You are on page 1of 12

Alasan Bayi Tidak Mau Minum Asi (Menyusu)

Label: asi, bayi, menyusu

Jika Menolak ASI, kemungkinan disebabkan oleh:

1. Kurang sehat.
Kondisi tubuh bayi yang kurang sehat bisa membuat bayi kesulitan mengisap dengan baik,
sehingga ASI yang didapat sedikit. Akhirnya bayi jadi capek atau frustrasi, dan menolak
menyusu.

2. Kesakitan.
Bayi yang mengalami memar akibat lahir dengan alat bantu (misalnya: vakum) mungkin
menolak menyusu jika bagian yang memar ini terpencet tiap kali ia menyusu.

3. Tersumbat hidungnya.
Bayi yang hidungnya tersumbat (karena pilek) mungkin menolak menyusu karena kesulitan
bernafas.

4. Sariawan.
Bayi yang sedang sariawan, atau mulutnya terinfeksi jamur Candida mungkin hanya mau
mengisap beberapa kali saat menyusu, lalu berhenti dan menangis.

5. Sedang tumbuh gigi.


Bayi yang sedang tumbuh gigi mungkin merasa gusinya nyeri, atau air liurnya berlebihan,
atau agak demam, sehingga menolak menyusu karena merasa tidak nyaman.

6. Mengantuk.
Bayi yang terpengaruh efek sedatif (bius) obat-obatan mungkin menolak menyusui karena
mengantuk.

7. Bingung puting.
Bayi yang diberi susu botol atau empeng terlalu dini (sebelum 2 minggu) mungkin menolak
menyusu karena kesulitan menguasai teknik mengisap payudara – yang sangat berbeda
dengan mengisap dot.

8. Tidak mampu `mengambil' cukup ASI untuk memenuhi kebutuhannya.


Bayi yang belum menguasai teknik menyusu mungkin hanya mampu mengisap ASI sedikit
sehingga harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengisap lebih lama atau lebih dalam.
Akibatnya ia jadi capek atau frustasi, lalu menolak menyusu.

9. Ingin `melawan' perlakuan yang tidak menyenangkan.


Jika ibu atau pengasuh kurang menguasai teknik mengatur posisi bayi saat akan menyusu,
bayi bisa saja merasa diperlakukan kasar atau disakiti. Sebagai upaya `perlawanan' , ia pun
menolak menyusu.

10. Terganggu isapannya.


Jika ibu sering memegangi atau mengguncang payudara saat menyusui, posisi mulut bayi
terhadap payudara bisa terganggu. Akibatnya bayi merasa tidak nyaman dan menolak
menyusu.
11 Dibatasi jadwal menyusunya.
Jika ibu menyusui hanya pada jam-jam tertentu dan bukan menurut keinginan bayi, bayi bisa
frustrasi karena kelaparan dan malah menolak menyusu.

12 Terganggu semburan ASI.


Aliran ASI yang terlalu cepat dan deras saat bayi mulai mengisap bisa membuat bayi
tersedak. Jika terjadi berulang kali selama menyusu, bayi mungkin jadi frustrasi dan menolak
menyusu.

13. Merasa terganggu oleh suatu perubahan.


Bayi usia 3-12 bulan mudah terganggu oleh berbagai perubahan: berpisah dengan ibunya, ada
pengasuh baru, pindah rumah, kedatangan tamu, ibunya sakit (atau sedang menstruasi),
payudara ibu terinfeksi, bau tubuh ibu berubah, dsb. Ketika suatu perubahan dirasa
mengganggu, bayi bisa jadi tidak menangis melainkan langsung `mogok' menyusu.

Cobalah dicek alasan alasan diatas, mana yang paling sesuai dengan kondisi ibu dan anaknya.

Tetapi yang jelas, teruslah berusaha, dan berikan ketenangan pada ibunya, karena ibu yang
gelisah juga akan mempengaruhi bayinya, mungkin baik juga mengajaknya si anak bermain-
main dulu.

Mengenai cara memperlancar produksi ASI. cara utama sebenarnya dengan terus
memberinya ASI, karena dengan jarang memberikan ASI maka produksi ASIpun akan
menurun, maka jika si BAYI tidak mau menyusui sebaiknya ASI tetap di pompa keluar.

Mengenai makanan banyak ibu ibu mengatakan memakan daun katuk atau buah pepaya muda
yang direbut akan meningkatkan ASI, dan tentu harus ditambah dengan makanan bergizi
lainnya. Sementara untuk obat-obat modern, bisa menghubungi dokter kandungan untuk
meminta resep penambah ASI.

