You are on page 1of 18

Ketika suatu hari, setelah makan siang, tiba-tiba Om Bayu berkata kepadaku, Rin..

kita main dokter-dokteran yuk.., sekalian Rini, Om periksa beneran, mumpung gra
tis .
Memang kata ayah dahulu Om Bayu pernah kuliah di fakultas kedokteran, namun putu
s di tengah jalan karena menikah dan kesulitan biaya kuliah.
Ayoo.. , sambutku dengan polos tampa curiga.
Kemudian Om Bayu mengajakku ke kamarnya, lalu mengambil sesuatu dari lemarinya,
rupanya ia mengambil stetoskop, mungkin bekas yang dipakainya ketika kuliah dulu
.
Nah Rin, kamu buka deh bajumu, terus tiduran di ranjang .
Mula-mula aku agak ragu-ragu. Tapi setelah melihat mukanya yang bersungguh-sungg
uh akhirnya aku menurutinya.
Baik Om , kataku, lalu aku membuka kaosku, dan mulai hendak berbaring.
Namun Om Bayu bilang, Lho.. BH-nya sekalian dibuka dong.., biar Om gampang meriks
anya .
Aku yang waktu itu masih polos, dengan lugunya aku membuka BH-ku, sehingga kini
terlihatlah buah dadaku yang masih mengkal.
Wah.., kamu memang benar-benar cantik Rin.. , kata Om Bayu.
Kulihat matanya tak berkedip memandang buah dadaku, dan aku hanya tertunduk malu
.
Setelah telentang di atas ranjang, dengan hanya memakai rok mini saja, Om Bayu m
ulai memeriksaku. Mula-mula di tempelkannya stetoskop itu di dadaku, rasanya din
gin, lalu Om Bayu menyuruhku bernafas sampai beberapa kali, setelah itu Om Bayu
mencopot stetoskopnya. Kemudian sambil tersenyum kepadaku, tangannya menyentuh l
enganku, lalu mengusap-usapnya dengan lembut.
Waah.. kulit kamu halus ya, Rin.. Kamu pasti rajin merawatnya , katanya. Aku diam s
aja, aku hanya merasakan sentuhan dan usapan lembut Om Bayu.
Kemudian usapan itu bergerak naik ke pundakku. Setelah itu tangan Om Bayu meraya
p mengusap perutku. Aku hanya diam saja merasakan perutku diusap-usapnya, sentuh
an Om Bayu benar-benar terasa lembut, dan lama-kelamaan terus terang aku mulai j
adi agak terangsang oleh sentuhannya, sampai-sampai bulu tanganku merinding dibu
atnya. Lalu Om Bayu menaikkan usapannya ke pangkal bawah buah dadaku yang masih
mengkal itu, mengusap mengitarinya, lalu mengusap buah dadaku. Ih.., baru kali i
ni aku merasakan yang seperti itu, rasanya halus, lembut, dan geli, bercampur me
njadi satu. Namun tidak lama kemudian, Om Bayu menghentikan usapannya. Dan aku k
ira.. yah, hanya sebatas ini perbuatannya. Tapi kemudian Tom Bayu bergerak ke ar
ah kakiku.
Nah.., sekarang Om periksa bagian bawah yah.. , katanya. Setelah diusap-usap sepert
i tadi yang terus terang membuatku agak terangsang, aku hanya bisa mengangguk pe
lan saja. Saat itu aku masih mengenakan rok miniku, namun tiba-tiba Om Bayu mena
rik dan meloloskan celana dalamku. Tentu saja aku keget setengah mati.
Ih.., Om kok celana dalam Rini dibuka..? , kataku dengan gugup.
Lho.., khan mau diperiksa.., pokoknya Rini tenang aja.. , katanya dengan suara lemb
ut sambil tersenyum, namun tampaknya mata dan senyum Om Bayu penuh dengan maksud
tersembunyi. Tetapi saat itu aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa.
Setelah celana dalamku diloloskan oleh Om Bayu, dia duduk bersimpuh di hadapan k
akiku. Matanya tak berkedip menatap vaginaku yang masih mungil, dengan bulu-bulu
nya yang masih sangat halus dan tipis. Lalu kedua kakiku dinaikkan ke pahanya, s
ehingga pahaku menumpang di atas pahanya. Lalu Om Bayu mulai mengelus-elus betis
ku, halus dan lembut sekali rasanya, lalu diteruskan dengan perlahan-lahan merab
a-raba pahaku bagian atas, lalu ke paha bagian dalam. Hii.., aku jadi merinding
rasanya.
Ooomm.. , suaraku lirih.
Tenang sayang.., pokoknya nanti kamu merasa nikmat.. , katanya sambil tersenyum.
Om Bayu lalu mengelus-elus selangkanganku, perasaanku jadi makin tidak karuan ra
sanya.
Kemudian, dengan jari telunjuknya yang besar, Om Bayu menggesekkannya ke bibir v
aginaku dari bawah ke atas.
aahh.., Ooomm.. , jeritku lirih.
Ssstt.., hmm.., nikmat.., kan..? , katanya.
Mana mampu aku menjawab, malahan Om Bayu mulai meneruskan lagi menggesekkan jari
nya berulang-ulang. Tentu saja ini membuatku makin tidak karuan, aku menggelinja
ng-gelinjang, menggeliat-geliat ke sana-ke mari.
Ssstthh.., aahh.., Ooomm.., aahh.. , eranganku terdengar lirih, dunia serasa berput
ar-putar, kesadaranku bagaikan terbang ke langit. Vaginaku rasanya sudah basah s
ekali karena aku memang benar-benar sangat terangsang sekali.
Setelah Om Bayu merasa puas dengan permainan jarinya, dia menghentikan sejenak p
ermainannya itu, tapi kemudian wajahnya mendekati wajahku, aku yang belum berpen
galaman sama sekali, dengan pikiran yang antara sadar dan tidak sadar, hanya bis
a melihatnya pasrah tanpa mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi. Wajahnya
semakin dekat, kemudian bibirnya mendekati bibirku, lalu ia mengecupku dengan le
mbut, rasanya geli, lembut, dan basah. Namun Om Bayu bukan hanya mengecup, ia la
lu melumat habis bibirku sambil memainkan lidahnya, Hii.., rasanya jadi makin ge
li.., apalagi ketika lidah Om Bayu memancing lidahku, sehingga aku tidak tahu ke
napa, secara naluri jadi terpancing, sehingga lidahku dengan lidah Om Bayu salin
g bermain, membelit-belit, tentu saja aku jadi semakin nikmat kegelian.
Kemudian Om Bayu mengangkat wajahnya dan memundurkan badannya. Entah permainan a
pa lagi yang akan diperbuatnya pikirku, aku toh sudah pasrah. Dan eh.., gila..,
tiba-tiba badannya dimundurkan ke bawah dan Om Bayu tengkurap di antara kedua ka
kiku yang otomatis terkangkang, kepalanya berada tepat di atas kemaluanku dan Om
Bayu dengan cepat menyeruakkan kepalanya ke selangkanganku, kedua pahaku dipega
ngnya dan diletakkan di atas pundaknya, sehingga kedua paha bagian dalamku seper
ti menjepit kepala Om Bayu. Aku sangat terkejut dan mencoba memberontak, akan te
tapi kedua tangannya memegang pahaku dengan kuat, lalu tanpa sungkan-sungkan lag
i Om Bayu mulai menjilati bibir vaginaku.
aa.., Ooomm..! , aku menjerit, walaupun lidah Om Bayu terasa lembut, namun jilatann
ua itu terasa menyengat vaginaku dan menjalar ke seluruh tubuhku, namun Om Bayu
yang telah berpengalaman itu, justru menjilati habis-habisan bibir vaginaku, lal
u lidahnya masuk ke dalam vaginaku, dan menari-nari di dalam vaginaku. Lidah Om
Bayu mengait-ngait ke sana-ke mari menjilat-jilat seluruh dinding vaginaku. Tent
u saja aku makin menjadi-jadi, badanku menggeliat-geliat dan terhentak-hentak, s
edangkan kedua tanganku mencoba mendorong kepalanya dari kemaluanku. Akan tetapi
usahaku itu sia-sia saja, Om Bayu terus melakukan aksinya dengan ganas. Aku han
ya bisa menjerit-jerit tidak karuan.
aahh.., Ooomm.., jaangan.., jaanggann.., teerruskaan.., ituu.., aa.., aaku.., nnd
aak.., maauu.., geellii.., stoopp.., tahaann.., aahh! .
Aku menggelinjang-gelinjang seperti kesurupan, menggeliat ke sana-ke mari antara
mau dan tidak biarpun ada perasaan menolak akan tetapi rasa geli, bercampur den
gan kenikmatan yang teramat sangat mendominasi seluruh badanku. Om Bayu dengan k
uat memeluk kedua pahaku di antara pipinya, sehingga walaupun aku menggeliat ke
sana-ke mari, namun Om Bayu tetap mendapatkan yang diinginkannya. Jilatan-jilata
n Om Bayu benar-benar membuatku bagaikan orang lupa daratan, vaginaku sudah bena
r-benar banjir dibuatnya, hal ini membuat Om Bayu menjadi semakin liar, ia bukan
cuma menjilat-jilat, bahkan menghisap, menyedot-nyedot vaginaku. Cairan lendir
vaginaku bahkan disedot Om Bayu habis-habisan. Sedotan Om Bayu di vaginaku sanga
t kuat, membuatku jadi samakin kelonjotan.
Kemudian Om Bayu sejenak menghentikan jilatannya. Dengan jarinya ia membuka bibi
r vaginaku, lalu di sorongkan sedikit ke atas. Aku saat itu tidak tahu apa maksu
d Om Bayu, rupanya Om Bayu mengincar clitorisku. Dia menjulurkan lidahnya, lalu
dijilatnya clitorisku.
aahh.. , tentu saja aku menjerit keras sekali, aku merasa seperti kesetrum, karena
ternyata itu bagian yang paling sensitif buatku. Begitu kagetnya aku merasakanny
a, aku sampai menggangkat pantatku. Om Bayu malah menekan pahaku ke bawah, sehin
gga pantatku nempel lagi ke kasur, dan terus menjilati clitorisku sambil dihisap
-hisapnya.
aa.., Ooomm.., aauuhh.., aahh! , jeritku semakin menggila. Tiba-tiba aku merasakan
sesuatu yang teramat sangat, yang ingin keluar dari dalam vaginaku, seperti mau
pipis, dan aku tak kuat menahannya, namun Om Bayu yang sepertinya sudah tahu, ma
lahan menyedot clitorisku dengan kuatnya.
Ooomm.., aa! , tubuhku terasa tersengat tegangan tinggi, seluruh tubuhku menegang,
tak sadar kujepit dengan kuat pipi Om Bayu dengan kedua pahaku di selangkanganku
. Lalu tubuhku bergetar bersamaan dengan keluarnya cairan vaginaku banyak sekali
, dan tampaknya Om Bayu tidak menyia-nyiakannya disedotnya vaginaku, dihisapnya
seluruh cairan vaginaku. Tulang-tulangku terasa luluh lantak, lalu tubuhku teras
a lemas sekali. Aku tergolek lemas.
Om Bayu kemudian bangun dan mulai melepaskan pakaiannya. Aku, yang baru pertama
kali mengalami orgasme, merasakan badanku lemas tak bertenaga, sehingga hanya bi
sa memandang saja apa yang sedang dilakukan oleh Om Bayu. Mula-mula Om Bayu memb
uka kemejanya yang dilemparkan ke sudut kamar, kemudian secara cepat dia melepas
kan celana panjangnya, sehingga sekarang dia hanya memakai CD saja. Aku agak nge
ri juga melihat badannya yang tinggi besar itu tidak berpakaian. Akan tetapi ket
ika tatapan mataku secara tak sengaja melihat ke bawah, aku sangat terkejut meli
hat tonjolan besar yang masih tertutup oleh CD-nya, mecuat ke depan. Kedua tanga
n Om Bayu mulai menarik CD-nya ke bawah secara perlahan-lahan, sambil matanya te
rus menatapku.
