Professional Documents
Culture Documents
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 1
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 2
LAPORAN AKHIR
Arahan perencanaan untuk pengembangan jaringan air bersih adalah sebagai berikut:
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 3
LAPORAN AKHIR
Sistem jaringan air bersih di koridor perencanaan merujuk sepenuhnya pada sistem
jaringan air bersih menurut rencana kota.
Penempatan jaringan air bersih diupayakan agar tidak berada dalam deretan yang
sama dengan jaringan listrik dan telepon yang menggunakan jaringan kabel tanah,
guna meminimalkan gangguan pada jaringan tersebut. Sehingga, apabila terjadi
suatu kebocoran pipa, maka kebocoran tersebut tidak akan membahayakan dan
tidak mengganggu jaringan kabel tanah.
Usulan penempatan hidran merupakan bagian dari sistem keselamatan yang
ditujukan untuk mengantisipasi kebakaran. Sistem yang terpakai adalah sistem
yang terintegrasi dengan air bersih yaitu bergabung dengan jaringan distribusi air
bersih dengan pilar hidran single nozzle yang penempatannya diletakkan pada
persimpangan-persimpangan jalan dan tepi-tepi jalan yang lurus dengan jarak
penempatan 150-300 meter dan dapat diperpendek tergantung dari kebutuhan dan
kepadatan bangunan dari rencana lokasi penempatan hidran dengan syarat
pemasangannya yang tidak boleh mengganggu sirkulasi lalu lintas. Hidran-hidran
yang sudah terdapat diwilayah perencanaan yang sudah rusak agar dapat
difungsikan kembali penggunaannya. Setiap pipa hidran disadapkan pada pipa
distribusi air bersih dan debit setiap hidrant adalah 16,5 liter/detik dan pemasangan
dilengkapi dengan angker blok yang ditanam dibawah tanah
Arahan Rancangan untuk pengembangan jaringan air bersih adalah sebagai berikut:
Sistem jaringan air bersih di koridor perencanaan merujuk sepenuhnya pada sistem
jaringan air bersih menurut rencana kota.
Penempatan jaringan air bersih diupayakan agar tidak berada dalam deretan yang
sama dengan jaringan listrik dan telepon yang menggunakan jaringan kabel tanah,
guna meminimalkan gangguan pada jaringan tersebut. Sehingga, apabila terjadi
suatu kebocoran pipa, maka kebocoran tersebut tidak akan membahayakan dan
tidak mengganggu jaringan kabel tanah.
Lebih jelasnya jaringan air bersih pada wilayah studi disajikan pada peta berikut ini
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 4
LAPORAN AKHIR
jaringan air bersih pada wilayah studi disajikan pada peta berikut ini
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 5
LAPORAN AKHIR
Kebutuhan akan listrik sudah dilayani oleh PLN, untuk pemenuhan kebutuhan rumah
tangga (domestik), perdagangan dan fasilitas sosial (non domestik). Kebutuhan voltase yang
digunakan untuk kawasan Pasar Gede ini tergolong besar tiap kavling nya, antara 900-
1300V dikarenakan rumah-rumah disini juga mempunyai fungsi sebagai toko, sehingga
membutuhkan daya yang tinggi. Untuk peletakan tiang-tiang listrik mengikuti pola jalan yang
ada dan sudah menjangkau ke semua kapling.
Rencana jaringan listrik pada wilayah studi harus sesuai dengan ketentuan yang mengatur,
yaitu :
1. Dalam hal sumber daya diambil dari pembangkit tenaga listrik, harus aman terhadap
gangguan dan tidak menimbulkan gangguan
2. Penempatan instalasi listrik harus aman terhadap keadaan sekitarnya, bagian –
bagian lain dari bangunan dan instalasi lain, sehingga tidak saling membahayakan,
menganggu dan merugikan, serta memudahkan pengambilan dan pemeliharaan
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 6
LAPORAN AKHIR
Jaringan kabel tanah tidak ditempatkan pada deretan yang sama dengan jaringan air
bersih. Lebih jelasnya jaringan listrik pada wilayah studi disajikan pada peta berikut ini
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 7
LAPORAN AKHIR
jaringan listrik pada wilayah studi disajikan pada peta berikut ini
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 8
LAPORAN AKHIR
Jaringan telepon pada wilayah perencanaan sudah dijangkau merata oleh pihak
TELKOM. Sistem jaringan telpon tersebut mengikuti ruas jalan yang ada disepanjang
koridor Kawasan Pasar Gede. Pada saat ini, berdasarkan hasil survai dilapangan diperoleh
informasi bahwa tidak ada rencana pengembangan jaringan baru untuk wilayah
perencanaan.
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 9
LAPORAN AKHIR
2. Sampah pasar/pertokoan/kantor
Sampah dari pasar akan disapu dan dikumpulkan oleh petugas dari pengelola pasar
yang kemudian diangkut menuju ke TPS. Selanjutnya, oleh petugas dari Dinas
Kebersihan, sampah dari TPS diangkut menuju ke TPA.
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 10
LAPORAN AKHIR
pada siang hari akan lebih besar dari pada malam hari, sebab jumlah penduduk yang
beraktivitas pada siang hari lebih banyak dari pada malam hari. Pada siang hari penduduk
yang beraktivitas tidak hanya penduduk kawasan itu saja tetapi dari luar kawasan uga. hal ini
dikarenakan fungsi utama kawasan secara eksisting merupakan kawasan perdagangan dan
jasa.
Lokasi kawasan yang terletak berdekatan dengan Kali Pepe memudahkan untuk
pembuatan saluran drainase dan sanitasi yang sangat bagus, sehingga Kali Pepe mampu
menjadi Saluran Pembuangan Primer.
Permasalahan drainase yang ada di wilayah perencanaan mencakup sedimentasi dan
kurangnya pembersihan (perawatan). Perencanaan sistem drainase untuk wilayah
perencanaan mencakup :
1. Mempertahankan pola pengaliran atau arah aliran yang sudah saat ini agar tidak
menambah masalah baru.
2. Melakukan pengaturan/sinkronisasi slope (kemiringan saluran) melalui
pengukuran dimensi saluran, pengerukan, peninggian saluran.
3. Perbaikan sistem drainase dan sanitasi sekunder dan rumah tangga serta
pengoptimalan pemanfaatan Kali Pepe sebagai sistem drainase primer
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 11
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 12
LAPORAN AKHIR
jaringan Pematusan/Drainase pada wilayah studi disajikan pada peta berikut ini
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 13
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 14
LAPORAN AKHIR
Dari hasil pemantauan yang dilakukan untuk aspek transportasi, faktor manusia
memiliki peranan yang penting di dalamnya. Hasil temuan fakta dan analisis serta beberapa
identifikasi pendukung mengenai potensi-problem dan prospek menjadi landasan di dalam
membuat skenario perencanaan transportasi kawasan Pasar Gede ini.
Kawasan Pasar Gede secara makro tercangkup dalam wilayah perencanaan yang
dapat diakses melalui Jl. Suryopranoto, Jl. Urip Sumoharjo, Jl. RE Martadinata dan Jl.