Label: asi, bayi, menyusu


Bayi Rewel
Posted September 5, 2009 by luchan in PERILAKU BAYI DAN ANAK.
Ditandai:PERILAKU BAYI DAN ANAK. Tinggalkan sebuah Komentar

 Bayi selalu ingin merasa nyaman. Bila tidak, ia jadi rewel bahkan mengamuk. Bagaimana
supaya ia tetap nyaman dalam berbagai situasi?

Ada bayi yang memiliki pembawaan ‘rewel’. Bila situasi tidak nyaman sedikit saja, ia pasti
menangis atau mengamuk. Sebaliknya, ada juga bayi yang amat sangat tenang. Biasanya, ia
baru menangis bila kondisinya sudah benar-benar ‘menyakitkan’.

Menurut psikolog pendidikan anak Universitas Indonesia Dra. Ike Anggraika, M.Si.,
perbedaan pembawaan bayi sangat tergantung banyak hal. Mulai pengaruh yang diterima
bayi saat dalam kandungan hingga trauma yang diperoleh saat lahir. Ibu hamil yang sering
mendapatkan tekanan, Ike mencontohkan, kemungkinan akan melahirkan bayi yang rewel.

Bayi yang mendapat trauma lahir (misalnya menjalani proses kelahiran yang mengakibatkan
luka serius), bayi yang lahir dengan kelainan (misalnya kelainan jantung atau penyakit
bawaan) kemungkinan juga akan berpembawaan sedikit rewel. “Tapi tidak selalu begitu.
Sebab tidak jarang bayi yang lahir normal dan sempurna pun rewel. Mungkin ini pengaruh
keturunan atau sifat bawaan dari orangtuanya,” ungkap Ike.

Atasi Kerewelan dengan Benar

Tangisan atau amukan bayi rewel acap membuat kita, para orangtua, kebingungan. Apalagi
bila kita sudah mencoba menangani tapi bayi tetap rewel. Bingung bercampur lelah dan
khawatir, akhirnya membuat kita panik. Padahal, kepanikan hanya akan membuat bayi
bertambah rewel.

Untuk itulah penanganan yang tepat diperlukan. Selama ini, menurut Ike, setiap orangtua
mempunyai cara khusus untuk mengatasi kerewelan bayi mereka. Ada yang mencoba
menenangkan dengan menempatkan bayi di ayunan. Ada yang menenangkan dengan
memutar alunan musik merdu. Ada yang menimang-nimang sambil membawa bayi pergi dari
ruangan tempat menangis sembari mencari udara yang lebih segar.

Sayangnya, lanjut Ike, tidak jarang orangtua menangani kerewelan bayi dengan cara yang
kurang tepat. Maksudnya, cara-cara yang dilakukan kurang mendidik. Contohnya, ada bayi
asyik menggigit-gigit ikat pinggang ayahnya. Ia menangis karena tiba-tiba ibunya
melarangnya. Bayi itu terus menangis, seolah meminta ikat pinggang tersebut. Tak berhasil
membujuknya, akhirnya si ibu menyerah dan memberikan lagi ikat pinggang kepada bayinya
untuk digigit-gigit.

“Tindakan ibu tadi keliru. Sebab ikat pinggang bukanlah sesuatu yang aman untuk digigit
bayi. Selain itu, ia tak menunjukkan konsistensi dalam sikap, padahal ia tengah mendidik
bayinya. Ibu tadi juga tidak mencoba mengalihkan perhatian bayi kepada hal lain, sehingga
bayi merasa direbut ‘kenyamanannya’ tanpa mendapatkan ganti yang sebanding,” terang Ike.
Selain itu, cara menangani kerewelan yang tidak benar menyebabkan bayi tumbuh menjadi
anak yang sulit dikendalikan.

Melakukan tindakan yang benar adalah kunci menangani kerewelan bayi. Berikut beberapa
tips yang bisa diterapkan bila bayi Anda rewel dalam berbagai kondisi:

Ganti suasana yang lebih nyaman


Bayi bisa tertekan karena bosan dengan situasi atau posisi yang sama. Atau, ia merasa
sendirian atau tidak diperhatikan. Kadang bayi juga mendapatkan salah satu bagian tubuhnya
terasa sakit. Misalnya, kakinya pegal karena posisi yang salah. Atau badannya sakit karena
tempat yang ditempati tidak nyaman (sempit, keras, berpermukaan kasar, dll).

Kasus yang sering terjadi adalah bayi menangis saat didudukkan di kursi makan, bahkan
berontak atau menepis makanan yang disodorkan. Jika kursinya nyaman, kemungkinan hal
ini disebabkan bayi merasa bosan harus duduk di kursi yang itu-itu juga. Biasanya ini terjadi
pada bayi 2-4 bulan.