Pada waktu badannya membungkuk untuk mengeluarkan CD-nya dari kedua kakinya, aku
belum melihat apa-apa, akan tetapi begitu Om Bayu berdiri tegak, darahku mendad
ak serasa berhenti mengalir dan mukaku menjadi pucat karena terkejut melihat ben
da yang berada di antara kedua paha atas Om Bayu. Benda tersebut bulat panjang d
an besar dengan bagian ujungnya yang membesar bulat berbentuk topi baja tentara.
Benda bulat panjang tersebut berdiri tegak menantang ke arahku, panjangnya kura
ng lebih 20 cm dengan lingkaran sebesar 6 cm bagian batangnya dilingkarin urat y
ang menonjol berwarna biru, bagian ujung kepalanya membulat besar dengan warna m
erah kehitam-hitaman mengkilat dan pada bagian tengahnya berlubang di mana terli
hat ada cairan pada ujungnya. Rupanya begitu yang disebut kemaluan laki-laki, ta
mpaknya menyeramkan. Aku menjadi ngeri, sambil menduga-duga, apa yang akan dilak
ukan Om Bayu terhadapku dengan kemaluannya itu.
Melihat ekspresi mukaku itu, Om Bayu hanya tersenyum-senyum saja dan tangan kiri
nya memegang batang kemaluannya, sedangkan tangan kanannya mengelus-elus bagian
kepala kemaluannya yang kelihatan makin mengkilap saja. Om Bayu kemudian berjala
n mendekat ke arahku yang masih telentang lemas di atas tempat tidur. Kemudian O
m Bayu menarik kedua kakiku, sehingga menjulur ke lantai sedangkan pantatku bera
da tepat di tepi tempat tidur. Kedua kakiku dipentangkannya, sehingga kedua paha
ku sekarang terbuka lebar. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, karena badanku masih
terasa lemas. Mataku hanya bisa mengikuti apa yan sedang dilakukan oleh Om Bayu.
Kemudian dia mendekat dan berdiri tepat diantara kedua pahaku yang sudah terbuka
lebar itu. Dengan berlutut di lantai di antara kedua pahaku, kemaluannya tepat
berhadapan dengan kemaluanku yang telah terpentang itu. Tangan kirinya memegang
pinggulku dan tangan kanannya memegang batang kemaluannya. Kemudian Om Bayu mene
mpatkan kepala kemaluannya pada bibir kemaluanku yang belahannya kecil dan masih
tertutup rapat. Kepala kemaluannya yang besar itu mulai digosok-gosokannya sepa
njang bibir kemaluanku, sambil ditekannya perlahan-lahan. Suatu perasaan aneh mu
lai menjalar ke kesuluruhan tubuhku, badanku terasa panas dan kemaluanku terasa
mulai mengembung, aku agak menggeliat-geliat kegelian atas perbuatan Om Bayu itu
dan rupanya reaksiku itu makin membuat Om Bayu makin terangsang. Dengan mesra O
m Bayu memelukku, lalu mengecup bibirku.
Gimana Rin.., nikmat khan..? , bisik Om Bayu mesra di telingaku, namun aku sudah ta
k mampu menjawabnya, nafasku tinggal satu-satu, aku hanya bisa mengangguk sambil
tersipu malu. Aku sudah tidak berdaya diperlakukan begini oleh Om Bayu dan tida
k pernah kusangka, karena sehari-hari Om Bayu sangat sopan dan ramah.
Selanjutnya tangan Om Bayu yang satu merangkul pundakku dan yang satu di bawah m
emegang penisnya sambil digosok-gosokkan ke bibir kemaluanku, hal ini makin memb
uatku menjadi lemas ketika merasakan kemaluan yang besar menyentuh bibir kemalua
nku, aku merasa takut tapi kalah dengan nikmatnya permainan Om Bayu, di samping
pula ada perasaan bingung yang melanda pikiranku. Kemaluan Om Bayu yang besar it
u sudah amat keras dan kakiku makin direnggangkan oleh Om Bayu sambil salah satu
dari pahaku diangkat sedikit ke atas. Aku benar-benar setengah sadar dan pasrah
tanpa bisa berbuat apa-apa. Kepala kemaluannya mulai ditekan masuk ke dalam lub
ang kemaluanku dan dengan sisa tenaga yang ada aku mencoba mendorong badan Om Ba
yu untuk menahan masuknya kemaluannya itu, tapi Om Bayu bilang tidak akan dimasu
kkan semua cuma ditempelkan saja. Saya membiarkan kemaluannya itu ditempelkan di
bibir kemaluanku.
Tapi selang tak lama kemudian perlahan-lahan kemaluannya itu ditekan-tekan ke da
lam lubang vaginaku, sampai kepala penisnya sedikit masuk ke bibir dan lubang va
ginaku. Kemaluanku menjadi sangat basah, dengan sekali dorong kepala penis Om Ba
yu ini masuk ke dalam lubang vaginaku, gerakan ini membuatku terkejut karena tid
ak menyangka Om Bayu akan memasukan penisnya ke dalam kemaluanku seperti apa yan
g dikatakan olehnya. Sodokkan penis Om Bayu ini membuat kemaluanku terasa mengem
bang dan sedikit sakit, seluruh kepala penis Om Bayu sudah berada di dalam luban
g kemaluanku dan selanjutnya Om Bayu mulai menggerakkan kepala penisnya masuk da
n keluar dan selang sesaat aku mulai menjadi biasa lagi, perasaan nikmat mulai m
enjalar ke seluruh tubuhku, terasa ada yang mengganjal dan membuat kemaluanku se
rasa penuh dan besar, tampa sadar dari mulutku keluar suara, Ssshh.., sshh.., aah
h. oohh.., Ooomm.., Ooomm.., eennaak.., eennaak! Aku mulai terlena saking nikmat
nya dan pada saat itu, tiba-tiba Om Bayu mendorong penisnya dengan cepat dan kua
t, sehingga penisnya menerobos masuk lebih dalam lagi dan merobek selaput daraku
dan akupun menjerit karena terasa sakit pada bagian dalam vaginaku oleh penis O
m Bayu yang terasa membelah kemaluanku.
aadduuhh.., saakkiitt.., Ooomm.., sttoopp.., sttoopp.., jaangaan.., diterusin , aku
meratap dan kedua tanganku mencoba mendorong badan Om Bayu, tapi sia-sia saja.
Om Bayu mencium bibirku dan tangannya yang lain mengelus-elus buah dadaku untuk
menutupi teriakan dan menenangkanku. Tangannya yang lain menahan bahuku sehingga
aku tidak dapat berkutik. Badanku hanya bisa menggeliat-geliat dan pantatku kuc
oba menarik ke atas tempat tidur untuk menghindari tekanan penis Om Bayu ke dala
m liang vaginaku, tapi karena tangan Om Bayu menahan pundakku, maka aku tidak da
pat menghindari masuknya penis Om Bayu lebih dalam ke liang vaginaku. Rasa sakit
masih terasa olehku dan Om Bayu membiarkan penisnya diam saja tanpa bergerak sa
ma sekali untuk membuat kemaluanku terbiasa dengan penisnya yang besar itu.
Om.., kenapa dimasukkan semua, kan.., janjinya hanya digosok-gosok saja? , kataku d
engan memelas, tapi Om Bayu tidak bilang apa-apa hanya senyum-senyum saja.
Aku merasakan kemaluan Om Bayu itu, terasa besar dan mengganjal rasanya memadati
seluruh relung-relung di dalam vaginaku. Serasa sampai ke perutku karena panjan
gnya penis Om Bayu tersebut. Waktu saya mulai tenang, Om Bayu kemudian mulai mem
ainkan pinggulnya maju mundur sehingga penisnya memompa kemaluanku. Badanku ters
entak-sentak dan menggelepar-gelepar, sedang dari mulutku hanya bisa keluar suar
a, Ssshh.., sshh.., oohh.., oohh , dan tiba-tiba perasaan dahsyat melanda keseluruh
an tubuhku, bayangan hitam menutupi seluruh pandanganku, sesaat kemudian kilatan
cahaya serasa berpendar di mataku. Sensasi itu sudah tidak bisa dikendalikan la
gi oleh pikiran normalku, seluruh tubuhku diliputi sensasi yang siap meledak. Bu
ah dadaku terasa mengeras dan puting susuku menegang ketika sensasi itu kian men
guat, membuat tubuhku terlonjak-lonjak di atas tempat tidur. Seluruh tubuhku mel
edak dalam sensasi, jari-jariku menggengam alas tempat tidur erat-erat, tubuhku
bergetar, mengejang, meronta di bawah tekanan tubuh Om Bayu ketika aku mengalami
orgasme yang dahsyat. Aku merasakan kenikmatan berdesir dari vaginaku, menghant
arkan rasa nikmat ke seluruh tubuhku selama beberapa detik terasa tubuhku melaya
ng-layang dan tak lama kemudian terasa terhempas lemas tak bedaya, tergeletak le
mah di atas tempat tidur dengan kedua tangan yang terentang dan kedua kaki terka
ngkang menjulur di lantai.
Melihat keadaanku Om Bayu makin terangsang, sehingga dengan ganasnya dia mendoro
ng pantatnya menekan pinggulku rapat-rapat, sehingga seluruh batang penisnya ter
benam dalam kemaluanku. Aku hanya bisa menggeliat lemah karena setiap tekanan ya
ng dilakukannya, terasa clitorisku tertekan dan tergesek-gesek oleh batang penis
nya yang besar dan berurat itu. Hal ini menimbulkan kegelian yang tidak terperik
an. Hampir sejam lamanya Om Bayu mempermainkanku sesuka hatinya, dan saat itu pu
la aku beberapa kali mengalami orgasme dan setiap itu terjadi, selama 1 menit ak
u merasakan vaginaku berdenyut-denyut dan menghisap kuat penis Om Bayu, sampai a
khirnya pada suatu saat Om Bayu berbisik dengan sedikit tertahan, Ooohh.., Riinn.
., Riinn.., aakkuu.., maau.., keluar!, Ooohh.., aahh.., hhmm.., oouuhh! .
Tiba-tiba Om Bayu bangkit dan mengeluarkan penisnya dari vaginaku. Sedetik kemud
ian, Ccret.., crett.., crett , spermanya berloncatan dan tumpah tepat di atas perut
ku. Tangannya dengan gerakan sangat cepat mengocok-ngocok batang penisnya seolah
ingin mengeluarkan semua spermanya tanpa sisa.
aahh.. , Om Bayu mendesis panjang dan kemudian menarik napas lega. Dibersihkannya s
perma yang tumpah di perutku. Setelah itu kami tergolek lemas sambil mengatur na
pas kami yang masih agak memburu sewaktu mendaki puncak kenikmatan tadi. Dipanda
nginya wajahku yang masih berpeluh untuk kemudian disekanya. Dikecupnya lembut b
ibirku dan tersenyum.
Terima kasih, sayang.. , bisik Om Bayu dengan mesra. Dan akhirnya aku yang sudah am
at lemas terlelap di pelukan Om Bayu.
