You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia merupakan salah satu bidang ilmu yang tergolong ilmu pengetahuan alam (IPA) di samping fisika,
geologi, astronomi, dan biologi. Perkembangan ilmu kimia semakin bertambah dari zaman ke zaman. Hal
itu ditandai dengan ditemukannya atom oleh para ahli mulai dari zaman Yunani sampai ditemukannya
teori atom yang sampai saat ini diakui kebenarannya. Ditemukannya atom tersebut diyakini oleh para
ahli sebagai awal mula dari ilmu kimia. (Liliasari dan Harry Firman, 1997).

Dalam ilmu kimia dibahas tentang ikatan kimia. Ikatan kimia merupakan ikatan yang terjadi karena
adanya gaya tarik antara partikel-artikel yang berikatan. Dengan adanya ikatan kimia tersebut maka baik
sifat kimia maupun sifat fisika dari senyawa, seperti dapat menghantarkan listrik, kepolaran, kereaktifan,
bentuk molekul, warna, sifat magnet titik didih yang tinggi dapat dijelaskan melalui berbagai teori ikatan
kimia tersebut. (Syarifuddin, Nuraini.1994).

Salah satu teori ikatan kimia adalah ”Ikatan Molekul”. Dengan adanya ikatan molekul tersebut maka
dapat dijelaskan sifat fisika maupun kimia dari suatu senyawa atau ion kompleks yang terbentuk dari
iakatan kimia ,seperti perbedaan titik didih suatu senyawa dan kelarutan.

1.2 Perumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang mendasari dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Bagaimana terjadinya ikatan antar molekul?
2. Apa saja yang termasuk ikatan molekul?
3. Apa Pengaruh Ikatan Molekul terhadap titik didih?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengkaji gambaran umum terjadinya ikatan antar molekul
2. Mengetahui jenis – jenis ikatan molekul
3. Mengetahui Pengaruh Ikatan Molekul Terhadap titik didih

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan konstribusi positif terhadap
mahasiswa secara khusus tentang pemahaman ikatan molekul dan peranan ikatan molekul dalam
membentuk suatu senyawa.

.
BAB II
LANDASAN TOERI
2.1. Tinjauan Umum Molekul
Kajian mendapati molekul pertama terhasil dalam ruang angkasa (kosong),selepas atom. Molekul boleh
diterjemahkan sebagai blok pembinaan sesuatu kehidupan yang berasaskan kepada Nitrogen, Oksigen,
Hidrogen dan Karbon.
Sistem kimia kehidupan di atas bumi terdiri dari dua jenis molekul yaitu protin dan nukleo acid yang
saling bekerjasama dalam kaidah yang paling khusus. Molekul terkecil yang pertama diketahui ialah
Hidrogen dan unsur yang paling banyak memenuhi ruang alam semesta.
Secara umumnya, sesuatu molekul adalah bagian terkecil dari sebagian kimia yang tulen yang
mengekalkan komposisi dan sifat-sifat kimianya. Molekul secara sainsnya adalah gabungan dua atau
lebih atom yang sepenuhnya stabil secara elektrikal dengan entiti neutral.
Di dalam sesuatu molekul, atom-atom digabungkan dengan perkongsian pasangan-pasangan elektron
melalui ikatan kimia. Ia boleh didapati dalam bentuk gabungan elemen unsur yang sama seperti Oksigen
(O2) atau elemen berbeda seperti air (H2O). Molekul air yang mempunyai ikatan molekul di antaranya
telah dikenal pasti mempunyai keterikatan yang tersendiri yang menjadikannya secair seperti bentuk
yang kita lihat. Saintis telah mengakui daya keterikatan molekul inilah menjadi teras kehidupan dan alam
semesta.
Molekul mempunyai keseimbangan tetap yang diukur secara geometri yaitu sudut dan panjang kuasa
ikatan. Kuasa ikatan ini secara berterusan bergetar atau berputar di atas ketetapannya. Sesuatu sebatian
asli terdiri daripada molekul-molekul dengan rata – rata struktur geometrikal yang sama.(lihat Gambar
di bawah)

