You are on page 1of 100

0

DAFTAR ISI

PANDUAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI


AKUNTANSI
Landasan Hukum Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi 1
Program Pendidikan Profesi Akuntansi 7
Tata Cara Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi 12
Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi 13
Silabus Mata Ajar Pendidikan Profesi Akuntansi:
Etika Bisnis & Profesi 15
Perpajakan 19
Praktik Audit 27
Lingkungan Bisnis & Hukum Komersial 35
Pasar Modal & Manajemen Keuangan 40
Pelaporan & Akuntansi Keuangan 46
Akuntansi Manajemen & Biaya 53
Persyaratan Peserta Pendidikan Profesi Akuntansi 57
Persyaratan Pengajuan Rekomendasi Penyelenggaraan Pendidikan
Profesi Akuntansi 57
Ujian Akhir dan Sertifikat 60

PANDUAN PERPANJANGAN IZIN PENYELENGGARAAN


PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
Standar Penilaian Perpanjangan Izin Penyelenggaraan Pendidikan
Profesi Akuntansi 62
Parameter Skor Penilaian Perpanjangan Izin Penyelenggaraan
Pendidikan Profesi Akuntansi 64

PANDUAN PENYUSUNAN BORANG PENDIDIKAN PROFESI


AKUNTANSI
Penyusunan Borang Pengajuan Rekomendasi dan Perpanjangan Izin
Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi 71
Penyusunan Borang Perpanjangan Izin Penyelenggaraan Pendidikan
Profesi Akuntansi 72
Borang Aplikasi Pendidikan Profesi Akuntansi 74
Borang Perpanjangan Pendidikan Profesi Akuntansi 86

0
LANDASAN HUKUM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI
AKUNTANSI

1. UU Nomor 34 tahun 1954 tentang pemakaian gelar akuntan.

Pasal 1

Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan gaji resmi


mengenai berbagai jabatan pada Jawatan Akuntan Negeri dan Jawatan
Akuntan Pajak, hak memakai gelar “Akuntan” (“accountant”) dengan
penjelasan atau tambahan maupun tidak, hanya diberikan kepada
mereka yang mempunyai ijazah akuntan sesuai dengan ketentuan dan
berdasarkan undang-undang ini.

Pasal 2

Dengan ijazah tersebut dalam pasal 1 dimaksud:

a. ijazah yang diberikan oleh sesuatu universitas negeri atau badan


perguruan tinggi lain yang dibentuk menurut undang-undang atau
diakui pemerintah, sebagai tanda bahwa pendidikan untuk akuntan
pada badan perguruan tinggi tersebut telah selesai dengan hasil
baik;

b. ijazah yang diterima sesudah lulus dalam sesuatu ujian lain yang
menurut pendapat Panitia Ahli termaksud dalam pasal 3 guna
menjalankan pekerjaan akuntan dapat disamakan dengan ijazah
tersebut pada huruf a pasal ini.

Pasal 3

(1) Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan mengangkat


Panitia Ahli yang bertugas mempertimbangkan apakah sesuatu
ijazah bagi menjalankan pekerjaan akuntan dapat disamakan
dengan ijazah tersebut pada pasal 2 huruf a.

(2) Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan bersama Menteri


Keuangan mengatur susunan dan cara kerja panitia itu.

1
(3) Menteri Keuangan berhak memberi tugas lain kepada panitia
tersebut dalam ayat 1 untuk menjamin kesempurnaan urusan
akuntansi c.q. untuk mengatur lebih lanjut urusan akuntansi.

(4) Tiap-tiap akuntan berijazah mendaftarkan nama untuk dimuat


dalam suatu register negara yang diadakan oleh Kementerian
Keuangan.

2. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor


179/U/2001 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi.

Pasal 1

Pendidikan profesi akuntansi adalah pendidikan tambahan pada


pendidikan tinggi setelah program sarjana Ilmu Ekonomi pada program
studi akuntansi.

Pasal 2

(1) Pendidikan profesi akuntansi diselenggarakan di perguruan tinggi


sesuai dengan persyaratan, tata cara dan kurikulum yang diatur oleh
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

(2) Penyelenggaraan pendidikan profesi akuntansi di perguruan tinggi


dilakukan setelah mendapatkan izin dari Direktur Jenderal Perguruan
Tinggi.

(3) Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diberikan oleh Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi atas dasar rekomendasi dari Panitia Ahli
Pertimbangan Persamaan Ijazah Akuntan.

3. Perjanjian kerja sama antara Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi dan


Ketua Umum Ikatan Akuntan Indonesia Nomor 565/D/T2002 dan
2460/MOU/III/02 tentang pengelolaan sistem dan penyelenggaraan
pendidikan profesi akuntansi.

Pasal 1

1. Maksud perjanjian kerja sama ini adalah untuk menjabarkan


pengelolaan sistem dan penyelenggaraan pendidikan profesi
akuntansi.

2
2. Tujuan perjanjian kerja sama ini adalah untuk mengatur
wewenang dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam
upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan profesi
akuntansi.

Pasal 2

Lingkup perjanjian kerja sama meliputi:

1. Penyelenggaraan pendidikan profesi akuntansi.

2. Pembukaan dan penutupan pendidikan profesi akuntansi.

3. Penetapan kurikulum pendidikan profesi akuntansi.

4. Evaluasi dan ujian.

5. Sertifikasi.

Pasal 3

Departemen Pendidikan Nasional mempunyai wewenang dan


tanggung jawab atas:

1. Pembinaan akademik penyelenggaraan pendidikan profesi.

2. Pembukaan dan penutupan pendidikan profesi akuntansi atas


rekomendasi Panitia Ahli Pertimbangan Ijazah Akuntan atas usul
Ikatan Akuntan Indonesia.

3. Penyusunan dan penetapan serta pemutakhiran secara periodik


kurikulum pendidikan profesi akuntansi bersama-sama Ikatan
Akuntan Indonesia.

Pasal 4

Ikatan Akuntan Indonesia mempunyai wewenang dan tanggung


jawab atas:

1. Pengajuan usul pembukaan dan penutupan pendidikan profesi


akuntansi.

2. Pelaksanaan evaluasi dan usul penyelenggaraan pendidikan


profesi akuntansi.

3
3. Penyusunan dan usul penetapan kurikulum pendidikan profesi
akuntansi.

4. Pemutakhiran kurikulum program pendidikan profesi akuntansi


secara periodik selambat-lambatnya 5 tahun dengan memperhatikan
masukan dari pihak yang berkepentingan.

5. Pelaksanaan evaluasi kelayakan administratif dan akademik


penyelenggara pendidikan profesi akuntansi secara periodik
selambat-lambatnya 5 tahun dengan memperhatikan masukan dari
pihak-pihak yang berkepentingan.

6. Penetapan format sertifikat.

7. Penyusunan petunjuk teknis penyelenggaraan pendidikan profesi


akuntansi yang meliputi persyaratan, tata cara dan kurikulum
pendidikan profesi akuntansi.

Pasal 5

Kewenangan dan tanggung jawab Ikatan Akuntan Indonesia


dilaksanakan Pengurus Pusat Ikatan Akuntan Indonesia yang
dijalankan oleh Komite Evaluasi dan Rekomendasi Pendidikan Profesi
Akuntansi.

4. International Education Standards yang ditetapkan oleh International


Federation of Accountants (IFAC).

Statement Membership Obligation 2 mengatur tentang kewajiban


anggota IFAC terkait dengan Standar Pendidikan Internasional bagi
profesi akuntan. Dalam hal tanggung jawab pengembangan pendidikan
dan pelatihan berada pada pihak ketiga, anggota IFAC berkewajiban
mendorong pihak tersebut untuk memasukkan/menyelaraskannya
dengan elemen yang tercantum dalam pernyataan yang dikeluarkan
oleh IFAC.

Pernyataan dan standar pendidikan internasional yang dikeluarkan


IFAC diterbitkan untuk membangun benchmark global pendidikan dan
pengembangan akuntan profesional. Standar ini didesain untuk menjadi

4
panduan utama bagi anggota IFAC yang secara umum bertanggung
jawab atas dibangunnya atau diimplementasikannya standar dan
persyaratan pendidikan yang berlaku di negaranya. Standar ini
memberikan kerangka dasar yang sangat penting bagi semua pihak
yang berkepentingan atas tersedianya kinerja yang berkualitas tinggi
dari seorang akuntan profesional.

Kompetensi dan integritas, merupakan dua komponen utama bagi


profesi akuntan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab
profesionalnya. Pendidikan akuntansi memberikan pondasi bagi
seorang akuntan profesional untuk mengembangkan kompetensi dan
memperkuat integritasnya.

Pernyataan yang dikeluarkan oleh komite pendidikan IFAC meliputi:


International Education Standards (IESs); Discussion Papers and
Studies; International Education Guidelines (IEGs); dan International
Education Papers (IEPs).

IESs ditujukan untuk memajukan profesi akuntansi dengan menetapkan


tolok ukur (benchmark) sebagai persyaratan minimal untuk memperoleh
kualifikasi sebagai akuntan profesional yang mencakup pendidikan,
pengalaman praktik dan pengembangan profesional secara
berkelanjutan.

Perlu dipahami bahwa IESs membangun elemen utama (misalnya


materi, metode dan teknik) dimana program pendidikan dan
pengembangan diharapkan memiliki potensi untuk diakui, diterima dan
diaplikasikan secara internasional. IEGs mengintepretasikan,
mengilustrasikan dan memperluas materi yang terkait dengan IESs dan
memberi masukan dan panduan bagaimana mencapai persyaratan
yang diatur dalam IESs. IEPs mengembangkan diskusi atau debat
mengenai isu-isu, temuan-temuan terkini, atau menjelaskan situasi
yang berhubungan dengan isu pendidikan dan pengembangan yang
mempengaruhi profesi akuntansi.

5
Tujuh IESs yang dikeluarkan oleh IFAC adalah:

IES 1, Entry Requirement to a Program of Professional Accounting


Education, menguraikan persyaratan untuk masuk pendidikan
profesional akuntansi dan pengalaman praktik.

IES 2, Content of Professional Accounting Education Programs,


merumuskan materi pengetahuan dalam program pendidikan
profesional akuntansi yang dibutuhkan oleh para kandidat supaya
mempunyai kualifikasi sebagai akuntan profesional. Standar ini
merumuskan pengetahuan yang dibutuhkan ke dalam 3 area utama,
yaitu: akuntansi, keuangan dan pengetahuan terkait; pengetahuan
bisnis dan organisasional, serta pengetahuan teknologi informasi.

IES 3, Professional Skills Contents, merumuskan gabungan keahlian


yang diperlukan oleh setiap kandidat untuk memenuhi kualifikasi
sebagai akuntan profesional. Keahlian tersebut meliputi: intelektual,
teknis dan fungsional, personal, interpersonal dan komunikasi, serta
organisasional dan manajemen bisnis.

IES 4, Professional Values, Ethics and Attitudes, merumuskan nilai


profesional, etika dan sikap akuntan profesional yang seharusnya
diperoleh selama program pendidikan supaya memenuhi kualifikasi
sebagai akuntan profesional.

IES 5, Practical Experience Requirements, merumuskan pengalaman


praktik yang dimintakan oleh organisasi profesi anggota IFAC kepada
anggotanya supaya memperoleh kualifikasi sebagai akuntan
profesional.

IES 6, Assessment of Professional Capabilities and Competence,


merumuskan persyaratan sebagai penilaian akhir atas kapabilitas dan
kompentensi profesional para kandidat sebelum dinyatakan sesuai
dengan kualifikasi sebagai akuntan profesional.

IES 7, Continuing Professional Development, merumuskan materi


pengetahuan dan berbagai program pendidikan profesional yang

6
dibutuhkan setelah mendapatkan kualifikasi sebagai akuntan
profesional.

Implementasi IES 1 diwujudkan dengan diharuskannya seseorang


untuk menempuh pendidikan profesional akuntansi (PPA) di perguruan
tinggi yang direkomendasikan oleh IAI untuk menyelenggarakan PPA.
Pemberian rekomendasi kepada perguruan tinggi ini pun harus melalui
proses tertentu sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah
ditetapkan.

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

Program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) tidak terlepas dari adanya


ketentuan mengenai penggunaan gelar akuntan sebagaimana diatur pada
UU No. 34 Tahun 1954 sebagai landasan hukumnya. Menurut ketentuan
tersebut gelar akuntan dapat diperoleh seseorang yang:

1. Memiliki ijazah dari Universitas Negeri atau Badan Perguruan Tinggi Lain
yang dibentuk menurut Undang-undang atau diakui pemerintah; atau

2. Lulus dalam suatu ujian yang ijazahnya dapat disamakan dengan ijazah
butir 1 di atas.

Sebelum berlakunya PPA, gelar akuntan secara langsung hanya diberikan


kepada lulusan perguruan tinggi negeri tertentu atau melalui jalur Ujian
Nasional Akuntansi (UNA) Dasar dan Profesi untuk perguruan tinggi swasta.
Sedangkan lulusan perguruan tinggi negeri yang tidak secara otomatis dapat
memberikan gelar akuntan, diharuskan untuk mengikuti UNA Profesi.
Artinya, saat itu ada 3 (tiga) model untuk menghasilkan akuntan yaitu:

No. Keterangan Gelar Akuntan

1. Perguruan tinggi negeri tertentu Otomatis langsung memperoleh


gelar akuntan

2. Perguruan tinggi swasta Mengikuti UNA Dasar dan Profesi

3. Perguruan tinggi negeri baru Mengikuti UNA Profesi

7
Pelaksanaan ketentuan tersebut ternyata menimbulkan diskriminasi antara
perguruan tinggi yang ijazahnya memenuhi butir 1 dan perguruan tinggi yang
ijazahnya dianggap belum memenuhi. Pada kenyataannya banyak
perguruan tinggi yang menghasilkan sarjana akuntansi yang kualitas
keilmuannya sangat baik, tetapi tidak dapat langsung mendapat gelar
akuntan.
Perkembangan selanjutnya, lahir UU No.: 2/1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Undang-undang ini kemudian dirinci dalam PP No.: 30/1990
mengenai Pendidikan Tinggi dan Kepmendikbud No.: 36/U/1993 tentang
Gelar Akademik dan Sebutan Profesi. Dengan adanya peraturan-peraturan
ini pendidikan akuntansi berubah secara mendasar. Pertama, UU No.2/1989
mengelompokkan pendidikan akuntan dalam kelompok pendidikan profesi
dan memperoleh “sebutan” di belakang nama lulusannya. Sedangkan UU
No.34/1954 memberikan “gelar” akuntan. Kedua, untuk dapat mengikuti
pendidikan profesi yang baru, calon peserta didik harus lulus terlebih dahulu
dari pendidikan akademik dengan gelar “Sarjana Ekonomi”. Hal ini serupa
dengan pendidikan profesi untuk dokter, dokter gigi, dokter hewan, psikolog,
apoteker, notaris, pengacara, dan arsitek.

DIKTI dan IAI selanjutnya mulai merumuskan format pendidikan profesi


akuntansi. DIKTI menyerahkan kewenangan kepada profesi untuk
melaksanakan pendidikan profesi. Untuk itu, perlu dibuat sebuah standar
yang sama bagi seluruh perguruan tinggi dalam menghasilkan akuntan yang
berkualitas. Dengan adanya standar tersebut maka diharapkan akuntan yang
dihasilkan oleh perguruan tinggi, baik Perguruan Tinggi Negeri maupun
Swasta dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa akuntan.

Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi bukanlah merupakan


substitusi Program Studi Jurusan Akuntansi. Keduanya merupakan
komplementer, saling melengkapi satu dengan yang lain.

Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) merupakan pendidikan tambahan pada


jalur pendidikan sekolah setelah program sarjana Ilmu Ekonomi pada
program studi akuntansi. Pembukaan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) ini
dilakukan setelah mempertimbangkan beberapa hal. Pertama,

8
perkembangan kegiatan akuntansi menuntut ketersediaan tenaga ahli yang
berkualitas di bidang akuntansi. Kedua, perkembangan pendidikan akuntansi
tingkat nasional bagi program sarjana (S1) telah sampai pada tahap yang
memungkinkan bagi dibukanya PPA.

Tujuan PPA dinyatakan dalam SK tersebut untuk menghasilkan lulusan yang


menguasai keahlian bidang profesi akuntansi dan memberikan kompensasi
keprofesian akuntansi. Lulusan PPA berhak menyandang sebutan profesi
“Akuntan”. Selain itu, ia juga akan berhak untuk mendapatkan nomor register
akuntan dari Departemen Keuangan.

Sebelum tahun 2002, kurikulum pendidikan strata satu akuntansi minimal


terdiri atas 160 sks. Dengan munculnya Keputusan Mendiknas No. 56 tahun
2000 tentang jumlah sks di strata satu minimum 144 sks, maka selisih sks
tersebut disepakati oleh para pakar akuntansi di Indonesia untuk
diselenggarakan oleh profesi akuntansi, dalam hal ini adalah Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI).

IAI sebagai organisasi profesi akuntan di Indonesia menindaklanjuti inisiatif


pemerintah yang menyerahkan pengaturan pendidikan profesi kepada
organisasi profesi. Sejak tahun 2002, IAI telah membentuk Tim Evaluasi dan
Rekomendasi yang bertugas menyusun rancangan Pendidikan Profesi
Akuntansi.

Namun IAI bukan merupakan lembaga yang menjalankan pendidikan,


sehingga IAI menitipkan pendidikan profesi kepada perguruan tinggi yang
dipandang kapabel untuk menjalankan tugas tersebut. IAI melalui KERPPA
menyeleksi perguruan tinggi yang berminat untuk menyelenggarakan PPA
dengan menetapkan kriteria bagi calon penyelenggara.

KERPPA yang merupakan komite yang dibentuk oleh IAI berfungsi untuk
memberi evaluasi dan rekomendasi tentang penyelenggaraan PPA kepada
Panitia Ahli Persamaan Ijasah Akuntan (PAPIA). Atas dasar dari
rekomendasi KERPPA, maka PAPIA meminta DIKTI untuk memberi izin
penyelenggaraan PPA sesuai dengan kondisi perguruan tinggi pada saat
divisitasi oleh KERPPA.

9
Perguruan tinggi yang hendak menyelenggarakan PPA harus mendapatkan
izin dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Untuk itu perguruan tinggi
harus mengajukan usulan penyelenggaraan ke Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi. Berdasarkan usulan tersebut Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi akan meminta rekomendasi IAI mengenai kelayakan
perguruan tinggi untuk menyelenggarakan PPA. Selanjutnya IAI akan
melaksanakan proses evaluasi berdasarkan kriteria tertentu secara
transparan.

Dengan demikian, PPA sebenarnya bukan merupakan tambahan yang


diciptakan untuk mempersulit seseorang untuk menjadi akuntan. Justru, PPA
diarahkan agar calon akuntan yang sebelumnya hanya menerima pendidikan
formal strata satu lebih dihadapkan pada dunia profesi/praktik. Diharapkan
akuntan lulusan dari PPA akan mempunyai konsep yang kuat dari
pendidikan strata satu dan mempunyai keterampilan profesional yang
memadai dari PPA.

Metode dan proses PPA dirancang untuk mengembangkan kemampuan


agar dapat belajar secara berkelanjutan. Pada PPA penekanan diberikan
pada aplikasi atas konsep teori yang diperoleh pada jenjang strata satu.

Pendidikan ini dapat diselenggarakan di universitas, institut, dan sekolah


tinggi setelah mendapat rekomendasi dari KERPPA IAI. Pembukaan
Pendidikan Profesi Akuntansi ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan
Tinggi.