Untuk mengatasinya, pindahkan kursi makan ke tempat yang berbeda. Pilih tempat yang
menarik atau pemandangannya lebih lega. Misalnya pekarangan rumah. Bila masih rewel,
ubah lagi posisi kursi. Atau bila perlu pindahkan bayi dari kursi beberapa saat.

Perdengarkan suara-suara lembut


Puisi, lagu-lagu, atau senandung lembut yang bermakna dari mulut ayah atau ibu dapat
menenangkan bayi yang rewel. Ada penelitian yang menunjukkan, suara lembut berirama
yang keluar dari mulut manusia dapat menciptakan suasana yang lebih nyaman. Bila
mendengar suara-suara seperti itu, bayi umumnya akan lebih kooperatif.

Beri sentuhan
Sentuhan akan membuat bayi yang rewel merasa nyaman. Banyak bayi yang sedang
menangis berhenti perlahan saat tangan ibu atau ayahnya menyentuh bagian tubuhnya atau
menggendongnya. Cara ini rupanya membuat bayi merasa nyaman karena ia merasa orang
terdekatnya selalu berada di sisinya. Jadi, ia merasa terlindungi.

Beri pijatan lembut


Pijatan lembut adalah salah satu bentuk sentuhan. Tapi dengan pijatan, bayi akan merasa
hangat karena aliran darahnya lebih lancar. Cara ini bisa digunakan untuk mengatasi bayi
yang menangis setiap kali dimasukkan ke dalam bak mandi. Selain merasa nyaman, pijatan
membuat bayi rileks, tidak takut atau stres.

Jagalah Emosi Anda

Faktor lain yang menentukan keberhasilan Anda menenangkan bayi rewel adalah sikap yang
tepat. Yaitu:

Tetap tenang. Rasa khawatir atau lelah menangani bayi rewel kerap membuat kita panik.
Namun sebaiknya Anda tetap tenang, karena sikap panik hanya akan membuat bayi
bertambah rewel dan stres.

Pilih penanganan yang tepat. Anda-lah yang lebih mengenal bayi Anda, sehingga Anda pula
yang lebih mengetahui penanganan yang paling tepat untuk menanganinya saat rewel.
Konsisten. Sejak nol tahun, bayi harus mendapat pola asuh yang konsisten. Artinya, dalam
keadaan rewel sekalipun kita tidak boleh memberi kelonggaran. Cari solusi yang tidak
menciptakan masalah baru.

Jaga emosi. Tidak perlu menunggu sampai merasa marah jika bayi menangis terus. Ketika
kekesalan sudah muncul, mintalah suami atau anggota keluarga lain menangani bayi.
Meninggalkan bayi rewel sejenak biasanya efektif untuk memperbaiki suasana hati. b Mila
Meiliasari

Sumber: Tabloid Ibu Anak


Inilah masa yang datar, waktu keluarga mulai menyesuaikan kehidupan dengan seorang
bayi yang baru. Orang tua mulai tertata hidupnya dan bayi mulai masuk dalam pola perilaku
yang dapat dikenali. "Saat-saat tenang" seorang bayi bisa berubah-ubah dengan masa-
masa rewel selama waktu ini, dan bayi mungkin bisa menemukan cara untuk menenangkan
diri dan tidak menangis terus: mengisap jari, bolak-balik, atau mencari dan menemukan
mainan gantung di atas tempat tidur bayi.

Nafas Tersumbat. Bayi yang normal pada usia ini tidak akan bernafas melalui mulut kecuali
bila ia kekurangan udara. Akan tetapi, bayi mungkin akan mengalami hidung sesak sama
seperti orang lain juga, karena udara kering, debu, atau bulu halus dari selimut. Alat
pelembab di kamar bayi mungkin dapat membantu. Juga dapat membantu kalau tempat
tidur bayi di bagian kepala dinaikkan beberapa inci sehingga bayinya dapat menelan udara
yang keluar dari hidung. Kalau banyak lendir mengumpul di hidung, beberapa dokter anak
akan menganjurkan agar beberapa tetes larutan garam (1/4 sendok teh garam dalam 240
cc air disterilisasi dengan mendidihkannya selama 3 menit) digunakan untuk membersihkan
hidung tersebut. Namun, penanganan seperti ini umumnya belum diterima secara
menyeluruh. Beberapa praktisi percaya tindakan ini hanya akan menambah iritasi hidung,
dan menyebabkan produksi lendir lebih banyak lagi.

