Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Aditya Tri Rahmadi (08330004887)
Arkhei Rahman S. (08330004903)
Danny Syahril A. (08330004911)
Debrian Ruhut S. (08330004915)
Emi Putri Bardini (08330004923)
Galih Prasetyo (08330004935)
Husni Iswanto (08330004947)
Ruzam Almas (08330004987)
Tino Rahmat Riyadi (08330004995)
Wakhid Ansori (08330005003)
Yudha Pradana (08330005007)
JULI 2009
A. ORIENTASI – INTRODUKSI REKSA DANA
1 Pengertian Reksadana
Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Dimana dalam reksadana terdapat kumpulan saham-saham, obligasi-obligasi atau
sekuritas lainnya yang dimiliki oleh sekelompok pemodal dan dikelola perusahaan
investasi profesional. Dana yang diinvestasikan pada reksadana dari pemodal akan
disatukan dengan dana yang berasal dari pemodal lainnya untuk menciptakan kekuatan
membeli yang jauh lebih besar dibanding mereka harus melakukan investasi sendiri.
Sebab, dengan reksadana dapat memiliki ratusan sekuritas yang berbeda, kesuksesan
reksadana tidak hanya tergantung pada satu atau dua saham. Dana yang berasal dari para
pemegang reksadana ini, dikelola oleh para profesional yang senantiasa memperhatikan
pasar serta menyesuaikan portofolio untuk mencapai kinerja yang paling baik. Terdapat
tiga unsur penting dalam reksadana yaitu adanya kumpulan dana masyarakat atau pool of
funds, investasi dalam bentuk portofolio efek, dan manajer investasi sebagai pengelola
dana.
Kata reksadana berasal dari istilah Mutual Fund. Fund berarti dana, dan mutual
berarti saling menguntungkan. Di Indonesia kemudian dipilih kata dana dan reksa, kalau
digabung menjadi danareksa. Tetapi kemudian dipilih reksadana untuk menghindari
kerancuan arti dengan perusahaan Danareksa yang sudah memasyarakat sekarang ini.
Definisi Reksadana menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8 tahun 1995 :
“Reksadana (mutual fund) adalah institusi jasa keuangan yang menerima uang dari
para pemodal yang kemudian menginvestasikan dana tersebut dalam bentuk portofolio
yang terdiversifikasi pada efek / sekuritas”.
Jadi, reksadana merupakan suatu wadah investasi secara kolektif untuk ditempatkan
dalam portofolio efek berdasarkan kebijakan investasi yang ditetapkan oleh institusi jasa
keuangan. Kegiatan investasi reksadana dapat ditempatkan pada berbagai instrumen efek,
baik di pasar uang maupun pasar modal. Hal ini menunjukkan bahwa reksadana bersifat
fleksibel, karena mampu memberikan berbagai pilihan dan alternatif bagi para investor
sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya dalam berinvestasi.
Sama halnya, dengan sarana investasi lainnya, reksadana selain menghasilkan tingkat
keuntungan tertentu (return) juga mengandung unsur resiko (risk) yang patut
dipertimbangkan. Hanya bedanya resiko yang terkandung dapat diperkecil karena
investasi tersebut dapat didiversifikasi atau disebar dalam bentuk portofolio.
Jadi jelaslah sekarang bahwa reksadana adalah suatu instrumen investasi sedangkan
Danareksa adalah suatu perusahaan investasi.
Selain itu menurut peraturan Bapepam reksadana juga dapat dibagi menjadi 3 macam :
1) Reksadana Konvensional (Sesuai Peraturan Bapepam No. IV.C.3)
Berdasarkan konsentrasi portofolio reksadana, reksadana dibedakan menjadi beberapa
jenis :
1. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds)
Reksadana Pendapatan Tetap adalah reksadana yang melakukan investasi
sekurang-kurangnya 80% (delapan puluh perseratus) dari aktivanya dalam bentuk efek
bersifat utang. Reksadana ini mengkhususkan pada efek yang memberikan pendapatan
secara tetap.
2. Reksadana Saham (Growth Funds)
Reksadana Saham adalah reksadana yang melakukan investasi sekurang-
kurangnya 80% (delapan puluh perseratus) dari aktivanya dalam efek bersifat ekuitas.
Reksadana ini mengupayakan untuk memperoleh capital gain dalam jangka panjang.
