You are on page 1of 53

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

PERSALINAN NORMAL

a. Pengertian

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui

jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan atau tanpa bantuan (kekuatan

sendiri). (Manuaba,1998, hal : 157)

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan

turunnya janin kedalam jalan lahir.

Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong

keluar melalui jalan lahir (Saefuddin,AB.2002, Buku Acuan Pelayanan

Maternal dan Neonatal, 2002 hal: 100)

Persalinan adalah alamiah dimana terjadi dilatasi serviks,

lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (Buku Acuan APN, 2002, hal

2-1).

b. Etiologi

Sampai sekarang sebab – sebab mulai timbulnya persalinan

tidak diketahui dengan jelas, banyak teori yang dikemukakan, namun

masing – masing teori ini mempunyai kelemahan – kelemahan. Beberapa

teori timbulnya persalinan :

1. Teori penurunan hormone

2. Teori placenta menjadi tua


3. Teori distensi rahim

4. Teori iritasi mekanik

5. Induksi partus.

(Muchtar, 1998)

Sedangkan menurut (Wiknjosastro, 2005 hal 181) beberapa teori

mengemukakan etiologi dari persalinan adalah :

1. Penurunan kadar hormon estrogen dan progesterone

2. Pengaruh prostaglandin

3. Struktur uterus

4. Sirkulasi uterus

5. Pengaruh saraf dan nutrisi

c. Fisiologi

Sebab-sebab terjadinya persalinan masih merupakan teori yang

kompleks. Perubahan-perubahan dalam biokimia dan biofisika telah

banyak mengungkapkan, mulai dari berlangsungnya partus antara lain

kadar hormone estrogen dan progeteron. Progesteron merupakan

penenang bagi otot-otot uterus. Menurunnya kadar hormone ini terjadi

mulai 1-2 minggu sebelum persalinan. Peningkatan kadar prostaglandin

menyebabkan timbulnya kontraksi miometrium. Keadaan uterus yang

membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot uterus

yang mengganggu sirkulasi utero plasenter sehingga plasenta

berdegenerasi. Tekanan pada ganglion servikale dan fleksus

frankenhauser dibelakang serviks menyebabkan uterus berkontraksi.


Berlangsungnya persalinan dibagi dalam beberapa kala.

1) Kala I

Disebut juga kala pembukaan dimulai dengan pembukaan servik

sampai terjadi pembukaan 10 cm. Proses membukanya servik

disebabkan oleh his pesalinan / kontraksi.

Tanda dan gejala kala I :

a. His sudah teratur, frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit

b. Penipisan dan pembukaan serviks

c. Keluar cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah

Kala I dibagi dalam 2 fase:

a. Fase laten

Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan

pembukaan servik secara bertahap,pembukaan servik kurang

dari 4 cm,biasanya berlangsung hingga 8 jam.

Prosedur dan diagnostik :

Untuk menentukan apakah persalinan sudah pada waktunya:

(Saifuddin AB. Buku acuan nasional pelayanan maternal

dan neonatal.2002) maka:

a. Tanyakan riwayat persalinan :

Permulaan timbulnya kontraksi; pengeluaran pervaginam

seperti lender, darah, dan atau cairan ketuban; riwayat


kehamilan; riwayat medik; riwayat social; terakhir kali

makan dan minum; masalah yang pernah ada

b. Pemeriksaan Umum :

Tanda vital, BB, TB, Oedema; kondisi puting susu; kandung

kemih.

c. Pemeriksaan Abdomen :

Bekas luka operasi; tinggi fundus uteri; kontraksi; penurunan

kepala; letak janin; besar janin; denyut jantung janin.

d. Pemeriksaan vagina :

Pembukaan dan penipisan serviks; selaput ketuban penurunan

dan molase; anggota tubuh janin yang sudah teraba.

e. Pemeriksaan Penunjang :

Urine: warna, kejernihan, bau, protein, BJ, dan lain-lain;

darah: Hb, BT/CT, dan lain-lain.

f. Perubahan psikososial

Perubahan prilaku; tingkat energi; kebutuhan dan dukungan.

b. Fase aktif

Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus umumnya meningkat

(kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih),

serviks membuka dari 4 cm ke 10 cm, biasanya kecepatan 1 cm

atau lebih per jam hingga pembukaan lengkap ( 10 cm ) dan

terjadi penurunan bagian terbawah janin.


Pemantauan kala 1 fase aktif persalinan :

Penggunaan Partograf

Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif

persalinan . Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah

untuk :

a. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan

menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.

b. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.

Dengan demikian , juga dapat melakukan deteksi secara dini

setiap kemungkinan terjadinya partus lama.

Halaman depan partograf untuk mencatat atau memantau :

1. Kesejahteraan janin

Denyut jantung janin (setiap ½ jam), warna air ketuban

(setiap pemeriksaan dalam), penyusupan sutura (setiap

pemeriksaan dalam).

2. Kemajuan persalinan

Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus (setiap ½ jam),

pembukaan serviks (setiap 4 jam), penurunan kepala (setiap 4

jam).

3. Kesejahteraan ibu

nadi (setiap ½ jam), tekanan darah dan temperatur tubuh

(setiap 4 jam), prodeksi urin , aseton dan protein ( setiap 2

sampai 4 jam), makan dan minum.


2) Kala II (Kala Pengeluaran)

Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap

(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi.

Wanita merasa hendak buang air besar karena tekanan pada rektum.

Perinium menonjol dan menjadi besar karena anus membuka. Labia

menjadi membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak

pada vulva pada waktu his.

Pada primigravida kala II berlangsung 1,5-2 jam, pada multi 0,5-1

jam.

Tanda dan gejala kala II :

a. Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya

kontraksi

b. Perineum terlihat menonjol

c. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan

atau vaginanya

d. Vulva-vagina dan sfingkter ani terlihat emmbuka

e. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.

3) Kala III (Kala uri)

Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan

lahirnya plasenta dan selaput ketuban (Wiknjosastro, 2005).

Dimulai segera setelah bayi lahir sampai dengan lahirnya placenta (

30 menit). Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dan fundus uteri

sepusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk

melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam


6-15 menit setelah bayi lahir dan plasenta keluar spontan atau

dengan tekanan pada fundus uteri (dorsokranial).

Penatalaksanaan aktif pada kala III (pengeluaran aktif plasenta)

membantu menghindarkan terjadinya perdarahan pascapersalinan.

Tanda – tanda pelepasan plasenta :

a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus.

b. Tali pusat memanjang

c. Semburan darah tiba – tiba

Manejemen aktif kala III :

Tujuannya adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih

efektif sehingga dapat memperpendek waktu kala III dan

mengurangi kehilangan darah dibandingkan dengan penatalaksanaan

fisiologis, serta mencegah terjadinya retensio plasenta.

Tiga langkah manajemen aktif kala III :

a. Berikan oksitosin 10 unit IM dalam waktu dua menit setelah

bayi lahir, dan setelah dipastikan kehamilan tunggal.

b. Lakukan peregangan tali pusat terkendali.

c. Segera lakukan massage pada fundus uteri setelah plasenta lahir.

4) Kala IV (2 jam post partum)

Setelah plasenta lahir, kontraksi rahim tetap kuat dengan amplitudo

60 sampai 80 mmHg, kekuatan kontraksi ini tidak diikuti oleh

interval pembuluh darah tertutup rapat dan terjadi kesempatan

membentuk trombus. Melalui kontraksi yang kuat dan pembentukan

trombus terjadi penghentian pengeluaran darah post partum.