Menangis dan kolik. Pada bulan-bulan pertama, menangis sebenarnya hanya merupakan
cara seorang bayi untuk berkomunikasi. Menangis sering menandakan rasa lapar, tetapi
tidak selalu. Bayi mungkin merasa terlalu panas atau terlalu dingin, basah, takut, atau
hanya merasa tidak enak badan. Bayi mungkin sering menangis khususnya selama
beberapa hari setelah tiba di rumah dari rumah sakit, karena ia harus menyesuaikan diri
dengan rutinitas baru. Bayi yang masih muda sering menangis lama meskipun tidak ada
apapun yang terjadi. Beberapa dokter mengatakan bahwa seorang bayi tidak mempunyai
cara lain untuk menenangkan diri atau keluar dari proses yang membuatnya lemah karena
belajar tentang dunia ini. Bayangkan seperti apa ini, dengan tidak mengerti apapun yang
dilihat atau didengar seseorang, tergantung pada orang lain untuk memperoleh setiap rasa
nyaman dalam hidupnya. Tentu saja hidup ini melelahkan, dan menangis merupakan
cerminan dari kelelahan tersebut. Bayi yang tidak rewel tidak tampak tidur seperti yang
lainnya. Di Amerika Serikat, masalah nutrisi serius jarang merupakan alasan mengapa
seorang bayi menangis, dan anak yang benar-benar kekurangan gizi akan terlihat lesu dan
bodoh. Penyebab bayi menangis yang paling serius ialah infeksi telinga, gangguan pada
perut yang mendadak akibat pencernaan yang tidak normal, atau infeksi (khususnya kalau
disertai oleh demam). Akan tetapi dalam banyak kasus, ada tanda-tanda lain dari
penyakitnya. Bayi tampak sakit dan sering memperlihatkan rasa tidak tertarik tiba-tiba
akan makanan. Dalam situasi seperti itu, bayi sering tiba-tiba menangis.

Beberapa bayi di bawah usia 4 bulan menangis selama 12 hingga 14 jam per hari. Masalah
yang mengganggu ini dikenal sebagai kolik, dan inilah suatu kondisi yang penyebabnya
belum diketahui. Umumnya, kolik mulai pada usia 2 hingga 3 minggu dan menghilang antara
bulan ketiga dan keempat. Beberapa bayi yang mempunyai kolik tiba-tiba menjerit; yang
lain hanya menangis normal, tetapi selama berjam-jam baru diam. Bayi ini mungkin
tampaknya sangat kesakitan, menarik kakinya dan mengeluarkan udara dari perutnya.
Dokter anak bahkan tidak setuju tentang apakah kolik ini suatu penyakit atau tidak.
Beberapa berpendapat hal ini terjadi karena sistem pencernaan yang belum matang atau
gas dalam perut yang kronis; yang lain berpendapat hal ini merupakan kepekaan yang
terlalu tinggi terhadap lingkungan yang berisik dan hiruk-pikuk. Memang kolik lebih umum
ditemukan pada bayi yang aktif dan peka, dan dapat makin parah akibat ketegangan yang
diakibatkannya dalam diri orang tuanya.
Kolik jenis ini tidak berbahaya kecuali disebabkan oleh suatu kondisi yang serius. Ini dapat
dipastikan dengan melalukan pemeriksaan terhadap bayi, pengukuran suhu badan, kadang-
kadang pemeriksaan feses (kotoran) untuk memastikan apakah ada darah, atau
pemeriksaan radiologis perut. Salah satu penyebab serius kolik ialah intususepsi, yaitu
terselipnya sebagian usus di atas yang lain. Hal ini menyebabkan pembuluh darah yang
menyuplai darah ke usus menjadi kaku dan tersumbat dan, kalau tidak dibetulkan, akhirnya
mengakibatkan kerusakan jaringan, penyumbatan usus, dan terdapat darah dalam feses.

Riset baru-baru ini di Swedia, yang mempelajari kolik pada bayi yang masih menyusui
melaporkan bahwa kalau ibu tidak lagi meminum produk susu, kolik bayinya akan hilang,
dalam sebagian besar kasus, hilang dalam delapan hari saja. Satu-satunya cara lain untuk
menangani sebagian besar kolik ialah tindakan menenangkannya, seperti:

Meletakkan bayi tidur di atas perut ibunya


Membungkus bayi dengan erat dalam selimut
Menggendong bayi tegak atau dekat dengan dada dalam gendongan bayi
Membawa bayi naik mobil atau meletakkannya di atas mesin cuci yang sedang
dihidupkan agar ia merasakan getarannya.

Kadang-kadang, obat diberikan untuk mencegah spasme (kekakuan) pencernaan, tetapi ini
tidak selalu berfungsi dan tidak dianjurkan memberi bayi obat karena sebab yang belum
jelas.