3. Reksadana Pasar Uang (Money Market Funds)
Reksadana Pasar Uang adalah reksadana yang hanya melakukan investasi pada
efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1(satu) tahun. Reksadana ini
mengutamakan investasi pada jenis-jenis efek di pasar uang dengan orientasi
pendapatan jangka pendek.
4. Reksadana Campuran (Balanced/Mixed Funds)
Reksadana Campuran adalah reksadana yang melakukan investasi dalam efek
bersifat ekuitas dan efek bersifat utang yang perbandingannya tidak termasuk
Reksadana Pendapatan Tetap dan Reksadana Saham. Reksadana ini mengutamakan
penganekaragaman jenis efek dengan proporsi yang seimbang antara efek ekuitas dan
efek utang.
3) Reksadana Syariah
Reksadana Syariah adalah reksadana sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
pasar modal dan peraturan pelaksanaannya yang akad maupun cara penerbitannya
memenuhi prinsip-prinsip syariah di pasar modal. Reksadana syariah merupakan
reksadana yang membatasi diri untuk berinvestasi hanya pada efek yang tidak
bertentangan dengan syariah. Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-
MUI) telah mengatur investasi pada reksadana syariah dalam fatwa DSN-MUI No.20
/DSN-MUI/IV/2001.
3 Sifat-sifat Reksadana
Berdasarkan sifat operasionalnya, reksadana dapat dibedakan dalam dua jenis :
A. Reksadana Terbuka
Reksadana terbuka dapat berbentuk perseroan atau KIK. Reksadana terbuka adalah
Reksadana yang dapat menawarkan dan membeli kembali saham-saham atau unit
penyertaan dari investor sampai dengan sejumlah saham atau unit penyertaan yang telah
dikeluarkan. Reksadana terbuka merupakan reksadana dimana investor dapat menjual
saham atau unit penyertaannya langsung kepada manajer investasi. Harga saham atau unit
penyertaan ditentukan oleh harga penutupan perdagangan pada hari bursa yang
bersangkutan. Oleh karenanya, investor tidak mengetahui harga jual atau beli dari saham
atau unit penyertaan dan akan diketahui pada hari berikutnya. NAB dalam reksadana
terbuka merupakan harga beli dan sekaligus harga jual bagi investor. Unit penyertaan
reksadana terbuka tidak dicatatkan pada bursa efek sebagaimana reksadana tertutup.
B. Reksadana Tertutup
Reksadana tertutup adalah reksadana yang tidak dapat membeli kembali saham-
saham atau unit penyertaan yang telah dijual kepada investor. Reksadana tertutup
merupakan reksadana dimana transaksi perdagangan saham atau unit penyertaan
dilakukan di bursa, sehingga NAB merupakan indikator harga, karena harga saham
reksadana tergantung pada permintaan dan penawaran di bursa efek. Harga saham
reksadana tertutup selalu dibawah NAB dan keberhasilan penjualan saham tergantung ada
tidaknya investor yang akan membelinya. Bila tidak ada investor lain yang membeli
saham tersebut maka investor tidak akan memperoleh dana secepatnya. Disamping itu,
jumlah saham atau unit penyertaan yang diterbitkan oleh reksadana sama jumlahnya dari
waktu ke waktu, terkecuali adanya tindakan perusahaan (corporate action). Reksadana ini
tertutup dalam hal jumlah saham yang dapat diterbitkan atau dalam hal menerima
masuknya pemodal baru.
4 Unit Penyertaan
Unit penyertaan reksadana pertama kali ditawarkan dengan harga yang sama dengan
harga Rp.1.000 sama dengan nilai aktiva bersih awal yaitu Rp.1.000 per unit penyertaan dan
biasanya ditentukan besarnya investasi minimum untuk pertama kali.
Rumus untuk menghitung banyaknya unit penyertaan adalah sebagai berikut :
Investment
NAV (1 + Fee)
5 Redemption (Penebusan)
Hal ini perlu diketahui karena pemegang reksadana sewaktu-waktu dapat mengadakan
perubahan strategi investasinya sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal pembelian, informasi
yang harus diketahui adalah berapa batas minimum dan maksimum pembelian unit
penyertaan, harga serta cara pembayaran.
