You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak manusia mulai hidup bermasyarakat, maka sejak saat itu sebuah gejala yang
disebut masalah sosial berkutat di dalamnya. Sebagaimana diketahui, dalam realitas sosial
memang tidak pernah dijumpai suatu kondisi masyarakat yang ideal. Dalam pengertian tidak
pernah dijumpai kondisi yang menggambarkan bahwa seluruh kebutuhan setiap warga
masyarakat terpenuhi, seluruh perilaku kehidupan sosial sesuai harapan atau seluruh warga
masyarakat dan komponen sistem sosial mampu menyesuaikan dengan tuntutan perubahan yang
terjadi.
Lingkungan hidup dan sumber-sumber kehidupan di Indonesia sekarang ini berada di
ambang kehancuran akibat overeksploitasi selama 32 tahun.  Berlakunya otonomi daerah dengan
tidak disertai tanggung jawab dari pelaksana negara sementara perusakan lingkungan dan sumber
kehidupan berlangsung di depan mata. Lingkungan hidup merupakan sistem kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang
menentukan perikehidupan serta kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainya. Keberadaan
masalah sosial di tengah kehidupan masyarakat dapat diketahui secara cermat melalui beberapa
proses dan tahapan analitis, yang salah satunya berupa tahapan diagnosis. Dalam mendiagnosis
masalah sosial diperlukan sebuah pendekatan sebagai perangkat untuk membaca aspek masalah
secara konseptual, yaitu person blame approach merupakan suatu pendekatan untuk memahami
masalah sosial pada level individu dan system blame approach merupakan unit analisis untuk
memahami sumber masalah pada level sistem. Salah satu contoh masalah sosial yang ada ialah
masalah rusaknya lingkungan hidup di sekitar kita. Potret kerusakan lingkungan menunjukkan
bahwa meskipun ada perbedaan-perbedaan sifat dasar masalah-masalah lingkungan hidup, baik
di negara-negara dunia ketiga maupun di negara-negara industri maju, namun implikasi dan
konsekuensi logis dari kenyataan kerusakan lingkungan alam ini jelas akan menimpa semua
bangsa dan seluruh umat manusia di dunia bahkan segala sumber hidup dan penghidupan,
termasuk peradaban umat manusia itu sendiri.
Hutan sebagai bagian linsgkungan hidup merupakan asset pembangunan yang diperlukan untuk
kesejahteraan manusia yang pemanfaatannya perlu dilestarikan dan tidak menimbulkan
degradasi lingkungan. Kondisi kerusakan hutan yang amat parah sekarang ini merupakan akar
masalah lingkungan hidup, masalah ini merupakan ketimpangan yang terjadi dalam suatu
ekosistem yang diakibatkan oleh terputusnya siklus biogeokimia karena ada unsur ekosistem
yang hilang. Konversi hutan menjadi lahan non produktif terhadap lingkungan hidup merupakan
salah satu penyebab timbulnya masalah, seperti : banjir, kekeringan, kemiskinan dan kelaparan
yang merupakan masalah rutin berbagai daerah di Indonesia dan menjadi masalah global. Hutan
merupakan salah satu sumber kehidupan yang mengalami ancaman karena tingginya konflik
kepentingan untuk mengakses dan mengontrol sumber kehidupan tersebut. Sumber-sumber
penghidupan diperlakukan sebagai aset dan komoditi  yang bisa dieksploitasi untuk keuntungan
sesaat dan kepentingan kelompok tertentu. Di Indonesia, proses pengrusakan hutan alam, praktek
pembakaran hutan dan lahan telah menempati urutan pertama di dunia. Hal ini membawa
Indonesia menjadi negara dalam urutan ketiga pelepas emisi karbon terbesar di dunia setelah
Amerika dan China. Kebakaran hutan yang terjadi pada tahun 1997-1998 telah mengakibatkan
10 juta hektar hutan Indonesia mengalami kerusakan dengan jumlah kerugian mencapai 3 milliar
dolar Amerika. Selain itu kerusakan hutan yang terjadi tidak berhenti begitu saja, masalah ini
akan menimbulkan masalah global selanjutnya, di antaranya :
 Global Warming atau Pemanasan global dapat dipahami sebagai kejadian meningkatnya
temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi, sebagai akibat dari efek rumah kaca.
Dimana radiasi dari sinar matahari masuk dan terjebak di dalam atmosfer akibat gas
rumah kaca, sehingga menaikkan suhu permukaan bumi.
 Perubahan Iklim, Perubahan iklim sudah mulai dibicarakan pada tahun 1980 berdasarkan
laporan Intergovernmental Panel On Climate Change (IPCC) yang menyatakan bahwa
telah terjadi perubahan iklim yang menunjukkan adanya dampak negatif terhadap semua
aspek kehidupan manusia, seperti : menghancurkan habitat dan spesies langka.
 Terganggunya Kestabilan Ekosistem, Terjadinya konversi di hutan rawa gambut akan
mempengaruhi sistem hidrologi pada hutan tersebut. Ketika pohon ditebang akan terjadi
subsidensi sehingga tanah gambut yang sifatnya hidropobik tidak akan dapat lagi
menyerap air. Subsidensi pada hutan rawa gambut menyebabkan bakteri pembusuk akan
hidup ditanah gambut.
B. Tujuan
Pembangunan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
tidak dapat terhindarkan dari penggunaan sumber daya alam, namun eksploitasi sumber daya
alam yang tidak mengindahkan kemampuan dan daya dukung lingkungan mengakibatkan
merosotnya kualitas lingkungan. Hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup,
di antaranya :
a) Harus meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menanggulangi
kerusakan lingkungan.
b) Harus meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menanggulangi
kerusakan lingkungan.
c) Memberikan pelatihan mengenai sistem pelaksanaan dan pengawasan upaya
penanggulangan kerusakan lingkungan pesisir dan laut berbasis masyarakat.
d) Membantu masyarakat setempat memilih dan mengembangkan aktivitas ekonomi yang
lebih ramah lingkungan.
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan
kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi
mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan
modern seperti sekarang ini. Namun seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi
dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang
diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia. Manusia harus memenuhi
kebutuhan hidupnya dan memerlukan sumber daya alam yang berupa : tanah, air dan udara dan
sumber daya alam yang lain yang termasuk ke dalam sumber daya alam yang dapat diperbaharui
maupun yang tidak dapat diperbaharui. Namun demikian, harus disadari bahwa sumber daya
alam yang kita perlukan mempunyai keterbatasan di dalam banyak hal, yaitu keterbatasan
tentang ketersediaan menurut kuantitas dan kualitasnya.
C. Sasaran
Manusia sangat ditentukan oleh keadaan lingkungan di sekitarnya, sehingga aktivitasnya
banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan di sekitarnya. Keberadaan sumber daya alam dan
sumber daya yang lain menentukan aktivitas manusia sehari-hari. Kita tidak dapat hidup tanpa
udara dan air. Sebaliknya, aktivitas manusia yang sangat mempengaruhi keberadaan sumber
daya dan lingkungan di sekitarnya. Kerusakan sumber daya alam banyak ditentukan oleh
aktivitas manusia. Banyak kasus-kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan
oleh aktivitas manusia, seperti : pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah serta
kerusakan hutan yang semuanya tidak terlepas dari aktivitas manusia dan pada akhirnya akan
merugikan manusia itu sendiri. Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak
melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Peristiwa alam yang
berdampak pada kerusakan lingkungan hidup, antara lain :
 Letusan gunung berapi, Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut
bumi yang menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi. Bahaya
yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi, antara lain : hujan abu vulkanik
(menyebabkan gangguan pernafasan), lava panas (dapat merusak dan mematikan apa pun
yang dilalui), awan panas (dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui), gas yang
mengandung racun, material padat (dapat menimpa perumahan).
 Gempa bumi, Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena
beberapa hal, antara lain : kegiatan magma /aktivitas gunung berapi, terjadinya tanah
turun, maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Pada saat gempa berlangsung
terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, antara lain :
berbagai bangunan roboh, tanah di permukaan bumi merekah dan jalan menjadi putus,
tanah longsor akibat guncangan.
 Angin topan, Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi
menuju ke kawasan bertekanan rendah. Serangan angin topan bagi negara-negara di
kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasa terjadi.. Serangan angin
topan / puting beliung dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk :
merobohkan bangunan, rusaknya areal pertanian dan perkebunan, membahayakan
penerbangan, menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.
BAB II
PERMASALAHAN