Kekuatan his dapat dirasakan ibu saat menyusui bayinya karena

pengeluaran oksitosin oleh kelenjar hipofise posterior (Manuaba,

1998).

Tanda dan gejala kala IV : bayi dan plasenta telah lahir, tinggi

fundus uteri 2 jari bawah pusat.

Selama 2 jam pertama pascapersalinan :

Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan

perdarahan yang terjadi setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan

setiap 30 menit dalam satu jam kedua kala IV. Jika ada temua yang

tidak normal, lakukan observasi dan penilaian secara lebih sering.

Tabel II.6 Lamanya Persalinan Pada Primigravida Dan

Multigravida :

Primigravida Multigravida
Kala I 10 – 12 jam 6-8 jam
Kala II 1-1,5 jam 0,5-1 jam
Kala III 10 menit 10 menit
Kala IV 2 jam 2 jam
Jumlah (tanpa memasukkan 12-14 jam 8-10 menit
kala IV yang bersifat
observasi)

b. Delapan belas (18) penapisan dalam persalinan :


Rujuk ibu, apabila didapati salah satu atau lebih penyulit seperti

berikut :

1. Riwayat bedah sesar,

2. Perdarahan pervaginam,

3. Persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari 37

minggu),

4. Ketuban pecah dengan mekonium yang kental,

5. Ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam),

6. Ketuban pecah pada persalinn kurang bulan (kurang dari 37

minggu),

7. Ikterus,

8. Anemia berat,

9. Tanda/gejala infeksi,

10. Preeklampsia/hipertensi dalam kehamilan,

11. Tinggi fundus 40 cm/lebih,

12. Gawat janin,

13. Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala

janin masih 5/5,

14. Presentasi bukan belakang kepala,

15. Presentasi ganda,

16. Kehamilan gemeli,

17. Tali pusat menumbung,

18. Syok.

c. Faktor – faktor yang mempengaruhi persalinan :


1. Power : His dan tenaga mengejan.

2. Passage : Ukuran panggul dan otot-otot persalinan.

3. Passenger : Terdiri dari janin, plasenta dan air ketuban.

4. Personality (kepribadian) : yang diperhatikan kesiapan ibu dalam

menghadapi persalinan dan sanggup berpartisipasi selama proses

persalinan.

5. Provider (penolong) : dokter atau bidan yang merupakan tenaga

terlatih dalam bidang kesehatan.

(Wiknjosastro, 2005)

d. Mekanisme persalinan dengan presentasi letak belakang kepala

1) Pengertian

Denominator atau petunjuk adalah kedudukan dari salah satu

bagian dari bagian depan janin terhadap jalan lahir.

Hipomoklion adalah titik putar atau pusat pemutaran.

2) Mekanisme persalinan letak belakang kepala

a. Engagement (fiksasi) = masuk

Ialah masuknya kepala dengan lingkaran terbesar (diameter

Biparietal) melalui PAP. Pada primigravida kepala janin

mulai turun pada umur kehamilan kira – kira 36 minggu,

sedangkan pada multigravida pada kira – kira 38 minggu,

kadang – kadang baru pada permulaan partus.

(Wiknjosastro, 2005, h.129). Engagement lengkap terjadi

bila kepala sudah mencapai Hodge III. Bila engagement

sudah terjadi maka kepala tidak dapat berubah posisi lagi,


sehingga posisinya seolah – olah terfixer di dalam panggul,

oleh karena itu engagement sering juga disebut fiksasi.

Pada kepala masuk PAP, maka kepala dalam posisi

melintang dengan sutura sagitalis melintang sesuai dengan

bentuk yang bulat lonjong..

Seharusnya pada waktu kepala masuk PAP, sutura sagitalis

akan tetap berada di tengah yang disebut Synclitismus.

Tetapi kenyataannya, sutura sagitalis dapat bergeser

kedepan atau kebelakang disebut Asynclitismus.

Asynclitismus dibagi 2 jenis :

a. Asynclitismus anterior : naegele obliquity yaitu bila

sutura sagitalis bergeser mendekati promontorium.


b. Asynclitismus posterior : litzman obliquity yaitu bila sutura

sagitalis mendekati symphisis.

c. Descensus = penurunan

Ialah penurunan kepala lebih lanjut kedalam panggul.

Faktor – factor yng mempengaruhi descensus : tekanan air

ketuban, dorongan langsung fundus uteri padabokong janin,

kontraksi otot – otot abdomen, ekstensi badan janin.

d. Fleksi

Ialah menekannya kepala dimana dagu mendekati sternum

sehingga lingkaran kepala menjadi mengecil  suboksipito

bregmatikus ( 9,5 cm). Fleksi terjadi pada waktu kepala

terdorong His kebawah kemudian menemui jalan lahir.

Pada waktu kepala tertahan jalan lahir, sedangkan dari atas

mendapat dorongan, maka kepala bergerak menekan

kebawah.
Gambar fleksi kepala janin menurut kopple

e. Putaran Paksi Dalam (internal rotation)

Ialah berputarnya oksiput ke arah depan, sehingga ubun –

ubun kecil berada di bawah symphisis (HIII). Faktor –

factor yang mempengaruhi : perubahan arah bidang PAP

dan PBP, bentuk jalan lahir yang melengkung, kepala yang


bulatdanlonjong.

f. Defleksi

Ialah mekanisme lahirnya kepala lewat perineum. Faktor

yang menyebabkan terjadinya hal ini ialah : lengkungan

panggul sebelah depan lebih pendek dari pada yang

belakang. Pada waktu defleksi, maka kepala akan berputar

ke atas dengan suboksiput sebagai titik putar

(hypomochlion) dibawah symphisis sehingga berturut –

turut lahir ubun – ubun besar, dahi, muka dan akhirnya

dagu.

g. Putaran paksi luar (external rotation)


Ialah berputarnya kepala menyesuaikankembali dengan

sumbu badan (arahnya sesuai dengan punggung bayi).

Gerakan janin pada proses defleksi dan putar paksi

luar

h. Expulsi : lahirnya seluruh badan bayi.

(Cunningham, 2005)
d. Prosedur Diagnostik

Untuk menentukan persalinan sudah pada waktunya adalah :

1) Tanyakan :

a) Permulaan timbulnya kontraksi

b) Pengeluaran pervaginam seperti lender, darah, dan atau

cairan ketuban

c) Riwayat kehamilan

d) Riwayat medik

e) Riwayat sosial

f) Terakhir kali makan dan minum

g) Masalah yang pernah ada

2) Pemeriksaan Umum :

a) Tanda vital, BB, TB. Oedema

b) Kondisi puting susu

c) Kandung kemih

3) Pemeriksaan Abdomen :

a) Bekas luka operasi

b) Tinggi Fundus Uteri

c) Kontraksi

d) Penurunan Kepala

e) Letak janin

f) Besar janin

g) Denyut jantung janin


4) Pemeriksaan vagina :

a) Pembukaan dan penipisan serviks

b) Selaput ketuban penurunan dan molase

c) Anggota tubuh janin yang sudah teraba

5) Pemeriksaan Penunjang :

a) Urine : warna, kejernihan, bau, protein, BJ, dan lain-lain

b) Darah : Hb, BT/CT, dan lain-lain.

