You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dunia usaha semakin lama semakin berkembang dan persaingan usaha di


antara perusahaan-perusahaan yang ada semakin ketat. Kondisi demikian
menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat
bertahan atau bahkan lebih berkembang. Untuk itu perusahaan perlu
mengembangkan suatu strategi agar perusahaan bisa mengembangkan
eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya. Salah satu strategi yang ditempuh
adalah dengan melalui penggabungan usaha antara dua perusahaan atau lebih.

Penggabungan usaha dapat dilakukan dengan berbagai cara yang


didasarkan pada pertimbangan hukum, perpajakan atau alasan lainnya. Di
Indonesia didorong oleh semakin besarnya pasar modal, transaksi merger dan
akuisisi semakin banyak dilakukan dan isu mengenai hal tersebut memang sudah
hangat dibicarakan baik oleh para pengamat ekonomi, ilmuwan, maupun praktisi
bisnis sejak tahun 1990 (Payamta dan Setiawan, 2004)

Beams (2007) mengungkapkan beberapa alasan mengapa penggabungan


usaha dapat menghasilkan nilai:

1. Cost Advantage
2. Lower Risk
3. Fewer Operating Delays
4. Avoidance of Takeover
5. Acquisition of Intangible Assets

Proposal Penelitian 1
Suta (2000) juga mengemukakan alasan-alasan perusahaan melakukan
merger dan akuisisi yakni:

1. Keuntungan dari segi operasi (operating advantage), melalui


kemungkinan pencapaian skala ekonomis.
2. Keuntungan dari segi finansial (financial advantage), yang didapat melalui
manfaat di pasar uang ataupun pasar modal.
3. Kemungkinan untuk meningkatkan pertumbuhan usaha, yakni dengan
mengakselerasi tingkat pertumbuhan dibandingkan dengan melalui
ekspansi internal.
4. Diversifikasi atas usaha perusahaan, sehingga dengan demikian dapat
menjaga agar perolehan tingkat keuntungan tidak mengalami fluktuasi.

.Bapepam (2009) mengungkapkan bahwa akuisisi mulai ada di Indonesia


sejak tahun 1990. Transaksi akuisisi pertama pada pasar modal Indonesia adalah
transaksi akuisisi yang dilakukan oleh PT Jakarta International Hotel
Development melalui pembelian 100% saham PT Danayasa Arthatama pada
tahun 1990. Setahun setelah transaksi tersebut, Ketua Bapepam mengirimkan
Surat dengan nomor S-456/PM/1991 kepada seluruh emiten yang berisi
persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembelian saham atau penyertaan pada
perusahaan lain. Harga yang dibayar perusahaan pengakuisisi atas perusahaan
yang diakuisisi (perusahaan target) adalah didasarkan kesepakatan kedua belah
pihak. Hal ini diatur dalam Undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar
Modal. Sebelum memutuskan untuk mengakuisisi perusahaan, perusahaan
pengakuisisi melihat bagaimana prospek perusahaan target ke depan. Dalam
menentukan harga akuisisi, perusahaan pengakuisisi mempunyai banyak
pertimbangan.

Golrida (2003) meneliti pengaruh hasil penilaian independen dan nilai


buku perusahaan target terhadap penentuan harga akuisisi. Hasilnya menunjukkan
bahwa hasil penilaian independen dan nilai buku perusahaan target berpengaruh
positif terhadap harga akuisisi. Hal ini menunjukkan pentingnya peran profesi

Proposal Penelitian 2
akuntan akuntan (auditor) sebagai pihak independen yang menilai laporan
keuangan (nilai buku) dan profesi penilai, sehingga diperlukan pengendalian mutu
atas kedua profesi tersebut.

Penelitian ini pada dasarnya merupakan replikasi dari penelitian Golrida


(2003) dengan menggunakan metode penelitian yang sama, tetapi dengan variabel
riset dan sampel yang berbeda. Variabel riset yang digunakan dalam penelitian ini
adalah ROA, ROE, size perusahaan dan nilai buku aktiva bersih (book value of
net assets). Sampel yang digunakan adalah 30 perusahaan yang tercatat di
Bapepam yang melakukan transaksi akuisisi mulai tahun 2007 sampai dengan
2009.

1.2 Perumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ROA perusahaan target mempengaruhi penetapan harga


akuisisi?

2. Apakah ROE perusahaan target mempengaruhi penetapan harga


akuisisi?