2.2 Bentuk Molekul


Formula kimia dan struktur bagi sesuatu molekul adalah faktor terpenting dalam mengenal pasti sifat
kereaktifan molekul tersebut. Kajian mendapati molekul mempunyai spektrum tenaga menurut tahap-
tahap tertentu. Di antara bentuk tenaga yang dapat diukur ialah gelombang elektromagnetik (pancaran
elektron) dan juga gelombang magnetik. Selain dari pada itu, sifat-sifat yang juga mampu dikesan pada
molekul ialah polaritas, fasa jisim, warna, densitas (kepadatan), tekanan dan aktiviti biologi
Adapun lima dasar bentuk molekul adalah sebagai berikut:

Beberapa bentuk Molekul :


1. Bentuk Molekul dengan 2 dan 3 Grup Elektron

2. Bentuk Molekul dengan 4 Grup Elektron 3. Bentuk Molekul dengan 5 Grup Elektron
4. Bentuk Molekul dengan 6 Grup Elektron

Adapun beberapa iaktan kimia yang telah diketahui,diantaranya :


A. Ikatan antar atom 1. Ikatan ion = elektrovalen = heteropolar
2. Ikatan kovalen = homopolar
3. Ikatan kovalen koordinasi = semipolar
4. Ikatan logam
B. Ikatan antar molekul 1. Ikatan hidrogen
2. Ikatan van der walls

BAB III
METODOLOGI
Penulisan makalah ini disusun berdasarkan telaah pustaka dari literatur-literatur yang sesuai dengan
topik penulisan. Literatur-literatur yang digunakan merupakan literature-literatur yang bersifat primer
(journal) dan sekunder (text book).Berdasarkan penelusuran literatur ini kemudian diperoleh data yang
bersifat primer dan sekunder.

Tulisan ini juga menggunakan metode kualitatif dengan menghasilkan data yang deskriptif yang berupa
kata-kata yang secara rasional. Prosedur pemecahan masalah dilakukan berdasarkan pada
permasalahan yang ada di dalam proses pembelajaran. Permasalahan yang menjadi dasar dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini timbul setelah diketahui bahwa sebagian mahasiswa kurang memahami
ikatan molekul
Meskipun didalam buku – buku telah banyak ditulis berkenaan dengan ikatan molekul tetapi mahasiswa
masih banyak yang belum memahami materi tersebut,maka dari itu melalui makalah ini diharapkan
dapat membantu pemahaman mahasiswa tentang materi ikatan molkekul.

Usaha pemecahan masalah dilakukan dengan cara mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan
pokok permasalahan. Melalui telaah pustaka kemudian setelah itu dijabarkan dalam bentuk makalah
yang logis, dinamis, objektif dan realistis yang merupakan pemikiran kritis mahasiswa berdasarkan
pandangan kritis terhadap situasi dan kondisi yang berkembang saat ini sehingga diperoleh kesimpulan
tentang pemecahan masalah yang terjadi secara keseluruhan.

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Teori Orbiatal Molekul

Menurut teori orbital moleul atau molekuler orbital theory (MOT),ikatan kovalen tersebut dapat
dipikirkan akibat terjadinya orbital molekul dalam kompleks,yaitu orbital yang terjadi dari kombinasi
orbital atom ion pusat dan orbital ataom ligand . seperti apda pembentukan orbial molekul untuk
molekul – molekul sederhana ,disisni juga terbentuk orbital bonding dan anti bonding ,untuk tiap
abungan dua orbitan atom. Orbital mlekul disini lebih sulit karena orbital atom yang bergabung banyak.
Disaminr itu ,orbital molekul disini terarah atau delocalized,merupakan milik kompleks sebagai
keseluruhan ,buka lik ikatan tertentu . approach yang dipakai pada pembentukan orbital molekul ialah :
linear combination of atomic atau LCAO.

Teori orbital molekul yang dikemukakan oleh Hund dan Mulliken dapat menjelaskan sifat magnetik,
spektrum unsur atau senyawa dan kuat ikatan antara atom-atom dalam molekul unsur atau senyawa.
Postulat dasar dari teori ini adalah bahwa molekul mempunyai orbital molekul, seperti halnya orbital
atom yang terdapat dalam atom.

Di dalam atom, setiap elektron dipengaruhi oleh inti dari atom bersangkutan sedangkan di dalam
molekul setiap elektron dipengaruhi oleh inti dari atom-atom yang membentuk molekul tersebut. Jadi
setiap saat, setiap elektron mengadakan interaksi dengan inti dari atom-atom yang tedapat dalam
molekul.

