Professional Documents
Culture Documents
com
http://www.bacagratisku.blogspot.com
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DALAM UPAYA
PENINGKATAN PRESTASI SISWA
DI MTS MAARIF LEGOK
SKRIPSI
Diajukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) AL-AMIN
Kandanghaur Indramayu Untuk Memenuhi Syarat-Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
DODI JAYA
NIM : 06.01.0035
NRK : 38125.2006
ABSTRAKSI
DODI JAYA : EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI SISWA DI MTS MAARIF
LEEGOK KECAMATAN LOHBENER KABUPATEN INDRAMAYU
(Penelitian di MTs Maarif Legok)
Efektivitas adalahsuatu upaya yang dapat membawa pengaruh, akibat, dan
memmberikan hasilmemuaskan dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar
adalah adanya perubahan tingkah laku yang meliputi segenap aspek organisme
yang bersifat permanent.
Penelitian ini merumuskan Bagaimana efektivitas pembelajaran bahasa
arab, serta metode apa saja yang digunakan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
bahasa arab, juga faktor apa saja yang mendukung dan menghambat prestasi
siswa dalam pembelajaran bahasa arab di mts maarif legok.
Sebagai bahan kajian dan pertimbangan penulis uraikan tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui proses keefektivan Pembelajaran Bahasa Arab di
MTs Maarif Legok, serta memberikan kontribusi pengetahuan khususnya bagi
penulis sekaligus memberikan nilai sugesti agar siswa MTs ma'arif Legok
terampil dalam menguasai keterampilan berbahasa, khususnya Bahasa Arab yang
merupakan bahasa Al-Quran (firman Allah atau kitab pedoman umat Islam) dan
juga merupakan bahasa orang Arab dan sekaligus juga merupakan bahasa Islam.
Sesuai dengan tujuan yang dicapai, penelitian ini menggunakan
metode kualitatif, yakni penelitian yang menurut moleong (2004:37) memiliki ciri
sebagai berikut: brlatar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai
alat peneliti, memanfaatkan metode kualitatif, menganalisis secara induktif,
mengarahkan sasaran pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif,
lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi studi dengan fokus,
memliki kriteria untuk menguji keabsahan data, rancangan penelitian bersifat
sementara, dan hasil penelitian diseakati bersama antara pihak peneliti dengan
subyek yang diteliti.
Untuk melakukan eksplorasi seperti yang dikehendaki dalam penelitian
kualitatif seperti digambarkan diatas, tatakerja yang dikehendaki lebih
menekankan pada observasi dan wawancara mendalam. Hal ini akan memberikan
pemahaman secara konprehenshif terhadap pemikiran, sikap serta perilaku subyek
penelitian
realitas
tersebut.
Secara
spesifik,
model
penelitian
ini
dapat
Oleh:
DODI JAYA
NIM : 06.01.0035
Menyetujui :
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs
PENGESAHAN
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DALAM UPAYA
PENINGKATAN PRESTASI SISWA
DI MTS MAARIF LEGOK
Oleh:
DODI JAYA
NIM : 06.01.0035
Tanda Tangan
Tanggal
1. .. . ...
2. .. . ...
3. .. . ...
MOTTO
Anda bisa, jika Anda berpikir bisa, selama akal mengatakan bisa. Batasan
apakah sesuatu masuk akal atau tidak, kita lihat saja orang lain, jika
orang lain telah melakukannya atau telah mencapai impiannya, maka
impian tersebut adalah masuk akal.
Apakah kita bisa untuk mengemban misi kita? Insya Allah kita bisa,
karena Allah Mahatahu, Allah tahu sampai dimana potensi dan
kemampuan kita. Jika kita tidak merasa mampu berarti kita belum benarbenar mengoptimalkan potensi kita.
Jika target obsesi itu baik, maka memiliki obsesi bukan hanya baik, tetapi
harus. Karena motivasi dari sebuah obsesi sangat kuat.
Untuk menjadi sukses, Anda harus memutuskan dengan tepat apa yang
Anda inginkan, tuliskan dan kemudian buatlah sebuah rencana untuk
mencapainya.
Merumuskan Visi dan Misi adalah salah satu bentuk dalam mengambil
keputusan, bahkan pengambilan keputusan yang cukup fundamental. Visi
dan Misi Anda akan menjiwai segala
gerak dan tindakan di masa datang.
Menciptakan kebiasaan baru adalah salah satu dari kunci sukses. Jika
anda ingin sukses Anda harus mulai menciptakan kebiasaan-kebiasaan
yang akan membawa Anda kepada kesuksesan.
Jika Anda ingin menang dalam bisnis, karir, pendidikan, olah raga, dsb
maka Anda harus memiliki kebiasaan-kebiasaan seorang pemenang
pula.
KATA PENGANTAR
Sesungguhnya semua sanjungan, puja dan puji hanyalah miuilk allah, Rabb yang
maha menciptakan dan memelihara serta yang menguasai seluruh perbendaharaan di
langit dan bumi. Dia yang membawa manusia dari kegelapan (kejahiliahan) menuju
peradaban dibawah naungan hidayah nya. Tidak ada yang patut disembah kecuali hanya
dia.
Semoga shalawat dan salam selalu tercurah untuk utusan-mu yang mulia, suci
dan terpelihara Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam, para keluarga, dan para
sahabatnya, serta untuk para pengikut sunnahnya yang setia hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, atas karunia-Nya penulis bisa menyelesaikan Skripsi ini. Penulis
juga menyadari bahwa ada berbagai pihak yang telah membantu dalam proses
penggarapan Skripsi ini, baik dari awal hingga akhir. Oleh karenanya penulis
menyampaikan rasa terimakasih yang takterhingga kepada segenap pihak yang turut
berjasa besar dalam menyelesaikan tulisan ini, yaitu :
1. Bapak Drs. AHMAD S, M.Ag, Selaku Ketua STIT AL-AMIN, sekaligus sebagai
Pembimbing I yang telah membantu, mengarahkan, dan memberi kemudahan dalam
penulisan skripsi ini.