Beberapa dokter secara bercanda merujuk kolik sebagai suatu keadaan yang disebabkan
oleh bayi dan yang akan mempengaruhi orang tuanya. Barangkali, salah satu masalah yang
serius dengan kolik ialah bahwa keadaan ini mengganggu terbentuknya hubungan yang baik
antara orang tua dan bayinya. Penting untuk dapat beristirahat dari stres yang disebabkan
oleh bayi yang terus-menerus menangis. Caranya dengan kedua orang tuanya secara
bergantian mengasuhnya atau dengan melibatkan pengasuh yang dapat dipercaya selama
beberapa jam untuk beberapa kali dalam seminggu. Juga, cukup membesarkan hati bila kita
tahu bahwa masalah ini selalu hilang sendiri hanya dalam beberapa bulan. Bagi orang tua,
kunci utama dengan masalah kolik ialah bertahan sampai bayinya mencapai usia empat
bulan, dan di sini kepastian dan nasihat dari dokter anak dapat membantu.

Disintegrasi ego. Banyak bayi rewel setiap hari pada sore hari menjelang malam atau pada
awal-awal malam hari. Ahli psikologi anak Anna Freud merujuk masa ini sebagai
"disintegrasi ego", yaitu suatu masa waktu bayi letih karena sepanjang hari mencoba
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan dirinya sendiri, dan kehilangan kontrol atas
keseimbangan emosional. Seorang bayi pada usia ini tidak tahu bagaimana harus rileks, dan
dengan demikian akhirnya ia menjadi rewel. Sayangnya, masa-masa keras kepala ini sering
terkait dengan masa dimana ibunya dan/atau ayahnya tiba di rumah dari tempat kerja,
barangkali mengalami suatu disintegrasi ego mereka sendiri. Orang tua sebaiknya
memahami bahwa kerewelan ini tidak ada kaitannya dengan penolakan bayi terhadap
mereka; sebaliknya, ini merupakan bagian dari siklus normal dalam 24 jam. Orang tua
sebaiknya didorong untuk bermain-main dengan bayinya walaupun mereka rewel. Ini dapat
berubah menjadi suatu pertemuan yang menyenangkan, karena masa yang tidak biasa ini
sering berubah tiba-tiba menjadi masa yang membahagiakan.

Jatuh. Orang tua sebaiknya membiasakan diri untuk tetap memberikan satu tangan pada
bayi setiap kali bayi ini berada di meja ganti atau di tempat lain yang memungkinkan bayi
ini terjatuh. Sulit mengetahui kapan seorang anak akan belajar membalikkan tubuhnya.
Sayangnya, karena tengkorak bayi masih cukup lunak dan sanggup menyerap hantaman
karena jatuh, bayi umumnya sanggup menahannya dan tidak terluka meskipun ia jatuh dan
sangat menakutkan di mata kita semua. Akan tetapi, kalau seorang bayi tidak memberi
tanggapan setelah jatuh atau muntah, atau kalau pupil matanya tidak memberi tanggapan
pada sinar langsung yang diarahkan, ia mungkin mengalami gegar otak atau suatu luka lain
dalam otak, dan sebaiknya langsung diperiksa oleh dokter.

Minum susu. Orang tua mungkin sangat tergoda untuk memberi makanan formula kepada
bayi dan memasukkan botol ke mulut bayi dan kemudian meninggalkannya sendirian. Akan
tetapi, tindakan ini sebaiknya dihindarkan. Bayi dapat saja tersedak waktu orang tuanya
tidak melihatnya dan tidak mendengarnya. Selain itu, hal ini dapat sangat mengganggu
peluang anak mengalami perkembangan normal. Minum susu merupakan masa-masa
penting untuk melakukan komunikasi yang penuh kasih sayang bagi bayi dengan minum
dari botol maupun dengan menyusu, dan kontak mata juga merupakan hal penting. Kalau
dibiarkan sendirian bersama botolnya, ini merupakan tindakan dingin dan tidak
menggairahkan untuk mendapatkan makanan, dan mungkin akan menyebabkan masalah
perilaku di kemudian hari kalau makanannya menjadi satu-satunya sumber kegembiraan
seorang bayi.

Ruam kulit. Kadang-kadang pada usia antara minggu keempat dan kesepuluh, banyak bayi
mengalami ruam seperti jerawat di muka maupun leher, yang terdiri dari benjolan kecil
dengan ujung tengah berwarna putih. Ruam datang dan pergi, kadang-kadang makin buruk
kalau bayinya panas atau menangis. Menurut pendapat orang, ruam ada hubungannya
dengan perubahan hormon waktu hormon ibu hilang dari sistem tubuh bayi. Orang tua
tidak perlu melakukan apapun tentang ruam ini, yang akan menghilang dengan sendirinya
dalam beberapa minggu.

