Professional Documents
Culture Documents
Anggaran ramalan penjualan ialah proyeksi jumlah komoditi yang diminta oleh
konsumen dan proyeksi harga yang mampu dijangkau oleh konsumen. Dengan demikian
ramalah penjualan terdiri dari ramalan jumlah komoditi dan ramalan harga komoditi yang
akan dijual. Dalam membuat ramalan penjualan, manajer penjualan peen umumnya
menggunakan metode judgement, statistika, dan metode khusus.
Metode judgement ialah cara membuat peramalan berdasar pendapat para ahli yang
telah memiliki pengalaman dan ilmu dalam suatu bidang tertentu. Dalam bidang penjualan
dan pemasaran, para ahli tersebut juga meliputi para distributor, para tenaga penjual, dan
konsumen. Oleh sebab itu dalam membuat peramalan dengan metode judgement juga harus
melalui survei.
1
Anggaran Produksi
Pengertian Anggaran Produksi
Menurut Agus Ahyari (1994;243) anggaran produksi adalah :
“Anggaran produksi disusun dengan memperlihatkan semua kegiatan produksi yang
diperlukan untuk menunjang anggaran penjualan yang telah disusun”
Rencana produksi meliputi penentuan produk yang harus diproduksi untuk memenuhi
penjualan yang direncanakan dan mempertahankan tingkat persediaan barang yang
diinginkan.
Anggaran produksi adalah suatu perencanaan secara terperinci mengenai jumlah unit produk
yang akan diproduksi selama periode yang akan datang, yang didalamnya mencakup rencana
mengenai jenis (kualitas), jumlah (kuantitas), waktu (kapan) produksi akan dilakukan.
Besarnya Anggaran Produksi suatu perusahaan pada umumnya dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Anggaran penjualan dalam unit .............................................................................. xxx
Unit persediaan akhir produk selesai yang diinginkan ........................................... xxx +
Unit produk yang diperlukan .................................................................................. xxx
Unit persediaaan awal produk selesai ..................................................................... xxx -
Anggaran produksi dalam unit ................................................................................ xxx
2
Anggaran Bahan Baku dan Tenaga Kerja
Anggaran Biaya Bahan Baku
Anggaran biaya bahan baku merencanakan kebutuhan dan penggunaan bahan baku langsung.
Bahan baku tidak langsung akan direncanakan dalam anggaran biaya overhead pabrik.
Tujuan penyusunan anggaran biaya bahan baku dapat dikatakan sebagai berikut :
1. Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku
2. Memperkirakan jumlah pembelian bahan baku yang diperlukan
3. Sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan yang diperlukan untuk melaksanakan
pembelian bahan baku
4. Sebagai dasar penyusunan Product Costing, yaitu memperkirakan komponen harga
pokok pabrik karena penggunaan bahan baku dalam proses produksi
5. Sebagai dasar melaksanakan fungsi pengawasan bahan baku
Standard Usage Rate adalah: bilangan yang menunjukkan berapa satuan bahan baku langsung
yang diperlukan untuk menghasilkan satu satuan produk jadi.
Kadangkala kuantitas bahan baku langsung yang dibeli tidak seimbang dengan
kebutuhannya, akibatnya :
Bila kuantitas pembelian bahan baku langsung lebih besar dari kebutuhannya maka:
Bahan baku langsung banyak yang menumpuk di gudang, yang kemungkinan dapat
mengakibatkan kualitasnya turun.
Bahan baku langsung terlalu lama menunggu giliran untuk diproses.
Meningkatnya biaya penyimpanan.
Bila kuantitas pembelian bahan baku langsung lebih kecil dari kebutuhannya,
maka:
Proses produksi terhambat oleh karena kehabisan bahan baku langsung.
Timbul biaya tambahan untuk mencari bahan baku pengganti dalam jangka waktu
secepat mungkin.
Untuk mendapatkan kuantitas yang tepat, dapat dilakukan penghitungan dengan
menggunakan metode EOQ (Economical Order Quantity), yaitu jumlah bahan baku langsung
yang harus dibeli setiap kali dilakukan pembelian sehingga akan menimbulkan biaya yang
paling rendah akan tetapi tidak akan mengakibatkan kekurangan bahan baku langsung.
