You are on page 1of 17

Nur Syara Zunaizah

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang ada dilangit dan apa yang ada di
bumi serta bagi-Nya segala puji di akherat. Dan Dialah yang Maha Bijaksana dan Maha
Mengetahui. Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul
“Efektivitas Metode Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar pada Mata Kuliah Kalkulus”.
Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstuktur pada mata kuliah
Psikologi Pendidikan pada program studi Pendidikan Matematika fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Serta diharapkan dapat
dijadikan bahn pertimbangan dosen dalam memberikan penilaian.
Dalam laporan ini penulis mencoba mengungkap sejauh mana effektivitas
penggunaan metode belajar mahasiswa terhadap hasil belajr pada mata kuliah kalkulus,
sebagi upaya meningkatkan minat dan prestasi mahasiswa pada mata kuliah tersebut.
Penulis sadari dalam penyusunan laporan ini, tidak luput dari kehilapan, penulis
mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyusunan laporan yang jauh dari sempurna
ini. “Dan bahwasanya manusia tiada memperoleh selain apa yang ia usahakannya” (Q.S
An-Najam : 39).
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penilaian terhadap laporan ini penulis
serahkan pada dosen pembimbing dan pembaca. Semoga apa yang disajikan pada laporan
ini dapat bermanfaat bagi yang berkepentingan.

Bandung, Desember 2006

Penulis

1 Psikologi Pendidikan
Nur Syara Zunaizah

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Matematika merupakan salah satu unsur utama dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu matematika dari bentuk yang paling sederhana
sampai yang kompleks memberikan sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan
lainnya dan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian matematika perlu dipahami dan
dikuasai oleh semua lapisan masyarakat khususnya mahasiswa Pendidikan Matematika,
karena melalui pembelajaran metematika dapat mengembangkan nalar berpikir logis,
sistematik, kritis, cermat, serta berpikir objektif dan terbuka dalam menghadapi berbagai
masalah khususnya dalam mata kuliah Kalkulus.
Sejauh ini penulis melihat banyak rekan dan rekanita kelas B yang kurang
menyenangi mata kuliah kalkulus karena menganggap mata kuliah yang sukar dan sulit
dipahami. Sehingga hasil belajar kurang memuaskan. Namun, ada pula mahasiswa yang
kurang menyenangi mata kuliah kalkulus tetapi memperoleh hasil yang cukup memuaskan
dengan menggunakan berbagai metode belajar. Atas dasar ini penulis berpikir adakah
efektivitas metode belajar yang diterapkan terhadap hasil belajar.
Pada kenyataan dari wawancara dengan rekan-rekan, mereka menyatakan berbagai
metode belajar yang digunakan sedikitnya menpengaruhi hasil belajar yang diperoleh.
Akan tetapi kejanggalanpun terlihat ketika ada beberapa rekan menggunakan metode
belajar yang sama. Namun pencapaian hasil belajarnya berbeda.
Berdasarkan uraian di atas penulis merasa terdorong untuk menggunakan penelitian
mengenai sejauh mana pengaruh metode belajar yang digunakan terhadap hasil belajar,
sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar pada mata kuliah kalkulus.

B. Rumusan dan Pembatasn Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah; Apakah metode belajar dapat mempengaruhi hasil
belajar? Dan mengapa dengan metode yang sama hasil belajar berbeda? Adakah faktor-
faktor lain yang mempengaruhi?.
Untuk menghindari terlampau luasnya permasalahan maka peneliti membatasi oleh
hal-hal berikut:

2 Psikologi Pendidikan
Nur Syara Zunaizah

1. Penelitian ini dilaksanakan di kelas B prodi Pendidikan Matematika Semester satu


angkatan 2006.
2. Mata kuliah yang dijadikan bahan penelitian difokuskan pada hasil belajar kalkulus
1.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


Penelitian dengan menggunakan metode wawancara, observasi lapangan, dan
questioner kepada teman-teman kelas B prodi matematika ini bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana efektivitas metode belajar terhadap hasil belajar pada mata kuliah kalkulus
dan adakah faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan metode yang digunakan.
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai masukan kepada teman-teman yang
kurang menyenangi mata kuliah kalkulus. Dengan menggunakan metode belajar yang lebih
efektif dalam upaya meningkatkan hasil belajar pada mata kuliah tersebut. Berdasakan
keuntungan-keuntungannya, dengan mengetahui faktor yang mempengaruhi keberhasilan
metode belajar yang digunakan dapat pula dijadikan bahan pemikiran bagi teman-teman
untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap perlu sebagai tolak ukur keberhasilan metode
belajar yang sudah digunakan.

