You are on page 1of 4

Urip Santoso

Etika penulisan proposal atau karya ilmiah berlaku bagi semua jenis proposal atau karya
ilmiah. Oleh sebab itu, sebenarnya tidak ada perbedaan antara etika penulisan proposal
mahasiswa, proposal dosen, proposal penelitian hibah bersaing atau jenis-jenis penelitian
lain. Jadi terus terang ketika saya membaca judul tersebut di atas jadi bingung menulisnya.
Namun, saya mencoba menguraikan hal-hal yang penting dalam menulis proposal penelitian
hibah bersaing sebagai pedoman dasar membuat proposal hibah bersaing.
Prinsip Penelitian Hibah Bersaing (PHB)
Prinsip pertama dari penelitian ini adalah bahwa PHB hasil penelitiannya berorientasi kepada
produk. Apa yang menjadi produk penelitian pada setiap tahap, dan pada tahap terakhir
diperoleh produk akhir yang siap jual atau siap ditindaklanjuti oleh industri. Oleh sebab itu,
untuk mengajukan PHB ini kita harus telah mempunyai penelitian-penelitian yang dijadikan
dasar untuk pembuatan proposal PHB. Jika kita belum mempunyai penelitian dasarnya, maka
kemungkinan besar proposal kita akan ditolak.
Prinsip kedua adalah bahwa PHB merupakan penelitian berkelompok dan antar bidang.
Artinya adalah bahwa PHK mengharuskan anggota penelitian lebih dari satu orang yang
berbeda bidang keahliannya. Pemilihan anggota harus berdasarkan bidang keahlian yang
memang dibutuhkan bagi berhasilnya penelitian tersebut. Peneliti utama harus telah
mempunyai penelitian yang dapat dijadikan dasar bagi proposal yang dibuatnya. Anggota
penelitian jika memungkinkan dipilih anggota yang memang juga melakukan penelitian yang
serupa dengan yang diajukan.
Prinsip ketiga adalah bahwa alat utama yang akan digunakan bagi penelitian berada pada
institusi pelaksana penelitian. Jika alat utama tidak ada, maka proposal sebaiknya diajukan
kepada penelitian hibah pekerti.
Prinsip keempat adalah bahwa peneliti utama adalah peneliti atau dosen pada perguruan
tinggi yang mengajukan proposal tersebut, sedangkan anggota lain bebas. Artinya anggota
dapat dipilih dari jurusan yang bersangkutan, jurusan lain, atau bahkan perguruan tinggi lain.
Jumlah peneliti maksimal 4 dosen.
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
1. Tunjukkan pentingnya penelitian anda.
2. Tunjukkan penelitian yang telah anda lakukan, dan uraikan dimana posisi penelitian anda
dalam hubungannya dengan proposal yang anda ajukan.
3. Sebaiknya hal yang penting diuraikan terlebih dahulu, baru kemudian alas an-alasan
mengapa hal itu penting.
4. Uraikan metodologi penelitian secara jelas, singkat dan rinci. Hal-hal yang umum tidak
perlu diuraikan secara rinci.
5. Alokasi waktu bagi setiap anggota harus logis.
6. Jadwal dan pengangaran harus sesuai dengan metodologi penelitian.
7. Metodologi penelitian menjawab pemecahan masalah/tujuan penelitian.
8. Dan lain-lain.
Tahapan Penulisan Proposal
Pada dasarnya tahapan pembuatan proposal PHB tidak berbeda dengan lainnya. Tahap
pertama adalah menyusun draft 1 secara lengkap. Setelah itu anda uji keterbacaan dan
kelancaran alur pemikiran, kesalahan bahasa, kalimat, kata, paragraph dll. Setelah selesai,
anda dapat mendiskusikannya dengan anggota peneliti atau bahkan dengan peer group. Jika
peer group sudah terbentuk, maka akan mudah bagi kita untuk menyunting proposal PHB.
Semua saran dipertimbangkan dan dijadikan dasar untuk perbaikkan proposal.
Pada tahap pertama, anda tentunya harus menggali permasalahan penelitian bersama dengan
anggota peneliti sehubungan dengan hasil-hasil penelitian yang telah anda lakukan. Setelah
diperoleh masalah penelitian, barulah anda mencari alternatif pemecahannya. Berdasarkan
hasil penelitian sebelumnya, maka akan diperoleh hipoteisis dan tujuan penelitian.
Berdasarkan hipotesis dan tujuan penelitian inilai kita menyusun metodologi penelitian,
jadwal, anggaran dll. Pada draft pertama ini mungkin proposal sudah lengkap tapi masih
belum tersusun dengan baik. Bersama-sama dengan anggota peneliti proposal disunting dan
diperbaiki sampai dinilai sudah memadai. Tahap berikutnya adalah penyuntingan dalam peer
group.
Jaid jelaslah bahwa setiap anggota peneliti harus terlibat dalam pembuatan proposal. Jadi
jangan sampai menjadi peneliti “instant”. Yang hanya sebagai anggota pasif, atau bahkan
menerima proposal yang dibuat oleh orang lain untuk dijadikan proposal atas namanya.
Etika Penelitian PHB
Pada dasarnya semua anggota peneliti diharapkan memberikan kontribusinya dalam