(Saefuddin AB, Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal

dan Neonatal 2002 hal : 106)

e. Penatalaksanaan

Kala I

1) Memberikan dorongan emosional

Anjurkan suami dan angota keluarga yang lain untuk

mendampingi ibu selama proses persalinan

2) Membantu pengatutan posisi

Anjurkan suami dan pendamping lainnya untuk membantu ibu

berganti posisi. Ibu boleh berdiri, berjalan-jalan, duduk,

jongkok, berbaring miring, merangkak dapat membentu

turunnya kepala bayi dan sering juga mempersingkat waktu

persalinan

3) Memberikan cairan/nutrisi

Makanan ringan dan cairan yang cukup selama persalinan

memberikan lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi.


Apabila dehidrasi terjadi dapat memperlambat atau membuat

kontraksi menjadi tidak teratur dan kurang efektif

4) Keleluasaan ke kamar mandi secara teratur

Ibu harus berkemih paling sedikit setiap 2 jam atau lebih sering

jika ibu ingin berkemih. Jika kandung kemih penuh dapat

mengakibatkan :

a) Memperlambat penurunan bagian terendah janin dan

mungkin menyebabkan partus macet

b) Menyebabkan ibu merasa tidak nyaman

c) Meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan yang

disebabkan oleh atonia uteri

d) Menggangu penatalaksanaan distosia bahu

e) Meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pasca

persalinan

5) Pencegahan infeksi

Pencegahan infeksi sangat penting dalam penurunan kesakitan

dan kematian ibu dan bayi baru lahir. Upaya dan ketrampilan

menjelaskan prosedur pencegahan infeksi yang baik melindungi

penolong persalinan terhadap resiko infeksi.

(Buku Acuan,Acuan Persalinan Normal, 2002, hal : 2-5)


Kala II

1) Berikan terus dukungan pada ibu

2) Menjaga kebersihan ibu

3) Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan

atau ketakutan ibu

4) Mengatur posisi ibu

5) Menjaga kandung kemih tetap kosong, anjurkan ibu untuk

berkemih

6) Berikan cukup minum terutama minuman yang manis

7) Ibu dibimbing mengedan selama his dan anjurkan ibu untuk

mengambil nafas diantara kontraksi

8) Perikda DJJ setiap selesai kontraksi

9) Minta ibu mengedan saat kepala bayi nampak divulva

10) Letakkan satu tangan dikepala bayi agar defleksi tidak terlalu

cepat

11) Tahan perineum dengan satu tangan yang lain

12) Jika kepala telah lahir, usap dengan kasa dari lendir dan darah

13) Periksa adanya lilitan tali pusat

14) Biarkan kepala bayi mengadakan putaran paksi luar dengan

sendirinya

15) Tempatkan kedua tangan pada posisi biperietal bayi

16) Lakukan tarikan lembut kepala bayi kebawah untuk melahirkan

bahu anterior lalu keatas untuk melahirkan bahu posterior.


17) Sangga kepala dan leher bayi dengan satu tangan kemudian

dengan tangan yang laian menyusuri badan bayi sampai

seluruhnya lahir.

18) Letakkan bayi diatas perut ibu, keringkan sambil nilai

persafasannya (Score APGAR) dalam menit pertama

19) Lakukan pemotongan tali pusat

20) Pastikan bayi tetap hangat

Kala III

1) Pastikan tidak ada bayi yang kedua

2) Berikan oksitosin 10 IU dalam 2 menit pertama segera setelah

bayi lahir.

3) Lalukan penegangan tali pusat terkendali, tangan kanan

menegangkan tali pusat sementara tangan kiri dengan arah

dorsokranial mencengkram uterus.

4) Jika plasenta telah lepas dari insersinya, tangan kanan menarik

tali pusat kebawah lalu keatas sesuai dengan kurve jalan lahir

sampai plasenta nampak divulva lalu tangan kanan menerima

plasenta kemudian memutar kesatu arah dengan hati-hati

sehingga tidak ada selaput plasenta yang tertinggal dalam jalan

lahir

5) Segera setelah plasenta lahir tangan kiri melakukan massase

fundus uteri untuk menimbulkan kontraksi

6) Lakukan pemeriksaan plasenta, pastikan kelengkapannya


7) Periksa jalan lahir dengan seksama, mulai dari serviks, vagina

hingga perineum. Lakukan perbaikan/penjahitan jika diperlukan

Kala IV

1) Bersihkan ibu sampai ibu merasa nyaman

2) Anjurkan ibu untuk makan dan minum untuk mencegah

dehidrasi

3) Berikan bayinya pada ibu untuk disusui

4) Periksa kontraksi uterus dan tanda vital ibu setiap 15 menit pada

jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.

5) Ajarkan ibu dan keluarganya tentang :

a) Bagaimana memeriksa fundus uteri dan menimbulkan

kontraksi

b) Tanda bahaya bagi ibu dan bayi.

6) Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam pertama.

(Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal Dan Neonatal, 2002)


Tabel II.7 Tanda-Tanda Bahaya Dalam Persalinan.

Tindakan
Temuan
Parameter Tindakan Mandiri dengan
Abnormal
Dokter
Tekanan > 149/90 mmHg Rujuk ibu dengan Sama

darah dengan sedikitnya membaringkan ibu miring seperti

satu tanda/ gejala kekiri sambil diinfus tanpa

preeklampsia dokter.
Temperatur > 38ºC Kompres, rehidrasi, rujuk Sama

seperti

tanpa

dokter.
Nadi > 100x/mnt Rehidrasi, rujuk Sama

seperti

tanpa dokter
DJJ <100x/mnt atau Rehidrasi, ganti posisi ibu Sama

>180x/mnt tidur terlentang atau miring seperti

kekiri tanpa dokter


Kontraksi <3x/10 mnt, Ambulasi, rubah posisi, Sama

berlangsung <40 kosongkan kandung kemih seperti

dtk dan waktu jika perlu dengan tanpa dokter

palpasi lemah kateterisasi. Lakukan

stimulasi puting susu,

berikan makan, minum, jika

partograf melewati garis

waspada rujuk
Serviks Partograf Rehidrasi, rujuk Sama

melewati garis seperti

waspada tanpa dokter


Cairan Terdapat Tetap monitor DJJ, Sama

amnion mekonium, darah antisipasi bayi mengisap seperti

dan berbau lendir saat lahir. Rehidrasi, tanpa dokter

rujuk dengan posisi miring


kekiri, berikan antibiotika
Urine Volume sedikit Rehidrasi. Jika tidak ada Sama

dan pekat kemajuan setelah 4 jam, dengan

periksa dan lakukan rujukan tanpa dokter


(Saefuddin AB, 2002, Buku Panduan Praktis Pelayanan

Kesehatan Maternal dan neonatal, hal : 9)

f. Perubahan Psikologis pada Persalinan Normal

Kala I

1. Fase laten

Campuaran emosi: senang, gembira, dan lega tetapi tetap

merasakan antisipasi dan kekhawatiran akan apa yang akan

terjadi.

2. Fase aktif

Akan bertambah khawatir, takut ditinggal sendirian,

mengalami keguguran dan ketakutan, pada tahap transisi

mengalami perubahan prilaku.

Kala II

1. Kelegaan berada pada kala II

2. Sebagaian besar ibu merasa mendorong saat meneran

memberi kepuasan besar.

3. Beberapa ibu merasakan nyeri akut dengan setiap dorongan

dan melawan kontraksi serta usaha untuk membuat

dorongan.