3. Apakah size perusahaan target mempengaruhi penetapan harga


akuisisi?

4. Apakah book value of net asset perusahaan target mempengaruhi


penetapan harga akuisisi?

1.3 Pembatasan Masalah

Mengingat perlunya batasan masalah dalam penelitian ini, maka penelitian


ini dibatasi antara lain:

1. Perusahaan yang dipilih adalah perusahaan target berada dalam


satu grup dengan perusahaan pengakuisisi.

Proposal Penelitian 3
Menurut Sveiby (2001) analisis menggunakan ROA dan ROE hanya
dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan yang berada pada
industry yang sama. Alasan inilah yang mendasari pemilihan sampel
menggunakan perusahaan yang melakukan integrasi horizontal.

2. Akuisisi terjadi pada tahun 2007-2009.

Alasan pemilihan periode ini adalah sekaligus untuk mengetahui


pengaruh krisis keuangan global terhadap penentuan harga akuisisi.
Krisis keuangan global yang terjadi pada tahun 2008 mempunyai
dampak negatif terhadap perusahan-perusahaan di Indonesia
diantaranya melemahnya kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan
yang kuat cenderung membeli perusahaan lain untuk meningkatkan
daya saing dan menghemat biaya. Kedua perusahaan itu berharap bisa
memperoleh pangsa pasar yang lebih besar dengan efisiensi biaya,
sehingga pada tahun 2008 ini banyak perusahaan-perusahaan yang
melakukan akuisisi demi keberlanjutan usahanya.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menguji faktor-faktor yang berpengaruh


terhadap penetapan harga akuisisi oleh perusahaan pengakuisisi.

1.4.2 Tujuan Khusus Penelitian

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris
tentang pengaruh ROA, ROE, size perusahaan dan book value of net asset dari
perusahaan target terhadap penetapan harga akuisisi oleh perusahaan pengakuisisi.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi dunia akademis

Proposal Penelitian 4
Untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah literatur hasil
penelitian di bidang ekonomi.

2. Bagi perusahaan

Menberi masukan mengenai penetapan harga akuisisi bagi perusahaan-


perusahaan yang ingin melakukan akuisisi.

Proposal Penelitian 5
BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Akuisisi

Akuisisi adalah salah satu bentuk penggabungan usaha. Dalam Pernyataan


Standar Akuntansi Keuangan Nomor 22, akuisisi adalah suatu bentuk
penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan yaitu perusahaan pengakuisisi
(acquirer) memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi perusahaan yang
diakuisisi/perusahaan target (acquiree), dengan memberikan aktiva tertentu,
mengakui suatu kewajiban atau mengeluarkan saham.

Penggabungan usaha ini melalui proses yang tidak mudah dan melibatkan
banyak profesi dalam berbagai bidang misal ahli hukum, notaris dan akuntan.
Akuntan terlibat karena dalam proses akuisisi harus dilakukan terlebih dahulu
penilaian terhadap kesehatan keuangan masing-masing perusahaan sehingga pada
saat akuisisi dapat mencerminkan kondisi aktiva, kewajiban dan modal masing-
masing perusahaan secara wajar.

Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-52/PM/1997 mensyaratkan


dilakukannya analisis atas kewajaran nilai saham dan aktiva tetap perusahaan
yang melakukan penggabungan usaha. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
harga akuisisi yang layak.

Akuisisi juga diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.


43/PMK.03/2008 tentang Penggunaan Nilai Buku Atas Pengalihan Harta Dalam
Rangka Penggabungan, Peleburan, Atau Pemekaran Usaha. Dalam PMK
disebutkan, Menkeu menetapkan penggunaan nilai lain selain harga pasar, yaitu
atas dasar nilai sisa buku (pooling of interest) terhadap perusahaan yang akan
melakukan akuisisi. Besarnya nilai investasi pada perusahaan target adalah

Proposal Penelitian 6
sebesar jumlah modal perusahaan yang digabung/sebesar nilai buku perusahaan
target.

2.1.2 Tipe-tipe penggabungan usaha/akuisisi

Akuisisi ada 3 macam (Beams, 2007):

1. Integrasi horizontal

Integrasi horizontal adalah penggabungan perusahaan-perusahaan


dalam lini usaha atau pasar yang sama.

2. Integrasi vertikal

Integrasi vertikal adalah penggabungan dua/lebih perusahaan dengan


operasi yang berbeda, secara berturut-turut, tahapan produksi dan/atau
distribusi.