10
Kualifikasi untuk menjadi Akuntan dapat digambarkan pada gambar berikut:

Indonesian Accountancy Qualifications

Organizations Process and Requirements Qualifications and Rights

University Degree
Degree with Accounting Major

Universities Professional Education Program


Ministry of Comprises 21-40 units delivered by
Education IAI accredited colleges

Eligible for MOF Registration

Ministry of MOF Registration “Accountant Title” (may be called


Register on State Register of
Finance Accountants (Register Negara) an Accountant)

IAI PA Certificate (CPA)


• Be eligible for MOF registration
IAI • Be IAI Member CPA Holder (no rights)
• Pass USAP Exam

MOF PA Certificate
• Be registered with MOF
• Be IAI Member
PA Certificate Holder
• Indonesian domiciled
• Hold IAI BAP (may work as a PA)
• Have relevant practical
Ministry of experience
Finance

MOF PA Practice License


• Hold MOF PA Practice
PA License Holder
• Employ at least three auditors (may offer PA services)

11
TATA CARA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) harus memenuhi tata


cara yang meliputi:
(1) Pengajuan usulan penyelenggaraan
(2) Pemberian rekomendasi dari IAI
(3) Pemberian izin penyelenggaraan
Perguruan tinggi yang hendak menyelenggarakan PPA harus mendapatkan
izin dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Untuk itu perguruan tinggi
harus mengajukan usulan penyelenggaraan ke Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi. Berdasarkan usulan tersebut, Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi akan meminta rekomendasi IAI mengenai kelayakan
perguran tinggi untuk menyelenggarakan PPA. Untuk kebutuhan evaluasi,
IAI meminta perguruan tinggi melengkapi Borang Aplikasi dan
kelengkapannya. IAI akan menerjunkan tim ke lapangan untuk menguji data
yang disampaikan di dalam Borang Aplikasi tersebut. Berdasarkan hasil
evaluasi atas Borang Aplikasi dan data di lapangan, IAI akan memberikan
atau tidak memberikan rekomendasi dan menyampaikannya kepada
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi selambat-lambatnya dalam waktu 3
(tiga) bulan sejak saat permintaan rekomendasi diterima IAI.

Surat rekomendasi dari IAI ditujukan kepada Panitia Ahli Pertimbangan


Ijazah Akuntan (PAPIA) untuk selanjutnya diproses oleh PAPIA kepada
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Berdasarkan rekomendasi ini,
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dapat memberikan izin
penyelenggaraan PPA.

IAI melakukan evaluasi secara periodik atas perguruan tinggi yang


meneyelenggarakan PPA agar terdapat perbaikan yang berkesinambungan.
Bentuk evaluasi periodik yang dilakukan IAI adalah:
(1) Kunjungan mendadak atas proses penyelenggaraan PPA;
(2) Rekomendasi harus diperbaharui secara berkala; dan
(3) Kriteria penilaian akan selalu disesuaikan dengan perubahan
lingkungan.

12
IAI merasa perlu mengadakan evaluasi periodik dengan maksud agar
terdapat perbaikan penyelenggaraan PPA yang berkesinambungan. Selain
itu, kriteria penilaian yang menjadi tolok ukur juga senantiasa disesuaikan
dengan kebutuhan dan perubahan lingkungan. Dari adanya kunjungan
mendadak atas proses, penyelenggara PPA diharapkan senantiasa menjaga
standar kualitas penyelenggaraan yang memenuhi kriteria penilaian.
Pembaharuan rekomendasi diharapkan akan menghasilkan peningkatan
kualitas penyelenggaraan PPA.

KURIKULUM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

Kurikulum dan silabus PPA sebagian besar berisikan materi yang tidak atau
belum diberikan pada jenjang strata satu atau berupa aplikasi suatu konsep
atau teori. Penyusunan kurikulum dan silabus PPA juga memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan pengguna jasa akuntan. Kurikulum dan silabus PPA
diharapkan tidak statis, namun dapat terus berkembang sesuai dengan
perubahan lingkungan.

Penyelenggaraan PPA meliputi paling sedikit 21 sks dan paling banyak 40


sks yang ditempuh selama 2 sampai dengan 6 semester. Penyelenggara
PPA dapat menambah mata kuliah di luar kurikulum inti PPA sehingga
mencapai paling banyak 40 sks. Penambahan tersebut dapat dilakukan
selama tidak melampaui batas waktu penyelenggaraan PPA, yaitu paling
lama 6 (enam) semester. Kurikulum PPA paling sedikit terdiri dari:

Tabel 1. Kurikulum PPA

No. Mata Kuliah SKS


1 Etika Bisnis dan Profesi 3
2 Perpajakan 3
3 Praktik Audit 3
4 Lingkungan Bisnis dan Hukum Komersial 3
5 Pasar Modal dan Manajemen Keuangan 3
6 Pelaporan dan Akuntansi Keuangan 3
7 Akuntansi Manajemen dan Biaya 3
Jumlah 21

13
SILABUS MATA AJAR
PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

14
SILABUS MATA AJAR
ETIKA BISNIS dan PROFESI
3 SKS

Deskripsi dan Tujuan

Keberadaan mata ajar ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan


etika, kesadaran etis dan perilaku etis akuntan. Peningkatan ini diharapkan
akan berimplikasi pada meningkatnya kemampuan akuntan dalam
pengambilan keputusan etis. Suatu pengambilan keputusan etis tidak hanya
melibatkan rasionalitas saja, tetapi juga emosi dan intuisi. Untuk
meningkatkan pengetahuan etika, materi meliputi berbagai spektrum
pemikiran dalam etika, deskripsi etika bisnis dan profesi, isu-isu etis dalam
profesi, serta implementasi dan perkembangannya dalam realitas praktik
profesi akuntansi dan bisnis. Sementara untuk meningkatkan kesadaran dan
perilaku etis, dianjurkan materi diperkaya dengan mendeskripsikan secara
refleksif yaitu sebagai pengungkapan suatu fenomena kehidupan yang
melibatkan nilai-nilai diri, pengalaman hidup dan norma suatu fenomena
kehidupan di alam semesta. Dengan ini diharapkan peserta didik
menemukan hikmah suatu proses kehidupan yang berlangsung dalam suatu
sistem yang luas sehingga berkembang suatu pribadi yang toleran,
bertenggang rasa, mencintai sesamanya, pribadi yang tawadhu’, hatinya
tercerahkan, tidak gampang tergoda untuk melakukan tindakan-tindakan
yang menyimpang, berintuisi kuat dan terdorong untuk melakukan tindakan
yang bermakna.
Dengan demikian maka secara spesifik, setelah mengikuti mata ajar ini
diharapkan peserta didik dapat: (1) memiliki pengetahuan yang memadai
tentang etika bisnis dan profesi, (2) memiliki kesadaran etis dalam suatu
pengambilan keputusan ekonomi, (3) melakukan tindakan yang bermakna
dan inspiratif bagi perkembangan profesi dan masyarakat.

Metode Pembelajaran

Pembelajaran etika harus berlangsung secara integratif dan refleksif. Proses


pembelajaran dilakukan baik dalam bentuk transfer pengetahuan maupun
pendalaman nilai-nilai, sehingga menambah pengetahuan tentang etika serta
memperkuat kecerdasan emosi dan spiritual peserta didik. Dalam praktiknya
ini dapat dilakukan dengan berbagai metode, dan sangat tergantung
kreativitas dosen.
Untuk ini maka metode perkuliahannya meliputi:
1. Ceramah: Dosen menyampaikan ide-ide pokok dari suatu topik
perkuliahan.
2. Diskusi: Peserta didik bersumberkan literatur yang disiapkan dan atau
pengalaman yang didapatkan berdiskusi dengan peer-nya. Proses diskusi
diawali atau diakhiri dengan presentasi hasil ringkasan materi dan atau
hasil kajian dari kasus empiris dalam praktik akuntansi dan bisnis.

15
3. Eksplorasi kasus: Peserta didik harus mengekplorasi suatu kasus dalam
praktik akuntansi dan bisnis yang menimbulkan dilema etika. Diharapkan
eksplorasi dilakukan secara riil di lapangan, yang untuk itu peserta didik
harus melakukan diskusi intensif dengan praktisi akuntansi (atau jika
mungkin menggali pengalaman sendiri jika sedang atau pernah menjadi
praktisi akuntansi dan bisnis).
4. Diskusi kasus yang sintesis-refleksif: Peserta didik mendiskusikan kasus
empiris dari suatu kejadian etika yang dieksplorasinya dengan
mendasarkan pada rujukan teoritis-konsepsional, kode etik, aturan hukum
dan pertimbangan hati nurani serta juga sepenuhnya memperhatikan
konteks kejadian tersebut sehingga dapat memberikan solusi yang
cerdas dan bermakna.

Referensi Wajib

• Leonard J. Brooks (2004). Business & Professional Ethics for


Accountants. South-Western College Publishing.
• Ronald F. Duska, & B.S. Duska (2005). Accounting Ethics. Blackwell
Publishing.
• IAI, Kode Etik Akuntan Indonesia (1998). Prosiding Kongres VIII IAI
beserta aturan etika pada masing-masing kompartemen.
• IFAC Ethics Committee (2005). IFAC Code of Ethics for Professional
Accountants. International Federation of Accountants.
• Kode Etik Asosiasi-asosiasi Akuntan (IAPI, IAMI dll.).

Referensi Pendukung

• K. Bertens (2000). Pengantar Etika Bisnis. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.


• Theodorus M. Tuanakotta (2007). Setengah Abad Profesi Akuntansi.
Penerbit Salemba Empat.
• Unti Ludigdo (2007). Paradoks Etika Akuntan. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
• Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur profesi akuntansi (mis. PMK
17/2008) dan Peraturan-peraturan Pemerintah lainnya (mis. Bapepam)
yang relevan.
• Sarbanes Oxley Act.

Artikel yang dianjurkan (dapat diganti/ditambah dengan yang lebih


relevan)

• Goslings, J.H.W. (1997). Ethical Behaviour and Securities Trading.


Business Ethics: A European Review, Vol. 6 No. 3; 65-71.
• Jose, A. dan M.S. Thibodeaux (1999). Institutionalization of Ethics: The
Perspective of Managers. Journal of Business Ethics 22: 133-143.
• Kaptein, M. dan J.V. Dalen (2000). The Empirical Assesment of
Corporate Ethics: A Case Study. Journal of Business Ethics 24: 95-114.

16
• Poulfet, F. (1997). The Ethics of Tax Planning. Business Ethics: A
European Review, Vol. 6 No. 4; 213-219.
• Stainer dkk. (1997). Ethics for Management Consulting. Business
Ethics: A European Review, Vol. 6 No. 2; 65-71.
• White, L.P. dan L.W. Lam (2000). A Proposed Infrastructural Model
for the Establishment of Organizational Ethical Systems. Journal of
Business Ethics 28; 35-42.

Evaluasi Hasil Pembelajaran

Pada dasarnya penilaian dalam suatu perkuliahan tergantung model


pembelajaran yang dilakukan oleh masing-masing dosen dan yang sudah
disetujui oleh masing-masing penyelenggara program. Komponen penilaian
dapat meliputi pemenuhan penugasan rutin, partisipasi dalam diskusi dan
ujian (UTS/UAS). Untuk lulus, kehadiran harus > 75 % dari total pertemuan.

Presentasi kasus 20%


Partisipasi dalam diskusi 20%
Penugasan harian 10%
Ujian Tengah Semester 25%
Ujian Akhir Semester 25%

Topik-topik Bahasan

Total pertemuan untuk 1 (satu) semester perkuliahan adalah 16 kali


pertemuan (termasuk ujian). Setiap sesi berbobot 3 (tiga) sks dengan lama
perkuliahan ± 150 menit.
SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI
1. Pengantar Perkuliahan: Silabus dan Duska & Duska, Ch. 4
• Kontrak Belajar
• Akuntansi sebagai Profesi dan
Kebutuhan atas Etika
2. Teori Etika dan Prinsip Etis dalam Duska & Duska, Ch. 2 & 3;
Bisnis: Bertens, Bab 2;
• Pengertian Etika Ludigdo, Bab 2
• Relativitas Moral
• Teori Etika Modern (Kognitivisme)
• Teori Etika Relijius
(Nonkognitivisme)
• Prinsip-prinsip Etika dalam Bisnis
3. Lingkungan Etika dan Akuntansi: Brooks, Ch. 1 & 2;
• Ekspektasi masyarakat terhadap Duska & Duska, p. xiii-li.;
bisnis dan akuntansi Tuanakotta pada beberapa bab yang
• Belajar dari masa lalu profesi relevan
akuntansi: Kasus Enron-AA dan
Worldcom

17
4. Tata Kelola Etis & Akuntabilitas: Brooks, Ch. 3 & 4 dan artikel dari Murphy
• Good governance yang menyertainya
• Pengembangan program etika
5. Pendekatan dalam Pengambilan Brooks, Ch. 5 dan artikel dari Brooks dan
Keputusan Etis: Tucker yang menyertai bab ini.
• Analisis biaya-manfaat
• Analisis etis untuk pemecahan
masalah
6. Etika Profesi Akuntansi: Berbagai kode etik profesi yang
• IFAC Code of Ethics dikeluarkan oleh asosiasi-asosiasi profesi
• Kode Etik IAI akuntansi
• Kode Etik IAPI
• Kode Etik IAMI
• Kode Etik IAI KASP
• Kode Etik Profesi dalam asosiasi
akuntansi lainnya
• Sarbox
• PMK No. 17/2008 dan peraturan
pemerintahan Indonesia lainnya
yang relevan.
7. Mengelola Resiko Etika dan Brooks, Ch. 6 dan artikel dari Mitroff, et
Manajemen Krisis al. yang menyertai bab ini.
Ujian Tengah Semester
8. Etika dalam Praktik Auditing dan Etika Tugas peserta didik dari hasil studi
dalam Praktik Konsultan Manajemen lapangan atau sumber dokumentasi
9. Etika dalam Praktik Akuntansi lainnya yang relevan.
Manajemen dan Akuntansi Keuangan
10. Etika dalam Praktik Investasi dan Pasar
Modal
11. Etika dalam Praktik Akuntansi Sektor
Publik
12. Etika dalam Praktik Perpajakan
13. Etika dalam Praktik Bisnis
14. Materi Lokal Materi dan metode perkuliahan
diserahkan kepada masing-masing dosen
dan penyelenggara program.
Ujian Akhir Semester

18
SILABUS MATA AJAR
PERPAJAKAN
3 SKS

Deskripsi dan Tujuan

Mata ajar ini bertujuan untuk membahas berbagai peraturan perpajakan yang
berlaku serta pengaruhnya bagi perusahaan dan penyajian kewajaran
penyajian laporan keuangan suatu perusahaan. Pembahasan tidak hanya
menekankan pada penguasaan peraturan perpajakan namun juga
menekankan bagaimana aplikasi peraturan tersebut dalam perusahaan.
Peserta diharapkan dapat melakukan analisis terhadap transaksi perusahaan
yang terkait dengan perpajakan dan menyajikannya dalam laporan
keuangan. Peraturan perpajakan secara langsung akan mempengaruhi
kondisi perusahaan, sehingga akan mempengaruhi keputusan bisnis yang
diambil perusahaan. Pemahaman tersebut dapat membantu dalam
melakukan audit atas transaksi dan akun yang terkait dengan perpajakan.
Dalam beberapa pertemuan akan dibahas mengenai aspek etika perpajakan.
Tujuan yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan kognitif adalah agar
peserta didik:
1. Memahami aplikasi pajak, baik dari sisi pelaporan pajak dan penyajian
pajak dalam laporan keuangan.
2. Memahami pengaruh pajak dalam penyajian laporan keuangan.
3. Memahami dampak peraturan pajak terhadap keputusan bisnis.
4. Memahami pentingnya etika dalam perpajakan.

Metode Pembelajaran

Fokus pengajaran adalah pada kemampuan dan kemauan peserta didik


untuk belajar secara mandiri dalam memahami konsep-konsep yang ada
dalam silabus dan buku referensi yang diberikan dan pengetahuan lainnya.
Pengajaran dilakukan dengan pendekatan cases based learning yaitu
dengan menjelaskan konsep melalui kasus. Peserta dimotivasi untuk aktif
dalam mencari dan menggali Peraturan Perpajakan yang terkait agar
terbiasa dalam mendapatkan sumber hukum yang terbaru dalam
menyelesaikan kasus pajak.
Pengajaran dimulai dengan penyampaian materi pokok seperti yang
tercantum dalam sub pokok bahasan. Waktu yang diperlukan untuk
penyampaian materi antara 30 – 60 menit. Sedangkan untuk waktu sisanya
digunakan untuk melakukan pembahasan kasus dan kuis. Staf pengajar
dapat mencari kasus yang relevan dengan topik yang dibahas. Peserta didik
membuat makalah yang berisikan bahasan atas kasus tersebut kemudian
mempresentasikan hasil pembahasannya di depan kelas. Kelompok lain
harus membahas kasus tersebut dan mengumpulkannya. Dengan demikian
seluruh peserta dapat berpartisipasi dalam diskusi.

19
Agar peserta termotivasi untuk membaca materi yang diberikan di setiap
pertemuan, akan diselenggarakan kuis di beberapa pertemuan. Terutama untuk
materi yang telah diajarkan di S1. Waktu kuis antara 10 – 15 menit.

Referensi Wajib

• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Ketentuan


Umum dan Tata Cara Perpajakan. Undang-Undang RI Nomor 28 tahun 2007
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. (UU KUP)
• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Pajak
Penghasilan Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2000 tentang Pajak
Penghasilan. (UU PPh)
• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM). Undang-
Undang RI Nomor 18 tahun 2000. (UU PPN & PPnBM)
• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Pajak
Bumi dan Bangunan. Undang-Undang RI Nomor 12 tahun 1985. (UU PBB)
• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Bea
Materai. Undang-Undang RI Nomor 13 tahun 1985. (UU Bea Materai)
• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Undang-Undang RI Nomor 20
tahun 2000. (UU BPHTB)
• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) atas Penagihan
Pajak dengan Surat Paksa. Undang-Undang RI Nomor 19 tahun 2000. (UU
Penagihan dengan Surat Paksa)
• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Badan
Penyelesaian Sengketa Pajak. Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 1997.
(UU Sengketa Pajak)
• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Dokumen
Perusahaan. Undang-Undang RI Nomor 8 tahun 1997. (UU Dokumen)
• Undang-Undang dan peraturan pelaksanaannya (terbaru) tentang Pajak dan
Retribusi Daerah. (UU Pajak & Retribusi Daerah)
• Buku Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan PPh
Pasal 21 dan 26 (Kep. Dir. Jen. Pajak No. KEP-545/PJ/2000, PER-
15/PJ.2006). (Peraturan Pelaksana PPh 21)
• Standar Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia. (SAK)
• Peraturan pelaksana perpajakan dalam bentuk Undang-Undang yang terkait,
Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri Keuangan, Keputusan Menteri
Keuangan, Surat Edaran DJP, dll.
• CD Tax Guide.
• Gunadi, Pajak Internasional. Lembaga Penerbit UI. (G1)
• John Hutagaol, Pemahaman Praktis: Perjanjian Penghindaran Pajak
Berganda. (JH)
• Waluyo, Perpajakan Indonesia Buku 1 dan 2, Penerbit Salemba Empat,
2007. (W)
• Zain, Muhammad, Manajemen Perpajakan, Salemba Empat. (Z)

20
Referensi Pendukung

• Harnanto, Akuntansi Perpajakan.


• John Hutagaol, Darussalam, Danny Septriadi, Kapita Selekta
Perpajakan, Salemba Empat, 2006. (JDD)
• Mardiasmo, Perpajakan. (M)
• OECD, Model Tax Convention on Income and on Capital, 2005. (OECD)
• Rachmanto Surahmat, Bunga Rampai Perpajakan, Penerbit Salemba
Empat, 2007.
• Siti Resmi, Perpajakan buku 1 dan 2, Salemba Empat. (SR)
• Sukardji, Untung, Pajak Pertambahan Nilai.
• Jurnal Perpajakan Indonesia.
• Majalah Berita Pajak.