4
Anggaran Biaya Tenaga Kerja
Pada setiap perusahaan tertentu pada biaya yang dikeluarkan untuk keperluan buruh atau
tenaga kerja, merupakan salah satu faktor produksi yang utama dan yang selalu ada dalam
perusahaan meskipun pada perusahaan tersebut sudah digunakan mesin-mesin. Tenaga kerja
di pabrik dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Tenaga kerja lama
2. Tenaga kerja langsung
5
Anggaran Penjualan,Produksi, Bahan dan Tenaga Kerja Langsung
Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan ialah rencana pendapatan (revenue) perusahuan dalam kurun
waktu satu tahun atau lebih. Pada umumnya annggaran penjualan disajikan dalam kurun
waktu satu tahun, kemudian dirinci dalam bulanan. Anggaran merupakan sentral semua
pembuatan anggaran biaya dan investasi. Oleh sebab itu ruaggan penjualan merupakan salah
satu bagian anggaran perusahaan yang sangat punting. Jika manajemen salah dalam membuat
anggaran penjualan, maka anggaran biaya dan investasi yang mengacu anggaran tersebut
akan menjadi salah.
Anggaran penjualan Produksi adalah titik awal di dalam penyusunan anggaran induk.
Titik kritis penyusunan anggaran penjualan adalah memprediksi penjualan di masa yang akan
datang. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memprediksi penjualan yang akan
datang adalah :
1. Pengalaman masa lalu (volume penjualan)
2. Prospektif kebijaksanaan harga jual
3. Jumlah pesanan penjualan yang belum terpenuhi
4. Studi penelitian pasar
5. Kondisi ekonomi secara umum
6. Promosi
7. Persaingan dalam industri
Pertama - tama manajemen harus membuat anggnr;ua pen ualan, per pruduk, per
daerah penjualan, per tenaga penjualan dalam bentuk volume, penjul dan harga penjualan.
Pada uanumnya perusahaan menjual produksinya the variasi pada setiap daerah karena faktor
transportasi dan daya beli masyarakat. Anggaran ini harus didasarkan pada ramalan penjualan
yang didasarkan pada data historis dan variabel-variabel lain yang mempengaruhi
permintaan.
Kegunaan Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan sangat penting bagi manajemen untuk membuat anggaran biuya,
anggaran laba dan anggaran investasi. Perubahan volume penjualan yang sangat signifikan
akan mompengaruih investasi pada modal kerja dan aktiva tetap.
Anggaran ponjualan juga berguna bagi pcdoman kerja kourdinasi kerja, evaluasi kerja
bagi divisi pemasaran dan sebagai pedoman untuk membuat anggaran biaya pemasaran.
Misalnya, anggaran penjualan ditetapkan Rp. 10.000, biaya pemasaran ditetapkan 10 %,
maka total biaya pemasaran sebesar 10 % X Rp. 10.000 = Rp. 1.000,- jumlah tersebul. akan
6
dirinci dalam empat kegiatan yaitu biaya galang dan distribusi, biaya promosi, biaya
kebijakan harga (diskon penjualan dan bonus), dan biaya pelayanan purna jual.
Kegunaan yang lainnya anggaran penjualan adalah sebagai acuan untuk membuat
anggaran biaya seluruh perusahaan, anggaran laba yang meliputi laba kotor, laba operasi, dan
laba bersih (earning after tax), dan anggaran investasi. Misalnya: anggaran penjualan
ditetapkan Rp 10.000, laba kotor 40%, laba operasi 20%, dan laba bersih 10%, dividen 60%
dan laba bersih, maka anggaran biaya dan laba dapat disajikan dalam Tabel 2.1.