Kala III

1. Ketertarikan ibu terhadap bayi.


2. Gembira, bangga terhadap dirinya, terbebas dan sangat

kelelahan.

3. Memiliki perhatian terhadap dirinya.

4. Tertarik dengan placenta.

Kala IV

1. Interaksi antara bayi dengan ibu

2. Periode maternal sensitive.

Cara mengatasi perubahan psikologis persalinan

Lesser & Keane, 5 kebutuhan wanita dalam persalinan:

a. Perwatan tubuh atau fisik

b. Kehadiran orang disekelilingnya secara terus menerus.

c. Kelegaan dari rasa nyeri

d. Penerimaan akan sikap dan tingkah lakunya.

e. Informasi dan kepastian hasil yang aman untuk diri dan

bayinya.

Tindakan dukungan dan kenyamanan

a. Posisi

b. Latiahan relaksasi, latihan pernafasan

c. Pencegahan kelelahan dan persiapan untuk istirahat

d. Kepastian privasi dan pencegahan ekspose

e. Berendam, perawatan mulut.


f. Pengisapan, usapan pada punggung, panas untuk abdomen

bagian bawah, pengosongan kandung kemih dan

pengurangan kram kaki.

g. Penjelasan proses dan perkembangan persalinan, penjelasan

prosedur dan keterbatasannya.

h. Pengobatan, kompres dingin.

i. Dukungan selam pemeriksaan vagina.

j. Penggunaan sentuhan fisik.

k. Orang – orang terdekat.

g. Prognosa dan Komplikasi

1) Prognosa

Meskipun sebagian besar ibu menjalani persalinan normal,

namun sekitar 10-15% diantaranya mengalami masalah selama

proses persalinan dan kadang-kadang sulit untuk menduga

kapan penyulit akan terjadi. (Waspodo D, 2002)

2) Komplikasi

Komplikasi dalam persalinan yang biasa terjadi :

a) Distosia atau persalinan yang sulit akibat dari :

i. Kelainan tenaga atau his

ii. Kelainan janin (kelainan dalam letak atau bentuk janin)

iii. Kelainan jalan lahir

b) Perdarahan saat dan setelah persalinan

c) Retensio plasenta
d) Inversio uteri

e) Perlukaan vulva, vagina dan serviks

f) Ruptura uteri

g) Emboli air ketuban

h) Hematoma obstetric

(Hanifa Winkjosastro, 2002)

BAB II
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “N”


DENGAN PERSALINAN NORMAL
DI PUSKESMAS KARANG TALIWANG
Tanggal 01 Februari 2010

DOKUMENTASI KALA I
Hari/Tanggal : Senin, 01 Februari 2010
Waktu : 21.30 wita
Tempat : Ruang Bersalin Puskesmas Karang Taliwang

I. PENGUMPULAN DATA
A. Data Subyektif
1. Identitas
Biodata Istri Suami
Nama Ny “N” Tn “M”
Umur 30 tahun 37 tahun
Suku Sasak Sasak
Agama Islam Islam
Pendidikan SD SMP
Pekerjaan Dagang Tukang
Alamat Monjok Culik
Tanggal masuk : 01 Februari 2010 pukul: 21.30 wita
Tanggal pengkajian : 01 Februari 2010 pukul: 21.30 wita

2. Keluhan Utama
Ibu datang mengeluh sakit pinggang menjalar ke perut bagian bawah
ingin melahirkan.

3. Riwayat perjalanan penyakit


Ibu hamil 9 bulan mengatakan sakit perut hilang timbul sejak tanggal
01 – 02 – 2010 pukul 05.00 wita. Pengeluaran lendir bercampur
darah sejak tanggal 01 – 02 – 2010 pukul 11.00 wita, tidak ada
keluar air ketuban, dan gerakan janin masih sering dirasakan sampai
saat pengkajian.
4. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. Hamil ke : Ibu mengatakan ini kehamilan yang
keempat
b. HPHT : 08 – 05 – 2009
c. HTP : 15 – 02 – 2010
d. Umur kehamilan : Ibu mengatakan umur kehamilan 9 bulan
e. Pergerakan janin : Ibu mengatakan merasakan pergerakan janin
pada umur kehamilan 4 bulan dan gerakan
janin masih dirasakan sampai saat ini.
f. Penyulit / tanda-tanda bahaya : tidak pernah
g. ANC : 5 kali di Puskesmas Karang Taliwang
h. Imunisasi TT : 2x lengkap
(TT I : tgl. 28-07-2009, TT II : 25-08-2009).
i. Obat-obat yang dikonsumsi : Ibu mengatakan hanya
mengkonsumsi obat yang diberikan berupa
tablet tambah darah sebanyak 3 bungkus.
j. Riwayat KB : Ibu mengatakan pernah menggunakan KB
suntik 3 bulan.
Rencana KB : Ibu mengatakan ingin KB steril.
5. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 13 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Lama : 7 hari
d. Warna : merah
e. Flour albus : tidak pernah
f. Jumlah darah : ± 100 cc dengan 2 kali ganti pembalut
g. Dismenorhea : tidak ada
h. Kelainan : tidak ada
6. Riwayat kesehatan yang lalu / penyakit yang pernah diderita
a. Penyakit kardiovaskuler : tidak pernah
b. Penyakit hipertensi : tidak pernah
c. Penyakit diabetes : tidak pernah
d. Penyakit hepatitis : tidak dilakukan pemeriksaan
e. Penyakit kelamin/HIV/AIDS : tidak dilakukan pemeriksaan
f. Malaria : tidak pernah
g. Penyakit campak : tidak pernah
h. Penyakit TBC : tidak pernah
i. Penyakit Anemia : tidak pernah
j. Penyakit Ginjal : tidak pernah
k. Penyakit Asma : tidak pernah
7. Riwayat penyakit keturunan : tidak pernah
8. Riwayat kembar : tidak pernah
9. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Jenis Penyulit
Hami Tempat Umur Penolong BBL
persalina JK umur Ket
l ke persalinan kehamilan persalinan H B N (gr)
n
1 rumah aterm dukun spontan - - - ♀ 2000 12 th hidup
2 puskesmas aterm bidan spontan - - - ♀ 2500 9 th hidup
3 puskesmas aterm bidan spontan - - - ♂ 2900 4 th hidup
ini - - - - - - - - - -

10. Riwayat Sosial Budaya


a. : 1x, lama 13 tahun
b. : bersama
c. : keluarga sangat mendukung
kehamilan ini dengan membantu ibu
mengerjakan pekerjaan rumah
tangga seperti menyapu, mengepel,
mencuci, memasak, dan lain-lain.
d. : ibu berjualan di pasar Sindu dari
pagi sampai siang.
e. : ibu tidak merokok, minum-
minuman keras dan obat-obatan
terlarang begitu juga suaminya
f. : menjaga kebersihan diri, tidak
kehamilan, persalinan bekerja terlalu berat, memeriksa diri
secara rutin, makan yang bergizi
seimbang seperti: nasi sayur, ikan,
buah, kadang-kadang susu.