3. Integrasi konglomerasi

Integrasi konglomerasi adalah penggabungan perusahaan-perusahaan


dengan produk dan/jasa yang tidak saling berhubungan dan bermacam-
macam.

2.1.3 Motif Melakukan Akuisisi

Pada prinsipnya terdapat dua motif yang mendorong sebuah perusahaan


melakukan akuisisi yaitu motif ekonomi dan motif non-ekonomi. Motif ekonomi
berkaitan dengan esensi tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan
atau memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Di sisi lain, motif non-
ekonomi adalah motif yang bukan didasarkan pada esensi tujuan tersebut, tetapi
didasarkan pada keinginan subjektif atau ambisi pribadi atau manajemen
perusahaan (Moin, 2003)

Proposal Penelitian 7
a. Motif ekonomi

Esensi tujuan perusahaan dalam perspektif managemen keuangan


adalah seberapa besar perusahaan mampu menciptakan nilai bagi perusahaan
dan bagi pemegang saham. Akuisisi memiliki motif ekonomi yang tujuan
jangka panjangnya adalah untuk mencapai peningkatan nilai tersebut.

b. Motif sinergi

Sinergi merupakan nilai keseluruhan perusahaan setelah melakukan


akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing
perusahaan sebelum akuisisi. Pengaruh sinergi dapat timbul dari empat
sumber yaitu (1) Penghematan operasi, yang dihasilkan dari skala ekonomis
dalam manajemen, pemasaran, produksi atau distribusi; (2) Penghematan
keuangan, yang meliputi biaya transaksi yang lebih rendah dan evaluasi yang
lebih baik oleh para analisis sekuritas; (3) Perbedaan efisiensi, yang berarti
bahwa managemen salah satu perusahaan lebih efisien dan aktiva perusahaan
yang lemah akan lebih produktif setelah merger dan (4) Peningkatan pangsa
pasar akibat berkurangnya persaingan (Brigman, 2001)

c. Motif Diversifikasi

Diversifikasi adalah strategi pemberagaman bisnis yang dilakukan


melalui akuisisi. Diversifikasi dimaksud untuk mendukung aktivitas bisnis dan
operasi perusahaan untuk mengamankan posisi bersaing.

d. Motif Non-ekonomi

Aktivitas akuisisi terkadang dilakukan bukan untuk kepentingan


ekonomi saja tetapi juga untuk kepentingan yang bersifat non-ekonomi seperti
prestise dan ambisi.

Proposal Penelitian 8
2.1.4 Return on Assets dan Return on Equity
Rasio profitabilitas merupakan aspek fundamental perusahaan, karena
selain memberikan daya tarik yang besar bagi investor yang akan menanamkan
dananya pada perusahaan juga sebagai alat ukur terhadap efektivitas dan efisiensi
penggunaan semua sumber daya yang ada di dalam proses operasional
perusahaan. Hanafi dan Halim (1996) mendefinisikan rasio profitabilitas sebagai
rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
(profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu.
Rasio profitabilitas dapat diukur dari beberapa indicator
yaitu: (Subramanyam, 2008)
• ROA
• ROE
• Profit margin
• ROI
• EPS
Penelitian ini menggunakan ROA dan ROE sebagai variabel
independen karena ROA dan ROE ini adalah rasio profitabilitas
yang paling sering digunakan.

2.1.5 Size Perusahaan


Size perusahaan diukur dengan logaritma dari total assets (Hartono, 2000)

2.1.6 Nilai Buku


Nilai buku dapat digunakan untuk mengidentifikasi saham
mana yang harganya wajar, terlalu rendah (undervalued), dan
terlalu tinggi (overvalued) sehingga dapat digunakan sebagai
dasar untuk menyusun strategi investasi. (Utama dan Santosa,
1998)

Proposal Penelitian 9
2.2 Hasil penelitian lain yang relevan

Penetapan harga akuisisi tidaklah mudah. Ada banyak risiko yang


menyebabkan penetapan harga akuisisi tidak akurat. Bretten et all (2001)
menyatakan, “Valuers do not operate with perfect market knowledge, they must
follow client instructions, make judgements, analyze information and respond to
different pressures when preparing a valuation and all these factors influence the
final valuation figure. Value can be difficult to assess due to the heterogenity of
property and the number of transactions occur at prices that do not represent
market values. The ability of valuers to make effective estimations of value has
been subjected to intense scrutiny by academia, the media and the court and the
apparent lack of a coherent and consistent result from the valuation process has
damaged the reputation of the valuation profession.”