3 Psikologi Pendidikan
Nur Syara Zunaizah

BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis Teoritis
Setiap individu adalah unik. Artinya setiap individu memiliki perbedaan antara
yang satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut bermacam-macam, mulai dari perbedaan
fisik, pola berpikir dan cara-cara merespon atau mempelajari hal-hal baru. Dalam hal
belajar, masing-masing individu memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menyerap
pelajaran yang diberikan. Oleh karena itu dalam dunia pendidikan dikenal berbagai metode
untuk dapat memenuhi tuntutan perbedaan individu tersebut. Di negara-negara maju sistem
pendidikan bahkan dibuat sedemikian rupa sehingga individu dapat dengan bebas memilih
pola pendidikan yang sesuai dengan karakteristik dirinya.
Di Indonesia seringkali kita mendengar keluhan dari orangtua yang merasa sudah
melakukan berbagai cara untuk membuat anaknya menjadi "pintar". Orangtua berlomba-
lomba menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah-sekolah terbaik. Selain itu anak diikutkan
dalam berbagai kursus maupun les privat yang terkadang menyita habis waktu yang
seharusnya bisa dipergunakan anak atau remaja untuk bermain atau bersosialisasi dengan
teman-teman sebayanya. Namun demikian usaha-usaha tersebut seringkali tidak
membuahkan hasil seperti yang diharapkan, bahkan ada yang justru menimbulkan masalah
bagi anak dan remaja.
Apa sebenarnya yang terjadi? Mengapa anak-anak tersebut tidak kunjung-kunjung
pintar? Salah satu faktor yang dapat menjadi penyebabnya adalah ketidaksesuaian cara
belajar yang dimiliki oleh sang anak dengan metode belajar yang diterapkan dalam
pendidikan yang dijalaninya termasuk kursus atau les privat. Cara belajar yang
dimaksudkan disini adalah kombinasi dari bagaimana individu menyerap, lalu mengatur
dan mengelola informasi.
1. Otak Sebagai Pusat Belajar
Otak manusia adalah kumpulan massa protoplasma yang paling kompleks
yang ada di alam semesta. Satu-satunya organ yang dapat mempelajari dirinya
sendiri dan jika dirawat dengan baik dalam lingkungan yang menimbulkan
rangsangan yang memadai, otak dapat berfungsi secara aktif dan reaktif selama