Garukan. Beberapa bayi mungkin menggaruk wajahnya, tetapi garukan ini akan cepat
sembuh dengan atau tanpa pengobatan.

Penglihatan. Para ahli berbeda pendapat tentang apa tepatnya yang dapat dilihat seorang
bayi pada usia ini. Beberapa studi mengatakan bahwa bayi pada usia bulan kedua tidak
dapat melihat benda sejauh 2 atau 2,5 m, tetapi banyak dokter anak dan orang tua
beranggapan bahwa bayi ini sudah sanggup melihatnya, kalau mereka tertarik.

Senyum. Pada akhir bulan kedua, sebagian besar bayi senyum pada sesuatu yang
menyenangkannya dan mengeluarkan suara karenanya, bukan menangis.

Mengisap jari. Bukan hal yang asing dan sangat umum terjadi kalau bayi pada usia ini mulai
mengisap jarinya. Jenis perilaku ini merupakan tanda awal dan penting dalam hal kepuasan
diri. Isapan jari bukan tanda kurangnya susu atau kurangnya makanan. Hampir setiap bayi
perlu bahan isapan tambahan, dan jempol dan jari lainnya merupakan sumber alaminya. Dot
merupakan pengganti yang tepat dan, beberapa dokter gigi percaya, lebih baik untuk
perkembangan gigi untuk masa depan (tetapi hal ini masih mengundang kontroversi).

Vaksinasi. Kunjungan kedua bayi ke dokter sebaiknya terjadi pada bulan kedua. Selain
untuk meneruskan pengukuran pertumbuhan bayi, dokter akan memberikan vaksinasi
pertama anak pada anak. (Vaksinasi hepatitis B mungkin telah dilakukan di rumah sakit tak
lama setelah bayi lahir.)

(sumber : satumed.com)
Agar Tidak Rewel, Bayi Jangan Sering Digendong
Jakarta - Oek...oek...oek... Tangis bayi tidak selalu terdengar indah. Bayi yang rewel dan
menangis terkadang membuat kesal orang di sekitarnya.

Agar tidak terus-terusan menangis, orangtua maupun pengasuh anak pun memilih untuk
sering menggendong si bayi. Ternyata, terlalu sering menggendong bayi berdampak kurang
baik.

"Kalau sering digendong, tidak ada keleluasaan bergerak. Akibatnya motorik kasar tidak
berkembang. Kalau rewel diajak bermain saja," kata dokter spesialis anak dr Attila Dewanti
SpA.

Hal itu disampaikan dia dalam diskusi bertajuk "Mengembangkan kecerdasan anak sejak
dini" di Brawijaya Women and Children Hospital, Jl Taman Brawijaya, Jakarta, Sabtu
(22/9/2007).

Attila kemudian menyampaikan tahapan perkembangan motorik kasar pada anak sejak bayi.
Umur 3-4 bulan, bayi mulai tengkurap. Umur 5-6 bulan duduk. Pada umur 7-8 bulan
merangkak. Lalu pada 9-11 bulan berdiri. Umur 12-13 bulan bayi berjalan. Pada umur 18
bulan mulai bisa jongkok dan berdiri. Sedangkan di umur 36 bulan, bayi sudah bisa
melakukan gerakan spesifik dan kompleks.

"Semua tahapan itu harus dilewati. Kalau tidak melewati, orangtua harus mengarahkan. Bila
terlewat, nanti saat dewasa ada kemampuan motorik kasar yang tidak bisa dilakukan juga,"
jelas perempuan berkacamata itu.

Ditambahkan dia, sebaiknya bayi juga tidak menggunakan baby walker. Alat ini membuat
bayi pasif, berjalan jinjit, dan rentan jatuh.

Pencapaian tahapan perkembangan motorik halus juga ada tahapan-tahapannya. Misalnya


saja, telapak tangan mulai terbuka biasa dilakukan bayi umur 3 bulan. Pada umur 10 bulan
sudah mulai meniru gerakan dan suara. Karena rentan meniru, orangtua jangan menggunakan
bahasa bayi saat berkomunikasi dengan anak. Hal itu bisa mengakibatkan anak bicara cadel
meski sudah besar.

Seiring bertambahnya umur, anak mulai bisa menggunakan tangan untuk memegang benda
besar dan kecil. Mereka juga mulai bisa membalik lembaran buku.