Golrida (2003) meneliti pengaruh hasil penilaian independen dan nilai


buku perusahaan target terhadap penentuan harga akuisisi. Hasilnya menunjukkan
bahwa hasil penilaian independen dan nilai buku perusahaan target berpengaruh
positif terhadap harga akuisisi. Hal ini menunjukkan pentingnya peran profesi
akuntan akuntan (auditor) sebagai pihak independen yang menilai laporan
keuangan (nilai buku) dan profesi penilai, sehingga diperlukan pengendalian mutu
atas kedua profesi tersebut.

Studi yang dilakukan oleh Golrida tidak mengeksplorasi faktor rasio


keuangan dan ukuran perusahaan dalam penentuan harga akuisisi, sehingga perlu
dilakukan studi lanjut apakah rasio-rasio keuangan dan size perusahaan target juga
berpengaruh terhadap harga akuisisi.

2.3 Pengembangan Hipotesis

Hipotesis yang diturunkan adalah sebagai berikut:

H1: ROA (Return On Assets) perusahaan target berpengaruh positif terhadap


penetapan harga akuisisi oleh perusahaan pengakuisisi.

Proposal Penelitian 10
Rasio profitabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba (profit) selama
periode tertentu dengan menggunakan aktiva atau modal, baik modal secara
keseluruhan atau modal sendiri (Van Horn dan Machowicz 1997:148-149). ROA
adalah suatu rasio profitabilitas yang merepresentasikan kemampuan asset dalam
menghasilkan net income.

NetIncome
ROA= AverageTot alAsset

Semakin tinggi ROA menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kinerja


yang bagus dalam menghasilkan profit. Jika perusahaan target mempunyai ROA
yang tinggi, prospek ke depan dari perusahaan ini bagus sehingga perusahaan
pengakuisisi bersedia untuk membayar lebih dalam penentuan harga akuisisinya.

H2: ROE (Return On Equity) perusahaan target berpengaruh positif terhadap


penetapan harga akuisisi oleh perusahaan pengakuisisi.

NetIncome
ROE= AverageSto ckholders ' equity

Semakin tinggi ROE menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai kinerja


yang bagus dalam menghasilkan profit. Jika perusahaan target mempunyai ROA
yang tinggi, prospek ke depan dari perusahaan ini bagus sehingga perusahaan
pengakuisisi bersedia untuk membayar lebih dalam penentuan harga akuisisinya.

H3: Size perusahaan perusahaan target berpengaruh positif terhadap


penetapan harga akuisisi oleh perusahaan pengakuisisi.

Size perusahaan diukur dari logaritma total assets. Semakin banyak total
aktiva perusahaan target, maka semakin banyak modal yang ditanam. Dengan
demikian, semakin tinggi size perusahaan, semakin bagus sehingga perusahaan
pengakuisisi bersedia untuk membayar lebih dalam penetapan harga akuisisi.

Proposal Penelitian 11
H4: Book value of net asset perusahaan target berpengaruh positif terhadap
penetapan harga akuisisi oleh perusahaan pengakuisisi.

Book value diukur dengan mengurangi total aktiva denga total hutang.
Book value merepresentasikan modal (equity) yang dimiliki perusahaan. Jika
perusahaan target mempunyai modal yang lebih besar, maka perusahaan
pengakuisisi bersedia untuk membayar lebih dalam penetapan harga akuisisi.

Proposal Penelitian 12
BAB III

METODOLOGI RISET

3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang mengalami pengakuisisian.


Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan
kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan yang mengalami pengakuisisian pada antara tahun 2007-2009.


Alasan pemilihan periode ini adalah sekaligus untuk mengetahui pengaruh
krisis keuangan global terhadap penentuan harga akuisisi. Krisis keuangan
global yang terjadi pada tahun 2008 mempunyai dampak negatif terhadap
perusahan-perusahaan di Indonesia diantaranya melemahnya kondisi
keuangan perusahaan. Perusahaan yang kuat cenderung membeli
perusahaan lain untuk meningkatkan daya saing dan menghemat biaya.
Kedua perusahaan itu berharap bisa memperoleh pangsa pasar yang lebih
besar dengan efisiensi biaya, sehingga pada tahun 2008 ini banyak
perusahaan-perusahaan yang melakukan akuisisi demi keberlanjutan
usahanya.