4 Psikologi Pendidikan
Nur Syara Zunaizah

lebih dari seratus tahun. Otak inilah yang menjadi pusat belajar sehingga harus
dijaga dengan baik sampai seumur hidup agar terhindar dari kerusakan.
Menurut MacLean, otak manusia memiliki tiga bagian dasar yang
seluruhnya dikenal sebagai triune brain/three in one brain (dalam DePorter &
Hernacki, 2001). Bagian pertama adalah batang otak, bagian kedua sistem limbik
dan yang ketiga adalah neokorteks.
Batang otak memiliki kesamaan struktur dengan otak reptil, bagian otak ini
bertanggungjawab atas fungsi-fungsi motorik-sensorik-pengetahuan fisik yang
berasal dari panca indra. Perilaku yang dikembangkan bagian ini adalah perilaku
untuk mempertahankan hidup, dorongan untuk mempertahankan spesies.
Disekeliling batang otak terdapat sistem limbik yang sangat kompleks dan
luas. Sistem ini berada di bagian tengah otak manusia. Fungsinya bersifat
emosional dan kognitif yaitu menyimpan perasaan, pengalaman yang
menyenangkan, memori dan kemampuan belajar. Selain itu sistem ini mengatur
bioritme tubuh seperti pola tidur, lapar, haus, tekanan darah, jantung, gairah
seksual, temperatur, kimia tubuh, metabolisme dan sistem kekebalan. Sistem limbik
adalah panel kontrol dalam penggunaan informasi dari indra penglihatan,
pendengaran, sensasi tubuh, perabaan, penciuman sebagai input yang kemudian
informasi ini disampaikan ke pemikir dalam otak yaitu neokorteks.
Neokorteks terbungkus di sekitar sisi sistem limbik, yang merupkan 80%
dari seluruh materi otak. Bagian ini merupakan tempat bersemayamnya pusat
kecerdasan manusia. Bagian inilah yang mengatur pesan-pesan yang diterima
melalui penglihatan, pendengaran dan sensasi tubuh manusia. Proses yang berasal
dari pengaturan ini adalah penalaran, berpikir intelektual, pembuatan keputusan,
perilaku normal, bahasa, kendali motorik sadar, dan gagasan non verbal. Dalam
neokorteks ini pula kecerdasan yang lebih tinggi berada, diantaranya adalah :
kecerdasan linguistik, matematika, spasial/visual, kinestetik/perasa, musikal,
interpersonal, intrapersonal dan intuisi.
2. Karakteristik Cara Belajar
Berdasarkan kemampuan yang dimiliki otak dalam menyerap, mengelola
dan menyampaikan informasi, maka cara belajar individu dapat dibagi dalam 3
(tiga) kategori. Ketiga kategori tersebut adalah cara belajar visual, auditorial dan
kinestetik yang ditandai dengan ciri-ciri perilaku tertentu. Pengkategorian ini tidak
berarti bahwa individu hanya yang memiliki salah satu karakteristik cara belajar

5 Psikologi Pendidikan
Nur Syara Zunaizah

tertentu sehingga tidak memiliki karakteristik cara belajar yang lain.


Pengkategorian ini hanya merupakan pedoman bahwa individu memiliki salah satu
karakteristik yang paling menonjol sehingga jika ia mendapatkan rangsangan yang
sesuai dalam belajar maka akan memudahkannya untuk menyerap pelajaran.
Dengan kata lain jika sang individu menemukan metode belajar yang sesuai dengan
karakteristik cara belajar dirinya maka akan cepat ia menjadi "pintar" sehingga
kursus-kursus atau pun les private secara intensif mungkin tidak diperlukan lagi.
Adapun ciri-ciri perilaku individu dengan karakteristik cara belajar seperti
disebutkan diatas, menurut DePorter & Hernacki (2001), adalah sebagai berikut:
a. Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara Belajar Visual
Individu yang memiliki kemampuan belajar visual yang baik ditandai
dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:
• rapi dan teratur
• berbicara dengan cepat
• mampu membuat rencana jangka pendek dengan baik
• teliti dan rinci
• mementingkan penampilan
• lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar
• mengingat sesuatu berdasarkan asosiasi visual
• memiliki kemampuan mengeja huruf dengan sangat baik
• biasanya tidak mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik
ketika sedang belajar
• sulit menerima instruksi verbal (oleh karena itu seringkali ia minta
instruksi secara tertulis)
• merupakan pembaca yang cepat dan tekun
• lebih suka membaca daripada dibacakan
• dalam memberikan respon terhadap segala sesuatu, ia selalu
bersikap waspada, membutuhkan penjelasan menyeluruh tentang tujuan
dan berbagai hal lain yang berkaitan.
• jika sedang berbicara di telpon ia suka membuat coretan-coretan
tanpa arti selama berbicara
• lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
• sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat "ya" atau
"tidak”

