You are on page 1of 9

MANAJEMEN STRES

(dr. Titis Diah Budiningwati SpKJ)


RS. Moh Ridwan Meuraksa

PENDAHULUAN

Dewasa ini perubahan tata nilai kehidupan berjalan begitu cepat karena pengaruh globalisasi.
Masyarakat menghadapi masalah yang semakin beragam sebagai akibat modernisasi dan
perkembangan dunia. Masalah hubungan sosial dan tuntutan lingkungan seiring harapan untuk
meningkatkan pencapaian diri ketidak sanggupan pribadi untuk memenuhi tuntutan tersebut
bisa menimbulkan stres dalam diri seseorang. Beberapa faktor penyebab umum dari stres
antara lain : masalah pekerjaan, ujian, problem rumah tangga, sakit ,kurang tidur ,dan banyak
lainnya.1

Perubahan psikososial dapat merupakan tekanan mental (stressor psikosial) sehingga bagi
sebagian individu dapat menimbulkan perubahan dalam kehidupan dan berusaha beradaptasi
untuk menanggulanginya. Stresor psikososial, seperti perceraian  dalam rumah tangga,
masalah orang tua dengan banyaknya kenakalan remaja, hubungan interpersonal yang tidak
baik dengan teman dan sebagainya. Namun, tidak semua orang dapat beradaptasi dan
mengatasi stressor akibat perubahan tersebut sehingga sehingga ada yang mengalami stres,
gangguan penyesuaian diri, maupun sakit.2

Penelitian menunjukkan bahwa stres memberi kontribusi 50 sampai 70 persen terhadap


timbulnya sebagian besar penyakit seperti penyakit kardiovaskuler, hipertensi, kanker,
penyakit kulit, infeksi, penyakit metabolik dan hormon, serta lain sebagainya. Ketika
seseorang mengalami stres yang berat, akan memperlihatkan tanda-tanda mudah lelah, sakit
kepala, hilang nafsu, mudah lupa, bingung, gugup, kehilangan gairah seksual, kelainan
pencernaan dan tekanan darah tinggi.1 Orang hidup tidak mungkin terhindar dari stres untuk
itu kita harus dapat menyikapi dan mengelola stres dengan baik sehingga kualitas hidup kita
menjadi lebih baik.

PENGERTIAN STRES

Stres dapat didefinisikan sebagai semua jenis perubahan yang menyebabkan fisik,emosi atau
tekanan psikologis.  Stres adalah respons mental seseorang dalam menghadapi berbagai
persoalan kehidupan. Stres adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri dan karena
itu sesuatu yang mengganggu kita  ( Maramis ).2,3

Stres adalah suatu kekuatan yang mendesak atau mencekam yang menimbul;kan suatu
ketegangan dalam diri seseorang ( Soeharto Heerdjan 1987).  Hal ini merupakan kondisi
mental yang secara subyektif tidak menyenangkan pada manusia. Stres bersumber dari
internal dan eksternal. Stres menyebabkan kemampuan seseorang menghadapi masalah
menurun dan menimbulkan berbagai keluhan psikis (mental emosional) maupun fisik. Stres
menyebabkan hambatan dalam kehidupan psikososial (pergaulan, pekerjaan, penggunaan
waktu senggang)3,6

Vincent Cornelli mengatakan stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan
oleh perubahan dan tuntunan kehidupan,yang dipengaruhi oleh lingkungan maupun
penampilan individu didalam lingkungan tersebut sedangkan  Dadang hawari (2000) stres
adalah suatu bentuk ketegangan yang mempengaruhi fungsi alat-alat tubuh. 3Stress is a feeling that's created
when we react to particular events.