Indramayu,
November 2010
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi dan pendukung dalam pergaulan
manusia dalam sehari-hari baik antara individu dengan individu, individu dengan
masyarakat, maupun dengan bangsa tertentu. Adapun bahasa Arab merupakan
bahasa yang istimewa di dunia ini seperti yang kita ketahui, bahwasannya bahasa
Arab tidak hanya merupakan bahasa peradaban, melainkan juga sebagai bahasa
persatuan umat Islam di dunia. Bahasa Arab adalah selain merupakan bahasa AlQuran (firman Allah atau kitab pedoman umat Islam) yang memiliki uslub yang
bermutu juga memiliki sastra yang sangat mengagungkan manusia dan manusia
tidak mampu untuk menandingi. Menurut Abdul Alim Ibrahim (1978;48) bahwa
bahasa Arab merupakan bahasa orang Arab dan sekaligus juga merupakan bahasa
Islam.1
Bahasa-bahasa lain termasuk bahasa Indonesia, tidak dapat diandalkan
untuk memberikan kepastian arti yang tersurat dan tersirat yang terkandung dalam
Al-Quran (Ash Shidiqi,1975;2007) karena Al-Quran diturunkan dalam bahasa
Arab, maka kaidah-kaidah yang diperlukan dalam memahami Al-Quran bersendi
1 Azhar Arsad, Bahasa Arab dan Beberapa Metode Pengajarannya, (Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2003), hal. 7
atas kaidah-kaidah bahasa Arab, memahami asas-asasnya, merupakan uslubuslubnya dan mengetahui rahasia-rahasianya (Ash Shidgi, 1972;284)2 Pengajaran
bahasa Arab adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong,
membimbing, mengembangkan serta membina kemampuan bahasa Arab, baik
secara aktif maupun pasif serta menumbuhkan sikap positif. Adapun yang
dimaksud dengan berbahasa Arab aktif yaitu kemampuan berkomunikasi dengan
baik dan benar secara lisan, yaitu dalam berkomunikasi atau berbicara dengan
orang lain maupun secara tertulis seperti membuat karangan. Sedangkan
kemampuan berbahasa pasif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan
orang lain dan kemampuan memahami isi bacaan. Kemampuan berbahasa Arab
serta sikap positif terhadap bahasa tersebut sangat penting karena dapat membantu
dalam memahami sumber ajaran Islam yaitu Al-Quran dan hadits, dan kitab
bahasa Arab yang berkenaan dengan Islam. Oleh karena itu, bahasa Arab
merupakan bahasa Al-Quran dan menjadi salah satu alat komunikasi
internasional. Dengan demikian itu mempelajari bahasa Arab menjadi sesuatu
kebutuhan bagi setiap orang khususnya bagi umat Islam.itu dikarenakan bahasa
Arab merupakan bahasa istimewa dan juga menjadi bahasa pilihan karena telah
menjadi bahasa Al-Quran. Meskipun bahasa Arab merupakan bahasa Al-Quran
bukan berarti Al-Quran tersebut diturunkan untuk bangsa Arab saja, melainkan
untuk seluruh bangsa di seluruh dunia.
Dikarenakan bahasa tersebut disesuaikan dengan tingkat kemampuan
bangsa di seluruh dunia guna untuk memahaminya sebagai mana dalam firman
Allah SWT.
2 Ibid 9
Artinya: Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa
kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka.
Maka Allah menyesatkan siapa yang dia kehendaki, dan memberi petunjuk
kepada siapa yang dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi
Maha Bijaksana. (QS.Ibrahim ayat 4).3
Jadi alQuran dengan bahasanya tersebut telah diukur atau didesain
oleh Allah untuk dapat dipahami dan diamalkan oleh bangsa manapun. Tatkala
kita merasa kesulitan dengan hal apapun yang menyangkut bahasa Arab, bukan
berarti alasan dari kesulitan kita adalah bahasa Arab yang nota bena merupakan
bahasa asing bagi kita sebagai orang Indonesia. Pada dasarnya yang kita butuhkan
adalah kemauan yang besar untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan
bahasa Arab sehingga memperoleh hasil yang kita harapkan. Sebagai salah satu
contoh, siswa yang sedang mengikuti pelajaran bahasa Arab, hendaknya
menghilangkan kesan pertama kali bahasa Arab itu sulit, karena bahasa adalah
merupakan kebiasaan yang terus dilatih akan mudah memahaminya. Begitu juga
dengan guru hendaknya guru pengajar bahasa Arab haruslah memberi motivasi
terhadap anak didiknya, bahwa bahasa Arab itu mudah asalkan ada kemauan yang
besar untuk mempelajarinya. Dalam suatu sistem mempelajari bahasa Arab yang
ideal diharapkan siswa mempunyai ketrampilan atau melewati fase-fase bahasa
Arab antara lain:
1. Ketrampilan mendengar.
3 (QS.Ibrahim: 4) quran terjemah Departemen Agama Republik Indonesia
2. Ketrampilan berbicara.
3. Ketrampilan membaca.
4. Ketrampilan menulis.4
Agar tujuan pembelajaran tercapai, guru hendaknya pandai-pandai
mengelola kelasnya dengan memperhatikan efektifitas dan efisien dari kegiatan
belajar mengajar yang telah direncanakan. Untuk tuntutan itu, guru harus
membantu para siswa untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan efisien.