6 Psikologi Pendidikan
Nur Syara Zunaizah

• lebih suka mendemonstrasikan sesuatu daripada


berpidato/berceramah
• lebih tertarik pada bidang seni (lukis, pahat, gambar) daripada musik
• seringkali tahu apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai
menuliskan dalam kata-kata
b. Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara Belajar Auditorial
Individu yang memiliki kemampuan belajar auditorial yang baik
ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:
• sering berbicara sendiri ketika sedang bekerja
• mudah terganggu oleh keributan atau suara berisik
• lebih senang mendengarkan (dibacakan) daripada membaca
• jika membaca maka lebih senang membaca dengan suara keras
• dapat mengulangi atau menirukan nada, irama dan warna suara
• mengalami kesulitan untuk menuliskan sesuatu, tetapi sangat pandai
dalam bercerita
• berbicara dalam irama yang terpola dengan baik
• berbicara dengan sangat fasih
• lebih menyukai seni musik dibandingkan seni yang lainnya
• belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan
daripada apa yang dilihat
• senang berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu secara
panjang lebar
• mengalami kesulitan jika harus dihadapkan pada tugas-tugas yang
berhubungan dengan visualisasi
• lebih pandai mengeja atau mengucapkan kata-kata dengan keras
daripada menuliskannya
• lebih suka humor atau gurauan lisan daripada membaca buku
humor/komik
c. Karakteristik Perilaku Individu dengan Cara Belajar Kinestetik
Individu yang memiliki kemampuan belajar kinestetik yang baik
ditandai dengan ciri-ciri perilaku sebagai berikut:
• berbicara dengan perlahan
• menanggapi perhatian fisik
• menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian mereka

7 Psikologi Pendidikan
Nur Syara Zunaizah

• berdiri dekat ketika sedang berbicara dengan orang lain


• banyak gerak fisik
• memiliki perkembangan otot yang baik
• belajar melalui praktek langsung atau manipulasi
• menghafalkan sesuatu dengan cara berjalan atau melihat langsung
• menggunakan jari untuk menunjuk kata yang dibaca ketika sedang
membaca
• banyak menggunakan bahasa tubuh (non verbal)
• tidak dapat duduk diam di suatu tempat untuk waktu yang lama
• sulit membaca peta kecuali ia memang pernah ke tempat tersebut
• menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
• pada umumnya tulisannya jelek
• menyukai kegiatan atau permainan yang menyibukkan (secara fisik)
• ingin melakukan segala sesuatu
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan hasil belajar
a. Faktor Intern
1) Aspek Fisiologi
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai
tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi
semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran . kondisi organ tubuh
yang lemah, apalagi jika kita pusing misalnya dapat menurunkan kualitas ranah
cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya kurang bahkan tidak
berbekas sama sekali.
2) Aspek Psikologi
• intelegensi siswa
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik
untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan denan
cara yang tepat (Rober, 1988). Jadi intelegensi sebenarnya bukan persoalan
kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan
tetapi, memang harus diakuai bahwa peran otak dalam hubungannya dalam
intelegensi manusia lebih menonjol daripada organ-organ tubuh yang lainnya.
Karena otak merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh aktivitas
manusia.
• latihan dan ulangan

8 Psikologi Pendidikan
Nur Syara Zunaizah

Karena terlati, karena sering kali menggulang sesuatu, maka kecakapan dan
pengetahuan yang dimlikinya dapat menjadi makin dikuasai dan makn
mendalam. Sekalinya tanppa latihan pengalaman-pengalaman yang telah
dimiliki dapat menjadi hilang atau berkurang.
• Motivasi
Motivasi merupakan dorongan bagi suatu organisme uantuk melakukan
sesuatu. Motivasi intrinsik dapat mendorong seseorang sehingga akhirnya
orang itu menjadi spesialisasi dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu.
Karena tidak mungkin seseorang mau berusaha mempelajari sesuatu dengan
sebaik-baiknya, jika ia tidak mengetahui berapa penting dan faedahnya hasil
yang akan dicapai dari belajar itu bagi dirinya.
• safat-sifat pribadi seseorang
Tiap-tiap orang mempunyai sifat dan kepribadian masing-masing yang
berbeda antara seorang dan orang lain. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada
seseorang sedikit banyak turut pula mempengaruhi sampai dimanakah hasil
belajar yang sidah dicapai? Misalnya seseorang yang mempunyai sifat tekun,
disiplin, dalam belajar, harlus perasaannya, berkemauan keras maka oarang
ini berkemungkinan mencapai hasil belajar yang baik. Begitu juga sebaliknya.
Tapi bukan berarti tidak mungkin sifat dan hasil belajar akan terbalik..
b. Faktor Ekstern
1) Lingkunagan dan Kesempatan
Lingkungan dimana tempat seseorang tinggal akan mempengaruhi
kualitas belajarnya karena proses belajar harus dilakukan ditempat yang baik
dan nyaman. Sering kita melihat untuk membuat lingkungan belajar yang
nyaman maka seseorang akan berusaha mencari bahkan menciptakan sendiri
lingkungan belajar yang sesuai dengan dirinya. Misalnya seseorang agar merasa
termotivasi dalam belajarnya maka ia akan mencari teman-teman yang dapat
mempengaruhi semangat belajar atau seseorang akan pergi ke tempat yang
tenang dimana jauh dari keramaian agar ia dapat belajar dengan tenang dll.
Adanya kesempatan untuk belajar dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar,
missalnya seseorang akibat tidak adanya kesempatan yang di sebabkan oleh
sibuknya pekerjaan setiap hari, banyaknya masalah-masalah yang dihadapi dll
membuat kesempatan untuk belajarnya terhambat. Sehingga seseorang tidak
dapat belajar dengan maksimal.