Stres adalah perasaan yang tercipta ketika kita bereaksi terhadap kejadian tertentu. It's the
body's way of rising to a challenge and preparing to meet a tough situation with focus,
strength, stamina, and heightened alertness. Ini adalah cara tubuh naik ke sebuah tantangan
dan bersiap-siap untuk memenuhi situasi yang sulit dengan fokus, kekuatan, stamina, dan
peningkatan kewaspadaan danThe events that provoke stress are called stressors , and they
cover a whole range of situations - everything from outright physical danger to making a class
presentation or taking a semester's worth of your toughest subject. peristiwa-peristiwa yang
menimbulkan stres disebut stresor .3.4,5

Stres tidak selalu berarti sakit, dalam taraf tertentu stres bermanfaat untuk mengembangkan
kepribadian. Stres adalah realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari yang
disebabkan oleh perubahan yang memerlukan penyesuaian atau adaptasi   ( Dafis 1988).
Stres adalah sebuah kondisi dimana sistim respon manusia berubah keseimbangannya
(Lilis1997).3

MEKANISME TUBUH MENGHADAPI STRES

Respon  Stres :

Bila mendapatkan stresor tubuh manusia akan berusaha mengadakan perlawanan dengan
mencari keseimbangan. Stres dapat memicu  respon tubuh terhadap ancaman atau bahaya
yang dirasakan, yang fight atau flight respon. Tubuh manusia merespon stres dengan
mengaktifkan sistem saraf dan hormon tertentu. The hypothalamus signals the adrenal glands to produce more of the
hormones adrenaline and cortisol and release them into the bloodstream.3,5

Hipotalamus memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk memproduksi lebih banyak
hormon adrenalin dan kortisol serta melepaskan mereka ke dalam aliran darah. These
hormones speed up heart rate, breathing rate, blood pressure, and metabolism. Hormon-
hormon ini mempercepat denyut jantung, laju pernafasan, tekanan darah, dan metabolisme.
Blood vessels open wider to let more blood flow to large muscle groups, putting our muscles
on alert. Pembuluh darah terbuka lebih lebar untuk membiarkan lebih banyak darah mengalir
ke otot besar. Pupils dilate to improve vision. Pupil melebar untuk memperbaiki penglihatan.
The liver releases some of its stored glucose to increase the body's energy. Glukosa yang
 sebagian disimpan  dilepaskan untuk meningkatkan energi tubuh. And sweat is produced
to cool the body. Kemudian keringat dihasilkan untuk mendinginkan tubuh. 3,5,6

All of these physical changes prepare a person to react quickly and effectively to handle the
pressure of the moment.Awalnya kemampuan ini untuk kita secara fisik melawan bahaya.
Ketika bahaya sudah hilang  sistem dirancang kembali ke fungsi normal. Bila kita
mengalami stres yang lama atau terus menerus maka tubuh akan mengalami banyak
perubahan seperti meningkatnya tekanan darah dan peningkatan hormon stres yang terus
menerus dapat mengakibatkan penekenan terhadap sistem kekebalan tubuh sehingga risiko
terjadinya infeksi semakin meningkat. 6
Reaksi Adaptasi Terhadap Stres 3,4,

Seberapa banyak, lama, dan berat keberadaan gejala-gejala stres menggambarkan pada tahap
mana reaksi seseorang terhadap stres yang dialaminya.

Penolakan (denial) : menyangkal atau tidak percaya atau belum menerima bahwa ia
mengetahui penyakit tersebut.

Marah: Marah kepada orang lain atau bahkan kepada Tuhan

Depresi : sedih, bersalah, merasa bahwa ia memang patut mengalami kondisi sakitnya
sekarang. Sering juga individu mengkait-kaitkan penyakit yang dialami dengan perbuatannya
di masa lalu.

Kecemasan: Merasa cemas dan tegang setelah mengetahui, menjadi berpikir dan
mengantisipasi ke masa yang akan datang, bagaimana menghadapi hidup selanjutnya dengan
kondisi yang sekarang dialami tersebut.

Tawar-menawar: Mulai dapat menerima, tetapi di saat yang sama juga masih sulit
membayangkan harus mengalami kondisi yang berubah tersebut.

Menerima

Sudah dapat menerima keadaan yang berubah tersebut, sehingga dapat menjalani hidup
dengan lebih nyaman.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB STRES 3,4,7,8

Secara umum, faktor penyebab stres meliputi:

1. Ancaman. Persepsi tentang adanya ancaman membuat seseorang merasa stres, baik
ancaman fisik, sosial, finansial, maupun ancaman lainnya. Keadaan akan menjadi buruk bila
orang yang mempersepsikan tentang adanya ancaman ini merasa bahwa dirinya tidak dapat
melakukan tindakan apa pun yang akan bisa mengurangi ancaman tersebut.