Adapun pembelajaran yang efektif adalah suatu upaya mengetahui
berhasil tidaknya pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab khususnya baik dari segi
proses maupun hasil. Maka peran guru tidak cukup sebagai pengajar saja.
Disamping para pengajar juga diharapkan pakar bahasa Arab sangat membantu
perkembangan pembelajaran bahasa Arab itu sendiri. Upaya yang dapat dilakukan
berupa pengadaan pusat latihan, laboratorium bahasa, media-media yang
menyajikan bahasa Arab yang praktis dan buku-buku karya ilmiah yang
menyajikan bahasa Arab yang mudah atau gamblang dan metodologis5
Keberhasilan seorang siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi
belajar siswa yang bersangkutan. Di dalam pendidikan siswa akan dinilai
keberhasilannya melalui tes hasil belajar. Hasil yang diharapkan adalah prestasi
belajar yang baik karena setiap orang menginginkan prestasi yang tinggi, baik
siswa, guru, sekolah, maupun orang tua hingga masyarakat. Namun antara siswa
satu dengan siswa yang lainnya berbeda dalam pencapaian prestasi belajar. Ada
4 Maluddin Sukamto dan Akhmad Munawwir, Tata Bahasa Arab Sistematis,
(Yogyakarta:Norma Media Idea, 2004), hal. 5
58Tayas Yusuf dan Syaiful Anwar. Metodologi Pengajaran dan Bahasa Arab,
(Jakarta:Grafindo Persada 1995)
yang mampu mencapai prestasi yang tinggi, namun ada juga siswa yang rendah
prestasi belajarnya.
Adanya perbedaan prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam
individu seperti kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan
kesiapan. Sedangkan faktor eksternal adalah semua faktor yang bersumber dari
luar seperti lingkungan. Lingkungan ini terdiri dari tiga yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga meliputi
cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan
ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.
Lingkungan sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah
dan lain-lain. Sedangkan lingkungan masyarakat meliputi keadaan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakakat
B. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan permasalahan tersebut diatas dalam penulisan
skripsi ini penulis ingin mengkaji metode pengajaran bahasa Arab dalam
rumusan :
(1) Bagaimana efektivitas pembelajaran bahasa arab di mts maarif legok
(2) metode apa saja yang digunakan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
bahasa arab di mts maarif legok
(3) Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat prestasi siswa dalam
pembelajaran bahasa arab di mts maarif legok
2.
3.
atau
yang
berkecimpung
dalam
dunia
pendidikan
untuk
ini
menggunakan
metode
wawancara
interview
dan
dokumentasi. Sumber data penulis peroleh dari sumber data primer, yaitu
informan yang terdiri dari guru bahasa Arab kelas. Dan sumber data
sekunder adalah sumber data tangan kedua tempat penyimpanan dokumen
3. Populasi dan sampel
a. Populasi penelitian
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di mts maarif legok
sebanyak 125 orang dengan karakteristik yang sama memiliki stratifikasi
berdasarkan tingkatan kelas.
b. Dengan karakter populasi yang memiliki strata seperti digambarkan
diatas, maka sampel penelitian diambil dengan teknik stratied sampling,
yakni penelitian berdasarkan strata yang ada, yakni sebanyak 3 kelas
masing-masing kelas sebanyak 15 orang.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Observasi
Observasi sebagai alat pengumpul data, banyak digunakan untuk
mengukur tingkah laku individu, ataupun proses terjadinya sesuatu yang
dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi
buatan6. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran
umum pembelajaran di Madrasah tsanawiyah maarif Legok dan untuk
6Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Bandung: Sinar Baru,
1989), hal. 109
interview
guna
mengetahui
data
tentang
metodologi
pembelajaran bahasa arab dalam proses belajar mengajar dan kendalakendala dalam pembelajaran bahasa Arab. Metode ini digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan cara Tanya jawab8 dan
suatu komunikasi
memperoleh informasi.
d. Metode Angket Metode ini digunakan untuk menjaring data yang akan
dianalisis
dalam
penelitian
dan
berkaitan
dengan
metodologi
a. Daftar pedoman interview dalam hal ini penulis hanya memuat atau
mencantumkan pokok-pokok pertanyaan saja. Selebihnya penulis
mengembangkan sendiri pertanyaan-pertanyaan itu dalam wawancara
untuk mendapatkan data-data sesuai dengan kepentingan penelitian.
b. Yang memuat pokok-pokok masalah yang hendak diobservasikan
dengan melakukan pengamatan dan pencatatan sendiri sesuai dengan
kenyataan yang ada di lapangan.
5. Teknik Analisis Data
Setelah pengumpulan data, langkah selanjutnya adalah proses analisis
data. Pada penelitian ini menggunakan data kualitatif yang mana penelitian
kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari lapangan, yakni
fakta empiris atau induktif. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu
proses atau penemuan yang terjadi secara alami, mencatat, menganalisis,
menafsirkan, dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses
tersebut. Data yang sudah masuk pada penulis akan dikumpulkan sesuai
dengan kelompok-kelompok data tertentu. Data tertentu kemudian dilakukan
analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif
kualitatif ini dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada
saat penelitian dilakukan. Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan
penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitian tidak perlu
merumuskan hipotesis, peneliti menggunakan deskriptif kualitatif. Adapun
langkahlangkahnya sebagai berikut:
a.Kata-Kata dan Tindakan
E. Sistematika Pembahasan
Bab III : Merupakan Metodologi penelitian yang terdiri atas : profil mts maarif
legok, letak geografis struktur organisasi, sarana dan prasarana
Bab IV: Merupakan , analisis data atau laporan hasil penelitian mengenai
Keefektifan pembelajaran bahasa Arab,serta penyajian data mengenai prestasi
belajar siswa.