9 Psikologi Pendidikan
Nur Syara Zunaizah

2) Guru dan Cara Mengajar


Terutama dalam belajar dalam suatu lembaga pendidikan formal, faktor
pengajar dan cara mengajarnya sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan
proses belajar. Karena siswa sering sekali menjadi malas belajar dikarenakan
kepribadian pengajar yang kurang bahkan tidak disenangi. Hal itu bisa di
sebabkan karena cara belajarnya yang menotondan membosankan. Sehingga
dalam hal ini pengajar sangatlah perlu memperhatikan hal tersebut, agar siswa
lebih senang dan termotivasi dalam belajarnya.
3) Alat-alat Pelajaran
Faktor pengajaran dan cara mengajar, tidak dapat kita lepaskan dari ada
tidaknya, dan cukup tidaknya alat-alat pelajaran yang tersedia pada lembaga
pembelajaran sepeti sekolah, kampus, tempat kursus, dll. Karena sekolah/
kampus yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk
belajar ditambah dengn cara belajar yang baik dari pengajar-pengajarnya,
kecakapan pengajar dalam menggunakan alat-alat itu akan mempermudah
dengan pencapaian belajar siswa.
4) Keadaan Keluarga
Suasana dan keadaan keluarga baik dari segi ekonomi, keharmonisan,
dan kenyamanan yang bernacam-macam itu turut menentukan bagaimana dan
sampai dimana belajar yang dialami dan dicapai oleh seorang siswa. Termasuk
dalam keluarga juga, ada tidaknya atau tersedia tidaknya fasilitas yang
diperlukan dalam belajar turut memegang peranan yang cukup penting pula.
5) Motivasi Sosial
Karena belajar itu adalah suatu proses yang timbul dari dalam, maka
faktor motivasi memegang peranan pula. Motivasi sosial dapat ditimbulkan dari
orang-orang disekitarnya seperti orang tua, guru, saudara, teman-teman
sepermainan dan sekolah.
Dengan mempertimbangkan dan melihat cara belajar apa yang paling menonjol dari
diri seseorang maka orangtua atau individu yang bersangkutan (yang sudah memiliki
pemahaman yang cukup tentang karakter cara belajar dirinya) diharapkan dapat bertindak
secara arif dan bijaksana dalam memilih metode belajar yang sesuai. Bagi para remaja
yang mengalami kesulitan belajar, cobalah untuk mulai merenungkan dan mengingat-ingat
kembali apa karakteristik belajar anda yang paling efektif. Setelah itu cobalah untuk

10 Psikologi Pendidikan
Nur Syara Zunaizah

membuat rencana atau persiapan yang merupakan kiat belajar anda sehingga dapat
mendukung agar kemampuan tersebut dapat terus dikembangkan.