Kapten Mulyadi. Pada daya hubung yang ada pada kawasan ini memiliki empat sektor daya
hubung yang masing-masing sektor tersebut terdapat beberapa pintu akses yang dapat ke
Pasar Gede ini. Akses-akses yang sudah terpola ini direncanakan tetap dipertahankan
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 15
LAPORAN AKHIR
mengingat kawasan ini membutuhkan banyak koridor yang terakses dengan baik, hanya saja
untuk mengantisipasi kesembrawutan akibat pergerakan lalu lintas perlu dilakukan
penantaan sirkulasi pergerakan untuk menjadikan kondisi yang lebih baik kedepannya.
Skenario secara umum pada Kawasan Pasar Gede ini lebih mengarah ke
pergerakan baik orang, barang maupun moda yang ada, serta fasilitas-fasilitas hubungannya
satu dengan yang lainnya. Mengingat prasarana yang ada terbatas dan sulitnya
mengembangkan prasarana yang ada, sehingga hanya dapat mengandalkan prasarana
yang ada tidak akan cukup membuat transportasi kawasan Pasar Gede ini lebih baik lagi.
Untuk itu diperlukan penataan dengan memperlakukan sistem penataan melalui manajemen
lalu lintas dan pengendalian berupa kebijakan atau peraturan yang dapat diterapkan pada
kawasan ini untuk menegakkan disiplin lalu lintas.
Ditinjau secara makro kawasan Pasar Gede, memiliki beberapa pendukung yang
memungkinkan untuk diterapkan yang diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja layan
transportasi yang ada serta mendukung pengendalian lalu lintas dan manajemen lalu lintas
yang akan diterapkan nantinya. Secara umum arahan rencana pengembangan kawasan
Pasar Gede pada sektor Transportasi adalah sebagai berikut:
Penataan rambu jalan dan penegakan penerapan disiplin terhadap lalu lintas
termasuk mematuhi rambu lalu lintas tersebut.
Peningkatan fasilitas pedestrianisasi dan fasilitas penyeberangan, serta
memperhatikan aksesbilitas bagi kaum penyandang cacat, dengan memberiakn
ruang khusu bagi kaum tersebut.
Penataan angkutan umum untuk tidak terlalu lama mengetem, sehingga dalam hal
ini fungsi terminal dioptimalkan
Mengoptimalkan fungsi jalan, dengan meminimalkan hambatan samping yang
dapat mempengaruhi fungsi jalan
Pemberdayaan off-street parking pada kawasan ini, hal ini untuk pengurangan
hambatan samping di badan jalan.
Secara makro pengendalian atau pengaturan berupa rambu-rambu jalan yang saat
ini kurang dipatuhi terutama angkutan becak, untuk kedepannya penegakkan rambu ini
tanpa kecuali harus dipatuhi. Sebagai kawasan secara makro memiliki kegiatan belanja
terutama pada sektor ritel maupun pasar tradisional (Pasar Gede) memelukan akses untuk
berjalan kaki. Untuk menfasilitasi hal tersebut diperlukan peningkatan fasilitas pedestrian.
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 16
LAPORAN AKHIR
Seiring dengan tingkat perkembangan yang ada, sudah saatnya didalam aksesbilitas
kawasan menghilangkan distriminatif pengguna jalan. Melalui semangat tersebut diperlukan
akses pedestrian yang juga dapat mengakomodir untuk penyandang cacat maupun orang
usia lanjut. Kegiatan pasar yang dalam hal ini memiliki potensi tarikan yang besar
membutuhkan fasilitas transportasi baik kendaraan pribadi maupun angkutan umum.
Angkutan umum yang ada pada kawasan ini dilayani oleh Bus dan angkutan kota (MPU).
Keberadaan angkutan ini membutuhkan tempat untuk aktivitas menaik-turunkan penumpang
agar terjadi keteraturan. Budaya yang sudah lama dilakukan dan sampai saat ini tidak ada
pengaturan dari aparat pemerintah berkenaan mengetem dipinggir jalan memberikan
peluang angkutan lebih memilih mengetem disana daripada masuk di sub terminal, sehingga
timbul terminal bayangan. Agar angkutan umum tidak terkonsetrasi secara berlebihan di
kawasan tersebut perlu diatur dengan melalui pembatasan waktu mengetem. Fungsi dari
sistem tersebut agar mengurangi kemungkinan kesembrawutan dan kelancaran arus lalu
lintas. Di samping pengaturan angkutan umum, perlu dilakukan pengaturan kendaraan
pribadi terutama pada pemberlakuan sistem parkir. Secara umum parkir di prioritaskan untuk
dapat menggunakan sistem off street parking hal ini bertunjuan untuk menimalkan hambatan
samping sehingga kinerja layan jalan dapat maksimal. Namun pada kondisi tertentu, layanan
parkir pada badan jalan dapat ditolerir. Pemberdayaan parkir dengan menggunakan off
street parking perlu dioptimalkan terutama yang dapat mendukung kinerja lalu lintas yang
signifikan. Pengotimalan jalan dengan menimalisir ganguan-gangguan samping yang ada
seperti PKL, anak jalanan/pengemis, parkir, dan sebagainya perlu ditingkatkan. Berangkat
dari hal diatas, maka penataan tansportasi pada kawasan Pasar Gede yang ada lebih ke
arah perbaikan dengan meningkatkan kediplinan, menata ruang parkir, mengoptimalkan
penggunaan ruang lalu lintas dan parkir, menertiban pergerakan sehingga dapat terkesan
lebih teratur dan rapi. Apablia sudah tertata dengan baik pada tahapan selanjutnya pada
pemberian fasilitas penunjang.
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 17
LAPORAN AKHIR
ini, hanya sebatas jalan-jalan utama kawasan seperti jalan Re Martadinata, jalan Urip
Sumoharjo, jalan Kapten Mulyadi.
sedangkan untuk pelayan perhubungan dalam kawasan didukung dengan tersedianya moda
angkuatan roda 3, berupa becak sepada. moda angkutan ini menjadi solusi untuk pelayan
dalam kawsan terutama untuk jarak tempuh yang dekat dan menjadi lapis 2 dalam
pergerakjan barang dan orang. moda ini melayani pergerakan yang tidak dilayani oleh
andkot dan bus, terutama untuk jalan Pasar gede, Jalan Suryopranoto dan jalan kali Pepe.
Untuk mendukung pergerakan barang dan orang di kawasan pasr gede, selain
kebutuhan akan moda transportasi, juga diperlukan ruang kosong sebagai lokasi transit
barang dan orang serta pangkalan untuk moda transportasi.
Namun dengan depensasi jalan ini, tidak semata-mata angkutan barang dapat
bergerak dengan leluasa melintas pada jaringan jalan di Kawasan Pasar Gede ini. Arahan
kedepan mengenai pola pergerakan barang dengan membatasi angkutan yang boleh
melintas melalui jenis angkutan barang yang diperbolehkan melintas. Hal ini di bagi menjadi
beberapa jaringan pergerakkan. Untuk jalur angkutan barang utama, masih ditolerir atau
diperbolehkan angkutan barang melintas untuk truk ukuran besar. Hal ini disesuaikan
dengan kondisi jalan yang masih memungkinkan serta kondisi aktivitas lahan yang sangat
membutuhkan keberadaan angkutan barang tersebut, mengingat lahan yang ada diarahkan
berupa zona grosir dengan tingkat aktivitas dan mendukung ekonomi yang tinggi. Untuk
angkutan sekunder diarahkan melayani pergerakan campuran grosir dan ritel. Hal ini
diupayakan pada kawasan ini tetap berkembang dengan membatasi perkembangan grosir
terutama untuk penjualan bahan bangunan yang berada pada koridor Kawasan Pasar Gede.