Masalah lingkungan hidup ini dapat juga ditanggulangi dengan partisipasi masyarakat
yang turut serta di dalamnya. Namun sebelumnya, dapat ditelusuri lebih jauh bahwa
pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan telah menghasilkan krisis
lingkungan hidup dunia yang ditandai dengan meningkatnya pemanasan global. Guna mengatasi
masalah tersebut diperlukan suatu agenda pembangunan ekonomi yang berkelanjutan yaitu
upaya yang menyerasikan antara pembangunan ekonomi dan lingkungan hidup. Untuk
berpartisipasi secara aktif dihimbau semua masyarakat di dunia berkomitmen untuk menanam
satu pohon baru setiap tahunnya, menyebarkan nilai-nilai lingkungan hidup. Sedangkan untuk
menghadapi tantangan global masyarakat harus belajar ilmu pengetahuan dan teknologi,
menghentikan eksploitasi lingkungan yang berlebih dan menghimbau dunia industri untuk
berperan dalam mengatasi kerusakan lingkungan hidup dunia. Karena itu sangat jelas bahwa
semua orang di muka bumi ini dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk kemakmuran
haruslah diikuti suatu kegiatan pemeliharaan dan menjaga jangan sampai terjadi kerusakan atas
sumber daya alam yang ada. Sadar atau tidak pola pembangunan ekonomi di dunia kita saat ini
sudah melanggar kaidah-kaidah yang ada terhadap pemanfaatan sumber daya alam. Hal ini
terlihat dari ekploitasi sumber daya alam yang berlebihan, seperti : pembabatan hutan, eksploitasi
pertambangan, industrialisasi yang selalu mengejar keuntungan yang setinggi-tingginya. Karena
itu perlu diusahakan agar masyarakat umum sadar dan mempunyai kesadaran pada kelestarian
lingkungan hidup, mempunyai informasi yang cukup tentang masalah-masalah yang dihadapi,
dan mempunyai keberdayaan dalam berperan serta pada proses pengambilan keputusan demi
kepentingan orang banyak. Sejalan dengan otonomi daerah, pelimpahan wewenang kepada
pemerintah daerah di bidang pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan
mengandung maksud untuk meningkatkan peran masyarakat lokal dalam pengelolaan
lingkungan hidup.
1. KEKUATAN (strength)
a) Komunitas masyarakat memiliki adat istiadat, nilai-nilai sosial maupun kebiasaan
berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya. Oleh karena itu, dalam proses
pengelolaan lingkungan perlu memperhatikan masyarakat dan kebudayaannya,
baik sebagai subjek maupun objek pengelolaan tersebut. Dengan memperhatikan
hal ini dan kondisi fisik juga alamiah dari lingkungan pesisir dan laut, proses
pengelolaannya diharapkan dapat menjadi lebih terpadu, lancar dan efektif serta
diterima oleh masyarakat setempat.
b) Masyarakat berpartisipasi dalam melestarikan wilayah pesisir yang memiliki
banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Wilayah pesisir merupakan daerah
pertemuan antara darat dan laut. Wilayah pesisir secara umum memberikan
gambaran besar, betapa kompleksitas aktivitas ekonomi dan ekologi terjadi di
setiap wilayah.
c) Peranan masyarakat menjadi bagian terpenting yang tidak terpisahkan dalam
upaya mengelola lingkungan pesisir dan laut. Pengelolaan lingkungan secara
terpadu terbukti memberikan peluang pengelolaan yang cukup efektif. Salah satu
bentuk pengelolaan yang cukup berpeluang memberikan jaminan efektifitas
dalam pengimplementasiannya adalah pengelolaan berbasis masyarakat
(community based management).
d) Mampu mendorong timbulnya pemerataan dalam pengelolaan sumber daya alam
dan lingkungan, Mampu merefleksikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat lokal
yang spesifik, Mampu meningkatkan manfaat lokal bagi seluruh anggota
masyarakat yang ada dan Mampu meningkatkan efisiensi secara ekonomis
maupun teknis.