Sedangkan dalam hal penjualan kembali pemegang unit penyertaan harus mengetahui
bagaimana cara melakukannya, bagaimana penentuan harga dan biayanya, dan apakah ada
batasan penjualan kembali.
Untuk menghitung besarnya dana yang diterima kembali dari unit penyertaan, maka
digunakan rumus berikut:
Untuk aspek perpajakan KIK-EBA telah jelas diatur dalam bentuk Keputusan Dirjen
Pajak Nomor KEP-147/PJ/2003 tanggal 13 Mei 2003 tentang Pajak Penghasilan Yang
Diterima atau diperoleh KIK-EBA dan Para Investornya. Dalam keputusan tersebut
disebutkan secara jelas bahwa yang dikategorikan dalam transaksi KIK EBA adalah aset
keuangan yang berupa tagihan yang salah satunya adalah kredit pemilikan rumah (KPR).
Disamping itu pada pasal 2 jelas juga diuraikan bahwa pemegang unit penyertaan KIK
EBA, khususnya untuk jenis transaksi pass through perlakuan pajaknya akan diperlakukan
sama dengan anggota perkumpulan modal. Sedangkan atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh KIK EBA dari portofolio aset keuangan akan dikenakan pajak penghasilan
berdasarkan UU Pajak Penghasilan.
Dalam Pasal 5 diuraikan bahwa atas penghasilan yang diterima atau diperoleh pemegang
unit penyertaan KIK EBA arus kas tidak tetap, berupa bagian laba termasuk keuntungan
modal dari penjualan unit penyertaan, dikecualikan sebagai Objek Pajak berdasarkan pasal 4
ayat (3) huruf i Undang-undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah diubah terakhir dalam Undang-undang No.17 tahun 2000.
Semenjak adanya aturan tentang KIK EBA hingga saat ini, belum ada satupun transaksi
yang dapat diselesaikan (closing). Hal ini disebabkan oleh adanya pemahaman yang berbeda
dalam penerapan akuntansi untuk PSAK 50 dan 55, terutama terkait dengan Consolidation
Basis dan Derecognition.
Untuk isu consolidation basis, adalah tentang perlakuan atas laporan keuangan KIK EBA
harus dikonsolidasikan dengan laporan keuangan originator? Sedangkan untuk isu
derecognition, adalah derecognize untuk status transfer aset keuangan dari originator kepada
KIK EBA?
Perlu diingat bahwa KIK EBA sebagai suatu SPV/SPC dalam transaksi sekuritisasi dibentuk
untuk kepentingan investor, sehingga tidak di bawah kendali atau bahkan diatur aktivitasnya
oleh originator. Disamping itu, setelah ditransfernya aset keuangan, maka peran originator
berubah menjadi servicer (penyedia jasa) dan selanjutnya tidak ada lagi kepentingan
originator dalam transaksi tersebut. Peran servicer lah dalam mengelola aset keuangan
selanjutnya, sehingga untuk kegiatan dimaksud servicer akan menerima fee atas
pengelolaannya. Jika servicer mengelola secara baik aset keuangan tersebut, maka potensi
residual value*) yang diterima akan menjadi hak servicer. Sehingga hal-hal yang berkaitan
dengan permasalahan perlakuan akuntansi berkaitan dengan konsolidasi dan derecognition
dapat lebih mudah jika accounting advisor dapat memandang dari aspek tersebut di atas.
a. Lembaga penitipan dan pengamanan. Semua dana dan Efek yang terkumpul dari
reksa dana disimpan dan berada dibawah pengawasan bank kustodian.
b. Administrasi. Menghitung Net Asset Value atau NAB (Nilai Aktiva Bersih) dari
setiap jenis reksadana KIK setiap akhir hari bursa yang untuk selanjutnya
diumumkan kepada masyarakat via koran atau internet.
c. Transfer agent. Melakukan pencatatan seluruh pembelian maupun penebusan
/pencairan (redemption) oleh masyarakat pemodal serta mencatat setiap account
nasabah. Disamping itu memberikan surat konfirmasi sebagai tanda bukti pembelian,
pencairan atau pemindahan (switching) antar jenis reksa dana.