Jalur angkutan barang tertier dengan membatasi pada jenis angkutan yang diperbolehkan
terbatas pada mobil hantaran dengan menggunakan mobil boks maupun pickup. Namun
tidak menutup kemungkinan pada kondisi tertentu pergerakkan dengan jenis angkutan
barang yang ada dapat menyimpang dari jalur yang ditetapkan, untuk kebutuhan khusus dan
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 18
LAPORAN AKHIR
lebih penting denga frekuensi tertentu dapat diberikan ijin khusus (depensasi jalan) dengan
kontrol pengendalian yang ketat. Dengan adanya pergerakkan angkutan barang pada
Kawasan Pasar Gede ini, diperlukan fasilitas pendukung diantaranya adalah areal bongkar
muat. Dengan pertimbangan pelayanan pergerakan angkutan barang dan pertimbangan lain
seperti pedestrianisasi, pola aktivitas maka diusulkan jalur pergerakan angkutan barang dan
areal bongkar muat disajikan pada peta berikut ini.
Untuk pola pergerakan pejalan kaki di arahkan pada mendukung fasilitas pejalan kaki
(pedestrian) yang ada pada kawasan Pasar Gede. Fasilitas orientasi pejalan kaki juga
difokuskan pada kawasan ritel di koridor kawasan pasar gede.
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 19
LAPORAN AKHIR
penyebaran pusat-pusat kota. Lebih jelasnya volume lalu lintas Beberapa Ruas Jalan di Kota
Surakarta disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.1
Volume Lalu Lintas Beberapa Ruas Jalan
Kota Surakarta
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 20
LAPORAN AKHIR
BALAI KOTA
Adapun rencana untuk memanfaatkan ruang yang terdapat di koridor jalan Suryopranoto
adalah sebagai berikut:
Mempertahankan perpetakan bangunan yang telah ada dengan tujuan melindungi
keberadaan bangunan-bagunan lama.
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 21
LAPORAN AKHIR
Penggunaan konsep fix used dan floating used untuk pemanfaatan lahan di
kawasan perencanaan. Konsep fix used berupa penggunaan lahan dan bangunan
hanya untuk satu fungsi kegiatan saja. Rencana ini diterapkan untuk bangunan
Pasar Gede yang kondisi eksisting telah digunakan untuk kegiatan perdagangan.
Sedangkan konsep floating used dapat diterapkan di kawasan yang aktivitasnya
berupa perdagangan dan bermukim yaitu berupa ruko-ruko.
KEPATIHAN
Keterangan:
BALAI KOTA
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 22
LAPORAN AKHIR
KDB
Koefisien dasar bangunan merupakan angka perbandingan antara luas lantai dasar
bangunan dengan luas tapak/persil. Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam
koefisien dasar bangunan ini adalah jenis penggunaan bangunan, tingkat
kepadatan penduduk serta kondisi fisik dan ekologi lingkungan.
Koefisien dasar bangunan ini dimaksudkan bagi penyediaan lahan terbuka yang
cukup dan memenuhi bagi resapan air hujan di kawasan perkotaan agar tidak
keseluruhan lahan diisi dengan bangunan fisik, guna keseimbangan ekosistem
lingkungan binaan. Besarnya KDB yang direncanakan untuk koridor Suryopranoto
yaitu sebesar 80-100% untuk bangunan dengan aktivitas perdagangan dan 50-70%
untuk bangunan yang diperuntukkan untuk aktivitas permukiman.
KLB
Koefisien lantai bangunan merupakan angka perbandingan antara luas seluruh
lantai bangunan dengan luas lahan atau kavling. Pengaturan ketinggian bangunan
bertujuan untuk membentuk skyline kawasan serta penciptaan image kawasan
yang khas. Batas ketinggian maksimal yang direncanakan untuk kawasan
perencanaan adalah 1-3 lantai atau setinggi 16 meter.
GSB (Garis Sempadan Bangunan)
Garis Sempadan Bangunan (GSB) ditetapkan untuk memberi batasan keamanan
bagi pengguna jalan dan lingkungannya. Kegunaan garis sempadan bangunan ini
antara lain adalah untuk pengamanan terhadap lalu lintas jalan, memberikan ruang
bagi sinar matahari, sirkulasi udara, peresapan air tanah dan juga berguna pada
keadaan darurat, misalnya kebakaran. GSB berlaku untuk kawasan terbangun
yang berada di tepi jalan dan sungai yang penentuannya setengah dari lebar badan
jalan. Adapun besarnya GSB yan terdapat di koridor Suryopranoto direncanakan
sebesar 10,85 m.
C. Sistem Penghubung
Rencana sistem penghubung yang terdapat di koridor Suryopranoto terdiri dari:
Sistem perparkiran
Pola parkir yang digunakan adalah parkir on-street dengan sudut kemiringan 450
terhadap jalan. Hal ini bertujuan untuk mempersingkat waktu memarkir waktu
kendaraan.
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 23
LAPORAN AKHIR
KEPATIHAN
Arah pergerakan
Rencana arah pergerakan untuk koridor Suryopranoto
dipertahankan sesuai dengan kondisi eksisting yaitu
dengan pergerakan 2 arah. Pergerakan ini untuk
pelayanan ke arah koridor Sutan Syahrir dan arah Tugu
Jam.
Jumlah jalur dan lajur
Jumlah jalur yang direncanakan berjumlah 2 jalur,
dengan masing-masing jalur memiliki 2 lajur. Lebar tiap
lajur di rencanakan adalah 3 meter, hal ini untuk
memenuhi kebutuhan standar untuk Bus.
BALAI KOTA
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 24
LAPORAN AKHIR
Tanaman peneduh
Tanaman peneduh yang telah ada tetap dipertahankan dan ditingkatkan upaya
pemeliharaannya. Penambahan dapat dilakukan di lokasi yang kurang memiliki
pohon peneduh. Penambahan pohon peneduh dapat berupa Angsana dan
ketapang. Ciri khas dari pohon ini adalah bermassa daun padat dan memiliki
ktinggian > 5 m serta percabangan 2 m dari tanah.
Tanaman pembatas
Tanaman pembatas (barrier) ini bertujuan untuk membatasi trotoar dengan sirkulasi
jalan sehingga diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi
pejalan kaki. Adapun jenis tanaman yang dapat digunakan diantaranya adalah
Bougenvil, Kembang sepatu, Kiara Payung, Cemara. Beberapa tanaman tersebut
berfungsi untuk penyerap kebisigan, pemecah angin, dan menyerap polusi. Ciri
khas pohon ini dalah bermassa daun padat dan memiliki ketinggian > 5 m.
KEPATIHAN
Pengadaan
trotoar dengan
lebar 3 m
Tanaman peneduh
seperti ketapang dapat
ditanam di jalur
pedestrian untuk
memberikan rasa
nyaman bagi pejalan
kaki.
Tanaman pembatas
untuk membasi trotoar
dengan sirkulasi jalan
sehingga dapat
memberikan rasa aman
bagi pejalan kaki.