11. Riwayat kebutuhan Biologis


a. Nutrisi
Riwayat Diit Selama hamil Menjelang Persalinan
Komposisi Nasi, sayur, ikan, tempe dan Nasi, tempe, sayur, telur
kadang-kadang buah (menu ayam, tidak ada makanan
ibu tidak teratur), tidak ada pantangan
makanan pantangan.
Frekuensi 3 – 4 kali sehari 3 kali sehari
Porsi 1 piring 1 piring
Kesulitan Tidak ada Saat ini nafsu makan
menurun karena perut
mules
Makan Terakhir Tanggal 01 – 02 – 2009 pukul 20.30 wita

b. Eliminasi
Eliminasi Selama hamil Menjelang Persalinan
BAB BAK BAB BAK
Frekuensi 1x/hari 7-8x/hari 1x/hari 7-8x/hari
Jumlah Normal Normal Normal Normal
Konsistensi Padat – Cair Padat lunak Cair
lunak
Kesulitan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
BAB/BAK 01-02-2009 01-02-2009
Terakhir Pukul 08.00 Pukul 21.30
wita wita

c. Istirahat dan tidur


Istirahat Selama hamil Menjelang Persalinan
Siang 1 – 1½ jam ½ jam
Malam 8 – 9 jam 6 jam
Kesulitan Tidak ada Ibu sulit tidur karena perut mules
hilang timbul
Istirahat Terakhir Tgl: 01-02-2009 pkl: 17.00 wita
B. Data Obyektif
1. Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : stabil
Tinggi Badan : 150
Berat Badan : 65 kg BB sebelum hamil : 51 kg
Lila : 28 cm
2. Tanda-tanda Vital
a. TD : 120 /90 mmHg
b. N : 84x/menit
c. S : 36 oC
d. R : 20x/menit
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : bersih, rambut hitam normal, tidak ada ketombe,
tidak rontok, tidak ada benjolan, tidak ada luka/lesi,
dan distribusi merata.
b. Wajah : tidak pucat dan tidak oedema.
c. Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus
d. Mulut dan gigi : bibir tidak pucat, mukosa lembab, gigi tidak
berlubang, tidak ada caries, gusi tidak pucat, tidak
berdarah, dan tidak ada stomatitis.
e. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe, tidak ada bendungan
vena jugularis.
f. Payudara : simetris, tidak teraba massa/tumor, tidak teraba
pembuluh limfe yang membesar, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada retraksi/dimpling, hiperpigmentasi
areola mamae, puting susu menonjol, pengeluaran
colostrum (+/+).
g. Abdomen :
Inspeksi : besar perut sesuai dengan usia kehamilan, tidak ada
luka bekas operasi, linea nigra, striae albican, tidak
ada lingkaran bandle, dan kandung kemih kosong.
Palpasi :
 Leopold I : TFU : 3 jari dibawah prosesus xyfoideus (29
cm) PBBJ: 2790 gr, teraba bokong pada
fundus.
 Leopold II : Teraba tahanan memanjang pada bagian kanan
uterus (punggung kanan) dan bagian kecil
janin di sebelah kiri.
 Leopold III : presentasi kepala sudah masuk PAP
 Leopold IV : kepala sudah masuk PAP 4/5 bagian
His : 3x dalam 10 menit lamanya 35 detik, intensitas
sedang.
Auskultasi : DJJ (+), irama teratur 11 – 11 – 12, frek: 136x/mnt
h. Ekstremitas: kuku tidak pucat, tidak ada varices, tidak ada
oedema pada tangan dan kaki, dan refleks patella +/
+.
i. Genetalia
- Perineum : tidak ada luka parut
- Vulva dan vagina : pengeluaran blood slym, tidak ada flour
albus, tidak ada pembengkakan kelenjar
bartolin, tidak ada varices.
4. Pemeriksaan Dalam
Dilakukan pada tanggal 01-02-2010 pukul 21.30 wita VT =  2 cm,
eff 20%, ket (+), presentasi kepala, denominator belum jelas,
penurunan HI+, tidak teraba bagian kecil janin / tali pusat.
II. INTERPRETASI DASAR
A. Diagnosa
G4P3A0H3, umur kehamilan 37 – 38 minggu, tunggal, hidup, intrauterine,
presentasi kepala, keadaan umum ibu dan janin baik dengan inpartu kala
I fase laten
Dasar :
Subyektif :
 Ibu mengatakan hamil yang keempat dan tidak pernah mengalami
keguguran
 HPHT : 08 – 05 – 2009
 Ibu mengatakan masih sering merasakan pergerakan janin
 Ibu mengatakan sakit perut hilang timbul menjalar ke pinggang
Obyektif :
 Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis
 TTV TD : 120 /90 mmHg, N : 84x/menit, S: 36oC, R:20x/menit
 His (+) 3x dalam 10 menit lama 35 detik
 HTP : 15 – 02 – 2010
 TFU = 29 cm (PBBJ: 2790 gram), teraba bokong di Fundus, puka,
letkep, kepala V 4/5
 DJJ (+), frekuensi = 136x/menit dengan irama teratur: 11 – 11 – 12
 VT =  2 cm, eff 20%, ket (-), presentasi kepala  HI+, tidak teraba
bagian kecil janin / tali pusat
B. Masalah
Gangguan ketidaknyamanan
Dasar :
Ibu mengatakan sakit perut hilang timbul menjalar ke pinggang
C. Kebutuhan
 Penjelasan tentang keadaan ibu dan janin baik
 Penjelasan tentang ketidaknyamanan dan kecemasan yang dialami
ibu
 Penjelasan kepada ibu tentang proses kelahiran bayi secara normal

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Tidak ada
IV. MENETAPKAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA
Mandiri : Tidak ada
Kolaborasi : Tidak ada
Rujukan : Tidak ada

V. RENCANA ASUHAN MENYELURUH


Tanggal : 01 – 02 – 2010 pukul : 21.45 wita
1. Beritahu pada ibu tentang hasil pemeriksaan yang didapatkan
2. Minta persetujuan ibu dan keluarga atas semua tindakan yang dilakukan
baik secara lisan maupun tertulis
3. Berikan dukungan moril pada ibu
4. Observasi kesejahteraan ibu, kesejahteraan janin, dan kemajuan
persalinan
5. Anjurkan ibu merubah posisi sesuai keinginan ibu, duduk atau bila ibu
di tempat tidur anjurkan ibu untuk miring ke kiri, atau ibu ingin jalan-
jalan.
6. Anjurkan ibu untuk makan dan minum, serta anjurkan untuk BAB/BAK
7. Ajarkan teknik relaksasi
8. Siapkan alat partus set dan heating set, lingkungan dan tempat untuk
persiapan pertolongan persalinan serta perlengkapan lainnya sesuai
APN. Informasikan tentang IMD saat bayinya lahir nanti.
9. Hadirkan orang-orang terdekat/keluarga untuk mendampingi ibu selama
proses persalinan.