2. KELEMAHAN (weakness)
a) akar masalah kerusakan hutan adalah perilaku yang tidak peduli dari pihak-pihak
yang berkenaan langsung dengan hutan baik pemerintah, instansi pemegang hak
hutan, ataupun masyarakat sekitar yang menganggap hutan sebagai lahan kosong
tanpa pemilik, sehingga mereka merasa bebas melakukan apa saja sesuai kehendak
mereka. Kepedulian terhadap hutan harus ditanamkan sedini mungkin, melalui
metode sesuai dengan tahap pemahaman setiap orang.
b) perubahansosial dalam masyarakat memunculkan suatu keadaan di mana norma-
norma atau nilai-nilai lama memudar. Sedangkan norma-norma atau nilai-nilai baru
terbentuk, sehingga terjadi kekosongan, tidak ada pegangan terhadap apa yang baik
dan apa yang buruk bagi masyarakat.
c) Terjadinya proses perubahan tentu akan membawa dampak bagi lingkungan sekitar
yang kemudian disusul perubahan lain.
d) Rusaknya lingkungan hidup terutama masalah perubahan iklim saat ini menjadi
pembicaraan yang serius karena merupakan ancaman bagi kehidupan di bumi.
Perubahan iklim terjadi akibat naiknya suhu bumi yang merupakan hasil dari
aktivitas manusia dan menjadi bukti gagalnya model pembangunan global yang
bersandar pada eksploitasi dan ektraksi sumber daya alam secara berlebihan.