BALAI KOTA
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 25
LAPORAN AKHIR
E. Tata Bangunan
Dalam penyusunan rencana tata bangunan yang terdapat di koridor Suryopranoto,
terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan diantaranya adalah:
Orientasi bangunan
Orientasi bangunan merupakan arah dari tampak bukaan bangunan yang ditujukan
kepada potensi view yang optimal. Potensi view tersebut bisa merupakan unsur-
unsur alam, misalnya pemandangan pegunungan atau pemandangan kearah
sungai, atau merupakan unsur-unsur fisik bangunan atau ruang terbuka
diperkotaan yang dianggap penting atau menonjol pada wilayah tersebut.
Adapun rencana orientasi bangunan yang terdapat di kawasan perencanaan yaitu,
untuk bangunan yang terdapat disepanjang jalan Suryopranoto orientasi bangunan
diarahkan ke jalan Suryopranoto. Sedangkan untuk bangunan yang terletak pada
sudut jalan, baik itu pertigaan atau perempatan jalan yang mempunyai ruang
terbuka yang menarik maka arah orientasi bangunan dihadapkan pada ruang
terbuka yang terbentuk dari pertemuan jalan atau dengan mengarah pada sudut
persimpangan jalan tersebut.
Bentuk dasar bangunan
Bentuk dasar bangunan dapat dipertimbangkan dari berbagai segi, baik segi
kebutuhan ruangnya sendiri ataupun dari ekspresi budaya dan nilai-nilai arsitektur
yang ada pada saat ini. Pola-pola bentuk dasar sebagian besar bangunan di
wilayah perencanaan ini adalah bentuk segi-empat (baik persegi panjang maupun
bujur sangkar) kecuali bentuk dasar dari bangunan Pasar Gede.
Material eksterior
Penggunaan bahan material eksterior bangunan dengan beberapa pertimbangan
ditetapkan adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan material exterior bangunan harus memperhatikan keserasian
ditinjau dari segi estetika serta kenyamanan lingkungan antara lain;
memberikan kesan estetis terhadap penggunaannya dan lingkungan sekitar.
2. Penggunaan material exterior agar mempertimbangkan dari ketahanan
terhadap pengaruh iklim (panas dan hujan), umur dan ketahanan bahan,
bahaya kebakaran, dan memudahkan pemeliharaan.
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 26
LAPORAN AKHIR
KEPATIHAN
UNS
F. Tata Informasi
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 27
LAPORAN AKHIR
KEPATIHAN
UNS
BALAI KOTA
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 28
LAPORAN AKHIR
Sehingga rencana pemanfaatan ruang yang dapat dilaukan adalah pengaturan dan
peyediaan ruang bagi kegiatan-kegiatan yang terdapat di wilayah perencanaan terutama
untuk kegiatan yang memberikan dampak negatif bagi kenyamanan di koridor Urip
Sumoharjo seperti parkir off-street dan PKL.
Hal tersebut bertujuan untuk untuk mencegah berkembangnya kegiatan-kegiatan
tersebut menjadi tidak terkendali dan mengakibatkan ketidakteraturan serta kekumuhan
kawasan.
UNS
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 29
LAPORAN AKHIR
Koefisien lantai bangunan merupakan angka perbandingan antara luas seluruh lantai
bangunan dengan luas lahan atau kavling. Pengaturan ketinggian bangunan bertujuan
untuk membentuk skyline kawasan serta penciptaan image kawasan yang khas. Batas
ketinggian maksimal yang direncanakan untuk kawasan perencanaan adalah 1-3 lantai
atau setinggi 16 meter.
c. GSB (Garis Sempadan Bangunan)
Garis Sempadan Bangunan (GSB) ditetapkan untuk memberi batasan keamanan bagi
pengguna jalan dan lingkungannya. Kegunaan garis sempadan bangunan ini antara lain
adalah untuk pengamanan terhadap lalu lintas jalan, memberikan ruang bagi sinar
matahari, sirkulasi udara, peresapan air tanah dan juga berguna pada keadaan darurat,
misalnya kebakaran. GSB berlaku untuk kawasan terbangun yang berada di tepi jalan
dan sungai yang penentuannya setengah dari lebar badan jalan. Adapun besarnya GSB
yan terdapat di koridor Suryopranoto direncanakan sebesar 18 m.
UNS
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 30
LAPORAN AKHIR
C. Sistem Penghubung
BALAI KOTA
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 31
LAPORAN AKHIR
UNS
Pengadaan trotoar
Tanaman pembatas dengan lebar 3m
untuk membatasi
trotoar dengan
sirkulasi jalan
sehingga dapat
memberikan rasa
aman bagi pejalan Penggunaan konsep Arcade
kaki. pada teras bangunan yang
berfungsi sebagai trotoar dan
pelindung bagi pejalan kaki
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 32
LAPORAN AKHIR
E. Tata Bangunan
Sebagian besar bangunan yang terdapat di koridor Urip Sumoharjo merupakan
bangunan ruko dengan ketinggian 1-3 lantai. Terdapat beberapa bangunan yang memiliki
arsitektur khas, seperti bangunan dengan atap berasitektur Cina.
Melihat kondisi yang terdapat di koridor Urip Sumoharjo, maka rencana yang dapat
dilakukan terkait dengan tata banguna yan terdapat di kawasan ini diantaranya adalah:
Orientasi bangunan
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 33
LAPORAN AKHIR
UNS
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 34
LAPORAN AKHIR
F. Tata Informasi
Tata informasi yang terdapat di koridor Urip berupa papan reklame dan papan
informasi. Peletakkan papan reklame yang tidak teratur dan papan informasi yang
seringkali tidak diletakkan di lokasi yang strategis berdampak pada ketidakteraturan
kawasan serta tidak optimalnya fungsi papan informasi sebagai pemberi informasi. Untuk
itu diperlukan suatu rencana pengaturan tata informasi yang terdapat di koridor ini,
diantaranya yaitu:
Penataan ulang pada papan reklame yang dipasang didinding bangunan, hal
ini bertujuan untuk menciptakan kesan keteraturan kawasan serta tidak
menutupi fasade bangunan.
Penandaaan diletakkan pada tempat-tempat simpul seperti nodes,
persimpangan, dan lokasi-lokasi strategis yang dapat dilihat langsung
berdasarkan skala manusia.
Penandaan yang bersifat komersial pada kawasan perdagangan dan jasa diintegrasikan
dengan bangunan pertokoan yang ada.
UNS
Penataan penandaan
pada lokasi strategis
seperti persimpangan
jalan yang terdapat di
koridor Urip Sumoharjo
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 35
LAPORAN AKHIR
Jl Suryopranoto
Jl Urip Sumoharjo
Balaikota
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 36
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 37
LAPORAN AKHIR
C. Sistem Penghubung
Jl Suryopranoto
Jl Urip Sumoharjo
Sistem penghubung yang ada di koridor jalan ini termasuk dalam kelas jalan kolektor
sekunder, banyaknya volume kendaraan pribadi, kendaraan bongkar muat di jalan ini
menyebabkan sering terjadi penundaan lalu lintas. Lebar jalan beerdasarkan kondisi
eksisting yaitu 8 meter,dan sebagian bahu jalan sudah dimanfaatkan sebagai tempat parkir
mobil.