Evaluasi Hasil Pembelajaran

Evaluasi hasil pembelajaran lebih menekankan pada aspek proses tidak


hanya hasil akhir sehingga proses pemantauan setiap pertemuan, interaksi
peserta didik selama di kelas dan pembuatan tugas kelompok merupakan
aspek yang penting dalam evaluasi selain penilaian hasil akhir melalui
evaluasi. Berikut ini ádalah beberapa alat evaluasi yang dapat digunakan
yaitu :

Diskusi dan Partisipasi Kelas 10%


Penyajian dan Penyelesaian Kasus 20%
Kuis 20%
Ujian Tengah Semester 25%
Ujian Akhir Semester 25%

Topik-topik Bahasan

Materi berikut ini diajarkan dalam 14 kali pertemuan dengan durasi tiap kali
pertemuan selama ± 150 menit.EMUAN TOPIK BAHASABAHAN BACAAN
SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI
1. Sistem Perpajakan di Indonesia dan W
Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (I)
1. Kebijakan
¾ Definisi Pajak
¾ Fungsi Pajak
¾ Azas perpajakan
2. Administrasi
¾ Stelsel pajak
¾ Sistem pemungutan
¾ Jenis-jenis pajak

21
3. Hukum formal dan material
4. Teori Pajak UU KUP

Ketentuan Umum dan Tata Cara


Perpajakan
1. Sistem Self Assesment:
¾ Pendaftaran
¾ Pelaporan
¾ Pembayaran
2. Pembetulan SPT
3. Pembayaran Pajak
4. Pelaporan
5. Pencatatan dan pembukuan
6. Pembetulan SPT
2. Ketentuan Umum dan Tata Cara UU KUP
Perpajakan (II) UU Penagihan dengan Surat
1. Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak Paksa
2. Ketetapan Pajak Kasus: Sengketa pajak:
3. Penagihan Pajak dan Penagihan Keberatan dan banding
Pajak dengan Surat Pajak
4. Sanksi-sanksi Pajak Kuis
5. Restitusi
6. Tata Cara Keberatan
7. Tata Cara Banding
8. Pengadilan Pajak
9. Peninjauan Kembali Pajak
3. Pajak Penghasilan UU Pajak Penghasilan
1. Subyek dan obyek pajak dan Peraturan Pelaksana UU PPh
pengecualiannya Kasus: Identifikasi Obyek dan
2. Bentuk Usaha Tetap Subyek Pajak
¾ Pengertian BUT
¾ Obyek Pajak Bentuk Usaha Tetap
¾ Penghitungan Pajak Terhutang Kuis
BUT
3. Biaya yang boleh dikurangkan dan
pengecualiannya
4. Kompensasi kerugian
5. Penyusutan, amortisasi dan
revaluasi aktiva
6. Penentuan harga perolehan
7. Pajak final

22
8. Norma penghitungan
9. Hubungan istimewa
4. Pajak Penghasilan untuk Transaksi UU Pajak Penghasilan
Khusus Peraturan Pelaksana UU PPh
1. PPh pasal 4 ayat 2 Kasus: Penerapan pajak atas
2. Kredit pajak luar negeri (PPh 24) penghasilan, transaksi atau
3. Ketentuan khusus PPh atas industri khusus
transaksi / industri tertentu misal:
¾ Penghasilan modal ventura
¾ Transaksi pasar modal Kuis
¾ Penghasilan yang dibebankan
pada keuangan negara/daerah
¾ Konstruksi
¾ Pajak penghasilan atas dana
pensiun
¾ Restrukturisasi utang
¾ Holding Company, Merger dan
Akuisisi
¾ Pelayaran, penerbangan,
pengeboran dan
¾ Dana pensiun
¾ Derivatif
5. Rekonsiliasi Fiskal UU Pajak Penghasilan
1. Rekonsiliasi Laba Komersial dengan Peraturan Pelaksana UU PPh
Laba Fiskal Kasus: Rekonsiliasi Fiskal dan
2. Beda Permanen dan Temporer perhitungan pajak akhir
3. Perhitungan Pajak Terhutang tahun
4. Kredit Pajak
Pajak akhir tahun Kuis
(PPh 28 dan PPh 29)
6. Penyelesaian Pajak Akhir Tahun, UU Pajak Penghasilan
Angsuran Pajak dan Pajak dalam Peraturan Pelaksana UU PPh
Laporan Keuangan PSAK 46
1. Cicilan pajak (PPh 25) Kasus: Perhitungan pajak dan
2. Pencatatan akuntansi: pengisian SPT tahunan PPh
¾ angsuran pajak badan dan penyajian pajak
¾ kredit pajak dalam laporan tahunan
¾ pajak akhir tahun
¾ beban pajak
¾ pajak tangguhan
3. Etika dalam pelaporan pajak

23
7. Pajak dipotong/dipungut pihak lain UU Pajak Penghasilan
(withholding tax) – 21, 22, 23, 26 Peraturan pelaksana PPh
1. Pemotong pajak Kasus Perhitungan PPh 21 dan
2. Penerima penghasilan yang dipotong 26
3. Obyek pajak
4. Pengurangan yang diperbolehkan Kuis
5. Penghasilan tidak kena pajak
6. Penghitungan PPh 21, 22, 23 dan 26
7. Penghasilan yang dikenakan PPh
Final
8. Pencatatan akuntansi atas pajak
dipotong/dipungut
Ujian Tengah Semester
8. Konsep Dasar PPN dan PPnBM UU PPN dan PPnBM
1. Karakteristik dan Mekanisme Peraturan Pelaksana UU PPN
Pengadaan PPN dan PPnBM dan PPnBM
2. Obyek Pajak dan yang Dikecualikan Kasus: Perhitungan PPN dan
3. Pengusaha Kena Pajak penentuan utang PPN akhir
4. Penyerahan dan Bukan Penyerahan masa
5. Barang dan Jasa Kena Pajak
6. Daerah Pabean dan Kawasan Berikat
7. Saat dan tempat terutang Kuis
8. Faktur Pajak, Nota Retur
9. Dasar Pengenaan Pajak
10. Hubungan istimewa dan kaitannya
dengan DPP
11. Penghitungan dan pelaporan
12. Kredit Pajak Masukan
13. Pencatatan transaksi PPN dan
PPnBM
9. Ketentuan Khusus PPN dan PPnBM UU PPN dan PPnBM
1. Fasilitas khusus di bidang Peraturan Pelaksana UU PPN
PPN/PPnBM: tidak dipungut, dan PPnBM
dibebaskan Kasus: Perhitungan dan
2. PPN dan PPnBM atas penyerahan pelaporan PPN pada industri
kepada pemungut pajak khusus
3. Ketentuan atas Transaksi/ Industri
Khusus : Kuis
¾ Apartemen, real estate dan
konstruksi
¾ Emas
¾ Transaksi syariah

24
¾ Pedagang Eceran (Retail)
¾ Leasing
¾ Kegiatan membangun sendiri
10. Pajak Daerah dan Pajak lainnya UU PBB
(Materai, PBB dan BPHTB) UU Bea Material
1. Pajak dan Retribusí daerah UU BPHTB
2. Peranan Pajak Daerah dalam UU Dokumen Negara
Pembangungan Daerah UU Pajak dan Retribusi Daerah
¾ Beberapa contoh pajak daerah Kasus: Pajak Daerah
¾ Mekanisme pembayaran dan
pelaporan pajak daerah
3. Subyek, obyek dan perhitungan
PBB, BPHTB dan Bea / Materai Kuis
11. Konsep Dasar Pajak Internasional OECD
1. Konsep dasar Perpajakan JH
Internasional Z
2. Pemajakan transaksi lintas negara
3. Konsep juridical versus economic Kasus : Manfaat Perjanjian
double taxation Penghindaran Pajak
4. Sumber hukum perpajakan Berganda
internasional
5. Prinsip non diskriminasi
6. Konsep Anti-tax avoidance
7. Pengertian dan Tujuan
Penghindaran Pajak Berganda (P3B)
12. Penghindaran pajak berganda OECD
1. Tax Treaty : JH
¾ Pemajakan atas Passive Income Z
¾ Pemajakan atas Dependent dan
Independent Personal Services Kasus : Transfer Pricing
2. Konsep BUT (Permanent
Establishment)
3. Transfer Pricing
4. Treaty Shopping
Aplikasi pajak internasional dalam
Perusahaan multinasional
13. Strategi Perencanaan dan Manajemen Z
Pajak Perusahaan
1. Konsep dasar strategi dan Kasus : Perencanaan dan
perencanaan pajak Manajemen Pajak
2. Penghindaran pajak dan
penyelundupan pajak

25
3. Teknik dasar manajemen pajak dan
perencanaan pajak misal optimalisasi
biaya yang dapat dikurangkan,
efisiensi administrasi
4. Berapa contoh keputusan
manajemen :
¾ Pemberian dalam bentuk natura
¾ Biaya setelah pajak
¾ Pendanaan investasi
5. Pengaruh pencatatan dan sistem
akuntansi dalam manajemen dan
perencanaan pajak
6. Etika dalam manajemen pajak
14. Muatan Lokal
Ujian Akhir Semester

26
SILABUS MATA AJAR
PRAKTIK AUDIT
3 SKS

Deskripsi dan Tujuan

Mata ajar ini diberikan untuk membekali peserta didik dengan pendalaman
pengetahuan dan kemampuan untuk menerapkan standar auditing, standar
atestasi, standar jasa akuntansi dan review, standar pengendalian mutu dan
kode etik profesi. Setelah mengikuti mata ajar ini, peserta didik diharapkan
mampu membuat perencanaan audit, melaksanakan audit di lapangan dan
membuat laporan audit, serta melakukan jasa-jasa atestasi dan assurance
lainnya, berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan
Institut Akuntan Publik Indonesia. Dengan demikian mereka diharapkan siap
menerapkan pengetahuan dan keahliannya sebagai auditor dan mampu
mengembangkan keahlian untuk memecahkan masalah-masalah yang
berhubungan dengan proses audit, termasuk kemampuan mengambil
keputusan serta keahlian dalam menyiapkan dan menyampaikan komunikasi
profesional dan bekerja dengan orang lain.

Metode Pembelajaran

Pengajaran diberikan dengan penekanan pada pembahasan kasus audit


terpadu dan studi kasus audit lainnya sesuai dengan pokok bahasan.
Pembahasan kasus dilakukan dalam bentuk presentasi dan diskusi. Di setiap
sesi, peserta didik diminta mendalami isu yang akan dibahas. Kasus yang
disajikan mencerminkan isu utama yang akan dibahas dalam sesi yang
bersangkutan. Hasil pembahasan kasus oleh peserta didik disajikan secara
tertulis untuk dipresentasikan dan didiskusikan di kelas. Peserta didik
diharapkan untuk berpastisipasi secara aktif dalam diskusi.

Referensi

• Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan Institut Akuntan


Publik Indonesia (IAPI), khususnya:
o Standar Auditing dan Intepretasinya.
o Standar Jasa Akuntansi dan Review.
o Standar Pengendalian Mutu.
o Kode Etik Profesi.
• International Standards on Auditing.
• IFAC Code of Professional Ethics.
• Standar Audit Pemerintah yang ditetapkan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK).
• Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 17/2008 tentang Akuntan
Publik.
• Peraturan Pasar Modal (Bapepam LK dan Bursa Efek Indonesia)
berkaitan dengan Akuntan Publik, Kantor Akuntan Publik dan Audit.

27
• Satu atau lebih buku teks Auditing dari daftar di bawah ini atau buku
teks lain yang sesuai:
o Auditing and Assurance Services, An Integrated Approach, by
Arens, Elder, and Beasley, Prentice Hall – Pearson Education, 12th
Edition, 2008 atau edisi terbaru.
o Auditing & Assurance Services: A Systematic Approach, by
Messier, Glover, and Prawitt, McGraw-Hill, 4th Edition 2006 atau edisi
terbaru.
o Auditing Concepts and Applications, A Risk-Analysis Approach,
by Konrath, Larry F., 5th Edition, South Western, 2001 atau edisi
terbaru.
o Assurance & Auditing, Concepts for Changing Environment, by
Schelluch, Topple, Jubb, Rittenberg and Schwieger, Thomson
(sekarang: Cengage).
• Satu atau lebih kasus auditing terpadu dari beberapa di bawah ini:
o Lakeside Company, The Case Studies in Auditing, by Trussel and
Hoyle, Prentice Hall – Pearson Education, 10th Edition, 2005 atau edisi
terbaru.
o Guide to Using International Standards on Auditing in the Audits
of Small- and Mediumsized Entities, International Federation of
Accountants, December 2007.
• Dan bahan lainnya yang sesuai dengan pokok-pokok bahasan.

Evaluasi Hasil Pembelajaran

Evaluasi hasil pembelajaran bersifat komprehensif dan mencakup komponen


berikut:
Diskusi dan Partisipasi Kelas 20 %
Tugas Individu atau Kelompok 10 %
Penyajian dan Pemecahan Kasus 20 %
Ujian Tengah Semester 25 %
Ujian Akhir Semester 25 %

Topik-topik Bahasan

Mata ajar ini membahas semua hal penting yang perlu dikuasai oleh seorang
auditor. Pokok bahasan mencakup mulai dari perencanaan penugasan,
pelaksanaan sampai pelaporannya. Pembahasan dilakukan dalam 14 kali
pertemuan ± 150 menit selama satu semester. Dalam setiap pertemuan atau
lebih, akan didiskusikan bagian dari kasus audit terpadu dan atau kasus
audit lain yang berdiri sendiri.
Pertemuan di kelas dilakukan berdasarkan jadwal berikut:

SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI

1. Pengantar SA 110 Tanggung Jawab dan Fungsi


1. Overview tentang Fungsi Auditor Independen
Atestasi, Assurance dan Audit SA 150 Standar Auditing

28
2. Proses Audit SA 161 Hubungan antara Standar
3. Standar Profesional Akuntan Auditing dengan Standar
Publik Pengendalian Mutu
4. International Standards on SA 201 Sifat Standar Umum
Auditing
SA 210 Pelatihan dan Keahlian Auditor
Konsep Dasar Independen
1. Asersi Laporan Keuangan
2. Resiko Audit SA 220 Independensi
3. Materialitas SA 230 Penggunaan Kemahiran
4. Kesalahan dan Fraud Profesional dengan Cermat dan
5. Tindakan Melawan Hukum Seksama
International Standards on Auditing

2. Tanggung Jawab Akuntan Publik SA 110 Tanggung Jawab dan Fungsi


1. Atestasi Auditor Independen
2. Audit SA 150 Standar Auditing
3. Kompilasi dan Review
4. Laporan Keuangan SA 161 Hubungan antara Standar
Prospektif Auditing dengan Standar
5. Pengendalian Mutu Pengendalian Mutu
6. Peraturan Menteri SAT 100 Standar Atestasi
Keuangan, UU Pasar Modal
dan Peraturan Bapepam, SAT 500 Atestasi Kepatuhan
Peraturan Bank Indonesia Standar Audit Pemerintah
IFAC Code of Professional Ethics
UU Pasar Modal
Peraturan Bapepam
PMK No. 17 Tahun 2008, tentang Akuntan
Publik

3. Perencanaan Audit SA 310 Penunjukan Auditor Independen


1. Komunikasi dengan Auditor SA 311 Perencanaan dan Supervisi
Pendahulu (Sebelum
Penunjukan) SA 312 Resiko Audit dan Materialitas
2. Pembuatan Surat Perikatan dalam Pelaksanaan Audit
(Engagement Letter) SA 313 Pengujian Substantif Sebelum
3. Persiapan Pelaksanaan Tanggal Neraca
Audit
4. Penetapan Strategi SA 314 Penentuan Resiko dan
Menyeluruh Pengendalian Intern –
5. Pembuatan Rencana Audit Pertimbangan dan Karakteristik
6. Pembuatan Program Audit Sistem Informasi Komputer
7. Penentuan Waktu
Pelaksanaan Prosedur Audit

29
4. Pemahaman Mengenai Entitas SA 315 Komunikasi antara Auditor
dan Lingkungannya Pendahulu dan Auditor
1. Komunikasi dengan Auditor Pengganti
Pendahulu (Setelah SA 316 Pertimbangan atas Kecurangan
Penunjukan) dalam Audit Laporan Keuangan
2. Pelaksanaan Prosedur Analitik
3. Pertimbangan akan SA 317 Unsur Tindakan Melawan Hukum
Pengendalian Internal oleh Klien
4. Kebutuhan akan Supervisi SA 318 Pemahaman atas Bisnis Klien
Penetapan Resiko Salah Saji SA 320 Surat Perikatan Audit
Material dan Desain Prosedur
Audit SA 329 Prosedur Analitik

5. Hakekat Pengendalian Internal SA 314 .Penentuan Resiko dan


1. Definisi Pengendalian Internal Pengendalian Intern –
2. Komponen Utama Pertimbangan dan Karakteristik
Pengendalian Internal Sistem Informasi Komputer
3. Limitasi Pengendalian Internal SA 322 Pertimbangan Auditor atas
Pertimbangan Auditor atas Fungsi Audit Intern dalam Audit
Pengendalian Internal laporan Keuangan
1. Pemahaman Mengenai Kilien SA 325 Komunikasi Masalah yang
dan Pengendalian Internalnya
Berhubungan dengan
2. Penetapan Resiko Salah Saji Pengendalian Intern yang
Material dan Desain Prosedur Ditemukan dalam Suatu Audit
Audit
3. Pelaksanaan Prosedur Audit – SA 318 Pemahaman atas Bisnis Klien
Pengujian Pengendalian

6 Proses Bisnis SA 314 Penentuan Resiko dan


dan 1. Penjualan, Piutang dan Pengendalian Intern –
7 Penerimaan Kas Pertimbangan dan Karakteristik
2. Pembelian, Utang, dan Sistem Informasi Komputer
Pembayaran Kas SA 322 Pertimbangan Auditor atas
3. Sediaan dan Produksi
Fungsi Audit Intern dalam Audit
4. Personel dan Penggajian Laporan Keuangan
5. Pendanaan
6. Investasi SA 324 Pelaporan atas Pengolahan
Transaksi oleh Organisasi Jasa
Pertimbangan Lainnya
1. Komunikasi dengan Komite SA 325 Komunikasi Masalah yang
Audit Berhubungan dengan
2. Pelaporan Pengendalian Pengendalian Intern yang
Internal Ditemukan dalam Suatu Audit
3. Dampak Keberadaan Fungsi SA 318 Pemahaman atas Bisnis Klien
Audit Internal
SA 380 Komunikasi dengan Komite Audit
Laporan atas Pemrosesan
Transaksi oleh Organisasi Jasa

30
Ujian Tengah Semester
8. Bukti Audit SA 326 Bukti Audit
1. Kesesuaian dan Kecukupan SA 329 Prosedur Analitik
Bukti
2. Jenis Bukti Audit
Prosedur dan Dokumentasi
Audit
1. Jenis Prosedur Substantif
2. Program Audit Substantif
3. Dokumentasi Audit (Kertas
Kerja Audit)

9 Penerapan Prosedur Audit SA 330 Proses Konfirmasi


dan 1. Kas SA 331 Sediaan
10 2. Piutang
3. Sediaan SA 332 Auditing Investasi
4. Investasi Surat Berharga SA 333 Representasi Manajemen
5. Aset Tetap
6. Biaya Dibayar di Muka SA 334 Pihak yang Memiliki Hubungan
7. Kewajiban Lancar Istimewa
8. Kewajiban Jangka Panjang SA 336 Penggunaan Pekerjaan Spesialis
9. Ekuitas Pemilik
10. Pendapatan SA 337 Permintaan Keterangan dari
11. Beban Penasehat Hukum
12. Surat Representasi SA 341 Pertimbangan Auditor atas
Manajemen Kemampuan Entitas dalam
13. Penggunaan Pekerjaan Mempertahankan Kelangsungan
Spesialis Hidupnya
14. Permintaan Keterangan dari
SA 342 Audit atas Estimasi Akuntansi
Penasehat Hukum Klien
15. Nilai Wajar SA 390 Pertimbangan Prosedur yang
16. Transaksi Hubungan Istimewa Dihilangkan Setelah Tanggal
17. Pertimbangan atas Laporan Auditor
Kemampuan SA 558 Informasi Tambahan yang
Mempertahankan Diharuskan
Kelangsungan Hidup (Going
Concern) SA 560 Peristiwa Kemudian
18. Kejadian Setelah Tanggal SA 561 Penemuan Kembali Fakta yang
Neraca Ada pada Tanggal Laporan
19. Pertimbangan Prosedur yang Auditor
Dihilangkan Setelah Tanggal
Neraca SA 722 Informasi Keuangan Interim

Penyelesaian Audit
1. Prosedur yang Dilakukan
Menjelang Akhir Audit
2. Evaluasi Temuan Audit

31
11. Prosedur Kompilasi dan Review SAR 100 Kompilasi dan Review atas
1. Prosedur Kompilasi Laporan Keuangan
2. Prosedur Review SAR 200 Pelaporan atas Laporan
3. Review Laporan Keuangan Keuangan Komparatif
Interim Perusahaan Publik
SAR 300 Laporan Kompilasi atas
Atestasi Kepatuhan Laporan Keuangan yang
1. Berdasarkan Standar Auditing Dimasukkan dalam Formulir
2. Berdasarkan Standar Atestasi Tertentu
3. Berdasarkan Standar Audit
Pemerintahan SAR 400 Komunikasi antara Akuntan
Pendahulu dengan Akuntan
Pengganti
SAT 500 Atestasi Kepatuhan
SA 801 Audit Kepatuhan yang
Diterapkan atas Entitas
Pemerintahan dan Penerima
Lain Bantuan Keuangan
Pemerintah
Standar Audit Pemerintah