Setelah kejadian itu, pada mulanya aku benar-benar merasa gamang, perasaan-peras
an aneh berkecamuk dalam diriku, walaupun ketika waktu itu, saat aku bangun dari
tidurku Om Bayu telah berupaya menenangkanku dengan lembut. Namun entah kenapa,
setelah beberapa hari kemudian, kok rasanya aku jadi kepengin lagi, memang kala
u diingat-ingat sebenarnya nikmat juga sih. Jadi sepulang sekolah aku mampir ke
rumah Om Bayu, tentu saja aku malu mengatakannya, aku hanya pura-pura ngobrol ke
sana-ke mari, sampai akhirnya Om Bayu menawarkan lagi untuk main-main seperti k
emarin dulu, barulah aku menjawabnya dengan mengangguk malu-malu. Begitulah kisa
h pengalamanku, ketika pertamakalinya aku merasakan kenikmatan hubungan seks.
Waktu itu tepatnya ketika aku pulang kuliah dan sedang menunggu angkutan umum (j
am 8.00 malam). Waktu itu hujan turun lumayan deras, aku menunggu tapi mobil ang
kutan selalu saja penuh dan jalanan pun semakin sepi dan aku sudah basah kuyup t
ak karuan. Tiba-tiba aku melihat sebuah mobil sedan berhenti tepat di depanku. A
ku melihat pengemudinya kira-kira berumur 45 tahun, beliau menawarkan tumpangan
kepadaku, aku pun menerimanya karena takut tidak bisa pulang. Beliau memperkenal
kan dirinya sebagai Pak Budi. Di sepanjang perjalanan beliau mengajakku berbicar
a kesana kemari. Beliau menawarkan kepadaku untuk berganti pakaian di rumahnya k
arenabeliau mempunyai putri yang seusia denganku. Aku menerima tawaran beliau ka
rena percaya kepadanya. Akhirnya kami sampai di sebuah komplek perumahan, ketika
aku masuk rumah itu gelap gulita, tak ada penghuninya. Pak Budi mengatakan mung
kin putrinya belum kembali dari kuliah. Aku mengangguk tanpa curiga. Pak Budi me
mbawakan aku piyama putrinya, beliau menyuruhku untukmengganti bajuku di kamar p
utrinya. Aku mengganti pakaianku tanpa menanggalkan BH dan CD-ku.
Ketika aku keluar, Pak Budi sedang duduk di sofa sambil meminum teh, beliau memp
ersilakan aku duduk di sebelahnya. Kami pun mengobrol tanpa canggung lagi. Tiba-
tiba Pak Budi menjamah keningku. Aduh.. badanmu hangat begini? ucap beliau sambil
menatapku tajam. Aku hanya tersenyum sekaligus kaget. Entah kenapa Pak Budi meng
elus-elus rambutku yang masih basah, aku pun hanya terdiam karena kaget dan tak
kuasa menolaknya. Sentuhan-sentuhan beliau turun keleherku. Aku merasakan sensas
i aneh yang mampu membuatku merinding geli, dan akhirnya Pak Budi mendaratkan bi
birnya di bibirku, setengah kaget mataku melotot memandang Pak Budi. Tapi Pak Bu
di malah menciumku lagi, aku berontak, tapi tak berhasil, malah rengkuhan tangan
nya semakin kuat kurasakan. Lama kelamaan aku mulai terhanyut dan membalas ciuma
n Pak Budi walaupunciumanku belum sempurna. Mungkin karena didorong rasa ingin t
ahu aku membiarkan Pak Budi bertindak lebih jauh. Ciumannya mulai turun ke leher
ku, aku merasa geli sekaligus kenikmatan yang tiada duanya. Rasanya sarafku akan
putus saat lidahnya menjilati leherku. Pak Budimendorongku hingga aku terbaring
di lantai permadani, sambil terus menciumi dan menjilati wajahdan leherku. Deng
an lincah tangan-tangan Pak Budi kurasakan sedang bermain-main di atas dadaku, b
eliau membuka kancing piyamaku. Entah mengapa aku tak melawannya saat Pak Budi b
erhasil meloloskan semua pakaianku hingga aku telanjang.
Aku berteriak pelan bagai disengat sesuatu saat lidahnya kurasakan mendarat di a
tas putingsusuku. Pak Budi meremas susuku yang kiri dan mengulum yang kanan, mm.
. aku bergetar tak karuan. Belum selesai dengan kenikmatan yang aku rasakan Pak
Budi meneruskannya dengan menghisap susuku seperti bayi. Aku menggelinjang kenik
matan, ahh.. birahiku semakin naik. Pak Budi berdiri melepaskan pakaiannya hingg
a telanjang. Aku hanya terdiam menatap wajah PakBudi. Kemudian beliau berjongkok
di samping tubuhku dan mulai menjilati dari samping sambil terus meremas-remas
susuku, hingga aku lemas tak berdaya. Nafasku semakin tak beraturan karena tak t
ahan akan ciuman dan jilatan Pak Budi. Ciumannya turun ke perutku dan.. Akhh.. aku
menjerit keras saat kurasakan lidahnya menjilati selangkanganku. Kakiku berontak
dengan berusaha menendangnya. Tapi tangan Pak Budi begitu kuat mencengkram kedu
a pahaku. Aku mendesah semakin kuat saat kurasakan lidah Pak Budi menyentuh vagi
naku.
Pak Budi seakan tak peduli, beliau terus menjilati vaginaku, dan mengobok-obokny
a dengan tempo yang teratur. Teriakan-teriakan kenikmatan keluar dari bibirku sa
at Pak Budi menghisap vaginakudenga kuat. Ohh.. uuhh.. ohh.. aku merasakan enak se
kaligus geli yang amat sangatdahsyat. Pak Budi mempercepat tempo jilatan dan ciu
mannya di vaginaku, hingga aku merasa akan meledak. Aku berteriak seenaknya, Sial
.. aduh.. ohh.. aduhh.. sayangg.. teriakankumalah membuat Pak Budi semakin bernaf
su, beliau menghisap klitorisku dengan kuat hingga tubuhkumengejang, Oohh.. hh.. a
ku merasakan orgasme. Aku merasakan vaginaku berdenyut-denyut, tubuhku lemas dan
kakiku menjepit kepala Pak Budi. Pak Budi bangkit dan berjongkok di samping tub
uhku beliau menyuruhku menyetubuhi penisnya yang lumayan besar itu. Aku yang sud
ah lupasegalanya menurutinya. Aku mulai menjilati dan mengocok-ngocok penisnya d
i mulutku. Tangan beliau pun masih tetap meremas-remas susuku. Aku hisap dan kuc
ium-cium kepala penisnya. Pak Budi melenguh seiring hisapanku yang semakin kuat,
beliau pun meremas susuku semakin kuat, hingga aku semakin bersemangat dan liar
.
Desahan Pak Budi membuatku tak tahan, karena aku mulai merasakan vaginaku pun mu
lai basah.
Ohh.. sayangg.. pinter.. isepp.. teruss.. ohh.. isepp.. sayangg.. ohh.. desahan Pa
k Budi membuatku semakin gila, dan Pak Budi berteriak keras.
Ahh..
Crot.. crott..
Sperma Pak Budi menyemprot masuk ke mulutku, aku tersedak dan terbatuk-batuk, ak
u melepaskan penis Pak Budi. Cairan aneh yang kurasakan ada di mulutku, membuat
aku mual dan ingin memuntahkannya, tapi Pak Budi malah mencium bibirku dan menji
lati cairan sperma yang tersisadi wajah dan bibirku.
Pak Budi kemudian merenggangkan kedua pahaku, beliau mengarahkan penisnya ke vag
inaku dan menggesek-gesekkanya, aku merasakan nikmat-nikmat geli. Beliau mencoba
memasukannya lebih dalam tapi aku berteriak. Aduhh.. sakitt.. ucapku sambil merin
gis. Pak Budi tidak meneruskannya dan menggesek-gesekkan kepala penisnya lagi. A
ku menggelinjang tak tahan, akhirnya Pak Budi mencobanya lagi. Aku tetap kesakit
an dan berteriak hingga aku meneteskan air mata. Pak Budi pun tidak meneruskanny
a beliau mencium bibirku dengan lembut sambil berkata, Bapak tidak akan mengambil
keperawanan kamu. Lalu beliau bangkit dan membersihkan vaginaku dengan handuk ha
ngat. Aku berkaca dan melihat tubuhku yang berubah menjadi merah, karena bekas h
isapan-hisapan Pak Budi. Setelah itu aku diantar pulang Pak Budi. Jam 11.00 mala
m aku sampai di rumahku, akhirnya orang tuaku marah-marah dan mengetahui perbuat
anku. Mereka memeriksa tubuhku dan akhirnya aku mendapat ganjaranya pada semeste
r depan aku tidak akan dikuliahkan lagi, sebenarnya aku ingin meneruskan sekolah
ku, tapi apa daya orang tuaku sudah kesal dan tidak mempedulikanku lagi.
Pada suatu hari ketika aku ke villa pamanku, aku menemukan sebuah album foto di
kamar Tante Yani, yang ternyata berisi foto bugil Tante-Tanteku. Kubolak balik f
oto-foto tersebut yang menampakkan tubuh-tubuh telanjang Tante-Tanteku, walaupun
ada yang ssudah berumur diatas 40 tahun seperti Tante Endang dan Tante Rani tap
i tubuh mereka tidak kalah dengan keempat istri muda yang lain. Membuat aku tera
ngsang dan ingin merasakan hangatnya tubuh mereka. Hingga ada ide gila untuk mem
peralat mereka melalui foto-foto tersebut. Mulai kususun rencana siapa yang pert
ama aku kerjain, lalu kupilih Tante Tante Endang (45 tahun) dan Tante Rina (37 t
ahun).
Aku telepon rumah Tante Endang dan Tante Rina. Aku minta mereka untuk menemuiku
di villa keluarga. Aku sendiri lalu bersiap untuk pergi ke sana. Sampai disana k
uminta penjaga villa untuk pulang kampung. Tak lama kemudian Tante Endang dan Ta
nte Rina sampai. Kuminta mereka masuk ke ruang tamu.
Ada apa sih Anto? tanya Tante Endang yang mengenakan kaos lengan panjang dengan ce
lana jeans.
Duduk dulu Tante, jawabku.
Iya ada apa sih? tanya Tante Rina yang mengenakan Kemeja you can see dengan rok pa
njang.
Saya mau tanya sama Tante berdua, ini milik siapa? , kataku sambil mengeluarkan seb
uah bungkusan yang di dalamnya berisi setumpuk foto. Tante Endang lalu melihat f
oto apa yang ditunjukkan olehnya.
Darimana kamu dapatkan foto-foto ini? tanya Tante Endang panik mendapatkan foto-fo
to telanjang dirinya.
Anto.. apa-apaan ini, darimana barang ini? tanya Tante Rina dengan tegang.
Hhhmm.. begini Tante Endang, waktu itu saya kebetulan lagi bersih-bersih, pas keb
etulan dikamar Tante Yani saya lihat kok ada foto-foto telanjang tubuh Tante-Tan
te yang aduhai itu, jawabku sambil tersenyum.
Baik.. kalau gitu serahkan klisenya? Kata Tante Rina.
Baik tapi ada syaratnya lho, jawabku.
Katakan apa syaratnya dan kita selesaikan ini baik-baik, kata Tante Endang dengan
ketus.
Iya Anto, tolong katakan apa yang kamu minta, asal kamu kembalikan klisenya, tamba
h Tante Rina memohon.
Ooo.. nggak, nggak, saya nggak minta apa-apa, Cuma saya ingin melihat langsung Ta
nte telanjang, kataku.
Jangan kurang ajar kamu! kata Tante Endang dan Tante Rina dengan marah dan menundi
ngnya. Wah.. wah.. jangan galak gitu dong Tante, saya kan nggak sengaja, justru T
ante-Tante sendiri yang ceroboh kan, jawabku sambil menggeser dudukku lebih dekat
lagi.
Bagaimana Tante?
Hei.. jangan kurang ajar, keterlaluan!! bentak Tante Rina sambil menepis tanganku.