2. Ketakutan. Ancaman bisa menimbulkan ketakutan. Ketakutan membuat orang


membayangkan akan terjadinya akibat yang tidak menyenangkan, dan hal ini membuat orang
menjadi stres.

3. Ketidak pastian. Saat kita merasa tidak yakin tentang sesuatu, maka kita akan sulit
membuat prediksi. Akibatnya kita merasa tidak akan dapat mengendalikan situasi. Perasaan
tidak mampu mengendalikan situasi akan menimbulkan ketakutan. Rasa takut menyebabkan
kita merasa stres.

4. Disonansi kognitif. Bila ada kesenjangan antara apa yang kita lakukan dengan apa yang
kita pikirkan, maka dikatakan bahwa kita mengalami disonansi kognitif, dan hal ini akan
dirasakan sebagai stres. Sebagai contoh, bila kita merasa bahwa kita adalah orang yang baik,
namun ternyata menyakiti hati orang lain, maka kita akan mengalami disonansi dan merasa
stres. Disonansi kognitif juga terjadi bila kita tidak dapat menjaga komitmen. Kita yakin
bahwa diri kita jujur dan tepat janji, namun adakalanya situasi/lingkungan tidak mendukung
kita untuk jujur atau tepat janji. Hal ini akan membuat kita merasa stres karena kita terancam
dengan sebutan tidak jujur atau tidak mampu menepati janji.

Faktor lain yang bisa menimbulkan stres adalah kehidupan sehari-hari,3,6 seperti:

1.  Kematian, baik kematian pasangan, keluarga, maupun teman


2.  Kesehatan: kecelakaan, sakit, kehamilan
3.  Kejahatan: penganiayaan seksual, perampokan, pencurian, pencopetan.
4.  Penganiayaan diri: penyalahgunaan obat, alkoholisme, melukai diri sendiri
5.  Perubahan keluarga: perpisahan, perceraian, kelahiran bayi, perkawinan.
6.  Masalah seksual
7.  Pertentangan pendapat: dengan pasangan, keluarga, teman, rekan kerja, pimpinan
8.  Perubahan fisik: kurang tidur, jadual kerja baru.
9.  Tempat baru: berlibur, pindah rumah
10.  Keuangan: kekurangan uang, memiliki uang, menginvestasikan uang.
11.  Perubahan lingkungan: di sekolah, di rumah, di tempat kerja, di kota, masuk penjara.
12.  Peningkatan tanggung jawab: adanya tanggungan baru, pekerjaan baru

Beberapa situasi stres dapat ekstrim dan mungkin memerlukan perhatian khusus dan
perawatan. Gangguan stres pasca trauma ( PTSD) adalah  reaksi stres yang dapat
berkembang pada orang-orang yang telah hidup melalui peristiwa yang sangat traumatis,
seperti kecelakaan mobil yang serius, bencana alam seperti gempa bumi , atau serangan
seperti pemerkosaan. Some people have anxiety problems that can cause them to overreact to
stress, making even small difficulties seem like crises.

GEJALA-GEJALA STRES

Stres mempengaruhi seluruh diri kita. Kondisi stres dapat diamati dari gejala-gejalanya, baik
gejala emosional/kognitif maupun gejala fisik. Jika kita dapat menandai gejala-gejalanya,
maka kita akan dapat mengelolanya. 3,4,8

Seseorang yang stres tidak berarti harus memiliki/menampakkan seluruh gejala ini, bahkan
satu gejala pun sudah bisa kita curigai sebagai pertanda bahwa seseorang mengalami stres.
Namun kita juga perlu menyadari bahwa gejala-gejala ini bisa juga merupakan indikator dari
masalah lain, misalnya karena memang benar ada gangguan kesehatan secara fisik.