Bab IV : Akhir dari bab ini merupakan kesimpulan dan saran sebagai akhir dari
pembahasan skripsi ini.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Efektifitas pembelajaran bahasa arab
1. Pengertian Efektivitas
Ketika kita berbicara tentang efektif, kita akan mengalami kesulitan dalam
memberikan makna. Di mana efektifitas tidak memiliki patokan makna yang pasti
dalam pengukurannya berikut ini akan saya berikan definisi efektifitas dari
beberapa pakar. Menurut CES, di dalam ensiklopedia Indonesia adalah tujuan, suatu
usaha. Menurut Burhani MS dan Hasbi Lawrence, yang dimaksud efektifitas adalah
ketepatgunaan, hasil guna, menunjang tujuan. Menurut T. Hani Handoko, efektifitas
adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.10 Dari definisi di atas dapat disimpulkan
bahwasannya efektifitas adalah suatu upaya untuk mengetahui berhasil tidaknya
pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab, khususnya baik dari segi proses maupun
hasil.
Bagi seorang pengajar yang baik hendaknya mengetahui dan memahami
tujuan-tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran bahasa Arab. Sesuai dengan
materi yang diajarkan sehingga dapat menentukan metode yang tepat dalam
pengetahuan bahasa Arab. Menetapkan materi atau bahan pengajaran dalam
perencanaan mengajar tidak akan menemui banyaknya kesulitan, asal tujuan
pembelajaran dirumuskan secara jelas dan terdapatnya sumber yang berkenaan
dengan bahan tersebut.11 Materi atau bahan pembelajaran yang dipelajari siswa
tidak terlepas dari syarat-syarat memilih atau menetapkan materi pelajaran, yaitu:
10 Hani Handoko, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: BPFE, 1987), h. 30
11 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algasindo,1987), h. 67-70
Begitu juga dengan kitab pelajaran bahasa Arab, hendaknya membawa manfaat
bagi anak didik setelah
Dalam pembelajaran harus ada upaya-upaya agar motivasi yang sudah ada pada
diri pembelajaran tetap terpelihara dan ditingkatkan karena motivasi berguna
untuk menghubungkan pengalaman yang lama dengan bahan pelajaran yang
baru, sebab setiap siswa datang ke kelas dengan latar belakang yang berbedabeda. Dengan motivasi, siswa tidak mengalami dalam belajar dan merasa
terdorong untuk mempelajari bahan-bahan baru,
b. Bahan ajar
Bahan belajar yang tersedia harus mendukung bagi pencapaian tujuan belajar
siswa karena itu penggunaan bahan belajar harus selektif dan disesuaikan
dengan komponen-komponen lainnya.
sistem yang efektif,18 yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan
pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran dan guru itu sendiri.
Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai,
dikembangkan dan diapresiasikan untuk dapat ditentukan hasil-hasil
pendidikan yang di inginkan. Guru itu sendiri adalah sumber utama bagi para
siswa dan dia harus mampu menulis dan memilih tujuan-tujuan pendidik yang
bermakna dan dapat diukur19.Adapun tujuan umum dalam mempelajari bahasa
Arab yaitu; agar siswa dapat memahami Al-Qur'an dan Hadits sebagai sumber
hukum agama Islam dan ajaran-ajarannya.
2. Dapat memahami dan mengerti buku-buku agama dan kebudayaan Islam yang
tertulis dalam bahasa Arab
3. Sebagai alat bantu sebagai alat pembantu keahlian lainnya.
4. Untuk membina ahli bahasa yang benar-benar profesional20.
2. Hakekat Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Perubahan perilaku
terjadi karena didahului oleh proses pengalaman. Dari pengalaman yang satu ke
pengalaman yang lain akan menyebabkan proses perubahan. Perubahan ini tidak
hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga kecakapan,
ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri.
"Belajar tidak hanya mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan, persepsi,
18 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 75
19 Ibid. h, 76
20 Departemen Agama, Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi Agama
Islam\IAIN, (Jakarta: Proyek Pembinaan System Pendidikan Agama Islam, 1997), h. 117
makna, sesuatu entah tes, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar
merupakan proses mengasimilasi dan
Menghubungkan dengan pengalaman atau bagian yang dipelajarinya dari
pengertian yang dimiliki sehingga pengertiannya menjadi berkembang. 23
Sehubungan dengan hal itu, ada beberapa ciri atau prinsip dalam belajar menurut
Paul Suparno sebagai berikut:
1. Belajar mencari makna. Makna diciptakan siswa dari apa yang mereka lihat,
dengar, rasakan, dan alami.
12. Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus.
2 3.
23 Sardiman, AM. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.),h37
24 Ibid.h38
karena itu guru sangat dibutuhkan untuk membantu belajar siswa sebagai
perwujudan perannya sebagai mediator dan fasilitator.
4. Prinsip-prinsip Belajar
Untuk melengkapi berbagai pengertian dan makna belajar, perlu
dikemukakan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar. Seorang guru atau
calon guru perlu mengetahui prinsip-prinsip belajar yaitu prinsip-prinsip belajar
yang harus dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan oleh
setiap siswa secara individual. Beberapa prinsip belajar yang perlu diketahui
antara lain:
61. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
1a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
meningkatkan
minat
dan
membimbing
untuk
mencapai
tujuan
instruksional
2b. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat
pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
3c. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
4d. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
52. Sesuai hakikat belajar
6a. Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya.
7b. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.
8c. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu
dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang
diharapkan.
93. Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari
10a. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,
penyajian
yang
sederhana,
sehingga
siswa
mudah
menangkap
pengertiannya.
11b. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan
tujuan instruksional yang harus dicapai.
124. Syarat keberhasilan belajar
13a. Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar
dengan tenang.