Bangsat.. berani sekali, kamu kira siapa kami hah.. dasar orang kampung!! Tante En
dang menghardik dengan marah dan melemparkan setumpuk foto itu ke wajahku.
Hehehe.. ayolah Tante, coba bayangkan, gimana kalo foto-foto itu diterima paman d
i kantor, wah bisa- bisa Tante semua jadi terkenal deh!! kataku lagi.
Kulihat kananku Tante Endang tertegun diam, kurasa dia merasakan hal yang kuucap
kan tadi. Kenapa harus kami yang tanggung jawab,
Tante-Tantemu yang lain kok tidak? tanya Tante Endang lemas.
Oh, nanti juga mereka akan dapat giliran, jawabku.
Bagaimana Tante? Apa ssudah berubah pikiran?
Baiklah, tapi kamu hanya melihat saja kan? tanya Tante Rina.
Iya, dan kalau boleh sekalian memegangnya? jawabku.
Kamu jangan macam-macam Anto, hardik Tante Endang.
Biarlah Mbakyu, daripada ketahuan, jawab Tante Rina sambil berdiri dan mulai melep
as pakaiannya, diikuti Tante Endang sambil merengut marah.
Hingga tampak kedua Tanteku itu telanjang bulat dihadapanku. Tante Endang walau
ssudah berusia 45 tahun tapi tubuhnya masih montok, dengan kulit kuning langsat
dan sedikit gemuk dengan kedua payudaranya yang besar menggantung bergoyang-goya
ng dengan puting susunya juga besar. Turun kebawah tampak pinggulnya yang lebar
serta bulu hitam di selangkangan amat lebat. Tidak kalah dengan tubuh Tante Rina
yang berusia 37 tahun dengan tubuh langsing berwarna kuning langsat, serta payu
daranya yang tidak begitu besar tapi nampak kenyal dengan puting yang sedkit nai
k keatas. Pinggulnya juga kecil serta bulu kemaluannya di selangkangan baru dipo
tong pendek.
Ssudah Anto? tanya Tante Endang sambil mulai memakai bajunya kembali.
Eh, belum Tante, kan tadi boleh pegang sekalian, lagian saya belum lihat vagina T
ante berdua dengan jelas, jawabku.
Kurang ajar kamu, kata Tante Rina setengah berteriak.
Ya sudah kalo nggak boleh kukirim foto Tante berdua nih? jawabku.
Baiklah, balas Tante Endang ketus,
Apalagi yang mesti kami lakukan?
Coba Tante berdua duduk di sofa ini, kataku.
Dan buka lebar-lebar paha Tante berdua, kataku ketika mereka mulai duduk.
Begini Anto, Cepat ya, balas Tante Rina sambil membuka lebar kedua pahanya.
Hingga tampak vaginanya yang berwarna kemerahan.
Tante Endang juga dong, rambutnya lebat sih, nggak kelihatan nih, kataku sambil jo
ngkok diantara mereka berdua.
Beginikan, jawab Tante Endang yang juga mulai membuka lebar kedua pahanya dan tang
annya menyibakkan rambut kemaluannya kesamping hingga tampak vaginanya yang keco
klatan.
Anto pegang sebentar ya? kataku sambil tangan kananku coba meraba selangkangan Tan
te Endang sementara tangan kiriku meraba selangkangan Tante Rina. Kumainkan jari
-jari kedua tanganku di vagina Tante Endang dan Tante Rina.
Sudah belum, Anto.. Ess.., kata Tante Endang sedikit mendesah.
Eeemmhh.. uuhh.. jangan Anto, tolong hentikan.. eemmhh! desah Tante Rina juga keti
ka tanganku sampai ke belahan kemaluannya.
Sebentar lagi kok Tante, memang kenapa? tanyaku pura-pura sambil terus memainkan k
edua tanganku di vagina Tante Endang dan Tante Rina yang mulai membasah.
Eh, ini apa Tante? tanyaku pura-pura sambil mengelus-selus klitoris mereka.
Ohh.. Itu klitoris namanya Anto, jangan kamu pegang ya.., desis Tante Endang menah
an geli.
Iya jangan kamu gituin klitoris Tante dong, dasah Tante Rina.
Memang kenapa Tante, tadi katanya boleh, kataku sambil terus memainkan klitoris me
reka. Sshh.., oohh.., geliss.., To, rintih Tante Endang dan Tante Rina.
Ini lubang vaginanya ya Tante? tanyaku sambil memainkan tanganku didepan lubang va
gina mereka yang semakin basah.
Boleh dimasukin jari nggak Tante?
Kembali jariku membuka belahan vagina mereka dan memasukkan jariku, slep.. slep.
. bunyi jariku keluar masuk di lubang vagina Tante Rina dan Tante Endang yang ma
kin mendesah-desah tidak karuan,
Jangan Anto, jangan kamu masukin jari kamu.. Oohh.., rintih Tante Rina.
Jangan lho Anto.. sshh.., desah Tante Endang sambil tangannya meremasi sofa.
Kenapa? Sebentar saja kok, dimasukkin ya, kataku sambil memasukkan jari tengahku k
e vagina mereka masing-masing.
Aaahh.., Anto.., desah Tante Endang dan Tante Rina bersama-sama mersakan jari Anto
menelusur masuk ke lubang vagina mereka.
Ssshh.. eemmhh..!! Tante Endang dan Tante Rina mulai meracau tidak karuan saat jar
i-jariku memasuki vagina dan memainkan klitoris mereka.
Bagaimana Tante Endang, tanyaku mulai memainkan jariku keluar masuk di vagina mere
ka.
Saya cium ya vagina Tante Endang ya? tanyaku sambil mulai memainkan lidahku di vag
inanya. Sebentar ya Tante Rina, kataku.
Jangan.., sshh.. Anto.. ena.., rintih Tante Endang sambil tangannya meremasi ramb
utku menahan geli.
Gimana Tante Endang, geli tidak.., tanya Anto.
Ssshh.. Anto.. Geli ss.., rintihnya merasakan daerah sensitifnya terus kumainkan s
ambil tangannya meremasi sendiri kedua payudaranya.
Teruss.. Anto, desis Tante Endang tak kuat lagi menahan nafsunya.
Sementara Tante Rina memainkan vaginanya sendiri dengan jari tanganku yang ia ge
rakkan keluar masuk. Dan Tante Endang kian mendesah ketika mendekati orgasmenya
dan
Aaahh ss.., Tante sudah nggak kuat lagi, rintih Tante Endang merasakan lidahku kel
uar masuk dilubang vaginanya.
Tante Endang keluar Anto.., desah lemas Tante Endang dengan kedua kakinya menjepit
kepalaku di selangkangannya. Tahu Tante Endang sudah keluar aku bangkit lalu pi
ndah ke vagina Tante Rina dan kubuka kedua pahanya lebar-lebar. Sama seperti Tan
te Endang Tante Rina juga merintih tidak karuan ketika lidahku mengocok lubang v
aginanya.
Aah ss.., Antoo,.., enak ss.., rintih Tante Rina sambil menekan kepalaku ke selang
kangannya.
Tante Rina di sofa dan kubuka lebar-lebar pahanya. Kubenamkan lidahku liang vagi
na Tante Rina, ku sedot-sedot klitoris vagina Tante Rina yang ssudah basah itu,
Teruss.., Antoo.., Tante.., mau kelu.. Aah ss.., rintih Tante Rina merasakan orgas
me pertamanya. Anto lalu duduk diantara Tante Endang dan Tante Rina.
Gantian dong Tante, punyaku sudah tegang nih, menunjukkan sarung yang aku pakai ta
mpak menonjol dibagian kemaluanku pada Tante Endang dan Bullik Rina. Kuminta mer
eka untuk menjilati kemaluanku.
Kamu nakal Anto, ngerjain kami, kata Tante Endang sambil tangannya membuka sarungk
u hingga tampak penisku yang mengacung tegang keatas.
Iya.., awas kamu Anto.. Tante hisap punya kamu nanti.., balas Tante Rina sambil me
masukkan penisku kemulutnya.
Ssshh.. Tante.. terus.., rintih Anto sambil menekan kepala Tante Rina yang naik tu
run di penisnya. Tante Endang terus menjilati penisku gantian dengan Tante Rina
yang lidahnya dengan liar menjilati penisku, dan sesekali memasukkannya kedalam
mulunya serta menghisap kuat-kuat penisku didalam mulutnya. Sluurrpp.. sluurpp..
sshhrrpp.. demikian bunyinya ketika dia menghisap.
Sudah.. Tante, Anto nggak kuat lagi.., rintih Tante Rina sambil mengangkat kepalak
u dari vaginanya.
Tunggu dulu ya Tante Endang, biar saya dengan Tante Rina dulu, kataku sambil menar
ik kepala Tante Endang yang sedang memasukkan penisku kemulutnya.
Tante Tina sudah nggak tahan nih, kataku sambil membuka lebar-lebar kedua paha Tan
te Rina dan berlutut diantaranya.
Cepatss.. Anto, desah Tante Rina sambil tangannya mengarahkan penisku ke vaginanya
. Asshhss.., rintih Tante Rina panjang merasakan penisku meluncur mulus sampai men
yentuh rahimnya. Tante Rina mengerang setiap kali aku menyodokkan penisnya. Gese
kan demi gesekan, sodokan demi sodokan sungguh membuatku terbuai dan semakin men
ikmati perkosaan ini, aku tidak peduli lagi orang ini sesungguhnya adalah Tanteku
sendiri. Kuminta Tante Rina untuk menjilati vagina Tante Endang yang jongkok dia
tas mulutnya.
Ushhss.. Geli dik, desis Tante Endang setiap kali lidah Tante Rina memasuki vagina
nya. Sementara aku sambil menyetubuhi Tante Rina tanganku meremas-remas kedua pa
yudara Tante Endang. Tiba-tiba Tante Rina mengangkat pinggulnya sambil mengerang
panjang keluar dari mulutnya. Ahhss.. Anto Tante keluar..
Sudah keluar ya Tante Rina, sekarang gilran Bu Endang ya, kataku sambil menarik Ta
nte Endang untuk naik kepangkuanku.
Tante Endang hanya pasrah saja menerima perlakuannya. Kuarahkan penisku ke vagin
a Tante Endang Lalu Aaahh.. desah Tante Endang merasakan lubang vaginanya dimasu
ki penisku sambil pinggulnya mulai naik turun. Kunikmati goyangan Tante Endang s
ambil menyusu kedua payudaranya yang tepat di depan wajahku, payudaranya kukulum d
an kugigit kecil.
Teruss.. Tante, vagina Tante enak.., rintihku sambil terus dalam mulutku menghisap
-hisap puting susunya.
Penis kamu juga sshh.. rintih Tante Endang sambil melakukan gerakan pinggulnya yan
g memutar sehingga penisku terasa seperti dipijat-pijat.
Sebentar Tante, coba Tante balik badan, kataku sambil meminta Tante Endang untuk m
enungging.
Kusetubuhi Tante Endang dari belakang, sambil tanganku tangannya bergerilya mera
mbahi lekuk-lekuk tubuhnya. Harus kuakui sungguh hebat wanita seumur Tante Endan
g mempunyai vagina lebih enak dari Tante Rina yang berusia lebih muda. Sudah leb
ih dari setengah jam aku menggarap Tante Endang, yang makin sering merintih tida
k karuan merasakan penisku menusuk-nusuk vaginanya dan tanganku meremasi payudar
anya yang bergoyang-goyang akibat hentakan penisku di vaginanya.
Ssshh.. Anto, Tante mau keluar.. rintih Tante Endang.
Sabarr.. Tante, sama-sama, kataku sambil terus memainkan pinggulku maju-mundur.