Tabel berikut menggambarkan gejala-gejala stres:3,6,9

Gejala Fisik / Psikosomatik


Gejala Emosional/Kognitif
 Mudah merasa ingin marah  Otot-otot tegang
 Merasa putus asa saat harus menunggu  Sakit punggung bagian bawah
sesuatu  Sakit di bahu atau leher
 Merasa gelisah  Sakit dada
 Tidak dapat berkonsentrasi  Sakit perut
 Sulit berkonsentrasi  Kram otot
 Jadi mudah bingung  Iritasi atau ruam kulit yang tidak dapat
 Bermasalah dengan ingatan (mudah dijelaskan kategorinya
lupa, susah mengingat)  Denyut jantung cepat
 Setiap saat memikirkan hal-hal negatif  Telapak tangan berkeringat
 Berpikir negatif tentang diri sendiri  Berkeringat padahal tidak melakukan
 Mood naik turun (mood mudah aktivitas fisik
berubah-ubah, misalnya merasa  Perut terasa bergejolak
gembira tapi tak lama kemudian  Gangguan pencernaan dan cegukan
merasa bosan dan ingin marah)  Diare
 Makan terlalu banyak  Tidak dapat tidur atau tidur berlebihan
 Makan padahal tidak lapar  Napas pendek
 Merasa tidak memiliki cukup energi  Menahan napas
untuk menyelesaikan sesuatu
 Merasa tidak  mampu mengatasi
masalah
 Sulit membuat keputusan
 Emosi suka meluap-luap (baik
gembira, sedih, marah, dan sebagai-
nya)
 Biasanya merasa marah dan bosan
 Kurang memiliki sense of humor

TATALAKSANA

Manajemen atau penatalaksanaan stres pada tahap pencegahan dan terapi memerlukan suatu
metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu yang mencakup fisik (somatik),
psikologik/psikiatrik, psikososial dan religius. Di bidang pencegahan agar seseorang tidak
jatuh dalam keadaan stres, maka sebaiknya ketahanan yang bersangkutan perlu ditingkatkan
agar mampu menanggulangi stressor (penyebab) psikososial yang muncul. dan sebagainya.8

1. Secara fisik: kebutuhan dasar manusia dipenuhi mengkonsumsi makanan dan minuman
yang cukup gizi. Tidur dan istirahat yang cukup.Tidur adalah obat alamiah yang dapat
memulihkan segala keletihan fisik dan mental.  Rekreasi seperti menonton acara-acara
hiburan di televisi, berolahraga secara teratur, melakukan tai chi, yoga, relaksasi otot,
penyaluran kearah positif.  Vitamin, imunisasi  . Jaga kondisi supaya tidak sakit.8,9

2. Secara mental yang disadari, yang disebut sebagai direct coping, yaitu seseorang secara
sadar melakukan upaya untuk mengatasi stres. Jadi pengelolaan stres dipusatkan pada masalah
yang menimbulkan stres. Ada dua strategi yang bisa dilakukan untuk mengatasi stres, yaitu:

a. Meningkatkan toleransi terhadap stres, dengan cara meningkatkan


keterampilan/kemampuan diri sendiri, baik secara fisik maupun psikis, misalnya, Secara
psikis: menyadarkan diri sendiri bahwa stres memang selalu ada dalam setiap aspek
kehidupan dan dialami oleh setiap orang, walaupun dalam bentuk dan intensitas yang
berbeda.8 Di dalam upaya-upaya yang dapat dilakukan sendiri termasuk upaya-upaya yang
pada umumnya dapat dilakukan oleh individu tersebut sendiri, misalnya upaya-upaya dimana
stres dihadapi secara awam hingga upaya-upaya yang sebetulnya bersifat psikoterapeutik. Di
sini dimaksudkan antara lain memperbanyak stress coping skills. Tergantung dari kekuatan
kepribadian serta pengalaman belajar dan aset yang dimiliki oleh individu tersebut dalam
menghadapi stres. Contoh adalah stres yang mirip dengan yang pernah dialami sebelumnya
dapat dihadapi dengan menggunakan strategi yang sebelumnya berhasil.9
b. Mengenal dan mengubah sumber stres,3,8,9 yang dapat dilakukan dengan tiga macam
pendekatan, yaitu:  (a) bersikap asertif, yaitu berusaha mengetahui, menganalisis, dan
mengubah sumber stres. Misalnya: bila ditegur pimpinan, maka respon yang ditampilkan
bukan marah, melainkan menganalisis mengapa sampai ditegur; (b)  menarik
diri/menghindar dari sumber stres. Tindakan ini biasanya dilakukan bila sumber stres tidak
dapat diatasi dengan baik. Namun cara ini sebaiknya tidak dipilih karena akan menghambat
pengembangan diri. Kalaupun dipilih, lebih bersifat sementara, sebagai masa penangguhan
sebelum mengambil keputusan pemecahan masalah, dan