B. Analisis Empirik ( Study Lapangan)


Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan menggunakan metode
wawancara, observasi, serta questioner terhadap rekan dan rekanita di kelas B prodi
Matematika sebagai objek penelitian, didapat data sebagai berikut :
1. Sebagian besar rekan-rekan merupakan tipe pelajar audio visual dan
kinestetik, yaitu tipe pelajar yang lebih senang belajar dengan mendengarkan dan
melihat penjelasan, serta beberapa diantaranya lebih menyenangi belajar dengan
praktek langsung atau pengerjaan latihan-latihan.
2. Hampir semua rekan dan rekanita menganggap bahwa mata kuliah
kalkulus “sulit”, menurut mereka kalkulus merupakan mata kuliah yang sulit dipahami,
disamping dosenya yang mereka anggap telalu tegas sehingga dalam mengikuti
pengajaran terasa menegangkan. Namun ada beberapa diantaranya yang mengangap
kalkulus itu “mudah”, karena menjadikan kalkulus sebagai mata kuliah yang
menantang, meskipun pada kenyataannya pencapaian hasil belajar mereka belum bisa
dianggap maksimal. Sedangkan sisanya menganggap biasa saja, menurut mereka
segala sesuatu itu jangan terlalu dianggap sulit yang penting “dijalani sesuai
kemampuan”.
3. Sebagian besar rekan dan rekanita dalam mempelajari kalkulus
menggunakan metode belajar pengulangan dan latihan (tipe kinestetik) serta bantuan
tutor sebaya, akan tetapi dalam pencapaian hasil belajarnya berbeda-beda. Ternyata
menurut mereka walaupun menggunakan metode belajar yang sama bahkan melakukan
belajar bersama sekalipun tidan menjamin pencapaian hasil belajar yang sama, hal ini
disebabkan beberapa faktor yaitu, pengusaan dan pemahaman materi, penguasaan dan
pemahaman terhadap masalah, serta cara pemecahan masalah yang berbeda.
Disamping faktor-faktor tersebut, yang paling utama dan mendasar mengapa
pencapaian hasil belajanya berbeda yaitu dati tingkan ketekunan dan kedisiplinan
masing-masing dalam belajar. Sedangkan sisanya menggunakan metode belajar
mandiri dan fokus pada saat pembelajaran di kelas, mereka menganggap dengan
metode sperti ini bisa lebih paham daripada dengan mendengarkan penjelasan dari

11 Psikologi Pendidikan
Nur Syara Zunaizah

rekan lain yang mungkin dapat berbeda dengan konsep yang diberikan. Dan ternyata
beberapa rekan dan rekanita berdasarkan observasi peneliti ternyata dapat memperoleh
hasil belajar yang cukup bagus, hal ini di tunjuang dengan ketekunan dan
kesungguhannya. Tetapi sebagian besar kurang berhasil karena marasa “down” disaat
menemukan permasalahan yang tidak dapat diselesaikan, sedangkan untuk bertanya
pada rekan yang lain mereka tidak cukup berani.
4. Bebarapa rekan dan rekanita dalam menunjang metode belajarnya
banyak yang menggunakan bantuan rekan yang lain yang dianggap lebih paham dan
menguasai materi sebagai tutor sebaya. Mereka menganggap penjelasan lebih mudan
difahami dan merekan tidak merasa tegang dan enggan, malah lebih leluasa untuk
bertanya materi-materi yang dirasakan kurang dikuasai. Upaya lain yang dilakukan
adalah dengan meminta tambahan pengajaran pada jam lain dari asisten dosen atau
kaka tingkat untuk menjelaskan kembali materi yang masih kurang dikuasai dan
dipahami.
5. Menurut rekan dan rekanita belajar kalkulus itu yang penting tekun
dan disiplin dalam belajar, maka hasil belajarnya pun akan memuaskan. Banyak
mengulang dan mengerjakan latihan adalah salah satu cara untuk memperkuat
pemahaman dan penguasaan materi terutama materi-materi dasar.