3. PELUANG (opportunity)
a) Banyak faktor yang menyebabkan kemerosotan kualitas lingkungan serta kerusakan
lingkungan yang dapat diidentifikasi dari pengamatan di lapangan.
b) kompleksnya pengelolaan lingkungan hidup dan permasalahan yang bersifat lintas
sektor dan wilayah, maka dalam pelaksanaan pembangunan diperlukan perencanaan
dan pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang sejalan dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan, yaitu pembangunan ekonomi, sosial budaya serta
lingkungan hidup yang berimbang sebagai pilar-pilar yang saling tergantung dan
saling memperkuat satu sama lain.
c) Sumber daya alam mempunyai keterbatasan menurut ruang dan waktu. Oleh sebab
itu, diperlukan pengelolaan sumber daya alam yang baik dan bijaksana. Antara
lingkungan dan manusia saling mempunyai kaitan yang erat.
d) manusia ditentukan oleh keadaan lingkungan di sekitarnya, sehingga aktivitasnya
banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan di sekitarnya. Keberadaan sumber daya
alam dan sumber daya yang lain menentukan aktivitas manusia sehari-hari. Kita tidak
dapat hidup tanpa udara dan air. Sebaliknya, aktivitas manusia yang sangat
mempengaruhi keberadaan sumber daya dan lingkungan di sekitarnya. Kerusakan
sumber daya alam banyak ditentukan oleh aktivitas manusia.

4. TANTANGAN/HAMBATAN (threats)
a) Pendanaan yang masih sangat kurang untuk bidang lingkungan hidup. Program dan
kegiatan mesti didukung dengan dana yang memadai apabila mengharapkan
keberhasilan dengan baik. Walaupun begitu, namun kenyataannya tidak adanya dana
dari APBN yang dialokasikan langsung ke daerah untuk pengelolaan lingkungan
hidup.
b) Lemahnya penegakan hukum lingkungan, khususnya dalam pengawasan. Berkaitan
dengan implementasi peraturan perundangan adalah sisi pengawasan pelaksanaan
peraturan perundangan. Banyak pelanggaran yang dilakukan (pencemaran
lingkungan, perusakan lingkungan), namun sangat lemah di dalam pemberian sanksi
hukum.
c) Lemahnya pemahaman masyarakat tentang lingkungan hidup. Pemahaman dan
kesadaran akan pentingnya lingkungan hidup sebagian masyarakat masih lemah.
Tidak hanya masyarakat golongan bawah, tetapi dapat juga masyarakat golongan
menegah ke atas bahkan yang berpendidikan tinggi pun masih kurang kesadarannya
tentang lingkungan hidup.
d) Eksploitasi sumber daya alam masih terlalu mengedepankan keuntungan dari sisi
ekonomi. Sumber daya alam seharusnya digunakan untuk pembangunan untuk
mencapai kesejahteraan masyarakat. Walaupun kenyataannya tidak demikian,
eksploitasi bahan tambang hanya menguntungkan sebagian masyarakat.
BAB III