c kompromi, yang bisa dilakukan dengan konformitas (mengikuti tuntutan sumber stres,
pasrah) atau negosiasi (sampai batas tertentu menurunkan intensitas sumber stres dan
meningkatkan toleransi terhadap stres

Dalam hal ini terdapat  cara terapi yang tentunya perlu bimbingan terapis seperti terapi
kognitif, assertiveness training, social skills training, teknik imagery, desensitisasi sistematik
dan lain-lain.9

Meditasi merupakan upaya mencari ketenangan dengan cara tertentu, yang dapat diajarkan
sambil diawasi serta kemudian dapat dilakukan sendiri bila telah menguasai tekniknya. Ada
yang mengatakan bahwa meditasi lebih cepat mengembalikan seseorang ke dalam ekuilibrium
sesudah pengalaman stres 10

Hipnosis merupakan suatu alat terapi dalam dunia kedokteran,sehingga dikenal sebagai
medical hypnosis. Ada hipnosis yang dibimbing oleh terapis dan ada pula yang dapat
diajarkan untuk dilakukan sendiri, yang kita kenal sebagal auto-hypnosis. Didalam keadaan
trance hipnosis seseorang dapat diberikan sugesti-sugesti.9

Terapi kognitif - perilaku yang berupaya melatih keterampilan pengatasan umum (general
coping skills) dapat dipergunakan dalam kondisi stres yang tinggi serta adanya kegelisahan.
Terapi terdiri dari 3 fase, yaitu fase pendidikan, membuat pasien menyadari permasalahannya
dapat diatasi dengan memiliki keterampilan-keterampilan pengatasan yang tepat, berikutnya
adalah fase latihan, dimana pasien diperkenalkan kepada dan dilatih penggunaannya berbagai
respons pengatasan kognitif dan perilaku , dan terakhir adalah fase aplikasi, dimana pasien
harus melatih diri untuk mempergunakan respons-respons tersebut dalam menghadapi situasi
situasi stres secara bertahap. Terapi ini telah dipergunakan secara luas untuk mengatasi
berbagai kondisi secara baik.9

Psikoterapi dan konseling dapat diberikan untuk mengatasi kondisi stres. Konseling biasanya
diberikan oleh awam yang berminat untuk itu, seperti guru-guru sekolah, ulama, pimpinan
organisasi tertentu, dan lain-lain. Dalam konseling permasalahan dievaluasi dan diberikan
pemecahan secara lebih direktif sifatnya, yang tentunya tergantung dari wibawa dan kharisma
sang konselor. Untuk konseling sebaiknya konselor mengalami pelatihan sebelumnya agar ia
terampil dalam teknik dan menguasai bidang di dalam mana konseling ditujukan. Psikoterapi
diberikan selain oleh psikiater, juga oleh ahli psikologi, 9

Bila dengan semua ini belum berhasil perlu ditambah  psikofarmaka seperti anti ansietas,
anti depresi atau anti psikotik., tergantung dari gejala yang tampak.

KEPUSTAKAAN
1. Hartono A, Budiwiyono I : Pengaruh Stres Akibat Cemas Ujian Semester terhadap Jumlah
Leukosit Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Angkatan 2001, Media
Medika Muda , Januari - Juni 2006

2. Maramis, W.F., 1980, Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga Univeristy Press, Surabaya.

3. Vivien : Stress, Indoskripsi.com , 2010

4. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Kaplan and Sadock's Synopsis of Psychiatry,
 Behavioral Sciences, Clinical Psychiatry. seventhed. Baltimore: Williams & Wilkins, 1994:
1, 181-182,200, 575,753.