"Tapi sebaiknya, orangtua juga memberi kesempatan agar semua tahap perkembangan anak
berjalan normal sesuai usia. Jangan diburu-buru," sambung Attila. (nvt/sss)
Jika Bayi Rewel
Salah satu penyebab anak menjadi bayi sulit adalah karena mereka terlalu peka pada lingkungan
sekelilingnya. Misalnya terhadap suara, cahaya, atau sentuhan. "Ambang responnya tak seperti bayi
lain. Mereka sangat peka sehingga kepekaannya ini membuat mereka jadi tak nyaman ketika suara
yang didengar atau cahaya yang dilihatnya melewati batas respon yang dimilikinya," terang Evi .

Anda dapat membantu si kecil tetap merasa nyaman dengan cara-cara berikut ini:

*Jika ia peka terhadap suara, usahakan rendahkan volume suara radio, teve, bel pintu, juga dering
telepon. Begitu pun volume suara Anda saat berbicara dengan si kecil atau mendendangkannya.
Minta orang seisi rumah melakukan hal sama.

*Jika penglihatannya sangat peka,gunakan tirai untuk menggelapkan kamar tidurnya sehingga ia bisa
tidur di siang hari. Hindari cahaya yang sangat terang di ruangan di mana ia sering berada. Usahakan
jangan memberi rangsangan visual terlalu banyak. Gantungkan hanya satu mainan di tempat
tidurnya atau letakkan satu-dua mainan di kotak bermainnya. Pilih mainan berdisain sederhana dan
berwarna lembut, jangan pilih yang rumit dan berwarna mencolok.

*Jika indera pengecapnya sangat peka, perhatikan makanan yang Anda konsumsi bila ia masih diberi
ASI. Rasa "aneh" pada air susu Anda, bukan hanya membuatnya rewel, juga menyebabkan ia
menolak disusui. Bisa juga mencoba susu formula dengan rasa lain bila ia rewel saat minum susu
botol. Begitu pun waktu ia mulai makan makanan padat. Jika ia rewel setelah beberapa kali Anda
memperkenalkannya pada satu jenis makanan padat, cobalah untuk menggantinya dengan jenis lain
atau rasa yang berbeda.

*Jika ia peka terhadap sentuhan,segera ganti popoknya begitu ia mengompol dan kenakan baju dari
bahan lembut yang agak longgar. Atur suhu ruangan sesuai tingkat kepekaannya. Jangan terlalu
banyak memegang dan memeluknya, atau pelajari cara mana yang tampaknya tak terlalu
mengganggunya saat Anda menggendong/memeluknya.

*Jika penciumannya sangat peka,umumnya ia akan terganggu oleh bau "aneh". Beberapa bayi mulai
menunjukkan reaksi negatif terhadap bau tertentu menjelang akhir tahun pertama. Bau bawang
yang digoreng, parfum ayah/ibunya, pewangi ruangan, atau bau obat penyemprot nyamuk, dapat
membuat bayi gelisah dan tak gembira.

Mengatasi Bayi Sulit


* Usahakan membuat jadwal harian sesuai kecenderungan alami bayi. Bila perlu, buat catatan harian
untuk menemukan pola waktu dari hari-hari bayi Anda. Misal, pada saat kapan saja ia rewel dan apa
saja penyebabnya, sekitar jam berapa ia biasanya lapar dan tidur, dan sebagainya.

* Sedapat mungkin lakukan hal yang sama pada waktu yang sama setiap hari. Saat menyusui,
misalnya. Meski ia tampaknya tak lapar atau sudah lapar sebelum waktunya, usahakan untuk tetap
bertahan pada jadwal. Bila perlu, beri ia makanan kecil jika ia tampak lapar di antara waktu-waktu
menyusui.
* Pada tahap awal, Anda hendaknya tak bersifat kaku atau sangat ketat terhadap jadwal. Sedikit
kekacauan tak masalah. Yang penting, pada akhirnya nanti si kecil menjadi terbiasa dengan suatu
rutinitas atau melakukan kebiasaan-kebiasaan tertentu.

* Hindari hal-hal yang dapat mengganggu kenyamanan tidur si kecil. Jika ia suka begadang, ayah dan
ibu dapat bergiliran melakukan tugas malam. Perhatikan hal-hal apa saja yang membuatnya suka
begadang sehingga Anda dapat menghindarinya, lalu cobalah perlahan-lahan menetapkan jadwal
tidur yang lebih baik.

* Perkenalkan ia pada obyek-obyek baru secara bertahap. Misalnya, gantungkan mainan baru di
boksnya untuk 1-2 menit, lepaskan dan pasang lagi beberapa saat kemudian untuk waktu sedikit
lama. Begitu seterusnya sampai ia siap untuk menerima dan menikmati mainan baru tersebut.

* Mintalah orang-orang "baru" untuk tak langsung mendekati si kecil. Mula-mula mereka bisa
menatap si kecil dengan jarak agak jauh dan mengajaknya bicara dari kejauhan pula. Minta mereka
sering hadir dan menyapanya sampai akhirnya si kecil tak merasa asing lagi.