Aaahh ss.., Tante Endang keluar.., melenguh panjang.
Saya belum, Tante, kataku kecewa.
Pake susu Tante aja ya, jawab Tante Endang jongkok didepanku sambil menjepitkan pe
nisku yang ssudah licin mengkilap itu di antara kedua payudaranya yag besar, lal
u dikocoknya.
Terus, Tante enak ss.., rintihku.
Melihat hal itu Tante Rina bangun sambil membuka mulutnya dan memasukkan penisku
ke mulutnya sambil dihisap-hisap. Tak lama setelah mereka memainkan penisku, me
ngeluarkan maninya menyempot dengan deras membasahi wajah dan dada Tante Endang
dan Tante Rina.
Terima kasih ya Tante, jawabku sambil meremas payudara mereka masing-masing.
uatu hari Siska telepon saya memberitahukan bahwa dia harus pergi ke Bali ada pe
nugasan dari kantornya, dia menanyakan kepada saya apakah ada rencana ke Bali ju
ga, karena dia tahu kantor tempat saya bekerja punya juga proyek industri di Bal
i, pada awalnya saya agak tidak berminat untuk pergi ke Bali, soalnya memang tid
ak ada jadwal saya pergi ke sana. Namun dengan pertimbangan kasihan juga kalau d
ia seorang wanita pergi sendirian ditambah lagi kan dia adik istri saya jadi tid
ak akan ada apa-apa, akhirnya saya mengiyakan untuk pergi dengan Siska.
Pada hari yang ditentukan kita pergi ke Bali berangkat dari Jakarta 09.50, pada
saat tiba di Bali kami langsung menuju Hotel Four Season di kawasan Jimbaran, ho
tel ini sangat bernuansa alam dan sangat romantis sekali lingkungannya, pada saa
t menuju reception desk saya langsung menanyakan reservasi atas nama saya dan pe
tugas langsung memberikan saya 2 kunci bungalow, pada saat itu Siska bertanya ke
pada saya, oh dua ya kuncinya, saya bilang iya, soalnya saya takut lupa kalau be
rdekatan dengan wanita apalagi ini di hotel, dia menambahkan ngapain bayar mahal
-mahal satu bungalow saja kan kita juga saudara pasti engga akan terjadi apa-apa
kok , lalu akhirnya saya membatalkan kunci yang satu lagi, jadi kita berdua shar
e 1 bungalow. Saat menuju bungalow kami diantar dengan buggie car (kendaraan yan
g sering dipakai di lapangan golf) mengingat jarak antara reception dengan bunga
low agak jauh, didalam kendaraan ini saya melihat wajah Siska , ya ampun cantik
sekali dan hati saya mulai bergejolak , sesekali dia melemparkan senyumnya kepad
a saya, pikiran saya, dasar suaminya tidak tahu diuntung sudah dapat istri canti
k dan penuh perhatian masih disia-siakan.
Di dalam bungalow kami merapikan barang dan pakaian kami saya menyiapkan bahan m
eeting untuk besok sementara dia juga mempersiapkan bahan presentasi , pada saat
saya ingin menggantungkan jas saya tanpa sengaja tangan saya menyentuh buah dad
anya karena sama-sama ingin menggantungkan baju masing-masing, saya langsung bil
ang sorry ya Sis betul saya tidak sengaja, dia bilang udah engga apa-apa anggap
aja kamu dapat rejeki . wow wajahnya memerah tambah cantik dia.
Lalu kita nonton tv bareng filmya up close and personal, pada saat ada adegan ra
njang saya bilang sama Siska wah kalo begini terus saya bisa enggak tahan nih, l
alu saya berniat beranjak dari ranjang mau keluar kamar (kita nonton sambil sete
ngah tiduran di ranjang), dia langsung bilang mau kemana sini aja, engga usah ta
kut deh sambil menarik tangan saya lembut sekali seakan memohon agar tetap disis
inya ..selanjutnya kita cerita dan berandai-andai kalau dulu kita sudah saling ke
temu dan kalau kita berdua menikah dan sebagainya..
Saya memberanikan diri bicara, Sis kamu koq cantik dan anggun sih, Siska menyahu
t nah kan mulai keluar rayuan gombalnya, sungguh koq sih saya engga bohong, saya
pegang tangannya sambil mengelusnya, oww geli banget , Andry come on nanti saya
bisa lupa nih kalo kamu adalah suami kakak saya .biarin aja kata saya. Perlahan t
api pasti tangan saya mulai merayap ke pundaknya terus membelai rambutnya tanpa
disangka dia juga mulai sedikit memeluk saya sambil membelai kepala dan rambut s
aya ..akhirnya saya kecup keningnya dia bilang Andry kamu sungguh gentle sekali uh i
ndahnya kalau dulu kita bisa menikah saya bilang abis kamunya sih udah punya pac
ar ..berlanjut saya kecup juga bibirnya yang sensual dia juga membalas kecupan say
a dengan agresif sekali dan saya memakluminya karena saya yakin dia tidak pernah
diperlakukan sehalus ini .kami berciuman cukup lama dan saya dengar nada nafasnya
mulai tidak beraturan, tangan saya mulai merambat ke daerah sekitar buah dadany
a dia sedikit kaget dan menarik diri walaupun mulut kami masih terus saling bertem
pur ..
Kali ini saya masukkan tangan saya langsung ke balik bhnya dia menggelinjang say
a mainkan putingya yang sudah mulai mengeras dan perlahan saya buka kancing baju
nya dengan tangan saya yang kanan, setelah terbuka saya lepas bhnya wow betapa i
ndah buah dadanya ukurannya kurang lebih mirip dengan istri saya namun putingnya
masih berwarna merah muda mungkin karena dia tidak pernah menyusui putranya, Si
ska terhenyak sesaat sambil ngomong, Andry koq jadi begini .Sis saya suka ama kamu
, terus dia menarik diri saya tidak mau berhenti dan melepaskan kesempatan ini lan
gsung saya samber lagi buah dadanya kali ini dengan menggunakan lidah saya sapu
bersih buah dada beserta putingnya .Siska hanya mendesah-desah sambil tangannya m
engusap-ngusap kepala saya dan saya rasakan tubuhnya semakin menggelinjang kegel
ian dan keringat mulai mengucur dari badannya yang harum dan putih halus .
Lidah saya masih bermain diputingnya sambil menyedot-nyedot halus dia semakin me
nggelinjang dan langsung membuka baju saya pada saat itu saya juga membuka kanci
ng roknya dan terlihat paha yang putih mulus nan merangsang, kita sekarang masin
g-masing tinggal ber cd saja, tangan dia mulai membelai pundak dan badan saya, s
ementara itu lidah saya mulai turun ke arah pangkah paha dia semakin menggelinja
ng, ow andry enak dan geli sekali .. perlahan saya turunkan cdnya, dia bilang and
ry jangan bilang sama siapa-siapa ya terutama kakak saya .saya bilang emang saya g
ila kali, pake bilang-bilang kalo kita . setelah cdnya saya turunkan saya berusaha
untuk menjilat kelentitnya yang berwarna merah menantang pada awalnya dia tidak
mau, katanya saya belum pernah , nah sekarang saatnya kamu mulai mencoba lidah say
a langsung menari-nari di kelentitnya dia meraung keras .oohhhhhhhh ..andry enaaaaaaaa
akkkkkkkkkkk sekali ..saya saya enggak pernah merasakan ini sebelumnya kamu pintar
sekali sih ..terus saya jilat kelentit dan lubang vaginanya ..tidak berapa lama kemu
dian dia menjerit . .auuuuuuuuwwww saya keluar andry oooooooooooohhhhhhh hhenak se
kali ..dia bangkit lalu menarik dengan keras cd saya .langsung dia samber kontol sa
ya dan dilumatnya secara hot dan agresif sekali ..oh nikmatnya .
Terus terang istri saya tidak perah mau melakukan oral sex dengan saya dia terus me
mainkan lidahnya dengan lincah sementara tangan saya memainkan puting dan kelent
itnya. tiba-tiba dia mengisap kontol saya keras sekali ternyata dia orgasme lagi .. d
ia lepaskan kontol saya, andry ayo dong masukin ke sini sambil menunjuk lobangny
a ..perlahan saya tuntun kontol saya masuk ke memeknya . ..dia terpejam saat kontol
saya masuk ke dalam memeknya sambil dia tiduran dan mendesah-desah. .ohhhhhhhh an
dry biasanya suami saya sudah selesai dan saya belum merasakan apa-apa, tapi kin
i saya udah dua kali keluar, kamu baru saja mulai ..waktu itu kami bercinta udah k
urang lebih 30 menit sejak dari awal kita bercumbu . ..
Sekarang saya angkat ke dua kakinya ke atas lalu ditekuk, sehingga penetrasi dap
at lebih dalam lagi sambil saya sodok keluar masuk memeknya . dia terpejam dan ter
us menggelinjang dan bertambah liar dan saya tidak pernah menyangka orang sepert
i Siska yang lemah lembuh ternyata bisa liar di ranjang, dia menggelinjang terus
tak keruan .uhhhhhhh andry saya keluar lagi ..saya angkat perlahan kontol saya dan
kita berganti posisi duduk , terus dia yang kini mengontrol jalannya permainan , d
ia mendesah sambil terus menyebut ohh andry .ohhh andry dia naik turun makin lama
makin kencang sambil sekali-kali menggoyangkan pantatnya .tangannya memegang punda
k saya keras sekali..iiiiiiiiiii hhhhhhhhhhhh uuuuuuuuuhhhhhhhhhh hhhh andry say
a keluar lagi ..kamu koq kuat sekali .come on andry keluarin dong saya udah engga ta
han nih,,,,,,,, biar aja kata saya ..saya mau bikin kamu keluar terus , kan kamu b
ilang sama saya , kamu engga pernah orgasme sama suami kamu sekarang saya bikin
kamu orgasme terus . .iya sih tapi ini betul-betul luar biasa andry, ..ohhhhhhh hhhh b
tapa bahagianya saya kalau bisa setiap hari begini sama kamu ayo jangan ngaco ah ma
na mungkin lagi, kata saya
Saya bilang sekarang saya mau cobain doggy style, apa tuh katanya, ya ampun kamu
engga tau, engga tuh katanya, lalu saya pandu dia untuk menungging dan perlahan
saya masukkan kontol saya ke memeknya yang sudah banjir karena keluar terus, pa
da saat kontol saya sudah masuk sempurna mulailah saya tusuk keluar masuk dan go
yangin makin lama makin kencang .. dia berteriak dan menggelinjang dan mengguncang
kan tubuhnya . .andry. .aaaaaaaam mmmmmmmmmpuuuuuu uuuuuuunnnn dehhhhhhhhhhhhhhhhh hh
hh saya keluar lagi nih dan waktu itu saya juga udah mau keluar saya bilang nanti
kalau saya keluar maunya di mulut Siska, ah jangan Siska belum pernah dan kayakn
ya jijik deh cobain dulu ya ..akhirnya dia mengangguk.. .
Tiba saatnya saya sudah mau orgasme saya cabut kontol saya dan sembari dia jongk
ok saya arahkan kepala kontol saya ke mulutnya sambil tangan dia mengocok-ngocok
kontol saya dengan sangat bernafsu . ..sis . ..udah mau keluar langsung kontol saya d
masukkan ke dalam mulutnya engga lama lagi ..creetttttt tt creeeeeeeettttttttt ttt
crettttttttttttttt creeeeeeeeetttttttt ttttt, penuhlah mulut dia dengan sperma
saya sampai berceceran ke luar mulut dan jatuh di pipi dan buah dadanya.. dia te
rus menjilati kontol saya sampai semua sperma saya kering saya tanya gimana sis
enak enggak rasanya dia bilang not bad kita berdua tertidur sampai akhirnya
am 21.30 .