14b. Repetisi, dalam belajar mengajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/ketrampilan/sikap itu mendalam pada siswa. 25
1
2
35. Teori-teori Belajar
Selama perkembangan sejarah psikologi, kita banyak sekali mengenal
aliran psikologi. Setiap aliran tersebut mempunyai pandangan sendiri mengenai
belajar. Berikut ini adalah beberapa teori tentang belajar:
1. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya
Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari bermacam-macam daya. Masingmasing daya dapat dilatih dalam rangka untuk memenuhi fungsinya. Untuk
25 Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka
Cipta.),h 27-28
melatih daya itu dapat digunakan berbagai cara atau bahan. Misalkan untuk
melatih daya ingat dalam belajar dengan menghafalkan kata-kata atau angka,
istilah-istilah asing.
2. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt
Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagianbagian/unsur. Sehingga dalam kegiatan belajar berawal dari pengamatan.
Pengamatan itu penting dilakukan secara menyeluruh. Sehingga berdasarkan
teori ini mudah atau sukarnya suatu pemecahan masalah tergantung pada
pengamatan. Menurut aliran teori ini, seseorang belajar jika mendapatkan
insight. Insight ini diperoleh kalau seseorang melihat hubungan tertentu antara
berbagai unsur dalam situasi tertentu.
Dari aliran ilmu jiwa Gestalt memberikan beberapa prinsip yang penting,
antara lain:
a. Manusia bereaksi dengan lingkungannya secara keseluruhan, tidak hanya
secara intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, sosial dan sebagainya.
b. Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.
c. Manusia berkembang secara keseluruhan sejak dari kecil sampai dewasa,
lengkap dengan segala aspek-aspeknya.
d. Belajar adalah perkembangan ke arah diferensiasi yang lebih luas.
e. Belajar hanya berhasil apabila tercapai kematangan untuk memperoleh insight.
1f. Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi
memberi dorongan yang menggerakkan seluruh organisme.
2g. Belajar akan berhasil kalau ada tujuan.
3h. Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif, bukan ibarat suatu
bejana yang diisi.
43. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi
Ilmu jiwa asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri
dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Dari aliran ini ada dua
teori yang terkenal yakni:
2a. Teori Konektionisme
Teori ini mengatakan belajar adalah pembentukan hubungan antara
stimulus dan respon, antara aksi dan reaksi. Antara stimulus dan respon ini
akan terjadi suatu hubungan yang erat kalau sering dilatih. Berkat latihan yang
terus menerus, hubungan antara stimulus dan respon itu akan terbiasa,
otomatis.
b. Teori Conditioning
Teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan melakukan sesuatu
kebiasaan karena adanya suatu tanda. Kondisi yang diciptakan merupakan
syarat memunculkan refleks bersyarat.
orang yang sedang mempelajarinya. Jadi seseorang yang belajar itu membentuk
pengertian. 26
Bettencourt menyimpulkan bahwa konstruktivisme tidak bertujuan
mengerti hakikat realitas tetapi lebih hendak melihat bagaimana proses kita
menjadi tahu tentang sesuatu. Jadi menurut teori konstruktivisme, belajar
adalah kegiatan yang aktif dimana si subjek belajar membangun sendiri
pengetahuannya. Subjek belajar juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang
mereka pelajari.27
5. Teori belajar dari R. Gagne
Dalam masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi:
a. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
b. Belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.
Gagne mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia
dapat dibagi menjadi lima kategori yang disebut dengan the domainds of
learning yaitu sebagai berikut ini:
26 Sardiman, AM. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada), hal 30-36
27 Ibid. h37
meyebutkan
bahwa
proses
belajar
mengajar
bukanlah
kegiatan
yang
memungkinkan
subjek
belajar
merekonstruksi
belajar
mengajar
harus
berjalan
secara
efektif
agar
mampu
mempengaruhi hasil belajar siswa. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai
dari yang telah dilakukan, dikerjakan. Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan
dari seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari
sesuatu.29
prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau
angka nilai yang diberikan oleh guru.30
28Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. (Semarang: CV. IKIP Semarang
Press),h64
29 Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka),h895
30 Tuu, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. (Jakarta:
Grasindo),h75
Prestasi belajar bahasa arab merupakan hasil belajar yang telah dicapai
pada mata pelajaran bahasa arab yang ditunjukkan nilai tes atau angka yang
diberikan oleh guru bahasa arab. Berdasarkan pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar bahasa arab merupakan hasil yang telah
dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajar yang ditunjukkan dengan nilai
tes atau angka nilai dari hasil evaluasi yang diberikan oleh guru bahasa arab.
D. Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Mengajar adalah suatu usaha yang sangat kompleks, sehingga sulit menentukan
bagaimana sebenarnya mengajar yang baik. Metode adalah salah satu alat untuk
mencapai tujuan. Sedangkan "pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang
lebih baik"33.
Menurut Ahmadi yg dikutip oleh Yatik Hidayanti, metode pembelajaran adalah
suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau
instruktur.34 Pengertian lain mengatakan bahwa metode pembelajaran merupakan
teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan
pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual ataupun secara
kelompok agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa
dengan baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah strategi
pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai media untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini mendorong seorang guru untuk
33 Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. (Semarang: CV. IKIP Semarang
Press),h24
34 Hidayanti, Yatik. 2006. Pengaruh Motivasi, Metode Pembelajaran dan Lingkungan
terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas X SMAN 12 Semarang. (UNNES: Skripsi)
mencari metode yang tepat dalam penyampaian materinya agar dapat diserap
dengan baik oleh siswa. Mengajar secara efektif sangat bergantung pada
pemilihan dan penggunaan metode mengajar.