Dengan memperhitungkan semua interaksi tersebut ke dalam persamaan Schrodinger dan kemudian
mencari yangpenyelesaiannya, maka diperoleh fungsi gelombang tertentu menggambarkan tingkat
energi elektron atau tingkat energi orbital molekul tersebut. Karena setiap fungsi gelombang
menggambarkan orbital dari elektron di sekeliling inti dalam molekul, maka orbital tersebut dinamakan
orbital molekul. Sama halnya dengan obital-orbital atom , orbital-orbital molekul, juga mempunyai
energi dan bentuk tertentu dan kebolehjadian menemukan elekton di sekitar inti juga ditentukan
oleh ,, 2 . Untuk lambang orbital molekul dipergunakan notasi   harga sesuai dengan lambang s, p,
dan d untuk orbital atom.dan

4.1.1 Orbital bonding dan orbital antibonding

fungsi yang mengambarkan tingkat energi orbital molekul dapatgelombang diperoleh dengan cara
pendekatan yang disebut LCAO (Linear Combination of Atomic Orbital). Pendekatan secara kualitatif
dengan cara LCAO untuk molekul yang terdiri dari 2 atom yang homonuklir yaitu A dan B (misalnya pada
molekul H2 ) adalah sebagai berikut

bila electron berada didekat inti dari atom A, maka keadaan electron tersebut dapat A dan bila electron
beradadigambarkan oleh fungsi gelombang orbital. didekat inti dari atom B maka keadaan electron
dapat digambakan oleh Bfungsi gelombang .

Afungsi gelombang . B yang.dan merupakan penyelesaian dari persamaan Schrodinger untuk electron
yang terikat pada kedua inti atom. Tidak dapat menggambarkan keadaan electron dengan energi paling
rendah. Karena orbital molekul merupakan kombinasi dari 2 orbital atom, dan untuk memperoleh fungsi
gelombang yang dapat menggambarkan keadaan electron dengan energi paling rendah, maka perlu
Adilakukan pendekatan LCAO pada funmgsi gelombang . B ..dan
fungsi gelombang yang diperoleh adalah :
B )A + C B = N (C A

Dimana C A dan C B merupakan bilangan yang sederhana dan N adalah tetapan 2dV yangnormalisasi
yang harganya dipilih sedemikian rupa,sehigga diambil untuk seluruh ruangan adalah satu. Pada orbital
bonding memilki energi yang lebih rendah dari energi pada keadaan dimana kedua atom dalam keadaan
terpisah. Sehingga mengaibatka akatan yang terjadi lebih stabil jka kedua elektron dari atom a dan b
menempati orbital bonding tersebut.

Sebaliknya pada orbital antibonding energi yang dimiliki lebih tinggi dari energi dari pada keadaan
dimana kedua atom terpisah.,hak ini terjadi karea kestabilan ikatan berkurang bila kedua atom A dan B
menempati orbital tersebut.

4.1.2. Molekul diatom homonuklir

Atruran Aufbau,prinsip pauli dan aturan hund yang diterapkan dalam penempatan elektron pada orbital
atom ,juga berlaku pada pengisian orbital – orbital molekul. Jadi,terlebih dahulu elektron menempati
orbital molekul yang energinya paling rendah,setiap orbital molekul ditempati oleh maksimum 2
elektron ,dan setiap orbital yang energinya sama aka ditempati satu elektron,seelum ditempai oleh
elektron yang berpasangan.
Berikut contoh pengisisan elektron pada orbital molekul diatom homonuklir
konfigurasi elektron molekul H2

σ
(konfigurasi adalah H2 (σ1S) 2)
4.1.3. Molekul diatom heteronuklir
Untuk menggunakan teori orbital molekul dalam membentuk ikatan kimia ,perlu diketahui beberapa
aturan ,aturan ini menyangkut orbital tertentu yang terjadi jika orbital atom bergabung ,dan cara –cara
pelambangan elektron dalam orbital molekul tersebut.
1. jumlah orbital molekul yang dihasilkan sama dengan jumlah orbital atom yang bergabung
2. dari dua orbital molekul yang terjadi apabila dua dua orbitall bergabung satu diantaranya adalah
orbital molekul ikatan yang energinya lebih rendah dibandingka orbital atom asalnya.orbital molekul
lainnya adalah orbital anti ikatan ,yang energinya lebih tinggi
3. elektron umumnya mencari orbital molekul yang energinya paling rendah
4. jumlah elektron maksimum yang dapat mengisi orbital molekul tertentu adalah dua )prinsip eksklusif
pauli )
5. elektron memasuki orbital molekul yang energinya setara ,satu demi satu sebelum berpasangan
(aturan Hund)
6. pembentukan ikatan diantara atom memerlukan jumlah elektron dalam orbital molekul ikatan yang
melebihi jumlah elktron dalam orbital anti ikatan.
prinsip diatas dapat diterapkan pada molekul HF yang merupakan molekul diatom
heteronuklir.konfigurasi atom H dan F sebagai berikut
H 1S1
F 1s22s22P22Px2P2y2Pz1