Untuk sistem penghubung koridor Jalan RE Martadinata direncanakan untuk
merapikan parkir yang ada serta menyediakan tempat bagi pejalan kaki yang pada saat ini
ruang bagi pejalan kaki masih bercampur dengan kendaraan pengunjung. Jalur satu arah
masih dipertahankan di koridor ini, begitu juga parkir on street. Banyaknya toko disepanjang
koridor jalan ini memicu untuk menyediakan tempat bagi pejalan kaki di sepanjang kedua sisi
koridor serta ditambah dengan vegetasi sebagai pengarah, yang dapat mengajak
pengunjung untuk berjalan kaki di sepanjang koridor RE Martadinata ini, sehingga dapat
meminimalisasi kendaraan-kendaraan pribadi untuk masuk ketempat ini.
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 38
LAPORAN AKHIR
Jl Suryopranoto
Jl Urip Sumoharjo
Rencana pengadaan trotoar
bagi pejalan kai dengan
konsep arcade pada teras
bangunan.
Peletakan vegetasi di
Balaikota
sepanjang sisi barat koridor
Jalan RE Martadinata
Tanaman pembatas
untuk membatasi trotoar
dengan sirkulasi jalan .
Ruang terbuka yang ada di koridor jalan ini hanya jalan raya yang dimanfaatkan
sebagai ruang pergerakan-pergerakan kendaraan dan manusia. Serta terdapat parkir on
street yang memanfaatkan bahu jalan di koridor ini. Adapun rencana untuk pengadaan
ruang terbuka dan tata hijau di koridor RE Martadinata adalah sebagai berikut:
Untuk ruang terbuka di koridor ini direncanakan akan disediakan jalur bagi pejalan kaki
(trotoar) dan jalur pejalan kaki dengan memanfaatkan bangunan sebagai arcade,
sehingga pengujung dapat terlindungi dari terik panas matahari. Ruang-ruang parkir
yang ada pun akan disediakan lebih dengan membuat kantong-kantong parkir untuk
kendaraan roda dua, dan untuk mobil parkir tetap disediakan pada pinggir jalan.
Untuk saat ini pada koridor Jalan RE Martadinata tidak terdapat ruang terbuka hijau,
baik itu berupa taman ataupun pohon-pohon yang berfungsi sebagai barrier. Untuk
merencanakan ruang terbuka berupa taman tidak memungkinkan pada koridor ini,
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 39
LAPORAN AKHIR
dikarenakan tidak tersedia lahan yang cukup. Oleh karena itu ruang hijau di koridor ini
direnanakan dibentuk oleh vegetasi-vegetasi yang diletakkan pada salah satu sisi jalan
RE Martadinta. Vegetasi yang dipakai pun tidak berupa vegetasi sebagai peneduh,
dikarenakan lebar jalan yang sempit serta masih terdapat sarana utilitas berupa saluran
listrik dan telepon yang masih dipasang pada jalur udara. Jika di tanam vegetasi yang
berfungsi sebagai pelindung maka akan mengganggu pemasangan dan tata letak
saluran-saluran kabel listrik dan telepon. Dan juga memungkinkan untuk diberi tanaman
dalam pot-pot pada sepanjang teras bangunan-bangunan yang akan dimanfaatkan
sebagai arcade.
E. Tata Bangunan
Bangunan yang berada pada Koridor Jalan RE Martadinata sebagian besar berupa
bangunan pertokan dengan fungsi sebagai tempat tingal dan toko. Bangunan pertokoan ini
berada disepanjang sisi bagian barat koridor. Hampir semua bangunan toko ini berbentuk
kotak dengan ketingian antara 1-3 lantai dan mempunyai kombinasi warna yang bervariasi.
Untuk rencana tata bangunan di koridor ini diharapkan pada setiap bangunan-bangunan
yang ada tidak meninggalkan unsur asli kawasan pecinan.
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 40
LAPORAN AKHIR
Untuk koridor Jalan RE Martadinata sisi bagian timur terdapat bangunan tua yang
perlu dilestarikan keberadaanya. Untuk rencana tata bangunan di koridor jalan ini harus
dimulai dengan pengaturan bangunan-bangunan agar tidak menimbulkan kesan semrawut
dan untuk bangunan-bangunan yang baru yang akan dibangun diberi batasan-batasan
dalam membangun, yaitu dengan berkaca pada arsitektur pecinan. Perkembangan tata
bangunan di koridor ini sendiri sudah tidak dimungkinkan penambahan bangunan lagi sebab
sudah tidak tersedia lahan , maka pembangunan disini dilakukan secara vertikal.
Orientasi Bangunan
Orientasi bangunan merupakan arah dari tampak bukaan bangunan yang ditujukan
kepada potensi view yang optimal. Rencana orientasi penataan bangunan di koridor RE
Martadinata yaitu untuk setiap bangunan yang berada pada sisi koridor ini diarahkan ke
Jalan RE Martadinata, untuk bangunan yang berada pada persimpangan jalan ataupun
sudut-sudut jalan diarahkan pada sudut jalan tersebut.
Bentuk Dasar Bangunan
Rencana bentuk dasar bangunan di koridor ini disesuaikan dengan fungsi dari bangunan
itu sendiri (sebagai pertokoan) dan harus mengacu pada nila-nilai arsitektur yang
berkaitan dengan budaya (kawasan pecinan), misalnya saja dari bentukan khas atap
yang beronamen pecinan.
F. Tata Informasi
Jl Suryopranoto
Jl Urip Sumoharjo
Balaikota
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 41
LAPORAN AKHIR
Tata informasi disini meliputi penandaan berupa papan reklame dan papan informasi.
Papan reklame banyak terdapat pada bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai
perdagangan dan jasa dan biasanya pada simpul-simpul jalan. Banyaknya papan reklame
pada koridor jalan RE Martadinata ini sudah tidak bisa dikontrol lagi, diperlukan suatu
kebijakan khusus uantuk mengatur agar tidak banyak reklame yang berdiri dan menempel
pada wajah bangunan.
Rencana untuk tata informasi di koridor ini dapat dilakukan :
Penertiban pada reklame-reklame disepanjang koridor,
Ukuran-ukuran reklame pun harus dibatasi terutama pada reklame yang menempel
pada muka bangunan sebab dapat mengurangi nilai estetika bangunan tersebut.
Sehingga, akan terlihat keserasian dan keteraturan penataan reklame walaupun
dengan keragaman papan reklame.
Sedangkan untuk papan reklame tiang yang biasanya diletakkan pada pinggir-pinggir
jalan, sebaiknya disediakan suatu tempat khusus untuk peletakan papan reklame
tiang.
Peletakan papan reklame untuk bangunan diorientasikan pada pergerakan dan
kegiatan pejalan kaki, sedangkan reklame tiang diorientasikan pada kendaraan yang
melintas.
Untuk tata informasi berupa rambu lalu lintas di koridor ini tidak terlalu menonjol
peletakannya, oleh karena itu khusus untuk rambu-rambu lalu lintas, diperlukan
penataan khusus agar dapat dibaca oleh para pengendara kendaraan
A. Pemanfaatan Ruang
Koridor Jalan Kapten Mulyadi dibingkai oleh bangunan-bangunan berlantai 1-3 lantai.
Rencana pemanfaatan ruang pada koridor Jalan Kapten Mulyadi yaitu akan difungsikan
sebagai kawasan perdagangan dan jasa, kawasan permukiman dengan penambahan ruang
sebagai kantong-kantong parkir, ruang terbuka hijau serta pedestrian yang disediakan untuk
pejalan kaki.