12. Laporan Audit Bentuk Baku SA 341 Pertimbangan Auditor atas


1. Pengaitan Nama Auditor Kemampuan Entitas dalam
dengan Laporan Keuangan Mempertahankan
2. Bentuk Baku Laporan Auditor Kelangsungan Hidupnya
atas Laporan Keuangan SA 410 Kepatuhan terhadap Prinsip
3. Bahasa Penjelasan yang Akuntansi yang Berterima
Ditambahkan dalam Laporan Umum di Indonesia
Auditor Bentuk Baku
SA 411 Makna Frase Menyajikan
Laporan Audit Tidak Baku Secara Wajar Sesuai dengan
Prinsip Akuntansi yang
Berterima Umum di indonesia
SA 420 Konsistensi Penerapan Prinsip
Akuntansi yang Berterima
Umum di Indonesia
SA 431 Pengungkapan Memadai dalam
Laporan Keuangan
SA 435 Pelaporan Auditor atas
Informasi Segmen
SA 504 Pengaitan Nama Auditor
dengan Laporan Keuangan
SA 508 Laporan Auditor atas Laporan
Keuangan Auditan
SA 530 Pemberian Tanggal atas

32
Laporan Auditor Independen
SA 534 Pelaporan atas Laporan
Keuangan yang Disusun untuk
Digunakan di Negara Lain
Sa 543 Bagian Audit Dilakukan oleh
Auditor Indepen Lain
SA 550 Informasi Lain dalam
Dokumen yang Berisi Laporan
Keuangan Auditan
SA 551 Pelaporan tentang Informasi
yang Melampiri Laporan
Keuangan Pokok dalam
Dokumen yang Diserahkan
oleh Auditor
SA 552 Pelaporan atas Laporan
Keuangan Ringkasan dan
Data Keuangan Pilihan
SA 558 Informasi Tambahan yang
Diharuskan
SA 560 Peristiwa Kemudian
SA 561 Penemuan Kembali Fakta
yang Ada pada Tanggal
Laporan Auditor

13. Laporan Selain Audit SA 623 Laporan Khusus


1. Bentuk Lain Pengaitan
SA 625 Laporan tentang Penerapan
Akuntan dengan Laporan Prinsip Akuntansi
Keuangan Historis
2. Laporan Khusus Berdasarkan SA 634 Surat untuk Penjamin Emisi dan
Standar Auditing Pihak Tertentu Lain yang
3. Laporan Khusus Berdasarkan Meminta
Standar Atestasi SA 722 Informasi Keuangan Interim
Pelaporan Kepatuhan SA 801 Audit Kepatuhan yang
1. Perikatan Atestasi Kepatuhan Diterapkan atas Entitas
2. Pelaporan Kepatuhan Entitas Pemerintahan dan Penerima
Pemerintah Lain Bantuan Keuangan
Pemerintah
SAT 100 Standar Atestasi
SAT 200 Proyeksi dan Prakiraan
Keuangan
SAT 300 Pelaporan Informasi Keuangan
Proforma

33
SAT 400 Pelaporan Pengendalian Intern
Suatu Entitas atas Pelaporan
Keuangan
SAT 600 Perikatan Prosedur yang
Disepakati
SAT 700 Analisis dan Pembahasan oleh
Manajemen
Peraturan Bapepam

14. Sampling Audit SA 350 Sampling Audit


1. Sampling dan Bukan SA 312 Resiko Audit dan Materialitas
Sampling dalam Audit dalam Pelaksanaan Audit
2. Statistical dan Nonstatistical
Sampling
3. Sampling dan Resiko Audit
4. Jenis Pengujian Audit yang
Mungkin Memerlukan
Sampling
5. Jenis Statistical Sampling
Sampling dalam Pengujian
Pengendalian
1. Resiko Sampling
2. Statistical Sampling
3. Nonstatistical Sampling
Sampling dalam Pengujian
Substantif
1. Resiko Sampling
2. Probability-Proportional-to-
Size (PPS) Sampling
3. Variable Sampling
4. Perbandingan PPS Sampling
dan Variable Sampling
Ujian Akhir Semester

34
SILABUS MATA AJAR
LINGKUNGAN BISNIS dan HUKUM KOMERSIAL
3 SKS

Deskripsi dan Tujuan

Mata ajar ini memberikan pemahaman kepada para peserta didik dalam
mengenali, mengidentifikasi, mengamati dan menganalisis lingkungan bisnis
yang selalu dinamis. Untuk menunjang itu maka setiap peserta didik juga
dibekali dengan pemahaman pokok-pokok hukum komersial yang juga
mempunyai dampak pada lingkungan bisnis.

Dalam setiap tatap muka setiap peserta didik dibekali dengan konsep dan
aplikasinya dalam melakukan analisis lingkungan bisinis yang diharapkan
pada akhir dari mata ajar ini mereka dapat memahami lingkungan bisnis
tersebut dengan memperhatikan prinsip-prinsip hukum bisnis untuk
menunjang analisis yang dilakukan.

Metode Pembelajaran

Kuliah tatap muka, studi kasus, seminar, self study dan presentasi bisnis. Dalam
setiap tata muka, partisipasi kelas yang akan mendominasi.

Kehadiran

Peserta didik diharapkan selalu menghadiri kuliah dan diwajibkan hadir kuliah
minimal 10-11 dari 14 kali pertemuan. Mereka yang hadir kurang dari 10 tidak
diperkenankan untuk mengikuti ujian akhir.

Referensi Wajib

• Baron, D.P. (2003). Business and its Environment, 4th Ed. New Jersey Simon
& SBabuster Co. atau edisi terbaru.
• Lawrence, A.T dan Weber, J. (2008). Business and Society: Stakeholders,
Ethics and Public Policy, 12th ed. USA: McGraw Hill.
• Majalah dan Koran Bisnis (Indonesia dan English version).
• ProQuest Data Base Journal. User Name dan Password akan diberikan
oleh setiap penyelenggara PPA.
• KUH Dagang.
• KUH Perdata.
• KUH Perdata, UU No. 4/1996 tentang Hak Tanggungan, UU No.
42/1999 tentang Fidusia.
• KUH Perdata, KUH Dagang, UU No. 2 Tahun 1992 tentang
Perasuransian.
• KUH Perdata, UU No. 8/1999 tentang Perlindungan konsumen.

35
• KUH Perdata, UU No. 30/1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa, UU No. 2/1986 jo UU No. 4/2004, tentang
Peradilan Umum.
• KUH Pidana, UU No. 5/1999 tentang Antimonopoli dan Persaingan Tidak
Sehat.
• Pokok-pokok Hukum Perjanjian, karangan Prof. Soebekti, SH.
• UU.No. 1/ 1998 jo UU No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas, UU No.
37/2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang.
• Buku-buku referensi yang ada kaitannya dengan UU tersebut di atas.

Evaluasi Hasil Pembelajaran

Evaluasi meliputi beberapa komponen sebagai berikut:


Diskusi dan Partisipasi 20%
Penulisan Makalah 10%
Presentasi dan Analisis Studi Kasus 20%
Ujian Tengah Semester 25%
Ujian Akhir Semester 25%

Topik – topik Bahasan

SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI


HUKUM KOMERSIAL
1. Hukum perikatan KUH Perdata
Dasar Hukum Pokok-pokok Hukum Perjanjian,
ƒ Asas perjanjian karangan Prof. Soebekti, SH
ƒ Sah suatu perjanjian
ƒ MOU
2. Perjanjian kredit dan jaminannya KUH Perdata, UU No. 4/1996
ƒ Dasar hukum tentang Hak Tanggungan, UU No.
ƒ Macam macam jaminan 42/1999 tentang Fidusia
3. Hukum Asuransi KUH Perdata, KUH Dagang, UU
ƒ Pengertian No. 2 Tahun 1992 tentang
ƒ Jenis-jenis asuransi Perasuransian
ƒ Prinsip asuransi
4. Antimonopoli dan Persaingan Tidak KUH Pidana, UU No. 5/1999
Sehat tentang Antimonopoli dan
ƒ Pengertian Persaingan Tidak Sehat
ƒ Kegiatan-kegiatan dan perjanjian-
perjanjian yang dilarang
5. Perlindungan konsumen KUH Perdata, UU No. 8/1999
ƒ Pengertian tentang Perlindungan Konsumen
ƒ Hak dan kewajiban konsumen dan
pelaku usaha

36
6. Kepailitan dan Penundaan Kewajiban UU.No. 1/1998 jo UU No. 40/2007
Pembayaran Utang tentang Perseroan Terbatas, UU
ƒ Pengertian No. 37/2004 tentang Kepailitan
ƒ Syarat pengajuan kepailitan dan Penundaan Kewajiban
ƒ Akibat hukum pailit Pembayaran Utang
ƒ Pihak-pihak yang terkait dalam
pengurusan penundaan kewajiban
pembayaran utang
7. Penyelesaian sengketa dalam hukum KUH Perdata, UU No. 30/1999
bisnis serta pembuktian tentang Arbitrase dan Alternatif
ƒ Pengertian Penyelesaian Sengketa, UU No.
ƒ Macam-macam cara penyelesaian 2/1986 jo UU No. 4/2004, tentang
sengketa Peradilan Umum
ƒ Pembuktian secara perdata
Ujian Tengah Semester
LINGKUNGAN BISNIS
8. Organisasi bisnis dan lingkungan bisnis L&W
ƒ Organisasi bisnis dan lingkngan Bab. 1 & 2
ƒ Teori lingkungan bisnis
ƒ Dinamika lingkungan bisnis
ƒ Memberikan nilai bagi organisasi Setiap peserta didik harus
bisnis sesuai dinamika lingkungan membuat ringkasan untuk pokok
bahasan berikutnya dan
dipresentasikan
Isu dalam mengelola kebijakan publik
ƒ Isu dalam masyarakat terkait dengan
organisasi bisnis
ƒ Bidang-bidang pekerjaan dalam
organisasi bisnis
ƒ Mengelola isu dalam masyarakat
international
9. Tanggung jawab sosial organisasi bisnis L& W
(CSR) Bab. 3, 11 & 13
ƒ Konsep dan histori dari CSR
ƒ Isu dalam pelaksanaan CSR
ƒ Proses dari aktivitas CSR Setiap peserta didik harus
membuat ringkasan untuk pokok
bahasan berikutnya dan
Dampak lingkungan dan pembangungan
dipresentasikan
berkelanjutan dalam bisnis global
ƒ Isu ekologi dan lingkungan global
ƒ Isu dari masyarakat global terhadap
dampak lingkungan dan
pembangunan berkelanjutan

Mengelola isu lingkungan


ƒ Peranan pemerintah dan regulasi
ƒ Biaya dan manfaat dalam mengelola

37
lingkungan
ƒ Manajemen berbasis lingkungan
sebagai keunggulan kompetitif
10. Tantangan dalam globalisasi L& W
ƒ Proses globalisasi Bab. 4, 7 & 8
ƒ Menjadi masyarakat global
ƒ Manfaat dan kerugian dari organisasi
bisnis yang meng-global Setiap peserta didik harus
ƒ Melakukan bisnis dalam lingkungan membuat ringkasan untuk pokok
global bahasan berikutnya dan
ƒ Peraturan dalam organisasi bisnis dipresentasikan
dalam lingkungan global
ƒ Kerjasama dalam organisasi bisnis

Hubungan antara organisasi bisnis


pemerintah
ƒ Aplikasi dan peranan pemerintah
ƒ Peraturan pemerintah dalam
organisasi bisnis lokal dan global
11. Lingkungan politik dalam organisasi L& W
bisnis Bab. 9 & 10
ƒ Peran serta pelaku organisasi bisnis
dalam lingkungan politik
ƒ Perang politik bisnis dalam Setiap peserta didik harus
hubungannya dengan pemerintah membuat ringkasan untuk pokok
ƒ Taktik dan tingkatan dalam bahasan berikutnya dan
lingkungan politik untuk organisasi dipresentasikan
bisnis

Antitrust, merger dan kebijakan


organisasi bisnis
ƒ Peranan pemerintah dalam membuat
peraturan dalam organisasi bisnis
12. Teknologi dalam ekonomi global dan L& W
pengelolaan dalam tantangan teknologi Bab. 13, 14 & 15
ƒ Hubungan teknologi dengan
organisasi bisnis
ƒ Mengelola sistem informasi dalam Setiap peserta didik harus
organisasi bisnis membuat ringkasan untuk pokok
ƒ Melindungi kekayaan intelektual bahasan berikutnya dan
dalam organisasi bisnis dipresentasikan

Hak para stakeholder dan mengelola


keanekaragaman tenaga kerja dalam
organisasi bisnis
ƒ Peranan pemerintah
ƒ Isu dalam memberikan kompensasi
untuk para eksekutif

38
ƒ Peranan pemerintah dalam
melindungi kepentingan organisasi
bisnis
ƒ Aplikasi mengelola keanekaragaman
karyawan
13. SEMINAR LINGKUNGAN BISNIS DAN Setiap peserta didik
HUKUM KOMERSIAL mempresentasikan makalah yang
SERI I berkaitan dengan isu yang
berhubungan dengan lingkungan
bisnis.

Kerja kelompok
14. SEMINAR LINGKUNGAN BISNIS DAN Setiap peserta didik
HUKUM KOMERSIAL mempresentasikan makalah yang
SERI II berkaitan dengan isu yang
berhubungan dengan lingkungan
bisnis.

Kerja kelompok
Ujian Akhir Semester

39
SILABUS MATA AJAR
PASAR MODAL dan MANAJEMEN KEUANGAN
3 SKS

Deskripsi dan Tujuan

Pemahaman atas pengetahuan pasar modal dan praktik keuangan


perusahaan sangat diperlukan akuntan dalam menjalankan perannya.
Kerangka konsep/pemikiran dari manajemen keuangan dan pasar modal
akan memperluas pandangan akuntan, berimplikasi terhadap profesi akuntan
maupun keluaran yang dihasilkan akuntan, dan pada akhirnya mendukung
akuntan dalam menghasilkan informasi yang berguna, baik untuk keperluan
internal maupun eksternal.
Setelah mengikuti mata ajar ini peserta didik diharapkan mampu:
1. Memahami pasar modal dan peran akuntan di dalamnya, yang meliputi
perkembangan pasar modal di Indonesia, peraturan di pasar modal, serta
praktik akuntansi untuk mengakomodasikan peraturan di pasar modal
termasuk yang berkaitan dengan corporate governance dan menghindari
kecurangan di pasar modal.
2. Menentukan tingkat resiko, biaya modal, serta menilai suatu investasi.
3. Memahami teknik analisis sekuritas yang mencakup analisis fundamental
dan teknikal.
4. Menganalisis bagaimana mengelola investasi di perusahaan.
5. Menganalisis bagaimana kebijakan pendanaan di perusahaan.
6. Memahami dan mengevaluasi berbagai alternatif pendanaan jangka
panjang, yaitu obligasi, saham biasa, dan saham preferen.
7. Memahami instrumen keuangan seperti opsi, warrant, right, futures,
forward, SWAP, dan efek beragun aset.
8. Memahami dan menganalisis manajemen portofolio guna pengambilan
keputusan.

Metode Pembelajaran

Mata ajar diberikan melalui kuliah, diskusi dan presentasi di kelas, analisis
kasus, dan makalah/artikel populer yang relevan dengan kondisi di Indonesia
saat ini. Presentasi di kelas dilakukan secara berkelompok.

Tugas Kelompok – Event Analysis

1. Berdasarkan telaah pustaka, masing-masing kelompok diwajibkan


mencari 1 (satu) kasus di Indonesia yang terjadi dalam jangka waktu 6
(enam) bulan terakhir yang relevan dengan topik pembahasan dalam
perkuliahan, membuat suatu laporan tertulis yang menganalisis kasus
tersebut luar dalam dengan menggunakan teknik analisis yang dipelajari
selama perkuliahan.
2. Dikumpulkan pada saat Ujian Akhir Semester.

40
Tugas Individual
1. Setiap peserta didik diwajibkan menulis makalah yang membahas
peranan profesi akuntan di pasar modal di Indonesia (dikumpulkan pada
saat Ujian Akhir Semester).
2. Pengerjaan soal-soal
Pengerjaan soal dapat diberikan dalam bentuk pekerjaan rumah,
pengerjaan di kelas, dan kuis.

Kehadiran
Peserta didik diharapkan selalu menghadiri kuliah dan diwajibkan hadir
kuliah minimal 10 dari 14 kali pertemuan. Mereka yang hadir kurang dari 10
tidak diperkenankan untuk mengikuti ujian akhir.

Referensi Wajib
ƒ Jones, C. P. 2007. Investments: Analysis and Management, 10th
edition. John Wiley & Sons. (J)
ƒ Ross, Westerfield, Jaffe, and Jordan. 2008. Modern Financial
Management, 8th edition. McGraw-Hill. (RWJJ)

Referensi Pendukung
ƒ Bodie, Zvi, Alex Kane, and Alan J. Marcus. 2005. Investments, 6th
edition. McGraw-Hill.
ƒ DeMello, Jim. 2006. Cases in Finance, 2nd edition. McGraw-Hill.
ƒ Frensidy, Budi. 2008. Financial Mathematics. Salemba Empat.
ƒ Jogiyanto, HM. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, edisi 3.
BPFE.
ƒ Reilly, Frank K. and Keith C. Brown. 2006. Investment Analysis and
Portfolio Management, 8th edition. South-Western.
ƒ Ross, Westerfield, and Jaffe. 2005. Corporate Finance, 7th edition.
McGraw-Hill.
ƒ PP No. 12 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
No. 45 Tahun 1995.
ƒ PP No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Pasar
Modal.
ƒ PP No. 46 Tahun 1995 tentang Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal.
ƒ UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
ƒ www.bapepam.go.id
ƒ www.idx.co.id

Evaluasi Hasil Pembelajaran


Diskusi dan Partisipasi 10%
Penyelesaian dan Presentasi Kasus 20%
Makalah Individual/Kelompok 20%
Ujian Tengah Semester 25%
Ujian Akhir Semester 25%

41
Topik-topik Bahasan
Terdapat 14 kali pertemuan dengan durasi pertemuan masing-masing ± 150
menit.

SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI


1 Tujuan & Fungsi Keuangan RWJJ Ch. 1, 4
ƒ Fungsi Pasar Keuangan
ƒ Pasar Modal & Pasar Uang J Ch. 1, 2
ƒ Pasar Primer dan Pasar Sekunder
ƒ Keputusan Investasi, Pendanaan, dan Modal Kerja
ƒ Sistem Keuangan Bank-Based vs Market-Based
ƒ Aset Finansial dan Aset Riil
ƒ Present Value, Future Value, Anuitas, dan
Perpetuitas
2 Penganggaran Modal RWJJ Ch. 7, 8
ƒ Prinsip Penilaian Aset Secara Umum (Aliran Kas,
Waktu, dan Resiko)
ƒ Masalah dalam Menghitung Aliran Kas
(Incremental Cash Flow, Sunk Cost, Opportunity
Cost, Side Effects)
ƒ Net Present Value
ƒ Internal Rate of Return
ƒ Payback Period
ƒ Profitability Index
ƒ Mutually Exclusive Projects
ƒ Projects with Unequal Lives (Equivalent Annual
Value atau Equivalent Annual Cost)
ƒ Real Options (Option to Expand, Option to
Abandon, dan Timing Option)

Kasus 1: Penganggaran Modal


3 Penilaian Obligasi RWJJ Ch. 5
ƒ Zero-Coupon Bond
ƒ Coupon Bond: Fixed Rate and Floating Rate J Ch. 10, 17
ƒ Callable Bond
ƒ Bond Rating + Bacaan
ƒ ORI, SUN, Obligasi Korporasi tambahan

Berbagai Alternatif Penilaian Saham


ƒ Cash Flow Approach
ƒ Price Multiples (PER, PEG, dan P/BV)
ƒ Residual Income (Abnormal Earnings Model)
4 Analisis Fundamental RWJJ Ch. 5
ƒ Analisis Ekonomi dan Analisis Industri
ƒ Analisis Rasio Keuangan J Ch. 13-16