2. Perusahaan yang melakukan integrasi horizontal.

Yang dimaksud integrasi atau penggabungan usaha secara horizontal


adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dalam lini usaha sejenis atau
pasar yang sama. Pada umumnya dasar dibentuknya penggabungan ini
adalah untuk menghindari adanya persaingan antara perusahaan yang
sejenis dan meningkatkan efisiensi usaha di antara perusahaan-perusahaan
sejenis yang bergabung itu. Menurut Sveiby (2001) analisis menggunakan
ROA dan ROE hanya dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan
yang berada pada industri yang sama. Alasan inilah yang mendasari

Proposal Penelitian 13
pemilihan sampel menggunakan perusahaan yang melakukan integrasi
horizontal.

3. Perusahaan yang datanya tidak lengkap dikeluarkan dari sampel.

Dalam menganalisis pengaruh ROA, ROE, size perusahaan dan book


value of net asset perusahaan target terhadap penentuan harga akuisisi,
diperlukan data yang lengkap. Tanpa adanya data yang lengkap, ada
kemungkinan bahwa salah satu atau beberapa variabel penelitian tidak
dapat diukur, sehingga perusahaan yang datanya tidak lengkap dikeluarkan
dari sampel.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Data yang digunakan yaitu:

1. Daftar perusahaan-perusahaan yang mengalami


pengakuisisian pada tahun 2007-2009.

Data mengenai perusahaan-perusahaan yang mengalami


pengakuisisian pada tahun 2007-2009 dapat diperoleh dari Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Bapepam adalah badan yang
melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari
kegiatan pasar modal.

2. Daftar harga akuisisi.

Data mengenai harga akuisisi perusahaan target oleh perusahaan


pengakuisisi juga diperoleh dari Bapepam.

3. Annual report perusahaan target.

Untuk dapat mengukur ROA, ROE, size perusahaan dan book value of
net asset dari perusahaan target dibutuhkan annual report dari
perusahaan target. Data mengenai net income, total asset, total

Proposal Penelitian 14
stockholders’ equity, dan book value of net asset yang digunakan untuk
pengukuran variabel semuanya terdapat di annual report. Annual
report diperoleh dari situs perusahaan maupun dari BEI.

3.3 Operasionalisasi Variabel

3.3.1 Variabel independen

Variabel independen dari penelitian ini ada 4 yaitu:

1. Return on Asset (ROA)

ROA dapat diukur dengan membagi net income dengan average total
assets. Average total assets diukur dengan menambah total asset pada
tahun terjadinya akuisisi dengan total assets tahun sebelumnya
kemudian dibagi dua.

2. Return on Equity (ROE)

ROE dapat diukur dengan membagi net income dengan average


stockholders’ equity. Average stockholders’ equity diukur dengan
menambah jumlah stockholders’ equity pada tahun terjadinya akuisisi
dengan stockholders’ equity tahun sebelumnya kemudian dibagi dua.

3. Size perusahaan

Menurut Lana (2007), ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total


assets, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total assets,
penjualan dan kapitalisasi pasar, maka semakin besar pula ukuran
perusahaan itu. Ketiga variabel ini digunakan untuk menentukan
ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan
tersebut. Semakin besar total assets, maka semakin banyak modal
yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak
perputaran uang dan semakin banyak kapitalisasi pasar maka semakin
besar pula perusahaan dikenal oleh masyarakat. Dari ketiga variabel
ini, total aktiva dipilih sebagai proxy atas ukuran perusahaan dengan

Proposal Penelitian 15
mempertimbangkan bahwa nilai aktiva relatif lebih stabil
dibandingkan dengan nilai kapitalisasi pasar dan penjualan dalam
mengukur ukuran perusahaan.

Size perusahaan diukur dengan logaritma dari total assets (Hartono,


2000). Dalam penelitian ini, jumlah aktiva (log asset) yang dimiliki
oleh perusahaan yang diperoleh dari laporan tahunan perusahaan untuk
terjadinya akuisisi merupakan proksi dari ukuran perusahaan sebagai
variabel independen.

4. Book value of net assets

Book value of net assets diukur dengan mengurangi total assets


dengan total liabilities.

3.3.2 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga akuisisi.