2. Tujuan yang akan dicapai Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap
kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat mempengaruhi penyeleksian metode
yang harus digunakan. Metode yang dipilih guru harus sesuai dengan taraf
kemampuan yang hendak diisi ke dalam diri setiap anak didik. Jadi metode
harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
3. Situasi belajar mengajar Situasi belajar mengajar yang diciptakan guru tidak
selamanya sama. Maka guru harus memilih metode mengajar yang sesuai
dengan situasi yang diciptakan. Di waktu lain, sesuai dengan sifat bahan dan
kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan maka guru menciptakan lingkungan
belajar secara berkelompok. Jadi situasi yang diciptakan mempengaruhi
pemilihan dan penentuan metode mengajar.
4.Fasilitas belajar mengajar Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi
pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang
menunjang belajar anak di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan
mempengaruhi pemilihan metode mengajar.
5. Guru. Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi.
Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam
memilih dan menentukan metode. Apalagi belum memiliki pengalaman
mengajar yang memadai. Tetapi ada juga yang tepat memilihnya namun dalam
pelaksanaannya menemui kendala disebabkan labilnya kepribadian dan
dangkalnya penguasaan atas metode yang digunakan. Sedangkan kriteria
pemilihan metode menurut Slameto (1991:98) adalah:
a. Tujuan pengajaran, yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat ditunjukkan siswa
setelah proses belajar mengajar.
b. Materi pengajaran, yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran yang berupa
fakta yang memerlukan metode yang berbeda dari metode yang dipakai untuk
mengajarkan materi yang berupa konsep, prosedur atau kaidah.
c. Besar kelas (jumlah kelas), yaitu banyaknya siswa yang mengikuti pelajaran
dalam kelas yang bersangkutan. Kelas dengan 5-10 orang siswa memerlukan
metode pengajaran yang berbeda dibandingkan kelas dengan 50-100 orang
siswa.
d. Kemampuan siswa, yaitu kemampuan siswa menangkap dan mengembangkan
bahan pengajaran yang diajarkan. Hal ini banyak tergantung pada tingkat
kematangan siswa baik mental, fisik dan intelektualnya.
e. Kemampuan guru, yaitu kemampuan dalam menggunakan berbagai jenis
metode pengajaran yang optimal.
f. Fasilitas yang tersedia, bahan atau alat bantu serta fasilitas lain yang dapat
digunakan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran.
g. Waktu yang tersedia, jumlah waktu yang direncanakan atau dialokasikan untuk
menyajikan bahan pengajaran yang sudah ditentukan. Untuk materi yang
banyak akan disajikan dalam waktu yang singkat memerlukan metode yang
berbeda dengan bahan penyajian yang relatif sedikit tetapi waktu penyajian
yang relatif cukup banyak.35
Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar
adalah:
1. Metode mengajar harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar
siswa.
35 Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka
Cipta),h98
1. Metode ceramah Metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan
untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok
persoalan serta masalah secara lisan.37
a. Kelebihan metode ceramah 1) Guru lebih menguasai kelas
2) Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas
3) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar
4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya
5) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik
b. Kelemahan metode ceramah
1) Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
2) Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) lebih besar menerima.
3) Membosankan bila selalu digunakan dan terlalu lama.
4) Sukar menyimpulkan siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya.
2. Metode tanya jawab Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada
saat yang sama terjadi
dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya
guru menjawab.
a. Kelebihan metode tanya jawab
1) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa.
2) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk
daya ingatan.
3) Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan
mengemukakan pendapat.
37 Ibrahim, R. 2003. Perencanaan Pengajaran. (Jakarta: Rineka Cipta),h106
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Baru pada tanggal 9 Mei 1986 mendapat pengesahan dari Akte Notaris: Ibrahim
Basya No. 5 dan terdaftar pada Pengadilan Negeri Sukabumi No. W8. DLHM
07.01.50/1986-PN-Smi. Mts Maarif Legok mulai beroperasi/membuka tahun
ajaran baru pada tanggal 16 Juli 1986 dengan jumlah pendaftar perdana 42 siswa.
Tujuan utama pendirian Madrasah Tsanawiyah Maarif Legok ini adalah untuk
mencetak lulusan-lulusan yang berintelektual-santri dan bersantri intelektual. Oleh
karena itu dalam kegiatan dipadukan antara pengajaran di sekolah dan kegiatan
pengajian Al-Qur'an dengan materi ayat-ayat pilihan yang disesuaikan dengan
pelajaran agama di sekolah yang menggunakan metode tahfidz berikut
terjemahannya terutama ayat-ayat yang berkenaan dengan akhlak (moral).
Pada tahun 1995 Madrasah Tsanawiyah Maarif resmi memiliki bangunan sendiri
dengan lima lokal dan menyediakan asrama putera/puteri bagi siswa yang tempat
tinggalnya jauh namun bersungguh-sungguh untuk belajar di Madrasah
Tsanawiyah tersebut. Sampai saat ini Tsanawiyah maarif Legok telah
mengeluarkan 21 angkatan/lulusan. Adapun yang menjabat sebagai ketua yayasan
Darul Maarif Legok saat ini adalah Bapak DRS.MUNAJI,MA yang merupakan
pendiri dan pemilik tanah MTs Maarif Legok.
Selama....Tahun Madrasah Tsanawiyah Ma'arif Legok berdiri yang terletak
ditengah-tengah masyarakat adapun desa tersebut dibatasi oleh beberapa desa
antara lain
1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Lohbener
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bojong Slawi
3. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Jatisawit Lor
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Waru
2. Struktur Organisasi
Menerapkan tenaga baru dalam memegang mata pelajaran atau Guru kelas
hendaknya berhati-hati karena bisa salah atu kurang sesuai dengan pengalaman
pendidikan. Mengenai hal ini maka secermat mungkinn bagi kepala sekolah untuk
menerapkan tenaga Guru yang tentunya didasari dengan pengalaman pendidikan
serta pengalaman yang diterimanya.