Kasus 2: Analisis Fundamental Perusahaan Tbk di


Indonesia

42
Analisis Teknikal
ƒ Follow the Smart Money View
ƒ Contrarian View
ƒ Support dan Resistance Level
5 Teori Pasar Modal & Pembentukan Portofolio (portfolio RWJJ Ch. 9
selection) J Ch. 6, 7
ƒ Expected Return
ƒ Standar Deviasi dan Varians
ƒ Kovarians dan Korelasi
ƒ Efficient Frontiers
ƒ Diversifikasi
ƒ Portofolio Optimal
6 CAPM dan APT RWJJ Ch. 10, 11
ƒ Capital Market Line J Ch. 8, 9
ƒ Fisher Separation Theorem
ƒ Security Market Line
ƒ Beta Saham dan Beta Portofolio
ƒ Resiko Sistematis dan Nonsistematis
ƒ Faktor Tunggal dan Banyak Faktor
7 Manajemen Portofolio J Ch. 21, 22
ƒ Investor Individu vs Investor Institusional
ƒ Sikap Investor terhadap Resiko
ƒ Formulasi Kebijakan Investasi (Tujuan, Kendala,
dan Preferensi)
ƒ Implementasi Strategi Investasi (Alokasi Aset dan
Optimisasi Portofolio)
ƒ Monitoring dan Penyesuaian Portofolio

Evaluasi Portofolio
ƒ Return Nominal vs Return Riil
ƒ Return Aritmetik dan Return Geometrik
ƒ Return Tertimbang Berdasarkan Uang
ƒ Risk-Adjusted Return
ƒ Rasio Treynor
ƒ Rasio Sharpe
ƒ Alpha Jensen
ƒ Beta2
ƒ Rasio Appraisal

Kasus 3: Evaluasi Kinerja Reksadana di Indonesia


Ujian Tengah Semester
8 Struktur Modal RWJJ Ch. 15, 16
ƒ Pengaruh Utang terhadap Return dan Resiko
ƒ Static Trade-Off (No Corporate Taxes, with
Corporate Taxes, with Personal Taxes, Financial
Distress)
o Agency Benefits of Debt
o Agency Cost of Equity
o Agency Cost of Debt

43
ƒ Teori Pecking Order
ƒ Teori Signaling
ƒ Model Market Timing
9 Penerbitan Sekuritas Ekuitas (Saham, Rights, RWJJ Ch.19, 20,
Warrants) 21
ƒ Initial Public Offering (IPO)
ƒ Secondary Public Offering (SPO) Kep-135/BL/2005
ƒ Rights PP No. 17 Tahun
ƒ Warrants 2004
Kewajiban Jangka Panjang
ƒ Positive Covenants PP No. 35 Tahun
ƒ Sinking Fund 2005
ƒ Call Provision
ƒ Bond Refunding

Kasus 4: Kasus Bond Rating atau Kasus Analisis dan


Tahapan Proses Go Public Perusahaan Terbuka di
Indonesia
10 Opsi RWJJ Ch. 22
ƒ Definisi dan Macam-macam Sekuritas Derivatif
ƒ Istilah-istilah dan Mekanisme Perdagangan Opsi
ƒ Opsi Call, Put, dan Diagram Payoff-nya
ƒ Hedging, Covered Call, Protective Put, dan
Portfolio Insurance
ƒ Saham dan Obligasi Dilihat sebagai Opsi
ƒ Paritas Put-Call
ƒ Valuasi Opsi
ƒ Kontrak Opsi Saham di BEI
11 Derivatif dan Hedging RWJJ Ch. 25
ƒ Kontrak Forward, Futures, dan SWAP untuk
Manajemen Resiko Tingkat Bunga, Resiko Mata + Bacaan
Uang, dan Resiko Pasar tambahan
ƒ Kontrak Futures LQ-45 di BEI
ƒ Kontrak Futures untuk Komoditas di BBJ
12 Struktur dan Pelaku Pasar Modal di Indonesia UU No. 8
ƒ Struktur Pasar Modal (Dasar-Dasar Hukum Pasar
Modal) PP No. 12 Tahun
ƒ Otoritas Pasar Modal (BAPEPAM-LK) 2004 / No. 45 dan
ƒ Fasilitator 46 Tahun 1995
o Bursa Efek
o Lembaga Kliring dan Penyelesaian “KPEI” Keputusan Ketua
o Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian Bapepam :
“KSEI” 1. Kep-41/BL/2008
ƒ Pelaku Pasar Modal (Emiten dan Perusahaan 2. Kep-
Publik, Pemodal, Perusahaan Efek, Penasehat 16/PM/2004
Investasi) 3. Kep-
ƒ Lembaga Penunjang Pasar Modal (Biro 29/PM/2004
Administrasi Efek, Kustodian, Wali Amanat, 4. Kep-
Pemeringkat Efek) 36/PM/2003

44
ƒ Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia (BAPMI) 5. Kep-
ƒ Profesi Penunjang Pasar Modal (Notaris, 40/PM/2003
Konsultan Hukum, Penilai, Akuntan, Wali Amanat) 6. Kep-
ƒ Asosiasi-Asosiasi Pasar Modal 20/PM/2002
ƒ Good Corporate Governance 7. Kep-
ƒ Kewajiban Pelaporan 06/PM/2000
13 Peranan Profesi Akuntan di Pasar Modal (Tugas Bacaan Tambahan
Individual)
Kepmenkeu Nomor
Produk dan Mekanisme Pasar Modal di Indonesia 455/KMK.01/1997
ƒ Aturan dan Mekanisme Perdagangan Efek
ƒ Pasar Reguler, Negotiated, dan Tunai Kepmenkeu Nomor
ƒ Margin Financing 646/KMK.01/1995
ƒ Short Sale
ƒ Scriptless Trading
ƒ Floor, Remote, dan On-Line Trading
ƒ Kapitalisasi Pasar Saham dan Obligasi
ƒ Metode Penghitungan Indeks dan Macam-Macam
Indeks di BEI
ƒ Free-Float Shares
ƒ Aturan Suspensi, Auto-Reject, dan Delisting
ƒ Macam-macam Reksadana
ƒ Exchange-Traded Fund (ETF)
14 Muatan Lokal*
Ujian Akhir Semester

* Topik pembahasan dan materi untuk muatan lokal diserahkan ke masing-


masing penyelenggara. Sebagai alternatif, para penyelenggara dapat
memilih topik berikut: pengenalan keuangan internasional, personal finance
(perencanaan keuangan), behavioral finance, market microstructure,
financial intermediation or disintermediation, strategi para manajer investasi
(reksadana saham), manajemen resiko, valuasi aset, matematika keuangan
atau lainnya. Pemilihan sebaiknya didasarkan pada kebutuhan dan
kompetensi pengajar.

45
SILABUS MATA AJAR
PELAPORAN dan AKUNTANSI KEUANGAN
3 SKS

Deskripsi dan Tujuan

Mata ajar ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan peserta didik


terhadap prinsip akuntansi yang diterima umum di Indonesia, terutama
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan,
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Intepretasi Standar
Akuntansi Keuangan (ISAK) dan standar acuan lain yang diterbitkan badan
otoritas yang berwenang serta peraturan perundangan yang relevan
sehubungan dengan penyusunan laporan keuangan dalam rangka akuntansi
keuangan. Selain itu juga akan diberikan pemahaman International Financial
Reporting Standards (IFRS)/International Accounting Standards (IAS) dan
standar akuntansi keuangan yang berlaku di negara lain yang relevan dalam
era globalisasi.
Peserta didik diharapkan mampu menyusun dan mengaudit laporan
keuangan yang dapat diandalkan berdasarkan prinsip akuntansi yang
berlaku umum dalam rangka pelaporan kepada pihak eksternal.

Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran terutama ditekankan pada pembahasan kasus sesuai


topik bahasan yang telah ditetapkan untuk setiap pertemuan. Pembahasan
lebih ditujukan pada bagaimana mengaplikasikan berbagai standar akuntansi
keuangan, khususnya PSAK, dalam praktik serta membahas berbagai isu
yang timbul dalam aplikasinya.
Mata ajar ini memerlukan partisipasi aktif peserta didik. Pertemuan dimulai
dengan dosen memfasilitasi diskusi kelas membahas topik pada pertemuan
tersebut. Selanjutnya untuk hampir setiap pertemuan sedikitnya ada satu
kelompok yang akan menyajikan kasus untuk kemudian didiskusikan
bersama di kelas. Jumlah anggota per kelompok berkisar 2-4 orang.
Kelompok yang menyajikan kasus diwajibkan menulis makalah yang
menganalisis suatu studi kasus aplikasi standar akuntansi yang berlaku atau
isu yang timbul dalam penyusunan laporan keuangan di Indonesia. Pengajar
memberikan pengarahan kasus yang akan dibahas. Sebaiknya kasus nyata,
bila sulit diperoleh dapat dirancang kasus simulasi. Pada studi kasus aplikasi
PSAK, kelompok mengevaluasi aplikasi PSAK tertentu pada laporan
keuangan suatu perusahaan, mengidentifikasi isu yang mungkin timbul
dalam aplikasi, serta memberi rekomendasi perbaikan yang mungkin
diperlukan. Kelompok penyaji dapat menambah rujukan dari berbagai
sumber terkait topik bahasan.
Peserta didik di luar kelompok penyaji diwajibkan mempelajari PSAK dan
sumber rujukan lain sehubungan topik tersebut sehingga siap berdiskusi di
kelas.

46
Kehadiran

Peserta didik diharapkan selalu menghadiri kuliah dan diwajibkan hadir


kuliah minimal 10-11 dari 14 kali pertemuan. Mereka yang hadir kurang dari
10 tidak diperkenankan untuk mengikuti ujian akhir.

Referensi

Bahan bacaan diperoleh dari berbagai publikasi, mulai dari standar akuntansi
dari organisasi profesi, peraturan perundangan yang berlaku, makalah dari
berbagai seminar, buku teks, hingga jurnal profesi akuntan publik, dan
digolongkan atas dua kelompok sebagai berikut:

A. Standar Akuntansi dan Peraturan Perundangan Terkait


• ACCA, The official text for the professional qualification, Financial
Reporting, Study Text 2005/2006 atau edisi terakhir.
• Alfredson, K., K. Leo, R. Picker, P. Pacter, J. Radford, dan V. Wise.
“Applying International Financial Reporting Standards.” John Wiley &
Sons Australia, Ltd., 2007.
• Epstein, B.J., dan Eva K. Jermakowicz IAS 2007: Interpretation and
Application of IAS, John Wiley, 2007. (EJ).
• IAI, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) (revisi terakhir).
• IAI, Intepretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK).
• International Accounting Standards Board (IASB), International Acounting
Standards (IAS)/International Financial Reporting Standards (IFRS)
(revisi terakhir).
• P3LKE, Bapepam.
• Undang Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
• Peraturan Perundangan terkait lainnya.

B. Pilihan referensi sesuai topik


Dipilih chapter/bab/bagian yang relevan dengan topik bahasan dari buku,
jurnal, bahan seminar dan publikasi lain sesuai perkembangan mutakhir:
Untuk 2008/2009
• Baker, Advanced Accounting, 6th ed., Mc Graw Hill, 2005.
• Charles W. Mulford and Eugene E. Comiskey, The Financial Numbers
Game : Detecting Creative Accounting Practices, John Wiley & Sons Inc.
• Choi, Frederick D.S., Carol A. Frost, and Gary K. Meek, International
Accounting, Prentice Hall, New Jersey, 1999 atau edisi terbaru. (CFM)
• D.R. Carmichael, Paul H Rosenfeld, Accountants' Handbook, Volume
one: Financial Accounting and General Topics, 10th ed., John Wiley and
Sons, Inc.
• Financial Accounting Standard Board, Statement of Financial Accounting
Standards.
• Financial Accounting Standard Board, Statement of Financial Accounting
Concepts.

47
• IAI, Prosiding Konvensi Nasional Akuntansi ke-3 Profesi Akuntan
Indonesia menuju Milenium Baru, 1996 atau prosiding terbaru.
• Kieso,D.E., J.J. Weygandt, and T.D. Waterfield, Intermediate Accounting,
International Ed., John Wiley & Sons, 11th Ed.
• Larsen, John, Modern Advanced Accounting, Ed. 9th, Mc Graw Hill, 2004.
• Radenbaugh, L.H., and S.J. Gray, International Accounting and
Multinational Enterprises, 6th Ed., John Wiley & Sons, Inc., 2006. (RG)
• Scott, W.R. Financial Accounting Theory. Edisi Keempat. New Jersey:
Prentice-Hall, Inc., 2006.
• Theodorus M. Tuanakotta: ”Setengah Abad Profesi Akuntansi”, Salemba
Empat, 2007.
• “Buletin Teknis Nomor 2: Akuntansi untuk Pembiayaan Bersama atas
Fasilitas Kredit (joint financing on credit facility), Media Akuntansi Edisi
57, Oktober 2006”.
• Berbagai jurnal dan artikel profesi akuntan publik.

Evaluasi Hasil Pembelajaran

Partisipasi 20%
Penulisan dan Penyajian Makalah Kelompok 20%
Ujian Tengah Semester 25%
Ujian Akhir Semester 25%
Kuis 10%

Topik-topik Bahasan

Terdapat 14 kali pertemuan dengan durasi pertemuan masing-masing ± 150


menit.

SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI

1. Overview Mata Ajar, SMH Wallman, 1995, The Future of


Standar Akuntansi Keuangan, Accounting and Disclosure in An
Pengembangan Standar Akuntansi – Evolving World: The Need for
Struktur dan Proses, Dramatic Change, Accounting
Horizon, Sept, 81-91
Kualitas Standar Akuntansi
Six Commentaries on
Characteristics of High Quality
Convergence of International Financial Accounting Standards,
Reporting Standards and Practices Accounting Horizons, June 1998
SAK
Epstein Ch. 1
Scott, Ch. 1, 5, 7
Kieso Ch. 1
Choi Ch. 8

48
SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI

2. Kerangka Konseptual dan Pelaporan IAI, Kerangka Dasar Penyusunan


Keuangan, dan Penyajian Laporan
Manajemen Laba, Keuangan
Konsekuensi Ekonomis Laporan IASB, Framework for the
Keuangan
Preparation and Presentation of
Financial Statements
SFAC
PSAK 1, 2, 3 & 6
Epstein Ch. 2, 3, 4
ACCA Ch.1, 2, 3
Scott, Ch. 8, 11
Kieso Ch. 2
SMH Wallman, 1996, The Future of
Accounting and Financial
Reporting Part II: The Colorized
Approach, Accounting Horizon,
June, 138-148

Kasus 1: Manajemen Laba –


Indofarma
3. Aset/Aktiva PSAK 1, 13, 14,16, 19, 30,43, 47,
Pembahasan terfokus pada 48, 58 & IAS/IFRS terkait
pengaplikasian PSAK sehubungan Epstein Ch. 5, 6, 8, 9
berbagai jenis aset (termasuk leased
asset) terutama tapi tak terbatas pada: Kieso Ch. 8, 9, 10, 11, 12 /
- Pengertian SFAS, SFAC No. 6
- Penggolongan
- Pengakuan
- Pengukuran/penilaian (termasuk Kasus 2: Penurunan nilai aktiva
impairment)
- Penyajian
- Pengungkapan
sambil dikaitkan dalam kasus yang
dibahas.
4. Kewajiban dan Ekuitas PSAK 1, 21, 25, 41, 51, 53, 57 &
Pembahasan terfokus pada IAS/IFRS terkait
pengaplikasian PSAK dan Peraturan Undang Undang No. 40 2007
Perundangan yang berlaku sehubungan tentang Perseroan Terbatas
dengan kewajiban dan ekuitas, terutama
tapi tak terbatas pada : Epstein Ch. 12, 13, 17
- Pengertian Kieso Ch. 13, 14, 15

49
SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI
- Penggolongan
- Pengakuan
- Pengukuran
- Penyajian
- Pengungkapan
Pembahasan kewajiban khususnya perlu
diperhatikan jangka waktu pelunasan,
kewajiban valas (kaitannya dengan topik
pertemuan ke 8 dan 9), kewajiban
diestimasi dan kewajiban kontingensi
Pembahasan ekuitas perlu dikaitkan
dengan bentuk hukum entitas usaha
Pembahasan akan terfokus pada badan
hukum Perseroan Terbatas: pemisahan
secara jelas sumber ekuitas (penyetoran
pesero, hasil usaha, selisih penilaian
kembali aset, donasi) serta berbagai
ragam dan masalah sehubungan dengan
jenis, hak, transaksi saham.
Penulisan dan pembahasan kasus
haruslah mampu mengangkat isu penting
yang tersurat maupun tersirat dalam
standar akuntansi yang berlaku.
5. Imbalan Kerja PSAK 18, 24
- Imbalan kerja meliputi pasca kerja Epstein 16
- Akuntansi Dana Pensiun

Kasus 3: Imbalan Kerja dan


kaitannya dengan UU No. 13
2003
6. Pendapatan dan Beban: PSAK 16, 20, 23, 25, 26, 46, 56 &
Pengakuan pendapatan, pajak IFRS terkait
penghasilan, perubahan kebijakan Epstein Ch. 7, 15, 21
akuntansi dan koreksi kesalahan
ACCA Ch. 12
SFAC No. 2
Kieso Ch. 18, 19, 22

Kasus 4: Akuntansi Joint-Financing


Perusahaan Multi-Finance

50
SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI

7. Penggabungan Usaha, PSAK 4, 15, 22, 38, 39, 40 & ISAK 7


Laporan Keuangan Konsolidasi, IAS/IFRS terkait
Investasi Perusahaan Asosiasi, Epstein Ch. 10, 11
Special Purpose Entities (SPE)
Larsen Ch. 7
Tuanakotta Bagian II dan III

Kasus 5: Enron
Ujian Tengah Semester

8. Financial Instrument, PSAK 10, 11, 52, dan ISAK 4


Transaksi dalam Mata Uang Asing IAS/IFRS terkait
SFAS 52
Epstein Ch. 13, 22
9. Derivatif dan Lindung Nilai PSAK 50, 55 dan ISAK 6
IAS 32, 39 dan IAS/IFRS terkait
Epstein Ch. 22

Kasus 6: Derivatif – Indosat


10. Transaksi dengan Pihak yang PSAK 7, 38, 39, 40 & ISAK 7
Mempunyai Hubungan Istimewa,
IAS/IFRS terkait
Off Balance Sheet
Epstein Ch. 23
ACCA 11
Peraturan Bapepam IX.E.1 dan
Peraturan Lain terkait
Kasus 9: Selisih Retrukturisasi
Entitas Sepengendali – Telkom
& Indosat

51
SESI TOPIK BAHASAN REFERENSI

11. Pengungkapan: SE BAPEPAM VIII.G7 dan


Laporan Keuangan Interim, Pelaporan Peraturan Lain terkait, seperti:
Emiten BEproses IPO, laporan yang X.K.2, X.K.6, IX.E.2.
harus disiapkan untuk IPO, right issues. P3LKE utk Manufaktur
Peraturan Bapepam untuk IPO adalah PSAK 51, 56
seri peraturan Bapepam IX.A.1-14 dan
IX.C.1-11, untuk right issues, IX.D.1-5. ISAK 1, 2
IAS / IFRS terkait
Epstein Ch. 19, 20

Kasus 10: Pengungkapan informasi


material – Perusahaan Gas
Negara
12. Pembahasan kasus suatu perusahaan PSAK, Akuntansi Syariah dan
yang menyangkut kepentingan publik: bahan referensi terkait lainnya
Perbankan, Asuransi, dan atau Dana sesuai topik dan kasus yang
Pensiun (dapat ditentukan oleh pengajar) dipilih
13. Isu Kontemporer: Literatur dan bahan referensi yang
Dampak globalisasi atas laporan terkait sesuai topik pembahasan.
keuangan, pengaruh regulasi atas profesi
akuntansi, peran dan tanggung jawab
manajemen, akuntan publik dan regulator
atas keandalan sistem pelaporan
keuangan di pasar modal dan pasar
uang, dan lain-lain.
14. Local Content Literatur dan bahan referensi yang
(bebas ditentukan oleh masing-masing terkait sesuai topik pembahasan.
penyelenggara sepanjang topik masih
dalam bidang Pelaporan dan Akuntansi
Keuangan (Financial Accounting and
Reporting)
Ujian Akhir Semester

52
SILABUS MATA AJAR
AKUNTANSI MANAJEMEN dan BIAYA
3 SKS

Deskripsi dan Tujuan


Akuntansi manajemen telah berkembang dengan cukup pesat selama lima
belas tahun terakhir. Perkembangan ini adalah merupakan respons profesi
terhadap berbagai kritik yang ditujukan ke akuntansi manajemen. Para
pemikir akuntansi manajemen telah mengembangkan berbagai teknik dan
konsep yang diharapkan akan bisa menempatkan kembali akuntansi
manajemen dalam proses pengelolaan bisnis modern. Matakuliah ini
merupakan kelanjutan dari mata ajar yang sama pada program S1, di mana
penekanan pada kuliah ini adalah mengenai penerapan konsep-konsep
tersebut dalam dunia praktik. Selain itu, dalam mata ajar ini juga akan
dibahas perkembangan mutakhir dalam bidang akuntansi manajemen yang
tejadi sampai saat ini, seperti activity-based costing, quality costing, dan
target costing.
Mata ajar ini merupakan mata ajar tingkat lanjutan. Pemahaman mengenai
basic management accounting harus sudah dimiliki oleh peserta didik untuk
bisa mengikuti mata ajar ini dengan baik. Diharapkan setelah selesai
mengikuti kuliah ini peserta didik akan mempunyai perspektif yang lebih luas
mengenai akuntansi manajemen. Perspektif yang luas ini diharapkan akan
meningkatkan kemampuan akuntan dalam menganalisis dan menyajikan
informasi akuntansi yang diperlukan oleh manajemen untuk menunjang
kelancaran pelaksanaan tugas-tugas manajerialnya, seperti perencanaan,
pengendalian, koordinasi, dan pengambilan keputusan.