Siska mengecup halus bibir saya .. ..Andry, thanks a lot ..saya benar-benar puas sama
apa yang kamu berikan kepada saya, walaupun ini hanya sekali saja pernah terjadi
dalam hidup saya ..
Baru-baru ini kelompok drama sekolahku mengadakan kunjungan wisata ke Ibukota di
Washington DC. Seorang gadis baru bernama Felicia baru saja mengikuti kegiatan
ini. Aku sebenarnya sudah beberapa kali melihat Felicia di sekitar sekolah dan s
udah lama merasa cukup iri dengan kakinya yang panjang serta matanya yang tajam
dan seolah selalu penuh gairah. Felicia adalah seorang Latina, sebab kedua orang
tuanya berasal dari Puerto Rico. Saat pertama kali kulihat Felicia di sekolah, a
ku jadi teringat dengan acara-acara TV minggu siang yang sering disaksikan oleh
pembantu dan supir di tempat kostku dulu di Bandung seperti Maria Mercedes dan s
ebangsanya. Nah, saat perjalanan wisata ke Washington di atas bis dan kebetulan
duduk sebangku, kami berdua segera menjalin persahabatan baru. Bercakap-cakap de
ngan Felicia benar-benar menarik sebab dia benar-benar supel dan pintar berbicar
a. Di tengah diskusi mengenai simpatinya terhadap kondisi Indonesia, kusempatkan
diriku untuk mengamati rupa teman baruku.
Sepertiku, Felicia berbadan semampai. Rambut lurus dan alisnya berwarna coklat m
uda, rambutnya sedikit lebih panjang dan kulit Felicia jauh lebih pucat dari kul
itku yang kuning. Bibirnya yang berbentuk mungil berwarna merah muda dengan hany
a polesan sedikit lipstik saja dan bergerak-gerak secara menawan saat Felicia be
rbicara dengan logat latinnya yang nikmat didengar. Seperti murid-murid keturuna
n Spanyol lainnya di sekolahku, gaya berpakaian Felicia benar-benar santai, sepe
rti celana pendek, dan kaos oblong tangan panjang, namun potongan depannya pende
k yang berakhir di atas bagian pusar, sehingga dadanya yang membusung membuatnya
tampil benar-benar feminin dan eksotik. Kaus kaki Miki Tikus warna putih menutu
pi sebagian betis Felicia, sepatunya model santai seperti Converse, dan Felicia
mengenakan seuntai kalung perak sebagai aksesoris. Sementara telinganya ditindik
tiga dengan giwang-giwang kecil diatur artistik. Namun yang bikin aku benar-ben
ar seperti terhipnotis adalah tatapan mata biru jernih Felicia yang menyorot taj
am, mengundang, dan benar-benar hidup. Jika ada yang mengamati, mungkin kami ber
dua akan tampak cukup menarik sebab aku sendiri menjaga penampilanku cukup konse
rvatif walaupun di Indonesia mungkin lumrah saja melihat gadis remaja delapan be
las tahun mengenakan turtle neck, rompi dan rok selutut dan rambut kuncir kuda.
Tak lama setelah kami mulai berbicara, hilanglah sudah minatku terhadap kunjunga
n wisata ini.
Sementara waktu berlalu, kami mulai saling menyentuh tangan atau kaki satu denga
n lainnya saat ingin menekankan apa yang kami bicarakan. Sentuhan-sentuhan yang
mulanya tanpa niat apapun ini lama-lama mulai menelantarkan diri, sampai akhirny
a, kami mulai berbicara mengenai seks. Kami saling bertukar pengalaman, dan aku
benar-benar terpesona oleh perbedaan kebudayaan dan latar belakang kami berdua.
Kata Felicia, dalam masyarakat Hispanik (ras keturunan campuran Spanyol dengan p
enduduk asli Amerika) sudahlah menjadi standar bagi remaja mereka untuk kehilang
an keperawanan atau keperjakaan pada umur sekitar 15 tahun. Setahun di Amerika,
banyak pandangan mengenai seks dan hubungan romantis yang dulu kupunyai di Indon
esia berubah menjadi sedikit lebih santai. Walaupun aku masih belum sampai sejau
h bersanggama, pacarku di sini kadang-kadang menelusuri bagian-bagian tubuhku ya
ng tadinya kuputuskan off-limit bagi pacar. Biar bagaimanapun, toh aku masih orang
Timur. Di kota seperti New York, walaupun kebudayaan Barat lebih toleran terhad
ap hubungan kelamin pranikah, toh umumnya remaja hanya berhubungan dengan satu p
asangan saja sekitar paling tidak enam bulan, mungkin karena kewaspadaan terhada
p penyakit. Mendengar penjelasanku mengenai norma masyarakat di Indonesia, Felic
ia mengangguk-angguk, dan menyatakan bahwa pandangan seperti itu ada baiknya jug
a. Dia pun kemudian mulai bercerita mengenai pengalaman-pengalaman masa lalunya,
sentuhan-sentuhan nyasar kami semakin sering. Kami mulai saling menggoda secara
fisik, dan sebelum bis kami bergulir memasuki batas kota Washington DC setelah
hampir seharian perjalanan, hanya ada satu hal dalam benakku: untuk berhubungan
intim dengan Felicia.
Saat memasuki hotel, kami mengatur untuk membagi ruangan yang sama. Senja itu, k
ami berkeliling dan melihat tempat-tempat bersejarah terkenal. Selesai mandi dan
makan malam, bersama sekelompok dari murid-murid, aku dan Felicia pergi menyaks
ikkan sebuah film berjudul Scream . Ketika di layar ditunjukkan sebuah bagian film
yang menakutkan, kami berdua saling berpegangan tangan dan Felicia memelukku era
t. Selesai bagian tersebut, Felicia meletakkan tanganku ke pahanya yang tak tert
utup. Kami berdua kebetulan memakai rok pendek, dan beberapa menit kemudian Feli
cia mencoba merubah sikap duduk dan merenggangkan kakinya, serta membimbing tang
anku di antara kedua kakinya. Lalu ia bergerak dan secara perlahan mengusapkan t
angannya ke bagian dalam pahaku. Kulepaskan pekikan kecil ketika Felicia menemuk
an apa yang diinginkannya.
Sementara kami berpura-pura menonton film, kumain-mainkan rabaanku di celana dal
am bagian depan milik Felicia sampai kubuat dia basah sementara ujung jarinya be
rgeser naik dan turun di bagian yang sama dari celana dalam milikku, mendorong k
ain yang tipis itu ke dalamku. Tidak mengambil waktu lama sebelum kami berdua mu
lai saling mencari satu sama lain. Kami mulai bernafas kencang dan berat, dan ta
k bisa disangkal lagi, di udara mulailah muncul bau kewanitaan basah yang cukup
jelas tercium. Salah seorang gadis satu sekolahku duduk di deretan belakang kami
. Ia menggeser diri di antara bahu kami dan berbisik, Kalian berdua merpati cinta
sebaiknya mulai berhenti sebelum semua orang mulai menonton kamu dan bukan film
ini! Gadis itu betul, kami benar-benar mulai terbawa situasi. Secara ogah-ogahan
kami pun berhenti. Pada menit yang sama Felicia menarik jarinya keluar dariku,
kusadari bahwa aku benar-benar menginginkannya kembali di dalamku. Setelah menga
tur nafas, Felicia mendekatiku dan berbisik, Nanti!
Aku tak sabar menunggu , bisikku balik, sedangkan hidungku menghirup aroma intim Fe
licia yang membalut jariku. Kujilat bersih jariku dan kugenggam tangan Felicia s
ampai pertunjukan berakhir. Pada saat itu aku sudah benar-benar menjadi terangsa
ng, sisa film yang kami tonton itu tidak ada yang kuingat barang sedikit pun. Ke
mbali ke hotel, kami praktis berlari ke kamar kami, benar-benar tak sabar untuk
melanjutkan perbuatan yang terpaksa kami tinggalkan. Bergegas-gegas aku berganti
mengenakan kimono katun tidurku yang berwarna gelap dengan corak tradisional Fl
ores sementara Felicia menanggalkan kaos oblong dan rok pendeknya. Baru kusadari
bahwa selama ini Felicia tidak mengenakan bra. Sementara aku bengong menatapi d
ada Felicia yang betul-betul mulus dan berbentuk sempurna, Felicia memuji keinda
han corak kimono katunku dan memintaku untuk membawa oleh-oleh seperti itu jika
aku kembali dari Indonesia. Kutunjukkan sebuah cincin yang kubeli dari toko suve
nir Indonesia di dekat kedutaan sore hari itu pada Felicia. Direbutnya cincin it
u dan dia berkata,
Hahah.. dapat!
Hey, kembalikan!
Kukejar Felicia mengitari ruangan sampai akhirnya kutangkap dia di pojokan. Tiba
-tiba dibalikkan badannya dan di mukanya muncul raut nakal sementara tangannya b
ertolak pinggang.
Mana cincinnya? tanyaku.
Entah. Coba saja periksa sendiri , kata Felicia sambil menunjukkan kedua telapak ta
ngannya yang kosong sambil tertawa-tawa kecil.
Karena Felicia saat itu bertelanjang kecuali untuk celana dalam model bikininya,
hanya ada satu tempat untuk mencari. Kamu ini benar-benar nakal , seruku sambil me
natap matanya yang bersinar-sinar bandel, benar-benar menikmati permainan kecil
kami. Pandanganku menyapu wajahnya yang karena berkeringat dan merona merah terl
ihat benar-benar spektakuler, dengan ujung hidungnya yang runcing dan lesung pip
itnya yang molek. Lalu kuturunkan pandangan melewati lehernya yang jenjang, dan
dadanya yang naik turun. Sedikit gerah setelah berlarian dalam kamar hotel yang
bertemperatur sejuk itu membuat puting Felicia yang berwarna merah muda segar me
negak penuh. Kutatap kembali wajahnya sementara kutautkan jariku ke bagian atas
celana dalamnya, menarik tali elastis di situ sampai nampak rambut-rambut lembut
lurus kecoklatan berjarang-jarang di bawah pusar Felicia.
Di bawah situ, mungkin? tanyaku.
silakan mancing ikan.
Felicia melangkah mendekati, cukup dekat untuk membuat dada kami bergesekan. Per
lahan kugerakkan tanganku lebih jauh ke bagian bawah dari perut Felicia yang bet
ul-betul rata dengan sedikit lengkungan feminin dan menyelipkannya ke balik cela
na dalam Felicia. Ujung-ujung jariku menyentuh rambut-rambut lembutnya dan gelit
ikan lembutku membuat postur berdirinya lemas, menengadah dan mendesah.
Apakah ini cukup hangat? tanyaku.
Betul, betul.
Dipejamkannya kedua mata dan kepalanya semakin menengadah saat jari-jariku berge
ser lebih jauh ke bawah sampai seluruh permukaan kelamin Felicia terlindung oleh
telapak tanganku. Ia masih cukup lembab hasil dari perbuatan kami di cinema. Ci
ncinku yang hilang tentu saja tersembunyi di celana dalamnya, namun aku tetap be
rpura-pura mencari-cari benda tersebut.
Dimana, sih cincin ini? Kunikmati reaksinya terhadap sentuhanku, kudorong selangka
ngannya ke dalam telapak tanganku.
Sepertinya perlu diselidiki lebih dalam, nih.. godaku. Lebih dalam lebih baik , Felic
ia menyahut sambil mengerang.