PEMECAHAN MASALAH SOSIAL

Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan
bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan
tanggung jawab setiap insan di bumi. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan
lingkungan hidup di sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun
usaha yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi
generasi anak cucu kita kelak. Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan
makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan
menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan
berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan
kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan
berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep
pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de Jeniro tahun
1992.  Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu :
 Gagasan kebutuhan khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang hidup.
 Gagasan keterbatasan yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk memenuhi
kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut :
 Menjamin pemerataan dan keadilan.
 Menghargai keanekaragaman hayati.
 Menggunakan pendekatan integratif.
 Menggunakan pandangan jangka panjang.
Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak lagi berdasarkan
GBHN dan PROPENAS, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000, tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
mempunyai tujuan, di antaranya :
a) Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan,
dan berkelanjutan.
b) Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
c) Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
dan pengawasan.
Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya memiliki tanggung
jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan terbentuknya pelestarian lingkungan
hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain :
 Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna
Tanah.
 Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
 Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa
Mengenai Dampak Lingkungan).
 Pada tahun 1991 pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan
tujuan pokoknya :
- Menanggulangi kasus pencemaran.
- Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
- Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
 Pemerintah merencanakan gerakan menanam sejuta pohon.
Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap
kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Beberapa
upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup, antara
lain :
a) Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon
atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah
perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau
sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan
b) Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi
dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Padahal hutan
merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan
bahan pangan maupun bahan produksi juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan
menyimpan cadangan air. Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan :
- Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
- Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
- Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
- Menerapkan sistem tebang tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
- Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan
mengenai pengelolaan hutan.

Mentri lingkungan hidup di Indonesia akan merencanakan beberapa program sebagai upaya
penanganan masalah kerusakan lingkungan hidup, antara lain :
1. Program Adiwiyata
Adiwiyata adalah tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan
dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya
kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan. Tujuan
program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat
pembelajaran dan penyadaran warga sekolah
2. Program Adipura
Adipura merupakan salah satu upaya menangani limbah padat domestik di perkotaan. Dalam
perkembangannya, lingkup kerja Program Adipura difokuskan pada upaya untuk mendorong
kota-kota di Indonesia menjadi kota  Bersih dan Hijau. Ada dua kegiatan pokok dalam
penanganan limbah domestik dan ruang terbuka hijau di perkotaan, yaitu : memantau dan
mengevaluasi kinerja pengelolaan lingkungan perkotaan berdasarkan pedoman dan kriteria yang
ditetapkan untuk menentukan peringkat kinerja kota serta meningkatkan kapasitas pemerintah
daerah dalam pengelolaan lingkungan perkotaan.
3. Program Amdal
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu
usaha dan kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan kegiatan (Peraturan Pemerintah No.
27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Manfaat dari AMDAL , ialah :
bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah, membantu proses pengambilan keputusan
tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha, memberi masukan untuk penyusunan
disain rinci teknis dari rencana usaha, memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup, memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang
ditimbulkan dari suatu rencana usaha
4. Program Kalpataru
Pendahulu Bangsa Indonesia menorehkan pahatan KALPATARU untuk menggambarkan suatu
tatanan lingkungan yang serasi, selaras dan seimbang antara hutan, tanah, air, udara, dan
makhluk hidup. Salah satu prinsip pembangunan adalah berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan.
5. Program Langit Biru
Pencemaran udara menjadi masalah yang serius terlebih tahun-tahun terakhir ini terutama di
kota-kota besar. Upaya pengendalian pencemaran termasuk pencemaran udara pada dasarnya
adalah menjadi kewajiban bagi setiap orang. Pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas
udara sejak tahun 1992 telah melaksanakan Program Langit Biru sebagai upaya untuk
mengendalikan pencemaran udara baik yang berasal dari sumber bergerak maupun tidak
bergerak.
6. Program Piagam Bumi
Piagam Bumi adalah sebuah deklarasi prinsip-prinsip pokok untuk membangun masyarakat
global yang berkeadilan, berkelanjutan dan damai di abad ke- 21. Piagam Bumi berupaya untuk
mengilhami seluruh umat manusia akan pengertian baru tentang saling ketergantungan global
dan tanggung jawab bersama untuk kesejahteraan keluarga umat manusia, yaitu kehidupan dunia
yang lebih besar, dan generasi yang akan datang.
7. Program Pusat Produksi Bersih Nasional
Tujuan pendirian PPBN adalah untuk memfasilitasi, mempromosikan dan mengkatalis
pengembangan dan penerapan Produksi Bersih (PB) di Indonesia. PPBN akan menstimulasi dan
mendorong kegiatan-kegiatan teknis, tukar informasi, memperluas jaringan, proyek-proyek
percontohan dan pelatihan PB sehingga menumbuhkan pasar Produksi Bersih di Indonesia.
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Salah satu contoh masalah sosial yang ada ialah masalah rusaknya lingkungan hidup di
sekitar kita. Kerusakan sumber daya alam banyak ditentukan oleh aktivitas manusia. Banyak
kasus-kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia,
seperti : pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah serta kerusakan hutan yang
semuanya tidak terlepas dari aktivitas manusia dan pada akhirnya akan merugikan manusia itu
sendiri. Rusaknya lingkungan hidup terutama masalah perubahan iklim saat ini menjadi
pembicaraan yang serius karena merupakan ancaman bagi kehidupan di bumi. Perubahan iklim
terjadi akibat naiknya suhu bumi yang merupakan hasil dari aktivitas manusia dan menjadi bukti
gagalnya model pembangunan global yang bersandar pada eksploitasi dan ektraksi sumber daya
alam secara berlebihan.