Elektron 1S dan 2S pada atom tidak ikut serta dalam membentuk ikatan.elektro pada orbital tersebut
dinamakan elektron nonbonding dan tetap berada dalam orbital atom. Jadi yang dapat membentuk
iakatan adalah elektron pada orbital 2p.

4.1.4. Orde Ikatan

Suatu mlekul yang stabil dapat terbentuk apabila jumlah elektron pada orbital bonding lebih besar dari
jumlah elektron pada obital antibonding.setengah dari selisih jumlah elektron pada orbital bonding dan
jumlah elektron antibonding dinamakan orde ikatan.

Orde ikatan dapat ditentukan dengan rumus ;


I = ½(Nb-Na)
I = orde Ikatan
Nb = jumlah elektron dalam orbital bonding
Na = jumlah elektron dalam orbital antibonding

Perhatikan tabel dari orde ikatan,kuat ikatan molekukl berikut :

Molekul Pasangan elektron ikatan (bonding) Pasangan elektron antiikatan (antibonding) Orde ikatan
Energi disosiasi ikatan (Kj / mol)
NO
N2
NO+
O2
H2
He2+
He2
4
4
4
4
1
½
11
1

2
0
0
13
3

2
1
½
0 1071,0
942,9
627,6
493,9
458,5
269,6
-

Dari tabel diatas dapat dikeahui bahwa makin besar orde ikatan maka makin besar pula energi
disosiasinya atau makin kuat ikatannya.

4.2. Ikatan Hidrogen


Iaktan hidrogen adalah ikatan antara atom H dengan atom yang memiliki tingkat keelektronegatifan
tinggi sepet F, O,N,Cl

4.2.1. Gaya Elektrostatik

Ikatan kovalen tebentuk karena antar atom yang berikatan kovalen tersebut memiliki perbedaan
keelektronegatifan. Perbedaan ini menyebabkan pemisahan muatan pada kedua atom yang berikatan .
Tingkat pemisahan muatan ini dengan besaran momen dipole.

Momen dipol merupakan hasil perkalian antara nilai muatan dan jaak antar muatan . Momen dipol
berbanding lurus dengan muatan sedangkan nilai muatan bergantung pada perbedaan
keelektronegatifan . oleh karena itu momen dipole dapat disederhanakan menjadi perbedaan
keelektonegatifan. Akibat adanya perbedaaan keelektronegatifan pada molekul pada molekul - molekul
senyawa polar terdapat kutub – kutub bermuatan positif dan negative (dipole). Kutub positif suatu
molekul akan menyebabkan terjadinya gaya elektrostatik pada kutub – kututb negative molekul lain.
contohnya pada HCl keelektronegatifan H = 2,1 dan Cl = 2,9 sehinggga HCl memiliki perbedaaan
keelektronegatifan besar. Perbedaan tersebut menyebabkan terbentuknya kutub positif pada atom H
dan kutub negatif pada atom Cl (gambar 2.1 )

Adanya dipole pada molekul tersebut menimbulkan gaya elektostatik diantara molekul – molekulmya.
(gambar 2.2 )