Kubiarkan jemariku menerobos lipatan-lipatan lembutnya dan segera kurasakan sumb
er kebasahannya. Mungkin bersembunyi di sini , lanjut godaanku. Kedua dada kami sal
ing menekan dan mulut kami hanya terpisah jarak seinci. Benar-benar kuingin menc
iumnya, dan kurasakan badanku bergetar, tak pernah dalam hidupku aku sedekat ini
dengan seorang gadis lain. Tapi kuputuskan untuk memperlambat permainan kecil i
ni,
Itu sih terlalu mudah , kata Felicia.
Perlu cari tempat persembunyian yang lebih bagus, nih.
Contohnya dimana? kataku sambil menyengir lebar.
Kira-kira berapa panjang lidahmu? tanyanya.
Kuleletkan lidahku. Kira-kira sejauh itu dalam vagina saya , katanya dan kami berdu
a tertawa keras.
Felicia, kamu ini benar-benar mesum. Kamu bakal menjadikan kita berdua sepasang l
esbian lipstik!
Secara lembut diremasnya bagian dada kimonoku, dan dibisikannya, Oh, kau pikir it
u benar-benar hal yang jelek? Akui saja Lisa, kau sebetulnya benar-benar ingin m
encobanya, kan? Bisa kurasakan kehangatan nafasnya menghembus wajahku saat kami b
erdua saling bertukar pandang. Well.. Ujarku malu-malu, bermain susah dijerat .
Sepertinya sih sudah pernah kupikir hubungan lesbian mungkin satu atau dua kali.
Biar bagaimanapun , kata Felicia,
Semua orang tahu bahwa adalah wajar bagi cewek-cewek untuk bereksperimen satu sam
a lain. Di samping itu, hampir semua cewek yang saya kenal melakukannya setiap w
aktu. Tahu tidak? ujarnya sambil mempelajari rautku. Apa? kataku.
Kau benar-benar cantik. Unik. Kau punya mata yang hitam benar-benar menarik. Apal
agi kau datang dari tradisi yang cukup kekolotan. Bikin kau lebih mengundang. mm
.. apakah rata-rata cewek Indonesia payudaranya langsing seperti ini?
Uh, iya , kataku, tak sadar kulonggarkan tali pinggang kimonoku, mengakibatkan terb
ukanya bagian dadaku. Perlahan Felicia memijit kedua puting payudaraku, dan kura
sakan memanasnya di bagian antara kedua pahaku.
Toh lagi pula kita berdua perempuan, jadi nggak mungkin hamil. Sama seperti kegia
tan menggesek vagina sendiri.. lanjut Felicia.
Felicia memperkeras pijitannya, dan napasku mengencang, kuhirup udara dengan ter
sendat-sendat, sementara untuk berdiri tegak aku mulai tak mampu.
Oh, kalau masturbasi, sih, aku benar-benar suka , kataku.
Bagus, sebab dengan cewek lain, masturbasi jadi jauuh lebih menarik dibanding sen
dirian.
Disambarnya ikat pinggang kimonoku yang sudah memang longgar, menjadikan seluruh
tubuhku terekspos. Dengan penuh gairah dirangkulnya pinggangku sementara kakiku
menggeser, menyentuh langsung selangkangan Felicia yang lembab.
Tangan Felicia mulai melingkar, menjelajahi bagian belakangku. Diiringi senyum n
akalnya, Felicia menarik bagian belakang celana dalamku, membuat bagian selangka
ngan celana dalamku menjadi tertarik lebih ke dalam. Tekanan yang dirasakan oleh
klitorisku yang mulai membengkak hampir membuatku orgasme di tempat, sementara
kurasakan kedua badan kami seolah meleleh, bercampur satu sama lain. Tak lama ke
mudian Felicia memasukkan lidahnya ke dalam mulutku, dan kulumat dengan erat lid
ah kekasihku yang baru ini.
Masih ingin main sembunyi cincin? tanya Felicia menggoda.
***** the ring! (Persetan dengan cincin itu!) semburku sementara tanganku kembali
menyelinap ke dalam celana dalamnya.
I d rather you ***** me instead , sahut Felicia, suaranya menyerak seksi, nafasnya pa
nas di telingaku.
Lalu tunggu apa lagi? kataku sembari meraih tangannya.
Kami pindah ke sebelah ranjang dan menanggalkan apa yang tersisa di badan kami (
kecuali celana dalamku). Felicia benar-benar terangsang, cairan-cairan kelembaba
n mulai menetes dan bergulir di pahanya. Seluruh tubuhku mulai bergetar penuh an
tisipasi, terlebih saat kubayangkan betapa lezatnya jika kuletakkan kepalaku di
antara kedua pahanya. Felicia naik ke atas ranjang dan menyandarkan diri ke dind
ing. Lalu dengan kedua jarinya dipisahkannya kedua bibir vaginanya, dan dengan p
enuh nafsu kusaksikan jarinya yang lain menerobos masuk. Setelah mengaduk-ngaduk
beberapa saat jari lentiknya benar-benar basah, dan Felicia mengeluarkan jariny
a, mengacungkannya di depan mukaku, membuat isyarat mendekatlah . Ayo, kita bersenan
g-senang malam ini , undang Felicia seraya mengangkat kaki kirinya ke dekat wajahk
u dan memain-mainkan jemari kakinya yang mungil. Ketika kutanggalkan celana dala
mku, kusadari bahwa bagian selangkangan celana dalamku ternyata sudah kuyup. Tad
inya hendak kulempar begitu saja celana dalamku itu, namun Felicia berseru, Tungg
u Lisa, kesinikan kau punya celana dalam itu! Kulemparkan celana dalamku, dan seg
era setelah menyambutnya Felicia mendekatkan celana dalam itu ke hidung mancungn
ya sembari menghirup dalam-dalam aroma sekresi kewanitaanku. Oooh, bau kamu betul
-betul sedap!
Memangnya sudah kebiasaanmu, yah, menciumi celana dalam milik cewek lain? tanyaku
seraya tersenyum lebar.
Oh, cuma mereka-mereka yang bakal saya entot , katanya sambil mengedipkan sebelah m
ata.
Felicia mengusap-usapkan bagian selangkangan celana dalamku yang basah kuyup ke
hidung dan mulutnya sementara matanya mengawasiku, yang mulai mengecupi jari-jar
i kakinya. Kususupkan lidahku di antara setiap jari, kukulum, dan Felicia mulai
tertawa-tawa geli campur nafsu. Lalu mulailah kutelusuri kakinya yang panjang de
ngan bibirku, dan berhenti ketika aku sampai di bagian dalam pahanya. Kujilat, k
ukecup, dan kugigit lembut kulitnya yang putih mulus. Ya ampun, Felicia betul-be
tul lembut! Kuciumkan kecupan-kecupan kecil mengitari kelaminnya, dan dengan sus
ah payah kutekan keinginanku untuk langsung menyelami kelamin Felicia dengan mul
utku. Dalam pikiranku, Felicia adalah perempuan pertama dalam hidupku yang kujil
at kemaluannya, maka ada baiknya kupastikan bahwa kami berdua benar-benar terang
sang dulu sebelum kukubur mukaku di selangkangannya. Aku bergerak mendekati mulu
tnya. Aku benar-benar butuh kamu , kataku. Felicia melingkarkan tangannya dan kami
pun French kissed.
Lalu Felicia perlahan mengangkatku, memposisikan kedua susuku di depan wajahnya.
Dikulumnya salah satu puting susuku di antara kedua bibirnya dan mulutnya yang
hangat menyedoti putingku, mengirimkan gelombang-gelombang kenikmatan ke seluruh
tubuhku. Saya punya ide , katanya sambil terus menjilati. Bagaimana kalau kita bolo
s saja dan tidak usah ikut tur besok? Kita bisa mengunci diri di kamar ini dan b
erasyik-asyikan seharian penuh. Untuk membujukku, Felicia menyelipkan tangannya d
i antara pahaku dan mulai mengusap-usap celahku. Kusongsongkan pinggulku menyamb
ut dua jari Felicia ke dalamku. Ia melanjutkan menghisap payudaraku sekaligus ja
rinya menjalari vulvaku, sedangkan aku hanya mendesah-desah mendorong-dorongkan
kemaluanku menyongsong tangannya. Kupejamkan mata dan kurasakan cairan kental ke
wanitaanku menyemprot keluar saat ujung-ujung jari Felicia menjepit klitorisku.
Orgasme yang kurasakan betul-betul intens, sumpah mati saat itu aku menyaksikan
bintang-bintang.
Kalau kita tinggal di ranjang sepanjang hari , ujarku setelah pada akhirnya berhasi
l mengatur napas kembali,
Kapan kita makan?
Kalau kamu lapar, kamu bisa lahap vagina saya saja. jawab Felicia,
Ah, kamu ini memang benar-benar nakal! seruku dan kami berdua pun tertawa-tawa.
Kemudian aku pun kembali menciumi tubuhnya, menelusur kembali ke bagian bawah. H
arum keringatnya membalut badannya, dan aku benar-benar menikmati rasa keasin-as
inan leher dan celah dadanya. Puting payudaranya yang merah segar berbeda dengan
milikku yang berwarna coklat, dan saat kusedot kedua pentilnya, warna mereka be
rubah menjadi gelap dan mengeras. Puting dada Felicia terlihat persis seperti ka
ret penghapus merah di ujung sebuah pensil, dan tampak kecil dibanding ukuran da
danya yang paling tidak 36C. Pentilku sendiri kira-kira sebesar uang 25 logam, d
an menurutku pas untuk ukuran 32B-ku. Kurasakan kedua ujung dadaku mulai menegak
karena bersentuhan dengan perut lembut temanku ini. Felicia merangkapkan kakiny
a mengitari pinggangku, dan menyodor-nyodorkan selangkangannya, klitorisnya beru
saha mendapatkan sebanyak mungkin gesekan.
Ya ampun. Lisa, kamu betul-betul membuat saya senewen , kata Felicia terengah-engah
. Felicia mencoba menurunkan tangannya untuk mengelus-elus kelentitnya sendiri,
tapi segera kucegah.
Sabar , kataku.
Yang satu itu akan kutangani sebentar lagi.
Saya benar-benar perlu kau ewe sekarang , mohonnya.
Jangan terlalu terburu-buru , balasku seraya menyembulkan lidahku ke dalam pusar Fe
licia, dan meninggalkan kecupan-kecupan basah menuruni perutnya. Felicia mengang
kat pantatnya mencoba membimbing mulutku ke arah gerbang perempuannya. Eat me, pl
ease! jeritnya tak sabar. Kurebahkan diri di antara kedua paha Felicia, kugunakan
tanganku untuk membuka lebar labianya. Kugunakan hidungku untuk membelah lipata
n kelaminnya dan menghirup dalam-dalam. Keharuman kelamin Felicia menyengat inde
raku. Aromanya jauh lebih terasa dibandingkan dengan bau cairanku sendiri. Bibir
dalam dari kemaluan Felicia yang berwarna merah muda menyelinap keluar, dan sek
resi kewanitaannya menjadikan bibir tersebut benar-benar kontras dengan bibir lu
ar kemaluannya yang berwarna merah gelap. Lalu perlahan kutarik kulit pelindung
kelentitnya, menjadikan klitorisnya yang bengkak mencuat keluar, dan kucolek den
gan menggunakan jari telunjuk.
Kau ini benar-benar centil tukang goda. Saya benci, deh , rintih Felicia.
Pembohong , sahutku. Kelentitnya betul-betul keras dan tegang, dan berdetak kencang
saat kusentuh. Kutiup tonjolan ini, dan pinggul Felicia terangkat, menyambut mu
lutku. Ia benar-benar basah, dan kuusapkan seluruh wajahku di sekujur kelaminnya
. Pipi, hidung dan mulutku berlumuran cairan hangatnya. Lisa, please , minta Felici
a, jemari tangannya menelusuri rambut kepalaku. Vagina saya butuh sekali. Akhirnya
kuputuskan untuk memenuhi. Menarik napas panjang, kupejamkan kedua mataku. Lida
hku menelusur sepanjang garis celah kelamin Felicia. Bibir-bibir lembut Felicia
membuka dan kukecup tempat paling rahasia di dunia, surga kecil di belahan paha
seorang gadis. Kucicipi sari vagina Felicia, dan rasanya ternyata lebih manis la
gi daripada aromanya. Kurenggangkan pahanya lebar-lebar dan kucelupkan lidahku k
e dalam lubang kecil merah muda yang hangat dan lembab milik temanku.