Lebar Jalan Kapten Mulyadi yang tidak begitu lebar kurang bisa menampung volume
kendaraan yang melntas, terutama pada jam-jam sibuk 11.00-14.00. Ruang antara
kendaraan, becak dan pejala kakai pada koridor ini masih bercampur, sehingga menambah
keruwetan lalu lintas.
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 42
LAPORAN AKHIR
JL Sultan Syahrir
JL Pasar Gede
Koridor ini merupakan kawasan yang direncanakan sebagai kawasan campuran yaitu
sebagai kawasan permukiman sekaligus kawasan perdagangan dan jasa, maka koefisien
dasar bangunan yang di rencanakan untuk kawasan permukiman yaitu antara 50-70%.
Penentuan KDB ini dimaksudkan agar tidak semua lahan yang ada di Koridor Jalan Kapten
Mulyadi ini diisi oleh bangunan fisik saja, namun harus terdapat ruang terbuka guna
keseimbangan ekosistem lingkungan binaan. Untuk kawasan yang berfungsi sebagai
perdagangan KDB yang direncanakan yaitu 80-100%. Untuk perkembangan kawasan
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 43
LAPORAN AKHIR
JL Sultan Syahrir
Kawasan permukiman
direncanakan KDB
sebesar 50-70 % dengan
ketinggian lantai
JL Pasar Gede
bangunan 1-3 lantai
JL RE Martadinata
C. Sistem Penghubung
JL Sultan Syahrir
Rencana arah pergerakan pada koridor Jalan Kapten Mulyadi dipertahankan yaitu
dengan 2 arah pergerakan, yaitu menuju ke arah Jalan Sutan Syahrir dan ke arah Kali Pepe.
Untuk koridor ini akan dibuat 2 jalur pergerakan kendaraan dengan masing-masing
jalur terdapat 2 lajur kendaraan. Lebar tiap lajur di rencanakan adalah 3 meter, hal ini untuk
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 45
LAPORAN AKHIR
memenuhi kebutuhan standar untuk Bus, sebab pada koridor ini dilewati oleh angkutan
umum berupa bus kota.
JL Sultan Syahrir
Tanaman pembatas
untuk membatasi
JL Pasar Gede
trotoar dengan
sirkulasi jalan .
JL RE Martadinata
Trotoar merupakan media penghubung suatu lokasi kegiatan dengan lokasi kegiatan
lainnya dengan keterikatan yang erat. Rencana pembuatan trotoar yaitu 3m untuk masing-
masing sisi jalan.
Ruang-ruang parkir yang ada pun akan disediakan lebih dengan membuat kantong-
kantong parkir untuk kendaraan roda dua, dan untuk mobil parkir tetap disediakan pada
pinggir jalan.
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 46
LAPORAN AKHIR
JL Sultan Syahrir
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 47
LAPORAN AKHIR
F. Tata Informasi
JL Sultan Syahrir
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 49
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 50
LAPORAN AKHIR
C. Sistem Penghubung
Rencana sistem penghubung kawasan Sungai Pepe ini nantinya akan diperbaharui
dengan memperlebar jalan pada koridor sisi sebelah timur Sungai Pepe. Jalan untuk menuju
akses permukiman pada kawasan ini sangat sempit dan berbeda dengan akses jalan pada
sisi sebelah barat yang cukup lebar. Dan juga dapat direncanakan penambahan jembatan
untuk akses menuju ke permukiman yang terpisah dengan sungai sehingga tidak harus
melewati jembatan utama yang cukup jauh jaraknya.
Untuk sistem parkir pada kawaan ini, biasanya digunakan oleh para penduduk sekitar,
dengan sistem parkir onstreet. Sistem parkir ini akan dipertahankan dan mulai menertibkan
gerobak-gerobak milik warga yang diparkir pada bahu jalan. Rencana arah pergerakan itu
sendiri terdiri dari 2 arah dengan membagi menjadi 2 jalur kendaraan, serta menyediakan
jalur lambat bagi para pejalan kaki.
Rencana open
space pada
kawasan Kali Pepe Sepanjang bantaran
sungai direncanakan
di tanam vegetasi
untuk mencegah
pengikisan tanah
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 51
LAPORAN AKHIR
E. Tata Bangunan
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 52
:Orientasi banguanan menghadap
pada ruang terbuka (bagian
belakang bangunan menghadap
pada jalan lingkungan
LAPORAN AKHIR
Aktivitas yang terdapat di koridor jalan Pasar Gede didominasi oleh aktivitas
perdagangan dan jasa. Kegiatan yang berlangsung di dalamnya selain berdagang juga
terdapat aktivitas bongkar muat. Berkembangnya aktivitas perdagangan yang terdapat di
koridor ini, menimbulkan efek lanjutan berupa munculnya aktivitas lain seperti perparkiran
dan PKL (Pedagang Kaki Lima).
Namun dengan berkembangnya aktivitas tambahan tersebut, menimbulkan efek
negatif pada citra kawasan. Hal ini dikarenakan, ruang yang digunakan bukan merupakan
ruang yang diperuntukkan untuk aktivitas di atas, seperti badan jalan dan trotoar yang
digunakan sebagai lokasi parkir dan PKL.
Adapun rencana pemanfaatan ruang yang dapat dilakukan di koridor ini yaitu
penataan dan pengadaan ruang-ruang dengan peruntukkan aktivitas yang jelas. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi kesemrawutan kawasan serta menciptakan lingkungan yang
nyaman.
JL Suryopranoto
JL Kapt
Mulyadi
Diperlukan penataan dan
pengadaan ruang-ruang yang
jelas bagi aktivitas di koridor
Pasar Gede
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 53
LAPORAN AKHIR
KDB
Besarnya KDB yng direncakan untuk aktivitas perdagangan yang terdapat di
koridor jalan Pasar Gede yaitu sebesar 80-100%. Hal ini juga dikarenakan
bangunan yang terdapat dikoridor ini memiliki intensitas kegiatan yang cukup tinggi
sehingga dibutuhkan ruang gerak yang semakin besar.
KLB
Penetapan besarnya koefisien lantai bangunan harus disesuaikan dengan koefisien
dasar bangunan. Besarnya KLB ini juga dipengaruhi oleh kondisi daya dukung
lahan dan harga lahan kawasan. Adapun baas ketinggian yangdirencanakan di
koridor Pasar Gede yaitu bangunan dengan 1-2 lantai atau sebesar 12 meter.
JL Suryopranoto
C. Sistem Penghubung
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 54
LAPORAN AKHIR
Rencana sistem penghubung yang terdapat di koridor jalan Pasar Gede yaiu, untuk
sistem perprkiran dibuka kantong-kantong parikr di sepanjang koridor serta pengadaan
lahan parkir di bagian belakang bangunan Pasar Gede untuk memenuhi kebutuhan parkir
pengunjung.
Sedangkan untuk rencana arah pergerakan, koridor Pasar Gede direncanakan 1 arah
untuk melayani ke arah koridor Kapten Mulyadi dari Koridor Urip Sumoharjo. Selain itu
jumlah lajur yang direncakan di koridor ini adalah berjumlah 2 lajur.
JL Suryopranoto
Melihat tingginya intensitas kegiatan yang terdapat di koidor Pasar Gede berupa
aktivitas bongkar muat, maka diperlukan suatu pengadaan ruang terbuka dan tata hijau unuk
menghindari kesan jnuh pada kawasan, serta memberikan kenyaman bagi pengunjung yang
terdapat di kawasan ini.