C. Analisis Peneliti
Dari hasil penelitian ini peneliti berpendapat, bahwa pada dasarnya mata kuliah
kalkulus itu tidaklah sesulit seperti yang dianggap kebanyakan rekan dan rekanita.
Sebenarnya rekan dan rekanita yang menganggap kalkulus itu sulit dikarenakan beberapa
hal diantanya:
1. Ketidakpahaman materi-materi dasar karena sewaktu di SMA/MA kurang bahkan
tidak serius dalam mempelajarinya, yang merupakan bekal dasar paling utama dalam
mempelajari kalkulus.
2. Ada beberapa rekan dan rekanita dari jurusan IPS sehingga mengalami kesulitan
untuk menyesuaikan dengan materi-materi yang dipelajari di jurusan IPA terutama
kalkulus.
3. Perasaan tidak senang terhadap dosen yang bersangkutan, menyebabkan dalam
proses pembelajaranpun tidak fokus bahkan hanya sekedar mengisi absen tanpa bisa
menyerap apa yang disampaikan dosen tersebut.

12 Psikologi Pendidikan
Nur Syara Zunaizah

4. Kebanyakan rekan dan rekanita yang memang kurang menguasai, tidak berusaha
meluangkan waktu untuk mempelajarai materi lebih serius dan keengganan untuk
bertanya kepada dosen bersangkutan atau rekan lain yang dianggap lebih memahami.
Untuk rekan dan rekanita yang menganggap bahwa kalkulus itu mudah, selain
karena mereka mengusai materi-materi dasar yang menjadi penunjang dalam mempelajari
kalkulus juga dikarenakan kesenangan mereka terhadap matematika dan mengganggap
kesulitan dalam matematika terutama kalkulus sebagi suatu tantangan. Sedangkan rekan
dan rekanita yang menganggap kalkulus biasa saja berpendapat segala sesuatu itu akan
terasa sulit atau mudah tergantung bagaimana seseorang menyikapinya.
Dalam pencapaian hasil belajar seseorang sedikit banyak dipengaruhi beberapa
hal yaitu, faktor interen dan faktor eksteren. Dalam hal ini peneliti menggaris bawahi
faktor yang sangat mempengaruhi pencapaian hasil belajar objek yang peneliti analisis
adalah motivasi dan intelegencinya. Hal ini terlihat dari sebagian besar rekan dan rekanita
yang sukses dengan metode yang digunakannya dikarenakan adanya motivasi untuk lebih
tekun dan disiplin dalam menpergunakan metode belajarnya, salah satu dan yang paling
utama yang dijadikan motivasi adalah keinginan untuk mendapat nilai semaksimal
mungkin serta kesenangannya mendalami masalah-masalah yang dianggap sulit dalam
kalkulus. Serta inteleginsi yang dimiliki seseorang dalam segi exact (Ilmu pasti), terutama
dari segi penguasaan dan pemahamannya terhadap materi-materi dasar penunjang
pembelajaran kalkulus yang telah dipelajari pada jenjang pendidikan sebelumnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar kalkulus rekan dan
rekanita selain dari faktor interen dan eksteren, juga dipengaruhi faktor lain yang tidak
kalah pentingnya yaitu metode belajar yang digunakaan serta penguasaan dan pemahaman
materi-matari dasar sebagai penunjang pembelajaran kalkulus. Berdasarkan analisis
peneliti metode belajar yang cukup efektif serta sudah banyak dipergunakan rekan dan reka
yaitu metode pengulangan dan pelatihan soal-soal serta materi-materi yang telah ataupun
belum disampaikan. Namun kemaksimalan pencapaiannya tergantung kepada bagaimana
keseriusan, kedisiplinan, dan ketekunan rekan dan rekanita.