ROA

ROE
Harga Akuisisi
Size
Perusahaan

Book Value

Proposal Penelitian 16
3.4 Metode Analisis Data

Penelitian ini akan menggunakan model regresi berganda untuk


menentuka hubungan antara variabel independen dan variabel dependen,
sebagai berikut:

Y= a + b1 ROA + b2 ROE + b3 FS + b4 BV + e

Keterangan:

Y : Harga akuisisi

b1 ROA : Return on Assets perusahaan target

b2 ROE : Return on Equity perusahaan target

b3 FS : Firm Size perusahaan target

b4 BV : Book Value of Net Assets perusahaan target

Proposal Penelitian 17
DAFTAR PUSTAKA

Arifin. 2002. Pokok-pokok Akuntansi Lanjutan. Yogyakarta: Liberty.

Bambang Budianto: Minggu 25 Mei 2008. Menilai Perusahaan dengan


Pendapatan Negatif.

http://bambang77001.blogspot.com/2008/05/Perusahaan

Bangkalany, Fadly. 1984. Akuntansi Lanjutan. Jakarta: Bina Aksara.

Beams, Floyd. 2007. Advanced Accounting Tenth Edition. New Jersey:


Prentice Hall.

Bretten, James and Peter Wyatt. 2001. “Variance In Commercial Property


Valuation for Lending Purposes: An Empirical Study”. Journal of Property,
Investment & Finance Vol 19 No. 3 PP 236-282.

Brigham, Eugene F and Gapensky, Louis C. 1993. Intermediate Financial


Management, Fourth Editions. USA: The Dryden Press.

Djati, Pantja. 2004. “Membangun Merek dengan Mengakuisisi Perusahaan:


Realitas Merek-merek yang Berhasil (Studi Kasus Coca-Cola, Starbuck & HM
Sampoerna)”. Jurnal Ekonomi Volume 1, No. 2, Juni 2005.

Hanafi, Mahmud dan Abdul Halim. 1996. Analisa Laporan Keuangan.


Yogyakarta: UUP-AMP YKPN.

Harahap, Sofwan Safri. 2002. Teori Akuntansi. Jakarta: PT Rajagrafindo


Persada.

Horn James C. dan John M. Wachowicz. 1997. Prinsip-Prinsip Manajemen


Keuangan (Buku Satu: Alih Bahasa Heru Sutojo) Edisi Kesembilan. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.

Proposal Penelitian 18
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
No. 22. Jakarta: Salemba Empat.

Karyawati, Golrida. 2003. “Hasil Penelitian Independen & Penentuan Harga


Akuisisi”. Akuntan Indonesia edisi no. 13 Tahun II/Desember 2008

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-06/PM/1997


Tentang Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha Perusahaan Publik atau
Emiten.

Larsen, John. 2003. Modern Advanced Accounting. Boston: Mc. GrawHill.

Lindrianasari. 2002. “Analisis Pengaruh Akuisisi Internal Terhadap Kinerja


Perusahaan Manufaktur”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 8 No. 2
Tahun 2003

Machfoeds, Mas’ud. 1986. Ikhtisar Teori & Soal Jawab Akuntansi Lanjutan 1.
Yogyakarta: BPFE.

Moin, Abdul. (2003). Merger, Akuisisi dan Divestasi. Jilid 1. Yogyakarta:


Ekonisia.

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 43/PMK.03/2008 tentang


Penggunaan Nilai Buku Atas Pengalihan Harta Dalam Rangka Penggabungan,
Peleburan, Atau Pemekaran Usaha

Setiawan, Doddy dan Payamta. 2004. “Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi
Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia.” Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia vol. 7 no. 3, hlm. 265.

Subramanyam, K and John Wild. Financial Statement Analysis. New York:


McGraw-Hill.

Suta. 2000. Menuju Pasar Modal Modern. Jakarta: Yayasan SAD Satria
Bhakti.

Proposal Penelitian 19
Sveiby, K. 2001. “A knowledge-based theory of the firm to guide strategy
formulation.” Journal of Intellectual Capital 2(4): 344-358.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.

Utama, S dan Santosa,AYB. 1998. Kaitan antara Rasio Price/Book Value dan
Imbal Hasil Saham pada BEJ,"JRAI, Vol. 1,No,1, h.127-140.

Waldy, B. 1997. Valuation Accuracy, 64th FIG Permanent Committee Meeting


& International Symposium. Singapore.

Warren et all. 2007. Financial Accounting. Ohio: Thomson Higher Education.

Proposal Penelitian 20

You might also like