Metode Pembelajaran
Kuliah akan diselenggarakan dengan model diskusi dengan menggunakan
kasus-kasus yang diberikan. Untuk memperlancar proses diskusi para
peserta pendidikan profesi diwajibkan untuk membaca materi yang ada dan
membahas kasus-kasus yang diberikan. Partisipasi aktif peserta didik dalam
diskusi sangat dibutuhkan dan akan menentukan nilai akhir.

Referensi Wajib
• Ronald Hilton, Managerial Accounting: Creating Value in a Dynamic
Business Environment, 7th Edition: McGraw-Hill (2008). (RH)

Referensi Pendukung
• Don Hansen and Maryanne Mowen, Cost Management; Accounting and
Control, 5th edition, Thomson-Southwestern, 2006 atau edisi terbaru.
(HM)
• John K. Shank, Cases in Cost Management; A Strategic Emphasis, 3rd
edition, Thompson-Southwestern, 2006.

53
Evaluasi Hasil Pembelajaran
Ujian Tengah Semester 25%,
Ujian Akhir Semester 25%,
Partisipasi dan Kuis 20%
Analisis Kasus dan Presentasi 20%.
Penulisan dan Penyajian Makalah 10%

Topik- topik Bahasan


No. Pokok Bahasan Referensi
1 Perkembangan Konsep Akuntansi RH Ch. 7
Manajemen
• Perbedaan Akuntansi Keuangan,
Akuntansi Biaya, Manajemen Biaya dan
Akuntansi Manajemen
• Sejarah Perkembangan Akuntansi
Manajemen

Konsep dan Perilaku Biaya


• Different cost for different purposes RH Ch. 1, 2
• Perilaku biaya
• Konsep relevant range
• Teknik pemisahan biaya tetap dan
variabel
Kasus
2 Penentuan Biaya per Unit RH Ch. 3, 4
• Sistem biaya pesanan
• Sistem biaya proses
• Pembebanan Overhead Pabrik
Kasus
3 Penentuan Biaya per Unit RH Ch. 18
• Alokasi Biaya Departemen Penunjang HM Ch. 7
• Alokasi Joint Costs
Kasus
4 Activity-Based Costing RH Ch. 5
• Distorsi biaya
• Pengertian ABC
• Pembebanan dua tahap dalam ABC
• ABC di perusahaan jasa
Kasus
5 Activity-Based Management RH Ch. 6
• Konsep Dasar ABM HM Ch. 12
• Dimensi ABC: costs allocation and
performance
• Operating ABM
• Strategic ABM
Kasus

54
6 JIT (Lean Accounting), Cost of Quality, dan RH Ch. 15
Target Costing HM Ch. 11
• Pengelolaan biaya dalam tahap
perencanaan
• Pengelolaan biaya dengan
mempergunakan biaya kualitas
• Pengelolaan biaya dalam JIT
Kasus
7 Penyusunan Anggaran dan Pengendalian RH Ch. 9, 10, 11
• Penganggaran
• Biaya Standar
• Analisis penyimpangan
Kasus
Ujian Tengah Semester
8 Pertanggungjawaban dan Evaluasi Kinerja RH Ch. 12, 13
• Pusat pertanggungjawaban
• Transfer pricing
• ROI, RI, EVA
Kasus
9 Pengukuran dan Implementasi Strategi RH Ch. 10
• BSC HM Ch. 13
Kasus
10 Analisis CVP RH Ch. 8
• Pembedaan biaya variabel dan tetap
• Laporan keuangan dengan format direct
costing
• Analisis BEP
• CVP under uncertainty
Kasus
11 Pengambilan Keputusan Jangka Pendek RH Ch. 14
• Konsep Biaya Relevan
• Penentuan Harga
• Make or Buy
• Sell or Process further
• Keep or Drop
• Product Mix
Kasus
12 Theory of Constraint HM Ch. 21
• Konsep TOC
• Asumsi TOC
• Lima langkah dalam TOC
• Penggunaan TOC dalam Pengambilan
Keputusan
Kasus
13 Analisis Biaya Lingkungan RH Ch. 12
• Analisis biaya pengelolaan lingkungan HM Ch. 16

55
• Pelaporan biaya pengelolaan
lingkungan
• Pembahasan Kasus
Kasus
14 Topik Bebas
Ujian Akhir Semester

Kurikulum dan silabus PPA telah dimutakhirkan pada tahun 2006 dan
selanjutnya pada tahun 2008 sesuai dengan surat keputusan KERPPA
Nomor: KEP-42/SK/KERPPA/IAI/IX/2008 tanggal 4 September 2008.

56
PERSYARATAN PESERTA PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
Pendidikan Profesi Akuntansi adalah pendidikan tambahan pada akhir
pendidikan sekolah setelah program sarjana Ilmu Ekonomi pada program
studi akuntansi. Dengan mempertimbangkan tujuan penyelenggaraannya
maka penyelenggaraan PPA akan dapat tercapai apabila diikuti oleh peserta
yang telah menyelesaikan program sarjana Ilmu Ekonomi pada program
studi akuntansi dari perguruan tinggi yang terakreditasi.

PERSYARATAN PENGAJUAN REKOMENDASI PENYELENGGARAAN


PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
Sesuai dengan keputusan Komite Evaluasi dan Rekomendasi Pendidikan
Profesi Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia (KERPPA IAI), No: KEP-
54/SK/KERPPA/IAI/I/2009 tentang Pedoman Pengajuan dan Perpanjangan
Izin Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi Tahun 2009, berikut
adalah ketentuan yang harus dipenuhi perguruan tinggi yang akan
mengajukan rekomendasi penyelenggaraan PPA:
1. Program studi jurusan akuntansi mendapat Akreditasi A dari Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi.
2. Program studi jurusan akuntansi telah berdiri selama lebih dari 8
(delapan) tahun.
3. Jumlah mahasiswa akuntansi yang terdaftar minimal sebanyak 600
(enam ratus) orang.
4. Jumlah dosen tetap yang dimiliki minimal sebanyak 15 (lima belas)
orang.
5. Semua dosen yang memiliki register akuntan telah menjadi anggota
IAI.
6. Memiliki fasilitas internet untuk dosen dan mahasiswa.

57
Kriteria penilaian untuk mendapat rekomendasi adalah sebagai berikut:

NO KRITERIA NILAI

1. Lamanya program studi jurusan akuntansi >15 tahun = 75


telah berdiri adalah lebih dari 2 kali masa 8 -15 tahun = 50
studi rata-rata

2. Rasio Dosen Tetap Akuntansi vs Σ 1 : ≤25 = 250


mahasiswa, dengan ketentuan: 1 : 26<mhs≤30 = 225
a. Nilai dosen tetap yang S1 = 1 1 : 31<mhs≤35 = 200
Nilai dosen tetap yang S2 = 1
1 : 36<mhs≤40 = 175
Nilai dosen tetap yang S3 = 1
1 : 41<mhs≤45 = 150
Nilai dosen tetap yang Guru besar = 1
1 : 46<mhs≤50 = 125
b. Akuntan ber-register yang menjadi
1 : >50 =0
Dosen Tetap Akuntansi sebanyak 20%
dari seluruh Dosen Tetap Akuntansi
atau minimal 7 orang

3. Σ Judul buku yang relevan dengan - Buku yang ada pada silabus atau
Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi ekuivalen) = 50

*judul lain hrs terbitan setelah thn 2000 - sda + 20 judul lain = 70
kecuali UU dan peraturan yg masih - sda + 20 judul lain = 80
berlaku - sda + 20 judul lain = 90
- sda + 20 judul lain = 100

4. Σ Judul jurnal atau majalah akuntansi - 7 jurnal DN + 3 LN = 60


yang dilanggan - sda + 3 DN/LN = 70
Dari 7 Jurnal DN tersebut harus ada 2 - sda + 3 DN/LN = 80
diantaranya JRAI & Akuntan Indonesia, - sda + 3 DN/LN = 90
minimal berlangganan 3 tahun ke depan
- sda + 3 DN/LN = 100
dari saat pengajuan
- 7 jurnal DN + database jurnal LN
seperti Proquest, EPSCO, JSTOR,
Science Direct = 100

58
5. Rasio Σ komputer yang bisa digunakan 1 : ≤10 = 125
mahasiswa:
1 : 11<mhs≤20 = 100

1 : 21<mhs≤30 = 80

1 : 31<mhs≤40 = 60

1 : >40 = 0

6. Aktivitas dosen sebagai praktisi tidak ada =0


*Keterangan keaktifan sebagai praktisi 5 – 9 orang = 25
min. paling lambat 3 bulan sebelum >10 orang = 50
Borang diajukan

7. Keanggotaan dosen dalam asosiasi tidak ada =0


profesi sebagai pengurus IAI 1 – 2 orang = 20
3 – 4 orang = 35
>4 orang = 50

8. Keanggotaan dosen dalam asosiasi 15 orang =0


profesi sebagai anggota IAI 16 – 30 orang = 25
>30 orang = 50

9. Penyelenggaraan Program Pasca Sarjana Tidak ada =0


Akuntansi/Keuangan yang memiliki S2 Akuntansi/Keuangan = 25
akreditasi dari BAN PT S3 Akuntansi/Keuangan = 25
S2 + S3 = 50

10. Jaringan internet harus memiliki minimal 10 =0


10 akses 11 - 25 = 25
>25 = 50
Jaringan Hot Spot (Wifi) = 75

11. Jaringan e-library = 25


(perpustakaan elektronik)

12. Akreditasi internasional = 25

13. Kerja sama internasional = 25

59
IAI akan memberikan rekomendasi bagi penyelenggara PPA yang
memperoleh total nilai minimal sebesar 700.

Peninjauan kembali atas rekomendasi penyelenggaraan PPA dilakukan


dengan ketentuan sebagai berikut:

Nilai PPA Jangka waktu peninjauan


700 – 799 3 tahun
800 – 899 4 tahun
> 900 5 tahun

UJIAN AKHIR DAN SERTIFIKAT

Pada akhir setiap mata ajar PPA diselenggarakan ujian akhir yang bentuknya
diserahkan kepada masing-masing penyelenggara PPA. Tanda kelulusan
PPA adalah sertifikat yang diterbitkan oleh penyelenggara PPA. Dengan
sertifikat PPA tersebut maka seseorang dapat mendaftarkan diri ke
Departemen Keuangan dan mendapatkan nomor register sesuai dengan
ketentuan pada SK Menteri Keuangan Nomor 331/KMK.017/1999 tanggal 18
Juni 1999.

60
PANDUAN PERPANJANGAN IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
PROFESI AKUNTANSI

Perpanjangan izin penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA)


merupakan proses evaluasi ulang atas kelayakan penyelenggaraan PPA.
Perguruan tinggi mendapat izin sesuai dengan skor evaluasi yang
diperolehnya. Perguruan tinggi pemegang izin PPA diharapkan dapat
meningkatkan skor evaluasi pada proses evaluasi ulang tersebut.

Ketentuan tambahan untuk perpanjangan izin adalah jumlah skor yang


diperoleh diharapkan untuk meningkat dibanding saat pertama izin diberikan.
Dalam rentang waktu tersebut, KERPPA berhak memprogramkan
pelaksanaan evaluasi secara mendadak yang tidak terjadwal untuk
memantau pelaksanaan PPA. Evaluasi ini bertujuan untuk memantau
apakah penyelenggara konsisten mentaati ketentuan KERPPA dan menjaga
kualitas penyelenggaraan sesuai evaluasi kelayakan yang dilakukan saat
pertama kali izin pembukaan atau perpanjangan diberikan.

Perpanjangan izin penyelenggaraan PPA dilalui setelah adanya evaluasi


yang dilakukan oleh KERPPA yang terdiri dari dua tahap, yaitu tahap
evaluasi administratif (desk evaluation) untuk kelengkapan dokumen
pendukung yang dikirimkan oleh perguruan tinggi pemohon akreditasi PPA
serta tahap evaluasi fisik (visitasi) untuk evaluasi atas dokumen pendukung
yang dikirimkan oleh perguruan tinggi pemohon akreditasi PPA dibandingkan
dengan fakta fisik yang ada di perguruan tinggi tersebut. Tahap visitasi ini
akan dilakukan apabila dokumen pendukung yang dikirimkan oleh perguruan
tinggi penyelenggara PPA telah dinyatakan lengkap.

Sesuai dengan keputusan Komite Evaluasi dan Rekomendasi Pendidikan


Profesi Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia (KERPPA IAI), No: KEP-
54/SK/KERPPA/IAI/I/2009 tentang Pedoman Pengajuan dan Perpanjangan
Izin Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi Tahun 2009, berikut
adalah ketentuan yang harus dipenuhi perguruan tinggi yang akan
mengajukan perpanjangan izin penyelenggaraan PPA:

61
1. Program studi jurusan akuntansi mendapat Akreditasi A dari Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi.
2. Program studi jurusan akuntansi telah berdiri selama lebih dari 8
(delapan) tahun.
3. Jumlah mahasiswa akuntansi yang terdaftar minimal sebanyak 600
(enam ratus) orang.
4. Jumlah dosen tetap yang dimiliki minimal sebanyak 15 (lima belas)
orang.
5. Semua dosen yang memiliki register akuntan telah menjadi anggota
IAI.
6. Memiliki fasilitas internet untuk dosen dan mahasiswa.

STANDAR PENILAIAN PERPANJANGAN IZIN PENYELENGGARAAN


PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
Standar penilaian merupakan tolok ukur yang harus dipenuhi oleh
penyelenggara PPA. Standar penilaian terdiri atas beberapa indikator kunci
yang dapat digunakan sebagai dasar (1) penyajian data dan informasi
mengenai kinerja dan keadaan penyelenggara PPA (2) evaluasi dan
penilaian mutu kinerja, keadaan dan perangkat kependidikan penyelenggara
PPA, (3) penetapan kelayakan perguruan tinggi untuk menyelenggarakan
PPA dan (4) perumusan rekomendasi perbaikan dan pembinaan mutu
penyelenggara PPA.

Standar penilaian mencakup komitmen inti penyelenggara PPA terhadap


efektivitas program pendidikan (educational effectiveness).

Keseluruhan standar penilaian adalah sebagai berikut:


Standar 1: Kemahasiswaan
Standar ini merupakan tolok ukur yang digunakan dalam evaluasi dan
penilaian mengenai kebijakan, prosedur, dan profil mahasiswa PPA yang
akan diterima. Berisikan gambaran yang jelas mengenai kebijakan
penyelenggara PPA yang terkait dengan penerimaan mahasiswa PPA yang
menguraikan kebijakan rekrutmen dan seleksi mahasiswa, karakteristik
mahasiswa, serta peningkatan jumlah mahasiswa sebagai bukti kualitas
yang baik dan going concern program PPA.

62
Standar 2: Tenaga Pengajar
Standar ini merupakan tolok ukur yang digunakan dalam evaluasi dan
penilaian mengenai kualifikasi, kualitas, keaktifan dan keanggotaan di
profesi, dan banyaknya tenaga pengajar yang terlibat dalam
penyelenggaraan PPA. Standar ini juga mengukur keterlibatan praktisi untuk
memperkaya materi PPA serta keikutsertaan tenaga pengajar dalam
kegiatan profesional berkelanjutan seperti training, seminar, workshop,
simposium atau konferensi. Berisikan gambaran yang jelas mengenai tenaga
pengajar yang menguraikan kecukupan dosen, dosen yang berpraktik,
anggota asosiasi profesi, aktivitas PPL, serta dosen tamu dari
profesi/praktisi.

Standar 3: Kurikulum
KERPPA telah menetapkan kurikulum minimal yang harus dilaksanakan oleh
penyelenggara PPA. Kurikulum dan silabus ini berlaku secara nasional dan
tidak ada yang boleh dikurangi dalam pelaksanaannya. Untuk itu,
penyelenggara PPA harus memberikan arahan yang lengkap dan
komprehensif tentang pelaksanaan kurikulum bagi semua mata ajar dalam
bentuk pedoman yang harus dipahami oleh seluruh sivitas akademika.
Arahan tersebut dilengkapi dengan perangkat monitoring dan evaluasi
pelaksanaannya.

Selain ketaatan terhadap kurikulum dan silabus sesuai ketetapan KERPPA,


standar ini juga menilai dilaksanakannya tambahan mata ajar pilihan untuk
memperkaya mahasiswa atas skill dan knowledge khusus.

Standar 4: Sarana & Prasarana


Standar ini berkenaan dengan kemampuan penyelenggara PPA dalam
menyediakan dan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada. Sarana
dan prasarana yang dinilai adalah laboratorium dan komputer serta
perpustakaan yang meliputi fasilitas dan bahan pustaka berupa buku wajib
dan tambahan, buku pendukung yang relevan, jurnal dalam dan luar negeri
serta layanan e-library.

63
Standar 5: Sistem Pembelajaran
Standar ini berkenaan dengan tolok ukur untuk terwujudnya proses dan
metode pembelajaran yang efisien dan efektif, serta sistem evaluasi yang
valid sesuai dengan ketentuan KERPPA. Aspek yang dinilai meliputi:
kesesuaian metode pengajaran dan evaluasi hasil pembelajaran dengan
panduan KERPPA.

Standar 6: Lulusan
Standar ini berkenaan dengan karakteristik, profil, dan pemetaan lulusan
sebagai produk. Standar ini mencakup mutu kompetensi lulusan serta
pelacakan dan komunikasi di antara lulusan dengan penyelenggara PPA.
Aspek yang dinilai adalah:

1. IPK Lulusan

2. Jumlah lulusan yang mengikuti ujian profesi seperti CPA Indonesia,


Ujian Sertifikasi Akuntansi Syariah, Certified Professional Management
Accountants, serta CFA.