Tenaga Guru Madrasah Tsanawiyah Maarif Legok ada
orang personil
B. Metode penelitian
Sesuai dengan tujuan yang dicapai, penelitian ini menggunakan metode
kualitatif, yakni penelitian yang menurut moleong (2004:37) memiliki ciri sebagai
berikut: brlatar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat
peneliti,
memanfaatkan
metode
kualitatif,
menganalisis
secara
induktif,
mengarahkan sasaran pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif,
lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi studi dengan fokus,
memliki kriteria untuk menguji keabsahan data, rancangan penelitian bersifat
sementara, dan hasil penelitian diseakati bersama antara pihak peneliti dengan
subyek yang diteliti.
tersebut.
Secara
spesifik,
model
penelitian
ini
dapat
Untuk menguki keabsahan data, dilakukan uji trianggulasi antara data hasil
wawancara, observasi, dan study dokumentasi atau antara sumber data satu
dengan sumber data lainnya.
3. Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data dilakukan secara padu
antara berbagai teknik yang dikenal dengan trianggulasi (adanya upaya
mengkomparasikan antara data hasil observasi, dengan hasil wawancara
mendalam, dan study dokumentasi atau antara sumber data satu dengan
sumber data lainnya.
a. Observasi
Menurut gulo (2002:116) pengamatan (observasi) adalah suatu metode
pengumpulan data dimana peneliti atau kolaburatornya mencatat informasi
sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Dalam penelitian
kualitatif observasi merupakan salah satu teknik utama yang digunakan
peneliti untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan konteks,
sehingga peneliti dapat memperoleh makna dari informasi yang
dikumpulkan.
b. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan
responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam
hubungan tatap muk, sehingga gerak dan mimik respondenmerupakan
pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal (gulo,2003:119).
Wawancara dibuka dengan perkenalan dan penciptaan situasi yang
kondusif. Kemudian pertanyaan-pertanyaan diajukan, baik berstruktur
descriptive data you have collected (the signs under which you would
pile the toys) so that the material bearing on a given topic can be
physically separated from other dat. (bogdandan biklen, 1992:66)
2). Reduksi data
Setelah kategorisasi data dilakukan kedalam bentuk rangkuman data
sesuai dengan fokus penelitian, sub fokus penelitian atau kasifikasi
fokus, selanjutnya dilakukan analisis data tentang kelengkapan dan
relevansi data yang ada. Dari hasil analisis tersebut, maka proses
reduksi data hanya dilakukan terhadap data yang benar-benar kurang
relevan dengan fokus penelitian.
3). Display dan klasifikasi data
Display data dilakukan dengan maksusuntuk melihat data secara
keseluruhan, sedangkan klasifikasi data dipergunakan untuk melihat
pengelompokkan data sesuai dengan fokus penelitian.proses yang
dapat dilakukan melalui pengelompokkan kedalam matrik
4). Interpretasi dan verifikasi
Setelah langkah-langkah diatas dilakukan, data yang ada di
interpretasi sesuai dengan kebutuhan, sehingga proses penelitian terus
berkembang secara dinami. Proses generalisasi senantiasa dilakukan
dengan maksud untuk menemukan konsep-konsep dasar yang
signifikan dengan masalah penelitian (grounded theor).
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Efektivitas pembelajaran bahasa arab di MTs ma'arif legok
Kata efektivitas atau efektifitas sering digunakan oleh orang dalam
berbagai bidang. Seperti bidang pendidikan, perdagangan,pertanian dan lain
sebagainya.
1. Pengertian Efektivitas
Efektivitas mempunyai definisi yaitu suatu upaya yang dapat membawa
pengaruh, akibat, memberikan hasil yang memuaskan atau memanfaatkan waktu
dan cara dengan sebaik-baiknya.
Dalam dunia pendidikan kata efektivitas sering dipakai pada pola
penyampaian salah satu materi pelajaran terhadap anak didik atau mahasiswa
ketika terjadi proses belajar mngajar dikelas agar tujuan pengajaran tercapai
dengan baik. Proses belajar mengajar dikatakan efektif apabila berhasil guna,
artinya ada perubahan tingkah laku, baik itu yang berdimensi kognitif (ranah
cipta), afektif (ranah rasa), atau yang berdimensi psikomotor (ranah karsa) bahkan
meliputi segenap aspek organisme yang bersifat permanen.
Selain itu, kata efesien pun sering digunakan dalam dunia pendidikan yang
maknanya tidak jauh berbeda dengan kata efektif. Efisien atau efesiensi adalah
usaha atau bekerja dengan harapan memperoleh hasil yang baik tanpa
menghamburkan biaya, tenaga, dan waktu yang banyak. Sedangkan menurut Gie,
The Liang dalam bukunya "Cara Belajar Efesien", Yogyakarta : 1985 menjelaskan
efesiensi adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan terbaik antara
usaha dengan hasilnya.
Dengan dwmikian, ada dua macam efesiensi yang dapat dicapai siswa
yaitu:
a. Efisiensi Usaha belajar
b. Efesiensi Hasil Belajar
1. Efesiensi hasil belajar
Suatu kegiatan belajar dapat dikatakan efektif atau efesien kalau prestasi
belajar yang diinginkan dapat dicapai memuaskan dengan hasil usaha minimal.