VI. PELAKSANAAN ASUHAN MENYELURUH


Tanggal : 01 – 02 – 2010 pukul : 22.00 wita
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang didapatkan yaitu
keadaan ibu dan janinnya dalam keadaan baik, pembukaan jalan lahir
baru 2 cm, sedangkan untuk persalinan pembukaan lengkap 10 cm.
menjelaskan pada ibu bahwa sakit pinggang yang ia alami terjadi karena
penurunan kepala bayi pada jalan lahir. Untuk mengatasinya ibu dapat
menarik nafas panjang dari hidung dan mengeluarkan perlahan-lahan
dari mulut.
2. Meminta persetujuan ibu dan keluarga atas semua tindakan yang
dilakukan baik secara lisan maupun tertulis
3. Memberikan dukungan moril pada ibu dengan meyakinkan ibu,
menjelaskan mengenai proses dan kemajuan persalinan dan
mendengarkan keluhan ibu, menghadirkan orang terdekat bagi ibu,
seperti suami dan kerabat lainnya. Menganjurkan orang yang
menemaninya untuk memijat atau menggosok pinggangnya untuk
mengurangi rasa sakit/rasa nyeri.
4. Mengobservasi kesejahteraan ibu, kesejahteraan janin dan kemajuan
persalinan
Tgl/ Tanda-Tanda Vital HIS DJJ Pengeluaran Keluhan Keterangan
Jam TD N S R Frek Lama Intens +/- Frek
01-02- 120/90 84 36 20 3 35” sedang + 136 Blood slym Sakit perut VT =  2 cm, eff =
2010 menjalar ke 20%, ket (-), teraba
21.30 pinggang kepala, denominator
belum jelas, kep 
HI+ , tidak teraba
bagian kecil
janin/tali pusat
01-02- 88 3 40 kuat + 140 Blood slym Sakit perut
2010 menjelar ke
22.30 pinggang
makin sering
01-02- 84 4 40 kuat + 140 Blood slym sakit perut
2010 menjalar ke
23.30 pinggang
makin sering
01.02- 84 36,5 4 45 kuat + 136 blood slym, sakit perut VT =  8 cm, eff =
2010 air ketuban menjalar ke 80%, ket (-), teraba
23.45 warna jernih pinggang kepala, denominator
semakin uuk kanan depan,
sering dan kep  HII+, tidak
kuat teraba bagian kecil
janin/tali pusat

02-02- 88 4 55 kuat + 140 blood slym ibu mengeluh


2010 sakit perut
00.15 menjalar ke
pinggang
makin sering
dan kuat
02-02- 80 4 55 kuat + 140 blood slym ibu mengeluh VT =  10 cm, eff =
2010 sakit perut 100%, ket (-), teraba
00.30 menjalar ke kepala, denominator
pinggang, ibu uuk di depan, kep 
ingin HIII+, tidak teraba
mengedan bagian kecil
dan seperti janin/tali pusat
ingin BAB.
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan perubahan posisi sesuai dengan
keinginan ibu, ibu bisa duduk, dapat berjalan jika memiliki tenaga yang
cukup agar kepala cepat turun, melakukan aktivitas sesuai
kemampuannya, ibu dapat tidur dengan posis miring ke kiri agar bayi
yang dikandungnya memperoleh udara yang cukup.
6. Menganjurkan dan memberikan ibu makan dan minum agar memiliki
tenaga yang cukup, menganjurkan keluarga untuk mendukung/
memotivasi dan membantu ibu untuk makan dan minum. Menganjurkan
ibu ke kamar mandi bila ingin BAB/BAK.
7. Mengajarkan dan menganjurkan ibu teknik bernapas dengan menarik
napas panjang lewat hidung kemudian melepaskan dengan cara
menghembuskan lewat mulut. Lakukan hal ini selama ibu merasa sakit.

8. Memastikan persiapan :
a. Lingkungan : menutup tirai dan menjaga keprivasian ruangan
tempat ibu akan bersalin, menyiapkan tempat
sampah infeksiosus dan non infeksiousus, air DTT,
larutan klorin 0,5%.
b. Ibu : melonggarkan BH ibu, menyiapkan kain untuk alas
dan selimut ibu, serta minuman yang manis-manis
untuk persiapan tenaga mengedan.
c. Pakaian bayi : kain, lampin, baju, popok, sarung tangan dan sarung
kaki dalam satu rangkaian.
d. Alat partus : klem ½ kocher, 1 gunting tali pusat, kassa, benang
tali pusat, balon penghisap lendir, handscoon, spuit
3 cc dan uterotonika: oksitosin 10 IU, vitamin K dan
spuit 1 cc serta salep mata
Persiapan heating : nalvudder, pinset
anatomis, jarum jahit, benang catgut, betadin,
bengkok, dan lidocaine.
9. Memberitahu keluarga atau orang terdekat agar mendampingi ibu
selama proses persalinan berlangsung.

VII. EVALUASI
Tanggal : 01 – 02 – 2010 pukul: 22.15 wita
1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan bahwa keadan ibu dan janinnya baik
dan saat ini pembukaannya sudah lengkap (10 cm).
2. Ibu memahami tentang semua yang disarankan dan bersedia
melakukannya.
3. Ibu merasakan sakit pinggang sampai ke perut bagian bawah, ingin
meneran dan ada rasa seperti ingin BAB.
4. k/u ibu baik, kesadaran composmentis, tanda vital: TD = 120/90 mmHg,
Nadi : 84x/menit, Suhu : 36oC, Respirasi : 20x/menit.
5. His terakhir yaitu 4x dalam 10 menit lamanya 55 detik, intensitas kuat.
6. DJJ positif 136x permenit, teratur 11 – 11 – 12.
7. VT  10 cm, eff 100%, ketuban negatif, uuk di depan, penurunan kepala
HIII+, tidak teraba bagian kecil janin atau tali pusat.
DOKUMENTASI KALA II (Tanggal 02 – 02 – 2010 pukul: 00.30 wita)
I. PENGUMPULAN DATA DASAR
A. Subyektif
 Ibu mengatakan ingin mengejan
 Ibu mengatakan ingin BAB
 Ibu mengatakan sakit perut dan pinggang yang semakin kuat
B. Obyektif
 Ada dorongan untuk mengejan, tekanan anus (+), perineum
menonjol, vulva membuka, pengeluaran lendir campur darah
semakin banyak.
 His semakin kuat lamanya 55 detik, frekuensi 4x dalam 10 menit,
DJJ (+), irama teratur 11 – 11 – 12, frekwensi : 136x/menit
 VT =  10 cm, eff = 100%, ket (-), teraba kepala, uuk di depan, Kep
 HIII+, tidak teraba bagian terkecil janin/tali pusat.
 TD: 120/90 mmHg, N: 84x/mnt, S: 36oC, R: 20x/mnt

II. INTERPRETASI DATA DASAR


a. Diagnosa
Ibu bersalin kala II normal
Dasar
 Subyektif
o Ibu mengatakan ingin buang air besar dan ingin mengejan
o Ibu mengatakan sakit perut dan pinggang yang semakin sering
dan kuat.
o Ibu mengatakan keluar air ketuban.
 Obyektif
o Pengeluaran lendir campur darah semakin banyak.
o Dorongan mengejan, perineum menonjol, vulva membuka,
tekanan anus (+).
o VT =  10 cm, eff = 100%, ket (-), teraba kepala, uuk di depan,
Kep  HIII+, tidak teraba bagian terkecil janin/tali pusat.
o Keadaan umum ibu dan janin baik.
b. Masalah : ketidaknyamanan karena sakit pinggang menjalar ke perut
Dasar : ibu mengatakan sakit pinggang menjalar ke perut
c. Kebutuhan
 Informasi mengenai proses persalinan kala II
 Cara mengedan yang baik dan posisi yang nyaman
 Motivasi dari keluarga dan bidan

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. MENETAPKAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

V. RENCANA ASUHAN
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.
2. Berikan dukungan moril pada ibu
3. Bimbing ibu cara mengedan yang baik.
4. Tolong persalinan sesuai dengan langkah APN