PARAMETER DAN SKOR PENILAIAN PERPANJANGAN IZIN


PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
Perpanjangan izin penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi dinilai
berdasarkan 6 (enam) standar yang menjadi parameter penilaian dengan
menggunakan panduan penilaian skor sebagai berikut:

Resume Skor Masing-masing Kriteria Standar:

Kriteria Standar Skor maks

I. KEMAHASISWAAN 105

II. TENAGA PENGAJAR 315

III. KURIKULUM 130

IV. PRASARANA & SARANA 310

V. SISTEM PEMBELAJARAN 100

VI. LULUSAN 40

64
Penjabaran Detail Skor Masing-masing Kriteria Standar:

Skor
Kriteria Standar
maks

I. 1. Kebijakan rekrutmen dan seleksi mahasiswa 50

I. 2. Karakteristik mahasiswa 15

I. 3. Peningkatan jumlah mahasiswa 40

II. 1. Kecukupan dosen 150

II. 2. Dosen yang berpraktik 25

II. 3. Anggota asosiasi profesi 50

II. 4. Aktivitas PPL 50

II. 5. Dosen tamu dari profesi/praktisi 40

III. 1. Ketaatan kurikulum dan silabus sesuai ketetapan 100


KERPPA

III. 2. Tambahan mata ajar pilihan 30

IV. 1. Rasio jumlah komputer yang dapat digunakan mahasiswa 80

IV. 2. Akses internet 30

IV. 3. 1. Buku wajib dan tambahan 70

IV. 3. 2. Buku pendukung yang relevan 30

IV. 3. 3. Jurnal dalam dan luar negeri 70

IV. 3. 4. Layanan e-library 30

V. 1. Kesesuaian metode pengajaran dan evaluasi hasil 100


pembelajaran dengan panduan KERPPA

VI. 1 Jumlah lulusan yang mengikuti ujian profesi: USAP, 20


CPMA

VI. 2. IPK Lulusan 20

65
Detail panduan perhitungan nilai:

Skor
Kriteria Standar Nilai
maks

I. KEMAHASISWAAN 105

I. 1. Kebijakan rekrutmen dan seleksi 50 1. Semua kriteria terpenuhi:


mahasiswa 50
1. Mahasiswa yang diterima berasal 2. Kriteria 1, 2, & 3
dari program S1 jurusan akuntansi terpenuhi: 35
yang terakreditasi
3. Jika 1, 2, atau 3 tidak
2. Mekanisme seleksi yang terpenuhi: 0
dilaksanakan berupa ujian tertulis.
3. Ada program matrikulasi.
4. Ujian TPA & TOEFL

I. 2. Karakteristik Mahasiswa 15 1. Rata-rata IPK calon


IPK calon mahasiswa mahasiswa yang diterima
> 2,75: nilai 15
2. Rata-rata IPK calon
mahasiswa yang diterima
< 2,75: nilai 10

I. 3. Peningkatan jumlah mahasiswa 40 1. Mahasiswa yang diterima


mengalami peningkatan
>25% : nilai 40
2. Mahasiswa yang diterima
mengalami peningkatan
<25% : nilai 20
3. Mahasiswa yang diterima
menurun: nilai 0

II. TENAGA PENGAJAR 315

II. 1. Kecukupan dosen 150 1. Rasio 1 : ≤ 25, nilai 150


a. Rasio dosen tetap akuntansi 2. Rasio 1 : 26 < mhs ≤ 30,
dibandingkan mahasiswa, dengan nilai 125
ketentuan: 3. Rasio 1 : 31 < mhs ≤ 35,
Nilai dosen tetap yang S1 = 1 nilai 100
Nilai dosen tetap yang S2 = 1 4. Rasio 1 : 36 < mhs ≤ 40,
Nilai dosen tetap yang S3 = 1 nilai 75
Nilai dosen tetap yang Guru Besar 5. Rasio 1 : 41 < mhs ≤ 45,
=1 nilai 50

66
b. Akuntan ber-register yang menjadi 6. Rasio 1 : 46 < mhs ≤ 50,
Dosen Tetap Akuntansi sebanyak nilai 25
20% dari seluruh Dosen Tetap
7. Rasio 1 : > 50 tidak
Akuntansi atau minimal 7 orang
diperpanjang

II. 2. Dosen yang berpraktik 25 1. Jumlah dosen tetap yang


merupakan praktisi > 10
orang, nilai 25
2. Jumlah dosen tetap yang
merupakan praktisi 5 - 9
orang, nilai 15

II. 3. Anggota asosiasi profesi 50 1. Jumlah dosen tetap yang


merupakan anggota
asosiasi profesi > 30
orang, nilai 50
2. Jumlah dosen yang
merupakan anggota
asosiasi profesi 15-30
orang, nilai 25

II. 4. Aktivitas PPL yang diikuti dosen 50 1. Jumlah kegiatan PPL yang
baik sebagai pembicara maupun diikuti minimal 10 orang
peserta dosen dalam 3 tahun, ≥
40 kegiatan, nilai 50
2. Jumlah kegiatan PPL yang
diikuti minimal 10 orang
dosen dalam 3 tahun: 30 -
39 kegiatan, nilai 25
3. Jumlah kegiatan PPL yang
diikuti minimal 10 orang
dosen dalam 3 tahun: <
30 kegiatan, nilai 15

II. 5. Dosen tamu dari profesi/praktisi 40 1. Jumlah kegiatan dosen


tamu yang merupakan
praktisi dalam 3 tahun
terakhir ≥ 30 kegiatan,
nilai 40
2. Jumlah kegiatan dosen
tamu yang merupakan
praktisi dalam 3 tahun
terakhir < 30 kegiatan,
nilai 0

67
III. KURIKULUM 130

III. 1. Ketaatan kurikulum dan silabus 100 1. Seluruh mata ajar


sesuai ketetapan KERPPA mentaati kurikulum dan
silabus yang ditetapkan
KERPPA, nilai 100
2. Ada mata ajar yang tidak
sesuai dengan kurikulum
dan silabus yang
ditetapkan KERPPA, nilai
50

III. 2. Tambahan mata ajar pilihan 30 1. Tambahan mata ajar


pilihan yang diikuti
mahasiswa berjumlah > 9
sks, nilai 30
2. Tambahan mata ajar
pilihan yang diikuti
mahasiswa berjumlah < 9
sks, nilai 20
3. Tidak ada tambahan mata
ajar pilihan, nilai 0

IV. SARANA & PRASARANA 310

IV. 1. Rasio jumlah komputer yang dapat 80 1. 1 : ≤ 10, nilai 80


digunakan mahasiswa 2. 1 : 11 < mhs ≤ 20, nilai 60
3. 1 : 21 < mhs ≤ 30, nilai 40
4. 1 : 31 < mhs ≤ 40, nilai 20

IV. 2. Akses Internet 30 1. Adanya fasilitas internet


untuk mahasiswa ≥ 10
stasiun, nilai 30
2. Adanya fasilitas internet
untuk mahasiswa < 10
stasiun, nilai 10
3. Tidak ada fasilitas
internet, nilai 0

IV. 3. Perpustakaan 200

IV. 3. 1. Buku wajib 70 1. Buku wajib (atau


ekuivalen) lengkap sesuai
silabus, nilai: 70
2. Buku wajib (atau

68
ekuivalen) tidak lengkap
sesuai silabus, nilai: 35
IV. 3. 2. Buku pendukung yang relevan 30 1. Buku pendukung yang
relevan > 100 judul lain,
nilai: 30
2. Buku pendukung yang
relevan < 100 judul lain,
nilai: 10

IV. 3. 3. Jurnal dalam dan luar negeri 70 1. Jurnal DN > 12 jurnal, LN


> 5, nilai: 70
Di antaranya JRAI & Akuntan
2. 7 < Jurnal DN < 12 dan
Indonesia, minimal berlangganan 3 jurnal LN 3-5 jurnal, nilai:
tahun ke depan dari saat pengajuan 50
3. Jurnal DN < 7, jurnal LN
< 3, nilai: 0
4. 7 jurnal DN + database
jurnal LN seperti
Proquest, EPSCO,
JSTOR, Science Direct
70

IV. 3. 4. Layanan e-library (perpustakaan 30 1. Ada layanan e-library,


elektronik) nilai 30
2. Tidak ada layanan e-
library, nilai 0

V. SISTEM PEMBELAJARAN 100

V. 1. Kesesuaian metode pembelajaran & 100 1. Metode pembelajaran &


evaluasi hasil pembelajaran dengan evaluasi hasil
panduan KERPPA pembelajaran sesuai
dengan panduan
KERPPA, nilai 100
2. Metode pembelajaran &
evaluasi hasil
pembelajaran tidak sesuai
dengan panduan
KERPPA, nilai 50

VI. LULUSAN 40

69
VI. 1. Jumlah lulusan yang mengikuti ujian 20 1. Jumlah lulusan yang
profesi seperti: USAP, CPMA, USAS, mengikuti ujian profesi
CFA dalam tiga tahun > 50 %
dari seluruh lulusan, nilai
20
2. Jumlah lulusan yang
mengikuti ujian profesi
dalam tiga tahun 25 - 50%
dari seluruh lulusan, nilai
15
3. Jumlah lulusan yang
mengikuti ujian profesi
dalam tiga tahun < 25 %
dari seluruh lulusan, nilai
10
4. Tidak ada lulusan yang
mengikuti ujian profesi:
dalam tiga tahun, nilai 0

IV. 2. IPK Lulusan 20 1. Rata-rata IPK lulusan > 3:


nilai 20
2. Rata-rata IPK lulusan < 3:
nilai 10

Peninjauan kembali atas rekomendasi penyelenggaraan PPA dilakukan


dengan ketentuan sebagai berikut:

Nilai PPA Jangka waktu peninjauan


700 – 799 3 tahun
800 – 899 4 tahun
> 900 5 tahun

70
PENYUSUNAN BORANG APLIKASI PENGAJUAN REKOMENDASI
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

Borang Aplikasi Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) adalah alat untuk


memperoleh informasi mengenai kesiapan perguruan tinggi untuk
menyelenggarakan PPA. Izin untuk menyelenggarakan PPA akan ditetapkan
oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dengan mempertimbangkan
rekomendasi yang diberikan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Pertanyaan dalam Borang Aplikasi Pendidikan Profesi Akuntansi dapat


dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu prasyarat, kriteria utama dan faktor
pendukung. Prasyarat adalah kondisi yang harus dipenuhi suatu perguruan
tinggi sebelum dapat menyelenggarakan PPA. Kriteria Utama adalah syarat
utama yang harus dipenuhi oleh perguruan tinggi untuk dapat
menyelenggarakan Pendidikan Profesi Akuntansi. Sedangkan Faktor
Pendukung adalah nilai tambah yang dapat diperoleh perguruan tinggi
apabila memenuhi kondisi tertentu.

Beberapa pertanyaan dapat dijawab dengan menuliskan informasi yang


diperlukan ke dalam Borang Aplikasi dan beberapa memerlukan lembaran
tersendiri. Pada pertanyaan tertentu diperlukan dokumen pendukung untuk
melengkapi informasi yang diperlukan. Setiap lampiran dan dokumen
pendukung agar mencantumkan tanggal, nama, dan paraf penyusunnya.

Keputusan pemberian rekomendasi sangat tergantung dari kelengkapan,


kecermatan dan kewajaran informasi yang disajikan pada Borang Aplikasi.
Agar Borang Aplikasi dapat memuat informasi yang lengkap, cermat dan
wajar, maka dianjurkan agar Borang Aplikasi diisi oleh pejabat yang benar-
benar menguasai informasi yang diminta. Pejabat yang dimaksud adalah
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas atau Ketua Sekolah Tinggi dan Ketua
atau Sekretaris Jurusan atau Program Studi Akuntansi.

Borang Aplikasi yang telah diisi dengan lengkap agar dicetak dan
disampaikan tepisah dengan lampiran dan dokumen pendukung lainnya.
Borang Aplikasi dan kelengkapan lainnya agar dikirimkan kepada:

71
Komite Evaluasi dan Rekomendasi
Pendidikan Profesi Akuntansi
Ikatan Akuntan Indonesia
Grha Akuntan, Jl. Sindanglaya No. 1, Menteng
Jakarta Pusat 10310
Telp. 62 21 31904232 Fax. 62 21 7245078
Home page: http//www.iaiglobal.or.id
E-mail: iai-info@akuntan-iai.or.id

PENYUSUNAN BORANG PERPANJANGAN IZIN PENYELENGGARAAN


PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

Penyusunan Borang oleh penyelenggara PPA dilakukan melalui tahapan


sebagai berikut:

1. Pengumpulan data dan informasi

2. Analisis data dan informasi yang telah dikumpulkan

3. Mendeskripsikan respons terhadap parameter dalam 6 standar kriteria


yang ditetapkan

4. Menyiapkan dokumen pendukung sebagai lampiran borang, dilengkapi


dengan tabel yang tersedia dalam contoh, dan menyiapkan bukti
pendukung lainnya yang akan disajikan pada saat visitasi

5. Borang dan lampirannya dikemas dengan baik dan rapi, kemudian


disampaikan kepada DIKTI & KERPPA IAI

Borang perpanjangan izin PPA disusun merujuk kepada program dan kerja
hasil evaluasi diri penyelenggara PPA dan berbagai pedoman yang
digunakan dalam menyelenggarakan PPA, disertai analisis mengenai semua
standar akreditasi. Borang disusun dengan memperhatikan hal-hal berikut:

1. Tim Penyusun Borang.

Borang disusun oleh suatu tim kerja yang terdiri atas personil yang
memahami keseluruhan proses dan manajemen pelaksanaan PPA. Tim
kerja dibentuk oleh pimpinan fakultas, yang terdiri atas unsur dekan,

72
Pimpinan Jurusan dan Program PPA, para dosen serta staf
administrasi.

2. Berbagai Aspek yang Perlu Diperhatikan dalam Penyusunan Borang.

a. Tim penyusun Borang perlu mengkaji dan memahami setiap standar


dan kriteria akreditasi sebelum mulai menyusun Borang.

b. Setiap kriteria dijelaskan dalam bentuk deskripsi dan analisis yang


cermat sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

c. Data bukti pendukung dilampirkan dalam bentuk tabel dan rekapitulasi.


Bukti pendukung lain yang tidak dapat dilampirkan bersama Borang
disiapkan untuk disajikan pada saat visitasi.

d. Print out Borang dan lampiran pendukungnya serta soft copy yang
berisi dokumen terkait disampaikan kepada KERPPA IAI.

3. Isi Borang

Borang berisi penjelasan dan analisis tentang keenam standar beserta


parameternya, yaitu:

a. Jati diri penyelenggara PPA.

b. Deskripsi dan analisis mengenai standar dan butir-butir kriteria.

c. Lampiran.

73
IKATAN AKUNTAN INDONESIA

BORANG APLIKASI
PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

LAMBANG PERGURUAN TINGGI

FAKULTAS EKONOMI

(NAMA PERGURUAN TINGGI)

ALAMAT PERGURUAN TINGGI

TAHUN ....

74
BORANG APLIKASI PPA

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

1. PEJABAT YANG MENGISI BORANG INI

1. Nama Dekan / Ketua


2. Nama Ketua / Sekretaris Jurusan / Program

Pejabat yang mengisi borang ini adalah Dekan Fakultas Ekonomi atau
Ketua STIE dan Ketua atau Sekretaris Jurusan atau Program Studi
Akuntansi.

2. JATI DIRI LEMBAGA YANG AKAN MENYELENGGARAKAN PPA


1. Nama Lembaga
2. Alamat
3. Telepon
4. Faximili
5. Email
6. Website

Identitas lembaga yang akan menyelenggarakan PPA berupa nama,


alamat, dan lain sebagainya. Apabila lembaga tersebut memiliki lebih dari
satu kampus (alamat), maka alamat diisi dengan alamat yang paling
mudah untuk dihubungi.

BAGIAN INI SANGAT PENTING. Sebagai bagian dari evaluasi aplikasi, Saudara
diminta untuk mengisi borang ini dengan informasi yang benar. Informasi yang tidak
benar dapat berakibat tidak diberikan rekomendasi atau dicabutnya rekomendasi
yang telah diberikan.

75
PRASYARAT

3. Pembukaan Program Studi Jurusan Akuntansi (S1)


(Lampiran 1)

Nomor Surat Keputusan :

Tanggal :

Pembukaan Program Studi Jurusan Akuntansi (S1) telah berdiri selama


lebih dari 8 (delapan) tahun, diisi dengan nomor dan tanggal SK
Pembukaan Program Studi tersebut. Lampirkan fotokopi SK Pembukaan
Program Studi Jurusan Akuntansi (S1) sebagai Lampiran 1.

4. Akreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN)


(Lampiran 2)

Nomor Surat Keputusan :

Tanggal :

Nilai (score) :

Huruf :

Program studi jurusan Akuntansi mendapat Akreditasi A dari BAN, diisi


dengan Nomor, Tanggal, Nilai dan Huruf SK Akreditasi BAN. Lampirkan
fotokopi SK Akreditasi tersebut (Lampiran 2).

76
KRITERIA UTAMA

5. Jumlah Mahasiswa jurusan Akuntansi


(Lampiran 3)

D3 : Ekstensi S1 :

Ekstensi D3 : S2 :

S1 : S3 :

Rencana Mahasiswa PPA :

Jumlah mahasiswa akuntansi yang terdaftar minimal sebanyak 600


(enam ratus) orang. Diisi dengan seluruh jumlah mahasiswa jurusan
Akuntansi yang mendaftar pada semester berjalan atau terakhir (pada
saat pengisian Borang ini). Rencana mahasiswa yang akan diterima pada
PPA juga turut dihitung. Lampirkan seluruh daftar nama dari mahasiswa
jurusan akuntansi yang masih aktif. Lampirkan rekapitulasinya sesuai
dengan format berikut (Lampiran 3):
Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Angkatan D3 Ekstensi Ekstensi
S1 S2 S3 PPA* Jumlah
D3 S1
2003
2002
2001
2000
-
-
Total

* Estimasi mahasiswa PPA

6. Jumlah Dosen Tetap Akuntansi


(Lampiran 4 & 5)

S1 : S3 :

S2 : Profesor :
Jumlah dosen tetap yang dimiliki minimal sebanyak 15 (lima belas) orang.
Diisi dengan jumlah dosen tetap akuntansi pada saat pengisian Borang

77
ini. Dosen yang dicantumkan atau diakui adalah dosen yang telah lulus
program pendidikan yang berakreditasi atau disetarakan oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, sebagai berikut:
• S1 Akuntansi atau Akuntan
• S2 Akuntansi dan MM (yang terkait dengan Akuntansi)
• S3 Akuntansi dan yang terkait dengan Akuntansi
• Guru Besar Akuntansi

Konsentrasi bidang yang terkait dengan akuntansi adalah:


• Auditing
• Akuntansi Manajemen
• Perpajakan
• Sistem Informasi Akuntansi
• Pasar Modal
• Keuangan
Apabila ijazah S2 MM tidak mencantumkan secara jelas konsentrasi
bidangnya terkait dengan akuntansi, maka harus dilengkapi dengan
fotokopi transkrip nilai.

Lampirkan rekapitulasi dosen untuk masing-masing dosen S1, S2, S3


dan guru besar dengan contoh format di bawah ini:

Daftar Dosen Tetap Akuntansi


No. Nama Jurusan / Konsentrasi Asal Perguruan
Tinggi

Untuk masing-masing nama dosen, lampirkan dokumen sebagai berikut:


(Lampiran 5)

1. Fotokopi SK pengangkatan sebagai dosen tetap


Bagi perguruan tinggi swasta, dosen tetap harus dilampiri dengan SK
pengangkatan sebagi dosen tetap dari Mendiknas

78
2. Salinan ijazah yang telah disahkan
3. Fotokopi register negara

Jumlah dosen tetap yang memiliki register akuntan telah menjadi anggota
IAI minimal berjumlah 7 (tujuh) orang.

7. Rencana Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi


(Lampiran 6)
Diisi dengan rencana kurikulum PPA. Lampirkan rencana kurikulum PPA
sesuai dengan format berikut (Lampiran 6):
No. Mata Kuliah Bobot sks Pengampu
Kuliah Praktikum Jumlah Mata Kuliah

8. Silabus untuk Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi


(Lampiran 7)

Diisi dengan rencana silabus kurikulum PPA. Format rencana silabus


kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi tidak ditentukan (Lampiran 7).

9. Jumlah judul buku yang relevan dengan kurikulum Pendidikan


Profesi Akuntansi
(Lampiran 8 & 9)

Jumlah judul buku yang relevan dengan silabus :

Jumlah judul buku pendukung lainnya :

Diisi dengan jumlah judul buku yang relevan dengan kurikulum untuk
masing-masing mata ajar. Buku wajib (atau ekuivalen) dan buku
pendukung merupakan edisi terbaru. Lampirkan daftar buku untuk
masing-masing mata ajar sesuai format berikut; masing-masing untuk
buku yang relevan (buku wajib dan tambahan) (lampiran 8) dan buku
pendukung lainnya (lampiran 9).