13 Psikologi Pendidikan
Nur Syara Zunaizah

BAB III
PENUTUP

B. Simpulan
Berdasarkan hasi penelitian yang telah dilaksanakan peneliti menarik kesimpulan
bahwa :
1. Faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar khususnya
kalkulus rekan dan rekanita selain faktor-faktor interen dan eksteren yang paling
mempengarihu adalah metode belajar yang dipergunakan serta ketekunan dan
kedisiplinannya dalam mempelajari materi-materi yang telah bahkan belum
disampaikan.
2. Perbedaan pencapaian hasil belajar yang diperoleh dengan
menggunakan metode belajar sama disebabkan karena perbedaan tingkat ketekunan
dan kedisiplinan rekan dan rekanita dalam menggunakan metode belajarnya, serta
kemampuan itelegensi dalam menguasai dan memahami materi-materi dasar sebagai
penunjang pembelajaran kalkulus.
3. Adapun faktor lain yang mempengaruhi yaitu pembelajaran lain
yang dilasksanakan diluar jam pelajaran seperti tambahan-tambahan dengan asisten
dosen ataupun rekan lain yang dianggap lebih paham, dan belajar kelompok yang
dilaksanakan secara continue bersama rekan-rekan yang lebih dan kurang menguasai
materi. Sedangkan dari segi psikologis siswanya yaitu apakah rekan dan rekanita
merasa senang (keinginan sendiri) atau suatu keterpaksaan memasuki jurusan
matematika.

14 Psikologi Pendidikan
Nur Syara Zunaizah

C. Saran
Dengan adanya laporan penelitian ini diharapkan rekan dan rekanita dapat lebih
termotivasi untuk mempelajari kalkulus yang selama ini kebanyakan dianggap sulit dengan
menggunakan metode-metode belajar yang dirasakan lebih effektiv dan sesuai dengan
rekan dan rekanita sendiri, agar dapat memperoleh pencapaian hasil belajar yang
maksimal. Serta rekan dan rekanita dapat merubah anggapan bahwa kalkulus itu sulit,
karena pada dasarnya anggapan tersebut ada dikarenakan ketidak senangan dan kurangnya
penguasaan terhadap materi-materi kalkulus.
Adapun beberapa tips atau saran-saran yang dapat peneliti ajukan sebagai masukan
kepada rekan dan rekanita untuk membiasakan belajar yang efisien khususnya pada mata
kuliah kalkulus, yang diharapkan dapat membantu dalam pencapaian hasil belajar secara
maksimal. Yang perlu diperhatikan adalah :
1. Miliki dahulu tujuan belajar yang pasti
2. Usahakan adanya tempat belajar yang memadai
3. Jaga kondisi fisik jangan sampai mengganggu konsentrasi dan keaktifan mental
4. Rencanakan dan ikutilah jadwal waktu untuk belajar
5. Selingilah belajar dengan waktu istirahat yang teratur
6. Selama belajar gunakan metode penggologan dan latihan-latihan
7. Buatlah catatan-catatan kecil atau rangkuman yang tersusun rapi
8. Adakan penilaian terhadap kesulitan bahan untuk dipelajari lebih lanjut
9. Pusatkanperhatian dengan sungguh-sungguh pada waktu belajar
10. Pelajari dengan teliti setiap masalah yang disajikan
11. Mencoba menyelesaikan mesalah denag berbagai cara
12. Cari patner belajar yang memang benar-benar cocok dan dapat membantu
13. Analisislah kebiasaan belajar yang dilakukan dan cobalah untuk memperbaiki
kelemahan

15 Psikologi Pendidikan
Nur Syara Zunaizah

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, Thomas. 1987. In Their Own Way. Los Angeles: Jeremy P. Tarcher

Butler, Kathleen A. 1988. It’s All in Your Mind: A Student’s Guide to Leraning Style.
Columbia: The Learner’s Dimension

Badler, Ricard. 1985. Using Your Brain for a Change. Moab, Utah: Real People Press

Gregorc, Anthony. 1982. An Adult’s Guide to Style. Maynard: Gabriel System.

Hernacki, Mike dan DePorter, Bobbi. 2000. Quantum Learning: Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Bandung:Penerbit Kaifa

Herrmann, Ned. The Creative Brain. Lake Lure, N.C: Brain Books

MacLean, Paul. 1990. Thr Triune Brain in Evolution. New York: Plenum

Mu'tadin, Zainun. 2002. Artikel: Mengenal Cara Belajar Individu. Jakarta: www.e-
psikologi.com

Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Logosv Wacana Ilmu

16 Psikologi Pendidikan
Nur Syara Zunaizah

Purwanto, Ngalim. M. 2004. Psikologi Belajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

17 Psikologi Pendidikan

You might also like