2. Prospektus
Prospektus merupakan hal pertama yang harus dipelajari sebelum berinvestasi
atau membeli reksadana, bagi kebanyakan orang prospektus hanyalah bacaan yang agak
membosankan, tetapi di dalam prospektuslah semua tentang reksadana ada, termasuk
strategi investasi (tujuan investasi, jenis portfolio dan kebijakan investasinya), resiko dan
biaya,. Informasi yang terdapat dalam prospektus yang akan dijadikan acuan investor
dalam memilih manajer investasi serta reksadana yang sesuai dengan kebutuhannya.
Dalam KIK-EBA, pihak yang paling bertanggung jawab untuk mewakili KIK-
EBA disebutkan secara tegas dalam Peraturan BAPEPAM Pasal IVB1 dan IVB2.
Peraturan tersebut secara jelas menunjuk MI untuk mewakili KIK-EBA apabila terjadi
permasalahan baik di muka pengadilan maupun di luar hal tersebut.
Meskipun telah ditunjuk secara jelas dalam peraturan Bapepam, Direktur Jenderal Pajak
melalui Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-147/PJ/2003 tentang Pajak
Penghasilan atas Penghasilan Yang Diterima atau Diperoleh KIK-EBA dan Para
Investornya, menunjuk pihak lain yang mewakili KIK-EBA dalam memenuhi kewajiban
perpajakan, yaitu Bank Kustodian.
Di lain pihak, dalam KIK (biasa), baik peraturan-peraturan Bapepam atau tentang
pasar modal dan Direktorat Jenderal Pajak, belum tidak menunjuk pihak yang mewakili
KIK apabila terjadi yang mengharuskan adanya seorang wakil.
Penentuan mengenai pengurus atau pihak yang paling bertanggung jawab untuk
mewakili KIK menimbulkan perdebatan. Apabila dalam penentuan pengertian pengurus
menggunakan pendekatan fungsi maka manajer investasi memiliki fungsi yang lebih
dominan karena manajer investasilah yang dapat memerintahkan bank kustodian atas
aliran uang yang berkaitan dengan investasi. Selain itu, pihak yang wajib melakukan
pernyataan pendaftaran ke Bapepam adalah manajer investasi.
Dalam pendekatan fund administrator, Bank kustodian memiliki kedudukan yang
sangat kuat karena dalam Pasal 56 undang-undang tentang pasar modal disebutkan bahwa
bank kustodian bertindak atas nama pemegang unit penyertaan modal. Dalam praktiknya,
modal-modal yang terkumpul dari para investor diivestasikan oleh manajer investasi
dengan mengatas-namakan bank kustodian. Apabila terdapat keuntungan dari investasi
yang dilakukan oleh manajer investasi maka bank kustodian yang akan melakukan
pembagian sesuai dengan proporsinya masing-masing sebagaimana telah ditentukan
dalam prospektus dan KIK.
KESIMPULAN
Berdasarkan ulasan yang disampaikan maka penanggung jawab reksadana pada dasarnya
tergantung substansi permasalahannya, yang dapat dipaparkan sebagai berikut :
1. Menurut Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-147/PJ/2003 tentang Pajak
Penghasilan atas Penghasilan Yang Diterima atau Diperoleh KIK-EBA dan Para
Investornya, menunjuk pihak lain yang mewakili KIK-EBA dalam memenuhi kewajiban
perpajakan, yaitu Bank Kustodian.
2. Dalam peranannya sebagai penanggungjawab reksadana, bank kustodian
bertanggungjawab atas pengadministrasian dana, sebagai penyimpan dana kolektif,
pengawas dan penyusun laporan keuangan serta pembagian deviden. Jika dimungkinkan
adanya laporan keuangan fiktif maka bank kustodianlah yang paling bertanggungjawab.
3. Dalam peranannya sebagai penganggungjawab alokasi investasi, manajer investasi
merupakan penanggungjawab penuh dalam pembuatan keputusan penanaman investasi di
pasar modal ataukah pasar uang, dalam hal ini adalah konsentrasi portofolio.
4. Dalam peranannya sebagai penanggungjawab tindak pidana dalam proses KIK-EBA,
maka antara bank kustodian dan manajer investasi memiliki tanggungjawab yang sama.
5. Dalam pelaksanaan KIK, wakil pemerintah dalam mengawasi kegiatan secara global
adalah Bapepam yang berada dalam tingkatan tertinggi struktur pelaksanaan KIK.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com. keyword key “penanggung jawab reksadana KIK” akses : Sabtu, 25 Juli 2009