Sesuai dengan konsep yang telah disusun malkan rencana pengadaan ruang terbuk
yang terapat di koridor ini, adalah dengan pegadan jalur pejalan kaki atau trotoar yang
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 55
LAPORAN AKHIR
dilengkapi dengan tata hijau berupa pepohonan yang berfungsi sebagai peneduh dan
pembatas.
Jenis pepohonan yang dapat digunakan sebagai pohon peneduh sebagai contoh adalah
Angsana dan Ketapang. Sedangkan jenis pohon yang dapt digunakan sebagai pembatas
(barrier) yaitu jenis tanaman seperti cemara, Kiara Payung dan sebagainya.
Selain pengadan trotoar dan penanaman pohon, pengadaan ruang terbuka untuk koriodr ini
yaitu mempertahankan Open Space Privae yang ada di kawasan.
JL Kapt
Mulyadi
E. Tata Bangunan
JL Suryopranoto
JL Kapt
Mulyadi
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 56
Bangunan yang terdapat di korido Pasar Gede memiliki ketinggian 1-2 lantai,
dengan bentuk dasar bangunan berupa kotak dengan variasi pada bentuk atap. Terdapat
beberapa bangunan penunjang yang bersifat non permanen dan dimanfaatkan sebagai
gudang dan warung makan atau minum.
Adapun rencana tata bangunan untuk koridor Pasar Gede yaitu orientasi bangunan
diarahkan menghadap ke arah jalan Pasar Gede, atau diarahkan pada ruang terbuka yang
terbentuk dari pertemuan jalan atau mengarah pada sudut persimpangan jalan, untuk
bangunan yang terdapat di sudut jalan.
Kondisi banguna yang ada tidak begitu baik, terlihat dari beberapa bangunan yang
dinding dan catnya terkelupas. Melihat keadaan tersebut maka diperlukan penataan
terhadap bangunan, sehingga meski koridor ini di dominasi oleh aktivitas bongkar muat
namun keindahan kawasan tetap terjaga.
F. Tata Informasi
JL Suryopranoto
JL Kapt
Mulyadi
Penempatan penandaan
pada lokasi strategis
seperti persimpangan
jalan.
Penataan ulang terhadap
reklame yang dipasang di dinding
bangunan.
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 57
LAPORAN AKHIR
Penanda jalan yang ada di koridor Jalan Pasar Gede sebagian besar merupakan
penanda jalan yang bersifat komersil atau reklame. Untuk itu diperlukan suatu rencana
berupa penataan lokasi dan bentuk penandaan agar tidak menimbulkan efek negatif
terhadap citra kawasan.
Untuk reklame tempel yang dipasang pada bidang dinding bangunan dirancang
sebagai bagian dari bangunan, bukan mendominasi bangunan. Sedangkan penandaan
berupa petunjuk jalan di tempatkan pada lokasi-lokasi yang strategis seperti persimpangan
jalan agar terlihat oleh pelintas atau pengendara yang melewati koridor ini.
Selain melakukan penataan ulang dan penambahan penandaan jika diperlukan,
maka tindakan lain yang dapat dilakukan untuk menjaga citra kawasan adalah dengan
melakukan perawatan terhadap penandan yang telah ada maupun yang akan ditambahkan.
Penyediaan kantong-kantong
parkir uantuk becak, taksi serta
kendaraan pribadi
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 58
LAPORAN AKHIR
Pada koridor ini memerlukan penataan yang dangat khusus karena simpul tugu jam
ini merupakan pintu masuk dan merupakan citra kawasan yang memperlihatkan kawasan
pasar Gede pada umumnya secara keseluruhan. Banyak aspek yang dipertimbangkan
dalam perencanaan koridor ini diantaranya memeprtimpangkan aspek sejarah dan budaya,
karena terdapat sebuah landmark kawasan Pasar Gede yang mengandung unsur sejarah
adanya kawasan Pasar Gede. Simpul ini juga merupakan pertemuan dari beberapa koridor
jalan sehingga sering terjadi kemacetan di simpul Tugu Jam ini. Kemacetan tersebut
disebabkan karena adanya parkir-parkir becak disembarang tempat yang memenuhi bahu
jalan serta adanya Pedagang yang berjualan di pinggir jalan seperti PKL.
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 59
LAPORAN AKHIR
Ruang terbuka pada koridor simpul Tugu Jam ini sudah sangat minim sehingga
pemanfaatan bahu jalan untuk tempat-tempat parkir sering dilakukan. Sehingga diperlukan
rencana untuk membuat ruang-ruang terbuka yang sedianya masih dapat dibuat pada
sekitar kawasan depan pasar dan antara Jalan Suryopranoto dan Jalan Urip Sumoharjo.
Dan nantinya ruang terbuka tersebut akan difungsikan sebagai tempat parkir untuk becak,
taksi serta kendaraan pribadi yang untuk saat ini tidak disediakan ruang khusus untuk
parkir.Pembuatan trotoar bagi pejalan kaki juga merupakan salah satu rencana pembuatan
ruang terbuka, yang di khususkan bagi pejalan kaki. Trotoar ini akan dimaksimalkan
keberadaannya mengingat belum tersedia ruang khusus bagi pejalan kaki di hampir semua
koridor Jalan yang ada.
Sedangkan untuk rencana pengadaan ruang tata hijau yaitu dengan penanaman
vegetasi-vegetasi di sepanjang koridor-koridor jalan, namun uantuk kawasan didepan Pasar
Gede tidak dilakukan penanaman pohon sebab akan menutupi wajah bangunan Pasar
Gede. Penanaman vegetasi ini dapat berupa vegetasi pelindung dan vegetasi pembatas
antara trotoar dan bahu jalan. Dengan adanya vegetasi tersebut maka akan menciptakan
suasana yang lebih asri dan untuk pengunjung yang berjalan kaki dapat terlindung dari
panas, selain itu juga dapat meminimalisasi polusi serta kebisingan yang timbul di koridor
Tugu Jam ini.
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 60
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 61
LAPORAN AKHIR
UTARA
C. Sistem Penghubung
Rencana lokasi
jalan baru
UTARA
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 62
Arah pergerakan dua
arah untuk jalan yang
berada di dalam
permukiman
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 63
E. Tata Bangunan
UTARA
Orientasi bangunan
diarahkan pada ruang
Orientasi bangunan
terbuka yang menarik
diarahkan menghadap
yang terbentuk oleh
ke jalan Permukiman
pertemuan jalan.
Sebagian besar bangunan yang terdapat di koridor ini memiliki ketinggian 2 lantai.
Bentuk dari bangunan yang adapun bervariasi dengan bentuk atap yang berbed-beda.
Adapun rencana tata bangunan yang terdapat di koridor ini yaitu melakukan perawatan
terhadap bangunan yang telah ada.
Melihat ketersediaan lahan yang minim, maka rencana untuk penambahan atau pun
perluasan bangunan secara horizontal tidak dimungkinkan, untuk itu kendala ini dapat di
atasi dengan pembanguna vertikal (ke atas, tetapi tetap mengacu pada rencana batas
ketinggian bangunan (KLB) yang telah ditentukan.
Untuk rencana orientasi bangunan, yaitu diarahkan menghadap ke jlan maupun
diorientasikan pada ruang terbuka yang terbentuk dari pertemuan jalan atau dengan
mengarah pada sudut persimpangan jalan.