Berdasarkan ilustrasi pada Tabel 2.1 menjelaskan bahwa setelah manajemen
menentukan besarnya laba atas penjualan, maka manajer divisi yang lainnya membuat
anggaran biaya. Manajer pabrik membuat anggaran harga pokok penjualan, manajer
komersial dan manajer kantor pusat membuat anggaran biaya usaha yang terdiri dari biaya
pemasaran dan biaya umum dan administrasi, manajer keuangan membuat anggaran biaya
lain-lain seperti bunga dan pajak berdasarkan anggaran laha yang ingin dicapai. Berdasarkan
pola pemikiran yang demikian, anggaran penjualan dapat digunakan sebagai alat koordinasi
dan penilaian kinerja.
Kenaikan penjualan mengakibatkan perubahaan harta dan utang jangka pendek, karena
untuk memenuhi kenaikan penjualan harus membutuhkan tambahan harta dan utangjangka
pendek, khususnyautang dagang. Kebutuhan dana untuk memenuhi tambahan penjualan itu
dapat dipenuhi dari dalam dan dari luar perusahaan. Jika kenaikan keeil, kemungkinan
tambahan dana dapat dipenuhi dari dalam perusahaan, dan jika kenaikan penjualan besar,
pada umumnya tambahan dana dipenuhi dari luar perusahaan (dari tambahan modal sendiri
atau dari hutang jangka panjang).
Anggaran Produksi
Pengertian Anggaran Produksi
Menurut Agus Ahyari (1994;243) anggaran produksi adalah :
“Anggaran produksi disusun dengan memperlihatkan semua kegiatan produksi yang
diperlukan untuk menunjang anggaran penjualan yang telah disusun”
Rencana produksi meliputi penentuan produk yang harus diproduksi untuk memenuhi
penjualan yang direncanakan dan mempertahankan tingkat persediaan barang yang
diinginkan.
7
Anggaran produksi adalah suatu perencanaan secara terperinci mengenai jumlah unit produk
yang akan diproduksi selama periode yang akan datang, yang didalamnya mencakup rencana
mengenai jenis (kualitas), jumlah (kuantitas), waktu (kapan) produksi akan dilakukan.
Besarnya Anggaran Produksi suatu perusahaan pada umumnya dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Anggaran penjualan dalam unit .............................................................................. xxx
Unit persediaan akhir produk selesai yang diinginkan ........................................... xxx +
Unit produk yang diperlukan .................................................................................. xxx
Unit persediaaan awal produk selesai ..................................................................... xxx -
Anggaran produksi dalam unit ................................................................................ xxx
Biaya Overhead Pabrik ditinjau dari bagian yang bertanggung jawab, dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
a. Biaya Langsung, yakni biaya yang semata-mata menjadi tanggung jawab bagian. yang
bersangkutan dan tidak dibebankan ke bagian lain.
a. Biaya Tidak Langsung, yakni biaya yang menjadi tanggung jawab beberapa bagian
pads pabrik.
Kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar penyusunan anggaran biaya overhead pabrik
adalah:
a. Kapasitas Praktis, adalah kapasitas teoritis (yakni kapasitas pabrik untuk
menghasilkan produk pads kecepatan penuh, tanpa berhenti selama jangka waktu
tertentu) dikurangi dengan kerugian waktu yang tidak dapat dihindari karena
hambatan intern perusahaan.
b. Kapasitas Normal, adalah kemampuan perusahaan berproduksi dan menjual
produknya dalam jangka panjang.
c. Kapasitas Sesungguhnya Yang Diharapkan, adalah kapasitas sesungguhnya yang
9
diperkirakan akan dapat dicapai dalam periode yang akan datang.
Tujuan pengawasan Biaya Overhead Pabrik adalah :
a. Untuk mengetahui sesuai tidaknya realisasi dengan yang direncanakan.
b. Untuk mengetahui besar kecilnya biaya overhead.
c. Untuk menentukan bagian-bagian yang bertanggung jawab.
Salah satu masalah yang timbal dalam rangka pengawasan biaya overhead pabrik adalah
pengalokasian biaya bagian jasa/pembantu kepada bagian produksi.
Distribusi Biaya Overhead Pabrik adalah pembagian biaya overhead pabrik tak langsung
departemen kepada departemen-departemen yang menikmatinya.