Dinding-dinding manis kemaluannya bergerak-gerak membuka dan menutup, menjerat l
idahku erat-erat. Aku menyedot dan menjilat bagaikan hidup matiku bergantung kep
adanya, memberikan Felicia orgasme terhebat yang pernah dia alami. Mengunyah kel
amin Felicia adalah mungkin hal paling erotis yang pernah kualami. Aromanya meme
nuhiku dengan gairah saat kujilat, kusedot, dan kutelan air keluarannya. Aku ben
ar-benar tersapu oleh kenikmatan terlarang dari berhubungan intim dengan seorang
gadis dan saat itu kuputuskan bahwa seks dengan lelaki jatuh ke nomor tiga dala
m urutan orgasmeku, setelah memakan vagina dan masturbasi.
Felicia sudah hampir sampai di puncak ketika kuperintahkan, Berbaliklah, aku ingi
n jilat pantatmu. Felicia segera menurut dan tak lama kemudan aku menyaksikan kel
aminnya yang indah dari belakang, seluruh bagian kemaluannya merebak, dan sari-s
arinya menetes berjatuhan. Seperti seekor anjing, kuendus-endus Felicia dari bel
akang. Kukecup gundukan-gundukan padat milik temanku, lalu kulebarkan keduanya,
dan kujilat pertengahannya dari atas ke bawah. Campuran dari keringatnya yang ke
asinan, sirup liang surganya yang manis, dan rasa keasaman dari anusnya adalah r
angsangan yang tak ada duanya. Kuselipkan kembali lidahku ke dalam kemaluannya,
dan kumasukkan ujung hidungku ke celah pantatnya yang terlihat berkerut.
Menjilat habis Felicia memberikanku dorongan yang kuat, namun juga terasa sunggu
h lembut dan manis, sungguh feminin. Susah kubayangkan sesuatu yang lebih indah
dari dua wanita saling bercinta. Saat itu kutemukan rahasia cinta-wanita dan aku
pun ketagihan, rasanya ingin merangkak ke dalam celah milik kawanku ini dan tin
ggal di situ selamanya. Sementara kulumat dengan ganasnya, kumasukkan jari tenga
hku ke dalam vaginaku sendiri. Lalu dengan mulut penuh menampung air liurku dan
cairan sekresinya kubasahi anus Felicia. Perlahan jari tengahku yang basah terba
lut pelumasku sendiri kudorong melalui kerutan lubang pantatnya yang mungil. Fel
icia terasa benar-benar hangat dan lembut di dalam dan aku bisa merasakan otot-o
totnya berkontraksi untuk menahan jariku di situ. Kudengar partnerku mengerang-e
rang dalam bahasa Spanyol yang walaupun tak kumengerti namun ekspresi universal
seorang gadis di ambang orgasme bisa kupahami.
Felicia menutupi mukanya dengan sebuah bantal dan tak bisa berhenti merintihkan
jeritan-jeritan kenikmatan. aah, Dios Mio! serunya ketika jari-jariku yang lain be
rgulir di klitorisnya. Dielus, dijepit, dan diperah seperti itu membuat kelentit
Felicia menjadi betul-betul sensitif. Mengetahui bahwa kami berdua benar-benar
dekat dengan puncak, Felicia dengan cepat melempar bantal yang menutupi mukanya,
dan mengerang, Seb.. sebentar. Kuhentikan gerakanku dan didorongnya tubuhku, menj
adikanku telentang di ranjang dengan kedua kakiku terkangkang lebar. Dengan gera
kan cepat tangan kiri Felicia meraih pergelangan kaki kiriku dan mengangkat, mel
etakkan kakiku di pundaknya sementara dengan tangan kanannya mendorong lutut kan
anku, melebarkan labiaku.
Memposisikan bagian bawah dari tubuh langsingnya di antara kedua pahaku, Felicia
berkata, Itilku dan itilmu. Dengan dua jari kutarik ke atas kulit depan klitorisk
u sementara Felicia melakukan hal yang sama dengan klitorisnya sendiri, lalu Fel
icia pun bergeser sehingga kedua kemaluan kami bertemu. Perasaanku saat itu tak
bisa dilukiskan dengan kata-kata. Melalui kerimbunan hitam rambut kelaminku kuli
hat coklat lembut rambut kelamin Felicia sementara dadanya yang putih mulus dan
memerah karena gairah terlihat kontras bergesekan dengan betisku yang kuning lan
gsat. Kedua vagina kami, dengan labia yang basah saling menghempas, saling menja
lin, dan saling melelehi menjadi satu. Felicia bergerak memutar-mutar selangkang
annya dan kedua kelentit kami yang mencuatpun saling bergesekan. aah, ahh, yess..
yess , kupejamkan mata dan perlahan kuremas-remas dadaku dengan tanganku yang beb
as. Oooh, ngh.. aakh , kurasakan cengkeraman tangan Felicia meninggalkan pergelanga
n kakiku saat ia menengadah dan tubuhnya mulai terkejang-kejang. Kurasakan bagia
n bawah tubuhku bergerak-gerak seperti kehilangan kontrol, maju mundur naik turu
n bagaikan piston. Oooh.. yee.. eessh..! seru kami bersamaan saat kedua kelentit k
ami saling bergesekan dengan kencangnya. Tubuhku menggelinjang hebat, Felicia me
ngejang dan terasa waktu pun menghilang saat secara bersamaan vagina kami menyem
burkan cairan kental orgasme.
Sekali, dua kali, dan tiga kali gelombang orgasme menghempas Felicia, dan bahkan
saat terbaring lunglai di sisiku pun tubuh seksinya masih bergemetar. Kulingkar
kan lenganku di bahunya, dan kurangkul kekasih baruku erat-erat. Kukecup pipinya
lembut. Felicia membuka matanya, menyambar bibirku dan melumat mulutku. Idih, ka
u berasa seperti vagina , katanya. Ayo kita melarikan diri saja, dan bercinta selam
anya , kusuarakan angan-angan di benakku. Kedengarannya nikmat , balas Felicia. Kami
kembali berciuman dan kurasakan tangan Felicia kembali meraba-raba rimbunan hita
mku yang sekarang benar-benar basah kuyup tersiram sekresi kami berdua.
Kubiarkan diriku pasif terbaring di pelukan Felicia cukup lama sementara dia ber
main dengan bagian bawahku. Belaian-belaiannya lembut seolah ia menghapal seluru
h tonjolan dan lipatan-lipatan vaginaku. Lalu Felicia menelentangkan diri. Ayo ki
ta ngentot lagi , katanya sembari menggoyang-goyangkan tubuh mengatur posisi. Ayo d
uduk di muka saya , perintahnya. Aku pun berlutut, menunggangi kepalanya, dan mula
i menurunkan kemaluanku ke wajah cantik Felicia. Felicia memiliki lidah yang bet
ul-betul panjang dan aku pun mulah mendesah dan mengerang ketika ia melesakkan l
idahnya ke dalamku senti demi senti. Urat-urat dalam vaginaku otomatis mencengkr
am erat lidah Felicia sementara pinggulku bergerak melingkar dengan perlahan, be
nar-benar larut dalam ulasan lidah Felicia. Mulutku terasa kering dan aku pun me
rasa betul-betul perlu melahap vaginanya lagi.
Kuputar posisiku, kurendahkan kepalaku dan kami bercinta dalam posisi enam sembi
lan. Kembali kulimpahkan segala perhatianku ke kelamin partnerku, menyibakkan la
bianya yang hangat, dan ketika kukecap pelumas Felicia yang mulai mengucur kemba
li, kurasakan jarinya yang giliran menjelajahi pantatku. Nafasku kembali terenga
h-engah sementara lidah Felicia membelai-belai jauh ke dalam rahimku dan jarinya
menjelajahi bagian belakangku.
Uuuh .. uungh .. unghh seruku tertahan-tahan sebab mulut dan hidungku terselimut k
e perempuanan Felicia sementara dia pun mengeluarkan suara-suara yang serupa. Ah!
Aah! aah! Lagi.. otot-otot vaginaku menggeletar saat Felicia menggigit lembut kl
itorisku.
Auh!
Yaah! kurasakan geliginya mengitari kacangku.
Oooh.. yeessh.. ssh.. kulingkari kelentitnya dengan bibirku dan kusedot keras-kera
s.
Yes.. yes.. yee.. ee.. sh!
Yeesshh.. mmh.. mffh.. ujung lidah kami berdua mengulas-ulas kedua kelentit dengan
gerakan sangat cepat, kurasakan seluruh urat kedua vagina kami mengencang dan m
engendur di luar kontrol dan kami pun kembali tenggelam, orgasme membanjir kelua
r.
Setelah kembali mengatur nafas, kulepaskan diriku dan kuhempaskan diriku di samp
ing Felicia supaya kami bisa saling bertatapan wajah. Dengan lengan dan kaki kam
i saling merangkum, kami bersentuhan berciuman lembut, betul-betul kehabisan ten
aga dan kecapaian. Mudah-mudahan besok saya bangun sebelum kau bangun , katanya set
engah bermimpi. Memangnya ada apa? seraya menyibakkan rambutnya ke samping, mengec
upi pipi, hidung, dan kelopak matanya yang terpejam. Sebab, hal pertama yang saya
ingin kamu lihat besok pagi adalah wajah saya tersenyum di antara kedua pahamu ,
jelasnya. Oh, rasanya sekarang ini saya sudah jatuh cinta , kataku lembut. Sini, sa
ya jaga biar tetap hangat , katanya sambil merangkum kemaluanku ke dalam telapak t
angannya yang memang hangat. Kukecup kembali bibirnya, dan sementara kami berdua
berpelukan erat, kunikmati kehangatan lembab semak-semaknya yang bersandar ke p
ahaku. Setelah selama beberapa lama hanya desiran mesin pendingin udara yang ter
dengar, melalui dinding terdengar suara-suara dua orang gadis dari kamar sebelah
. Tak mungkin tidak, mereka sedang bercinta.
Kan, sudah saya bilang. Semua cewek berbuat hal yang sama , kata Felicia sambil ter
senyum lebar. Mungkin besok kita perlu mengunjungi tetangga sebelah dan mengundan
g mereka untuk mampir , sahutku setengah tertidur.
Tapi itu artinya saya harus membagi kau dengan mereka , kata Felicia.
Betul , gumamku setengah bermimpi,
Tapi ingatlah bahwa itu juga artinya kamu bakal punya tiga buah vagina yang lembe
k dan basah untuk dilahap ditambah tiga mulut hangat untuk melayanimu.
mm , katanya sembari membasahi bibir.
Betul juga. Mari kita beramah-tamah dengan mereka besok.
Kami kembali berciuman lembut, dan tak lama kudengar desahan-desahan indah dari
kedua gadis sebelah kamar hotel kami. Akhirnya, gadis pertama menjeritkan puncak
kenikmatannya, diikuti segera dengan jeritan orgasme temannya. Aku tersenyum se
ndiri, dan sebelum kami berdua jatuh tertidur, kubalas merangkum kewanitaan Feli
cia dengan telapak tanganku, menyongsong alam impian.
<PIXTEL_MMI_EBOOK_2005>12</PIXTEL_MMI_EBOOK_2005>

You might also like