You are on page 1of 6

TEKNOLOGI SONAR SEBAGAI INTRUMENTASI EKPLORASI KELAUTAN

Pendahuluan

Ekplorasi kelautan akhir-akhir ini menjadi perhatian khusus dari berbagai kalangan masyarakat,
saat ini masyarakat sedikit dasar bahwa kelautan mempunyai nilai yang tidak bisa di anggap
kecil lagi, namun juga dapat menjadi investasi yang menjanjikan. Dalam hal ini, banyak di
lakukan kegiatan ekplorasi kelautan dengan tujuan mengetahui dan mencari sumber-sumber
tambang minyak, barang tenggelam serta lainnya.

Di Indonesia sendiri yang merupakan Negara Maritim yang dua per tiga wilayahnya terdiri dari
laut, letak indonesia berada pada posisi silang antara Benua Asia dan Benua Australia serta
Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Dalam pengelolaannya, perairan Indonesia dibagi dalam
beberapa wilayah pengelolaan perikanan dan kelautan dengan penamaan tertentu, yakni Laut
Banda, Laut Arafura, Laut Sulu, Laut Jawa dan seterusnya. Setiap area perairan tersebut
mempunyai karakter yang berbeda satu sama lainnya demikian pula perbedaan dengan laut
wilayah subtropis. Hal ini ditentukan oleh kondisi geografis masing-masing area perairan, pola
arus, perubahan temperatur dan salinitas, kedalaman air dan lain-lain. Kondisi keberagaman
tofografis, kedalaman  terlebih lagi berada pada kawasan tropis mengakibatkan melimpahnya
sumberdaya yang beragam pula.

Potensi sumberdaya laut di Indonesia sangatlah besar yang mencakup potensi sumberdaya hayati
dan non-hayati. Sumberdaya laut tersebut sampai sekarang belum secara maksimal dapat
dieksplorasi dan dieksploitasi selain minyak dan gas bumi pada sektor sumberdaya non hayati.
Demikian pula pada sektor sumberdaya hayati laut, eksplorasi dan eksploitasi terhadap ikan-ikan
laut dan sejenisnya membutuhkan kearifan disamping teknologi canggih namun tidak merusak
lingkungannya.

Dalam upaya melakukan kegiatan ekplorasi ini, maka di gunakan teknologi yang maju serta
canggih, sehingga intrumentasi tersebut akan sesuai. Ada beberapa Intrumentasi kelautan yang
biasa di gunakan dalam melakukan ekplorasi dan ekploitasi sumberdaya kelautan yang antara
lain yaitu
1. Sonar atau Echosounder dan sejenisnya,
2. Scanner
3. Kapal selam
4. Kapal riset

Intrumen-intrumen di atas merupakan alat yang biasa di pakai dalam rangka melakukan survey
kelautan, adanya instrumenit ini sangat menunjang kegiatan ekplorasi tersebut.

Pembahasan

Definisi Sonar

Sonar (Singkatan dari bahasa Inggris: sound navigation and ranging), yang berarti penjarakan
dan navigasi suara, adalah sebuah teknik yang menggunakan penjalaran suara dalam air untuk
navigasi atau mendeteksi kendaraan air lainnya. Atau Sonar di definisikan sebagai suatu metode
yang memanfaatkan perambatan suara didalam air untuk mengetahui keberadaan obyek yang
berada dibawah permukaan kawasan perairan. Sehingga sonar merupakan salah satu alat Hydro-
acoustic yang merupakan suatu teknologi pendeteksian bawah air dengan menggunakan
perangkat akustik (acoustic instrument).

Sejarah Sonar

 Daniel Colloden yang pada tahun 1822 menggunakan lonceng bawah air untuk
menghitung kecepatan suara di bawah air di Danau Geneva, Swiss.

 Lewis Nixon, yang pada tahun 1906 menemukan alat pendengar bertipe sonar pertama
untuk mendeteksi puncak gunung es

 Paul Langevin yang pada tahun 1915 menemukan alat sonar pertama untuk mendeteksi
kapal selam.

Jenis Sonar

1. Sonar aktif : mentransmisikan gelombang suara, dan menerima pantulannya (echo)


kembali
2. Sonar pasif : hanya menerima sinyal gelombang suara (noise) yang ditransmisikan oleh
suatu objek

Proses Kerja Sonar

Cara kerja perlengkapan sonar adalah dengan mengirim gelombang suara bawah permukaan dan
kemudian menunggu untuk gelombang pantulan (echo). Data suara dipancar ulang ke operator
melalui pengeras suara atau ditayangkan pada monitor. Dengan mengetahui kecepatan
gelombang media yang diukur dan dengan menggunakan persamaan s = v ( ½ t), maka kita akan
mendapatkan jarak yang diukur. Factor setengah di depan t, di atas menyatakan setengah waktu
tempuh dari sonar ke tempat pemantulan dan kembali ke sonar. Dengan ungkapan lain, waktu
yang diperlukan oleh gelombang untuk merambat dari sonar ke tempat pemantulan.