79
Eksem
No. Judul Buku Pengarang Penerbit Edisi Tahun
plar

10. Jumlah Jurnal / Majalah Akuntansi


(Lampiran 10)

Dalam Negeri :

Luar Negeri :

Diisi dengan jumlah judul jurnal akuntansi atau yang relevan yang dimiliki,
(Lampiran 10). Masa berlangganan jurnal akuntansi atau yang relevan
minimal 3 (tiga) tahun ke depan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia (JRAI)
dan majalah Akuntan Indonesia wajib berlangganan. Apabila PPA
memiliki database jurnal luar negeri seperti Proquest, Ebsco, J-Stor,
Science Direct, dan lain-lain agar dilampirkan SPK berlangganannya.
Lampirkan daftarnya dengan format berikut ini.
Berlang Berlang
Judul Jurnal atau
No. Penerbit No. ISSN Frekuensi ganan ganan
Majalah Akuntansi
sejak hingga

11. Jumlah komputer yang dimiliki Fakultas Ekonomi/STIE dan


disediakan untuk mahasiswa
(Lampiran 11)
Diisi dengan jumlah komputer yang dimiliki oleh Fakultas Ekonomi atau
STIE yang disediakan untuk mahasiswa. Lampirkan daftarnya dengan
menggunakan format berikut (Lampiran 11):
Jenis Prosesor Jumlah Lokasi Lembaga
Pengelola

Jumlah

80
FAKTOR PENDUKUNG

12. Nama Dosen Tetap yang Beraktivitas sebagai Akuntan Publik,


Akuntan Manajemen.
(Lampiran 12)

Diisi dengan nama-nama Dosen Tetap Akuntansi yang berpraktik sebagai


Akuntan Publik, Akuntan Manajemen. Buatkan daftarnya sesuai dengan
format berikut (Lampiran 12):
NO. NAMA KANTOR JABATAN

13. Nama Dosen Tetap yang Aktif dalam Keanggotaan Asosiasi Profesi
sebagai Pengurus IAI (Pusat, Cabang Kompartemen, atau
Kompartemen Daerah)
(Lampiran 13)

Diisi dengan nama-nama Dosen Tetap Akuntansi yang aktif dalam


kepengurusan IAI (Pusat, Kompartemen, Cabang, atau Kompartemen
Daerah). Buatkan daftarnya sesuai dengan format berikut (Lampiran 13):
AKTIVITAS
NO. NAMA KANTOR JABATAN
DI IAI

14. Nama Dosen Tetap yang Aktif dalam Keanggotaan Asosiasi Profesi
sebagai Anggota IAI (Pusat, Cabang Kompartemen, atau
Kompartemen Daerah)
(Lampiran 14)

Diisi dengan nama-nama Dosen Tetap Akuntansi yang aktif dalam


keanggotaan IAI (Pusat, Kompartemen, Cabang, atau Kompartemen
Daerah). Buatkan daftarnya sesuai dengan format berikut (Lampiran 14):

81
AKTIVITAS
NO. NAMA KANTOR JABATAN
DI IAI

15. Apakah Lembaga Saudara menyelenggarakan Program Pendidikan


Pascasarjana Akuntansi yang telah diakreditasi BAN (atau telah
mendapatkan izin dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi)?
(Lampiran 15)

Nama Program :

Tahun Berdiri :

Nama Program :

Tahun Berdiri :

Nama Program :

Tahun Berdiri :

Diisi dengan Nama Program Pendidikan Pascasarjana Akuntansi yang


diselenggarakan dan tahun pembukaan program tersebut. Program
Pendidikan Pascasarjana Akuntansi tersebut harus mendapatkan
akreditasi BAN atau memperoleh izin penyelenggaraan dari Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi. Lampirkan SK Pembukaan Program
Pascasarjana tersebut (Lampiran 15)

16. Jaringan internet yang dimiliki Fakultas Ekonomi/STIE


(Lampiran 16)

Diisi dengan jumlah jaringan internet minimal 10 akses yang dimiliki oleh
Fakultas Ekonomi atau STIE. Lampirkan daftarnya dengan menggunakan
format berikut (Lampiran 16):

82
Lembaga
Jenis Prosesor Jumlah Lokasi
Pengelola

Jumlah

17. Apakah lembaga Saudara terakreditasi secara internasional?


(Lampiran 17)

YA TIDAK

Coret salah satu yang tidak perlu

Akreditasi Internasional dari :

Nomor Surat Keputusan :

Tanggal :

Nilai (score) :

Huruf :

Memperoleh AkreditasI Internasional dari, diisi dengan Nomor, Tanggal,


Nilai dan Huruf SK Akreditasi. Lampirkan fotokopi SK Akreditasi tersebut
(Lampiran 17).

18. Apakah lembaga Saudara menjalin kerja sama internasional dengan


pihak lain?
(Lampiran 18)

YA TIDAK

Coret salah satu yang tidak perlu

Lampirkan fotokopi MOU atau surat perjanjian kerja sama internasional


dengan pihak lain tersebut (Lampiran 18).

83
Pernyataan

Dengan ini kami menyatakan bahwa informasi yang kami berikan


pada Borang ini beserta lampirannya adalah benar dan akurat, dan
kami setuju untuk memberitahukan kepada IAI setiap perubahan
informasi di atas atau informasi lain yang mungkin mempengaruhi
pemberian rekomendasi oleh IAI.

Tanda tangan Ketua/Sekretaris Jurusan/Program

Tanda tangan Dekan/Ketua :

Tanggal :

Kelengkapan Dokumen dan Borang Aplikasi

Borang Aplikasi Saudara tidak akan diproses apabila tidak lengkap

; Borang Aplikasi yang telah diisi dengan lengkap


; Lampiran 1: Fotokopi SK Pembukaan Program Studi Jurusan
Akuntansi
; Lampiran 2: Fotokopi SK Akreditasi dari BAN
; Lampiran 3: Rekapitulasi Mahasiswa Jurusan Akuntansi
; Lampiran 4: Rekapitulasi Dosen Tetap Akuntansi
; Lampiran 5: Fotokopi SK Pengangkatan sebagai Dosen Tetap &
Salinan Ijazah Dosen Tetap yang Telah Disahkan
; Lampiran 6: Rencana Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi
; Lampiran 7: Silabus Kurikulum Pendidikan Profesi Akuntansi
; Lampiran 8: Daftar Buku yang Relevan dengan Kurikulum
; Lampiran 9: Daftar Buku–buku Lainnya
; Lampiran 10: Daftar Jurnal Akuntansi
; Lampiran 11: Daftar Komputer
; Lampiran 12: Fotokopi SK bebas UNA atau Daftar Mahasiswa yang
Telah Lulus UNA Profesi
; Lampiran 13: Daftar Dosen Tetap yang Beraktivitas sebagai
Praktisi.
; Lampiran 14: Daftar Dosen Tetap sebagai Pengurus IAI.
; Lampiran 15: Daftar Dosen Tetap sebagai Anggota IAI.
; Lampiran 16: Fotokopi SK Pembukaan Program Pascasarjana
; Lampiran 17: Fotokopi SK Terakreditasi Internasional
; Lampiran 18: Fotokopi MOU Kerja Sama Internasional

84
Kirimkan Borang Aplikasi yang telah diisi lengkap beserta dokumen
lainnya ke:

Komite Evaluasi dan Rekomendasi


Pendidikan Profesi Akuntansi
Ikatan Akuntan Indonesia
Graha Akuntan, Jl. Sindanglaya No. 1, Menteng
Jakarta Pusat 10310
Telp. 62 21 31904232 Fax. 62 21 7245078
Home page: http//www.iaiglobal.or.id
E-mail: iai-info@akuntan-iai.or.id

85
IKATAN AKUNTAN INDONESIA

BORANG PERPANJANGAN
PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

LAMBANG PERGURUAN TINGGI

FAKULTAS EKONOMI

(NAMA PERGURUAN TINGGI)

ALAMAT PERGURUAN TINGGI

TAHUN ....

86
BORANG PERPANJANGAN PPA

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

1. PEJABAT YANG MENGISI BORANG INI

1. Nama Dekan/Ketua
2. Nama Ketua/Sekretaris Jurusan/Program

2. JATI DIRI PENYELENGGARA PPA

1. Nama Program
2. Alamat
3. Telepon
4. Faximili
5. Email
6. Website
7. Izin Penyelenggaraan
Diisi dengan nomor SK dan tanggal dikeluarkannya SK Dirjen Dikti.
8. Nilai/Masa Evaluasi
Diisi dengan nilai yang diperoleh pada saat evaluasi dan masa
evaluasi yang diberikan KERPPA.
9. Kelembagaan
Diisi dengan informasi struktur kelembagaan, misalnya berada di
bawah jurusan atau di bawah dekan.
10. Susunan Personel Pengelola
Diisi dengan nama ketua, sekretaris, dan bidang yang dimiliki bila ada.

87
3. DAFTAR TIM PENYUSUN BORANG

4. KATA PENGANTAR

5. RANGKUMAN EKSEKUTIF

6. DESKRIPSI STANDAR PENILAIAN

Standar 1: KEMAHASISWAAN

Berikan gambaran yang jelas mengenai kemahasiswaan yang menguraikan


hal-hal sebagai berikut:

1. Kebijakan rekrutmen dan seleksi mahasiswa, meliputi:

• Pedoman rekrutmen yang berisikan persyaratan dan prosedur yang


harus dipenuhi oleh calon mahasiwa untuk dapat diterima pada PPA.
Mahasiswa yang diterima sesuai dengan ketentuan KERPPA harus
sarjana S1 jurusan akuntansi yang berasal dari program studi yang
terakreditasi.

• Mekanisme seleksi yang dilaksanakan, yaitu adanya ujian tertulis.

• Adanya program matrikulasi sebagai proses refreshment &


upgrading accounting knowledge calon peserta PPA.

• Adanya ujian TPA & TOEFL.

2. Karakteristik Mahasiswa

• IPK calon mahasiswa yang diterima.

Informasi dilengkapi dengan tabel jumlah pendaftar, diterima dan daftar


ulang, score test serta IPK rata-rata sebagai berikut:

88
Jumlah Jumlah Daftar IPK
Jumlah Diterima Ulang Score Test Rata-rata
Angkatan
Pendaftar (jumlah dan (jumlah dan Rata-rata Mahasiswa
persentase) persentase) diterima

Data tambahan untuk kebutuhan KERPPA (tidak masuk dalam kriteria


penilaian)
a. Perguruan Tinggi Asal Calon Mahasiswa

Perguruan Tinggi Jumlah Mahasiswa Setiap


Kota Total
Asal Angkatan

b. Status Bekerja atau Tidak Bekerja Mahasiswa

Status Jumlah Mahasiswa Setiap Angkatan Total


Bekerja
Tidak bekerja

3. Peningkatan jumlah mahasiswa

• Peningkatan jumlah mahasiswa dalam 3 tahun terakhir sebagai


indikator going concern program PPA.

Lengkapi data jumlah seluruh mahasiswa PPA pada semester berjalan


atau terakhir (pada saat pengisian Borang ini). Lampirkan rekapitulasinya
sesuai dengan format berikut:

Prosentase
Angkatan Jumlah Mahasiswa
kenaikan/penurunan

Note: Ditambahkan grafik jumlah mahasiswa per angkatan

89
Tambahkan data jumlah dan IPK mahasiswa PPA yang aktif sampai
dengan data terakhir.

Angkatan Mahasiswa Aktif IPK < 3.00 IPK > 3.00


Jumlah % Jumlah % Jumlah %

Note: Ditambahkan grafik IPK

Standar 2: TENAGA PENGAJAR

Berikan gambaran yang jelas mengenai tenaga pengajar yang menguraikan


hal-hal berikut:

1. Jumlah pengajar tetap

Dosen tetap adalah dosen yang diangkat dan ditempatkan sebagai


tenaga tetap pada perguruan tinggi tempat diselenggarakannya program
PPA.

2. Kecukupan dosen

Kecukupan dosen adalah rasio dosen tetap akuntansi dibandingkan


dengan mahasiswa akuntansi. Mahasiswa akuntansi meliputi
keseluruhan mahasiswa yang aktif pada program D3, S1, S2 di bidang
akuntansi, serta mahasiswa program PPA.

3. Kualifikasi pendidikan dan jabatan akademik

Diisi dengan jumlah dosen tetap akuntansi pada saat pengisian Borang
akreditasi ini. Dosen yang dicantumkan atau diakui adalah dosen yang
telah lulus program pendidikan yang berakreditasi atau disetarakan oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, sebagai berikut:
• S1 Akuntansi atau Akuntan
• S2 Akuntansi dan MM (yang terkait dengan Akuntansi)
• S3 Akuntansi dan yang terkait dengan Akuntansi
• Guru Besar Akuntansi

90
Konsentrasi bidang yang terkait dengan akuntansi adalah:
• Auditing
• Akuntansi Manajemen
• Perpajakan
• Sistem Informasi Akuntansi
• Pasar Modal
• Akuntansi Keuangan
Lampirkan rekapitulasi dosen S1, S2, S3, dan Guru Besar dengan format
di bawah ini.

No. Nama Jenjang Pendidikan Jurusan/ Asal Perguruan


Konsentrasi Tinggi

Untuk masing-masing nama dosen, lampirkan dokumen sebagai berikut:

a. Fotokopi SK pengangkatan sebagai dosen tetap

Bagi perguruan tinggi swasta, dosen tetap harus dilampiri dengan SK


pengangkatan sebagai dosen tetap dari Mendiknas.

b. Salinan ijazah yang telah disahkan

4. Jumlah akuntan beregister

Diisi dengan nama-nama dosen tetap akuntansi yang telah didaftarkan di


Departemen Keuangan untuk memperoleh nomor register akuntan.

Buatkan daftarnya sesuai format berikut:

No. Nama Nomor Register Akuntan

Untuk masing-masing nama dosen, lampirkan fotokopi register akuntan.

91
5. Pengajar yang berpraktik

Diisi dengan nama-nama dosen tetap akuntansi yang merangkap aktif


sebagai partner/auditor di kantor akuntan publik, aktif sebagai akuntan
manajemen di suatu institusi yang berpraktik.

Buatkan daftarnya sesuai format berikut:

No. Nama Kantor Jabatan

Untuk masing-masing nama dosen, lampirkan surat keterangan


praktik/SK/surat tugasnya.

6. Anggota asosiasi profesi

Diisi dengan nama-nama dosen tetap akuntansi yang didaftarkan dan


aktif menjadi anggota di Ikatan Akuntan Indonesia pada kompartemen
akuntan pendidik, maupun aktif di asosiasi profesi yang terkait dengan
bidang akuntansi lainnya.

Buatkan daftarnya sesuai format berikut:

No. Nama Asosiasi Jabatan

Untuk masing-masing nama dosen, lampirkan SK pengangkatan sebagai


pengurus, surat keterangan keanggotaan asosiasi atau fotokopi kartu
anggota.

7. Aktivitas PPL yang diikuti baik sebagai pembicara maupun peserta

Diisi dengan nama-nama dosen tetap akuntansi yang mengikuti kegiatan


profesional berkelanjutan sebagai peserta atau pembicara dalam

92
kegiatan seperti training, seminar, workshop, simposium atau konferensi
di bidang akuntansi dan terkait.

Buatkan daftarnya sesuai format berikut:

No. Nama Judul Tanggal Penyelenggara Status


Kegiatan penyelenggaraan

Untuk masing-masing nama dosen, lampirkan fotokopi sertifikat


kehadiran kegiatan PPL.

8. Dosen tamu dari profesi/praktisi

Diisi dengan nama-nama dosen tamu yang diundang untuk


melaksanakan kegiatan akademik selama penyelenggaraan program
PPA.

Buatkan daftarnya sesuai format berikut:

No. Nama Judul Kegiatan Tanggal Mata Kuliah


penyelenggaraan

Standar 3: KURIKULUM

Berisikan gambaran yang jelas mengenai pelaksanaan dan perangkat


monitoring serta evaluasi pelaksanaan kurikulum yang ditetapkan oleh
penyelenggara PPA yang menguraikan hal-hal berikut:

1. Ketaatan kurikulum dan silabus sesuai ketetapan KERPPA; serta

2. Tambahan mata ajar pilihan untuk memperkaya mahasiswa atas skill


dan knowledge khusus.

Penyelenggara PPA harus melampirkan arahan yang lengkap dan


komprehensif tentang pelaksanaan kurikulum bagi semua mata ajar dalam
bentuk pedoman yang harus dipahami oleh seluruh sivitas akademika.

93
Standar 4: SARANA & PRASARANA

Berisi gambaran yang jelas mengenai kemampuan penyelenggara PPA


dalam menyediakan dan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada.
Sarana dan prasarana yang dinilai adalah:

1. Laboratorium dan Komputer

• Kecukupan Komputer

• Akses Internet

Lampirkan rekapitulasi jumlah komputer yang dimiliki oleh Fakultas


Ekonomi atau STIE yang disediakan untuk mahasiswa dengan
menggunakan format berikut:

Lembaga
Jenis Prosesor Jumlah Lokasi Akses Internet
Pengelola

Jumlah

2. Perpustakaan

• Buku wajib (atau ekuivalen)

• Buku pendukung yang relevan

• Jurnal dalam dan luar negeri

• Layanan e-library
Buku wajib (atau ekuivalen) dan buku pendukung merupakan edisi
terbaru. Lampirkan masing-masing daftar buku wajib (atau ekuivalen)
serta buku pendukung yang relevan dengan silabus sesuai format berikut
ini:
No. Judul Buku Pengarang Penerbit Edisi Tahun Eksemplar

94
Masa berlangganan jurnal akuntansi atau yang relevan minimal 3 (tiga)
tahun ke depan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia (JRAI) dan majalah
Akuntan Indonesia wajib berlangganan. Apabila PPA memiliki database
jurnal luar negeri seperti Proquest, Ebsco, J-Stor, Science Direct, dan
lain-lain agar dilampirkan SPK berlangganannya.
Lampirkan daftar jurnal akuntansi atau yang relevan dengan format
berikut ini.
Judul Jurnal Berlangganan Berlangganan
No Penerbit No. ISSN Frekuensi
Dalam Negeri sejak hingga

Judul Jurnal Berlangganan Berlangganan


No Penerbit No. ISSN Frekuensi
Luar Negeri sejak hingga

Standar 5: SISTEM PEMBELAJARAN

Berikan gambaran yang jelas mengenai tolok ukur terwujudnya proses dan
metode pembelajaran yang efisien dan efektif, serta sistem evaluasi yang
valid sesuai dengan ketentuan KERPPA meliputi: kesesuaian metode
pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran dengan panduan KERPPA,
persyaratan kelulusan dan penyelesaian studi, proses belajar-mengajar,
serta bahan ajar sesuai persyaratan untuk penyelenggaraan program PPA.

Penyelenggara PPA menjelaskan pedoman pengembangan dan


pelaksanaan rancangan pembelajaran, metode pembelajaran, mutu bahan
ajar, evaluasi program pembelajaran, kesesuaian kegiatan dengan rencana,
pemutakhiran bahan ajar, kelengkapan sarana pembelajaran, kemutakhiran
sarana pembelajaran, efektivitas pembelajaran, keterlibatan aktif mahasiswa,
dan ketaatan realisasi topik pengajaran sesuai dengan ketentuan KERPPA.

95
Standar 6: LULUSAN

Berisikan data mengenai lulusan, yang meliputi:

1. IPK Lulusan

2. Jumlah lulusan yang mengikuti ujian profesi: USAP, CPMA, USAS, CFA

Ujian profesi yang diikuti oleh lulusan PPA adalah ujian sertifikasi akuntan
yang diselenggarakan oleh IAI.

Diisi dengan rata – rata tingkat kegagalan studi mahasiswa PPA, lama studi
para lulusan dan IPK lulusan tiap angkatan.

a. Tingkat Gagal Studi per Angkatan

Angkatan Awal Mahasiswa Lulus Gagal % Gagal


Perkuliahan Terdaftar Studi Studi

b. Lama Studi Para Lulusan per Angkatan

Jumlah Lulus dalam Semester Gagal Studi


Angkatan
Lulusan II % III % IV % Jumlah %

c. IPK Lulusan

Angkatan IPK < 3.00 IPK > 3.00 Total IPK


Jumlah % Jumlah % Lulusan Rata-rata

Note: Ditambahkan Grafik IPK Lulusan

Lampirkan daftar nama lulusan yang telah mengikuti ujian profesi dengan
format berikut ini.

No. Nama Mahasiswa Jenis Ujian Penyelenggara Tahun ujian

96
Pernyataan

Dengan ini kami menyatakan bahwa informasi yang kami berikan


pada Borang ini beserta lampirannya adalah benar dan akurat, dan
kami setuju untuk memberitahukan kepada IAI setiap perubahan
informasi di atas atau informasi lain yang mungkin mempengaruhi
pemberian rekomendasi oleh IAI.

Tanda tangan Ketua/Sekretaris Jurusan/Program

Tanda tangan Dekan/Ketua :

Tanggal :

97
98

You might also like