VI. PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Selasa, 02 Februari 2010
Pukul : 00.40 wita
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan umum ibu
baik. Keadaan janin ibu baik, posisi normal dan bunyi jantung teratur,
dan memberitahu ibu bahwa sebentar lagi akan melahirkan karena
pembukaan sudah lengkap. Sakit pinggang sampai ke perut bagian
bawah masih terjadi karena kepala bayi ibu terus turun pada jalan lahir,
sehingga ibu akan mengalami sakit pinggang dan perut bagian bawah.
2. Menganjurkan kepada keluarga untuk memberi dukungan moril dan
meminta keluarga untuk menemani selama proses persalinan.
3. Membimbing cara meneran yang baik seperti saat diberikan informasi
awal tentang tehnik meneran.
4. Menolong persalinan sesuai dengan langkah APN
· Mengamati tanda dan gejala kala II yaitu keinginan untuk meneran,
tekanan pada anus <ibu merasa seperti ingin BAB>, perineum
menonjol, vulva membuka.
· Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan, mematahkan
ampul oksitosin 10 IU dan menempatkan tabung suntik steril 3 cc
kedalam wadah partus set.
· Menggunakan celemek, cuci tangan, lalu menggunakan handscoen.
Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik.
· Membersihkan vulva dan perinium dengan kapas DTT, kemudian
melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan
lengkap.
· Mendekontaminasi sarung tangan yang telah digunakan untuk
pemeriksaan dalam ke dalam larutan clorin 0,5 % dan merendamnya
selama 10 menit.
· Memeriksa DJJ untuk memastikan bahwa DJJ dalam Batas normal
dan ternyata DJJnya (+) frekuensi 136x/menit, irama teratur 11-11-12
· Memberitahu ibu bahwa pembukaaan sudah lengkap dan keadaan
janinnya baik. Membantu ibu dalam posisi yang nyaman yaitu
meminta bantuan kepada keluarga untuk membantu ibu dalam posisi
setengah duduk.
· Melakukan pimpinan untuk meneran saat ibu mempunyai dorongan
yang kuat untuk meneran dan menganjurkan ibu untuk istirahat jika
sakit perutnya berhenti.
· Pada saat kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 — 6
cm, meletakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan
bayinya, dan meletakkan kain yang bersih di bawah bokong.
· Membuka partus set
· Memakai sarung tangan steril atau DTT.
· Melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tali,
meletakkan tangan yang lain di kepala bayi dan sehingga tidak terjadi
defleksi yang terlalu cepat. Perineum ibu diepisiotomi karena kaku.
Menganjurkan ibu untuk meneran sekuat tenaga hingga lahir kepala
bayi.
· Memeriksa lilitan tali pusat dan ternyata tidak ada lilitan tali pusat
· Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan
· Menempatkan kedua tangan dalam posisi biparietal kemudian
melahirkan bahu depan dengan menarik perlahan ke arah bawah
untuk melahirkan bahu depan. Selanjutnya mengangkat kepala bayi
ke arah atas untuk melahirkan bahu belakang.
· Setelah kedua bahu dilahirkan, tangan kiri menelusuri badan bayi
dari bahu hingga menyelipkan telunjuk tangan kiri di antara
pergelangan kaki, sedangkan tangan kanan menyangga kepala, leher
dan bahu bayi
· Setelah keseluruhan badan bayi lahir, pegang bayi bertumpu pada
tangan sedemikian rupa sehingga menghadap kearah penolong,
kemudian melakukan penilaian awal pada bayi yang meliputi apakah
menangis atau bernapas tanpa kesulitan? (ya), apakah warna kulit
bayi kemerahan? (ya), apakah bayi bergerak aktif? (ya). Selanjutnya
dilakukan penilaian APGAR pada 1 menit pertama dan 5 menit
kedua :
Tabel Apgar Score
Aspek yang 1 menit Nilai 5 menit Nilai
dinilai
Appearance Esktremitas biru, wajah 1 Seluruh tubuh 2
merah kemerahan
Pulse rate >100 x/ menit 2 > 100 x / menit 2
Grimance Bersin 2 Bersin 2
Activity Fleksi sedikit 1 Fleksi sedikit 1
Respiration Teratur, menangis kuat 2 Teratur, menangis kuat 2
Jumlah 8 9
· Mengeringkan seluruh tubuh bayi, kecuali tangan bayi, mengganti
handuk basah dengan kain yang kering kemudian dibiarkan di atas
perut ibu untuk IMD
· Pastikan tidak ada bayi kedua.

VIII. EVALUASI
Hari/tanggal : Selasa, 02 Februari 2010
Waktu : Pukul 00.45 Wita
1. Bayi lahir, jenis kelamin perempuan, lahir spontan langsung menangis,
hidup, bernafas tanpa kesulitan,warna kulit kemerahan , tonus otot baik,
seluruh tubuh kemerahan, A-S: 8-9
2. TFU sepusat dan tidak ada bayi kedua.
3. Ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran bayinya.
4. Ibu mengeluh perutnya mules.
DOKUMENTASI KALA III (Tanggal 02 Februsri 2010,pukul : 00.45 wita)
I. PENGKAJIAN DATA
Hari/tanggal : Selasa, 02 Februari 2010
Waktu : Pukul 00.45 WITA
A. Data Subyektif
1. Ibu mengatakan perutnya terasa mules.
2. Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayinya
B. Data Obyektif
1. TFU Sepusat
2. Plasenta belum lahir
3. Tali pusat tampak menjulur didepan vulva dan terdapat tanda
pelepasan plasenta

II. INTERPRETASI DATA DASAR


A. Diagnosa : Ibu kala III normal
Dasar:
Subyektif :
1. Bayi ibu sudah lahir dan senang dengan kelahiran bayinya
2. Ibu mengatakan perutnya terasa mules
Obyektif :
I. Plasenta belum lahir
2.Tali pusat tampak menjulur didepan vulva, terdapat tanda pelepasan
plasenta (tali pusat bertambah panjang dan uterus bentuk globuler)
B. Masalah : Tidak ada
C . Kebutuhan :
1. Informasi tentang keadaan ibu dan kelahiran plasenta
2. Manajemen aktif kala III
3. Informasi tentang keadaan bayinya
4. Anjurkan ibu tetap melakukan IMD
5. Dukungan serta pendampingan
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Tidak ada