Alokasi Biaya Overhead Pabrik adalah pembagian biaya Overhead Pabrik Departemen
Pembatu ke Departemen Pembantu yang lain clan Departemen Produksi.
Pembebanan Biaya Overhead Pabrik adalah pembagian Biaya Overhead Pabrik kepada
pabrik.
10
Anggaran Variabel
Anggaran Variabel adalah skedul biaya yang menunjukkan bagaimana masing-masing
biaya akan berubah dengan perubahan volume, output atau aktivitas. Anggaran variabel
menyatakan hubungan antara volume dan biaya dalam suatu relevant range volume yang
terbatas.
Tujuan utama pendekatan Anggaran. Variabel secara khusus mengidentifisir
bagaimana, dan seberapa jauh, masing-masing elemen biaya dalam suatu pusat pertanggung
jawaban dipengaruhi oleh aktivitas pusat pertanggung jawaban yang bersangkutan.
Anggaran variabel didasari oleh Konsep'Variabilitas Biaya' yang menyatakan bahwa
biaya dapat dikaitkan dengan output atau aktivitas, dan apabila hubungannya sedemikian rupa
maka biaya pada dasarnya merupakan fungsi dari dua faktor yakni :
(1) Faktor waktu dan ,
(2) Faktor aktivitas.
Kegunaan Anggaran Variabel adalah:
a. Mempermudah penyusunan anggaran biaya departemental untuk dimasukkan ke dalam
profit plan.
b. Menetapkan tujuan biaya bagi manajer pusat pertanggung jawaban selama periode profit
plan.
c. Menetapkan anggaran yang disesuaikan untuk tujuan perbandingan dengan biaya
sesungguhnya dalam laporan pelaksanaan bulanan.
Sesuai dengan konsep Variabilitas Biaya, maka biaya diklasifikasikan ke dalam
(a). Biaya Tetap (Fixed Cost) :
Adalah biaya yang tidak berubah karena perubahan output atau aktivitas yang
produktif, sehingga jumlahnya tetap konstan selama periode tert6ntu dalam suatu
relevant range aktivitas.
(a). Biaya Variabel (Variabel Cost) :
Adalah biaya yang berubah searah dan sebanding dengan perubahan output atau
aktivitas.
(c) . Biaya Semi Variabel atau Semi Tetap :
Adalah biaya yang berubah karena perubahan output atau aktivitas, akan tetapi
perubahan tersebut tidak sebanding.
11
Metode Penentuan variabilitas biaya ada beberapa macam yaitu:
a. Metode Taksiran Langsung (Direct Estimate Method)
Metode ini pada dasarya hanya dapat dipakai pada keadaan tertentu saja di mana
perhitungan unsur-unsur biaya secara kuantitatif tidak dapat dilakukan karena sesuatu
sebab.
b. Metode Titik Tertinggi dan Terendah (High and Low Point Method)
Metode ini lebih bersifat kuantitatif daripada metode pertama, yang berdasarkan pada
perhitungan tingkat biaya (budget) pada dua macam tingkat kegiatan tertentu. Asumsi
garis lurus dipergunakan dalam perhitungan ini. ,
c. Metode Korelasi (Correlation Method)
Metode ini menggunakan salah sate alai analisa statistik, dimana lebih menitik beratkan
pada data historis. Metode ini dipakai dengan melihat hubungan antara biaya dan
tingkat kegiatan (output) di masa lampau. Metode ini terdiri dari :
- Metode Grafik (Graph Method), adalah : menunjukkan secara visuail bagaimana
hubungan antara tingkat biaya dengan tingkat kegiatan.
- Metode Matematik (Mathematical Method)
Metode Penyajian Anggaran Variabel :
a. Metode Formula : Pada bentuk ini diberikan secara jelas gambaran unsur tetap dan
unsur variabel yang dikandung oleh setiap pos biaya.
b. Metode Tabel : Pada bentuk ini dapat dilihat berapa besarnya biaya (total) pada masing-
masing pos, pada berbagai tingkat output.
12