Gambar : Skema sederhana proses kerja sonar


Gambar : Proses kerja sonar (www. aori's story.blogspot.com)

Kegunaan Sonar

a. Pengukuran Kedalaman Dasar Laut (Bathymetry)

Pengukuran kedalaman dasar laut dapat dilakukan dengan Conventional Depth Echo Sounder
dimana kedalaman dasar laut dapat dihitung dari perbedaan waktu antara pengiriman dan
penerimaan pulsa suara. Dengan pertimbangan sistim Sonarpada saat ini, pengukuran
kedalaman dasar laut (bathymetry) dapat dilaksanakan bersama-sama dengan pemetaan dasar
laut (Sea Bed Mapping) dan pengidentifikasian jenis lapisan sedimen dibawah dasar laut.

b. Pengidentifikasian Jenis-jenis Lapisan Sedimen Dasar Laut (Subbottom Profilers)

Peralatan sonaryang mutahir dilengkapi dengan subbottom profilers dengan menggunakan


prekuensi yang lebih rendah dan sinyal impulsif yang bertenaga tinggi yang digunakan untuk
penetrasi kedalam lapisan sedimen dibawah dasar laut. Dengan adanya klasifikasi lapisan
sedimen dasar laut dapat menunjang dalam menentukkan kandungan mineral dasar laut
dalam. Dengan demikian teknologi akustik bawah air dapat menunjang esplorasi sumberdaya
non hayati laut.

c. Pemetaan Dasar Laut (Sea bed Mapping)

Dengan teknologi sonardalam pemetaan dasar laut, dapat menghasilkan tampilan peta dasar
laut dalam tiga dimensi. Dengan teknologi akustik bawah air yang canggih ini dan
dikombinasikan dengan data dari subbottom profilers, akan diperoleh peta dasar laut yang
lengkap dan rinci. Peta dasar laut yang lengkap dan rinci ini dapat digunakan untuk
menunjang penginterpretasian struktur geologi bawah dasar laut dan kemudian dapat
digunakan untuk mencari mineral bawah dasar laut.

d. Pencarian kapal-kapal karam didasar laut

Pencarian kapal-kapal karam dapat ditunjang dengan teknologi sonarbaik untuk untuk kapal
yang sebagian terbenam di dasar laut ataupun untuk kapal yang keseluruhannya terbenam
dibawah dasar laut. Dengan teknologi ini, lokasi kapal karam dapat ditentukan dengan tepat.
Teknologi akustik bawah air ini dapat menunjang eksplorasi dan eksploitasi dalam bidang
Arkeologi bawah air (Underwater archeology) dengan tujuan untuk mengangkat dan
mengidentifikasikan kepermukaan laut benda-benda yang dianggap bersejarah.

e. Penentuan jalur pipa dan kabel dibawah dasar laut.

Dengan diperolehnya peta dasar laut secara tiga dimensi dan ditunjang dengan data
subbottom profiler, jalur pipa dan kabel sebagai sarana utama atau penunjang dapat
ditentrukan dengan optimal dengan mengacu kepada peta geologi dasar laut. Jalur pipa dan
kabel tersebut harus melalui jalur yang secara geologi stabil, karena sarana-sarana tersebut
sebagai penunjang dalam eksplorasi dan eksploitasi di Laut.

f. Analisa Dampak Lingkungan di Dasar Laut

Teknologi akustik bawah air Sonar ini dapat juga menunjang analisa dampak lingkungan di
dasar laut. Sebagai contoh adalah setelah eksplorasi dan ekploitasi sumber daya hayati di
dasar laut dapat dilakukan, Sonardapat digunakan untuk memonitor perubahan-perubahan
yang terjadi disekitar daerah eksplorasi tersebut. Pemetaan dasar laut yang dilakukan setelah
eksplorasi sumber daya non-hayati tersebut, dapat menunjang analisa dampak lingkungan
yang telah terjadi yang akan terjadi ( Arnaya,1991).

Kesimpulan

Dalam melakukan kegiatan survey ekplorasi kelautan, sonar menjadi salah satu alat yang sangat
penting peranannya. Sonar yang merupakan salah satu intrumentasi akustik bawah laut ini
mempunyai data yang terperinci dalam proses kerjanya, sehingga dalam melakukan pengamatan
dapat lebih mudah.

Daftar Pustaka

Arnaya, I.N. 1991. “Dasar-dasar Akustik. Diktat Kuliah Program Studi Ilmu dan Teknologi
Kelautan . Institut Pertanian Bogor.

Kunarso, 2010, bahan kuliah akustik kelautan. Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang

You might also like