IV. KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

V. RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH


1. Jelaskan pada ibu tentang proses kelahiran plasenta dan keadaan
bayinya.
2. Berikan dukungan moril pada ibu dan anjurkan keluarga untuk
tetap menemani ibu
3. Manajemen aktif kala III
4. Periksa kelainan plasenta meliputi kotiledon, selaput dan tali pusat
5. Periksa robekan jalan lahir
6. Observasi keadaan umum ibu
VI. PELAKSANAAN ASUHAN
Hari/tanggal : Selasa, 02 Februari 2010
Waktu : Pukul 00.45 WITA
1. Menjelaskan pada ibu bahwa proses persalinan berjalan dengan baik dan
tinggal menunggu kelahiran plasenta, di mana ibu akan merasakan perut
mules karena proses kelahiran plasenta tersebut. Menginformasikan pada
ibu bahwa keadaan bayinya baik dan hares segera disusui yang jugs akan
membantu ibu mempercepat kelahiran plasenta serta mencegah terjadinya
perdarahan pada ibu.
2. Memberikan dukungan moril pada ibu dan menganjurkan keluarga untuk
tetap menemani ibu.
3. Melakukan manajemen aktif kala III, meliputi memberitahu ibu bahwa ia
akan disuntik, lalu menyuntikkan oksitosin 10 IU IM pada 1/3 paha bagian
luar segera setelah dipastikan tidak ada bayi kedua. Menjepit, memotong
lalu mengikat tali pusat bayi. Melakukan PTT dengan cara melahirkan tali
pusat dengan hati-hati sambil mendorong fundus uteri ke arah dorso kranial
saat ada his. Melahirkan plasenta secara hati-hati, saat plasenta tampak di
introitus vagina, tangan kanan penolong menerima plasenta kemudian
memutar searah jarum jam untuk mengeluarkan selaputnya. Melakukan
masasse fundus uteri dengan arah memutar meenggunakan 4 palmar jari
selama 15 detik atau 15 kali. Kontraksi uterus baik, TFU 2 jari di bawah
pusat, perdarahan ± 150 cc.
4. Memeriksa keadaan plasenta meliputi kotiledon lengkap, selaput amnion
dan korion lengkap, tali pusat 2 arteri satu vena,
5. Memeriksa robekan jalan lahir : tidak ada robekan jalan lahir.
6. Mengobservasi keadaan umum ibu
VII. EVALUASI
Hari/tanggal : Selasa, 2 Februari 2010
Waktu : Pukul 00.50 WITA
1. Plasenta lahir lengkap secara duncan, diameter 20 x 18 x 2 cm, berat
±500 gram, panjang tali pusat 45 cm.
2. TFU 2 jari bawah pusat
3. Kontraksi uterus baik
4. Kandung kemih kosong
5. Perdarahan ± 150 cc
6. Keadaan umum ibu baik
7. Ibu mengatakan sangat lelah dan perutnya teras mules
DOKUMENTASI KALA IV (Tanggal : 02 Februari 2010 pukul: 00.50 wita)
I. PENGKAJIAN DATA
Hari/tanggal : Selasa, 02 Februari 2010
Waktu : Pukul 00.50 WITA
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan sangat lelah dan perutnya mules
B. Data Obyektif
1. Kontraksi uterus baik
2. TFU 2 jari dibawah pusat
3. Kandung kemih kosong
4. Keadaan umum ibu baik, Tekanan Darah: 110/60 mmHg, Nadi:
84x/menit, Suhu: 36,7 °C, Respirasi 20x/menit
5. Perdarahan ± 150 cc setelah plasenta lahir.

II. INTERPRETASI DATA DASAR


A. Diagnosa : Ibu Kala IV normal
Dasar:
Subyektif :
 Ibu melahirkan tanggal 02 Februari 2010, pukul 00.45 wita
 Ibu mengatakan merasa lelah dan perutnya terasa mules
Obyektif :
 Plasenta lahir lengkap pukul 00.50 wita
 Kontraksi uterus baik, TFU 2 jari bawah pusat, kandung kemih
kosong
 Keadaan umum ibu baik

B. Masalah: Ketidaknyamanan
Dasar : Ibu mengatakan perutnya mules setelah melahirkan
C. Kebutuhan :
Penjelasan tentang penyebab perut terasa mules
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Tidak ada

IV. KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA


Mandiri : Pemantauan Kala IV dengan baik
Kolaborasi : tidak ada
Rujukan : tidak ada

V. RENCANA ASUHAN
1. Beritahu ibu tentang keadaanya setelah melahirkan dan informasikan
penyebab perut ibu terasa mules.
2. Observasi tanda-tanda vital, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung
kemih, perdarahan (pemantauan kala IV)
3. Pemeriksaan fisik pada bayi ibu yang Baru lahir setelah 1 jam IMD,
injeksi Vitamin K.
4. Lakukan vulva hygiene dan mengganti pembalut yang baru
5. Beri penyuluhan tentang kebersihan diri ibu, ASI eksklusif dan perawatan
bayi sehari-hari, meliputi jaga kehangatan, perawatan tali pusat dan
imunisasi bayi
6. Motivasi keluarga untuk memberi makan dan minum pada ibu, anjurkan
ibu untuk istirahat

VI. PELAKSANAAN ASUHAN


Hari/tanggal : Selasa, 02 Februari 2010
Waktu : Pukul 00.50 WITA
1. Memberitahu ibu bahwa keadaanya baik dan menjelaskan bahwa rasa
mules yang is rasakan adalah normal karena pengembalian bentuk rahim ke
bentuk semula seperti sebelum hamil. Untuk mengatasinya ibu dapat
menarik nafas panjang dari hidung dan menghembuskan perlahan melalui
mulut.
2. Melakukan pemantauan kala IV
Tabel Pemantauan Kala IV
Jam TTV Kontraks Kandung
Waktu TFU Perdarahan
ke TD N S i uterus kemih
I 00.50 110/90 84 37 2 jari bwh pusat baik kosong ± 5 cc
01.05 120/80 84 2 jari bwh pusat baik kosong ± 5 cc
01.20 120/80 82 3 jari bwh pusat baik kosong ± 5 cc
01.35 120/80 84 3 jari bwh pusat baik kosong ± 5 cc
II 02.05 120/80 84 37,2 3 jari bwh pusat baik kosong ± 5 cc
02.35 120/80 86 3 jari bwh pusat baik kosong ± 10 cc

3. Pemeriksaan fisik pada bayi ibu, secara umum keadaan bayi baik, tidak
ditemukan kelainan kongenital, dengan berat badan 3100 gr dan panjang
badan 48 cm, lika 33 cm, lida 31 cm, lila 10 cm. Kemudian injeksi Vitamin
K pada paha kiri bayi.
4. Melakukan vulva hygiene dan mengganti pembalut yang Baru.
Memakaikan ibu stagen.
5. Memberi penyuluhan tentang kebersihan diri ibu terutama cara cebok yang
baik dari depan ke belakang, cebok dengan air biasa bukan dengan air
hangat dan cebok serta mencuci tangan setiap selesai BAB dan BAK,
menganjurkan ibu agar memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, tanpa
makanan pendamping lain selain ASI sebelum bayi berumur 6 bulan.
Menjelaskan pada ibu tentang perawatan bayi sehari-hari meliputi menjaga
kehangatan bayi dengan selalu membungkus bayi menggunakan kain
kering dan bersih, menunda memndikan bayi sekurang-kurangnya 6 jam
setelah lahir dan tidak menempatkan bayi pada tempat dingin dan banyak
angin , merawat tali pusat bayi hanya dengan membersihkan menggunakan
sabun pada saat mandi dan kemudian dikeringkan tanpa membubuhi
ramuan apapun, serta mengingatkan ibu agar membawa bayinya ke
posyandu untuk mendapatkan imunisasi lengkap sebelum bayi berumur 1
tahun.
6. Menganjurkan keluarga untuk memberi makan dan minum pada ibu, serta
menganjurkan ibu istirahat yang cukup agar keadaannya cepat pulih.

VII. EVALUASI
Hari/tanggal : Selasa, 02 Februari 2010
Waktu : Pukul 02.35 WITA
1. Keadaan umum ibu baik
2. Proses involusi uterus berjalan dengan normal
3. Kontraksi uterus baik, TFU 3 jari bawah pusat, kandung kemih kosong
4. Tidak ada perdarahan postpartum
5. Bayi sudah diberikan ASI dan dapat menyusui dengan baik, walaupun
IMD gagal karena bayi kurang aktif.
6. Ibu sudah diberikan penyuluhan kesehatan tentang kebersihan diri ibu,
ASI eksklusif dan perawatan bayi sehari-hari. Ibu memahami penjelasan
ynag diberikan dan bersedia melakukan apa yang dianjurkan.
7. Ibu sudah dipakaikan pembalut baru dan stagen.

You might also like