5. Scott .E : Stress How It Affects Your Body and How You Can Healthier , About com
Guide, 4 Mei 2009

6. Koo.I : Sick of Stress or Sick from Stress? Stress Induced Infectious Diseases , About.
Com. Guide, 17 Desember 2008

7. Adikusumo A. Stres bahan kuliah untuk Paket KKD, FKUI, 1993.

8. Mengelola Stres :Diambil  dari Materi Pembinaan Profesi Pengawas Sekolah. Direktorat
Tenaga Kependidikan. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan. Departemen Pendidikan Nasional. 2008

9. Adikusumo A.Cermin Dunia Kedokteran No. 123, 23-29,  1999

10.  Suryani LK. Meditasi menuju Hidup Bahagia. Denpasar: FFBP, cetakan kedua 1996.

« Kembali

 Mempunyai masalah kesehatan yang berlarut-larut memang menjadi masalah yang sangat
memberatkan, baik secara materi dan fisik yang semakin menurun kesehatannya.
Usaha pengobatan sering kali sudah dilakukan, dengan berbagai macam obat obatan telah
pula dicoba, namun seringkali kurang membawa hasil yang optimal.

Dari berbagai penelitian ternyata seringkali penderita sakit kronis ini melupakan aspek
spritual dan unsur Energy Healing yang tidak dibangkitkan.
Disinilah harapan untuk penyembuhan dapat dilakukan melengkapi dengan Upaya Kesehatan
Medis lainnya sehingga mencapai tingkat kesehatan yang optimal, yang sangat sulit dicapai
bila hanya mengandalkan Upaya Pengobatan Medis Biasa.

Read the rest of this entry »

Filed under Uncategorized


Pikiran Bawah Sadar Mengendalikan Hidup Anda
Posted by avianto on September 11th, 2010 | No Comments »

Bahwa bawah sadar andalah yang sebenarnya


mengendalikan hidup anda, Juga Sakit anda derita atau kebiasaan ,sikap prilaku anda yang
sekarang ini , Percayakah anda ?
Ternyata dari berbagai penelitian 88 persen yang mengendalikan hidup anda adalah BAWAH
SADAR anda ,sisanya adalah pikiran sadar anda ,demikian juga dengan SAKIT anda yang
sekarang ini ,ANDALAH yang MENCIPTAKANNYA tanpa anda sendiri menyadarinya !!
PERCAYAKAH ANDA ?

Untuk dapat memahami pendapat diatas anda harus mengetahui terlebih dahulu cara kerja
PIKIRAN kita terlebih dahulu ,seperti saya sampaikan diatas bahwa 88 persen pikiran bawah
sadar andalah yang membentuk anda sekarang ini ! , ya ANDA yang sekarang ini secara
keseluruhannya ! , sikap prilaku anda , pandangan hidup anda demikian juga dengan
kebahagian , juga KESEHATAN ANDA !! ,artinya bila anda saat ini sedang menderita sakit
…. itu adalah kerja dari bawah sadar anda ,demikian juga sebaliknya bila saat ini anda sehat
selalu itu juga akibat dari kerja bawah sadar anda !

Read the rest of this entry »

Filed under Mind Power, Uncategorized

Temukan Misi Hidup Anda


Posted by avianto on September 11th, 2010 | No Comments »
Ada satu langkah yang amat penting dalam hidup Anda
,saat Anda menetapkan tujuan hidup Anda ,bukan semata tujuan hidup dalam ukuran
keduniawian ,tetapi lebih jauh lagi menyangkut keabadian di akhir nanti.

Untuk yang satu ini saya yakin Anda tidak akan main-main dalam menetapkannya ,sebab
setelah Anda menetapkannya ,dia akan menempel dan akan terus mengikuti Anda sampai
akhir Anda nanti.

Perjalanan sampai Anda menemukan saat yang saya maksud ini tentu akan banyak sekali
liku-likunya ,keadaan ini tak serta merta datang begitu saja ,datang ketika Anda
menghendakinya , tidak ..tidak demikian kejadian sesungguhnya.

Anda akan menemukan saat yang saya maksudkan melalui suatu proses , kadang proses itu
sangat panjang ,dan relatif pendek pada sebagian kecil orang.

Read the rest of this entry »

Filed under Kebahagiaan | Tags: Kebahagiaan

You might also like