
Penghasilan atas Penghasilan Yang Diterima atau Diperoleh KIK-EBA dan Para
Investornya, menunjuk pihak lain yang mewakili KIK-EBA dalam memenuhi kewajiban
perpajakan, yaitu Bank Kustodian.
Di lain pihak, dalam KIK (biasa), baik peraturan-peraturan Bapepam atau tentang
pasar modal dan Direktorat Jenderal Pajak, belum tidak menunjuk pihak yang mewakili
KIK apabila terjadi yang mengharuskan adanya seorang wakil.
Penentuan mengenai pengurus atau pihak yang paling bertanggung jawab untuk
mewakili KIK menimbulkan perdebatan. Apabila dalam penentuan pengertian pengurus
menggunakan pendekatan fungsi maka manajer investasi memiliki fungsi yang lebih
dominan karena manajer investasilah yang dapat memerintahkan bank kustodian atas
aliran uang yang berkaitan dengan investasi. Selain itu, pihak yang wajib melakukan
pernyataan pendaftaran ke Bapepam adalah manajer investasi.
Dalam pendekatan fund administrator, Bank kustodian memiliki kedudukan yang
sangat kuat karena dalam Pasal 56 undang-undang tentang pasar modal disebutkan bahwa
bank kustodian bertindak atas nama pemegang unit penyertaan modal. Dalam praktiknya,
modal-modal yang terkumpul dari para investor diivestasikan oleh manajer investasi
dengan mengatas-namakan bank kustodian. Apabila terdapat keuntungan dari investasi
yang dilakukan oleh manajer investasi maka bank kustodian yang akan melakukan
pembagian sesuai dengan proporsinya masing-masing sebagaimana telah ditentukan
dalam prospektus dan KIK.

KESIMPULAN
Berdasarkan ulasan yang disampaikan maka penanggung jawab reksadana pada dasarnya
tergantung substansi permasalahannya, yang dapat dipaparkan sebagai berikut :
1. Menurut Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-147/PJ/2003 tentang Pajak
Penghasilan atas Penghasilan Yang Diterima atau Diperoleh KIK-EBA dan Para
Investornya, menunjuk pihak lain yang mewakili KIK-EBA dalam memenuhi kewajiban
perpajakan, yaitu Bank Kustodian.
2. Dalam peranannya sebagai penanggungjawab reksadana, bank kustodian
bertanggungjawab atas pengadministrasian dana, sebagai penyimpan dana kolektif,
pengawas dan penyusun laporan keuangan serta pembagian deviden. Jika dimungkinkan
adanya laporan keuangan fiktif maka bank kustodianlah yang paling bertanggungjawab.
3. Dalam peranannya sebagai penganggungjawab alokasi investasi, manajer investasi
merupakan penanggungjawab penuh dalam pembuatan keputusan penanaman investasi di
pasar modal ataukah pasar uang, dalam hal ini adalah konsentrasi portofolio.
4. Dalam peranannya sebagai penanggungjawab tindak pidana dalam proses KIK-EBA,
maka antara bank kustodian dan manajer investasi memiliki tanggungjawab yang sama.
5. Dalam pelaksanaan KIK, wakil pemerintah dalam mengawasi kegiatan secara global
adalah Bapepam yang berada dalam tingkatan tertinggi struktur pelaksanaan KIK.
DAFTAR PUSTAKA

Siamat,Dahlan.2005.Manajemen Lembaga Keuangan edisi kelima.Jakarta:Lembaga Penerbit


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

www.google.com. keyword key “bank kustodian” akses : sabtu, 25 Juli 2009

www.google.com. keyword key “penanggung jawab reksadana KIK” akses : Sabtu, 25 Juli 2009

www.google.com. keyword key “KIK” akses : Sabtu, 25 Juli 2009

You might also like