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 64
LAPORAN AKHIR
F. Tata Informasi
UTARA
Penempatan penandaan
pada lokasi strategis
seperti persimpangan
jalan.
1. Tempat Sampah
Penataan tempat sampah di wilayah perencanaan diarahkan sebagai berikut :
Setiap pembangunan baru, perluasan suatu bangunan yang diperuntukkan sebagai
tempat kediaman harus dilengkapi dengan tempat pembuangan sampah yang
ditempatkan sedemikian rupa sehingga kesehatan umum masyarakat sekitarnya
terjamin.
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 65
LAPORAN AKHIR
Dalam hal lingkungan di daerah pertokoan yang mempunyai dinas kebersihan kota,
kotak-kotak sampah yang tertutup disediakan sedemikian rupa sehingga petugas-
petugas dinas tersebut dapat dengan mudah melakukan tugasnya.
Penyediaan tempat sampah agar mempertimbangkan segi estetika.
Dipisahkan antara tempat sampah kering dan sampah basah.
Adapun arahan lokasi penambahan tong sampah adalah di sepanjang ruas jalan pada
wilayah perencanaan terutama pada jalan Jalan Suryopranoto, Jalan Urip Sumoharjo,
Jalan Kapten Mulyadi, Jalan RE Martadinata dan Jalan Pasar Gede dengan jarak antar
tong sampah sebesar 50 meter.
2. Halte
Arahan penempatan halte di wilayah perencanaan adalah sebagai berikut:
Bentuk halte yang diusulkan ada 2 alternatif yaitu halte yang beratap dan berupa
rambu-rambu saja.
Halte diletakkan pada jalur pejalan kaki, dengan membuat perbedaan ketinggian
lantai yang akan membedakan halte dengan pedestrian.
Halte dimungkinkan menggabung dengan boks telepon umum serta bis surat, tetapi
penempatannya dipisahkan secara fisik agar tidak saling mengganggu
Posisi jalan dibuat masukan ± 2 meter ke dalam halte, sehingga sewaktu kendaraan
angkutan kota menepi tidak menghambat sirkulasi kendaraan.
Bentuk dan tampilan halte dirancang sedemikian rupa agar tidak menutupi dan
mendominasi bangunan dilingkungan sekitarnya.
Halte bisa dimanfaatkan untuk memasang reklame yang dirancang di bagian dari
bangunan halte, dengan proporsi maksimum 20% dari bidang tampak halte.
Pengadaan dan penempatan halte di wilayah perencanaan perlu dikaji secara
makro mengenai sistem transportasi kota secara keseluruhan agar diketahui titik-
titik mana yang perlu ditempatkan halte, disamping itu juga perlu dipertimbangkan
bahwa pelayanan angkutan umum kota di Kota Rembang berupa bus antar kota.
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 66
LAPORAN AKHIR
Penempatan jaringan air bersih diupayakan agar tidak berada dalam deretan yang
sama dengan jaringan listrik dan telepon yang menggunakan jaringan kabel tanah,
guna meminimalkan gangguan pada jaringan tersebut. Sehingga, apabila terjadi
suatu kebocoran pipa, maka kebocoran tersebut tidak akan membahayakan dan
tidak mengganggu jaringan kabel tanah.
Usulan penempatan hidran merupakan bagian dari sistem keselamatan yang
ditujukan untuk mengantisipasi kebakaran. Sistem yang terpakai adalah sistem yang
terintegrasi dengan air bersih yaitu bergabung dengan jaringan distribusi air bersih
dengan pilar hidran single nozzle yang penempatannya diletakkan pada
persimpangan-persimpangan jalan dan tepi-tepi jalan yang lurus dengan jarak
penempatan 150-300 meter dan dapat diperpendek tergantung dari kebutuhan dan
kepadatan bangunan dari rencana lokasi penempatan hidran dengan syarat
pemasangannya yang tidak boleh mengganggu sirkulasi lalu lintas. Hidran-hidran
yang sudah terdapat diwilayah perencanaan yang sudah rusak agar dapat
difungsikan kembali penggunaannya. Setiap pipa hidran disadapkan pada pipa
distribusi air bersih dan debit setiap hidrant adalah 16,5 liter/detik dan pemasangan
dilengkapi dengan angker blok yang ditanam dibawah tanah
Arahan Rancangan untuk pengembangan jaringan air bersih adalah sebagai berikut:
Sistem jaringan air bersih di koridor perencanaan merujuk sepenuhnya pada sistem
jaringan air bersih menurut rencana kota.
Penempatan jaringan air bersih diupayakan agar tidak berada dalam deretan yang
sama dengan jaringan listrik dan telepon yang menggunakan jaringan kabel tanah,
guna meminimalkan gangguan pada jaringan tersebut. Sehingga, apabila terjadi
suatu kebocoran pipa, maka kebocoran tersebut tidak akan membahayakan dan
tidak mengganggu jaringan kabel tanah.
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 67
LAPORAN AKHIR
3. Listrik
Arahan perencanaan untuk pengembangan jaringan listrik adalah sebagai berikut:
Memanfaatkan jaringan listrik yang sudah ada.
Mengatasi gangguan visual kabel udara, diusulkan penyelesaian sebagai berikut:
Pada tahap awal, langkah yang bisa dilakukan adalah merapikan jaringan kabel udara di
sepanjang tepi jalan maupun yang menyeberangi jalan’ antara lain dengan
penyeragaman posisi tiang dan merapikan kabel yang semrawut. Kabel udara yang
menyeberangi jalan disyaratkan mempunyai tinggi minimum 5 m di atas permukaan
jalan.
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 68
LAPORAN AKHIR
4. Telepon
Arahan perencanaan untuk pengembangan jaringan telepon adalah sebagai berikut:
Memanfaatkan jaringan telepon dan fasilitas telepon umum yang sudah ada.
Mengatasi gangguan visual kabel udara, diusulkan penyelesaian sebagai berikut:
‐ Pada tahap awal, langkah yang bisa dilakukan adalah merapikan jaringan kabel
udara di sepanjang tepi jalan maupun yang menyeberangi jalan antara lain
dengan penyeragaman posisi tiang dan merapikan kabel yang semrawut.
‐ Mengganti kabel udara yang telah habis masa pakainya, dengan kabel tanah
yang pelaksanaannya disesuaikan dengan program telkom. Sehingga jaringan
telepon di sepanjang jalan utama kota dalam jangka panjang menggunakan kabel
tanah.
Arahan rancangan untuk pengembangan jaringan telepon adalah sebagai berikut:
Memanfaatkan jaringan telepon dan fasilitas telepon umum yang sudah ada.
Mengatasi gangguan visual kabel udara, diusulkan penyelesaian sebagai berikut:
Mengganti kabel udara dengan jaringan kabel bawah tanah
Penggunaan jaringan telepon flexi tanpa kabel dengan perencanaan dari PT. Telkom
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 69
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 70
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 71
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 72
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 73
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 74
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 75
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 76
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 77
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 78
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 79
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 80
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 81
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 82
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 83
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 84
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 85
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 86
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 87
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 88
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 89
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 90
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 91
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 92
LAPORAN AKHIR
1. RENCANA TROTOAR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 93
LAPORAN AKHIR
2. STREET FURNITURE
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 94
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 95
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 96
LAPORAN AKHIR
3. DISAIN GUIDELINE
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 97
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Kawasan Pasar Gede Tahun 2009 IV - 98