* Perkenalkan satu jenis makanan baru secara bertahap, mulai dari jumlah yang sangat sedikit.
Jangan tambah dengan makanan baru lainnnya sebelum si kecil dapat menerima makanan baru
pertamanya.

* Hindari membeli botol susu baru dengan bentuk atau warna yang sangat berbeda. Begitu pun
barang-barang lain untuk keperluan si kecil seperti seprei, selimut, dan sebagainya.

Dimensi Temperamen Anak


Menurut Thomas & Chess, psikolog anak terkenal, ada 9 dimensi temperamen pada anak. Yaitu:
1. Tingkat aktivititas.
2. Keteraturan yang menyangkut pola kehidupan sehari-hari seperti jadwal makan dan tidur.
3. Respon terhadap stimulus baru yang diberikan. Misalnya, bagaimana sikapnya ketika didekati
orang baru, apakah ia mendekat atau malah menjauh.
4. Kemampuan beradaptasi terhadap stimulus baru seperti obyek atau orang baru.
5. Ambang responsif, yakni seberapa besar responnya terhadap stimulasi yang diberikan. Ada bayi
yang hanya mendengar suara sedikit saja langsung bereaksi, tapi ada juga bayi yang menunjukkan
reaksi lambat meski sudah diberi stimulus sedemikian rupa.
6. Intensitas reaksi yang muncul.
7. Suasana hati yang sering ditampilkan, apakah lebih banyak murung, menangis, atau tersenyum.
8. Seberapa mudah perhatiannya beralih. Apakah ia cepat berganti kegiatan sesaat setelah
melakukan sesuatu kegiatan atau sebaliknya.
9. Jangkauan perhatian dan ketekunannya, yakni seberapa lama tingkat konsentrasinya terhadap
sesuatu yang dikerjakan.
Cermati napa bayi rewel

MENJELANG tidur, sering kali tangisan bayi tak dapat dihindari. Rasa sedih, panik, bingung
pasti dialami sang ibu, apalagi jika dia baru pertama kali memiliki momongan.

Memang, menangis adalah respons paling primitif yang akan dilakukan bayi terhadap
lingkungan barunya. Ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui sebab-sebab si kecil menjadi
rewel saat jelang tidurnya.

Lapar
Jika bayi Anda merasa lapar, dia akan membuka dan menutup mulutnya (mengecap) atau
mulai menghisap jemarinya.

Lelah
Jika Anda melihat si kecil mulai diam dan terlihat bosan dengan mainannya, ia sering kali
mengusap mata, atau menguap berulang kali. Mungkin ini juga pertanda sudah waktunya
untuk tidur siang.

Bosan
Rasa bosan dan tidak nyaman sering kali dialami si kecil. Tak heran, jika dia mendadak
menangis dengan suara melengking, bahkan diikuti suara raungan dan jeda untuk diam
sesaat.

Belum lagi jika Anda berlama-lama berbicara dengan sahabat Anda melalui telepon, wah,
bisa-bisa si kecil akan memancing perhatian Anda dengan cara menangis sekeras-kerasnya.
Jika hal itu terjadi, segeralah bermain dengannya atau cukup sentuh dirinya sebagai tanda
bahwa Anda ada di sampingnya.

Kesepian
Jika bayi tertidur di gendongan Anda dan terbangun sambil menangis ketika Anda
meletakkannya di kasur bayi, jangan panik. Bisa saja itu terjadi karena dia merasa bingung
dan takut ditinggal sendirian. Atau, itu merupakan cara untuk mengatakan bahwa dia tak
ingin lepas dari gendongan dan hangatnya pelukan Anda.

Terlalu banyak stimulasi


Siapa yang tak senang melihat bayi lucu nan “montok”. Bisa dipastikan banyak orang yang
akan berusaha untuk mencuri perhatiannya atau sekadar mencubit pipinya. Tak ayal, bayi
Anda akan bingung menghadapi itu semua. Tak pelak, si kecil akan menutup matanya atau
memalingkan muka kemudian menangis. Itu artinya, dia butuh sedikit ketenangan.

Kolik
Jika bayi Anda menangis selama tiga jam atau lebih setiap hari selama satu minggu, ia akan
mengalami kolik. Meskipun para ahli masih belum dapat menemukan penyebab pastinya,
kebanyakan dokter anak percaya bahwa kolik disebabkan oleh reflux, angin di perut, atau
masalah pencernaan lainnya. Kolik umumnya terjadi saat anak berusia 3 sampai 6 minggu
dan berakhir saat ia menginjak usia 3 bulan.

You might also like