Gaya elektrostatik antar molekul senyawa polar menyebabkan suatu senyawa pola dapt bercampur
dengan senyawa poalr lain.gaya elektrostatik antarmolekulinilah yang mendasari pembbentuksan ikstsn
hidrogen dan gaya tarik antardipol. Gaya elektrostatik ini pula yang menyebabkan air yang bersifat polar
dapat melarutkan senyawa – senyawa polar lain,seperti HCl,NH3 HF dan Alkohol (gambar 3.3)
4.2.2. Pengaruh Ikatan Hidrogen Tehadap Titik Didih

ikatan hidrogen terbentuk pada senyawa yang memiliki gaya elektrostatik antar molekul yang sangat
besar . gaya elektostatik yang sanhat besar inin terjadi pada molekul yang sangat polar
pehatikan data keelektronegatifan beberapa unsur berikut

unsur dengan keelektronegatifan terbesar adalah F,kedua O ketiga N ,dan seterusnya.senyawa yang
memiliki atom dengan perbedaan keelektronegstifsn terbesar dengan atom hidrogen adalah HF.secara
berurutan ,senyawa – senyawa yang memiliki perbedaan keelektronegatifan dengan H yang semakin
menurun ,yairu HF,H2O,NH3,HCl,HBr,CH4,H2S,dan PH3.

Ikatan hidrogen ini mempengaruhi titik didih suatu senyawa .titik didih senyawa dipengauhi oleh dua
faktor,yaitu massa molekul relatif dan ikatan antar molekul.
a. Massa Molekul Relatif
Semakin besar Mr suatu senyawa semakintinggi titki didihnya. Ual ini terjadi karena proses pemisahan
antamolekul hingga terjadi perubahan zat dari cair ke gas diperlukan energi yang besar. Adapun
senyawa yang memiliki Mr kecil,titik didihnya cenderung rendah karena molekul tersebut mudah
direnggangkan hingga lolos menjadi molekul gas.
b. Ikatan Antarmolekul
Semakinkuat gaya antar molekul,titikdidihnya juga semakin tinggi. Untuk dapat merenggangkan dan
memutudkan gaya antamolekul diperlukan energi yang besar. Jika ikatan antar molekullemah,titik
didihnya juga rendah. Akibatnya dengan energi yang kecil pun,ikatan dapt diputuskan dengan mudah.

4.2.3. mekanisme terjadinya ukatan hidrogen

gaya elektrostatik yang besa terjadi kaena adanya perbedaan keelektronegatifan yyang besar. Demikian
pula halnya dengan ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen terjadi akibat adanya gaya elektostatik antar
molekul dengan bedakeelektronegatifan yang besar. Seperti gambar berikut.

Ikatan hidrogen terbentuk dari imteaksi antar molekul senaywa kovalen polar yang memiliki perbedaan
keelektronegatifan yang besar antara hidrogen dan unsur yang berikatan dengannya. Ikatan hidrogen
dapat juga tejadi pada senyawa yang memiliki gugusv – MH2,_COH,-COOH,atau -OH.gugus tersebut
tedapat pada senyawa organik seperti golongan amina (RNH2),aldehida (R-COH),asam kaboksilat (R-
COOH),dam alkohol (R-OH)
Gambar beberapa contoh ikatan hidrogen pada suatu senyawa.
4.3. Gaya Van Der Waals dan Gaya London
Pada awal abad ke-20, ahli fisika belanda ,Johannes Van Der Waals meneliti interaksi antar molekul
senyawa nonpolar dan senyawa polar yang tidak mewmiliki ikatan hidrogen. Menurut Van Der Waals
,interaksi antarmolekul tersebut menghasilkan suatu gaya antarmolekul yang lemah . gaya in dikenal
dengan gaya ikatan Van Der Waals.
Ikatan Van Der Waals dapat terjadi dalam tiga bentuk yaitu ikatan antarmolekul yang memiliki dipol
(gaya Orientasi),ikatan antarmolekul yang memiliki dipol dan molekul yang tidak memiliki dipol (gaya
imbas), serta ikatan antarmolekul yang tidak memiliki dipol (gaya Dispersi London)
4.3.1. Gaya Antarmolekul Yang memiliki Dipol
Gaya Van Der Waals terjadi pada senyawa p[olar yang tidak membentuk ikatan Hidrogen sepetti
HCl,HBr,atau senyawa nonpolar yang memiliki sedikit perbedaan keelektronegatifan.
Gaya Van Der Waals yang terjadi diantara dipol – dipol tersusun secara teraturn seperti gambar berikut
2.8

Zat yang memiliki gaya Van Der Waals dalam susunan yang teratur biasanya berwujud padat. Adapun za
tyang memiliki gaya Van Der Waals dalam susunan yang tidak teratur biasanya berwujud cair
Bentuk susunan tidak teratur digambarkan seperti gambar berikut