Usaha dalam hal ini segala sesuatu yang digunakan untuk mendapat hasil belajar
yang memuaskan, seperti tenaga, pikiran, waktu, peralatan, dan lain-lain yang
relevan dengan kegiatan belajar. Efesiensi dari sudut usaha ini dapat digambarkan
dalam model berikut ini :
Model Gambaran Efesiensi dari Sudut Usaha Belajar
Usaha belajar
TONO
Usaha belajar
TUTI
Usaha belajar
NANI
Prestasi Belajar
Usaha Belajar
TONO
Prestasi Rendah
TUTI
Prestasi Sedang
NANI
Prestasi Tinggi
ciri
prefeks
-ber
pada
bahasa
Indonesia,
menyatakan
membaca,
43 Oemar Hamalik Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995) h.67
4) Pada saat pelajaran bahasa Arab, siswa memegang atau memiliki buku paket
bahasa arab sehingga dapat membantu meningkatkan kemampuan berbahasa
Arab.
5) Guru selalu memberikan motivasi dan dorongan kepada siswanya untuk selalu
semangat dalam belajarnya agar menghasilkan prestasi yang diinginkannya.
4. Data hasil angket
Angket yang diberikan kepada responden terdiri dari 13 item soal yang diberikan
kepada 43 siswa. Setiap item mempunyai 3 alternatif jawaban sebagai berikut:
a. Senang
b. Biasa saja
c. Tidak senang
Table
Tentang sikap terhadap pelajaran Bahasa Arab
NO Kriteria Nilai
Prosentase
Senang
43
38
90%
Biasa saja
10%
Tidak senang
Table
Tentang qiraah dan Muhadatsah yang terdapat dalam pelajaran Bahasa Arab
NO Kriteria Nilai
Prosentase
Sangat Sulit
43
37
70%
Cukup Sulit
16
30%
Kadang-kadang
Table
NO Kriteria Nilai
Prosentase
Tidak Sulit
43
14
36%
Cukup Sulit
29
64%
Sangat Sulit
Table
Tentang Latihan dan Soal
NO Kriteria Nilai
Prosentase
Tidak Sulit
43
12
32%
Cukup Sulit
31
68%
Sangat Sulit
tergolong cukup dalam hal penguasaan latihan soal dalam kitab. Pertanyaan diatas
digunakan peneliti untuk mengevaluasi pemahaman siswa tentang materi yang
telah diajarkan oleh guru dalam pembelajaran bahasa .
Table
Tentang pelajaran yang diberikan oleh guru
NO Kriteria Nilai
Prosentase
Selalu Mengingat
43
36
83%
Kadang-kadang
17%
Tidak Mengingat
NO Kriteria Nilai
Prosentase
43
31
66%
Tidak Sulit
Cukup Sulit
12
34%
Sangat Sulit
Table
Tentang perasaan anda setelah belajar Bahasa Arab
NO Kriteria Nilai
Prosentase
Tidak Sulit
43
34
69%
Cukup Sulit
31%
Sangat Sulit
NO Kriteria Nilai
Prosentase
Tidak Sulit
43
37
80%
Cukup Sulit
20%
Sangat Sulit
Table
Tentang alat peraga yang digunakan oleh guru
NO Kriteria Nilai
Prosentase
Selalu Menggunakan
43
35
80%
Kadang-Kadang
10%
Tidak Menggunakan
10%
dengan standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah
tergolong baik dalam hal alat peraga yang digunakan oleh guru. Pertanyaan diatas
digunakan peneliti untuk mengetahui perangkat-perangkat yang dipakai guru
dalam pembelajaran bahasa Arab.
Table
Tentang Evaluasi yang diberikan guru
NO Kriteria Nilai
Prosentase
Tidak Sulit
43
35
70%
Cukup Sulit
30%
Sangat Sulit
Table
Tentang tugas yang diberikan guru
NO Kriteria Nilai
Prosentase
Selalu mengrjakan
43
31
70%
Kadang-kadang
20%
Tidak mengerjakan
10%
REKAPITULASI PROSENTASE
PROSENTASE
NO PERTANYAAN
90%
10%
70%
30%
36%
32%
83%
17%
66%
34%
7.
31%
20%
yang
10%
10%
10
70%
30%
11
20%
10%
Kelas 1
Nilai
Kelas 2
Nilai
Kelas 3
Nilai
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
a. Keadaan Guru
Untuk mempermudah mengetahui keadaan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Desa Legok Kecamatan Lohbener Kabupaten Indramayu maka dapat dilihat pada
tabel I sebagai berikut :
TABEL I
Data Tenaga pengajar MI Maarif Legok
N
O
NAMA
Ropingi
Catinih
L/P
TEMPAT/TANG JABATAN
GAL LAHIR
PENDIDIKA ALAMAT
N
IM, 6 Juli
1964
Kepala
D2
LEGOK
IM, 12-10-
Guru
D2
LEUWIGE
1978
DE
Rahmat
Im, 16-051977
Guru
D2
LEGOK
Nasorih
Im, 07 Juni
1978
Guru
D2
LEGOK
Amin
maskana
Im, 12 Juli
1978
Guru
SMA
LEGOK
Ruyat
alhilal
IM, 6 Sept
1980
Guru
SMA
LEGOK
nuridah
Im, 16-121980
Guru
SMA
LEGOK
B. Keadaan Siswa
Keadaan siswa yang ada di MI Marif Legok Kecamatan Lohbener
Kabupaten Indramayu berdasarkan stanbuk siswa berjumlah 99 siswa, terdiri dari
50 siswa Laki-laki dan 49 siswa Perempuan. Adapun data tersebut dapat dilihat
pada tabel II sebagai berikut :
TABEL 2
Data Keadaan siswa MI Marif Legok
NO
Jenis
Kelamin
Kelas
Jumlah
II
III
IV
VI
12
10
50
11
49
14
18
21
13
16
11
99
Jumlah
Masjid
Lapangan