B. Rekomendasi
Masalah sosial menemui pengertiaannya sebagai sebuah kondisi yang tidak diharapkan
dan dianggap dapat merugikan kehidupan sosial serta bertentangan dengan standar sosial yang
telah disepakati. Keberadaan masalah sosial ditengah kehidupan masyarakat dapat diketahui
secara cermat melalui beberapa proses dan tahapan analitis, yang salah satunya berupa tahapan
diagnosis. Dalam mendiagnosis masalah sosial diperlukan sebuah pendekatan sebagai perangkat
untuk membaca aspek masalah secara konseptual. Eitzen membedakan adanya dua pendekatan
yaitu person blame approach dan system blame approach Masalah sosial sebagai kondisi yang
dapat menghambat perwujudan kesejahteraan sosial pada gilirannya selalu mendorong adanya
tindakan untuk melakukan perubahan dan perbaikan. Dalam konteks tersebut, upaya pemecahan
sosial dapat dibedakan antara upaya pemecahan berbasis negara dan berbasis masyarakat. Negara
merupakan pihak yang sepatutnya responsif terhadap keberadaan masalah sosial. Perwujudan
kesejahteraan setiap warganya merupakan tanggung jawab sekaligus peran vital bagi
keberlangsungan negara. Di lain pihak masyarakat sendiri juga perlu responsif terhadap masalah
sosial jika menghendaki kondisi kehidupan berkembang ke arah yang semakin baik.

Referensi

 http://www.ustrend.info/2010/09/info-masalah-sosial-sebagai-efek-perubahan-kasus-
lingkungan-hidup-dan.html
 http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi
 http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2061338-perubahan-sosial-dan-
dampaknya/
 http://umum.kompasiana.com/2009/07/06/masalah-masalah-sosial/
 Masalah-masalah Sosial. Paulus Tangdilintin. Universitas Terbuka. 2007.
 Sosiologi Ekonomi. Manasse Malo. Universitas Terbuka. 2009.
 Sosiologi Industri. S.R.Parker. Rineka Cipta. 1990.
 William D Perdue. 1986. Sociological Theory: Explanation, Paradigm, and Ideology.
Palo Alto, CA: Mayfield Publishing Company. Hlm. 20
 Kamanto Sunarto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI. Hlm. 5
 James. M. Henslin, 2002. Essential of Sociology: A Down to Earth Approach Fourth
Edition. Boston: Allyn and Bacon. Hlm 10

You might also like