Ikatan hidrogen berpengaruh terhadap titik didih ,tetapi gaya Van Der Waalls tidak menyebabkan
lonjakan pada titik didih. Hal ini disebabkan gaya antar mlekulnya lemah.
4.3.2. Ikatan Antarmolekul yang Memiliki Dipol dan Molekul yang Tidak Memliki Dipol
Interaksi dipol-nondipol terjadi scara induksi,ujung molekul yang positif menginduksi awan elektron
molekul yang tidak memiliki dipol. Akibatnya, molekul yang tidak memiliki dipol membentuk dipol
sesaat,yang kemudian terjadi ikatan antarmolekul dipol dan molekul dipol sesaat .perhatikan gambar
berikut

Salah satu contoh ikatannya yaitu terjadi pada gas oksigen dalam airakibatnya gas oksigen (molekul yang
tidak memiliki dipol) dapat larut dalam air (molekul yang memiliki dipol).
4.3.3. Gaya Antarmolekul yang Tidak Memiliki Dipol (gaya Dispersi London)
Iaktan ini terjadi pada sesama senyawa nonpolar seperti gas N2,H2,He,O2. inti atom yang bermuatan
positif dari molekul non polar yang memiliki dipol sesaat akan menginduksi awan elektron dari molekul
lain. Akibatnya kedua molekul membentuk dipol sesaat ,lalu terjadi gaya Van Der Waals berupa gaya
tarik menarik antardipol sesaat yang disebut gaya London.gambar berikut merupakan ilustrasi gaya
london.

4.3.4. Pengaruh Gaya VanDer Waals Terhadap Titik Didih


Semakin kuat iaktan antar molekul ,titk didih semakin tinggi karena energi yang dibutuhkan untuk
memutus ikatan akan semakin besar. Begitu pula denga senyawa nonpolar dipengaruhi oleh kekuatan
gaya Van Der Waals,Dalam hal ini gaya London.
Kekuatan gaya london dipengaruhi oleh dua faktor ,yaitu jumlah awan elektron dan bentuk molekul.
4.3.4.1. Pengaruh Jumlah Awan Elektron.
Titik didih beberapa senyawa polar ditunjukan dalam tabel berikut.

Berdasarkan data tersebut semakin baynak awan elektron gaya tarik antarmolekul dipol sesaat semakin
besar sehingga ikatannya semakin kuat ,selain itu kenaikan titik didih juga dipengaruhi oleh nilai Mr yang
semakin besar. Molekul yang memiliki Mr yang besar memiliki daerah gerak elektron yang besar.
Akibatnya peluang terjadinya dipol sesaat lebih besar sehingga gaya tarik – menarik molekul dipol sesaat
juga semakin besar
4.3.4.2 Pengaruh Bentuk Molekul
Pada molekul yang memiliki massa molekul relatif yang sama ,bentuk molelkulnya tidak bercabang
memiliki titik didih yang lebih besar dari pada bentuk molekul bercabang.. akibatnya ,bentuk molekul
yang panjang memiliki gaya london yang lebih besar daripada bentuk mmolekul bercabang. Hal ini
disebabkan inti atom lebih mudah menginduksi awan elektron sehingga memiliki gaya tarik menarik
dipol sesaat yag lebih besar. Pada senyawa yang bercabang inti atom sukar menginduksi awan elektron
sehinhgga gaya tarik gaya london akan lemah. . semakin banyak jumlah cabang gaya london semakin
lemah dan titik didih semakin kecil

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Ikatan antar molekul yterjadi karena adanya gaya bonding dan anti bondinng
2. jenis – jenis ikatan molekul yaitu ikatan Hidrogen, Gaya Van Der Waals,Gaya London.
3. Ikatan hidrogen menyebabkan titik didih air tinggi.sedangkan semakin besar gaya London maka titik
didih akan semakin tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Petrucci.1987.Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi keempat- jilid 1. Jakarta.Erlangga
Oxtoby dan kawan – kawan.1998. Kimia Modern Edisi keempat Jilid 1. Jakarta. Erlangga
Liliasari, Harry Firman. 1997. Kimia 1 Untuk SMU Kelas 1. Jakarta: Depdikbud.
Sukardjo. 1985. Kimia Koordinasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Syarifuddin, Nuraini.1994. Ikatan Kimia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

You might also like