penelitian PHB. Untuk itu koordinator perlu membuat pembagian tugas sesuai dengan
keahlian dan alokasi waktu yang diperlukan. Disini kadang terjadi kesulitan, karena berbagai
sebab. Misalnya ada anggota yang kurang berminat, atau ada anggota yang terlalu sibuk atau
bahkan peneliti utama yang tidak menghendaki anggota aktif. Tentunya hal-hal semacam ini
perlu dihindari, agar tidak terjadi miskomunikasi.
Etika Publikasi Hasil Penelitian PHB
Ada beberapa prinsip yang harus dipegang oleh setiap peneliti, yaitu bahwa hasil penelitian
PHB dipublikasikan secara bersama. Artinya, kita tidak boleh secara sendirian
mempublikasikan hasil penelitian, sementara para anggotanya tidak dicantumkan. Idealnya,
dalam penulisan hasil PHB setiap anggota dilibatkan. Disini dapat didiskusikan siapa yang
menjadi penulis utama. Pada dasarnya penulis utama adalah peneliti utama yang mempunyai
kontribusi utama dalam penulisan. Peneliti utama dapat menyerahkan penulisan karya ilmiah
kepada anggota sepenuhnya dengan catatan anggota yang menulis sebagai penulis utama.
Pada dasarnya kita dapat mengurutkan penulis sesuai dengan kontribusinya dalam penulisan
karya ilmiah.
Sebagai penghargaan kepada penyandang dana, pada akhir karya ilmiah sebaiknya
dicantumkan ucapan terima kasih. Pada ucapan terima kasih dapat dituliskan pihak-pihak lain
yang berjasa dalam penulisan dan penelitan tersebut.
Pada kasus dimana semua anggota ingin menjadi penulis utama, maka hasil PHB dapat
dipecah-pecah dalam beberapa karya ilmiah. Untuk itu, pada saat penelitian perlu dirancang
hasil penelitian dapat dipecah menjadi beberapa karya ilmiah. Kelemahan cara ini adalah kita
tidak dapat menampilkan hasil PHB secara menyeluruh dan tuntas.
Hindari Plagiat
Plagiat sering kali dilakukan oleh seseorang disebabkan karena ketidaktahuan peneliti atau
penulis. Untuk menghindari hal tersebut, setiap peneliti wajib hukumnya untuk mempelajari
etika penelitian. Memang pelanggaran terhadap etika tidak ada sangsi hukumnya, sehingga
kadang kala kita sengaja melanggarnya.
Pernah terjadi seorang Doktor dicopot gelar akademiknya karena terbukti plagiat. Oleh sebab
itu kita harus berhati-hati agar tidak terjebak. Hal yang sering kita lupakan adalah plagiat
terhadap karya kita sendiri. Kita tidak merasa bahwa itu plagiat, toh karya sendiri. Padahal
segala sesuatu yang telah dipublikasikan harus dihargai. Jika kita plagiat terhadap karya kita
sendiri, berarti kita tidak menghargai diri kita sendiri. Hal ini akan berdampak negatif bagi
kita sendiri, karena bisa jadi orang lain pun kemudian tidak menghargai karya kita.
Daftar Pustaka
Anonim. 2002. Undang-Undang Perlindungan terhadap Kekayaan Intelektual. Citra Umbara.
Bandung.
Asian-Australasian Journal of Animal Science. 2003. Guide for authors. AAAP, Korea.
Banjarnahor, G. 1994. Wartawan Frelance. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Brotowidjoyo, M. D. 1995. Penulisan Karangan Ilmiah. Edisi Kedua. Akademika Pressindo.
Jakarta.
Echols, J. M. dan H. Shadily. 2000. Kamus Inggris Indonesia. Cetakan XXIV. Gramedia.
Jakarta.
Mullins, C. J. 1980. The Complete Writing Guide to Preparing Reports, Proposals, Memos,
Etc. Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs, NJ.
Poerwadarminta, W. J. S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. PN Balai Pustaka. Jakarta.
Purbo-Hadiwidjoyo, M. M. 1993. Menyusun Laporan Teknik. Penerbit ITB. Bandung.
Rifai, M. A. 1995. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan dan Penerbitan Karya Ilmiah
Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Sumarno, A. P., K. E. Karimah dan N. A. Damayani. 2000. Filsafat dan Etika Komunikasi.
Universitas Terbuka. Jakarta.
Wiradi, G. 1996. Etika Penulisan Karya Ilmiah. Akatiga. Bandung.
Posted in metode | Tags: berorientasi produk, etika, hibah bersaing, multiyears, penelitian
antar bidang
« KIAT-KIAT PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL
ILMIAH INTERNASIONAL
The Effect of Urea-Multinutrient Supplementation on the Growth of Kacang Goat »
Leave a response
Top of Form
Name*

Email*

Website

Your response:

Submit Comment 132

Bottom of Form
Categories
• agama
• Animal Science
• feed restriction
• fermented product
• Katuk (Sauropus)
• komunikasi
• Lingkungan
• metode
• other medical herbs
• perguruan tinggi
• Sauropus androgynus (katuk)
• scientific writing
• sertifikasi dosen
• Tentang Aku
• umum
• Uncatego

You might also like